Kelompok : D10
Aggota Kelompok : (Adib Azzaluuly) (A017003)
(Ni Made Adinda P.P) (A017015)
(Farhan Rimba Adima) (A017039)
Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat untuk menghasilkan satu atau
lebih pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan satu atau lebih alat potong. Benda
kerja dipegang dengan aman pada meja benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat
pemegang khusus yang dijepit atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja
dikontakkan dengan pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais merupakan mesin
potong yang dapat digunakan untuk berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda
datar dan permukaan yang memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala
baut, boring, reaming.
1.2 Tujuan
1. Menentukan prameter yang diubah pada mesin freis
2. Menentukan tahap pada proses milling
3. Menghaluskan permukaan benda kerja dengan proses milling
4. Mengubah dimensi benda kerja sesuai dengan gambar teknik yang diberikan
BAB II TEORI DASAR
Mesin frais adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan menggunakan pisau frais sebagai alat potong/ pahat penyayat yang
berputar pada sumbu mesin. Alat potong mesin frais berputar, sedangkan benda kerjanya
bergerak terhadap sumbu x, y dan z secara perlahan. Terdapat beberapa gerakan potong yang
berbeda pad amesin freis, gerakan ini dapat mempengaruhi hasil benda kerja pada umumnya,
berikut ini jenis gerakan yang ada pada mesin milling :
a. Gerakan Utama / gerakan pemotongan
Gerakan yang terbentuk oleh putaran alat potong pada spindel utama, biasanya
gerakan ini mempunyai satuan bilangan RPM / Rotasi Per Menit.
b. Gerakan Pemakanan
Gerakan yang di hasilkan oleh benda kerja pada waktu proses pemotongan, gan
satuan gerakan pada bilangan ini adalahg MM/Menit
c. Gerakan Setting
Gerakan benda kerja pada alat potong
Metode pengefraisan
A B
a. Conventional milling / up milling
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda
kerja.
b. Climb milling
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja.
Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan cara
pengerjaannya. Berikut ini bentuk - bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh mesin frais:
1. Bidang rata datar
2. Bidang rata miring menyudut
3. Bidang siku
4. Bidang sejajar
5. Alur lurus atau melingkar
6. Segi banyak beraturan atau tidak beraturan
7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8. Roda gigi
3. Tread milling
Mesin Frais yang digunakan untuk pembuatan ulir.
5. Copy milling
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat
master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama. Mesin ini
dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem hidrolik.
Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head
pertama ke arah master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu
titik dari master.
1. Spindel utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong.
Di bagi menjadi 3 jenis :
A. Vertical spindle
B. Horizontal spindle
C. Universal spindle
3. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain
seperti spindle utama, meja dan pendingin (cooling). Pada mesin milling sedikitnya terdapat 3
buah motor :
A. Motor spindle utama
B. Motor gerakan pemakanan ( feeding )
C. Motor pendingin ( cooling )
4. Transmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang
digerakkan.Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
A. Transmisi spindle utama
B. Transmisi feeding
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat
transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.
7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat
cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :
A. Mekanik
B. Electric, dibagi menjadi 2 bagian : 1. Sederhana
2. Komplek ( CNC )
Ragum berputar
Digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut pada spindel.
Ragum universal
Ragum ini mempunyai 2 sumbu perputaran,
sehingga dapat diatur letaknya, baik secara
horisontar maupun vertikal.
D. Arbor
Berdasarkan fungsinya Arbor dibagi menjadi beberapa, yaitu :
1. Drill Chuck Arbor
Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter kecil
dan memiliki bentuk tangkai silindris.
2. Sleeve Arbor
Sleeve Arbor for Cutter
Digunakan untuk mencekam End Mill Cutter yang memiliki
bentuk tangkai taper atau konus.
3. Collet Arbor
Digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silindris, dan didesain
untuk mengambil sebuah diameter yang spesifik, dari alasan diatas maka
standard collet (1 set) di langkahkan dengan penambahan 0,5 mm.
4. Stub Arbor
Biasanya digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter, dan
beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, dan
tanpa perlu menambahkan ring untuk membantu pencekaman.
5. Short Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter dan beberapa
tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, biasanya perlu ditambahkan ring
untuk membantu proses pencekaman.
6. Long Arbor
Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter dan alat potong lain yang
memiliki lubang silindris ditengah. Biasanya Arbor ini digunakan untuk Mesin Horisontal,
dan juga ditambahkan ring untuk membantu pencekaman.
4. Kepala Pembagi
Kepala pembagi sangat cocok digunakan untuk pembuatan kepala baut, pengefraisan roda
gigi, dan pengefraisan benda-benda silindris.
5. Rotary Table
Salah satu asesoris mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat radius luar, pada saat
proses penggerjaan biasanya ditambahkan clamp + center pin untuk mencekam benda kerja.
Gambar 4.1.10
Gambar 4.1.7 Gambar 4.1.8 Gambar 4.1.9
Geram yang dihasilkan
Pemasangan benda kerja Penentuan titik nol Penentuan dari proses milling
pada ragum antara pahat dengan kedalaman milling
benda kerja
BAB IV ANALISIS
4.1 Prosedur
5.4 Fenomena
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
Pada proses pemakanan, pahat freis patah karena di dalam benda kerja terdapat bagian
yang lebih keras di salah satu bagian benda kerja. Fenomena ini terjadi 2 kali
sehingga mematahkan 2 pahat freis. Karena patahnya pahat freis juga berdampak pada
benda kerja yang menjadi tidak rata (cacat).
Beberapa kali terjadi kesalahan saat menentukan titik nol, sehingga saat akan
melakukan proses pemakanan, pahat masih tidak terkena benda kerja.
Saat melakukan milling pada benda kerja silinder, hasil benda kerja setelah selesai
pada proses milling tidak rata karena posisi spindle miring.
5.2 Saran
Adib Azzaluuly
Memperhatikan posisi spindle sebelum pemasangan pahat, sehingga pahat terpasang
tegak.
Menghindari salah arah saat memutar tuas saddle sehingga tidak terjadi salah
pemakanan.
Proses milling dilakukan perlahan (baik kecepatan pemakanan maupun kedalaman
pengikisan) untuk menghindari benda kerja rusak.
Mengukur dengan teliti dimensi benda kerja, sehingga hasil setelah proses milling
tidak kurang dari dimensi yang diinginkan.
Menggunakan putaran pahat yang tidak terlalu cepat.
Memakai semua perlengkapan untuk menghindari cedera.
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
Praktikan agar lebih berhati-hati dalam menentukan kedalaman pada benda kerja agar
menghasilkan dimensi sesuai dengan yang diinginkan, serta menghindari resiko
permukaan benda kerja termakan terlalu banyak.
Praktikan agar lebih teliti dan berhati-hati saat menentukan titik nol.
Praktikan agar memasangkan alat dengan baik dan sesuai contoh asisten praktikum
serta melakukan pengecekan terhadap mesin terlebih dahulu.
Farhan Rimba Adima (A017039)
Praktikan supaya mentaatti semua peraturan yang ada dan mengikuti step step sesuai
dengan modul karena jika keliru akan menimbulkan kerusakan pada mesin atau
kerusakan pada benda kerja.
Lampiran
1. Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun! Apa kelebihan dan kekurangan pada
setiap proses tersebut!
Freis naik
Arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan arah dengan arah gerak makan yang
dilakukan oleh benda kerja.Tiap gigi dari pahat freis memotong dengan arah keluar mulai
dari permukaan yang dikehendaki sampai permukaan benda kerja.Pada pengefreisan ini
pemotongan diawali dengan geram yang tipis. Metoda ini dipakai pada semua mesin freis.
Kelebihan:
i. Karena black-lashnya di dalam bagian-bagian mesin tidak menimbulkan kesulitan
selama proses pemotongan
ii. Gigi pahat selalu memotong bagian benda kerja yang bersih
iii. Pemakanan lebih cepat
Kekurangan:
i. Sebelum memotong gigi tersebut akan bergesekan dengan permukaan benda kerja,
sehingga mengakibatkan tumpul
ii. Karena gerak makan dan gerak potong berlawanan arah maka tekanan potongnya
menjadi besar dan perlu dipegang kuat
iii. Penghasilan geram lebih banyak
iv. Pahat jadi lebih cepat rusak
v. Hasil pemotongan kurang halus
vi. Daya diperlukan lebih besar
Freis turun
Arah gerak potong yang dilakukan pahat searah dengan gerak makan yang dilakukan benda
kerja.Tiap pahat freis memotong dengan arah kedalam mulai dari permukaan benda kerja
hinga permukaan yang diinginkan.Gerak potong cenderung untuk menarik benda kerja ke
dalam pahat freis.Karena hal tersebut, maka hanya mesin yang mempunyai alat pengatur
keregangan yang dapat memakai metoda pemotongan ini.
Kelebihan:
i. Pembesaran tekanan potong semakin kecil
ii. Menghasilkan potongan yang bersih dari bekas potongan
iii. Dapat digunakan benda kerja yang tipis
iv. Daya yang dibutuhkan lebih sedikit
v. Umur pahat lebih panjang
vi. Penghasilan geram lebih sedikit
Kekurangan:
i. Tepi pahat potong tidak hanya melakukan tekanan ke bawah benda kerja, tetaapi juga
cenderung untuk menarik benda kerja dengan suatu gaya akibat gerak mendaakinya
pahat
ii. Proses pemakanan lebih lama
2. Gambarkan pahat pahat yang digunakan pada praktikum ini!
3. Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis!
Pemasangaan ragum:
Kendurkan cekaman ragum dengan memutar tuasnya sehingga jaraknya cukup untuk
meletakkan benda kerja
Letakkan benda kerja dengan posisi tegak
Jika benda kerja terlalu kecil, beri bantalan sehingga posisi benda kerja lebih tinggi
dari penjepit pada ragum
Tekan/pukul benda kerja secara perlahan sehingga menempel dengan dudukan
Jika diperlukan, beri benda tambahan agar benda kerja tidak langsung dijepit oleh
permukaan penjepit ragum
Kencangkan ragum dengan memutar tuasnya hingga benda benar benar terkunci
4. Gambarkan benda kerja hasil pemotongan roda gigi dan jelaskan proses
pembuatannya!
Proses pembuatan:
i. Setting kecepatan putar mesin frais sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan.
ii. Matikan mesin setelah menyeting kecepatan yang telah ditentukan.
iii. Pasang piring pembagi yang telah di tentukan.
iv. Pasang benda kerja dengan dicekam mandrilnya pada cekam yang ada di kepala
pembagi dan kencangkan bagian cekam yang mencekam mandril hingga benar-benar
kencang.
v. Bagian lain sisi mandril diberi senter putar agar tidak goyang waktu pengerjaan.
vi. Setting titik nol benda kerja dengan mata pisau frais.
vii. Mundurkan benda kerja dengan cara menggerakkan meja frais ke kanan atau ke kiri
hingga apabila benda kerja ditinggikan dengan meninggikan meja frais tidak
berbenturan dengan pisau frais.
viii. Setting gunting bilah.
ix. Nyalakan mesin frais.
x. Tinggikan meja frais hingga cutter dapat memotong benda kerja.
xi. Gerakan meja mesin frais kearah kanan dan kiri dengan eretan yang ada di sebelah
kanan dan kiri meja mesin frais, putar eretan hingga pisau frais memotong benda
kerja.
xii. Turunkan meja mesin hingga benda kerja kembali ke titik nol.
xiii. Setelah itu kepala pembagi diputar sesuai hitungan putaran yang telah ditentukan.
xiv. Ulangi langkah-langkah untuk pemakanan yang kedua sampai akhir pemakanan
hingga menjadi sebuah roda gigi.
xv. Setelah pemakanan terakhir matikan mesin dan lepaskan benda kerja yang sudah
menjadi roda gigi dengan cara melepaskan mandril dari cekam kepala pembagi.
5. Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses frais dengan proses bubut? Jelaskan!
Geram dari hasil proses frais lebih kecil dan halus dibanding dengan proses bubut. Untuk
proses bubut, geramnya cenderung panjang dan besar. Hal ini karena pada mesin bubut
permukaan benda kerja terkikis secara kontinu. Sedangkan untuk proses frais, permukaan
yang terkikis hanya sebesar luas permukaan pahat.
6. Bagaimana cara pengaturan dividing head pada mesin frais untuk membuat roda gigi dengan
jumlah gigi 47!
Roda gigi cacng dan ulir cacing mempunyai perbandingan 40 : 1 artinya jika engkol diputar
40 putaran maka roda gigi cacing baru berputar 1 kali putaran sehingga untuk
pembagian keliling Z bagian diperlukan putaran engkol sebanyak N putaran. Pembagian
dilakukan menggunakan piring pembagi dengan jumlah lubang tertentu. Jumlah pembagi
langsung tergantung dengan jumlah lubang pada piring pembagi yang digunakan. Putaran
engkol pada piring pembagi langsung dapat dihitung dengan persamaan :
N = 40 / Z
N = putaran engkol .
Z = jumlah pembagi yang di perlukan.
40 = angka pembandingan transmisi.
Sehingga jumlah putarannya adalah sebanyak 40/47, artinya engkol di putar 40 bagian dari
piring pembagi yang jumlah lubangnya 47.