Anda di halaman 1dari 21

MI 1202 TEKNOLOGI MEKANIK 1

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK 1


MODUL PM-Modul 9 Proses Frais

Kelompok : D10
Aggota Kelompok : (Adib Azzaluuly) (A017003)
(Ni Made Adinda P.P) (A017015)
(Farhan Rimba Adima) (A017039)

Tanggal Praktikum : Kamis, 15 Maret 2018


Tanggal Penyerahan Laporan : Senin, 19 Maret 2018
Nama Asisten : Davyn Benitto
NIM Asisten : 13114139

Laboratorium Teknik Produksi


Institut Teknologi Bandung
D3 Metrologi dan Instrumentasi
Akademi Metrologi dan Instrumentasi
2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat untuk menghasilkan satu atau
lebih pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan satu atau lebih alat potong. Benda
kerja dipegang dengan aman pada meja benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat
pemegang khusus yang dijepit atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja
dikontakkan dengan pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais merupakan mesin
potong yang dapat digunakan untuk berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda
datar dan permukaan yang memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala
baut, boring, reaming.
1.2 Tujuan
1. Menentukan prameter yang diubah pada mesin freis
2. Menentukan tahap pada proses milling
3. Menghaluskan permukaan benda kerja dengan proses milling
4. Mengubah dimensi benda kerja sesuai dengan gambar teknik yang diberikan
BAB II TEORI DASAR

Mesin frais adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan menggunakan pisau frais sebagai alat potong/ pahat penyayat yang
berputar pada sumbu mesin. Alat potong mesin frais berputar, sedangkan benda kerjanya
bergerak terhadap sumbu x, y dan z secara perlahan. Terdapat beberapa gerakan potong yang
berbeda pad amesin freis, gerakan ini dapat mempengaruhi hasil benda kerja pada umumnya,
berikut ini jenis gerakan yang ada pada mesin milling :
a. Gerakan Utama / gerakan pemotongan
Gerakan yang terbentuk oleh putaran alat potong pada spindel utama, biasanya
gerakan ini mempunyai satuan bilangan RPM / Rotasi Per Menit.
b. Gerakan Pemakanan
Gerakan yang di hasilkan oleh benda kerja pada waktu proses pemotongan, gan
satuan gerakan pada bilangan ini adalahg MM/Menit
c. Gerakan Setting
Gerakan benda kerja pada alat potong
Metode pengefraisan

A B
a. Conventional milling / up milling
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda
kerja.
b. Climb milling
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja.

Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan cara
pengerjaannya. Berikut ini bentuk - bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh mesin frais:
1. Bidang rata datar
2. Bidang rata miring menyudut
3. Bidang siku
4. Bidang sejajar
5. Alur lurus atau melingkar
6. Segi banyak beraturan atau tidak beraturan
7. Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8. Roda gigi

Jenis - Jenis Mesin Frais


a. Berdasarkan posisi spindel utama
1. Mesin frais horisontal
Mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat potong pada posisi
mendatar. frais horizontal dapat digunakan untuk mengejakan pekerjaan sebagai berikut ini
antara lain :
a. mengfrais rata.
b. mengfrais alur.
c. mengfrais roda gigi lurus.
d. mengfrais bentuk.
e. membelah atau memotong.
2. Mesin frais vertical
Mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi
tegak. Mesin frais vertikal dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan sebagai berikut :
a. mengfrais rata.
b. mengfrais ulur.
c. mengfrais bentuk.
d. membelah atau memotong.
e. mengebor.

3. Mesin frais universal


Mesin ini merupakan gabungan dari mesin frais horizontal dan vertical, akan tetapi tidak
dapat digunakan secara bersamaan.

4. Mesin frais CNC


Mesin frais CNC merupakan mesin frais vertikal yang dikendalikan dengan sistem komputer
dan numerik.

b. Berdasarkan fungsi penggunaan


1. Plano milling
Mesin yang digunakan untuk memoting permukaan (face cutting)
dengan benda kerja yang sangat besar
2. Surface milling
Untuk produksi masal, kepala spindel dan cutter naik turun.

3. Tread milling
Mesin Frais yang digunakan untuk pembuatan ulir.

4. Gear milling/ mesin milling hobbing


Mesin frais ayang digunakan untuk membuat roda gigi/ gear dan sejenisnya (sprocket dll.).
Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi (Evolvente)
dengan ukuran yang presisi.

5. Copy milling
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat
master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama. Mesin ini
dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.

Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem hidrolik.
Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head
pertama ke arah master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu
titik dari master.

6. Mesin milling gravier


Mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur
sesuai keinginan dengan skala tertentu.

Bagian - Bagian Mesin Frais

1. Spindel utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong.
Di bagi menjadi 3 jenis :
A. Vertical spindle
B. Horizontal spindle
C. Universal spindle

2. Meja atau table


Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi
menjadi 3 jenis :
A. Fixed table
B. Swivel table
C. Compound table

3. Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain
seperti spindle utama, meja dan pendingin (cooling). Pada mesin milling sedikitnya terdapat 3
buah motor :
A. Motor spindle utama
B. Motor gerakan pemakanan ( feeding )
C. Motor pendingin ( cooling )

4. Transmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang
digerakkan.Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
A. Transmisi spindle utama
B. Transmisi feeding

Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :


A. Transmisi gear box
B. Transmisi v – blet

5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat
transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).

6. Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.

7. Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat
cairan pendingin.

8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :
A. Mekanik
B. Electric, dibagi menjadi 2 bagian : 1. Sederhana
2. Komplek ( CNC )

Perlengkapan Mesin Frais


A. Ragum
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar
posisinya tidak berubah waktu difrais, berdasarkan gerakannya, ragum dapat dibagi menjadi
3, yaitu :
·
Ragum biasa
Digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan
untuk mengefrais bidang datar saja

Ragum berputar
Digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut pada spindel.

Ragum universal
Ragum ini mempunyai 2 sumbu perputaran,
sehingga dapat diatur letaknya, baik secara
horisontar maupun vertikal.

B. Dividing head (Kepala Pembagi)


Digunakan untuk membentuk segi banyak beraturan pada poros yang
panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi
yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat
dilakukan dengan pembagian langsung.

C. Tail Stock (Kepala Lepas)


Kepala lepas digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan
dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat
atau tertekan ke bawah.

D. Arbor
Berdasarkan fungsinya Arbor dibagi menjadi beberapa, yaitu :
1. Drill Chuck Arbor
Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter kecil
dan memiliki bentuk tangkai silindris.
2. Sleeve Arbor
Sleeve Arbor for Cutter
Digunakan untuk mencekam End Mill Cutter yang memiliki
bentuk tangkai taper atau konus.

Sleeve Arbor for Twist Drill


Digunakan untuk mencekam Twist Drill yang memiliki bentuk
tangkai taper atau konus.

3. Collet Arbor
Digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silindris, dan didesain
untuk mengambil sebuah diameter yang spesifik, dari alasan diatas maka
standard collet (1 set) di langkahkan dengan penambahan 0,5 mm.

4. Stub Arbor
Biasanya digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter, dan
beberapa tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, dan
tanpa perlu menambahkan ring untuk membantu pencekaman.

5. Short Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter dan beberapa
tools lain yang memilikii lubang silindris ditengah, biasanya perlu ditambahkan ring
untuk membantu proses pencekaman.

6. Long Arbor
Tools ini digunakan untuk mencekam Shell End Mill Cutter dan alat potong lain yang
memiliki lubang silindris ditengah. Biasanya Arbor ini digunakan untuk Mesin Horisontal,
dan juga ditambahkan ring untuk membantu pencekaman.

7. Side Lock Arbor.


Salah satu jenis Arbor yang digunakan untuk mencekam Cutter dengan tangkai silindris,
dimana prinsip pencekamannya cukup sederhana dengan mengencangkan screw yang
ada pada arbor, sehingga screw tersebut menekan cutter dan mengikatnya, untuk itu
perlu ada bidang rata pada sisi tangkai cutter, agar bisa tercekam dengan baik.
8. Boring Head Arbor
Digunakan untuk mencekam boring tools, dimana dalam boring head biasanya
disertai skala yang cukup teliti untuk pembuatan lubang yang memiliki ukuran
presisi

Macam - Macam Alat Potong Mesin Frais


Alat potong yang digunakan pada waktu mengefrais ialah pisau frais (cutter). Bahan pisau frais
umumnya terbuat dari HSS atau Carbida.
Jenis - jenis pisau frais :
1. Pisau mantel (Helical Milling Cutter)
Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan untuk
pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

2. Pisau alur (Slot Milling Cutter)


Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis
pisau ini ada beberapa macam yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Dipakai untuk mesin frais horisontal.

3. Pisau modul atau pisau frais gigi (Gear Cutter)


Pisau frais gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi.

4. Cutter radius cekung (Convex Cutter)


Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius
dalam (cekung).

5. Cutter radius cembung (Concave Cutter)


Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentukna memiliki radius
luar (cembung).

6. Cutter alur T (T Slot Cutter)


Cutter ini dipakai untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya
pada meja mesin frais.
7. Cutter ekor burung atau pisau frais sudut
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang
hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki
sudut-sudut yang berbeda di antaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70°, dan 80°.

8. Pisau jari (Endmill Cutter)


Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar.
Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak
dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais
vertikal).

9. Pisau frais muka dan sisi (Shell Endmill Cutter)


Jenis pisau ini memiliki mata sayat di muka dan di sisi, dapat digunakan
untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat.

10. Pisau frais pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)


Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain.
Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda
kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan
yang cukup besar.

11. Pisau frais gergaji (Slitting saw)


Pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah
benda kerja. Selain itu, juga dapat digunakan untuk membuat alur
yang memiliki ukuran lebar kecil.

Macam - Macam Penjepit


1. Klem dan kelengkapannya
Alat pencekam sederhana yang digunakan untuk mencekam
material di meja milling, dimana clamp digunakan sebagai
pencekam sedangkan T-slot Bolt sebagai pengencangnya.

2. Blok siku dan kelengkapnnya


Untuk benda kerja yang difrais dengan kedudukan tegak atau
berdiri, penjepitannya dilakukan dengan menggunakan blok siku dan kelengkapannya.
3. Blok V dan Kelengkapnnya
Untuk menjepit benda kerja yang bulat misalnya pada saat mengfrais alur-alur pasak pada
poros dan semacamnya, penjepitan dilakukan dengan menggunakan block V dengan
kelengkapan klem atau baut.

4. Kepala Pembagi
Kepala pembagi sangat cocok digunakan untuk pembuatan kepala baut, pengefraisan roda
gigi, dan pengefraisan benda-benda silindris.

5. Rotary Table
Salah satu asesoris mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat radius luar, pada saat
proses penggerjaan biasanya ditambahkan clamp + center pin untuk mencekam benda kerja.

Cara Penjepitan benda kerja


Benda-benda kerja harus dikencangkan secara kukuh pada waktu pengefraisan, sebab bila benda
kerja tersebut terlepas dapat berakibat hasil pengefraisan yang tidak sempurna, terjadinya
kecelakaan dan retaknya pisau frais. Salah satu keberhasilan dalam pekerjaan pengefraisan
adalah ketepatan menggunakan alat-alat penjepit benda kerja yang sesuai dengan bentuk benda
yang akan difrais. Untuk benda kerja yang besar dengan pengefraisan rata, berbeda cara
menjepitnya dengan benda kerja yang kecil dengan bentuk yang teratur, bulat, segiempat,
bertingkat, dan semacamnya. Begitu juga alat-alat untuk menjepit benda kerja yang berbentuk
roda gigi memerlukan penjepitan khusus.

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN

4.1 Gambar Proses

gambar 4.1.1 gambar 4.1.2 gambar 4.1.3


persiapkan alat pemasangan ragumdan posisi
pahat pada arbor pahat pada spindle
Gambar 4.1.6
Gambar 4.1.4 Gambar 4.1.5
tuas pengatur Pengukuran
kecepatan motor Tuas pengatur dimensi benda kerja
spindle kecepatan pahat
horisontal

Gambar 4.1.10
Gambar 4.1.7 Gambar 4.1.8 Gambar 4.1.9
Geram yang dihasilkan
Pemasangan benda kerja Penentuan titik nol Penentuan dari proses milling
pada ragum antara pahat dengan kedalaman milling
benda kerja

BAB IV ANALISIS

4.1 Prosedur

Adib Azzaluuly (A017003)


1. Menyiapkan benda kerja yang akan diproses.
2. Memeriksa dimensi benda kerja terhadap gambar teknik yang disediakan.
3. Mencatat besarnya dimensi benda kerja yang akan di pahat.
4. Menyambungkan mesin freis dengan sumber listrik.
5. Memasang arbor serta pahat dengan ukuran yang sesuai pada spindel.
6. Mengatur kecepatan putar pahat sesuai dengan kebutuhan.
7. Meletakkan benda kerja pada pencekam, kemudian benda kerja dicekam hingga tidak
dapat bergeser.
8. Menyalakan mesin freis dengan menekan tombol on.
9. Memosisikan benda kerja sehingga mendapat titik nol.
10. Mengatur besarnya pengikisan dengan menggeser meja terhadap sumbu x, y dan z.
11. Menggerakkan benda kerja perlahan sehingga terjadi gerak makan.
12. Setelah seluruh permukaan yang diinginkan sudah terkikis, putaran pahat dihentikan.
13. Mengendurkan pencekam.
14. Benda kerja diangkat dari pencekam.
15. Sisa geram di benda kerja dibersihkan.
16. Mengukur kembali dimensi benda kerja.
17. Jika ukuran yang didapat belum sesuai, proses pemahatan dilakukan kembali sesuai
ukuran yang diinginkan.
Farhan Rimba Adima
1. Siapkan peralatan dan benda kerja yang akan di proses.
2. Mengukur dimensi benda untuk di proses.
3. Hubungkan mesin freis dengan sumber listrik.
4. Memasang arbor serta pahat dengan ukuran yang sesuai pada spindel.
5. Mengatur kecepatan putar pahat freis sesuai kebutuhan, dengan cara menarik tuas
kopling dan putar gearnya sesuai kebutuhan, setelah sesuai dorong kembali tuas
koplingnya.
6. Cekam benda kerja dengan menggunakan pencekam supaya tidak bergerak.
7. Hidupkan mesin freis dengan menekan tombol on.
8. Memosisikan benda kerja sehingga mendapat titik nol.
9. Atur meja kerja dengan dengan sumbu x,y, dan z sesuai kebutuhan.
10. Jika sudah semuanya terkikis, matikan mesin.
11. Lepaskan pencekam dari benda kerja.
12. Mengukur kembali dimensi benda kerja.
13. Jika ukuran yang didapat belum sesuai, proses pemahatan dilakukan kembali sesuai
ukuran yang diinginkan.
14. Sisa geram di benda kerja dibersihkan.

Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)


1. Mengambil peralatan serta benda kerja yang akan digunakan saat praktikum.
2. Mengukur benda kerja dan membandingkan terhadap dimensi benda kerja yang
tertera pada gambar teknik.
3. Memasang pahat serta arbor pada spindle.
4. Mengatur kecepatan pahat sesuai yang dibutuhkan dengan memasukkan gigi,
memutar pengatur kecepatan sambil memutar pahat.
5. Letakkan benda kerja yang akan difreis rata pada alat pencekam agar benda tidak
bergerak saat difreis. Saat meletakkan benda, sesuaikan dengan bagian yang akan di
ratakan.
6. Nyalakan mesin freis.
7. Tentukan titik nol pada benda kerja dengan cara mendekatkan pahat dengan benda
kerja sedekat mungkin sampai pahat menyentuh sedikit permukaan benda kerja.
8. Atur gerakan meja kerja dengan mengatur pada posisi sumbu x, y, dan z. Meja kerja
ini akan menggerakkan benda kerja yang bertujuan untuk mengatur posisi antara
benda kerja dan pahat serta seberapa tebal bagian yang perlu diratakan.
9. Setelah permukaan benda kerja rata, mesin dimatikan.
10. Benda kerja dilepas dari pencekam, diatur kembali posisi untuk meratakan bagian
lainnya.
11. Setelah semua permukaan diratakan, benda kerja diukur kembali, agar dapat
mengetahui ukuran kembali benda kerja.
12. Setelah itu, bentuk benda kerja sesuai dengan gambar teknik. Proses milling saat
membentuk benda kerja dengan mengikis sedikit-demi sedikit benda kerja seperti
memilling rata.
13. Setelah semua proses dikerjakan, ukur kembali benda kerja.
14. Pastikan ukjuran dan bentuk telah sesuai dengan gambar teknik.
15. Bersihkan sisa gram yang terdapat pada sekitar mesin.

4.2 Analisa benda kerja


Adib Azzaluuly (A017003)
Kondisi awal benda kerja yang disiapkan memiliki permukaan yang tidak rata serta kasar.
Selain itu dimensi benda kerja belum sesuai dengan gambar teknik yang diberikan. Setelah
dilakukan proses milling dengan ukuran tertentu, permukaan benda kerja menjadi rata serta
lebih halus. Selain itu dimensinya juga telah hampir sama dengan gambar teknik yang
disediakan.
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
Kondisi benda kerja sebelum proses milling yaitu tidak rata dan terdapat permukaan yang
cacat atau tercungkil. Bentuk dan ukuran benda kerja berbeda dengan gambar teknik yang
diinginkan sehingga proses milling dilakukan untuk meratakan benda kerja, membentuk, dan
membuat benda kerja sesuai dengan dimensi yang dibutuhkan. Sehingga mengahsilkan benda
dengan dimensi yang tepat.
Farhan Rimba Adima (A017039)
Kondisi awal benda kerja (balok alumunium) memiliki permukaan kasar dan tidak sesuai
dengan gambar teknik yang di tentukan. Dengan proses milling dapat menghasilkan
permukaan yang halus, dan menghasilkan benda kerja yang sesuai dengan gambar teknik.

4.3 Parameter proses


Adib Azzaluuly (A017003)
Parameter proses adalah hal-hal yang dapat diubah sehingga memengaruhi hasil pada benda
kerja. Parameter pertama adalah kecepatan putaran pahat saat melakukan gerak potong.
Untuk benda kerja dengan permukaan yang sangat keras, perlu menggunakan kecepatan
putaran tinggi. Namun jika terlalu cepat, maka pahat akan berisiko untuk patah. Selain itu
permukaan benda kerja yang dihasilkan akan lebih kasar saat putaran pahat terlalu cepat.
Parameter selanjutnya adalah arah gerak makan dan gerak potong (up milling dan down
milling). Untuk proses down miling, geram yang dihasilkan akan lebih kecil dibanding pada
proses up milling. Namun proses down miling memungkinkan benda kerja mengalami sedikit
kerusakan karena benda akan tertarik/tertekan oleh putaran pahat. Parameter terakhir adalah
kecepatan gerak makan. Material tertentu memiliki standar kecepatannya masing masing
sehingga permukaan benda kerja tidak rusak saat proses milling.
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
Parameter proses yang diubah-ubah selama praktikum, yaitu:
1. Kecepatan gerak motor spindle. Pada praktikum ini, menggunakan step E. Gerak
motor spindel ini mempengaruhi gerak potong pada pahat. Kecepatan ini tergantung
pada bahan yang digunakan, semakin cepat putaran pahat, akan digunakan pada benda
kerja yang bermaterial padat/keras.
2. Pengatur kecepatan motor yang bekerja pada sumbu x. Kecepatan arah motor ini,
bergantung pada ukuran panjang yang digunakan. Apabila kita menggunakannya,
harus berhati-hati agar tidak sampai menyentuh bidang vertikal benda kerja, ini akan
merusak permukaan benda kerja.
3. Arah gerak pada sumbu x, y, dan z. Arah penggerak ini berfungsi untuk
menggerakkan meja kerja sehingga dapat menentukan titik nol dan gerak makan yang
terjadi. Pengatur arah gerak meja kerja ini dilakukan manual, dan kedalaman gerak
makan yang diperlukan dapat diatur.
Farhan Rimba Adima (A017039)
Parameter proses yang diubah-ubah selama praktikum adalah kecepatan gerak motor spindle.
Pada praktikum ini, menggunakan step E. Gerak motor spindel ini mempengaruhi gerak
potong pada pahat. Kecepatan ini tergantung pada bahan yang digunakan, semakin cepat
putaran pahat, akan digunakan pada benda kerja yang bermaterial padat/keras.

5.4 Fenomena
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
 Pada proses pemakanan, pahat freis patah karena di dalam benda kerja terdapat bagian
yang lebih keras di salah satu bagian benda kerja. Fenomena ini terjadi 2 kali
sehingga mematahkan 2 pahat freis. Karena patahnya pahat freis juga berdampak pada
benda kerja yang menjadi tidak rata (cacat).
 Beberapa kali terjadi kesalahan saat menentukan titik nol, sehingga saat akan
melakukan proses pemakanan, pahat masih tidak terkena benda kerja.
 Saat melakukan milling pada benda kerja silinder, hasil benda kerja setelah selesai
pada proses milling tidak rata karena posisi spindle miring.

Adib Azzaluuly (A017003)


 Pada bagian benda kerja yang akan menjadi badan clamp, terdapat kesalahn pada
kedalaman salah satu sisi. Seharusnya kedalaman sebesar 30 mm namun benda
terpotong sebesar 32 mm.
 Salah satu sudut pada benda kerja yang akan menjadi clamp mengalami kerusakan
akibat pahat yang digunakan patah saat proses milling, dan menyebabkan sebagian
permukaan benda kerja tercungkil.
 Benda kerja yang berbentuk silinder pejal, permukaannya tidak rata setelah dilakukan
proses milling. Hal ini terjadi karena spindel bergeser dan sedikit miring sehingga
pahat terpasang miring dan menyebabkan kedalaman yang dihasilkan tidak sama.

Farhan Rimba Adima (A017039)


 Saat melakukan milling pada kecepatan pisau freis yang tinggi, maka menghasilkan
permukaan yang kasar berlaku sebaliknya.
 Beberapa kali terjadi kesalahan saat menentukan kedalaman pemakanan, sehingga
saat akan melakukan proses pemakanan,pisau freis terlalu banyak mengikisnya.
 Saat melakukan milling pada kecepatan pisau freis yang tinggi, maka menghasilkan
geram yang lebih besar dari pada kecepatan yang lebih kecil.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
o Parameter yang dirubah pada mesin frais adalah kecepatan putaran pahat, kecepatan
gerak makan benda, arah gerak makan terhadap gerak potong,
o Secara ringkas, tahap pada proses milling adalah menyiapkan mesin dan benda kerja,
mengukur dimensi benda kerja serta kedalaman pemakanan yang dibutuhkan,
pemasangan benda kerja pada ragum, kemudian dilakukan proses milling pada kerja
sesuai kedalaman yang dibutuhkan.
o Setelah dilakukan proses milling, permukaan benda kerja menjadi lebih halus.
Kehalusannya dipengaruhi oleh kecepatan putaran pahat serta arah gerak makan dan
gerak potong benda.
o Dimensi benda kerja menjadi sesuai dan cukup akurat dengan gambar teknik yang
diberikan setelah dilakukan milling pada permukannya
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
o Parameter yang diubah pada mesin freis yaitu kecepatan putaran motor spindle,
pergerakan horizontal pahat, dan arah pergerakan meja kerja pada sumbu x,y,dan z.
o Tahap pada proses milling yaitu mengukur dimensi benda kerja, mencekam benda
kerja pada ragum, menentukan titik nol antara pahat dan benda kerja, menentukan
kedalaman pahat, proses milling akan terjadi saat meja kerja digerakkan pada arah
yang dibutuhkan.
o Menghaluskan benda kerja dilakukan dengan proses milling dengan tahap yang telah
dikerjakan. Setelah semua tahap dilakukan, maka permukaan benda kerja menjadi rata
dan halus.
o Mengubah dimensi benda kerja sesuai dengan tgambar teknik yang diberikan dengan
proses milling yaitu mengikis sedikit demi sedikit permukaan benda kerja hingga
dimensi yang sesuai dicapai.
Farhan Rimba Adima (A017039)
o Parameter yang dirubah pada mesin frais adalah kecepatan putaran pisau freis, gerak
meja kerja pada sumbu x,y, dan z, dan diameter pisau freis.
o Mengukur dimensi benda kerja sesuai dengan yang akan di makan, jepit benda kerja
dengan pencekam/ragum, menentukan titik 0 antara pisau freis dengan benda kerja,
atur meja kerja sesuai dengan kebutuhan.
o Menghaluskan benda kerja dilakukan dengan proses milling Setelah semua tahap
dilakukan, maka permukaan benda kerja menjadi rata dan halus.
o Mengubah dimensi benda kerja sesuai dengan gambar teknik yang diberikan dengan
proses milling yaitu mengikis permukaan benda kerja hingga dimensi yang sesuai
dengan gamtek yang diberikan.

5.2 Saran
Adib Azzaluuly
 Memperhatikan posisi spindle sebelum pemasangan pahat, sehingga pahat terpasang
tegak.
 Menghindari salah arah saat memutar tuas saddle sehingga tidak terjadi salah
pemakanan.
 Proses milling dilakukan perlahan (baik kecepatan pemakanan maupun kedalaman
pengikisan) untuk menghindari benda kerja rusak.
 Mengukur dengan teliti dimensi benda kerja, sehingga hasil setelah proses milling
tidak kurang dari dimensi yang diinginkan.
 Menggunakan putaran pahat yang tidak terlalu cepat.
 Memakai semua perlengkapan untuk menghindari cedera.
Ni Made Adinda Pradnya Putri (A017015)
 Praktikan agar lebih berhati-hati dalam menentukan kedalaman pada benda kerja agar
menghasilkan dimensi sesuai dengan yang diinginkan, serta menghindari resiko
permukaan benda kerja termakan terlalu banyak.
 Praktikan agar lebih teliti dan berhati-hati saat menentukan titik nol.
 Praktikan agar memasangkan alat dengan baik dan sesuai contoh asisten praktikum
serta melakukan pengecekan terhadap mesin terlebih dahulu.
Farhan Rimba Adima (A017039)
 Praktikan supaya mentaatti semua peraturan yang ada dan mengikuti step step sesuai
dengan modul karena jika keliru akan menimbulkan kerusakan pada mesin atau
kerusakan pada benda kerja.
Lampiran
1. Jelaskan mengenai proses freis naik dan freis turun! Apa kelebihan dan kekurangan pada
setiap proses tersebut!

 Freis naik

Arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan arah dengan arah gerak makan yang
dilakukan oleh benda kerja.Tiap gigi dari pahat freis memotong dengan arah keluar mulai
dari permukaan yang dikehendaki sampai permukaan benda kerja.Pada pengefreisan ini
pemotongan diawali dengan geram yang tipis. Metoda ini dipakai pada semua mesin freis.

Kelebihan:
i. Karena black-lashnya di dalam bagian-bagian mesin tidak menimbulkan kesulitan
selama proses pemotongan
ii. Gigi pahat selalu memotong bagian benda kerja yang bersih
iii. Pemakanan lebih cepat

Kekurangan:
i. Sebelum memotong gigi tersebut akan bergesekan dengan permukaan benda kerja,
sehingga mengakibatkan tumpul
ii. Karena gerak makan dan gerak potong berlawanan arah maka tekanan potongnya
menjadi besar dan perlu dipegang kuat
iii. Penghasilan geram lebih banyak
iv. Pahat jadi lebih cepat rusak
v. Hasil pemotongan kurang halus
vi. Daya diperlukan lebih besar

 Freis turun
Arah gerak potong yang dilakukan pahat searah dengan gerak makan yang dilakukan benda
kerja.Tiap pahat freis memotong dengan arah kedalam mulai dari permukaan benda kerja
hinga permukaan yang diinginkan.Gerak potong cenderung untuk menarik benda kerja ke
dalam pahat freis.Karena hal tersebut, maka hanya mesin yang mempunyai alat pengatur
keregangan yang dapat memakai metoda pemotongan ini.

Kelebihan:
i. Pembesaran tekanan potong semakin kecil
ii. Menghasilkan potongan yang bersih dari bekas potongan
iii. Dapat digunakan benda kerja yang tipis
iv. Daya yang dibutuhkan lebih sedikit
v. Umur pahat lebih panjang
vi. Penghasilan geram lebih sedikit

Kekurangan:
i. Tepi pahat potong tidak hanya melakukan tekanan ke bawah benda kerja, tetaapi juga
cenderung untuk menarik benda kerja dengan suatu gaya akibat gerak mendaakinya
pahat
ii. Proses pemakanan lebih lama
2. Gambarkan pahat pahat yang digunakan pada praktikum ini!

3. Jelaskan cara pemasangan ragum dan benda kerja pada mesin freis!

Pemasangaan ragum:

 Bersihkan ragum dan permukaan meja mesin.


 Luruskan alur baut ragum dipertengahan alur meja.
 Berikan kebebasan antara baut-baut dan ragum agar bisa disetel
 Kencangkan salah satu baut pengikat (jangan terlalu keras).
 Pasang pararel pada mulut ragum.
 Pasang dial indicator.
 Gerakkan meja bolak-balik ke arah memanjang sampai peraba dial indicator mencapai
ujung-ujung rahang. periksa skara yang tertunjuk oleh jarum dial.
 Ketok sisi badan ragum untuk memperbaiki kesalahannya.
 Kencangkan baut pengikat periksa lagi kelurusannya

Pemasangan benda kerja:

 Kendurkan cekaman ragum dengan memutar tuasnya sehingga jaraknya cukup untuk
meletakkan benda kerja
 Letakkan benda kerja dengan posisi tegak
 Jika benda kerja terlalu kecil, beri bantalan sehingga posisi benda kerja lebih tinggi
dari penjepit pada ragum
 Tekan/pukul benda kerja secara perlahan sehingga menempel dengan dudukan
 Jika diperlukan, beri benda tambahan agar benda kerja tidak langsung dijepit oleh
permukaan penjepit ragum
 Kencangkan ragum dengan memutar tuasnya hingga benda benar benar terkunci

4. Gambarkan benda kerja hasil pemotongan roda gigi dan jelaskan proses
pembuatannya!

Proses pembuatan:

i. Setting kecepatan putar mesin frais sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan.
ii. Matikan mesin setelah menyeting kecepatan yang telah ditentukan.
iii. Pasang piring pembagi yang telah di tentukan.
iv. Pasang benda kerja dengan dicekam mandrilnya pada cekam yang ada di kepala
pembagi dan kencangkan bagian cekam yang mencekam mandril hingga benar-benar
kencang.
v. Bagian lain sisi mandril diberi senter putar agar tidak goyang waktu pengerjaan.
vi. Setting titik nol benda kerja dengan mata pisau frais.
vii. Mundurkan benda kerja dengan cara menggerakkan meja frais ke kanan atau ke kiri
hingga apabila benda kerja ditinggikan dengan meninggikan meja frais tidak
berbenturan dengan pisau frais.
viii. Setting gunting bilah.
ix. Nyalakan mesin frais.
x. Tinggikan meja frais hingga cutter dapat memotong benda kerja.
xi. Gerakan meja mesin frais kearah kanan dan kiri dengan eretan yang ada di sebelah
kanan dan kiri meja mesin frais, putar eretan hingga pisau frais memotong benda
kerja.
xii. Turunkan meja mesin hingga benda kerja kembali ke titik nol.
xiii. Setelah itu kepala pembagi diputar sesuai hitungan putaran yang telah ditentukan.
xiv. Ulangi langkah-langkah untuk pemakanan yang kedua sampai akhir pemakanan
hingga menjadi sebuah roda gigi.
xv. Setelah pemakanan terakhir matikan mesin dan lepaskan benda kerja yang sudah
menjadi roda gigi dengan cara melepaskan mandril dari cekam kepala pembagi.

5. Apa bedanya geram yang terbentuk dari proses frais dengan proses bubut? Jelaskan!

Geram dari hasil proses frais lebih kecil dan halus dibanding dengan proses bubut. Untuk
proses bubut, geramnya cenderung panjang dan besar. Hal ini karena pada mesin bubut
permukaan benda kerja terkikis secara kontinu. Sedangkan untuk proses frais, permukaan
yang terkikis hanya sebesar luas permukaan pahat.

6. Bagaimana cara pengaturan dividing head pada mesin frais untuk membuat roda gigi dengan
jumlah gigi 47!

Roda gigi cacng dan ulir cacing mempunyai perbandingan 40 : 1 artinya jika engkol diputar
40 putaran maka roda gigi cacing baru berputar 1 kali putaran sehingga untuk
pembagian keliling Z bagian diperlukan putaran engkol sebanyak N putaran. Pembagian
dilakukan menggunakan piring pembagi dengan jumlah lubang tertentu. Jumlah pembagi
langsung tergantung dengan jumlah lubang pada piring pembagi yang digunakan. Putaran
engkol pada piring pembagi langsung dapat dihitung dengan persamaan :
N = 40 / Z
N = putaran engkol .
Z = jumlah pembagi yang di perlukan.
40 = angka pembandingan transmisi.
Sehingga jumlah putarannya adalah sebanyak 40/47, artinya engkol di putar 40 bagian dari
piring pembagi yang jumlah lubangnya 47.

Anda mungkin juga menyukai