Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN DASAR TEKNOLOGI MEKANIK

MILLING

Nama praktikan : Allyssa Andjani


NIM : 161711035
Tanggal praktikum : 16 – 23 Maret 2017
Tanggal laporan : 4 April 2017
Dosen Pembimbing : Slameto, ST., M.Eng

Kelas : 1B D-3 Teknik Konversi Energi

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui alat-alat yang digunakan pada praktek mesin milling.
2. Mahasiswa mengetahui bagian-bagian dari mesin milling dan cara menggunakannya.
3. Mahasiswa mengetahui langkah-langkah dalam melakukan proses milling yang baik
dan benar.

II. DASAR TEORI

1. Definisi milling ( frais )


Proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan bentukan
bidang datar ( bidang datar ini terbentuk karena pergerakan dari meja mesin) dimana proses
pengurangan material benda kerja terjadi karena adanya kontak antara alat potong yang
berputar pada spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.
Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong pembentuk
khusus, akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-bentukan lain yang sesuai dengan
tuntutan produksi ,misal : Uliran, Spiral, Roda gigi, Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros
cacing, dll.
Pada Tahun 1818, mesin milling pertama kali ditemukan di New Heaven Conecticut oleh Eli
Whitney. Pada tahun 1952, John Parson mengembangkan milling dengan kontrol basis angka
(Milling Numeric Control) dalam perkembangannya mesin milling mengalami
berbagai perkembangan baik secara mekanis maupun secara teknologi pengoperasiannya.

2. Prinsip dasar kerja milling


Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh
sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu
transmisi untuk menghasilkan gerakan putar padaspindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka
akan terjadi gesekan atau tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian
benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan
diatas kekerasan benda kerja.

3. Tujuan
Menghasilan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang
spesifik ( profil, radius, silindris, dan lain – lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu.

 Gerakan – Gerakan Pada Mesin Milling ( Frais )

Ada 3 ( Tiga ) gerakan yang terdapat pada milling ( frais ) yaitu :


1. Gerakan utama
Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang digunakan adalah rpm (
rotasi per menit ) dan simbolnya n.
2. Gerakan pemakanan ( Feeding )
Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan. Satuan yang digunakan adalah mm /
menit dan simbolnya s.
3. Gerakan setting ( Depth of Cut )
Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong. Satuan yang digunakan adalah mm dan
simbolnya a / t.

 Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais )

1. Pemotongan Face Cutting


Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face ) dari alat
potong ( Cutter ).

2. Pemotongan Side Cutting


Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat potong (
Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :

a. Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah
gerakan pemakanan benda kerja ( Feeding ).

b. Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah
dengan arah gerakan pemakanan benda kerja ( Feeding ).

Terdapat beberapa jenis mesin frais. Berdasarkan spindelnya mesin frais dibedakan atas:

1. Mesin frais vertikal

Mesin Milling Vertical


Merupakan mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong
dengan posisi tegak.
Mesin ini adalah sebuah mesin ruang perkakas yang di konstruksi untuk pekerjaan yang
sangat teliti.Penampilannya mirip dengan mesin frais jenis datar.Perbedaannya adalah bahwa
meja kerjanya dilengkapi gerak ke empat yang memungkinkan meja untuk berputar
horizontal.
2. Mesin frais Horizontal

Mesin Milling Horizontal


Mesin frais horizontal adalah mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan
pemegang alat potong pada posisi mendatar. Mesin ini termasuk type knee, namum
bentuknya sama dengan mesin frais universal. Biasanya digunakan untuk mengerjakan
permukaan datar dan alur. Tipe lain dari mesin ini adalah mesin frais type bed. Type bed ini
lebih kuat karena meja mesin ditahan sepenuhnya oleh sadel yang terpasang pada lantai.

3. Mesin Frais Universal

Mesin Milling Universal


Mesin frais universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari
mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan
pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar
dan alur dalam. Untuk melaksanakan pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan peralatan
yang mudah digeser, diganti dan dipindahkan. Peralatan tambahan tersebut berupa meja siku
(fixed angular table), meja miring (inclinable universal table), meja putar (rotery table) dan
kepala spindel tegak (vertical head spindel).

4. Bagian-bagian Mesin Frais

Bagian-bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu:
A. Lengan, untuk memindahkan arbor.
B. Penyokong arbor.
C. Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis.
D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis.
E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
F. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang.
G. Tuas pengunci meja.
H. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
I. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang.
J. Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak.
K. Tuas untuk mengunci meja.
L. Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur tingginya meja.
M. Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja.
N. Tuas, untuk mengunci sadel.
O. Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja.
P. Tuas untuk merubah kecepata motor listrik.
Q. Engkol meja
R. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
S. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
T. Spindle untuk memutar arbor dan pisau frais.
U. Tuas untuk menjalankan mesin.

5. Macam-Macam Pisau Frais


Ada bermacam-macam pisau pada mesin frais. Berikut ini jenis pisau frais adalah:
1. Pisau silindris, pisau ini digunakan untuk menghasilkan permukaan horizontal dan dapat
mengerjakan permukaan yang lebar dan pekerjaan berat.
2. Pisau muka dan sisi, pisau ini memiliki gigi potong di kedua sisinya. Digunakan untuk
menghasilkan celah dan ketika digunakan dalam pemasangan untuk menghasilkan
permukaan rata, kotak, hexagonal, dll. Untuk ukuran yang besar, gigi dibuat terpisah dan
dimasukkan ke dalam badan pisau. Keuntungan ini memungkinkan cutter dapat dicabut
dan dipasang jika mengalami kerusakan.
3. Slotting cutter, Pisau ini hanya memilki gigi di bagian kelilingnya dan pisau ini
digunakanuntuk pemotongan celah dan alur pasak
4. Metal slitting saw, pisau ini memiliki gigi hanya di bagian keliling saja atau memiliki gigi
keduanya di bagian keliling dan sisi sisinya. Digunakan untuk memotong kedalaman
celah dan untuk memotong panjang dari material. Ketipisan dari pisau bermacam -macam
dari 1 mm – 5 mm dan ketipisan pada bagian tengah lebih tipis dari bagian tepinya. Hal
ini untuk mencegah pisau dari terjepit dicelah.
5. Frais ujung, Frais ujung berukuran dari berdiameter 4 mm sampai diameter 40 mm.
6. Shell end mill, Kelopak frais ujung dibuat untuk disesuaikan dibor pendek yang dipasang
di poros. Kelopak frais ujung lebih murah untuk diganti daripada frais ujung padat/solid.
7. Frais muka, Pisau ini dibuat untuk mengerjakan pemotongan berat dan juga digunakan
untuk menghasilkan permukaan yang datar. Ini lebih akurat daripada cylindrical slab
mill/frais slab silindris. Frais muka memiliki gigi di ujung muka dan kelilingnya. Panjang
dari gigi di kelilingnya selalu kurang dari separuh diameter dari pisaunya.
8. Tee-slot cutter Pisau ini digunakan untuk frais celah awal. Suatu celah atau alur harus
dibuat pada benda kerja sebelum pisau ini digunakan.

TINDAKAN KESELAMATAN KERJA


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat praktikum berlangsung diantaranya adalah
sebagai berikut

a. Dilarang berlari- lari didalam bengkel mesin


b. Cegalah minyak dan gemuk dilantai
c. Jangan berjalan disekitar ruangan dengan alat tajam ditangan atau dalam saku anda.
d. Pakailah sepatu yang kuat untuk mencegah potongan- potongan tajam menembus
kaki. Tali sepatu diikat sebaik mungkin untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat
tersandung.
e. Pakailah kacamata ketika melakukan proses kerja mesin untuk mencegah geram
masuk kedalam mata.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang dibutuhkan:

1. Mesin frais
2. Penggaris
3. Penitik besi
4. Penggores
5. Pemahat besi
6. Jangka sorong
7. Kuas
8. Palu
9. Alat pelindung diri (kacamata safety)

Bahan-bahan yang diperlukan :


Besi plat dengan ukurang panjang 50mm, lebar 24mm dan tinggi 25mm.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM

Proses milling

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Buatlah gambar kerja terlebih dahulu beserta ukuran-ukuran dimana lubang akan
ditempatkan.
3. Ukur panjang, lebar dan tinggi benda kerja. Lalu ukur pada benda kerja sesuai ukuran
yang telah ditentukan untuk penempatan lubang.
4. Setelah itu, tandai hasil pengukuran dengan cara menggores benda kerja setelah itu
menitik benda kerja tersebut.
5. Tempatkan benda kerja pada meja kerja.
6. Aturlah mesin milling (mata bornya) agar tepat pada tanda titik yang sudah diukur
pada benda kerja.
7. Nyalakan mesin miliing lalu lubangi benda kerja tersebut.
8. Digunakan 3 ukuran lubang yang berbeda pada benda kerja, yaitu untuk pelubangan
yang pertama digunakan ukuranM5, untuk pelubangan yang kedua digunakan ukuran
M8 dan untuk pelubangan yang ketiga digunakan ukuran M8.5 (untuk ukuran M8.5
hanya pada satu lubang saja).

Proses countersink

1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan.


2. Tempatkan benda kerja pada meja kerja.
3. Lakukan countersink pada benda kerja dibagian ujung setiap lubang.

Proses ulir

1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan.


2. Tempatkan benda kerja pada ragum.
3. Lalu, lakukan penguliran pada lubang ukuran M8.5.

V. HASIL PRAKTIKUM

Benda kerja yang sudah dilubangi, di countersink dan di ulir.


VI. PEMBAHASAN

Praktikum yang kami lakukan adalah bertujuan untuk melubangi benda kerja menggunakan
mesin milling. Terdapat 4 titik yang akan dilubangi.

Pada bagian atas benda kerja ukur sepanjang 150 mm dari ujung benda kerja lalu tandai
dengan menggunakan penggores besi dan ukur lagi sepanjang 250 mm dari ujung benda kerja
lalu tandai lagi dengan menggunakan penggores besi. Setelah itu, beri tanda titik di bagian
tengah benda kerja menggunakan penitik besi pada ukuran tersebut.

Pada bagian samping kanan dan kiri benda kerja beri tanda titik menggunakan penitik besi
tepat di tengah-tengah benda kerja. Untuk menentukkan titik tengah tersebut dilakukan
dengan membuat garis diagonal pada benda kerja menggunakan penggores besi, pada
pertemuan diagonal tersebut adalah titik tengahnya.

Setelah benda kerja diberi titik, jepit benda kerja pada meja mesin lalu kencangkan. Lalu,
nyalakan mesin milling dan lakukan pelubangan. Yang pertama semua titik dilubangi
menggunakan bor ukuran 5mm setelah itu yang kedua menggunakan bor ukuran 8mm dan
yang terakhir menggunakan bor ukuran 8.5 mm (lubangi pada salah satu titik saja pada
bagian atas benda kerja). Sebelum dilakukan proses pelubangan pertama-tama sesuaikan dulu
posisi mata bor hingga pas dengan titik yang sudah ditandai , lalu lubangi. Setelah dilubangi,
lakukan proses countersink pada ujung setiap lubang agar lubang menjadi rapi (tidak kasar).
Setelah benda kerja dilubangi dan sudah di countersink selanjutnya, lakukan proses
penguliran pada lubang ukuran 8.5 mm.

VII. KESIMPULAN

Dalam praktek milling ini kita dapat mengetahui apa saja alat-alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk melakukan proses milling. Selain itu, kita bisa mengetahui apa langkah-
langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu untuk melakukan proses milling serta kita
dapat mengetahui dan mempraktekkan bagaimana pengoperasian mesin milling. Kita dapat
membuat lubang sesuai kebutuhan dengan mengatur titik mana yang akan dilubangi pada
benda kerja dan ukuran mata bor apa saja yang akan digunakan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/teori-pemesinan-
dasar-proses-fraiss-milling.pdf

http://tokomesinbubut.com/mengenal-apa-itu-mesin-milling/

http://teknik-manufaktur.blogspot.co.id/2012/03/mesin-milling-adalah-suatu-mesin.html

https://fariedpradhana.wordpress.com/tag/mesin-milling/
LAMPIRAN

Penggaris Jangka sorong

Penitik besi dan palu Pemahat besi dan kuas

Mata bor ukuran 8.5mm, 8mm dan 5mm.


Alat pelindung diri (kacamata safety)
Benda kerja Benda kerja yang sudah diberi tanda (titik)

Benda kerja yang sudah dilubangi, di Benda kerja yang sudah dilubangi, di
countersink dan di ulir. countersink dan di ulir.

Mesin milling Proses milling

Anda mungkin juga menyukai