Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mesin frais ditemukan oleh Eli Whitney sekitar tahun 1818. Mesin frais ini
melakukan operasi produksi suku cadang duplikat yang pertama dengan
pengendalian secara mekanik arah dan gerakan potong dari perkakas mata potong
jamak yang berputar. Mesin frais melemparkan logam ketika benda kerja
dihantarkan terhadap suatu pemotong yang berputar.pemotong mesin frais
memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku
sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran. Benda kerja dipegang pada meja
yang mengendaliakannya antara terdapat pemotong mesin frais tersebut.

Mesin frais adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas
dari semua mesin perkakas.permukaan yang datar maupun berlekuk dapat
dilakukan mesin frais dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa,pemotong
sudut,celah,roda gigi,dan ceruk dapat digunakan dengan menggunakan berbagai
pemotong,pahat gurdi,peluas lubang,dan bor dapat dipegang dalam soket arbor
dengan melepaskan pemotong dan arbor. Karena semua gerakan meja mempunyai
penyetelam mikrometer. Maka lubang dan pemotong yang lain dapat diberi jarak
secara cepat.

Dalam hal ini mesin frais merupakan mesin yang paling mampu
melakukan banyak tugas dibandingkan dengan mesin perkakas lainnya. Mesin
frais mampu menghasilkan permukaan yang datar maupun berlekuk pada ukuran
yang ditentukan dari kehalusan atau kualitas permukaan yg di kerjakan.
Berdasarkan spindle nya mesin frais dapat di bedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Mesin frais horizontal

2. Mesin frais vertical

3. Mesin frais universal


Pada mesin frais, dalam proses penyayatanya pisau frais nya berputar
menyayat benda kerja sementara benda kerja bergerak naik-turun dan kekiri-
kekanan untuk melakukan penyayatan. Pisau frais (milling cutter) memiliki
banyak berbagai jenis untuk melakukan beberapa pekerjaan.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui cara kerja mesin frais

2. Mengetahui bagian – bagian pada mesin frais

3. Mengetahui apa saja jenis – jenis mesin frais


BAB II
TEORI DASAR

2.1. Pengertian Mesin Frais


Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses
kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan
alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais di
pasang pada arbor sehingga pisau frais akan terus berputar apabila arbor mesin
diputar oleh motor listrik, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat di atur oleh
operator mesin frais.

Prinsip penyayatan atau pemotongan pada mesin frais yaitu pada saat alat
potong (cutter) berputar, gigi - gigi potongnya menyentuh permukaan benda kerja
yang di jepit pada ragum meja mesin frais sehingga terjadi pemotongan atau
penyayatan dengan kedalaman berdasarkan sesuai penyetinggan.

2.2. Cara Kerja Mesin Frais

Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindel.
Benda kerja terpasang pada meja mesin frais dengan di jepit pada ragum. Meja
bergerak vertikal (naik - turun), horizontal (maju - mundur dan kekiri - kekanan),
dan pahat atau pisau frais bergerak melintasi benda kerja dengan melakukan
gerakan mengikuti sumbu x, y, dan z.

Gambar 2.1. Sumbu Utama Mesin Frais


Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini
berdasarkan jenis pisau frais (milling cutter), arah penyayatan, dan posisi relative
pisau frais benda kerja yaitu sebagai berikut :

1. Frais Priperal (Peripheral Milling)

Proses frais priperal ini disebut juga dengan slab milling,


permukaan yang di frais dihasilkan oleh gigi pisau frais yang terletak pada
permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pahat biasanya
pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.

Gambar 2.2. Frais Priperal

2. Frais Muka (Frais Miling)

Proses frais muka (frais milling), pisau frais dipasang pada spindle
yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja.
Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari penyayatan oleh ujung dan
selubung pisau frais.

Gambar 2.3. Frais Muka


3. Frais Jari (End Milling)

Proses frais jari (end milling), pisau frais biasanya berputar pada
sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau frais dapat
digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi
potong pada pisau frais terletak pada selubung pisau dan ujung badan
pisau frais.

Gambar 2.4. Frais Jari (End Milling)

2.3. Jenis - jenis Mesin Frais

Mesin frais merupakan jenis mesin perkakas yang sangat cepat


berkembang dalam teknologi penggunaannya, sehingga dengan mengunakan
mesin frais ini dapat digunakan untuk membentuk dan meratakan permukaan,
membuat alur (splines), membuat roda gigi dan ulir. Berdasarkan dari berbagai
kegunaan nya mesin frais ini terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Mesin Frais Horizontal

Mesin ini termasuk type knee, namun bentuknya sama dengan


mesin frais universal. Mesin frais ini biasanya digunakan untuk
mengerjakan permukaan datar dan alur. Mesin frais jenis ini mempunyai
jenis pemasangan spindel dengan arah mendatar.
Gambar 2.5. Mesin Frais Horizontal

2. Mesin Frais Vertical

Mesin frais vertical merupakan mesin frais dengan poros utamanya


sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak. Pada
mesin frais jenis ini ada beberapa jenis menurut type kepalanya, ada type
kepala tetap, type kepala yang dapat di miringkan,dan type kepala
bergerak. Posisi kepala ini dapat dimiringkan ke arah kiri atau kanan
maksimal 60° . Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan
bersudut, datar, beralur, dan permukaan melingkar atau bulat. Mesin frais
ini memiliki spindel axial yang pendek sehingga memudahkan untuk
pengefraisan bertingkat.

Gambar 2.6. Mesin Frais Vertical


3. Mesin Frais Universal

Mesin frais universal merupakan mesin yang pada dasarnya


gabungan dari mesin frais horizontal dan vertikal. Mesin ini dapat
mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, reamer,
serta pepmbuatan alur luar dan alur dalam.

Gambar 2.7. Mesin Frais Universal

2.4. Kecepatan Potong

Keberhasilan pemotongan atau penyayatan dengan mesin frais dipengaruh


oleh kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan
tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan. Kecepatan potong pada
mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong oleh satu
mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong pada tiap - tiap bahan
berbeda. Pada umumnya semakin keras bahan, maka semakin kecil harga
kecepatan potongnya dan begitu sebaliknya.

Kecepatan potong dalam proses pengefraisan di tentukan berdasarkan


harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais
memiliki dimeter 100 mm maka jarak pada satu putaran penuh dapat di tentukan
dengan menggunakkan persamaan :
π × d …………………………………………….(1)

Nilai jarak yang didapatkan dari persamaan diatas, jarak ini disebut jarak keliling
yang di tempuh oleh mata potong pisau frais. Bila pisau frais berputar (n), putaran
dalam satu mata pisau frais tersebut didapatkan persamaannya :

π × d ×n ………………………………………..(2)

Keterangan :

d : Diameter benda kerja (mm)

n : Putaran mesin/benda kerja

π : Nilai konstaanta

Vc : Kecepatan potong (meter/menit)

Jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan
potong (Vc).

Tabel 2.1. Kecepatan Potong Bahan


Tabel 2.2. Harga Pemakanan Menurut Jenis Bahan dan Pisau Frais

Jenis Jenis Bahan


Pisau Aluminium Kuningan Perunggu Baja Baja Baja
Frais sedang keras Tuang
Muka 0,55 0,55 0,45 0,23 0,20 0,33
Spriral 0,43 0,43 0,35 0,18 0,15 0,25
Sisi dan 0,33 0,33 0,28 0,15 0,13 0,20
Muka
Jari 0,28 0,28 0,23 0,13 0,10 0,15
Bentuk 0,15 0,15 0,13 0,07 0,07 0,10
Gergaji 0,15 0,13 0,10 0,07 0,05 0,07

2.5. Bagian Utama Mesin Frais

Adapun bagian – bagian utama dari mesin frais adalah sebagi berikut :

1. Base / Alas Mesin


Alas mesin, menjadi bagian yang paling bawah. Fungsi dari bagian
ini adalah sebagai fodasi atas mesin frais. Selain itu juga berfungsi
untuk tempat pembuangan coolant yang tidak dipergunakan lagi.
Bagian ini juga menjadi beban untuk menopang mesin, sehingga harus
tahan terhadap dengan tekanan yang tinggi dan bagian ini terbuat dari
besi yang di cor.

2. Badan / Kolom Mesin


Bagian badan / kolom mesin ini mempunyai ciri khas berbentuk
seperti ekor burung dalam posisi tegak. Posisi badan mesin sangat
kokoh dan tegak. Salah satu dari fungsi bagian ini yaitu sebagai gerak
turun naiknya lutut yang membawa meja dan sadel. Lalu dijadikan
sebagai dudukan sekaligus rumah atas roda gigi. Badan mesin ini juga
menjadi suatu patokan / sumbu utama.
3. Lutut / Knee
Pada bagian ini mempunyai 2 buah alur yang berbentuk seperti
ekor burung tegak lurus. Satu dari ekor tersebut berpasangan dengan
sadel. Sedangkan ekor lainnya berpasangan dengan kolom / badan
mesin. Lutut ini juga terbuat dari besi yang dicor, sama seperti alas
mesin. Untuk lutut ini dapat digerakkan, namun arah gerakan harus
vertikal.
Pada lutut ini terdapat beberapa roda yang berfungsi untuk
mengatur suatu gerakan secara otomatis. Entah itu gerak ke arah kiri,
kanan, mundur maupun maju. Selain itu di bagian lutut juga bisa
dikunci menggunakan kolom supaya lebih kokoh saat alat sedang
digunakan / proses pengefraisan berlangsung.

4. Sadel
 bagian ini terletak di antara meja mesin dan lutut / knee. Salam ini
mempunyai bentuk persegi dan juga terbuat dari material besi yang
dicor. Sadel ini bisa digerakkan melintang dan hampir mendekati
bagian kolom mesin. Gerakan yang dihasilkan oleh sadel ini yaitu
maju dan mundur hingga melingkar. Dapat pula dikunci ke bagian
lutut saat dibutuhkan.
Bagian atasnya mempunyai alur dengan bentuk Y dan melingkar
sebesar 360° serta berhubungan dengan meja. Bagian ini dilengkapi
dengan handle. Fungsi dari handle yaitu mengembalikan sadel ke
posisi semula dan membalik arah gerakan.

5. Meja Mesin
Letak dari meja mesin berada di atas sadel. Bagian ini juga terbuat
dari besi yang dicor. Meja Mesin berbentuk persegi panjang serta
mempunyai alur dengan bentuk T. Khusus untuk mesin frais yang
universal, meja dapat digeser dan diputar hingga 45°.Meja ini
mempunyai fungsi utama untuk mengikat benda selama proses
pengefraisan. Meja juga sekaligus digunakan sebagai tempat bait dan
nur yang hendak digunakan untuk mengikat benda. Supaya tidak
bergetar selama pengefraisan, meja ini dapat dikunci pada sadel.

6. Lengan / Arm
Letak dari lengan berada di bagian atas dari kolom mesin, baik
pada mesin frais yang universal maupun horizontal. Pada bagian
bawah, terdapat alur dengan bentuk ekor burung di ujungnya. Alur
tersebut berpasangan dengan spindle.
Ujung lain dari lengan berfungsi sebagai tempat pendukung untuk
abor yang juga mempunyai alur dengan ekor burung. Lengan dapat
dilepas dan juga dikunci, sesuai dengan kebutuhan. Begitu pula dengan
pendukung abor / support abor yang dapat dikunci dan dilepas.

7. Spindel
Spindel menjadi bagian yang paling penting di antara bagian mesin
frais lainnya. Fungsi dari spindle sendiri untuk menahan alat potong
dari mesin ini. Sekaligus sebagai tempat untuk abor pada mesin frais
horizontal.Selama proses pengefraisan, bagian motor penggerak dapat
menggerakkan spindle. Jadi alat potong dapat berputar. Di ujung
spindle ada sebuah selot yang berguna untuk menahan alat potong.

8. Arbor
Bagian arbor ini mempunyai fungsi untuk eksistensi atas spindle.
Selai itu arbor juga dapat digunakan untuk memegang alat potong /
pisau frais. Serta dapat berputar searah dari pemakanan alat potong.
Arbor ini pada dasarnya menjadi tempat kedudukan atas pisau frais.
Bagian yang satu ini juga dipasangkan dengan spindle. Jadi saat
spindle berputar, maka arbor ini turut berputar.
Untuk mesin frais horizontal, arbor mempunyai bentuk batangan
yang bulat. Pada sepanjang bagian badan arbor dipenuhi dengan pasak.
Ada pula arbor yang dilengkapi dengan berbagai macam cincin /
spacer. Fungsi dari spacer tersebut untuk menjepit pisau frais / cutting
tool. Jadi pisau tidak bergetar, bergeser maupun bergerak dari
posisinya.

9. Arbor Support / Pendukung Arbor


Untuk arbor support mempunyai fungsi sebagai pendukung arbor.
Supaya dapat bergerak dengan stabil. Bagian ini mempunyai alur
dengan bentuk ekor burung. Selain itu support arbor juga berpasangan
dengan lubang dan lengan mesin.

10. Milling Head


Milling head terletak di bagian paling atas untuk mesin frais
vertikal. Milling head ini terdiri dari motor penggerak, spindle dan
beberapa mekanisme pengendali mesin lainnya.

11. Ram
Ram merupakan bagian pada lengan yang menjorok untuk mesin
freis jenis vertikal. Di ujung dan ini mempunyai hubungan langsung
dengan kolom mesin. Sementara ujung lainya terhubung dengan
milling head.

12. Motor Penggerak


Bagian motor penggerak ini mempunyai fungsi untuk mengubah
energi listrik ke dalam energi mekanik / gerak. Pada bagian inilah yang
merupakan sumber penggerak dari mesin frais.

13. Handle
Pada bagian handle mempunyai fungsi untuk menggerakkan meja
mesin dengan manual. Baik untuk bergerak secara vertikal maupun
horizontal.
Gambar 2.8. Bagian - Bagian Utama Mesin Frais

2.6. Bahan - Bahan Pisau Frais

Adapun bahan - bahan yang di gunakan dalam membuat pisau frais


(milling cutter) yaitu sebagai berikut :

1. Bahan Karbida
Pisau frais yang terbuat dari bahan karbida memiliki warna yang
tidak mengkilap dan bebannya lebih berat dari pisau frais yang terbuat
dari bahan HSS. Kelebihan bahan karbida yaitu mampu digunakan
pemakanan benda kerja yang relatif keras dan mampu digunakan pada
putaran yang lebih tinggi dari pada bahan pisau HSS dan harga pisau
frais karbida relatif mahal dari HSS karena memang lebih unggul dan
lebih awet. Bahan karbida juga tahan dari pengikisan (abrasi) sehingga
pisau ini bisa sangat ekonomis dipakai dalam jangka waktu yang lama.

2. Bahan Kobalt
Pisau dari bahan kobalt memiliki sifat tahan panas dan tahan panas
dan tahan terhadap pengikisan, bisa digunakan mengerjakan benda
kerja yang sangat kersa seeperti stainless steel dan titanium. Penyusun
material ini adalah bahan baja perkakas yang dikasih campuran kobalt
sebanyak 8%.

3. Baja Kecepatan Tinggi (HSS)


Baja kecepatan tinggi (HSS) biasanya dipergunakan untuk
mengefrais benda kerja yang terbuat dari bahan ferro/besi dan baja
maupun non Ferro seperti : kayu, plastik, dll. Pisau ini tampilannya
memilikiwarna mengkilap dan bobotnya yang ringan.

4. Bahan Material Pelapis


Kegunaan pelapisa material ini bertujuan untuk memperoleh
kekerasan permukaan pisau dan membuat pisau lebih tahan lama,
sehingga mmapu dipergunakan untuk kecepatan pemotongan yang
lebih tinggi tinggi mencapai 15% sampai 25% lebih cepat. Bahan
pelapis yang di pergunakan yaitu Titanium Nitride ( TiN), Titanium
Carbonitride (TiNC), dan Aluminium Nitride (TiAIN).

2.7. Jenis - Jenis Pisau Frais

Adapun jenis - jenis pisau frais yang digunakan dalam proses pengefraisan
yaitu sebagai berikut :

1. Pisau Frais Mantel (Helical Milling Cutter)


Pisau frais jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya
digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

Gambar 2.9. Pisau Frais Mantel


2. Pisau Frais Gigi (Gear Cutter)
Pisau frais gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai
jenis dan jumlah gigi yang diinginkan.

Gambar 2.10. Pisau Frais Gigi

3. Pisau Frais Jari (Endmill Cutter)


Pisau ini digunakan pada mesin frais vertikal dimana sisi
potongnya terdapat pada ujung dan sisi periperal tool.

Gambar 2.11. Endmill Cutter

4. T-Slot Milling Cutter


Pisau ini digunakan untuk pengerjaan alur berbentuk “ T ” seperti
pada meja mesin yang beralur T.
Gambar 2.12. T-Slot Milling Cutter

5. Pisau Frais Radius Cekung (Convex Cutter)


Digunakan untuk Membuat benda kerja yang berbentuk radius
dalam (cekung).

Gambar 2.13. Pisau Frais Radius Cekung

6. Pisau Frais Radius Cembung (Concave Cutter)


Pisau frais digunakan membuat benda kerja memiliki radius luar
atau cembung.

Gambar 2.14. Pisau Frais Radius Cembung


7. Pisau Frais Sudut
Pisau frais sudut ini digunakan untuk membuat alur berbentuk
sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau frais yang digunakan.
Pisau jenis ini memiliki sudut - sudut yang berbeda di antaranya yaitu :
30° , 45° , 50° , 60° , 70° , dan 80° .

Gambar 2.15. Pisau Frais Sudut

8. Pisau Frais Alur


Pisau frais ini digunakan untuk membuat alur pada bidang
permukaan benda kerja. Pisau ini memiliki beberapa macam yang
penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.16. Pisau Frais Alur


9. Pisau Frais Gergaji (Slitting Saw)
Pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah
benda kerja. Selain itu, juga dapat digunakan untuk membuat alur yang
memiliki ukuran lebar yang kecil.

Gambar 2.16. Pisau Frais Gergaji

2.8. Metode Proses Pengefraisan

Metode prose frais ditentukan berdasarkan arah relatif gerak makan meja
mesin freis terhadap putaran pisau. Metode proses freis terbagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut :

1. Frais Naik (Up Milling)


Frais naik biasanya disebut frais konvensional (conven-
tionalmilling). Gerak dari putaran pahat berlawanan arah terhadap
gerak makan meja mesin frais.
Sebagai contoh, pada proses frais naik apabila pahat
berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan.
Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses frais naik
adalah seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian
menebal.
Gambar 2.17. Frais Naik

2. Frais Turun (Down Milling)


Proses frais turun dinamakan juga climb milling. Arah dari
putaranpahat sama dengan arah gerak makan meja mesin
frais. Sebagai contoh jika pahat berputar berlawanan arah jarum jam,
benda kerja disayat kekanan. Penampang melintang bentuk beram
(chips) untuk proses frais turun adalah seperti koma diawali
dengan ketebalan maksimal kemudian menipis.

Gambar 2.18. Frais turun


BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut :

1. Kunci L

Gambar 3.1 Kunci L

2. Kunci ring pas 14

Gambar 3.2 Kunci ring pas 14


3. Kunci ringpas 17

Gambar 3.3 kunci ring pas 17

4. End mill 16

Gambar 3.4 End Mill 16

5. Mistar baja

Gambar 3.5 Mistar baja

6. Collect 16
Gambar 3.6 Collect 16

7. Penutup arbor

Gambar 3.7 Penutup arbor

8. Baut arbor
Gambar 3.8 Baut arbor

9. Rumah arbor

Gambar 3.9 Rumah arbor

10. Kunci arbor

Gambar 3.10 Kunci arbor

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sebagai

berikut :

1.Mild steel

Gambar 3.11 Mild steel

BAB IV
PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Ukur benda kerja (mild steel).
3. Pilih mata pahat sesuai kebutuhan ( end mill berdiameter 16).
4. Cari putaran mesin dengan rumus.

Vc=π .d . n

Dimana : Vc = kecepatan potong ( didapat dari tabel)

d = diameter mata pahat

n = putaran spindel

Spindel low Spindel high


100 rpm 400 rpm
175 rpm 500 rpm
300 rpm 700 rpm
1200 rpm
2000 rpm

5. Naikkan handle pada motor listri dari atas kebawah.


6. Pindahkan puli ke jalur putaran mesin dari hasil perhitungan no 4.
7. Pindahkan tuas motor listrik ke posisi semula atau di turunkan kebawah.
8. Tutup pintu motor listrik.
9. Letakkan kepala spindel pada gear box.
10. Kunci kepala spindel dengan menggunakan kunci L no 8
11. Periksalah spindel dengan cara memutar pully, jika puli diputar dan
spindel berputar maka proses dapat dilanjutkan, sedangkan puli diputar
spindel tidak berputar maka ulangi langkah no 9.
12. Tutuplah penutup pully.
13. Letakkan ragum pada benda kerja.
14. Kunci ragum dengan menggunakan baut klem.
15. Benda kerja diletakkan atau dipasang pada ragum.
16. Kunci benda kerja pada ragum menggunkan tuas ragum.
17. Masukkan baut arbor pada spindel head.
18. Masukkan rumah collect.
19. Lalu tekan penahan roda gigi sehingga spindel tidak berputar.
20. Kunci baut dan rumah collect dengan menggunakan kunci ring pas 14.
21. Pasangkan collect pada penutup arbor.
22. Pasangkan collect dan penutup arbor ke rumah arbor.
23. Pasang mata pahat end mill pada collect.
24. Kunci collect dipasang pada penutup collect.
25. Kemudian penutup collect dikunci dengan memutar collect ccw.
26. Lepaskan kunci collect dari rumah collect.
27. Tarik penahan roda gigi ke arah luar.
28. Sumber arus dihubungkan dengan sumber listrik dengan cara menaikkan
‘MCB’ pada panel sehingga lampu merah menyala ( pada pintu panel).
29. Tekan tombol push button warna hijau pada pintu panel sehinga lampu
hijau menyala.
30. Tekan tombol MF sehinga lampu hijau menyala.
31. Saklar pada mesin diputar dari posisi off ke posisi on sehingga lampu
kuning menyala.
32. Tekan tombol spindel low/spindel high sehingga lampu kuning menyala.
33. Letakkan benda kerja dengan mata pahat pada sumbu z dengan memutar
wheel sumbu z lebih kurang sekitar 1-2 mm.
34. Tekan tombol spindel on sehingga mesin berputar.
35. Putar wheel sumbu x secara perlahan sampai mata pahat menggores
sedikit seperti suara mendesis.
36. Alat ukut micrometer pada sumbu x diatur pada posisi nol.
37. Kunci alat ukur micrometer pada sumbu x.
38. Jauhkan benda kerja pada mata pahat lebih kurang sejauh 5 mmdengan
memutar whell sumbu z.
39. Letakkan benda kerja diluar area benda kerja dengan memutar wheel
sumbu y lebih kurang geraknya 5 mm.
40. Gerakkan benda kerja ke whell sumbu z pada jarak minus 2.
41. Letakkan mata pahat secara perlahan dan didekatkan ke benda kerja
sampai tergores sedikit, dengan menggerakkan wheel sumbu z.
42. Atur micrometer y pada posisi nol.
43. Kunci micrometer sumbu y.
44. Jauhkan mata pahat dari benda kerja dengan memutar wheel kearah
negative lebih kurang sejauh 5 mm.
45. Gerakkan handle sumbu x kearah cw.
46. Gerakkan mata pahat dengan memutar wheel sumbu y.
47. Putar handle sumbu x mendekati benda kerja sampai menyentuh benda
kerja.
48. Atur micrometer sumbu x pada posisi nol.
49. Kemundian kunci micrometer dengan pengunci.
50. Tekan tombol coolant sehingga air collant mengalir.
51. Arahkan selang coolant ke mata pahat.

Anda mungkin juga menyukai