Anda di halaman 1dari 26

Membuat Kesimpulan Pertemuan 1-7 dan

Pertemuan 7-14

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Produksi 1

D
I
S
U
S
U
N

Dosen Pengampu :

JUFRI HASRUDY Srg,S.T,M.Eng

Oleh :

FRANNOTO

NPM :19013007

SEMESTER III B

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERISTAS ASAHAN
2020/2021
PERTEMUAN 1 : ORIENTASI PERKULIAHAN
Perkenalan diri dengan dosen dan pembicaran tentang jadwal kuliah, juga kesepakan masuk
perkuliahan.

PERTEMUAN 2 : MESIN BUBUT


Mesin bubut termasuk mesin perkakas dengan Gerak Utama berputar. Mesin ini
berfungsi untuk menghilangkan sebagian bahan benda kerja, membentuk benda kerja dengan
berputar dan pengirisan dilakukan oleh alat iris/potong yang diam. Pengambilan bagian material
dengan proses pemakanan tatal (chip) menggunakan operasi pemotongan yang simultan atau
berturutan sepanjang benda kerja atau membentuk coil / ulir. Bentuk akhir benda kerja bisa
berupa : batang-batang silindris, konis, dan ulir. Pengirisan dapat dilakukan di luar atau di dalam
benda kerja. Ukuran Utama mesin bubut ditentukan oleh : 1. Tinggi center ( H ) 2. Jarak center
di kepala tetap ke kepala lepas ( C - C ).

BAGIAN BAGIAN UTAMA


Kepala Tetap ( head stock ) Pada bagian ini terdapat:
1. Transmisi roda gigi, untuk pengaturan kecepatan putar benda kerja
2. Batang ( tangkai ) pengatur kecepatan
3. Pemegang benda kerja

Kepala Lepas ( tail stock )


=>Pada bagian ini dapat dipasangkan center sebagai pendukung benda kerja yang
panjang, juga dapat dipasangkan tangkai pemegang mata drill untuk proses pelubangan benda
kerja dengan menggunakan mesin bubut.
Bed
=>Berfungsi sebagai tempat meluncurnya ( bergeser di atasnya ) eretan ( carriage ),
kepala lepas, dan steady–rest.
Eretan ( carriage )
=>Tempat pemasangan alat iris
Perlengkapan mekanik :
1. Perlengkapan untuk membubut secara otomatis.
2. Perlengkapan untuk membubut ulir

Bagian-bagian Utama
Perlengkapan lain :
• Penjepit 4 ( empat ) rahang ( independent chuck ),
=>untuk menjepit benda kerja yang bulat ( silindris ) atau bentuk yang tidak teratur.
1. Keuntungannya , rahang-rahangnya dapat diatur untuk tujuan tertentu.
2. Kerugiannya , penyetelannya lama
• Penjepit 3 ( tiga ) rahang ( universal chuck )
=>Digunakan untuk menjepit benda kerja yang silindris , segi enam dengan cepat.
• Steady Rest
=>adalah alat penahan benda kerja yang panjang, ditempatkan di atas bed sesuai dengan
keperluannya
• Follower rest
=>fungsinya sama dengan steady rest, ditempatkan pada eretan. Follower rest selalu
bergerak bersama-sama
• Collet
=>alat penjepit benda kerja atau alat iris yang kecil ( pengerjaannya teliti )

Setting Alat Iris


Pada Mesin Bubut, alat iris harus di-set lebih dahulu sebelum digunakan. Pengesetan ini
penting untuk kesempurnaan pemakanan.
Agar alat iris dapat digunakan dengan umur yang wajar, perlu diketahui kecepatan putar
benda kerja yang sudah disesuaikan dengan diameter, Jenis bahan alat iris dan bahan benda
kerja.
Kecepatan potong = C.S. = p . D . n m / menit ( ft / menit )
dengan : n = jumlah putaran benda kerja tiap menit ( rpm )
d = diameter benda kerja ( m ) atau ( in – ft ) Bila bahan alat iris dari jenis HSS , kita
dapat menggunakan C.S. yang diizinkan seperti di daftar berikut SFPM = surface feet per
minute.
BAHAN C.S.(SFPM)
Baja 50
Besi/besi tuang 80
Bronze 100
Brass 150
Aluminium 200
Ada 2 cara pembubutan tirus yaitu
1. Dengan bantuan kepala lepas
*Cara ini digunakan untuk benda kerja yang panjang
* Benda kerja ditahan oleh 2 ujung center ( kepala tetap dan kepala lepas )
* Kepala lepas terdiri dari 2 bagian , bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas dapat
digeser dalam bidang horizontal ke arah mendekati atau menjauhi operator
* Gerakan eretan ( tempat pemegang alat iris ) dapat di-set otomatis
* Tidak dapat digunakan untuk membuat lubang yang tirus.
2. Dengan Bantuan Eretan Atas ( Compound Rest )
* Ujung benda kerja busa bebas atau ditahan oleh center dari tail stock
* Dapat melakukan pembubutan tirus baik pada bagian luar maupun dalam benda
dengan sudut yang besar
* Gerakan alat iris hanya dapat diatur oleh eretan atas

KARTEL
Fungsinya untuk membuat kasar permukaan benda silindris dengan teratur agar tidak licin ketika
dipegang.
Kartel mempunyai macam-macam bentuk antara lain
* beralur lurus
* beralur melintang tunggal
* beralur melintang
ganda Cara
mengkartel :
1.) Dilakukan dengan menggunakan mesin bubut putaran mesin diatur lambat
2.) Alat kartel dipasang hingga ke dua rolnya menekan sama rata pada permukaan benda
kerja
3.) Setelah mesin dihidupkan , tekan kartel ke benda kerja
4.) Periksa bekas kartel mungkin kedalamannya tidak sama
5.) Jalankan mesin secara otomatis dan beri minyak lumas
ULIR
Ulir berfungsi sebagai pengikat sementara dan pemindah gerakan.
Bentuk Ulir
1.) Segi tiga , standard BSW ( British Standard Whitworth ) Metris, ANC (American
National Coarse) ,ANF ( American National Fine )
2.) Segi empat
3.) Trapesium
PERTEMUAN KE 3 MESIN FRAIS (MILLING)

Mesin Fris melakukan :


• Gerak utama berputar alat iris
• kerja.

Langkah-langkah Pengoperasian Mesin Frais


a. Mempelajari gambar kerja ntuk meentukan langkah kerja yang efektif dan efisien
b. Menentukan karakteristk bahan yang akan dikerjakan untuk menentukan jenis cutter dan
median pendingin yang akan diguakan
c. Menetapkan kualitas hasil penyayatan yang di inginkan
d. Menentukan geometri cutter yang digunakan
e. Menentukan alat bantu yang di butuhkan didalam proses
f. Menentukan roda-roda gigi pengganti apabila dikehendaki pengerjaan-pengerjaan khusus
g. Menentukan pemotongan parameter-parameter yang berpengaruh dalam proses
pengerjaan (kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman peakanan, waktu
pemotongan, dll.)

Milling adalah suatu proses pengirisan pada permukaan suatu benda kerja yang dikerjakan
oleh suatu kumpulan sisi iris yang berbentuk gigi-gigi yang banyak , dan disebut pisau fris (
milling cutter ) Bentuk dasar dari masing-masing gigi sama dengan pahat bubut ( alat iris yang
lain ) . Benda Kerja Meja Hal yang khusus pada milling cutter adalah bertemunya gigi-gigi
tersebut secara bergantian dengan permukaan benda kerja. Keadaan seperti ini akan memberi
kesempatan pada gigi-giginya untuk mendingin lebih baik., bila gigi-gigi tersebut diberi minyak
pelumas. Kontak yang tidak terus menerus ini menyebabkan proses pengirisan menjadi tidak
sama rata dan halus seperti pada pengirisan yang alat irisnya selalu berhubungan dengan benda
kerja. Untuk bisa menghasilkan permukaan yang baik diperlukan pemilihan “cutting speed” yang
tepat.
Berdasarkan pada designnya maka Mesin Fris bisa di bedakan
A. Column and knee Type
*Hand Milling machine
=>Mesin Fris ini dioperasikan dengan tangan/manual. Digunakan pada umumnya dalam produksi
ringan dan operasi fris yang mudah misalnya memotong alur(cutting grooves), short keyways, dan
slotting(lubang). Mesin ini memiliki horisontal arbor sebagai pemegang alat iris dan meja kerja
yang biasanya disediakan untuk tiga arah gerakan. Cara kerja pemakanan adalah dengan
berputarnya alat iris secara manual oleh tangan.

*Plain milling machine


=>Mesin Fris ini mirip dengan hand milling machine, hanya saja mesin ini memiliki konstruksi
yang kokoh dan dilengkapi dengan sebuah “power-feeding mechanism” untuk mengontrol
pergerakan meja kerja. Type column dan knee memiliki 3 gerakan yaitu longitudinal, transversal
dan vertikal. Dalam fixed-bed type hanya memiliki gerakan meja longitudinal, tetapi memiliki
perlengkapan untuk pemasangan transversal dan vertikal dalam spindle dimana milling cutter
arbor dipasang.

*Universal milling machine


=>Suatu mesin fris yang khusus dikonstruksikan untuk kerja yang sangat teliti. Mesin ini
kelihatannya sama seperti plain milling machine,hanya saja memiliki meja kerja dengan 4

atau kepala pembagi (dividing head) yang diletakkan pada akhir meja.

*Vertical milling machine


=>Dikatakan demikian karena memiliki posisi vertikal pada cutter spindle. Pergerakan meja
sama seperti plain machine. Umumnya, tidak ada gerakan yang diberikan pada alat iris selain
dari gerakan pemutaran.

B. Planer milling machine


=>Dinamakan demikian karena ada kemiripan dengan suatu planer. Kerjanya adalah
pengangkutan dalam long table, hanya memiliki pergerakan longitudinal, dan pemakanan akan
berlangsung pada perputaran alat iris dengan kecepatan yang sesuai. Faktor pergerakan table-
feeding dan perputaran alat iris pada prinsipnya adalah ciri-ciri yang membedakan mesin ini
dengan planer. Cutter spindle menyediakan pergerakan transversal dan vertikal.Mesin ini
dirancang untuk pengerjaan yang melibatkan benda kerja yang berat dan besar untuk
mendapatkan hasil pemakanan yang baik.
C. Fixed – bed Type
=>Merupakan mesin produksi dengan konstruksi yang rugged (kasar dan berat). Bed nya

pergerakan longitudinal. Penyetelan vertikal disediakan pada kepala spindle dan sebuah
penyetelan transversal dipasang ke dalam quill atau ram. Fixed-bed type dibedakan menjadi 3
yaitu:
*Simplex milling machine ->Tipe ini hanya memiliki sebuah alat iris.
*Duplex milling machine ->Tipe ini memiliki dua buah alat iris.
*Triplex milling machine ->Tipe ini memiliki tiga buah alat iris.
D. Machining center machine
E. Special Types
*Rotary table machine
*Planetary machine
*Profiling machine
*Duplicating machine
*Pantograph milling machine

KEPALA PEMBAGI ( DIVIDING HEAD )


Kepala Pembagi merupakan alat yang digunakan untuk memutar benda kerja yang dicekam
dengan sudut tertentu secara terus menerus dengan teratur. Penghitungan putarannya
menggunakan plat berlubang ( index plat ) yang terpasang di kepala pembagi. Plat berlubang
tersebut bermacam-macam yang mempunyai jumlah lubang yang berbeda pula. Penghitungan
putaran tersebut ada beberapa cara direct simple angular.
PERTEMUAN KE 4 MESIN SEKRAP (SHAP MACHINE)
Mesin ini digunakan untuk memperoleh bidang rata pada benda kerja. Benda kerja
melakukan gerak voeding yang periodik dan alat iris melakukan gerak utama lurus serta gerak
penyetelan. Gerak utama yang dilakukan oleh alat iris diperoleh dari gerak bolak-balik sebuah
lengan, gerak maju merupakan gerak pemakanan sedang mundur merupakan gerak kembali.
Gerak bolak-balik tersebut akibat dari gerak engkol ( untuk type engkol ) atau digerakkan secara
hidrolis.

Komponen Mesin Sekrap


1. Eretan Pahat
2. Tuas Posisi Pahat
3. Lengan
4. Badan Mesin
5. Gerak Otomatis Meja
6. Pengatur Kecepatan Tuas Panjang Langkah
7. Meja

Macam Mesin Sekrap


Menurut konstruksi penggerak lengannya => Type Engkol Type Hydroulic lengan
digerakkan oleh alur engkol berayun lengan digerakkan oleh pompa hydroulic
Menurut konstruksi Mesin =>Plain Type meja hanya melakukan gerak voeding Universal type
meja selain melakukan gerak voeding juga bias dimiringkan sampai sudut 15° Pada mesin sekrap
ini kesempurnaan permukaan hasil pemakanan tidak tergantung pada ketelitian alat iris seperti di
mesin frais

PLANER =>Mesin perkakas yang menghasilkan tatal dengan menggerakkan benda kerja
pada alat iris yang diam. Rancangan seperti mesin sekrap tetapi untuk benda kerja yang besar.
Mesin ini sekarang menjadi tidak begitu penting karena pekerjaan perataan permukaan sudah
bias dilakukan dengan mesin perkakas yang lain dengan lebih baik seperti dengan mesin frais ,
broaching , dan “abrasive machining”.
MESIN SLOTTER (Mesin Stik – Mesin TUSUKO) =>Mesin digunakan untuk
memperoleh bidang rata dengan gerak utama vertikal oleh alat irisnya. Penggunaan mesin sering
dijumpai pada pengerjaan cetakan ( die ) , cetakan logam , dan pembentukan logam. Mesin ini
bisa mempunyai arah gerak voeding yang Sejajar dengan sisi iris dari alat iris, Tegak lurus
dengan sisi iris dari alat iris,Melingkar.
Pertemuan ke 5 MESIN (DRILLING MACHINE)
Proses Drilling
1. Bertujuan untuk membuat lubang pada benda kerja dengan gerak berputar
2. Benda kerja biasanya diam sedangkan alat irisnya melakukan gerak utama dan gerak
voeding
3. Proses drilling dengan menggunakan mesin bubut,benda kerja melakukan gerak utama
berputar dan alat iris melakukan gerak voeding.
Macam-Macam Mesin Drilling
1. Ringan. berputar tinggi,dan dirancang untuk diletakkan di meja atau lantai
2. Mempunyai mekanisme penggerak voeding dengan tangan
3. Operator bisa merasakan proses pemakanan dan dapat mengontrol
pemakanannya. Macam-macam Alat Iris
1. Twist Drill
 Jenis yang paling banyak digunakan
 Bahan-bahan pembuat twist
a. Carbon Stile
Bahan ini murah tapi kurang baik digunakan sebagai alat iris
b. HSS
Dengan bahan ini, pemakanannya benda kerja akan lebih cepat
c. Carbil Drill
Bahan ini lebih banyak digunakan karena lebih efektif dari HSS
2. Gun Drill
 Untuk membuat lubang yang dalam maksimal 6,1 m
 Kecepatan feeding lebih kecil dibandingkan dengan Twist Drill namun memiliki
kecepatan pemotongan yang lebih tinggi
 Keuntungan: Pengganti mata drill relatif cepat seama pengerjaan.
3. Center Drill
 Untuk membuat lubang yang center
4. Special Drill
 Digunakan untuk tingkat produksi yang tinggi dan tertentu:
 Tipe Special drill yang umum digunakan
PERTEMUAN 6 MESIN GRINDA

Batu Gerinda merupakan kumpulan dari butiran-2 batu gerinda yang diikat oleh suatu bahan
pengikat.
Digunakan untuk :
• Menghilangkan bagian-2 benda dengan caragesekan yang akan menghasilkan
permukaan yang halus.
• Memotong, sebagai alat iris yang dipergunakan keping-2 batu gerinda.

Bahan Batu Gerinda


• Bahan Alam
1. Sand Stone
• Kekerasan rendah dan tidak baik untuk kecepatan tinggi
• Hanya digunakan untuk gerinda tangan
2. Emery
• 50-60 % Kristal Al2O3 + oksida besi
• Bila dicampur dengan bhn pengikat menjdi batu gerinda lunak (tdk terikat dgn. kuat)
• Kwalitas rendah, dan penggunaannya terbatas
• Tidak baik untuk kecepatan tinggi
3. Corudum
• Sangat keras, kualitas akan seperti Emery jika dicampur bahan pengikat
• Tidak cocok untuk kecepatan tinggi
• 75-90% kristal Al2O3+oksida bes
i 4. Diamond
• Sangat keras, bahan pengikat khusus.
• Harga awal mahal, tetapi mempunyai sifat-2 ekonomis :
- mampu untuk bekerja dengan cepat
- mempunyai umur yang lebih lama
- dalam pengoperasiannya, panas yang timbul tidak berlebihan karena tajam dan
tahanan potong.
• Bahan Buatan
Sering disebut dengan Electrical furnace abrasive ( karena hasil dari dapur listrik )
1. Silicon Carbide (SiC) Si02 + 3C SiC + 2 CO
• Kekerasan sedikit > 9,5 Mohs
( skala kekerasan Mohs 1 s/d 10, diamond = 10 )
• Sisi iris sangat tajam, tetapi lebih rapuh dari pada Al2CO3
- Green grit (97%SiC) untuk cemented carbide & bahan keras lainnya.
- Black grit (95% SiC) untuk besi tuang & bahan non-ferrous metal
• Umumnya digunakan untuk bahan dengan tensile strength yang rendah (cast
iron, aluminium, bronze, non metalic material )
2. Alumunium Oxide (Al2O3) artificial corundum
• Lebih lunak dari pada SiC
• Tersusun dari Al2O3 (mineral bouxite) dari pencairan Oksida Al dlm dapur
listrik
- (warna coklat) : 86-91% Al2O3
- (warna putih/abu-abu/light pink) : lebih keras dari alundum, tetapi lebih rapuh,
biasa digunakan untuk pengerjaan kasar. 96-99 % Al2O3
• Umumnya digunakan untuk bahan dengan tensile strength yang tinggi
3. Boron Carbide
• Kekerasannya amat tinggi, lebih keras daripada SiC, mendekati intan
• Digunakan untuk pengasahan logam-logam khusus
4. Cubic Boron Nitride ( kristal Borazon T C BN ) pasir Kokas
• Kekerasannya antara SiC dan Intan, 2x Al2O3 , tahan sampai 1370o C
• Untuk menggerinda HSS dengan mudah dan teliti, dalam beberapa aplikasi
lebih baik daripada Intan

Bahan Pengikat Butiran Batu Gerinda


• Bahan Organik
1. Resinoid / damar / bakelit
2. Rubber
3. Shellac
• Bahan Anorganik
1. Vitrified bond
2. Silikat
Prose Pembuatan Batu Grinda
1. Dari setiap bahan abrasive diperkecil ukurannya dengan roll/crusher, kemudian
disaring
2. Dilewatkan pada magnetic separator, untuk menghilangkan campuranbesi
3. Dicuci untuk menghilangkan debu dan bahan-bahan lainnya
4. Butiran batu gerinda diklasifikasikan dengan menggunakan “vibrating standar screen”
, berdasar pada ukuran mesh ( jala penyaringnya )
5. Dicampur dengan bahan pengikat, kemudian dibentuk (dicetak), dipanaskan atau
dibakar tergantung jenis pengikatnya.
Pertimbangan berdasar fungsi batu gerinda, misal :
1. untuk memperoleh ukuran akhir
2. untuk operasi pemotongan
3. untuk mendapatkan sisi iris
4. untuk mengurangi bahan sampai bentuk yang dikehendaki
Isu Kualitas
Gerinda
• Kendala pada permukaan benda kerja
• Memerlukan kehati-hatian dalam penyimpanan
• Tegangan sisa dapat terjadi pada benda kerja dikarenakan perubahan temperatur
• Detail permukaannya sangat baik
• Nilai kekasaran permukaan 0,025 – 6,3 µm Ra
Honing
• Kendala pada permukaan benda kerja.
• Memungkinkan untuk mengoreksi ketidaktelitian geometris
• Permukaan benda kerja dan ketelitiannya dipengaruhi oleh
• ukuran butiran, tekanan pemakanan, area contact,.
• Kekasaran permukaan 0,025 – 1,6 µm Ra
Lapping
• Bahan yang lunak sulit untuk diasah
• Pengerjaan detail permukaan sempurna
• Kekasaran permukaan bernilai antara 0,012 – 0,8 µm Ra
Pertemuan 7 Pengerjaan Panas

• Proses pembentukan (forming) adalah proses mengubah bentuk logam dengan suatu gaya pada
arah tertentu tanpa menyisakan serpih
• Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni kemampuan mengalir
sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.

• Proses pembentukan logam: proses dimana deformasi plastis digunakan untuk merubah
bentuk dari benda kerja
• Die digunakan untuk merubah bentuk sehingga sesuai dengan yang diinginkan
• Agar terjadi deformasi plastik, tegangan yang diberikan oleh die lebih besar dari tegangan
luluh (yield) material benda kerja
- material yang tegangan yieldnya rendah
- material yang keuletannya tinggi
• Pengaruh temperatur pada pembentukan logam:
- Kekuatan dan pengerasan regangan akan menurun dengan naiknya temperatur
- Keuletan akan naik dengan meningkatnya temperaturPengaruh temperatur pada
pembentukan logam:
- Kekuatan dan pengerasan regangan akan menurun dengan naiknya temperatur
- Keuletan akan naik dengan meningkatnya temperatur
• Pengerjaan Panas
Logam mengalami deformasi plastis
Pengerjaan panas logam: dilakukan di atas suhu rekristalisasi
( 500oC – 700oC untuk baja)
Keuntungan:
- Porositas dalam logam dapat dikurangi
- Ketidakmurnian dalam bentuk inklusi terpecah-pecah dan tersebar dalam logam
- Butir yang kasar diperhalus
- Sifat fisis meningkat, terutama disebabkan penghalusan butir. Keuletan dan ketahanan
terhadap impak meningkat, kekuatan bertambah
- Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah bentuk baja dalam keadaan plastis
jauh lebih rendah dibandingkan energi yang dibutuhkan untuk pengerjaan dingin
Kerugian:
- Pada suhu tinggi terjadi oksidasi dan pembentukan kerak pada permukaan logam
sehingga penyelesaian permukaan tidak bagus
- Akibat pengerakan tidak dapat dipertahankan toleransi yang ketat
- Alat dan peralatan serta pemeliharaan biayanya tinggi

Proses-proses Pengerjaan Panas


A. Pengerolan (rolling)
B. Penempaan (forging)
- Palu
- Timpa
- Upset
- Tekan, pres
- Rol
- Dingin
C. Ekstrusi
D. Pembuatan pipa dan tabung
E. Penarikan
F. Pemutaran panas
G. Cara khusus

Pengoralan
- Mengurangi ketebalan dengan gaya tekan yang diberikan oleh dua buah rol atau lebih
yang berputar
- Bahan ingot, temperatur rolling 1200oC
- Dibentuk menjadi produk lanjutan: bilet, slab, bloom. Selanjutnya diproses menjadi
pelat, lembaran, batangan, profil, foil
- Terjadi penghalusan butir yang disebabkan reskritalisasi

Penempahan
- Pada proses penempaan. Logam yang dipanaskan ditempa dengan mesin tempa diantara
perkakas tangan atau die
- Sifat fisis meningkat, lubang-lubang tertutup tetapi timbul inklusi kerak dan die mahal
(tidak ekonomis untuk membentuk benda dalam jumlah kecil)
- Penempaan timpa menggunakan die tertutup, dan benda kerja terbentuk akibat impak
atau tekanan yang memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk die
- Suhu tempa baja 1100oC-1250oC, tembaga dan paduannya 750oC-925oC, alumunium
370oC-450oC
- Batang bulat yang pendek dikecilkan penampangnya atau dibentuk tirus dengan mesin
tempa rol
- Untuk membentuk gandar, baling-baling pesawat, linggis, roda, dll

Ekstrusi
- Logam didesak melalui cetakan yang mempunyai bentuk tertentu
- Ekstruksi langsung dan tak langsung
- Pada ekstruksi tak lansung langsung gaya yang dibutuhkan rendah karena tidak ada
gesekan antara bilet dan dinding kontainer. Kelemahan: ram kurang kokoh, benda kerja
hasil ekstruksi tidak mungkin ditopang dengan baik
Pertemuan 8 : MID SEMESTER

Melaksanakan mid semester

Pertemuan 9 : Pengelasan
PENGELASAN • Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan 2
buah logam atau lebih dengan pemanasan sampai logam induk mencair dan menyatu dalam
keadaan dingin.
Beberapa Persyaratan yang Harus Dienuhi untuk Berhasilnya Penyambungan Pengelasan.
• Bahwa benda padat tersebut dapat mencair/lebur oleh panas.
• Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat kesesuaian sifat lasnya
sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.
• Bahwa cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungan.
Secara konvensional cara-cara pengelasa dapat dibagi menjdi dua golongan, yaitu :

• klasifikasi berdasarkan kerja.


• klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Berdasarkan klasifikasi kerja pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu :
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
• Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
• pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
• pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini
logam induk tidak turut mencair.

MACAM-MACAM CACAT LAS DAN MENANGGULANGINYA


Cacat Las dibagi dua diantaranya :
Cacat las yang dapat dilihat ( Visual )
•Under Cutting : Yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk palit di kanan
dan kiri
Cacat las tidak dapat dilihat ( Cacat Dalam )
Jenis-jens kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata, hanya dapat
dideteksi dengan menggunakan radiographi dan ultrasonic. Adapun jenis – jenis kesalahan
tersebut :
- Undercut
- Slag lines
- Internal longitudinal crack
- Internal transverse crack
- Incomplete penetration
- Incomplete fusion
- Internal porosity
- Blow hole
- Root concaving
- Surface concaving
- Fault of junction
- Root high low
- Aligned porosity
- Ecessive penetration
- Interpass cold lap
- Heavy metal inclusion

Adapun cara penanggulangan kesalahan pada proses pengelasan :


Undercutting
- Berikan pendinginan benda kerja.
- Turunkan amper.
- Ayunan elektroda harus sesuai amper.
- Atur kedudukan elektroda.
Overlapping
- Naikan arus las.
- Jarak elektroda dengan benda kerja.
- Sesuaikan kecepatan pengelasan.
Porosity
- Simpan elektroda di tempat yang aman.
- Bersihkan benda kerja.
- Gunakan elektroda yang sesuai.
- Gunakan pengaman udara yang masuk.
Slag Inclusion
- Pembersihan setiap lapisan terak setelah proses pengelasan.
Angular Deformation
- Atur sudut lasan yang memadai sebelum pengelasan.
- Gunakan go jig.
- Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
- Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
Misaligment
- Atur jarak benda yang akan disambung harus rata dan sejajar.
- Jarak las cantum agar disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas.
Cracking
- Gunakan elektroda yang sesuai.
- Lakukan stress releacing setelah pengelasan.
- Lakukan pemenasan pendahuluan sebelum dilas.
Rigi-rigi penembusan terlalu tinggi
- Atur kecepatan pengelasan.
- Lubang kunci jangan terlalu besar.
- Turunkan ampere atau ganti elektroda.
Rigi-rigi tidak tembus
- Naikkan arus las (amper).
- Sesuaikan kecepatan pengelasan dengan cairan yang terbentuk pada waktu pengelasan.
- Usahakan selalu terbentuk lubang kunci sepangjang rigi-rigi lapisan pengelasan.
Spatter Panjang busur listrik kira-kira sama dengan diameter elektroda.
- Turunkan amper.
- Gunakan polaritas yang sesuai.
- Ganti elektroda
Pertemuan 10 : -
Hanya absen saja.

Pertemuan 11 : Sambungan Keling 1


Paku keling (rivet) digunakan untuk sambungan tetap antara 2 plat atau lebih misalnya pada
tangki dan boiler. Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk
menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya
peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll. Sambungan dengan paku keling
sangat kuat dan tidak dapat dilepas kembali dan jika dilepas maka akan terjadi kerusakan pada
sambungan tersebut.
Karena sifatnya yang permanen, maka sambungan paku keling harus dibuat sekuat mungkin
untuk menghindari kerusakan/patah. Bagian utama paku keling adalah :
• Kepala
• Badan
• Ekor
• Kepala lepas

Bahan paku keling


Yang biasa digunakan antara lain adalah baja,brass, alumunium, dan tembaga tergantung
jenis sambungan/beban yang harus diterima oleh sambungan.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbon), steel, wrought iron.
Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints apply : copper
(+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
PENGGUNAAN PAKU KELING
Pemakaian paku keling ini biasanya digunakan untuk :
- Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler (boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan
tinggi).
- Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane).
- Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan).
- Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( misalnya ; pesawat terbang, kapal).
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
Keuntungan
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu :
a). Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak
dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
b). Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
c). Pemeriksaannya lebih mudah
d). Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut

Kelemahan
a). Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku
kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama paku
keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan tenaga manusia,
tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk jenis-jenis yang besar.
b). Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua
komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah
tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll
Pertemuan 12 : Sambungan keling 2
JENIS PEMBEBANAN DALAM PAKU KELING
Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu :
a). Pembebanan Tangensial.
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja resultannya,
sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang digunakan.
b). Pembebanan Eksentrik
JENIS KERUSAKAN
Kerusakan yang biasanya terjadi paku keling adalah :
1. Tearing of the plate at ende : robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi jika
margin (m) kurang dari 1.5 d, dengan d ialah diameter paku keling.
2. Tearing of the plate a cross a row of rivets : robek pada garis sumbu lubang paku keling dan
bersilangan dengan garis gaya.

TIPE SAMBUNGAN PAKU KELING


A. Berdasarkan Penyambungan Plat
1. Lap Joint (Sambungan Berimpit) : sambungan yang menempatkan pelat yang akan disambung
saling berimpitan dan kedua pelat tersebut disambung dengan paku keling.
Pemasangan tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan yang
lainnya..
2. Butt Joint (Sambungan Bilah) : sambungan yang menempatkan kedua ujung pelat yang akan
disambung saling berdekatan, lalu kedua pelat tersebut ditutup dengan bilah (strap), kemudian
masing-masing pelat disambungkan dengan bilah menggunakan paku keling

B. Berdasarkan Jumlah Baris


1. Sambungan baris tunggal (single riveted joint)
Pada sambungan berimpit, sambungan baris tunggal adalah sambungan yang menggunakan satu
baris paku keeling pada sistem sambungan. Sedangkan pada sambungan bilah, sambungan baris
tunggal adalah sambungan yang menggunakan satu baris paku pada masing-masing sisi
sambungan.
2. Sambungan baris ganda (double riveted lap joint)
Pada sambungan berimpit, sambungan baris ganda adalah sambungan yang menggunakan dua
baris paku keling pada sistem sambungan. Sedangkan pada sambungan bilah, sambungan baris
ganda adalah sambungan yang menggunakan dua baris paku pada masing-masing sisi
sambungan.

C. Berdasarkan Susunan Paku


1. Sambungan Rantai
2. Sambungan Zig – Zag

D. Kerusakan Sambungan Paku Keling


Kerusakan yang dapat terjadi pada sambungan paku keling akibat menerima beban adalah
sebagai berikut :
a. Tearing of the plate at an edgeRobek pada bagian pinggir dari plat yang dapat terjadi jika
margin (m) kurang dari 1,5 d, dengan d : diameter paku keling.
b. Tearing of the plate a cross a row of rivetsRobek pada garis sumbu lubang paku keling dan
bersilangan dengan garis gaya.
c. Shearing of the rivets Kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.
d. Crushing of the rivets

E. Efisiensi Paku Keling Efisiensi dihitung berdasarkan perbandingan kekuatan sambungan


dengan kekuatan unriveted. Kekuatan sambungan paku keling tergantung pada = Ft, Fs, Fc dan
diambil harga yang terkecil.
Pertemuan 13 : JIG & FIXTURE
Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka
membuat penggandaan komponen secara akurat.
Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat potong atau alat bantu lainnya, dan benda
kerja mesti dijaga.
Untuk melakukan ini maka dipakailah jig atau fixture yang didesain untuk memegang,
menyangga dan memposisikan setiap bagian sehingga setiap pengeboran, pemesinan dilakukan
sesuai dengan batas spesifikasi.
Jig didefinisikan sebagai peralatan khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan
pada komponen yang akan dimesin.
Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan menyangga benda
kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang diperlukan bisa dilakukan.
JENIS-JENIS JIG
Jig bisa dibagi atas 2 kelas :
• jig Bor.
Jig bor digunakan untuk mengebor lobang yang besar untuk digurdi atau ukurannya aneh
(Pengkasaran )
• jig Gurdi.
Jig gurdi digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming), mengetap,
chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink.Jig dasar umumnya
hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan
bushing yang digunakan.
Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu:
- Jig tipe terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin pada
hanya satu sisi.
- Jig tipe tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang dimesin lebih dari
satu sisi.
• Jig template adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig tipe ini terpasang
diatas, pada atau didalam benda kerja dan tidak diklem.
• Jig plate adalah jig sejenis dengan template, perbedaannya hanya jig jenis ini mempunyai
klem untuk memegang benda kerja.
• Jig sandwich adalah bentuk jig plate dengan pelat bawah. Jig jenis ini ideal untuk
komponen yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau terlipat pada jig jenis lain.
• Jig angle plate (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen yang dimesin pada
sudut tegak lurus terhadap mounting locatornya (dudukan locator) yaitu dudukan untuk
alat penepatan posisi benda kerja.
• Jig kotak atau jig tumble, biasanya mengelilingi komponen. Jig jenis ini memungkinkan
komponen dimesin pada setiap permukaan tanpa memposisikan ulang benda kerja pada
jig.
• Jig Channel adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak. Komponen dipegang diantara
dua sisi dan dimesin dari sisi ketiga.
• Jig daun (leaf) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk kemudahan pemuatan dan
pelepasan. Jig daun biasanya lebih kecil dari jig kotak.
• Jig indexing digunakan untuk meluaskan lobang atau daerah yang dimesin lainnya
disekeliling komponen. Untuk melakukan ini, jig menggunakan komponen sendiri atau
pelat referensi dan sebuah plunger. Jig indexing yang besar disebut juga jig rotary.
• Jig Trunnion adalah jenis jig rotary untuk komponen yang besar atau bentuknya aneh.
Komponen pertama-tama diletakkan didalam kotak pembawa dan kemudian dipasang
pada trunnion.
• Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh pengguna. Pelat yang
diaktifkan oleh tuas membuat alat ini bisa memasang dan membongkar benda kerja
dengan cepat.
• Jig multistation (stasion banyak) mempunyai Ciri utama jig ini adalah cara menempatkan
benda kerja. Ketika satu bagian menggurdi, bagian lain meluaskan lubang (reaming) dan
bagian ketiga melakukan pekerjaan counterbore. Satsion akhir digunakan untuk
melepaskan komponen yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.
JENIS-JENIS FIXTURE
Jenis fixture dibedakan terutama oleh bagaimana alat bantu ini dibuat. Perbedaan utama
dengan jig adalah beratnya. Fixture dibuat lebih kuat dan berat dari jig dikarenakan gaya
perkakas yang lebih tinggi.
• Fixture pelat adalah bentuk paling sederhana dari fixture. Fixture dasar dibuat dari pelat
datar yang mempunyai variasi klem dan locator untuk memegang dan memposisikan
benda kerja. Konstruksi fixture ini sederhana sehingga bisa digunakan pada hampir
semua proses pemesinan.
• Fixture pelat sudut adalah variasi dari fixture pelat. Dengan fixture jenis ini, komponen
biasanya dimesin pada sudut tegak lurus terhadap locatornya.
• Fixture vise-jaw, digunakan untuk pemesinan komponen kecil.
• Fixture indexing mempunyai bentuk yang hampir sama dengan jig indexing. Fixture jenis
ini digunakan untuk pemesinan komponen yang mempunyai detail pemesinan untuk
rongga yang detil.
• Fixture multistation, adalah jenis fixture untuk kecepatan tinggi, volume produksi tinggi
dimana siklus pemesinan kontinyu. Fixture duplex adalah jenis paling sederhana dari
jenis ini dimana hanya ada dua stasiun.
• Fixture profil, digunakan mengarahkan perkakas untuk pemesinan kontur dimana mesin
secara normal tidak bisa melakukan. Kontur bisa internal atau eksternal.
Klasifikasi Fixture
Fixture biasanya diklasifikasikan berdasarkan tipe mesin yang menggunakannya. Misal,
fixture yang digunakan pada mesin milling disebut fixture milling. Fixture bisa juga
diklasifikasikan dengan subklasifikasi. Misal, jika pekerjaan yang dilakukan adalah milling
stradle maka fixture disebut straddle milling fixture.
Berikut ini adalah list operasi produksi yang menggunakan fixture:
• Assembling Lapping
• Boring Milling
• Broaching Planing
• Drilling Sawing
• Forming Shaping
• Gauging Stamping
• Grinding Tapping
• Heat treating Testing
• Honing Turning
• Inspecting Welding
Pertemuan 14 : -
Membuat Tugas Pertemuan 1-7

Anda mungkin juga menyukai