Anda di halaman 1dari 28

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS RANCANGAN KOPLING

PADA KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

DAYA : 149 Ps

PUTARAN : 3400 Rpm

OLEH :

FRANNOTO

NPM : 19013007

Diketahui Oleh : Disetujui oleh:


Ketua Program Studi Teknik Mesin Dosen pembimbing

(Rahmadsyah S.T, M.T) (T. Jukdin S, M.Eng)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ASAHAN

KISARAN

2021

LEMBAR BIMBINGAN KOPLING

Nama : FRANNOTO
NPM : 19013007

Daya : 149 PS

Putaran : 3400 Rpm

NO TANGGAL POKOK PEMBAHASAN TANDA TANGAN KET


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kisaran ,…,..…………,2021

Diketahui : Disetujui :
Ka. Prodi Teknik Mesin UNA Dosen Pembimbing

(Rahmadsyah,S.T M.T) (T.Jukdin S, M.Eng)


NIDN.0110067908 NIDN.

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi dan syukur saya panjatkan kehadiran kepada Allah SWT

karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun

sebuah tugas rancangan kopling mobil kendaraan bermotor roda empat dengan

spesifikasi sebagai berikut:

Daya maksimum : 149 PS

Putaran : 3400 rpm

Tugas rancangan kopling ini merupakan tugas yang harus di selesaikan

oleh setiap mahasiswa padaprodi teknik mesin yang bertujuan untuk memahami

dan memperdalam pengetahuan tentang mata kuliah elemen mesin dan tugas ini

sangat penting untuk melanjutkan tugas-tugas selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa di dalam rancangan ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk iu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan isi tugas rancangan ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucaapkan banyak terima kasih kepada;

1. Kepada kedua orang tua penulis, atas semua nasehat dan pengorbanan

material dan do’anya sehingga penulis menyelesaikan tugas ini.

2. Bapak Rahmadsyah, MT selaku Ketua Prodi Teknik Mesin Universitas

Asahan dan juga sekaligus dosen pembimbing dalam tugas ini.

3. Ibu Moraida Hasanah, S.Si, M.Si selaku sektaris Prodi Teknik Mesin

Universitas Asahan.
4. Bapak T.Jukdin S, M.Eng sebagai pembimbing akademik dan juga

sekaligus dosen pembimbing dalam tugas ini.

5. Kepada seluruh teman-teman yang telah membantu Saya dalam

menyelesaikan Tugas Rancangan Kopling ini.

6. Dan tidak lupa pula Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak

yang tidak dapat disebut satu-persatu namanya yang telah membantu Saya

dalam menyelesaikan Tugas Rancangan Kopling ini

Akhir kata penulis berharap semoga tugas rancangan ini bisa bermanfaat bagi

yang membacanya, khususnya bagi penulis sendiri, amin.

Kisaran, April 2020

(Frannoto)
NPM : 19013007
DAFTAR ISI
GAMBAR ASSEMBLING KOPLING

KETERANGAN GAMBAR :

1. Roda Penerus ( FlyWheel )

2. Plat gesek

3. Baut Pengikat FlyWheel dengan poros penggerak 

4. Plat pembawa

5. Bantalan radial

6. Paku keeling untuk plat pembawa dan Naaf 

7. Baut pengikat FlyWheel dengan penutup kopling

8. Plat penekan
9. Paku keeling untuk penutup kopling dan pegas matahari

10. Pegas kejut

11. Plat pembawa

12. Bantalan aksial

13. Poros

14. Naaf 

15. Pegas matahari

16. Paku keeling untuk plat pembawa dan lingkar pembawa

17. Baut pengikat pegas matahari dengan plat penekan


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopling merupakan bagian utama yang sangat penting pada kendaraan untukm

memindahkan daya engine ke transmisi secara perlahan-lahan agar tidak terjadi hentakan atau

getaran pada saat pemindahan gigi transmisi, sehingga gerak awal jalannya kendaraan dapat

berlangsung dengan lembut dan nyaman. Bisa dibayangkan ketika kita ingin memindahkan

gigi kendaraan, kemudian terjadi selip atau gigi pada transmisi susah masuk. Hal ini akan

menyebabkan kerusakan pada transmisi dan dapat membahayakan pengendara karena

kendaraan akan berhenti secara tiba-tiba, ini terjadi suatu gejala yang tidak normal pada

kopling, maka keamanan kendaraan pada saat dikemudikan akan terganggu. Oleh karena itu,

perawatan dan perbaikan harus dilakukan secara berkala untuk mendapatkan kondisi mobil

yang prima sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

Pada umumnya untuk memindahkan daya dan putaran dipakai macam sistem antara

lain :

A. Sistem Kopling

B. Sistem roda gigi

C. Sistem rantai dan transmisi

Akan tetapi yang akan dibahas dalam hal ini adalah sistem kopling, jadi pengertian

kopling adalah suatu elemen mesin yang befungsi sebagai alat penyambungan dan pemutusan
daya dan putaran yang berasal dari poros penggerak (mesin) terhadap poros yang digerakkan

(transmisi).

Pada perkembangan teknologi dewasa ini khususnya dibidang otomatis, hampir

seluruh kendaraan bermotor menggunakan kopling khususnya kopling tidak tetap (kopling

plat tetap).

Hal seperti ini dapat diperhatikan pada semua jenis kendaraan bermotor dengan

menggunakan kopling daya dan putaran dapat ditransmisikan dari poros penggerak keporos

yang digerakkan tanpa menghantikan putaran mesin terlebih dahulu.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu dari perkuliahan dan dapat membandingkannya dengan keadaan

sebenarnya dilapangan.

2. Membiasakan mahasiswa untuk merancang elemen-elemen mesin dan sekaligus

untuk memperluas wawasan dalam hal perancangan.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pemahaman elemen-elemen mesin, khususnya kopling dan

komponen-komponennya.

2. Menguasai sistem penyambungan dan pemutusan putaran dan daya pada kendaraan

bermotor.

Pada sistem kopling ini putaran dan daya dihubungkan melalui suatu

mekanisme penyambungan dan pemutusan putaran poros input ke poros output yang

dioperasikan tanpa mematikan mesin atau putaran poros input dan tidak ada selip

yang dapat merugikan atau mengurangi daya mesin.


1.3 Batasan Masalah

Pada perencanaan ini yang dibahas adalah desain suatu kopling kendaraan bermotor

roda empat yang digunakan untuk memindahkan dan memutuskan putaran dan daya antara

poros input dan poros output dengan daya dan putaran sebagai berikut :

Daya : 149 PS

Putaran : 3400 rpm

Dalam hal ini akan dihitung ukuran dari pada komponen kopling tersebut yakni

meliputi : poros, plat gesek, spline, naaf, pegas matahari, baut, paku keling dan bantalan.

1.4 Manfaat Perancangan

a. Memperoleh kopling yang lebih efektif dan tahan lama

b. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca menganai cara kerja kopling

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kopling

Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus daya putaran dari poros

penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana kedudukan

kedua poros tersebut terletak pada suatu garis sumbu yang lurus atau dapat sedikit berbeda.
Secara garis besar kegunaan kopling adalah:

a. Untuk menjamin mekanis dan karakteristik akibat bagian mesin yang berputar.

b. Untuk menjamin hubungan antara poros penggerak dengan poros yang digerakkan.

c. Untuk mengurangi beban lanjut pada waktu melakukan transmisi dari poros yang

digerakkan atau dari suatu poros ke poros yang lain.

2.2 Cara Kerja Kopling

Cara kerja kopling plat tunggal ini dapat ditinjau dari dua keadaaan, yaitu:

1. Kopling Dalam Keadaan Terhubung ( Pedal Kopling Tidak Ditekan)

- Pegas penekan diafragma menekan plat penekan sehingga plat penekan

terhubung atau tertekan.

- Kanvas kopling terjepit diantara fly whell dan plat penekan, putaran mesin

dapat diteruskan ke poros input transmisi.

2. Kopling Dalam Keadaan Tidak Terhubung (Pedal Kopling Ditekan)

- Plat penekan diafragma mengungkit plat penekan sehingga plat kopling

bebas dari penekanan.

- Kanvas kopling bebas dari penekanan/jepitan sehingga putaran mesin tidak

dapat diteruskan ke poros input transmisi, hanya sampai pada kanvas

kopling.............(WILLYS,CONECTING)

2.3 Klasifikas Kopling

Berdasarkan fungsi dan cara kerja dapat dibagi atas dua jenis yaitu :

1. Kopling tetap

2. Kopling tidak tetap


1. Kopling Tetap

Kopling tetap adalah penerusan daya dan putaran yang dapat dilakukan pada saat

kopling bekerja denan baut pengikat, pemindahan daya putaran kopling ini adalah secara

pasti atau tidak dan terjadi slip dan kedua sumbunya harus segaris. Kopling tetap mencakup

kopling kaku yang tidak mengizinkan sedikit ketidak lurusan sumbu poros dan kopling

universal digunakan bila kedua poros membentuk sudut yang cukup besar.........(sularso

2008)

Sifat-sifat dari kopling tetap adalah :

a) Sumbu kedua poros harus terletak pada garis lurus

b) Pemutusan dan penyambungan kedua poros dapat pada saat kedua poros tidak

bekerja

c) Putaran kedua poros tidak sama

Kopling tetap ini dibagi atas :

a. Kopling Kaku

Kopling ini tidak mengijinkan sedikitpun lurusan sumbu kedua poros serta tidak

mengurangi tumbukan dan getaran transmisi.......(Sularso 2008)

Contoh :

 Kopling bus

 Kopling flens kaku

 Kopling tumpu
Gambar 2.1. Kopling Flens Kaku

b. Kopling Luwes

Bentuk rumah kopling ini sama dengan flens kaku, tetapi pemasangan poros tidak

dapat menonjol ke rumah yang satu lagi. Pada baut pengikat tidak terdapat kejutan yang besar

(kejutan kecil).......(Sularso 2008)

Contoh :

 Kopling flens luwes

 Kopling karet bintang

 Kopling karet ban

 Kopling rotary

Gambar 2.2. Kopling Flens Luwes


c. Kopling Universal

Pada kopling ini penghubung poros kopling ini digunakan kopling silang...........

(Sularso 2008)

Contoh :

 Kopling universal hook

 Kopling universal kecepatan

Gambar 2.3 Kopling Universal

2. Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap adalah suatu elemen yang menghubungkan poros yang

digerakkan dengan poros penggerak dengan poros penggerak dan putaran yang sama, serta

dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun pada

saat poros tidak berputar.

a. Kopling Cakar

Kopling cakar ini dapat meneruskan momen dengan kontak positif (tanpa perantaraan

gerakan) sehingga tidak terjadi slip.........(Sularso 2008)

Adapun dua bentuk kopling cakar yaitu :

a) Kopling Cakar Persegi


Kontrusi kopling ini paling sederhana diantara kopling tetap yang lainnya, dan

kopling cakar persegi ini dapat meneruskan momen dalam dua arah tetap, tidak dapat

dihubungkan dalam perputaran dengan sedemikian sepenuhnya berfungsi sebagai kopling

tetap.

Gambar 2.4. Kopling Cakar Persegi

b) Kopling Cakar Spiral

Baik dalam satu putaran saja karena timbulnya yang besar jika dihubungkan dalam

keadaan berputar, maka cara menghubungkan semacam ini hanya dilakukan jika poros

penggerak mempunyai putaran kurang dari 50 rpm, kopling ini dapat dihubungkan dalam

keadaan berputar.

Gambar 2.5. Kopling Cakar Spiral

b. Kopling Plat

Kopling plat adalah suatu kopling yang digunakan satu plat lebih yang dipasang

diantara kedua poros, serta membuat kontak sesamanya, kontruksi sangat sederhana, dimana

dapat dihubungkan atau dilepaskan dalam keadaan berputar...........(Sularso 2008). Kopling

ini dibagi atas :

1. Kopling Plat Tunggal


Gambar 2.6. Kopling Plat Tunggal

Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari paduan bahan asbes

dan logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan,

yaitu :

a) Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang

memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.

b) Dapat menyerep panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan panas

dan kotoran debu yang aus. Kanvas kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi

untuk ventilasi dan menampung dan membunag debu yang terjadi.

c) Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk bergesekan, maka perlu

dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.

d) Dapat mencengkeram dengan baik. Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan

kejutan baik dalam bentuk pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga

disebut dengan pegas radial.

2. Kopling Plat Banyak


Gambar 2.7. Kopling Plat
Menurut cara kerjanya dan pelayanannya :

Cara kopling manual

o Cara kopling hidrolik

o Cara kopling pneumatic

o Cara elektromagnetik

Serta dapat juga dibagi atas koling basah dan kering

o Kopling basah apabila dia bekerja dalam keadaan basah atau dilumasi minyak

pelumas, sedangkan.

o Kopling kering yaitu apabila plat-plat bekerja dalam keadaan kering dan ini semua

dipilih tergantung pada tujuan kondisi kerja lingkungan dan sebagainya.

A. Kopling Kerucut

Kopling kerucut adalah suatu kopling gerak dengan konstruksi sederhana dan

mempunyai keuntungan dimana dengan gaya akial yang kecil dapat ditransmisikan momen

yang besar. Kopling ini tidak banyak lagi dipakai karena daya yang sederhana, meskipun

dalam keadaan diam bentuk plat tidak dikehendaki dan ada kemungkinan kena minyak.

Kopling kerucut ini lebih menguntungkan, gaya dorong aksial 7 kg adalah sama dengan

jumlah dari komponen horizontal. Dari gaya tekan normal Q (kg) dan komponen horizontal

tahanan gerak yang ditimbulkan oleh gaya Q (kg)........(Dobro 1984)

Gambar 2.8. Kopling Kerucut

B. Kopling Freewheel

Kopling freewheel adalah kopling yang diperlukan agar dapat dilepas dengan

sendirinya bila poros mulai berputar dengan lambat atau dengan arah yang berlawanan dari
poros yang digerakkan sehingga ke poros penggerak (bagian dalam) berputar searah jarum

ja, maka gesekan yang ditimbulkan akan menyebabkan rol-rol atau bola-bola akan terjepit

diantara poros penggerak dengan cincin luar bersama poros yang digunakan akan berputar

meneruskan daya.

Jika poros penggerak berputar melawan arah jarum jam atau jika poros digerakkan

berputar lebihbcepat maka bola-bola atau rol-rol akan lepas dari jepitan sehingga tidak terjadi

meneruskan momen lagi. Kopling ini sangat banyak digunakan dalam otomatis mekanis........

(Dobro 1984)

Gambar 2.9. kopling Freewheel

2.4 Pengertian poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua

mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi

seperti itu di pegang oleh poros.secara istilah poros adalah elemen mesin yang berbentuk

batang dan umumnya berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau

mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya........(R.S Khurmi, 1982)

Gambar 3.1 Poros


Beban yang di dukung oleh poros pada umumnya adalah roda gigi, roda daya (fly wheel),

roda ban (pulley), roda gesek, dan lain lain. poros hampir terdapat pada setiap konstruksi

mesin dengan fungsi yang berbeda beda.

Dilihat dari fungsinya poros dibedakan menjadi :

1. Poros dukung : misalnya gandar, poros motor

2. Poros transmisi : misalnya poros motor listrik, poros gigi transmisi pada gear box

3. Gabungan antara dukung dan transmisi : misalnya poros pada roda mobil

perencanaan poros mengacu pada kekuatan bahan poros. untuk bahan yang liat

(ductile material), ukuran poros dihitung dengan menggunakan teori tegangan geser

meksimal, sedangkan untuk bahan yang getas (brittle material) dihitung dengan teori

tegangan normal maksimal. dimana kedua teori tersebut dikembangkan dari teori

tegangan utama yaitu RANKINE. Rangkine adalah merupakan solusi medan tegangan

yang memprediksi tekanan aktif dan pasif. Dengan mengasumsikan bahwa kegagalan

terjadi bila tegangan utama maksimum pada setiap titik mencapai nilai sama dengan

tegangan tarik. Tegangan pada poros pada umumnya berupa tegangan puntir saja,

bengkok saja, atau gabungan puntir dan bengkok.

Bahan poros pada umumnya menggunakan machinery steels, dimana tegangan bengkok

ijin sebesar 400-800 kg/cm persegi, tegangan geser ijin sebesar 420 kg/cm persegi untuk yang

berpasak dan 560 kg/cm persegi yang tanpa pasak. yang tergolong machinery steels yaitu

high carbon steel dan tensile steel. Dipasaran indonesia yang tergolong kelompok tersebut 

adalah jis s 45 c, SCM-4.

2.5 SPLINE dan NAAF

1. Spline
Spline berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dari poros komponen-komponen

lainnya. Fungsi spline pada dasarnya adalah sama dengan fungsi pasak, perbedaannya adalah

bahwa spline merupakan bagian dari poros, atau dengan kata lain menyatu dengan poros,

sedangkan pasak terpisah dari poros dan untuk pemasangannya diperlukan alur pada poros.

Selain itu jumlah spline untuk tiap poros adalah tertentu pada konstruksi yang diambil

berdasarkan standard SAE, sedangkan jumlah pasak ditentukan sesuai dengan kebutuhan

yang dianggap perlu oleh perancangnya. Penggunaan spline adalah lebih beruntung

dibanding pasak, karena spline lebih kuat dan akan mengalami beban puntir yang merata

pada seluruh bagian poros. Sedangkan pada pasak yang akan mengalami tegangan adalah

pasak itu sendiri karena terkonsentrasi pada pasak tersebut, perancangan spline pemilihan

spline ditentukan berdasarkan standart SAE (Society Automotive Engineering) pada

kendaraan bermotor, mesin-mesin produksi, mesin-mesin perkakas dan lain-lain.

Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe lainnya.

Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros dan hub yang saling

terkait.Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga putar

besar, seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan.Bahan pasak dan

poros yang digunakan biasanya sama. Pasaknya yang berjumlah banyak yakni : 4, 6, 8, 10

sampai 16 buah. Karena hampir menyerupai sehingga sering disebut sebagai pasak bintang

(Spline). Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang, terutama bagi hub yang dapat

digeser-geser secara aksial. Dengan :   

D = 1,25.d Dan b1 = 0,25.d

Jenis seplain berdasarkan jenis gerakannya terhadap poros yaitu :

1. Spline fleauble : dimana bagia yang dihubungkan dengan poros dapat bergeser scara

aksial.

2. Splain tetap : dimana bagian yang dihubungkan berkunci pada poros.


Jenis spline dibedakan berdasarkan bentuk yaitu :

a. Spline Persegi Jenis ini membuat alur dan gigi berbentuk persegi. Poros ini umumnya

mempunyai jumlah spline : 4,6,10 dan 16 buah spline.

b. Seplain Involut, Jenis ini mempunyai gigi (Spline) yang berbentuk sudut-sudut

tertentu.........( R.S Khurmi, 1982)

(lihat tabel pada lampiran 2)

2. Naaf

Terkadang ukuran spline dan naaf disamakan dalam perancangaan, namun dalam kondisi

yang sebenarnya terdapat perbedaan ukuran yang sangat kecil antara spline dan naaf.

Walaupun perbedaannya adalah kecil tetapi dapat menjadi sangat berpengaruh apabila mesin

tersebut memerlukan ketelitian yang tinggi atau bekerja pada putaran tinggi...........(Sukrisno,

1986)

Standar yang digunakan dalam perencanaan naaf adalah sama dengan yang digunakan

dalam perencanaan spline, yaitu berdasarkan SAE (Society of Automotive Engineering)

2.6 Pengertian Plat Gesek

Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai medium gesekan antar plat

penekan dan flywheel dalam meneruskan putaran dan daya pada mekanisme kopling...........(R.S

Khurmi, 1982)
Gambar 3.2 Plat Gesek

2.7 Hal –hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Plat Gesek

 Bahan plat gesek harus tahan arus dan terhadap suhu yang tinggi.

 Kekuatan plat gesek

 Koefisien plat gesek

(lihat Tabel pada lampiran 3)........(S.E Joseph, 1984)

2.8 Pengertian pegas

Pegas adalah suatu elemen yang dapat meredam getaran dan tumbukan dengan

memanfaatkan sifat elastisnya.

1. Pegas kejut

Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan/kompresi yang berfungsi untuk meredam

kejutan..........(Sibarani, 2018)
Gambar 3.3 Pegas

Gambar 3.4 Tegangan Maksimum dari Pegas Tekan

Keterangan Gambar :

1. kawat music kelas B

2. kawat music kelas A

3. kawat baja keras kelas C

4. kawat baja keras kelas B

5. kawat baja tahan karat no 2

6. kawat baja tahan karat no 1

7. kawat musik kelas V

8. baja karbon, kawat bertemper dengan minyak, kelas B

9. kawat baja Cr-V distemper dengan minyak, untuk pegas katup

10. baja paduan

11. baja pegas (SUP 4)

12. kawat baja karbon distemper dengan minyak, kelas A

(lihat Tabel pada lampiran 2)

2. Pegas matahari
Gambar 3.5 Pegas Matahari

Pegas matahari adalah pegas yang berfungsi untuk menarik plat penekan dalam arah

menajauhi plat gesek untuk pemutusan hubungan. Hal ini akan menyebabkan plat gesek

dalam keadaan bebas, diantara plat penekan dan flywheel tidak lagi diteruskan ke poros

yang digerakkan........(Sibarani, 2018)

Keterangan :

L1= 45 mm

L2 = 20

L2 = 20 mm

F1 = gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (kg)

F2 = gaya tekan yang dikerjakan oleh pegas matahari (kg)

n = ( jumlah daun pegas matahari) = 12

h = ( tebal plat pegas matahari) = 2 mm

D ( diameter dalam pegas matahari) = 50 mm

Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (Da) sama dengan

diameter luar plat gesek, jadi Da = 210 mm.


3. Paku Keling

Paku keling dapat di definisikan sebagai pengikat sambungan tetap dari dua buah plat

atau lebih. Dari perhitungan sebelumnya momen puntir (T) = 12,074 kg, bahan yang

digunakan untuk paku keling pada perencanaan ini adalah S45C dengan kekuatan tarik 58

kg/mm2......(Sibarani, 2018)

4. Definisi Baut

Baut didefinisikan sebagai alat pengikat.Baut di dalam kopling digunakan untuk

mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling dengan

flywheel.........(Sibarani, 2018)

Gambar 3.6. Baut Pengikat Tutup Kopling dengan Flywheel

5. Bantalan

Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban. Sehingga

putaran atau gesekkan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman. Bantalan
harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan

baik..........(Sibarani, 2018)

(lihat tabel pada lampiran 4)


BAB III

PERENCANAAN KOPLING

Anda mungkin juga menyukai