Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Mesin Freis (Milling)

Disusun Oleh :
Vincent Thomas Christanto
0420200048

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA


PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF
JAKARTA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan
bentukan bidang datar (bidang datar ini terbentuk karena pergerakan dari meja mesin)
dimana proses pengurangan material benda kerja terjadi karena adanya kontak antara alat
potong yang berputar pada spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.
Seiring dengan perkembangan teknologi, mesin frais juga mulai di perkenalkan kepada
kalangan mahasiswa, agar mahasiswa tidak hanya pandai dalam hal teori melainkan
mahasiswa dituntut pandai dalam praktik megoperasikan dan menggunakan mesin frais.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Kerja Mesin Frais

Prinsip kerja mesin frais adalah Tenaga untuk pemotongan berasal dari


energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik. Gerakan
utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan
gerakan putar pada spindel mesin milling.

Mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan
mempergunakan pisau milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada
sumbu mesin. Mesin milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak
utama yang berputar, pisau frais dipasang pada sumbu/arbor mesin yang didukung
dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran
motor listrik maka pisau frais akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar
kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan.

Prinsip kerja dari mesin frais yaitu pahat potong/pemotong frais melakukan gerak


rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong frais tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Mesin Frais


Berdasarkan pada mesin frais ini terdapat jenis-jenisnya yaitu
mesin frais horizontal, mesin frais vertikal, dan mesin frais universal. Adapun
jenis-jenis mesin frais antara lain:
a) Mesin Frais Horizontal
Mesin frais horizontal adalah mesin frais yang poros utamanya
sebagai pemutar dan pemegang alat potong pada posisi mendatar. Mesin ini
termasuk type knee, namum bentuknya sama dengan mesin frais universal.
Biasanya digunakan untuk mengerjakan permukaan datar dan alur. Tipe lain
dari mesin ini adalah mesin frais type bed. Type bed ini lebih kuat karena
meja mesin ditahan sepenuhnya oleh sadel yang terpasang pada lantai.
b) Mesin Frais Vertikal
Mesin frais vertikal adalah mesin frais dengan poros utama sebagai
pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak. Poros utama
mesin frais tegak di pesang pada kepala tegak (vertical head spindle). Posisi
kepala ini dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya
mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, melobang
dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.
c) Mesin Frais Universal

Mesin frais universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan


dari mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat
mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi,
pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam. Untuk
melaksanakan pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan peralatan yang
mudah digeser, diganti dan dipindahkan. Peralatan tambahan tersebut
berupa meja siku (fixed angular table), meja miring (inclinable universal
table), meja putar (rotery table) dan kepala spindel tegak (vertical head
spindel).

2.3 Bagian-Bagian Dari Mesin Frais

Berdasarkan pada mesin sekrap terdapat bagian-bagian yang ada pada


mesin frais. Adapun bagian-bagian dari mesin sekrap antara lain yang terdiri dari
beberapa bagian komponen (lihat gambar) sebagai berikut:

a) Lengan, untuk memindahkan arbor.


b) Penyokong arbor.
c) Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis.
d) Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis
e) Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.
f) Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang.
g) Tuas pengunci meja.
h) Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
i) Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang.
j) Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak.
k) Tuas untuk mengunci meja.
l) Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur tingginya meja.
m) Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja.
n) Tuas, untuk mengunci sadel.
o) Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja.
p) Tuas untuk merubah kecepata motor listrik.
q) Engkol meja
r) Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
s) Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
t) Spindle untuk memutar arbor dan pisau frais.
u) Tuas untuk menjalankan mesin.

2.4 Gerakan Dalam Mesin Frais

Berdasarkan pada mesin frais terdapat gerakan-gerakan didalam


mesin frais. Adapun gerakan-gerakan  dalam mesin frais harus selalu mempunyai 3
gerakan kerja, yaitu:

a) Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat
sumbu utama.
b) Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan
mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
c) Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan
pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi
potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan.
2.5 Metoda Pengefraisan

Berdasarkan pada mesin frais terdapat metoda pengefraisan yaitu climb


mill dan conventional milling. Adapun metoda pengefraisan pada
mesin frais tersebut adalah:

a) Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan
benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor
kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur
keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
b) Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan
gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode
ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.

2.6 Kecepatan Potong dan Pemakanan

Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan


pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut
kecepatan potong dan pemakanan.

Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya


bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit.
Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan,
makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya.

Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga


kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika
pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh
jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh
oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka
jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang
ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V).
2.7 Pengukuran Geometris

Pengertian

Pengukuran geometris adalah pengukuran posisi elemen – elemen mesin


seperti kesejajaran, kelurusan, kerataan, ketegaklurusan, dan lain sebagainya.
Sedangkan penentuan diameter poros, lebar balok, tebal balok, diameter lubang dan
sebagainya termasuk kedalam pengukuran metrologis. Pengukuran geometris juga
merupakan teknik monitoring yang bertujuan untuk mengetahui penyimpangan
geometris yang terjadi pada mesin. Pada mesin perkakas monitoring geometris
meliputi leveling, kerataan, kesejajaran, ketegaklurusan, run out, dan lain
sebagainya. Pengukuran ini sangat penting dalam menunjang proses perawatan dan
perbaikan mesin.

2.8 Jenis – jenis Pengukuran Geometris

a) Kedataran (Levelling)
Pengukuran kedataran adalah pengukuran posisi benda, bidang atau poros pada
posisi yang datar atau sejajar dengan permukaan air tenang. Dalam pemasangan
dan penempatan mesin, khususnya mesin perkakas di syaratkan posisinya harus
betul betul datar. Pada mesin milling, untuk menentukan kedataran diambil bagian
meja kerja millingsebagai dasar unutk menentukan kedatara. Pengukuran kedataran
disebut juga levelling. Alat yang dipakai unutk menentukan kedataran yaitu spirit
level atau block level. Jika toleransi kemiringan mesin tidak sesuai dengan batas
yang di anjurkan, maka mesin tersebut harus distel kembali dengan cara diganjal
dengan sim sedemikian rupa atau dengan menaikan dudukan penyangga pada
bagian kaki mesin sehingga toleransi kemiringan dapat dipenuhi.
1. Spirit Level

Digunakan untuk mengukur kesejajaran atau ketegaklurusan terhadap


permukaan air tenang. Spirit level ini terdiri dari blok baja yang permukaan
dasar standar dan pada permukaan yang lain terdapat dua buah tabung kaca
yang bersekala yang bergelembung, pada tabung kaca ini terdapat garis – garis
divisi/bagi yang merupakan garis ukurannya. Spirit level mampu mengukur
dengan presisi yang memiliki toleransi 0,02 s/d 0,04 mm per 1000 mm dengan
sensitifitas 0,003 s/d 0,005 per 1000 mm.
sebagai contoh, jika toleransi yang dipakai 0,004 mm per perubahan
kemiringan 1m maka pembaca perpindahan gelembung untuk:

a. 1 divisi = perubahan ketinggiannya adalah 0,04 persatu meter,


b. ¾ divisi = perubahan ketinggiannya adalah 0,03 persatu meter,
c. ½ divisi = perubahan ketinggiannya adalah 0,02 persatu meter,
d. ¼ divisi = perubahan ketinggiannya adalah 0,01 persatu meter.
2. Kerataan ( flatness )

Tujuan dari pemeriksaan kerataan adalah unutuk menentukan suatu


bidang mengalami lenturan atau kerusakan permukaan. Jika yang diperiksa
bidang, maka pemeriksaannya disebut dengan pemeriksaan kerataan ( flatness ).
Alat yang digunakan unutk memeriksa kerataan adalah pisau perata atau
straight edge, untuk pemeriksaan kerataan pada mesin perkakas umumnya
digunakan dial indicator.

3. Pemeriksaan Kesejajaran

Dalam pemasangan dan penempatan mesin kadang – kadang di


butuhkan tingkat kesejajaran yang tertentu. Misalnya kesejajaran dua buah
poros, kesejajaran dua buah bidang, atau kesejajaran antara bidang dan poros.
Alat ukur yang digunakan untuk memeriksa kesejajaran adalah jangka sorong,
micrometer luar atau micrometer dalam sesuai dengan yang di butuhkan.

4. Ketegaklurusan (perpendicularity)

Ketegaklurusan adalah pengukuran geometris untuk mengetahui tegak


lurusnya sebuah bidang atau garis terhadap bidang lainnya.

2.9 Perawatan Mesin

Perawatan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap proses dan
system. Dengan perawatan diharapkan system itu dapat bekerja dengan maksimal
dan memiliki umur yang panjang. Mesin milling merupakan suatu system yang
memerlukan perawatan dengan sangat baik tanpa terkecuali, agar mesin tersebut
dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan usia mesin dapat lebih panjang.

Anda mungkin juga menyukai