Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
MALANG

MAKALAH SURFACE TREATMENT


MATA KULIAH HEAT TREATMENT

Disusun oleh :

M. IHSAN MAULANA 185060200111025


FAISAL MUTTAQIN 185060201111016
DEXA ARVIANDY I. C. 185060207111011

Semester Genap
Tahun Ajaran 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat pada seluruh bagian logam dikenal
dengan nama proses perlakuan panas / laku panas (heat treatment). Sedangkan proses perlakuan
yang diterapkan untuk mengubah sifat / karakteristik logam pada permukaannya (bagian
permukaan logam) disebut proses perlakuan permukaan / laku permukaan (surface treatment).
Pada implementasinya, pelaksanaan perlakuan permukaan sangat bervariasi tergantung
pada tujuan yang ingin dicapai, dan pada umumnya perlakuan permukaan dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan ketahanan aus dengan jalan memperkeras atau memberikan lapisan
yang keras pada permukaan logam.
Meningkatkan ketahanan korosi tanpa merubah karakteristik sifat-sifat logam yang
permukaannya diberi laku panas akan meningkatkan unjuk kerja (performance) logam dari
suatu komponen untuk maksud-maksud fabrikasi.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa pengertian, tujuan, dan manfaat proses surface treatment?
2. Apa saja macam-macam surface treatment?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan, dan manfaat proses surface treatment.
2. Mengetahui macam-macam surface treatment.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, tujuan, dan manfaat proses surface treatment.
2. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam surface treatment.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Proses Surface Treatment


Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat / karakteristik logam pada
permukaannya (bagian permukaan logam) disebut proses perlakuan permukaan / laku
permukaan (surface treatment).
Dalam penerapannya, Pada umumnya perlakuan permukaan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan ketahanan aus dengan cara memperkeras atau memberikan lapisan yang keras
pada permukaan logam. Surface treatment yang dilakukan bisa dengan tetap menjaga komposisi
kimianya maupun tidak.
Berikut beberapa tujuan dilakukannya perlakuan permukaan:
A. Meningkatkan ketahanan terhadap aus, erosi, dan indentasi
B. Mengontrol getaran
C. Mengurangi adhesi
D. Meningkatkan pelumasan
E. Meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan oksidasi
F. Meningkatkan ketahanan terhadap fatigue
G. Membangun kembali permukaan
H. Memodifikasi tekstur permukaan
I. Memberikan hiasan (warna dan pola)

2.2 Macam-macam Surface Treatment


2.2.1 Proses-proses untuk Memperkuat Permukaan Logam
2.2.1.1 Surface Hardening yang Dilakukan dengan Cara Tetap Menjaga Komposisi
Kimianya
A. Flame Hardening
• Pengertian: Proses pengerasan permukaan dengan cara menyemburkan api sebagai sumber
panas untuk proses austenitisasi. Kemudian dilakukan quenching. Media pemanas yang
digunakan biasanya gas oxyacetylene, propane, dll.
• Sesuai untuk: Baja karbon yang minimal mengandung ≥ 0.40 wt. % C, besi tuang.
• Kekerasan permukaan yang dihasilkan: 50 - 60 HRC
• Case Depth : 0.7 - 6 mm

B. Induction Hardening
• Pengertian: Pada prinsipnya pengerasan induksi sama dengan pengerasan flame hardening,
hanya saja pemanasan yang ditimbulkan terjadi karena adanya arus induksi yang terjadi
karena adanya medan magnet yang berubah-ubah secara cepat. Arus induksi itu akan
menghasilkan panas karena arus induksi yang terjadi ada di permukaan baja. Untuk
menimbulkan pemanasan pada permukaan baja, benda kerja diletakkan di dekat suatu coil
yang dialiri arus listrik bolak balik dengan frekuensi tinggi. Ketebalan yang dihasilkan
tergantung pada besarnya ampre dan frekuensi yang digunakan.
• Sesuai untuk: Baja karbon medium (wt. % C ≥ 0.4), besi tuang.
• Case Depth: 0.7 - 6 mm.

2.2.1.2 Surface Hardening yang Dilakukan dengan Cara Mengubah Komposisi Kimianya
A. Carborizing
• Pengertian: Cara pengerasan baja dengan cara penambahan kadar karbon di permukaan,
sehingga pada bagian permukaan baja lebih keras dari permukaan dalamnya. Biasanya baja
yang akan di-carburizing adalah baja karbon rendah. Baja karbon rendah memiliki keuletan
yang tinggi dan mudah di-machining, namun kekerasannya rendah sehingga tidak tahan aus.
Dengan carburizing, terjadi peningkatan kadar karbon, sehingga kekerasannya meningkat.
• Kadar karbon yang dihasilkan :0.7 - 1.2 % berat
• Cocok untuk: Baja karbon rendah dan baja paduan 0.08 - 0.2 %C
• Temperatur: 850 - 950 °C (1550-1750 °F)
• Waktu proses: 4 - 72 jam
• Media yang digunakan :
a. Media padat: grafit atau kokas (kedalaman kekerasan:0.75 - 4 mm)
b. Media gas: gas alam,hidrokarbon,oxyacetylene (0.1 - 0.75 mm)
c. Media liquid: Salt Bath Cyanide (0.64 - 6.35 mm)
• Tahapan Karburizing :
a. Penambahan karbon (karburisasi)
b. Pengerasan (Quenching)
• Quenching: Setelah dilakukan karburasi, material di-quenching kemudian di-tempering
untuk menghilangkan tegangan sisa dan meningkatkan ketangguhan.
• Case Depth (Kedalaman Kekerasan): Tidak ada parameter yang jelas, biasanya 0.5 - 1.5 mm
• Kekerasan permukaan yang dihasilkan: 55 - 65 HRC

B. Nitriding
• Pengertian: Sebuah proses difusi nitrogen ke permukaan sebuah baja. Nitrogen membentuk
nitride dengan unsur-unsur Al, Cr, Mo, V, Ni. Bagian yang akan dikeraskan, dipanaskan,
dan di-tempering sebelum di-nitriding
• Sesuai untuk: Baja paduan dengan kadar karbon rendah yang mengandung unsur-unsur Al,
Cr, Mo, V, Ni
• Keuntungan dari proses nitriding yaitu :
a. Permukaan lebih keras dan tahan aus
b. Ketahanan tempering dan kekerasan pada temperature tinggi
c. Kekuatan fatigue-nya tinggi
d. Meningkatkan ketahanan korosi untuk baja yang bukan stainless steel
e. Kestabilan dimensinya tinggi
• Temperatur proses: 500 – 600 °C (dibawah A1)
Mekanisme: NH3 ↔ N + 3H
• Kekerasan permukaan yang didapat: hingga 1000 VHN
• Case Depth: 0.1 - 0.6 mm

C. Carbonitriding
• Pengertian: Suatu proses penambahan karbon dan nitrogen secara simultan ke permukaan
baja. Permukaan ini dipanaskan sampai ke temperature austenit pada kondisi ruangan yang
terdiri dari campuran gas metana atau propana dengan amonia (NH3). Proses ini merupakan
campuran antara karburisasi dengan nitriding.
• Sesuai untuk: Sebagian besar baja karbon rendah, kadang-kadang baja karbon medium.
• Temperatur Carbonitriding: 700 – 800 °C
• Kekerasan permukaan yang dihasilkan: 55 - 65 HRC.
• Waktu proses: Lebih sedikit dari carburizing
• Case Depth: 0.07-0.5 mm

D. Nitrocarburizing
• Pengertian: Proses termokimia temperatur rendah yang mendifusikan karbon dan nitrogen
ke dalam permukaan baja dengan temperatur dibawah A1, temperatur transformasi. Proses
ini biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat tahan aus/gesek. Temperatur yang
digunakan antara 482 – 593 °C (900 – 1100 °F).

E. Boronizing
• Prinsip sama dengan carburizing, hanya saja unsur yang dipakai Boron (B)
• Menaikkan kekerasan, wear resistance dan corrosion resistance
• Metode : pack dan vacuum boronizing
2.2.2 Proses-proses untuk Meningkatkan Ketahanan Korosi
2.2.2.1 Pengendapan listrik (electrodeposition)
2.2.2.2 Lapis celup (hot dip coating)
2.2.2.3 Lapis Difusi (diffusion coating)
A. Cementasi
B. Cladding
C. Deposisi vacum
D. Pirolisa (Vapour deposition)
E. Sprayed metal coating
F. Pengerasan kulit (case hardening)

2.2.2.4 Lapis non metalik (non- metallic coating) mencakup:


A. Pengecatan dan lapis lak (lacquers coating)
B. Lapis plastik
C. Lapis karet dan elastomer
D. Lapis enamel
E. Temporary protective coatings

2.2.2.5 Lapis konversi dan oksida (Conversion and oxidcoatings)


A. Anodisasi
B. Chromatasi
C. Phosphatasi (Parkerizing)

Anda mungkin juga menyukai