Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK II

CHEMICAL MACHINING

DISUSUN OLEH

Ian Sebastian

18/426215/SV/15357

B1

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESIN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………...... 3

CHEMICAL MILLING……….…………………………………………………………………. 4

TOOLING CHM / PERKAKAS CHM…………...……………………………………………… 5

PARAMETER PROSES…………………………………………………………………………. 9

MATERIAL REMOVAL RATE………………………………………………………………… 9

KEAKURATAN DAN SURFACE FINISHING……………………………………………….. 10

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CHM…………………………………………………… 11

PRINSIP KERJA CHM…………………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………… 13

2
1. PENDAHULUAN

Teknologi yang digunakan oleh manusia selalu mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan zaman. Perubahan teknologi tersebut semakin hari semakin bertambah canggih
dan semakin kompleks.Salah satunya adalah proses CHM atau Chemical Milling.

A. Chemical Milling (CHM)

Gambar 1 : CHM Setup

Chemical milling (CHM) adalah pelarutan material benda kerja dengan menggunakan
larutan kimia. Pelapis khusus yang dinamakan maskants mencegah bagian tertentu dari logam
benda kerja untuk dihilangkan. Proses CHM sebagaimana berikut:

1. Mempersiapkan dan membersihkan terlebih dahulu (precleaning) permukaan benda kerja.


Hal ini memberikan sifat adhesi yang baik dari material masking dan mencegah adanya
kontaminan yang dapat mengganggu proses pemesinan.
2. Masking menggunakan mask yang mudah untuk dilepas, dan memiliki ketahanan terhadap
abrasi kimia selama proses pemesinan.
3. Membentuk pola pada mask sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan
dimana mask dihilangkan dari permukaan benda kerja yang akan menerima CHM.

3
Jenis mask yang dipilih tergantung dari ukuran benda kerja, jumlah parts yang akan dibuat
dan detail yang diinginkan.
4. Benda kerja dibersihkan dan mask dilepas sebelum proses pemesinan selesai.
Pada proses CHM, kedalaman pemakanan tergantung dari waktu perendaman. Untuk
menghindari hasil pemesinan yang tidak rata, bahan kimia yang digunakan pada CHM harus baru.
Bahan kimia yang digunakan pada CHM ini sangat korosif sehingga harus ditangani dengan tepat
dan aman. Uap dan limbah dari bahan kimia tersebut harus dikelola dengan baik untuk menjaga
lingkungan. Temperatur larutan kimia pada CHM berkisar antara 37 hingga 85 derajat Calcius.
Proses pemesinan yang lebih cepat akan diperoleh pada temperatur yang lebih tinggi.

Gambar 2 : Etch Factor setelah CHM

Ketika menggunakan mask, ada faktor yang harus dipertimbangkan yaitu etch factor.Etch
factor adalah rasio undercut (d) – kedalaman pemakanan (T) sebagaimana terlihat pada Gambar
2. Rasio ini harus dipertimbangkan ketika memotong mask menggunakan templates. Etch factor
1:1 terjadi pada kedalaman pemakanan 1,27 mm. Pemakanan yang lebih dalam bisa mengurangi
rasio hingga 1:3. Radius fillet yang dihasilkan lebih kurang sama dengan depth of etch. Setelah
membersihkan larutan kimia dari benda kerja, mask bisa dilepas dengan menggunakan tangan,
degan menggunakan brush atau dilepaskan dengan menggunakan bahan kimia. Pada CHM, proses
pemesinan bisa dilakukan secara bertahap sebagaimana terlihat pada Gambar 3.

4
Gambar 3 : Countur Cuts oleh CHM

B. Tooling CHM / Perkakas CHM


Peralatan untuk CHM relatif murah dan mudah untuk dimodifikasi. Empat jenis tool yang
dibutuhkan untuk CHM adalah: maskants, etchants, scribing templates dan asesoris.

Gambar 4 : Machining tapers and steps by CHM.

5
 Maskants

Gambar 5 : Contoh Bentuk Maskants pada CHM

Maskants secara umum digunakan untuk melindungi parts benda kerja dimana pelarutan
kimia tidak diinginkan. Material berbahan dasar sintetis atau karet sering digunakan sebagai
maskants. Tabel 1 memperlihatkan berbagai jenis maskants dan etchants untuk beberapa jenis
material berikut etch rate dan etch factor. Maskants harus memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Tidak mudah rusak ketika dikelola


2. Melekat dengan baik pada permukaan benda kerja
3. Mudah untuk ditulis
4. Tahan terhadap larutan kimia
5. Tahan terhadap panas yang dihasilkan dari proses pemesinan
6. Mudah untuk dilepas dan tidak mahal

6
Tabel 1. Maskants dan etchants untuk berbagai jenis material

Maskants yang berlapis seringkali digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap


pelarutan dan menghindari pembentukan lubang kecil pada permukaan benda kerja

 Etchants
Etchants adalah larutan asam atau basa dengan komposisi kimia dan temperatur tertentu (lihat
Tabel 1). Tujuan teknis utama mereka adalah untuk mencapai yang berikut:
1. Permukaan akhir yang bagus
2. Keseragaman penghapusan logam
3. Kontrol serangan selektif dan intergranular
4. Kontrol penyerapan hidrogen dalam kasus paduan titanium
5. Pemeliharaan keamanan pribadi
6. Harga dan keandalan terbaik untuk bahan yang akan digunakan dalam konstruksi dari tangki
proses
7. Menjaga kualitas udara dan menghindari kemungkinan lingkungan masalah
8. Biaya rendah per satuan berat terlarut
9. Kemampuan untuk meregenerasi larutan etsa dan / atau segera dinetralkan dan membuang
produk limbahnya

7
 Scribing templates
Scribing templates digunakan untuk menentukan permukaan benda kerja yang akan dikenai
larutan kimia dalam proses pemesinan CHM. Gambar 6 memperlihatkan numerical
control (NC) laser scribing of masks untuk CHM dari area permukaan yang besar.

Gambar 6 : Laser cutting of masks for CHM of large surfaces


(Tlusty, 1999).

8
 Asesoris
Asesoris CHM termasuk tangki, hooks, brackets, rak dan perlengkapan lainnya. Asesoris ini
digunakan untuk handling material benda kerja dan untuk pembilasan.

C. Parameter Proses
Parameter CHM termasuk jenis larutan kimia, konsentrasi, properties, campuran,
temperatur pengoperasian dan sirkulasi. Parameter ini juga dipengaruhi oleh maskantdan
penggunaannya. Parameter ini akan secara langsung berpengaruh pada :
1. Etch factor (d/T ) ;
2. Etching and machining rate ;
3. Toleransi dan ;
4. surface finish

D. Material Removal Rate


Material removal atau etch rate tergantung dari keseragaman kimia dan metalurgi pada
benda kerja dan keseragaman temperatur larutan.

Gambar 7 : Kekasaran permukaan dari pengerjaan CHM setelah pemakanan 0.25 hingga
0.4 mm (El-Hofy, 1995 ).

9
Gambar 8 : Kekasaran permukaan dan laju etsa beberapa paduan setelah dimakan
0,25 hingga 0,4 mm (El-Hofy, 1995)

E. Keakuratan dan Surface Finishing

Pada CHM, metal dilarutkan melalui metode pelarutan menggunakan larutan kimia.
Gambar 7 dan 8 memperlihatkan surface roughnesses dari beberapa jenis material setelah
menghilangkan 0,25 hingga 0,4 mm. Toleransi akan bertambah jika kedalaman semakin
bertambah dan pada waktu pengerjaan yang cepat. Aluminum dan magnesium alloys lebih bisa
dikontrol dalam hal toleransi dibandingkan baja, nikel dan titanium alloys. Etching rate 0,25
mm/min dengan toleransi ±10% dari lebar pemotongan bisa dicapai oleh CHM tergantung dari
material benda kerja dan kedalaman pemakanan.

Kekasaran permukaan dari penggunaan CHM juga dipengaruhi oleh kekasaran permukaan
benda kerja sebelum diproses. Rata-rata kekasaran permukaan (surface roughness) dari
penggunaan CHM adalah 0,1 hingga 0,8 µm tergantung dari kekasaran material benda kerja
sebelumnya. Adapun untuk perlakuan khusus, kekasaran 0,025 hingga 0,05 µm menjadi
memungkinkan.

10
F. Kelebihan dan Kekurangan CHM
Pada dasarnya setiap mesin yang dipakai memiliki keuntungan dan kerugian
masing-masing. Untuk Chemical Machining ini kelebihan dan kekurangan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Keuntungan :
1. Pemakanan material dilakukan secara simultan atau terus menerus dari seluruh
permukaan benda kerja.
2. Sisa pemakanan tidak terbentuk.
3. Material benda kerja tidak mengalami stress sehingga meminimalisir distorsi dan
benda kerja yang dihasilkan bisa lebih halus.
4. Biaya yang dibutuhkan untuk peralatan relatif murah.
5. Perubahan desain bisa diimplementasikan lebih cepat.
6. Tidak membutuhkan operator yang begitu terampil.
7. Biaya tool yang murah.
8. Kualitas permukaan yang bagus dan rata-rata tidak membutuhkan
pengerjaan finishing.
9. Mempercepat pekerjaan untuk benda kerja yang banyak dengan menggunakan
metode gang.

 Kekurangan :
1. Sulit untuk menangani dan membuang larutan kimia.
2. Hand masking, scribing, dan stripping akan membutuhkan banyak waktu,
dikerjakan berulang-ulang dan membosankan.
3. Bisa menghasilkan permukaan benda kerja yang tidak begitu sempurna.
4. Unsur material benda kerja harus homogen untuk mendapatkan hasil terbaik.
5. Pemotongan untuk bagian-bagian yang sempit sulit untuk dilakukan.
6. Benda kerja hasil casting yang berpori menghasilkan permukaan yang tidak rata.

11
G. Prinsip Kerja Chemical Machining
Pada dasarnya proses CHM ini adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi
pada suatu metal akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut secara
kimiawi menjadi senyawa geram yang mengandung unsur metal tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdel, Hassan & El-Hofy, Gawad., Advanced Machining Processes, McGraw-Hill, 2005.

https://fariedpradhana.com/2012/04/21/chemical-machining-chm/

13

Anda mungkin juga menyukai