Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK

Objek: UJI PUNTIR

Instruktur :

HARFARDI ST., MT
Oleh :

Nama : KHAIRUL AMRI PUTRA

No.Bp : 1501011075

Kelas : 2D

Kelompok : 4

Anggota : 1. ILHAM FAJRI

2. REYHAN HAFIZ

3. ZAM ZAM NUR

4. ALFARABI

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN DAN METROLOGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PADANG
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum uji
puntir ini dengan baik. Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan pratikum yang enulis
laksanakan di labor teknik mesin Politeknik Negeri Padang.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis berikan kepada Bapak Harfardi ST.,MT
selaku instruktur yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
berkat bimbingan dan arahan yang diberikan itu penulis dapat melaksanakan pratikum uji
puntir ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran serta petunjuk dari instruktur
dan semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan penulis nantinya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermamfaat untuk pembaca
dan ilmu pengetahuan nantinya.

Padang, 15 Oktober 2016

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dizaman era globalisasi ini, persaingan di dunia industri sangatlah ketat sehingga menuntut
kita untuk menjadi sosok individu yang memiliki kompetensi..Politeknik merupakan salah satu
wadah yang memiliki tujuan untuk mendidik menuju hal tesebut. Dalam prosesnya politeknik
menyediakan aplikasi-aplikasi yang dapat membantu meningkatkan keterampilan para mahasiswa,
salah satu aplikasi yang disediakan adalah praktikum labor bahan.

Salah satu dari praktikum di pengujian bahan adalah Uji Puntir. Uji Puntir adalah suatu
pengujian bahan yang bertujuan untuk menentukan sifat-sifat seperti batas luluh geser dari suatu
material dengan menggunakan suatu mesin yang didesain khusus yang mempunyai salah satu
bagian ujung yang selalu tetap dan ujung yang lain dapat berputar. Benda kerja (test-piece) yang
khusus diikat pada kedua ujungnya dan salah satu ujungnya diputar dengan gear boxsampai benda
kerja itu putussehingga kita dapat mengetahui modulus kekakuan dan juga tegangan puntir yang
diijinkan suatu bahan.

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Dapat melakukan percobaan puntiran


2. Dapat membuat diagram momen puntir dan sudut puntir dari suatu bahan
3. Dapat membuat diagram tegangan puntir dan sudut puntir spesifik dari suatu bahan
4. Dapat mengetahui modulus kekakuan (G) bahan
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Puntiran
Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir
menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori
adalah slip (geseran) pada bidang slip, modulus kekakuan adalah konstanta yang penting,
yang diperoleh dari pengujian puntir (dalam banyak kasus). Deformasi puntiran tidak
menunjukkan tegangan uniform pada potongan lintang seperti halnya pada deformasi
lenturan. Untuk mendapat deformasi puntiran dengan tegangan yang uniform perlu
dipergunakan batang uji berupa silinder tipis.
Patahan karena puntiran dari bahan getas terlihat pada arah kekuatan tarik, yaitu
pada 450 terhadap sumber puntiran, sedangkan bagi bahan yang liat patahan terjadi pada
sudut tegak lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada arah sumbu terjadi dengan
deformasi yang besar, dari hal tersebut sangat mudah menentukan keliatan dan kegetasan.
II.2 Diagram Tegangan Regangan
Kekuatan bahan bukanlah kriteria satu-satunya yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan derajat lebih kecil,
sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan menetapkan pemilihan bahan sifat ini
ditetapkan dengan membuat pengujian bahan dan membandingkan hasilnya dengan standar
yang telah ada.
Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh gaya
penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya internal tadi dikatakan
berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih mengerti hakekat gaya internal ini, marilah kita
perhatikan apa yang terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula harus ditegaskan
bahwa dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit. Proses pembebanan ini
dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat singkat, namun tak akan pernah sesaat.
Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan
molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini mengakibatkan
timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk menentang gaya yang
ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah, perubahan bentuk benda makin besar
dan gaya-gaya antar molekul juga bertambah sampai pembebanan mencapai harga akhirnya.
Gaya-gaya di dalam benda mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan, sehingga
keadaan setimbang tercapai. Bahan sekarang dalam keadaan tegang dan terenggang. Dapat
dilihat nanti bahwa kedua keadaan ini pasti berhubungan, tegangan dalam bahan harus
didampingi regangan dan sebaliknya. Untuk menyederhanakan perhitungan, seringkali lebih
mudah bila diperhatikan ‘benda tegar’, namun ini hanya merupakan suatu konsep; karena
ada bahan yang tegar sempurna, dan tidak ada benda nyata yang dapat menahan beban,tanpa
sebelumnya mengalami perubahan bentuk.
Bila benda berbeban yang disebutkan diatas dibagi menjadi dua oleh suatu bidang
khayal, maka tiap bagian harus berada dalam keadaan setimbang karena pengaruh gaya luar
yang bekerja padanya dan gaya-gaya internal (yaitu gaya antar molekul) yang bekerja pada
bidang khayal ini. Intensitas tegangan (untuk mudahnya biasanya disebut ‘tegangan’) di
suatu titik pada bidang, didefinisikan sebagai gaya internal per satuan luas.
Tegangan dibedakan menjadi dua jenis. Bila gaya internal tegak lurus pada bidang
yang diamati, maka didapat tegangan normal atau langsung, dan sesuai dengan arah gaya,
dapat bersifat tarik (tensile) atau mampat (compressive). Bila gaya internal sejajar dengan
bidang yang diamati, didapat tegangan tangensial atau geser. Seringkali resultan gaya pada
elemen luasan membentuk sudut dengan bidang luasnya. Dalam keadaan semacam itu, gaya
tersebut diuraikan menjadi komponen normal dan tangensial, serta menghasilkan kombinasi
tegangan-tegangan normal geser.
Perubahan bentuk benda yang terjadi pada keadaan tegang disebut regangan. Ada
dua macam regangan. Bahan dapat membesar atau mengecil dan menghasilkan regangan
normal; atau lapisan-lapisan bahan dapat bergeser yang satu terhadap yang lain dan
menghasilkan regangan geser. Untuk batang dalam keadaan tarik atau komprensi sederhana,
akibat yang paling jelas terlihat adalah perubahan panjang batang, yaitu regangan normal.
Intensitas regangan (biasanya disebut ‘regangan’ saja) untuk regangan normal, didefinisikan
sebagai perbandingan perubahan ukuran terhadap ukuran semula.

Gambar II. 2. Diagram Tegangan-Regangan


II.3 Tegangan
Kekuatan bahan bukanlah kriteria satu- satunya yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan derajat lebih kecil,
sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan menetapkan pemilihan bahan sifat ini
ditetapkan dengan membuat pengujian bahan dan membandingkan hasilnya dengan standar
yang telah ada.
Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh gaya
penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya internal tadi dikatakan
berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih mengerti hakekat gaya internal ini, marilah kita
perhatikan apa yang terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula harus ditegaskan
bahwa dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit. Proses pembebanan ini
dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat singkat, namun tak akan pernah sesaat.
Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan
molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini mengakibatkan
timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk menentang gaya yang
ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah, perubahan bentuk benda makin besar
dan gaya-gaya antar molekul juga bertambah sampai pembebanan mencapai harga akhirnya.
Gaya-gaya di dalam benda mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan, sehingga
keadaan setimbang tercapai. Bahan sekarang dalam keadaan tegang dan terenggang. Dapat
dilihat nanti bahwa kedua keadaan ini pasti berhubungan, tegangan dalam bahan harus
didampingi regangan dan sebaliknya. Untuk menyederhanakan perhitungan, seringkali lebih
mudah bila diperhatikan benda tegar, namun ini hanya merupakan suatu konsep karena ada
bahan yang tegar sempurna, dan tidak ada benda nyata yang dapat menahan beban, tanpa
sebelumnya mengalami perubahan bentuk.
Bila benda berbeban yang disebutkan diatas dibagi menjadi dua oleh suatu bidang
khayal, maka tiap bagian harus berada dalam keadaan setimbang karena pengaruh gaya luar
yang bekerja padanya dan gaya-gaya internal (yaitu gaya antar molekul) yang bekerja pada
bidang khayal ini. Intensitas tegangan (untuk mudahnya biasanya disebut tegangan) di suatu
titik pada bidang, didefinisikan sebagai gaya internal per satuan luas.
Tegangan dibedakan menjadi dua jenis. Bila gaya internal tegak lurus pada bidang
yang diamati, maka didapat tegangan normal atau langsung, dan sesuai dengan arah gaya,
dapat bersifat tarik (tensile) atau mampat (compressive). Bila gaya internal sejajar dengan
bidang yang diamati, didapat tegangan tangensial atau geser. Seringkali resultan gaya pada
elemen luasan membentuk sudut dengan bidang luasnya. Dalam keadaan semacam itu, gaya
tersebut diuraikan menjadi komponen normal dan tangensial, serta menghasilkan kombinasi
tegangan-regangan normal geser.
II.4 Regangan
Perubahan bentuk benda yang terjadi pada keadaan tegang disebut regangan. Ada
dua macam regangan. Bahan dapat membesar atau mengecil dan menghasilkan regangan
normal atau lapisan-lapisan bahan dapat bergeser yang satu terhadap yang lain dan
menghasilkan regangan geser. Untuk batang dalam keadaan tarik atau komprensi sederhana,
akibat yang paling jelas terlihat adalah perubahan panjang batang, yaitu regangan normal.
Intensitas regangan (biasanya disebut regangan saja) untuk regangan normal, didefinisikan
sebagai perbandingan perubahan ukuran terhadap ukuran semula.
II.5 Puntiran Poros Berpenampang Lingkaran
Akibat puntiran murni pada poros berpenampang lingkaran adalah timbulnya
tegangan geser murni dalam bahan. Bila poros dibagi menjadi dua bagian oleh bidang
transversal khayal, akan terlihat bahwa permukaan-permukaan pada kedua pihak dari bidang
ini cenderung berputar, relatif yang dianggap terdiri dari lapisan-lapisan tipis transversal
yang jumlahnya tak terhingga, masing-masing relatif berputar sedikit terhadap lapisan
berikutnya bila torsi diberikan, akibatnya poros akan terpuntir. Pergerakan angular salah
satu ujung relatif terhadap yang lain disebut sudut puntiran.
Tegangan puntir disebabkan oleh momen puntir yang bekerja pada penampang
batang. Dalam menganalisa tegangan puntir, momen torsi yang biasanya dinyatakan dalam
vektor rotasi diubah menjadi vektor translasi dengan menggunakan aturan tangan kanan.
Lipatan jari tangan menunjukkan arah vektor rotasi dan jari jempol menunjukkan vektor
translasi. Seperti halnya gaya aksial, tegangan puntir muncul (momen puntir ada) bila batang
tersebut dipotong. Metode irisan tetap digunakan untuk mendapatkan momen puntir dalam,
sehingga tegangan puntir dapat dicari. Momen puntir dalam ini yang akan mengimbangi
momen puntir luas sehingga bagian struktur tetap dalam kondisi seimbang.

Gambar II. 3. Poros yang mengalami Puntiran

Untuk mencari hubungan antara momen puntir dalam dengan tegangan pada
penampang batang bulat, perlu dibuatkan asumsi sbb:
a. Potongan normal tetap di bidang datar sebelum maupun sesudah puntiran.
b. Regangan geser berbanding lurus terhadap sumbu pusat.
c. Potongan normal tetap berbentuk bulat selama puntiran.
d. Batang dibebani momen puntir dalam bidang tegak lurus sumbu batang.
e. Tegangan puntir tidak melebihi batas proporsional.
f. Tegangan geser berubah sebanding dengan regangan linear.

Gambar II. 4. Potongan Penampang

Berdasarkan asumsi yang diambil (butir 2 dan 6) maka tegangan geser maksimum
terletak pada keliling penampang sehingga dapat dicari hubungan antara tegangan geser
dengan jarak terhadap sumbu pusat. Gaya geser inilah nantinya akan mengantisipasi momen
torsi luar.
Besar momen inseria polar dari luas penampang, yang dinotasikan sebagai Ip, sehingga :
𝟏
Ip = 𝟑𝟐π D4

Besarnya tegangan secara umum :


𝑻𝒄
τ= 𝑰𝒑

Dimana :
t = tegangan geser
I p = Momen inersia polar penampang luas.
c = jari-jari lingkaran
Dalam mendesain bagian-bagian struktur yang menyangkut kekuatan, maka
tegangan geser yang memenuhi syaratlah yang dipilih. Karena batang yang mengalami
puntiran sering dipakai untuk meneruskan gaya, maka percobaan puntiran pada batang
sering dilakukan.
II.6 Sifat-sifat Mekanik
Bagaimanapun baiknya suatu kristal dipersiapkan, pasti memiliki cacat-cacat kisi
yang akan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan strukstur kristal tersebut.
Dengan mengamati sifat mekanik logam, akan diperoleh sifat-sifat cacat kisi tersebut. Pada
beberapa cabang industri, pengujian mekanik yang biasa dilakukan seprti uji tarik,
kekerasan, impak, creep dan fatik, digunakan untuk mempelajari keadaan cacatnya (defect
state) tetapi untuk memeriksa kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan suatu standar
spesifikasi.
a. Tensile Strength, biasanya dilakukan pengujian tarik terhadap suatu material logam
untuk mengetahui seberapa besar ketahanan material tersebut terhadap beban tarik.
b. Kekerasan, didefinisikan sebagai ketahanan suatu material logam terhadap
penetrasi, memeberikan sifat-sifat deformasinya.
c. Impak, Suatu bahan mungkin memiliki kakuatan tarik (Tensile Strength) yang tinggi
tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi pembebanan kejut (tumbukan)
d. Creep (pemuluran), didefinisikan sebagai aliran plastis pada kondisi tegangan yang
konstan.
e. Fatiq, adalah fenomena yang berkaitan dengan perpatahan logam secara premature
karena tegangan rendah yang terjadi berulang kali dan terutama berperanan penting
dalam industri penerbangan.
II.7 Pengertian Dasar
a. Ketangguhan adalah ukuran besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah bentuk
suatu material.
b. Kekerasan adalah ketahanan suatu material yang terhadap penetrasi yang diberikan pada
permukaannya.
c. Momen adalah hasil kali gaya dengan jarak gaya ke titik pusat.
M=FxL
Dimana : M = Momen
F = Gaya
L = Jarak
d. Gaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan benda bermassa mengalami
percepatan.
F=mxa
Dimana : F = gaya
m = massa
a = percepatan
e. Sudut Puntir /angle of twist (θ) adalah suatu poros dengan panjang L dikenai momen
puntir T secara konstan dikeseluruhan panjang poros.

II.8Hal-hal yang Mempengaruhi Kekuatan Material Terhadap Puntiran


a. Panjang batang, semakin panjang batang yang dikenai beban puntir maka puntiran akan
semakin besar.
b. Sifat-sifat material antara lain modulus geser, struktur material, dan jenis material.
c. Luas penampang batang atau material dimana gaya puntir bekerja.
d. Bentuk penampang batang yang dikenai puntiran.
e. Arah gaya puntir pada batang
II.9Karakteristik Baja dan Kuningan
a. Karakteritik Baja
Baja karbon merupakan unsur pengeras besi yang efektif dan murah oleh karena itu
umumnya sebagian besar baja komersial hanya mengandung karbon dengan sedikit
paduan lain. Baja karbon rendah (C < 0,3%) memiliki kekuatan sedang dengan keuletan
yang sangat baik dan digunakan dalam kondisi anil atau normalisasi untuk keperluan
konstruksi jembatan, bangunan, kendaraan, dan kapal laut.
Baja karbon (0,3 < C < 0,7 %) sedang dapat dicelup untuk membentuk martensit
disusul dengan penemperan untuk meningkatkan ketangguhan disamping kekuatan yang
telah dimilikinya.
Baja karbon tinggi (0,7 < C < 1,7 %) biasanya dicelup agar keras disusul dengan
penemperan pada 250 derajat celcius sehingga dapat dicapai kekuatan yang memadai
dengan keuletan yang memenuhi persyaratan untuk per,die dan perkakas potong.
Modulus Elastisitas baja : E = 2,01 x 10^6 kg/cm^2
b. Karakteristik Kuningan
Berbeda dengan baja karbon kuningan adalah logam tahan karat, selain itu juga
kuningan memiliki keuletan yang lebih baik dibandingkan dengan baja. Tetapi tingkat
kekerasan dan ketangguhan kuningan lebih rendah dibandingkan dengan baja.
Sedangkan untuk konduktivitas listrik kuningan lebih baik daripada baja.
Modulus Elastisitas Kuningan E = 9.17x10^5 kg/cm^2
BAB III

ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pratikum uji puntir ini ialah sebagai
berikut :

1) Torsion testing machine


2) E 101 Digital torque meter
3) Micrometer
4) Varnier caliper
5) Sockets
6) Batang kalibrasi
7) Beban : 0,5 Kg ; 1 Kg ; 2 Kg
8) Test piece (benda uji)
9) Obeng kecil
BAB IV

PROSES PENGERJAAN

1. Kalibrasi
a. Hubungkan kabel E 101 digital meter dengan arus listrik
b. Hubungkan output socket (P) padda sebelah kanan mesin puntir dengan input
socket di belakang E 101 digital meter
c. Tekan Switch on nyala dan menunjukkan nol
d. Atur batang defleksi (H) hingga betul-betul rata dengan memutar levelling
hand wheel (G)
e. Pilih sistem SI, dgn cara mengatur saklar SI-IMP didepan E 101 digital meter
f. Gantungkan bebean 5 Kg pada batang kalibrasi (E) dan baca pada E101
digital meter = 24,5 Nm (jika terjadi kesalahan ± 0,5 Nm atau 2). Bila tidak
menunjukkan angka tersebut diatas, atur CAL Screw dengan menggunakan
obeng kecil hingga menunjukkan angka di atas
g. Hilangkan beban dan periksa bahwa E 101 digital meter kembali ke nol
h. Jika kita menghendaki sistem imperial (lb-in) ulangi prosedur diatas, hanya
meengatur saklar pada keadaan IMP dan atur SI/IMP ADJ Screw hingga
menunjukkan angka pada digital meter : 217 lb-in
2. Pengetesan benda uji
a. Ukur dimensi benda uji
b. Paskan benda uji dengan perantaraan sockets segi enam pada tangkai masuk
(T) dan ujung tangkai puntir (Q). Jika jarak (T) dan (Q) kependekan atau
kepanjangan, putar dua bonggol pengunci (K) hinggga kendor kemudian atur
posisinya sampai benda uji terpasang dengan baik
c. Set batang defleksi (H) dgn mengatur hand wheel (G) lalu set dial guage (F)
d. Pilih penggunaan sistem (metrik atau imperial) yang akan digunakan, dan
atur dengan pembacaan nol dengan mengatur adjusting knob ( atau screw) di
belakang E 101 digital meter
e. Putar hand wheel (M) sampai socket kedua bergelincir dan mengikat benda
uji, kemudian gerakkan lagi dengan pelan-pelan sampai digital meter
menunjukkan 0,1 Nm atau 1 lb-in
f. Setelah semuanya nol, sekarang mulai melakukan pengujian:
 Putar hand wheel (M)
 Baca pada skala A
 Baca pada skala B
 Baca besarnya momen puntir pada digital meter
 Baca b
 esarnya defleksi pada dial gauge (F)
BAB V

DATA PERCOBAAN

1. ST 37

Contoh pada putaran pertama :


𝑀𝑃 ×16 3.9 ×16
MP = 3.9 Nmm 𝜏𝑝 = = 3.14 × 6.43 = 0.075807997 𝑁/𝑚𝑚2
𝜋 ×𝑑3

0,8 5,618034
∅ = 6 − 𝑎𝑟𝑐 tan ( ) = 5,618034° 𝜃= = 0,077383°
120 72,6

Besar Sudut Momen


No Putaran Defleksi p Θ ∅
Puntir Puntir
1 1 6 3,9 0,8 0,075807997 0,077383 5,618034
2 2 12 9,3 2,2 0,180772915 0,150822 10,9497
3 3 18 15,6 4,2 0,303231986 0,220323 15,99547
4 4 24 18,6 5,25 0,36154583 0,296073 21,49491
5 5 30 19,5 5,6 0,379039983 0,376421 27,32814
6 6 36 19,9 5,82 0,386815162 0,457622 33,22333
7 7 42 20,3 5,92 0,394590341 0,53961 39,1757
8 8 48 20,2 5,97 0,392646547 0,621927 45,15188
9 9 54 20,2 5,98 0,392646547 0,704506 51,14712
10 10 60 19,8 5,99 0,384871367 0,787085 57,14236
11 11 66 19,9 5,99 0,386815162 0,869729 63,14236
12 12 72 19,5 5,98 0,379039983 0,95244 69,14712
13 13 78 19,5 5,98 0,379039983 1,035084 75,14712
14 14 84 19,6 5,98 0,380983778 1,117729 81,14712
15 15 90 19,5 5,99 0,379039983 1,200308 87,14236
16 16 96 19,6 5,99 0,380983778 1,282953 93,14236
17 17 102 19,6 5,99 0,380983778 1,365597 99,14236
18 18 108 19,6 5,96 0,380983778 1,448439 105,1566
19 19 114 19,3 5,9 0,375152394 1,531477 111,1852
20 20 120 18 5,48 0,349883061 1,616878 117,3853
21 21 126 16,3 4,9 0,31683855 1,703329 123,6617
2. Kuningan

Contoh pada putaran pertama :


𝑀𝑃 ×16 0.7 𝑥 16
MP = 0.7 Nm 𝜏𝑝 = = 𝜋 𝑥 6.33 = 0.014264834 𝑁/𝑚𝑚2
𝜋 ×𝑑3

0,7 5,809015
∅ = 6 − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 120 = 5,809015° 𝜃= = 0,095074°
61,1

Besar Sudut Momen


No Putaran Defleksi p θ ∅
Puntir Puntir
1 1 6 0,7 0,4 0,014264834 0,095074 5,809015
2 2 12 1,8 0,78 0,036681002 0,190304 11,62758
3 3 18 3,7 1,32 0,075399838 0,284284 17,36977
4 4 24 5,1 1,57 0,103965368 0,380531 23,25042
5 5 30 5,4 1,68 0,110043006 0,477871 29,19791
6 6 36 5,4 1,75 0,110043006 0,575524 35,1645
7 7 42 5,4 1,82 0,110043006 0,673176 41,13108
8 8 48 5,7 1,86 0,116156507 0,771064 47,11199
9 9 54 6,0 1,91 0,122270007 0,868873 53,08812
10 10 60 6,0 1,95 0,122270007 0,96676 59,06903
11 11 66 6,3 2 0,128383507 1,064569 65,04516
12 12 72 6,6 2,04 0,134497008 1,162456 71,02607
13 13 78 6,9 2,08 0,140610508 1,260343 77,00697
14 14 84 6,9 2,11 0,140610508 1,358309 82,99265
15 15 90 7,3 2,15 0,148761842 1,456196 88,97356
16 16 96 7,3 2,19 0,148761842 1,554083 94,95447
17 17 102 7,6 2,23 0,154875342 1,65197 100,9354
18 18 108 7,8 2,26 0,158951009 1,749935 106,9211
19 19 114 8,2 2,29 0,167102343 1,847901 112,9067
20 20 120 8,2 2,33 0,167102343 1,945788 118,8876
21 21 126 8,5 2,35 0,173215843 2,043831 124,8781
22 22 132 8,5 2,4 0,173215843 2,141641 130,8542
23 23 138 8,8 2,43 0,179329343 2,239606 136,8399
24 24 144 8,8 2,46 0,179329343 2,337571 142,8256
25 25 150 9,1 2,5 0,185442844 2,435458 148,8065
26 26 156 9,2 2,53 0,187480677 2,533424 154,7922
27 27 162 9,2 2,56 0,187480677 2,631389 160,7779
28 28 168 9,4 2,59 0,191556344 2,729354 166,7636
29 29 174 9,5 2,61 0,193594178 2,827398 172,754
30 30 180 9,5 2,64 0,193594178 2,925363 178,7397
31 31 186 9,3 2,68 0,189518511 3,023251 184,7206
32 32 192 9,5 2,7 0,193594178 3,121294 190,7111
33 33 198 9,7 2,73 0,197669844 3,219259 196,6967
34 34 204 9,7 2,76 0,197669844 3,317225 202,6824
35 35 210 9,8 2,8 0,199707678 3,415112 208,6633
36 36 216 9,7 2,83 0,197669844 3,513077 214,649
37 37 222 9,7 2,85 0,197669844 3,611121 220,6395
38 38 228 9,8 2,89 0,199707678 3,709008 226,6204
39 39 234 9,7 2,92 0,197669844 3,806973 232,6061
40 40 240 9,8 2,94 0,199707678 3,905017 238,5965
41 41 246 9,8 2,98 0,199707678 4,002904 244,5774
42 42 252 9,8 3,01 0,199707678 4,10087 250,5631
43 43 258 9,9 3,03 0,201745511 4,198913 256,5536
44 44 264 9,8 3,06 0,199707678 4,296878 262,5393
45 45 270 9,9 3,09 0,201745511 4,394844 268,525
46 46 276 10,9 3,12 0,201745511 4,492809 274,5106
47 47 282 10,0 3,14 0,203783345 4,590853 280,5011
48 48 288 10,1 3,17 0,205821178 4,688818 286,4868
49 49 294 10,1 3,2 0,205821178 4,786784 292,4725
50 50 300 10,1 3,21 0,205821178 4,884905 298,4677
51 51 306 10,1 3,23 0,205821178 4,982949 304,4582
52 52 312 10,2 3,26 0,207859012 5,080914 310,4438
53 53 318 10,2 3,28 0,207859012 5,178958 316,4343
54 54 324 10,1 3,29 0,205821178 5,277079 322,4295
55 55 330 10,2 3,31 0,207859012 5,375123 328,42
56 56 336 10,2 3,32 0,207859012 5,473244 334,4152
57 57 342 10,4 3,35 0,211934679 5,57121 340,4009
58 58 348 10,4 3,36 0,211934679 5,669331 346,3961
59 59 354 10,0 3,38 0,203783345 5,767375 352,3866
60 60 360 10,5 3,4 0,213972512 5,865418 358,3771
61 61 366 10,5 3,41 0,213972512 5,96354 364,3723
62 62 372 10,7 3,43 0,211934679 6,061583 370,3627
63 63 378 10,8 3,45 0,220086012 6,159627 376,3532
64 64 384 10,8 3,46 0,220086012 6,257748 382,3484
65 65 390 10,9 3,48 0,222123846 6,355792 388,3389
66 66 396 11,1 3,49 0,226199513 6,453914 394,3341
67 67 402 11,1 3,5 0,226199513 6,552035 400,3293
68 68 408 11,4 3,52 0,232313013 6,650079 406,3198
69 69 414 11,4 3,53 0,232313013 6,7482 412,315
70 70 420 11,5 3,55 0,234350846 6,846244 418,3055
71 71 426 11,7 3,56 0,238426513 6,944365 424,3007
72 72 432 11,7 3,58 0,238426513 7,042409 430,2912
73 73 438 11,9 3,59 0,242502181 7,14053 436,2864
74 74 444 12,0 3,6 0,244540014 7,238652 442,2816
75 75 450 12,4 3,61 0,252691348 7,336774 448,2769
76 76 456 12,3 3,63 0,250653514 7,434817 454,2673
77 77 462 12,6 3,65 0,256767014 7,532861 460,2578
78 78 468 12,9 3,66 0,262880515 7,630982 466,253
79 79 474 12,9 3,68 0,262880515 7,729026 472,2435
80 80 480 12,9 3,7 0,262880515 7,827069 478,2339
81 81 486 13,0 3,71 0,264918348 7,925191 484,2292
82 82 492 13,2 3,73 0,268994015 8,023235 490,2196
83 83 498 13,2 3,74 0,268994015 8,121356 496,2149
84 84 504 13,3 3,75 0,271031849 8,219478 502,2101
85 85 510 13,6 3,77 0,277145349 8,317521 508,2005
86 86 516 13,6 3,8 0,277145349 8,415487 514,1862
87 87 522 13,6 3,82 0,277145349 8,51353 520,1767
88 88 528 13,6 3,83 0,277145349 8,611652 526,1719
89 89 534 13,5 3,84 0,275107515 8,709773 532,1672
90 90 540 13,5 3,87 0,275107515 8,807739 538,1529
91 91 546 13,6 3,88 0,277145349 8,905861 544,1481
92 92 552 13,5 3,91 0,275107515 9,003826 550,1338
93 93 558 13,6 3,93 0,277145349 9,10187 556,1242
94 94 564 13,6 3,95 0,277145349 9,199913 562,1147
95 95 570 13,6 3,97 0,277145349 9,297957 568,1052
96 96 576 13,5 3,99 0,275107515 9,396 574,0956
97 97 582 13,5 4,01 0,275107515 9,494044 580,0861
98 98 588 13,6 4,03 0,277145349 9,592087 586,0765
99 99 594 13,6 4,05 0,277145349 9,690131 592,067
100 100 600 13,6 4,09 0,277145349 9,788018 598,0479
101 101 606 13,6 4,1 0,277145349 9,88614 604,0432
102 102 612 13,6 4,11 0,277145349 9,984262 610,0384
103 103 618 13,5 4,13 0,275107515 10,08231 616,0288
104 104 624 13,5 4,14 0,275107515 10,18043 622,0241
105 105 630 13,5 4,16 0,275107515 10,27847 628,0145
106 106 636 13,5 4,17 0,275107515 10,37659 634,0098
107 107 642 13,3 4,18 0,271031849 10,47471 640,005
108 108 648 13,0 4,19 0,264918348 10,57284 646,0002
109 109 654 13,2 4,21 0,268994015 10,67088 651,9907
110 110 660 13,0 4,22 0,264918348 10,769 657,9859
111 111 666 12,9 4,23 0,262880515 10,86712 663,9812
112 112 672 13,2 4,24 0,268994015 10,96524 669,9764
113 113 678 13,9 4,25 0,262880515 11,06337 675,9716
114 114 684 13,1 4,26 0,266956182 11,16149 681,9669
115 115 690 13,0 4,28 0,264918348 11,25953 687,9573
116 116 696 13,1 4,29 0,266956182 11,35765 693,9525
117 117 702 13,1 4,3 0,266956182 11,45577 699,9478
118 118 708 13,3 4,31 0,271031849 11,5539 705,943
119 119 714 13,3 4,32 0,271031849 11,65202 711,9382
120 120 720 13,6 4,33 0,277145349 11,75014 717,9335
121 121 726 13,5 4,33 0,275107515 11,84834 723,9335
122 122 732 13,5 4,34 0,275107515 11,94646 729,9287
123 123 738 13,5 4,34 0,275107515 12,04466 735,9287
124 124 744 13,9 4,34 0,283258849 12,14286 741,9287
125 125 750 13,8 4,35 0,281221016 12,24098 747,9239
126 126 756 14,1 4,36 0,287334516 12,3391 753,9192
127 127 762 14,2 4,36 0,289372351 12,4373 759,9192
128 128 768 14,5 4,36 0,295485852 12,5355 765,9192
129 129 774 14,5 4,37 0,295485852 12,63362 771,9144
130 130 780 14,8 4,38 0,301599356 12,73175 777,9096
131 131 786 14,8 4,39 0,301599357 12,82987 783,9049
132 132 792 14,8 4,4 0,301599357 12,92799 789,9001
133 133 798 14,8 4,41 0,301599357 13,02611 795,8953
134 134 804 15,2 4,41 0,309750684 13,12431 801,8953
135 135 810 15,2 4,42 0,309750684 13,22243 807,8906
136 136 816 15,5 4,43 0,315864184 13,32055 813,8858
3. Allumunium

Contoh pada putaran pertama :


𝑀𝑃 𝑥 16 2.3 𝑥 16
MP = 2.3 Nm 𝜏𝑝 = = 𝜋 𝑥 6.13 = 0.051633155 𝑁/𝑚𝑚2
𝜋 𝑥 𝑑3

1 5,522546
∅ = 6 − 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 120 = 5,522546° 𝜃= = 0,075859°
72,8

Besar
Moment
No Putaran Sudut Defleksi p θ ∅
Puntir
Puntir
1 1 6 2,3 1 0,051633155 0,075859 5,522546
2 2 12 6,0 2,08 0,134695188 0,151195 11,00697
3 3 18 7,4 2,5 0,166124065 0,230859 16,80651
4 4 24 8,0 2,7 0,179593584 0,311965 22,71106
5 5 30 8,5 2,78 0,190818183 0,393858 28,67289
6 6 36 8,6 2,8 0,193053102 0,476145 34,66334
7 7 42 8,8 2,82 0,197552942 0,558431 40,6538
8 8 48 8,9 2,85 0,199797862 0,640652 46,63948
9 9 54 8,9 2,87 0,199797862 0,722939 52,62994
10 10 60 9,0 2,89 0,202042782 0,805225 58,62039
11 11 66 9,3 2,9 0,208777541 0,887577 64,61562
12 12 72 9,3 2,91 0,208777541 0,969929 70,61085
13 13 78 9,6 2,93 0,2155123 1,052216 76,60131
14 14 84 9,6 2,94 0,2155123 1,134568 82,59653
15 15 90 9,9 2,96 0,22224706 1,216854 88,58699
16 16 96 9,9 2,97 0,22224706 1,299206 94,58222
17 17 102 9,9 2,98 0,22224706 1,381558 100,5774
18 18 108 10,1 2,99 0,226736899 1,46391 106,5727
19 19 114 10,2 3,01 0,228981819 1,546197 112,5631
20 20 120 10,2 3,02 0,228981819 1,628549 118,5584
21 21 126 10,2 3,03 0,228981819 1,710901 124,5536
22 22 132 10,2 3,04 0,228981819 1,793253 130,5488
23 23 138 10,3 3,06 0,231226739 1,875539 136,5393
24 24 144 10,6 3,07 0,237961498 1,957892 142,5345
25 25 150 10,6 3,07 0,237961498 2,040309 148,5345
26 26 156 10,6 3,08 0,237961498 2,122661 154,5297
27 27 162 10,6 3,1 0,237961498 2,204948 160,5202
28 28 168 10,7 3,11 0,240206418 2,2873 166,5154
29 29 174 10,8 3,12 0,242451338 2,369652 172,5106
30 30 180 10,8 3,13 0,242451338 2,452004 178,5059
31 31 186 10,8 3,14 0,242451338 2,534356 184,5011
32 32 192 10,7 3,15 0,240206418 2,616708 190,4963
33 33 198 10,6 3,16 0,237961498 2,69906 196,4916
34 34 204 10,6 3,17 0,237961498 2,781412 202,4868
35 35 210 10,6 3,18 0,237961498 2,863764 208,482
36 36 216 10,6 3,19 0,237961498 2,946116 214,4772
37 37 222 10,6 3,2 0,237961498 3,028468 220,4725
38 38 228 10,6 3,21 0,237961498 3,11082 226,4677
39 39 234 10,5 3,22 0,235716579 3,193172 232,4629
40 40 240 10,6 3,23 0,237961498 3,275524 238,4582
41 41 246 10,5 3,23 0,235716579 3,357942 244,4582
42 42 252 10,2 3,23 0,228981819 3,440359 250,4582
43 43 258 10,2 3,23 0,228981819 3,522777 256,4582
44 44 264 10,2 3,24 0,228981819 3,605129 262,4534
45 45 270 10,2 3,24 0,228981819 3,687547 268,4534
46 46 276 10,3 3,24 0,231226739 3,769964 274,4534
47 47 282 10,2 3,25 0,228981819 3,852316 280,4486
48 48 288 10,2 3,26 0,228981819 3,934668 286,4438
49 49 294 10,2 3,26 0,228981819 4,017086 292,4438
50 50 300 10,2 3,26 0,228981819 4,099503 298,4438
51 51 306 10,1 3,26 0,226736899 4,181921 304,4438
52 52 312 9,9 3,27 0,22224706 4,264273 310,4391
53 53 318 9,9 3,27 0,22224706 4,346691 316,4391
54 54 324 9,9 3,27 0,22224706 4,429108 322,4391
55 55 330 9,9 3,27 0,22224706 4,511526 328,4391
56 56 336 9,9 3,27 0,22224706 4,593943 334,4391
57 57 342 10,1 3,25 0,226736899 4,676492 340,4486
58 58 348 102 3,25 0,228981819 4,75891 346,4486
59 59 354 10,2 3,25 0,228981819 4,841327 352,4486
60 60 360 10,2 3,24 0,228981819 4,92381 358,4534
61 61 366 10,2 3,24 0,228981819 5,006228 364,4534
62 62 372 10,2 3,23 0,228981819 5,088711 370,4582
63 63 378 10,2 3,23 0,228981819 5,171129 376,4582
64 64 384 10,2 3,23 0,228981819 5,253546 382,4582
65 65 390 10,3 3,23 0,231226739 5,335964 388,4582
66 66 396 10,2 3,23 0,228981819 5,418381 394,4582
67 67 402 10,2 3,23 0,228981819 5,500799 400,4582
68 68 408 10,3 3,22 0,231226739 5,583282 406,4629
69 69 414 10,5 3,22 0,235716579 5,6657 412,4629
70 70 420 10,6 3,22 0,237961498 5,748117 418,4629
71 71 426 10,6 3,22 0,237961498 5,830535 424,4629
72 72 432 10,6 3,22 0,237961498 5,912952 430,4629
73 73 438 10,6 3,22 0,237961498 5,99537 436,4629
74 74 444 10,7 3,22 0,240206418 6,077788 442,4629
75 75 450 10,9 3,22 0,244696258 6,160205 448,4629
76 76 456 10,9 3,23 0,244696258 6,242557 454,4582
77 77 462 10,8 3,23 0,242451338 6,324975 460,4582
78 78 468 10,8 3,23 0,242451338 6,407392 466,4582
BAB VI

ANALISA DATA

Dari hasil percobaan dapat kita lihat perbedaan dari masing-masing benda uji, dapat kita urutkan
tingkat kekerasan suatu benda uji atau tingkat keuletan benda uji. Berdasarkan pengamatan ketika pratikum,
benda uji dapat kita urutkan berdasarkan tinggkat keuletan yang paling tinggi

1. ST 37
2. Kuningan
3. Allumunium

Berikut adalah grafik antara Momen Puntir dengan Sudut Puntir (Mp-∅)

- ST 37

Mp
25

20

15

10

0 ∅
0 20 40 60 80 100 120 140

- Kuningan

MP
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0 ∅
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

- Allumunium
MP
120

100

80

60

40

20

0 ∅
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Berikut adalah grafik antara Tegangan Puntir dengan Sudut Puntir Spesifik (p-θ)

- ST 37

P
0.45

0.4

0.35

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0 θ
0 0.5 1 1.5 2
- Kuningan

P
0.35

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0 θ
0 2 4 6 8 10 12 14

- Allumunium

P
0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0 θ
0 1 2 3 4 5 6 7

Anda mungkin juga menyukai