Oleh :
FISIKA
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang
materi “uji kekuatan impak dan karakterisasi kekerasan ”. Dalam penulisan makalah ini,
penulis menyadari masih banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca. Saran dan kritik tersebut sebagai motivasi bagi Penulis untuk
menyempurnakan makalah ini, sehingga makalah berikutnya akan menjadi lebih baik lagi.
Meskipun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Penulis berharap makalah ini
akan bermanfaat bagi pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.
Penulis
2
BAB I
'PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat. seiring dengan itu,
maka tuntutan akan kompoen – komponen pendukungnya juga bertambah seperti
halnya penyediaan logam, disadari atau tidak unsur logam ini sangatlah penting dalm
proses pengembangan teknologi bahkan hampir menambah semua aspek kehidupan
manusia.
Pengujian impak adalah suatu cara untuk mengetahui sifat – sifat material
dengan hasil produksi yang diseleksi. Pada pengujian ini kita ingin mengetahui
bagaimana jika sutau bahan mengalami pembebanan tiba – tiba, apakah dapat
ditanggulangi atau tidak. Dalam kehidupan sehari – hari. banyak kita jumpai aplikasi
yang dapat dilakukan pada aplikasi impak, akan tetapi orang yang melakukannya
tidak mengetahui bahwa yang dilakukan merupakan aplikasi dari percobaan impak.
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang
ilmu yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan
material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur disain nilai tersebut
adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur lubrikasi kekerasan berarti
ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai itu
adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk para mekanik work-shop lebih
bermakna kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian
ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik, atau daerah tertentu saja, nilai
kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material.Dengan melakukan
uji keras, material dapat dengan mudah digolongkan sebagai material ulet atau getas.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari uji kekuatan impak?
2. Bagaimana metode uji yang digunakan pada uji kekuatan impak?
3. Apa pengertian uji karakterisasi kekerasan?
4. Bagaimana metode uji pada karakterisasi kekerasan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian uji kekuatan impak
2. Mengetahui metode uji pada uji kekuatan impak
3. Mengetahui pengertian uji karakterisasi kekerasan
4. Mengetahui metode uji karakterisasi kekerasan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Metode Uji Impak
Ada 2 macam metode uji impak, yaitu metode Charpy dan merode
Izod. Perbedaan mendasar dari metode itu adalah pada peletakan specimen,
pengujian dengan menggunakan charpy lebih akurat karena pada izod
pemegang specimen juga turut menyerap energi sehingga energi yang terukur
bukanlah energi yang mampu diserap material sentuhnya.
5
Gambar 2. Alat uji impak metode charpy
6
menyerap energi sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang
mampu diserap material seutuhnya.
Hal lain yang biasa dilakukan dalam pengujian impak adalah penelaahan
permukaan perpatahan untuk menentukan jenis perpatahan (fracografi) yang terjadi.
Secara umum sebagaimana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik maka
perpatahan impak digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
Selain dengan harga impak yang ditunjukkan oleh alat uji, pengukuran
ketangguhan suatu bahan dapat dilakukan dengan memperkirakan berapa persen
patahan berserat dan patahan kristalin yang dihasilkan oleh benda uji pada
temperature tertentu. Semakin banyak presentasi patahan berserat maka dapat dinilai
semakin tangguh bahan tersebut. Cara ini dapat dilakukan dengan mengamati
permukaan patahan benda uji dibawah mikroskop stereoscan.
Informasi lain yang dapat dihasilkan dari pengujian impak adalah temperature
transisi bahan. Temperatur transisi adalah temperature yang menujukkan transisi
perubahan jenis perpatahan suatu bahan bila di uji pada temperature yang berbeda –
bedan. Pada pengujian temperature yang berbeda – beda maka akan terlihat bahwa
pada temperature tinggi material akan bersifat ulet (ductile) sedangkan pada
temperature rendah material akan bersifat rapuh atau getas (brittle).
8
Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom – atom bahan pada temperature
yang berbeda dimana pada temperature kamar vibrasi itu berada dalam kondisi
kesetimbangan dan selanjurnya akan menjadi tinggi bila temperature dinaikkan (perlu
diketahui bahwa energi panas merupakan suatu driving force terhadap pergerakan
partikel atom bahan). Vibrasi atom inilah yang berperan sebagai suatu penghalang
(obstacle) terhadap pergeseran dislokasi pada saat terjadi deformasi kejut/impak dari
luar. Dengan semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan dislokasi menjadi relative
sulit sehingga dibutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkan benda uji.
sebaliknya, pada temperature dibawah nol derajat Celsius, vibrasi atom relative
sedikit sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasi menjadi lebih
mudah dan benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan dengan energi yang relative
lebih rendah.
9
Gambar 4. Bentuk dimensi benda uji impak menurut ASTM
B. KARAKTERISASI KEKERASAN
1. Pengertian Karakterisasi Kekerasan
Pengujian Kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang
dipakai, karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran
mengenai spesifikasi.
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui
khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami
pergesekan (frictional force) dan dinilai dari ukuran sifat mekanis material
yang diperoleh dari DEFORMASI PLASTIS (deformasi yang diberikan dan
setelah dilepaskan, tidak kembali ke bentuk semula akibat indentasi oleh
suatu menda sebagai alat uji. Dalam hal ini bidang keilmuan yang berperan
penting mempelajarinya adalah Ilmu Bahan Teknik (Metallurgy Engineering).
Mengapa diperlukan pengujian kekerasan? Di dalam aplikasi manufaktur,
material terutama semata diuji untuk dua pertimbangan: yang manapun ke
riset karakteristik suatu material baru dan juga sebagai suatu cek mutu untuk
memastikan bahwa contoh material tersebut menemukan spesifikasi kualitas
tertentu.
10
2. Pengujian karakterisasi kekerasan
Prinsip pengujian kekerasan ini yaitu pada permukaan material dilakukan
penekanan dengan indentor sesuai dengan parameter (diameter, beban dan
waktu). Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3 metode uji
kekerasan :
2.1. Metode Gores
Dilakukan dengan cara mengukur kedalaman atau lebar goresan
pada benda uji dengan cara menggoreskan permukaan benda uji
dengan material pembanding. Indentor yang biasa digunakan adalah
jarum yang terbuat dari intan. Namun, metode ini tidak cocok untuk
logam yang skala kekerasannya tinggi. Selain itu kemampu-
ulangannya rendah karena tidak akurat. Metode ini tidak banyak
digunakan dalam dunia metalurgi, tapi masih dalam dunia mineralogi.
Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu dengan membagi
kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian
dikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk
kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh talc, hingga
skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana yang dimiliki
oleh intan. Dalam skala Mohs urutan nilai kekerasan material di dunia
di wakili oleh:
a. talc
b. gypsum
c. calcite
d. fluorite
e. apatite
f. orthoclase
g. quartz
h. topaz
i. corundum
j. diamond
11
Prinsip Pengujian:
12
dibawah mikroskop khusus pengukur jejak. Pengukuran nilai
kekerasan suatu material diberikan oleh rumus:
2P
BHN=
( ( π D ) ( D− √ D2−d 2 ) )
Dimana:
P = beban (kg)
D = diameter indentor (mm)
d = diameter jarak (mm)
13
permukaan harus rata, jika perlu diamplas atau
dimachining terlebih dahulu
permukaan test harus sesuai dengan karakteristik
material, tidak mengalami karburasi ataupun proses
sejenis lainnya
ketebalan minimum 0.6 mm dan permukaan tanpa
dikeraskan
pengujian tidak boleh terlalu dipinggir
beban yang digunakan harus steady dan terbebas dari
kemungkinan pembebanan tak diinginkan disebabkan
oleh gaya inersia dari beban
jarak antar uji minimum 3d
tidak terjadi penggelembungan di bagian belakang
material uji disebabkan penggunaan beban yang terlalu
besar
14
Kerugiannya antara lain :
15
Pengujian metode Vickers akan memberikan dampak hasil
yang berbeda-beda tergantung pada elestisitas material. Apabila
material lunak atau keelastisitasannya tinggi, maka hasil
indentasi akan mengempis. Dan pada material yang kaku, maka
akan berbentuk menggembung. Metode ini biasa dilakukan
untuk mengukur kekerasan mikro dari material.
Kerugiannya :
16
persiapan permukaan benda uji yang teliti, dan rentan
terhadap kesalahan perhitungan panjang diagonal.
c. Metode Rockwell
Indentor yang digunakan kerucut intan dengan sudut yang
dibentuk muka intan 120o. Pembebanan dilakukan dengan dua
tahap; tahap pertama adalah pembebanan minor kemudian
pembebanan mayor. Nilai kekerasan ditentukan dengan
perbandingan kedalaman kedua tahap pembebanan. Berbeda
dengan metode Brinell dan Vickers dimana kekerasan suatu
bahan dinilai dari diameter atau diagonel jejak yang dihasilkan,
maka metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan
pembacaan langsung (direct reading). Metode ini banyak
dipakai dalam industri karena pertimbangan praktis. Variasi
dalam beban dan indentor yang digunakan membuat metode ini
memiliki banyak macamnya. Metode yang paling umum
dipakai adalah Rockwell B (dengan indentor bola baja
berdiameter 1/6 inci dan beban 100 kg) dan Rockwell C
(dengan indentor intan dan beban 150 kg). Walaupun demikian
lainnya biasa dipakai. Oleh karenanya skala kekerasan
Rockwell suatu material harus dispesifikasikan dengan jelas
17
Tabel Skala pada Metode Uji Kekerasan Rockwell
18
3) Rockwell C
Indentor berupa kerucut intan dengan pembebanan 150
Kg. Biasa digunakan untuk logam-logam yang
diperkeras dengan pemanasan
Pengkategorian ini berdasarkan kombinasi jenis
indentor yang digunakan dengan beban yang
diberikan.Pengkategorian ini dimaksudkan agar penguji
manggunakan jenis kombinasi yang tepat pada benda
uji sesuai dengak sifat yang dimiliki oleh benda uji
tersebut.
d. Kekerasan Knoop
Merupakan salah satu metode micro-hardness, yaitu uji
kekerasan untuk benda uji yang kecil. Nilai kekerasan Knoop
adalah pembebanan dibagi dengan luas penampang yang
terdeformasi permanen. Jejak yang dihasilkan sekitar 0.01mm –
0.1 mm dan beban yang digunakan berkisar antara 5 gr – 5 Kg.
Permukaan benda uji harus benar-benar halus.
3. Metode
a. Hoytom macrohardness tester (metode Brinell, Vickers dan Rockwell)
b. Buehler Micromet 2100 series microhardness tester (metode
Vickers)
c. Micrometer & Measuring microscope
d. Sampel uji silinder pejal dan uji tarik (besi tuang, baja, tembaga dan
aluminium)
19
Gambar. Mesin hydraulic
Untuk mendapatkan ketelitian hasil pengukuran kekerasan, hal yang harus diperhatikan
sebelum waktu yaitu:
Permukaan benda kerja harus bersih dari kerak dan kotoran lainnya.
Posisi permukaan spesimen diusahakan tegak lurus dengan arah indentasi.
Permukaan spesimen harus diam statis sebelum diberi beban tekan
Ketebalan spesimen paling tidak 10 kali diameter indentor.
Jarak antar titik pengukuran harus lebih besar dari 3 kali diameter indentor.
Jarak titik pengukuran dari tepi spesimen paling tidak 3 kali diameter indentor.
20
4. Flow Chart
Metode Brinell dan Vickers (sample silinder pejal)
21
Preparasi sampel
(amplas & poles)
tidak
Selesai
22
Preparasi (amplas grip sampel uji tarik
ya
Material lain
tidak
Selesai
23
Preparasi sampel (amplas & poles)
Lakukan preload
Material lain
ya
tidak
Selesai
24
Amplas kasar, amplas halus, poles dan etsa benda uji
BAB III
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji impak adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat (rapid
loading). Pengujian impak merupakan pengujian yang mengukur ketahanan bahan
terhadap beban kejut.
Pada uji impak terjadi proses penyerapan energi yang besar ketika beban menumbuk
specimen. Energi yang diserap material ini dapat dihitung dengan menggunakan
prinsip perbedaan energi potensial. Dasar pengujiannya yakni penyerapan energi
potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan
menumbuk benda uji, sehingga benda uji mengalami deformasi.
Ada 2 macam metode uji impak, yaitu metode Charpy dan merode Izod. Perbedaan
mendasar dari metode itu adalah pada peletakan specimen, pengujian dengan
menggunakan charpy lebih akurat karena pada izod pemegang specimen juga turut
menyerap energi sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang mampu diserap
material sentuhnya.
Pengujian Kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai, karena
dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran mengenai spesifikasi.
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari
suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan dinilai
dari ukuran sifat mekanis material yang diperoleh dari DEFORMASI PLASTIS
(deformasi yang diberikan dan setelah dilepaskan, tidak kembali ke bentuk semula
akibat indentasi oleh suatu menda sebagai alat uji.
Prinsip pengujian kekerasan ini yaitu pada permukaan material dilakukan penekanan
dengan indentor sesuai dengan parameter (diameter, beban dan waktu). Berdasarkan
mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3 metode uji kekerasan, yaitu metode gores,
metode pantul, metode identasi,
B. Saran
26
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan
makalah ini, Penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan sekiranya
Kritikan dan juga saran yang membangun, agar Penulis dapat lebih baik lagi dalam
penulisan makalah kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
27
Callister,William D., 1940-Materials science and engineering : an Introduction/ William D.
Callister, Jr.—7th ed
http://id.scribd.com/doc/154408164/Makalah-Material-Teknik-uji-impact
28