METALURGI FISIK
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
BAUBAU
2021
METALURGI FISIK
1. Uji Tarik
2. Uji Bending
3. Uji Impact
4. Uji Kekerasan
5. Uji Metalografi/Struktur Mikro
1. Uji Tarik
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Uji tarik juga
dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Percobaan ini
untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
lambat.
Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah
dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas
dari logam tersebut. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari
kurva uji tarik. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan
perubahan panjang.
E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan (σ)
dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus Elastisitas” atau “Young
Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini
kerap disingkat kurva SS (SS curve).
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan
untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil
sambungan las baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan
penentuan dimensi mandrel ada beberapa factor yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kekuatan tarik (Tensile Strength)
2. Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C.
3. Tegangan luluh (yield).
Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2 yaitu
transversal bending dan longitudinal bending.
1. Tranaversal Bending
Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah
pengelasan. Pengujian transversal bending dibagi menjadi tiga:
Dikatakan Side Bend jika bending dilakukan sehingga sisi las. Pengujian ini
dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8 inchi.
Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau tidak.
2. Longitudinal Bending
Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah
pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan.
3. Uji Impact
Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energy yang diberikan oleh
beban dan menghitung energi yang diserap oleh spesimen. Pada saat beban dinaikkan
pada ketinggian tertentu, beban memiliki energi potensial maksimum, kemudian saat
akan menumbuk spesimen energi kinetik mencapai maksimum. Nilai Harga Impak
pada suatu spesimen adalah energi yang diserap tiap satuan luas penampang lintang
spesimen uji.
Gambar 3. Ilustrasi skematis pengujian Impak
Secara umum benda uji dikelompokkan kedalam dua golongan standar Antara lain:
1. Metode Charpy
Pada metoda ini banyak digunakan di Amerika Serikat, dan merupakan cara
pengujian dimana spesimen dipasang secara horizontal dengan kedua ujungnya
berada pada tumpuan, sedangkan takikan pada spesimen diletakkan di tengah-tengah
dengan arah pembebanan tepat diatas takikan.
Energi yang diserap oleh benda uji pada pengujian impak dinyatakan dalam
satuan Joule dan langsung dibaca pada skala (dial) penunjuk yang telah dikalibrasi
yang terdapat pada mesin penguji. Harga impak suatu bahan yang diuji dengan
metode Charpy diberikan oleh
Dimana:
2. Metode Izood
Pada metoda ini banyak digunakan di Eropa terutama Inggris dan merupakan
cara dimana specimen berada pada posisi vertical pada tumpuan dengan salah satu
ujungnya dicekam dengan arah takikan pada arah gaya tumbukan. Tumbukan pada
specimen dilakukan tidak tepat pada pusat takikan melainkan pada posisi agak diatas
dari takikan.
Metode Izod lazim digunakan di Inggris dan Eropa. Sampel uji memiliki
dimensi ukuran yaitu 10 x 10 x 75 mm (tinggi x lebar x panjang). Posisi takik berada
pada jarak 28 mm dari ujung benda uji, kedalaman takik 2 mm dari permukaan benda
uji dan sudut takik 45o. Bentuk takik berupa
Uji kekerasan adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan
dari suatu material karena dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui
gambaran sifat mekanis suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat
dengan mudah digolongkan sebagai material ulet atau getas.
1. Brinnel (HB/BHN)
2. Rockwell (HR/RHN)
3. Vikers (HV/VHN)
Pada metalografi, secara umum yang akan di amati adalah dua hal yaitu :
a. Struktur makro adalah struktur dari logam yang terlihat secara makro pada
permukaan yang dietsa dari spesimen yang telah dipoles.
b. struktur mikro adalah struktur dari sebuah permukaan logam yang telah
disiapkan secara khusus yang terlihat dengan menggunakan perbesaran
minimum 25x.