Anda di halaman 1dari 22

MANUSIA DAN PEKERJAAN

Beberapa Segi Manusia Dalam Kerja


Menurut W.S. Neff, “ Bekerja adalah kegiatan manusia mengubah keadaan-
keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan
memelihara kelangsungan hidupnya “

Defenisi ini sangat luas, tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu
untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia.

Menurut Toole, “ Bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang


bermanfaat bagi orang lain “

Dalam defenisi ini terlihat dengan sangat jelas aspek social dari bekerja yaitu
bekerja untuk orang lain, mempersembahkan hasil karya untuk orang lain.

Lima Tingkatan Kebutuhan Hidup Manusia (menurut Maslow)

1. Kebutuhan Fisiologis, meliputi makanan, pakaian dan tempat tinggal untuk


berlindung dari panas, hujan dan dingin

2. Kebutuhan akan rasa aman . Ada kepastian perlindungan dari ancaman


terhadap jiwa dan harta benda dan jaminan kelangsungan hidup hari esok.

3. Kebutuhan Sosial, seperti bergaul dengan orang lain, diakui sebagai bagian
dari masyarakat.

4. Kebutuhan akan Harga Diri, seperti menunjukkan keberhasilan, dan


mendapatkan penghargaan

5. Kebutuhan untuk menyatakan eksistensi diri seperti yang diinginkan dan


dimampui.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi manusia tingkat demi tingkat mulai dari


kebutuhan tingkat pertama sampai kebutuhan tingkat ke lima.
KEBUTUHAN MENYATAKAN EKSISTENSI DIRI
SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
(MENEMPATKAN DIRI PADA POSISI TERTENTU)

KEBUTUHAN AKAN PENGAKUAN DAN PENGHARGAAN


(KARYANYA DIAKUI DAN DIHARGAI)

KEBUTUHAN SOSIAL
(INGIN DITERIMA DAN DIAKUI SEBAGAI BAGIAN DARI
MASYARAKAT)

KEBUTUHAN RASA AMAN


ADA JAMINAN KESELAMATAN JIWA DAN HARTA BENDA

KEBUTUHAN FISOLOGIS
( SANDANG, PANGAN, PERUMAHAN )

Manusia dan Pekerjaannya

Ketika manusia sudah berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai factor yang
mempengaruhi keberlangsungan pekerjaan. Faktor-faktor ini penting untuk
diperhatikan, bukan hanya karena bersifat wajar secara manusiawi, tetapi juga
karena akan menimbulkan serangkaian kerugian bila tidak diperhatikan dan dapat
mandatangkan keuntungan bagi perusahaan bila diperhatikan dengan cermat.

Dilihat dari segi bahwa manusia adalah salah satu komponen sistem kerja, maka
faktor-faktor tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu sistem kerja
yang optimal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerja


Faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan kerja adalah kesesuaian
antara pekerja dengan pekerjaannya. Namun demikian masih banyak faktor lain
yang juga tidak kurang penting peranannya dalam mempengaruhi keberhasilan
kerja. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Kelompok faktor-faktor diri (individual).

Faktor-faktor ini biasa juga disebut faktor internal atau faktor pribadi pekerja

antara lain :

- Aptitude
- Sifat
- Sistem nilai
- Karakteristik fisik
- Minat
- Motivasi
- Usia
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pengalaman

Karena faktor-faktor tersebut datangnya dari diri para pekerja dan melekat
pada diri pekerja bahkan sebelum pekerja itu bekerja, maka selain pendidikan
dan pengalaman biasanya factor-faktor tersebut sulit untuk diubah.

Setiap pekerjaan mempunyai cirri-cirinya tersendiri yang masing-masing


menuntut pekerja macam apa yang dibutuhkan. Karena faktor-faktor diri tidak
dapat diubah, maka agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik,
haruslah dilakukan pemilihan/seleksi terlebih dahulu terhadap calon-calon
pekerja yang meliputi pengukuran terhadap kemampuan diri calon pekerja
dan penilaian kecocokannya dengan tuntutan pekerjaan.

Salah satu contohnya adalah aptitude test. Pengujian ini mengukur


kemampuan dasar manusia seperti kemampuan dasar mekanis, dan
kemampuan dasar psikomotoris yang menguji hal-hal seperti kecepatan
reaksi, kecepatan gerak, dan keterampilan tangan, dan lain-lain.
Kecocokan antara pekerja dengan pekerjaanya merupakan syarat penting
karena jika diabaikan maka hasil kerjanya akan rendah. Dengan jika pekerja
bersangkutan menyadari hal ini, apa lagi jika dengan demikian ia kehilangan
kesempatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui pekerjaannya
tersebut, maka hasil kerjanya akan lebih rendah lagi. Terlebih lagi kalau
sampai menimbulkan efek psikologis lain yang bias berakibat fatal seperti
kecelakaan kerja. Hal ini jelas tidak dikehendaki baik oleh pekerja maupun
perusahaan.

2. Faktor-faktor Situasional
Berbeda dengan faktor-faktor diri, faktor-faktor situasional ini hampir
seluruhnya berada di luar diri pekerja dan pada umumnya berada dalam
penguasaan pemimpin perusahaan untuk mengubahnya dan hampir semua
faktor ini dapat diubah. Faktor situasional ini masih dibedakan atas dua
subkelompok yaitu :

a. Faktor Sosial dan Keorganisasian yang meliputi :

- Karakteristik perusahaan
- Pendidikan dan pelatihan
- Pengawasan
- Penggajian
- Lingkungan sosial

Tidak semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan materi, bahkan


kadang-kadang kebutuhan non-materi dapat mengalahkan kehendak-
kehendak yang didasari dengan materi. Perlakuan sebagai manusia
dibutuhkan oleh setiap pekerja sekalipun mereka adalah salah satu
komponen sistem produksi. Bila berbicara tentang segi kemanusiaan dari
seorang pekerja, maka akan segera tampak berbagai kebutuhan non-materi
seperti rasa aman, rasa terjamin, ingin perlakuan yang adil, ingin prestasinya
diketahui dan dihargai orang lain, ingin berteman, ingin diakui sebagai bagian
dari masyarakat, bahkan ingin menonjol. Menurut Hrezberg, sebagian besar
dari hal-hal tersebut adalah motivator, yaitu jika dipenuhi akan membuat
seorang pekerja mendapatkan kepuasan kerja dan semangat dalam bekerja
yang akhirnya akan mendatangkan keberhasilan kerja. Peranan perusahaan
dalam hal ini sanagat besarseperti dalam menciptakan iklim kerja yang baik,
menjalankan kepemimpinan yang baik, mengadakan hubungan-hubungan
terbuka baik formal maupun informal, penyelenggaraan sistem upah yang
adil, sistem “penghargaan dan hukuman” yang tepat, pelatihan-pelatihan
yang cukup, pembagian tugas dan tanggungjawab yang wajar.

b. Faktor Fisik yang meliputi

- Mesin dan peralatan kerja


- Bahan
- Metode kerja
- Lingkungan fisik tempat kerja

Hubungan antara manusia pekerja dengan mesin serta peralatan-


peralatannya dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang unik
karena interaksi antara komponen-komponen tersebut yang membentuk
sistem kerja tidak terlampau sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin
ilmu.

Pada pabrik-pabrik yang kecil dengan jumlah pekerja yang tidak besar,
hubungan antara para pekerja dapat berkembang erat termasuk antara
atasan dan bawahan. Selain itu pekerja dapat melihat barang hasil akhir
produksi yaitu barang yang dia turut mempunyai “ saham “ didalamnya. Hal
ini menimbulkan efek psikologis tersendiri yaitu berupa rasa bangga, rasa
berperan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.

Sebaliknya untuk sebuah pabrik besar yang produksinya bersifat massal,


jumlah mesin yang sangat banyak, dari berbagai jenis, dapat menimbulkan
ketegangan (stress) pada pekerja. Pembagian tugas yang sempit atau
spesialisasi yang ketat menyebabkan pekerjaan bersifat terlampau berulang-
ulang, kadang-kadang dengan siklus yang sangat singkat, sangat rutin dan
menjemukan.

Mesin yang berjalan cepat memerlukan kontrol yang ketat dari para pekerja,
bagi pekerja lebih hanya dirasakan bahwa dirinya justru dikontrol oleh mesin
yang tentunya terkesan merendahkan kemanusiaannya.
Besarnya pabrik membuat pekerja tidak melihat hasil akhir produksi dan hal
ini bisa berakibat hilangnya rasa berjasa/berperan dan menyebabkan
berkurangnya rasa tanggungjawab.
Pabrik besar yang serba otomatis pun dapat menimbulkan ketegangan dalam
mengawasi panel-panel kontrol otomatis yang ada karena harus selalu siap
dengan keputusan-keputusan yang tepat bila terjadi masalah untuk
mengamankan seluruh proses.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Kerja

Faktor Diri Faktor Sosial Faktor Fisik


(Individu) Keorganisasian

1. Aptitude 1. Mesin
1. Karakteristik Perusahaan
2. Sifat
3. Sistem nilai 2. Peralatan Kerja
2. Pendidikan dan Latihan
4. Karakteristik fisik
5. Minat 3. Bahan
3. Pengawasan
6. Motivasi
7. Usia 4. Lingkungan Fisik
4. Perupahan
8. Jenis Kelamin
9. Pendidikan 5. Metode Kerja
5. Lingkungan Sosial
10. Pengalaman

Hasil Kerja Manusia dan Pengendaliannya


Manusia dalam bekerja mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan fisik. Oleh
karena itu perlu pengendalian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Perlu
dilakukan pengukuran aktivitas manusia. Selama bekerja manusia mengeluarkan
tenaga dari dalam tubuhnya yang akhirnya menuju kepada terjadinya kelelahan.

Mengukur Aktivitas Manusia

Setiap hari manusia terlibat dengan kegiatan-kegiatannya, apakah itu bekerja atau
bergerak semuanya memerlukan tenaga. Yang penting harus diperhatikan adalah
bagaimana mengatur kegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh saat
bekerja atau bergerak selalu ada dalam keadaan nyaman tanpa mempengaruhi hasil
kerja.
Tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin, dimana untuk melaksanakan
kegiatannya dibatasi oleh serangkaian hukum alam. Kemampuan manusia untuk
melaksanakan berbagai kegiatan tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang
terdiri dari struktur tulang, otot-otot rangka, sistem saraf dan proses
metabolismenya. Dua ratus enam tulang manusia membentuk rangka yang
berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan tugas-tugas fisik.
Semua kegiatan tubuh manusia memerlukan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh
karena adanya proses metabolisme dalam otot yaitu berupa sekumpulan proses-
proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk yaitu kerja
mekanis dan panas.

Yang dimaksud dengan pengukuran aktifitas kerja manusia adalah mengukur


besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan
pekerjaannya. Tenaga yang dikeluarkan biasanya diukur dalam satuan kilokalori.

Ada dua kriteria yang umum digunakan untuk mengukur aktifitas manusia yaitu :

1. Kriteria fisiologis
2. Kriteria operasional

Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya diukur berdasarkan kecepatan
denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukanbesarnya tenaga yang
setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari
keadaan normal menjadi keadaan fisik aktif akan melibatkan beberapa fungsi
fisiologis yang lain seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, temperatur badan,
banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam darah dan urine. Secara luas dapat
dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan pernafasan dipengaruhi oleh
tekanan psikologis, tekanan oleh lingkungan, tekanan akibat kerja keras. Dengan
demikian pengukuran aktifitas manusia dengan kriteria fisiologis akan memberikan
hasil yang benar jika faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dihilangkan atau dibuat
sekecil mungkin.

Volume udara yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan
jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan 1 liter oksigen =
4,7 – 5,0 kilokalori/menit.
Kriteria Operasional

Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau menggambarkan


hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota tubuh pada saat
melaksanakan kegiatannya. Secara umum gerakan yang dapat dilakaukan tubuh
dan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk-bentuk : range (rentangan) gerakan,
pengukuran aktifitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketetlitian.
Untuk mengukur aktifitas-aktifita tersebut digunakan bermacam-macam alat ukur
seperti : alat pengukur tegangan, dan dinamometer.

Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan range gerakan, digunakan untuk jenis


pekerjaan yang berulang dan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan menurun atau
meningkat jika range gerakannya makin kecil atau makin besar. Alat populer yang
digunakan untuk pengukuran seperti ini adalah platform gaya.
Pengukuran aktrivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada hakekatnya
tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor subjektif lainnya seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan, kecepatan kerja,
cara dan sikap melaksanakan kerja , kebiasaan olah raga, jenis kelamin, umur, daya
reaksi, stabilitas, letak poisisi beban, arah gerakan anggota tubuh.
Mengukur Aktivitas Manusia

Mengukur aktivitas manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga yang


diperlukan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.
Tenaga tersebut dukur dalam satuan kilo kalori. (1 Liter O2 = 4,7 - 5 kkal/menit)

KRITERIA FISIOLOGIS KRITERIA OPERASIONAL

Berdasarkan Kecepatan Didasarkan pada Kekuatan,


Denyut Jantung dan Ketahanan, Kecepatan, dan
Pernafasan Ketelitian

Kriteris Fisologis agak sulit diterapkan karena perubahan fisik dari


keadaan normal ke keadaan aktip banyak dipengaruhi oleh beberapa
fungsi fisiologis lain seperti :

1. tekanan darah
2. peredaran udara dalam paru-paru
3. jumlah oksigen yang digunakan
4. banyaknya CO2 yang dihasilkan
5. banyaknya tenaga yang digunakan
6. temperatur badan
7. banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam urine dan darah

Kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh :

1. Tekanan psikologis
2. Tekanan oleh lingkungan
3. Tekanan akibat kerja keras

Ketiga hal tersebut mempunyai pengaruh yang sama


Proses Terjadinya Kelelahan

Banyak defenisi yang diberikan tentang kelelahan, tetapi secara garis besarnya
dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu
keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup
lagi untuk melakukan aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua hal
yaitu : akibat kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) dan akibat kelelahan psikologis
(mental fungsional).

Yang dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena
adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh
manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengosumsi bahan bakar dan
memberikan keluaran berupa tenaga yang berguna untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.

Pada prinsipnya ada lima mekanisme yang dilakukan tubuh yaitu :


1. Sistem peredaran
2. Sistem pencernaan
3. Sistem otot
4. Sistem saraf
5. Sistem pernafasan.

Ada 5 mekanisme yang dilakukan tubuh manusia yaitu :

1. Sistem peredaran darah

2. Sistem pencernaan

3. Sistem otot

4. Sistem syaraf

5. Sistem pernafasan

Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan


peredaran darah, dimana produk sisa bersifat membatasi kelangsungan aktivitas
otot. DKL produk sisa mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.
Kerja fisik yang kontinyu berpengaruh terhadap kelima mekanisme tersebut baik
secara sendiri-sendiri maupun sekaligus. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya
produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini
bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau mungkin bisa dikatakan
bahwa produk-produk sisa ini mempemgaruhi serat-serat saraf dan sistem saraf
pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.

Makanan yang mengandung glikogen, mengalir dalam tubuh melalui peredaran


darah. Setiap kontraksi otot selalu diikuti oleh reaksi kimia (oksidasi glukosa) yang
mengubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa).

Dalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk mengubah asam
laktat mengubah glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan,
sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinyu, berarti
keseimbangan kerja dapat dicapai dengan baik. Apabila kerja fisik tidak terlalu berat.
Pada adasarnya kelelahan itu timbul karena akumulasi produk sisa dalam otot atau
peredaran darah yang disebabkan ketidakseimbangan antara kerja dan proses
pemulihan.

Secara lebih jelas, terdapat tiga mekanisme penyebab timbulnya kelelahan fisik yaitu

1. Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan CO2, Sacrolactic, Phosphati, dan


sebagainya. Zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemudian dikeluarkan
waktu bernafas. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak
seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga terjadi penimbunan dalam
jaringan otot yang dapat mengganggu kegiatan otot selanjutnya.

2. Karbohidrat yang bersal dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan
dalam hati dalam bentuk glikogen. Setiap 1 cm 3 darah normal akan membawa 1
mm3 glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari jumlah
glikogen yang ada dalam hati. Karena bekerja persediaan glikogen dalam hati
akan semakin berkurang. Kelelahan akan timbul jika konsentrasi glikogen dalam
hati tinggal 0,7%.

3. Dalam keadaan ormal, jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira-kira 4
liter/menit. Dalam kondisi kerja berat, dibutuhkan udara kira-kira 15 liter/menit. Ini
berarti bahwa pada suatu tingkat kerja tertentu, akan terjadi suatu keadaan
dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih sedikit dari yang
dibutuhkan. Jika kondisi tersebut terjadi, maka kelelahan akan timbul, karena
reaksi oksidasi dalam tubuh untuk mengurangi asam laktat menjadi H 2O dan CO2
untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh menjadi tidak seimbang dengan
pembentuk asam laktat. Dengan demikian akan terjadi akumulasi asam laktat
dalam otot dan peredaran darah.

Makanan
mengandung Perdaran darah
Glikogen

Kontraksi Otot diikuti


reaksi kimia (Oksidasi
Glukosa) untuk
Kerja dan pemulihan
mengubah Glikogen
harus seimbang
menjadi Tenaga, Panas
dan Asam Laktat
(produk sisa)

Fase pemulihan, Asam


Laktat diubah kembali
menjadi Glikogen dengan
adanya O2 dari pernafasan
sehingga otot bisa
bergerak secara kontinyu
Tiga Mekanisme Penyebab Timbulnya Kelelahan

1.

CO2

O2 OKSIDASI GLUKOSA PRODUK SISA SACROLACTIC

PHOSPATI

TERIKAT DALAM
DARAH
PEMBUANGAN
PRODUK SISA
HARUS SEIMBANG
DENGAN
PEMBENTUKANNYA
DIBUANG PADA
WAKTU
BERNAFAS

2.

MAKANAN KARBOHIDRAT Diubah menjadi


OKSIDASI Glukosa

Bekerja
1 cm3 darah Disimpan dalam HATI
menyebabkan
membawa 0,1 mm3 dalam bentuk
Glikogen dalam
Glikogen dari HATI GLIKOGEN
HATI berkurang

Kelelahan terjadi jika konsentrasi GLIKOGEN dalam HATI


tinggal 0,7%
3.

Keadaan normal udara yang Kerja keras memerlukan udara


masuk melalui pernafasan kira- kira-kira 15 lt/menit
kira 4 lt/menit.

Jika kadar OXIGEN dalam


udara yang diperoleh melalui
pernafasan kurang dari yang
dibutuhkan, KELELAHAN
akan terjadi.

SIRKULASI UDARA
YANG BAIK Kelelahan terjadi karena
SANGAT PENTING proses OKSIDASI dalam tubuh
untuk mengubah ASAM
LAKTAT menjadi H2O dan
CO2 agar mudah dibuang,
tidak seimbang dengan
pembentukannya.
ASAM LAKTAT terakumulasi
dalam OTOT dan PEREDARAN
DARAH
Tempat Kerja yang Sesuai untuk Manusia

Lingkungan fisik tempat kerja dapat berarti semua keadaan yang berada
disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja baik langsung
maupun tidak langsung.
Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja antara
lain :

LINGKUNGAN FISIK TEMPAT KERJA


YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

1. Temperatur

2. Kelembaban

3. Sirkulasi Udara

4. Pencahayaan

5. Kebisingan

6. Getaran Mekanik

7. Bau-bauan

8. Warna

Temperatur

Kondisi temperatur yang optimum bagi manusia adalah 24 0 C. Temperatur yang


terlalu rendah, misalnya 100 C akan mengakibatkan kekakuan fisik yang ekstrim.
Temperatur 29,50 C, dapat menyebabkan aktivitas mental dan daya tanggap
menurun dan mulai membuat kesalahan dalam pekerjaan. Temperatur sampai 49 0
C, dapat ditahan sampai 1 jam tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan
mental.
Kelembaban udara

Yang dimaksud dengan kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam
udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban sangat berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperature udara. Secara bersama-sama, temperature,
kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara akan
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan
panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dimana temperature udara sangat panas kelembabannya tinggi,
akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena
system penguapan; dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena
makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Keseimbangan
tersebut akan memenuhu rumus:

M+R+C–E=O

dimana: M = panas yang diperoleh dari proses metabolisme


R = perubahan panas karen radiasi
C = perubahan panas karena konveksi
E = hilangnya tenaga akibat penguapan
R dan C berharga (+) jika temperatur diluar tubuh lebih panas dibanding suhu tubuh,
berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan sebaliknya, jika R dan C
berharga (-) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan temperatur luar.

Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka rumus keseimbangan
akan menjadi: M + R + C – E = O. Ini menunjukkan suatu keadaan dimana tubuh
kehilangan tenaga akibat penguapan, dan ini harus diimbangi terutama oleh akibat
penguapan, dan ini harus diimbangi terutama proses metabolisme yang untuk
berlangsungnya memerlukankan banyak oksigen; artinya, makin panas dan makin
lembab keadaan lingkungan, makin banyak oksigen yang diperlukan untuk
metabolisme, dan makin cepat peredaran darah sehingga makin cepat pula denyut
jantung. Keadaan ini sangat berbahaya bagi orang-orang tua atau mereka yang
lemah jantung.

Sirkulasi udara

Udara disekitar kita mengandung 21% O 2, 78% N2, 0,03% CO2, 0,97% gas lainnya.
Oxigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup, khusunya
manusia untuk menjaga kelangsungan hidup, khususnya untuk proses metabolisme.
Udara menjadi kotor apabila kadar oxigen dalan udara sudah berkurang dan trelah
tercampur dengan gas-gas lain dan bau-bauan. Udara kotor dapat dirasakan dengan
sesaknya pernafasan dan tidak boleh dibiarkan berlangsung lama karena akan
mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan mempercepat terjadinya
kelelahan.

Tingkat beban kerja menurut variabel faal

Beban Faal

Variabel Faal Sangat Ringan Agak Berat Sangat Luar


Ringan berat berat biasa
berat
Pemakaian O2 (Ltr/menit) 0,5 0,5 – 1 1,0 – 1,5 1,5 – 2,0 2,0 – 2,5 2,5
Kalori per menit 2,5 2,5 – 5, 5,0 – 7,5 7,5 – 10 10 – 12,5 12,5
Denyut Jantung per 75 - 100 100 – 125 - 150 150 -175 175

menit 125
Suhu rektal oC 37,5 – 38 – 38,5 38,5 -39,5 39

38,0
Kecepatan berkeringat 200 - 400 400 - 800 600 - 800 800

(mL/jam) untuk kerja 8

jam

Pencahayaan

Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek-


objek secara jelas. Pencahayaan harus dirancang sedemikian sehingga tidak
menimbulkan kelelahan mata. Pencahayaan harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan dalam ruang kerja. Pencahaayn untuk pekerjaan kasar
tenrtu berbeda dengan pencahayaan yang dibutuhkan untk perkerjaan halus, seperti
membaca, menggambar dan menulis.

Kebisingan

Kebisingan sangat erat hubungannya dengan sistem pendengaran. Kondisi ruang


kerja ayang sangat bising akan mempercepat kerusakan sistem pendengaran,
sehingga untuk jenis pekerjaan tersebut para pekerja harus menggunakan pelindung
telinga, karena kalau tidak akan menimbulkan ketulian khususnya untuk kebisingan
sampai 110 db.

Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan kepada manusia yaitu :

1. Lama/durasi bunyi
2. Intensitas bunyi
3. Frekuensi bunyi

Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk akibatnya yaitu kemampuan
pendengaran semakin berkurang.

Tabel Skala Intensitas Kebisingan

Tingkat Kebisingan Level (dB) Keterangan


120 Batas Dengar Tertinggi
Menulikan 110 Hallintar
Mesin Uap
Meriam
100

Sangat hiruk 90 Jalan hiruk pikuk


Perusahaan sangat gaduh
Pluit Polisi
80

Kuat 70 Kantor gaduh


Jalan pada umumnya
Radio
Perusahaan

60

50 Rumah gaduh
Sedang Kantor umumnya
Percakapan kuat
Radio pelan

40

30 Rumah tenang
Tenang Kantor perorangan
Auditorium
Percakapan pelan
20

10 Suara dedaunan
Sangat tenang Berbisik
0 Batas dengan terendah

Getaran mekanik
Sesuai dengan namanya, getaran mekanik dapat diartikana sebagai getaran yang
ditimbulkan oleh peralatan mekanik, yang sebagian getarannya sampai ke tubuh
manusia dan dapat menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.

Besarnya getaran mekanik ditentukan oleh intensitasnya (meter/detik), dan frekuensi


getar (getaran/detik). Getaran mekanis umumnya sangat mengganggu tubuh karena
ketidak-teraturannya, baik intensitas ataupun frekuensinya.

Organ-organ tubuh mempunyai frekuensi alami yang berbeda antara organ tubuh
yang satu dengan organ tubuh lainnya. Gangguan terbesar terhadap organ tubuh
tertentu terjadi bila frekuensi alami beresonansi dengan frekuensi getaran mekanis.

Getaran mekanik dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan,


menyebabkan timbulnya beberapa penyakit antara lain terhadap mata, syaraf,
peredaran darah, otot, tulang.

Bau-bauan

Bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran terutama


bau yang mengganggu konsentrasi kerja. Bau sangat erat hubungannya dengan
penciuman. Bau yang tidak sedap seperti sampah busuk atau bangkai binatang
akan sangat mengganggu konsentrasi kerja.

Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang mempengaruhi


tingkat ketajaman penciuman seseorang. Oleh karena itu pemakaian penyejuk udara
(Air Conditioning) yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk
menghilaangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja.

Warna

Warna sangat berpengaruh dan memberi kesan tertentu pada tempat kerja.
Pemberian warna tempat kerja hendaknya disesuaikan dengan pekerjaan yang akan
berlangsung, ukuran ruang, dan selera warna para pekerja. Dalam hal ini yang
terutama harus diperhatikan adaalah warna dinding/tembok ruangan tempat kerja.
Warna bukan hanya berpengaruh terhadap kemampuan mata melihat objek, tetapi
warna disekitar tempat kerja juga berpengaruh secara psikologis kepada para
pekerja.
Menurut hasil penelitian , setiap warna memberikan pengaruh psikologis yang
berbeda-beda terhadap manusia. Misalnya, warna merah bersifat merangsang,
warna kuning memberi kesan yang luas dan legah, warna hijau atau biru
memberikan kesan sejuk, aman dan menyegarkan. Warna gelap memberikan kesan
sempit dan warna terang memberikan kesan leluasa.

Dalam keadaan dimana ruangan ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal in secara psikologis akan menguntungkan,
karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.

Anda mungkin juga menyukai