Defenisi ini sangat luas, tetapi mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu
untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia.
Dalam defenisi ini terlihat dengan sangat jelas aspek social dari bekerja yaitu
bekerja untuk orang lain, mempersembahkan hasil karya untuk orang lain.
3. Kebutuhan Sosial, seperti bergaul dengan orang lain, diakui sebagai bagian
dari masyarakat.
KEBUTUHAN SOSIAL
(INGIN DITERIMA DAN DIAKUI SEBAGAI BAGIAN DARI
MASYARAKAT)
KEBUTUHAN FISOLOGIS
( SANDANG, PANGAN, PERUMAHAN )
Ketika manusia sudah berada dalam dunia pekerjaan, terdapat berbagai factor yang
mempengaruhi keberlangsungan pekerjaan. Faktor-faktor ini penting untuk
diperhatikan, bukan hanya karena bersifat wajar secara manusiawi, tetapi juga
karena akan menimbulkan serangkaian kerugian bila tidak diperhatikan dan dapat
mandatangkan keuntungan bagi perusahaan bila diperhatikan dengan cermat.
Dilihat dari segi bahwa manusia adalah salah satu komponen sistem kerja, maka
faktor-faktor tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu sistem kerja
yang optimal.
Faktor-faktor ini biasa juga disebut faktor internal atau faktor pribadi pekerja
antara lain :
- Aptitude
- Sifat
- Sistem nilai
- Karakteristik fisik
- Minat
- Motivasi
- Usia
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pengalaman
Karena faktor-faktor tersebut datangnya dari diri para pekerja dan melekat
pada diri pekerja bahkan sebelum pekerja itu bekerja, maka selain pendidikan
dan pengalaman biasanya factor-faktor tersebut sulit untuk diubah.
2. Faktor-faktor Situasional
Berbeda dengan faktor-faktor diri, faktor-faktor situasional ini hampir
seluruhnya berada di luar diri pekerja dan pada umumnya berada dalam
penguasaan pemimpin perusahaan untuk mengubahnya dan hampir semua
faktor ini dapat diubah. Faktor situasional ini masih dibedakan atas dua
subkelompok yaitu :
- Karakteristik perusahaan
- Pendidikan dan pelatihan
- Pengawasan
- Penggajian
- Lingkungan sosial
Pada pabrik-pabrik yang kecil dengan jumlah pekerja yang tidak besar,
hubungan antara para pekerja dapat berkembang erat termasuk antara
atasan dan bawahan. Selain itu pekerja dapat melihat barang hasil akhir
produksi yaitu barang yang dia turut mempunyai “ saham “ didalamnya. Hal
ini menimbulkan efek psikologis tersendiri yaitu berupa rasa bangga, rasa
berperan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.
Mesin yang berjalan cepat memerlukan kontrol yang ketat dari para pekerja,
bagi pekerja lebih hanya dirasakan bahwa dirinya justru dikontrol oleh mesin
yang tentunya terkesan merendahkan kemanusiaannya.
Besarnya pabrik membuat pekerja tidak melihat hasil akhir produksi dan hal
ini bisa berakibat hilangnya rasa berjasa/berperan dan menyebabkan
berkurangnya rasa tanggungjawab.
Pabrik besar yang serba otomatis pun dapat menimbulkan ketegangan dalam
mengawasi panel-panel kontrol otomatis yang ada karena harus selalu siap
dengan keputusan-keputusan yang tepat bila terjadi masalah untuk
mengamankan seluruh proses.
1. Aptitude 1. Mesin
1. Karakteristik Perusahaan
2. Sifat
3. Sistem nilai 2. Peralatan Kerja
2. Pendidikan dan Latihan
4. Karakteristik fisik
5. Minat 3. Bahan
3. Pengawasan
6. Motivasi
7. Usia 4. Lingkungan Fisik
4. Perupahan
8. Jenis Kelamin
9. Pendidikan 5. Metode Kerja
5. Lingkungan Sosial
10. Pengalaman
Setiap hari manusia terlibat dengan kegiatan-kegiatannya, apakah itu bekerja atau
bergerak semuanya memerlukan tenaga. Yang penting harus diperhatikan adalah
bagaimana mengatur kegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh saat
bekerja atau bergerak selalu ada dalam keadaan nyaman tanpa mempengaruhi hasil
kerja.
Tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin, dimana untuk melaksanakan
kegiatannya dibatasi oleh serangkaian hukum alam. Kemampuan manusia untuk
melaksanakan berbagai kegiatan tergantung pada struktur fisik dari tubuhnya yang
terdiri dari struktur tulang, otot-otot rangka, sistem saraf dan proses
metabolismenya. Dua ratus enam tulang manusia membentuk rangka yang
berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan tugas-tugas fisik.
Semua kegiatan tubuh manusia memerlukan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh
karena adanya proses metabolisme dalam otot yaitu berupa sekumpulan proses-
proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk yaitu kerja
mekanis dan panas.
Ada dua kriteria yang umum digunakan untuk mengukur aktifitas manusia yaitu :
1. Kriteria fisiologis
2. Kriteria operasional
Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya diukur berdasarkan kecepatan
denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukanbesarnya tenaga yang
setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari
keadaan normal menjadi keadaan fisik aktif akan melibatkan beberapa fungsi
fisiologis yang lain seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, temperatur badan,
banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam darah dan urine. Secara luas dapat
dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan pernafasan dipengaruhi oleh
tekanan psikologis, tekanan oleh lingkungan, tekanan akibat kerja keras. Dengan
demikian pengukuran aktifitas manusia dengan kriteria fisiologis akan memberikan
hasil yang benar jika faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dihilangkan atau dibuat
sekecil mungkin.
Volume udara yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan
jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan 1 liter oksigen =
4,7 – 5,0 kilokalori/menit.
Kriteria Operasional
1. tekanan darah
2. peredaran udara dalam paru-paru
3. jumlah oksigen yang digunakan
4. banyaknya CO2 yang dihasilkan
5. banyaknya tenaga yang digunakan
6. temperatur badan
7. banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam urine dan darah
1. Tekanan psikologis
2. Tekanan oleh lingkungan
3. Tekanan akibat kerja keras
Banyak defenisi yang diberikan tentang kelelahan, tetapi secara garis besarnya
dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu
keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup
lagi untuk melakukan aktivitasnya. Pada dasarnya pola ini ditimbulkan oleh dua hal
yaitu : akibat kelelahan fisiologis (fisik atau kimia) dan akibat kelelahan psikologis
(mental fungsional).
Yang dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena
adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh
manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengosumsi bahan bakar dan
memberikan keluaran berupa tenaga yang berguna untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
2. Sistem pencernaan
3. Sistem otot
4. Sistem syaraf
5. Sistem pernafasan
Dalam tubuh dikenal fase pemulihan yaitu suatu proses untuk mengubah asam
laktat mengubah glikogen kembali dengan adanya oksigen dari pernafasan,
sehingga memungkinkan otot-otot bisa bergerak secara kontinyu, berarti
keseimbangan kerja dapat dicapai dengan baik. Apabila kerja fisik tidak terlalu berat.
Pada adasarnya kelelahan itu timbul karena akumulasi produk sisa dalam otot atau
peredaran darah yang disebabkan ketidakseimbangan antara kerja dan proses
pemulihan.
Secara lebih jelas, terdapat tiga mekanisme penyebab timbulnya kelelahan fisik yaitu
2. Karbohidrat yang bersal dari makanan diubah menjadi glukosa dan disimpan
dalam hati dalam bentuk glikogen. Setiap 1 cm 3 darah normal akan membawa 1
mm3 glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari jumlah
glikogen yang ada dalam hati. Karena bekerja persediaan glikogen dalam hati
akan semakin berkurang. Kelelahan akan timbul jika konsentrasi glikogen dalam
hati tinggal 0,7%.
3. Dalam keadaan ormal, jumlah udara yang masuk melalui pernafasan kira-kira 4
liter/menit. Dalam kondisi kerja berat, dibutuhkan udara kira-kira 15 liter/menit. Ini
berarti bahwa pada suatu tingkat kerja tertentu, akan terjadi suatu keadaan
dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih sedikit dari yang
dibutuhkan. Jika kondisi tersebut terjadi, maka kelelahan akan timbul, karena
reaksi oksidasi dalam tubuh untuk mengurangi asam laktat menjadi H 2O dan CO2
untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh menjadi tidak seimbang dengan
pembentuk asam laktat. Dengan demikian akan terjadi akumulasi asam laktat
dalam otot dan peredaran darah.
Makanan
mengandung Perdaran darah
Glikogen
1.
CO2
PHOSPATI
TERIKAT DALAM
DARAH
PEMBUANGAN
PRODUK SISA
HARUS SEIMBANG
DENGAN
PEMBENTUKANNYA
DIBUANG PADA
WAKTU
BERNAFAS
2.
Bekerja
1 cm3 darah Disimpan dalam HATI
menyebabkan
membawa 0,1 mm3 dalam bentuk
Glikogen dalam
Glikogen dari HATI GLIKOGEN
HATI berkurang
SIRKULASI UDARA
YANG BAIK Kelelahan terjadi karena
SANGAT PENTING proses OKSIDASI dalam tubuh
untuk mengubah ASAM
LAKTAT menjadi H2O dan
CO2 agar mudah dibuang,
tidak seimbang dengan
pembentukannya.
ASAM LAKTAT terakumulasi
dalam OTOT dan PEREDARAN
DARAH
Tempat Kerja yang Sesuai untuk Manusia
Lingkungan fisik tempat kerja dapat berarti semua keadaan yang berada
disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja baik langsung
maupun tidak langsung.
Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi para pekerja antara
lain :
1. Temperatur
2. Kelembaban
3. Sirkulasi Udara
4. Pencahayaan
5. Kebisingan
6. Getaran Mekanik
7. Bau-bauan
8. Warna
Temperatur
Yang dimaksud dengan kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam
udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban sangat berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperature udara. Secara bersama-sama, temperature,
kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara akan
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan
panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dimana temperature udara sangat panas kelembabannya tinggi,
akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena
system penguapan; dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena
makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai
keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Keseimbangan
tersebut akan memenuhu rumus:
M+R+C–E=O
Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka rumus keseimbangan
akan menjadi: M + R + C – E = O. Ini menunjukkan suatu keadaan dimana tubuh
kehilangan tenaga akibat penguapan, dan ini harus diimbangi terutama oleh akibat
penguapan, dan ini harus diimbangi terutama proses metabolisme yang untuk
berlangsungnya memerlukankan banyak oksigen; artinya, makin panas dan makin
lembab keadaan lingkungan, makin banyak oksigen yang diperlukan untuk
metabolisme, dan makin cepat peredaran darah sehingga makin cepat pula denyut
jantung. Keadaan ini sangat berbahaya bagi orang-orang tua atau mereka yang
lemah jantung.
Sirkulasi udara
Udara disekitar kita mengandung 21% O 2, 78% N2, 0,03% CO2, 0,97% gas lainnya.
Oxigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup, khusunya
manusia untuk menjaga kelangsungan hidup, khususnya untuk proses metabolisme.
Udara menjadi kotor apabila kadar oxigen dalan udara sudah berkurang dan trelah
tercampur dengan gas-gas lain dan bau-bauan. Udara kotor dapat dirasakan dengan
sesaknya pernafasan dan tidak boleh dibiarkan berlangsung lama karena akan
mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan mempercepat terjadinya
kelelahan.
Beban Faal
menit 125
Suhu rektal oC 37,5 – 38 – 38,5 38,5 -39,5 39
38,0
Kecepatan berkeringat 200 - 400 400 - 800 600 - 800 800
jam
Pencahayaan
Kebisingan
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat
gangguan kepada manusia yaitu :
1. Lama/durasi bunyi
2. Intensitas bunyi
3. Frekuensi bunyi
Makin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk akibatnya yaitu kemampuan
pendengaran semakin berkurang.
60
50 Rumah gaduh
Sedang Kantor umumnya
Percakapan kuat
Radio pelan
40
30 Rumah tenang
Tenang Kantor perorangan
Auditorium
Percakapan pelan
20
10 Suara dedaunan
Sangat tenang Berbisik
0 Batas dengan terendah
Getaran mekanik
Sesuai dengan namanya, getaran mekanik dapat diartikana sebagai getaran yang
ditimbulkan oleh peralatan mekanik, yang sebagian getarannya sampai ke tubuh
manusia dan dapat menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan.
Organ-organ tubuh mempunyai frekuensi alami yang berbeda antara organ tubuh
yang satu dengan organ tubuh lainnya. Gangguan terbesar terhadap organ tubuh
tertentu terjadi bila frekuensi alami beresonansi dengan frekuensi getaran mekanis.
Bau-bauan
Warna
Warna sangat berpengaruh dan memberi kesan tertentu pada tempat kerja.
Pemberian warna tempat kerja hendaknya disesuaikan dengan pekerjaan yang akan
berlangsung, ukuran ruang, dan selera warna para pekerja. Dalam hal ini yang
terutama harus diperhatikan adaalah warna dinding/tembok ruangan tempat kerja.
Warna bukan hanya berpengaruh terhadap kemampuan mata melihat objek, tetapi
warna disekitar tempat kerja juga berpengaruh secara psikologis kepada para
pekerja.
Menurut hasil penelitian , setiap warna memberikan pengaruh psikologis yang
berbeda-beda terhadap manusia. Misalnya, warna merah bersifat merangsang,
warna kuning memberi kesan yang luas dan legah, warna hijau atau biru
memberikan kesan sejuk, aman dan menyegarkan. Warna gelap memberikan kesan
sempit dan warna terang memberikan kesan leluasa.
Dalam keadaan dimana ruangan ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal in secara psikologis akan menguntungkan,
karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.