Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahun ajaran baru pada semester ganjil sangat identik dengan adanya mahasiswa-
mahasiswa baru yang ingin menuntut ilmu pada sebuah perguruan tinggi di Indonesia.
Mereka tentunya bukan hanya berasal dari satu daerah atau wilayah. Mengenai daerah asal
masing-masing mahasiswa tentunya banyak sekali perbedaan yang di bawa dari daerah
asal masing-masing. Perbedaan tersebut antara lain bahasa sehari-hari, gaya pergaulan,
dan cara berkomunikasi.
  Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat mahasiswa-mahasiswa enggan untuk
berteman yang mahasiswa dari daerah lain, dan akhirnya hanya berkumpul dengan orang-
orang dari daerahnya sendiri dan membentuk kelompok-kelompok. Adanya kelompok-
kelompok ini tanpa disadari membuat mahasiswa-mahasiswa merasa nyaman dan
membatasi pergaulan mereka dengan yang lain. Pengelompokan mahasiswa-mahasiswa
ini tentunya sangat bertentangan dengan sila ketiga dalam Pancasila, yaitu; Persatuan
Indonesia.
Padahal dalam implementasinya terdapat butir berikut; Memajukan pergaulan
demi persatuandan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Butir ini
menghendakiadanya pergaulan, hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya antar suku,
pulaudan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai dan makmur.
Hal inilah yang melatar belakangi penulisan makalah ini, dimana akan dibahas apa
yang menyebabbkan mahasiswa enggan untuk bergaul dengan mahasiswa dari daerah lain
serta bagaimana pandangan pancasila mengenai hal ini.
 

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi penulisan makalah ini, makadapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut.
1. Kenapa mahasiswa-mahasiswa enggan untuk bergaul denganmahasiswa dari
daerah lain?
2. Apa yang menyebabkan mahasiswa-mahasiswa lebih senang berkumpul dengan
mahasiswa-mahasiswa dari daerahnya sendiri?
3. Bagaimana pandangan Pancasila mengenai hal ini?
4. Apa yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan?
5. Langkah-langkah apa saja yang bisa digunakan untuk menyelesaikanmasalah ini?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut.
1. Mahasiswa memahami tentang pentingnya persatuan dan kesatuan
dalamkehidupan kampus.
2. Mahasiswa mampu memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

2
BAB II
TINJAUAN TEOROTIS

Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan nilai yang bertujuan


membentuk sikap positif manusia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Membentuk sikap positif bertujuan agar setiap individu dapat
menentukan benar atau tidak benar, baik atau tidak baik. Dalam makna yang
lebih81luas membentuk sikap positif berhubung dengan unsur-unsur yang ada
pada manusia, yaitu: jasmani, cipta, rasa, karsa (kehendak), dan
kepercayaan.Bangsa Indonesia mengakui, menghargai, dan memberikan hak dan
kebebasan yang sama kepada setiap warga negara untuk menerima hak dan
menjalankan kewajibannya sesuai dalam amanat yang tersirat pada batang tubuh
UUD 1945, namun kebebasan tersebut tidak menganggu dan harus menghormati
hak dan kewajiban orang lain. Sikap tersebut mewarnai wawasan nasional yang
dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang memberikan kebebasan
dalam mengekspresikan hak dan kewajiban tersebut dengan tetap mengingat dan
menghormati hak orang lain sehingga menumbuhkan toleransi dan kerja sama.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan wujud penjelmaan nilai-nilai
kearifan lokal masyarakat Indonesia secara universal, oleh karena itu nilai- nilai
yang ada itu perlu dipahami dan diamalkan oleh semua warga negara, mengerti
dan menyadari bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, baik nilai dasar yang bersifat
abadi dalam Pembukaan UUD 1945, nilai instrumentalnya, maupun nilai
praksisnya dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dilaksanakan oleh masyarakat
luas. Nilai-nilai dari sila-sila Pancasila mengamanatkan kepada warga negara
Indonesia untuk selalu mengingat semangat religi, memuliakan martabat manusia,
kesatuan dan persatuan bangsa, demokrasi, serta keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dalam wujud yang selalu tumbuh dan
berkembang semakin baik.
Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan nilai yang sudah semestinya
dipahami oleh setiap tenaga pendidik, oleh karena itu setiap pendidik harus
memahami sifat-sifat nilai yang hendak disampaikan kepada setiap peserta
didiknya. Berkaitan dengan sifat-sifat nilai ini, Daroeso (1986: 39) menyatakan
bahwa: (1) Nilai itu suatu realitas abstrak. Nilai itu ada (riel) dalam kehidupan
manusia. Tetapi nilai itu abstrak (tidak dapat diindra), yang dapat diamati hanyalah
3
objek yang bernilai itu. Orang ini memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi
kita tidak bisa mengidera kejujuran itu. Yang dapat kita indera adalah orang yang
memiliki kejujuran itu; (2) Nilai memiliki sifat normatif artinya nilai mengandung
harapan, cita-cita, suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.
Misal nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk
bisa mencapai derajat takwa.Mengacu pada pernyataan Daroeso di atas, dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari nilai. Nilai akan selalu berada
di sekitar manusia dalam ruang lingkup kehidupan manusia di segala bidang. Nilai
amat banyak dan selalu berkembang. Contoh nilai kejujuran, kedamaian,
kecantikan, keindahan, keadilan, kebersamaan, ketakwaan, keharmonisan, dan
lain-lain. Oleh karena itu di sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan
dan menjadi tempat yang sangat strategis dalam melaksanakan misi bangsa dan
negara untuk membentuk warga negara muda menjalankan nilai-nilai pancasila
sebagai ideology bangsa sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan sesamanya
dalam kehidupan sosial. (Rianto Hadi , 2016)
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung nilai-nilai
bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Van Langenberg
(1999), bahwa salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu nilai moral
yang menjadi dasar dalam setiap tingkahl aku (Wahyudi, 2006). Sedang
kanmenurut Ki Hajar Dewantara (1962), bahwa Pancasila mengandung nilai
kebudayaan yang dijadikan sebagai dasar dalam suatu proses pendidikan yang
multicultural (Rahmah, 2013).

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan Sila Persatuan Indonesia dalam Pergaulan Mahasiswa


Mahasiswa dan generasi muda adalah harapan bagi masa depan bangsa.
Tugas mahasiswa semua adalah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
untuk mengambil peran dalam proses pembangunan untuk kemajuan bangsa di
masadepan.
Dengan meningkatkan kesadaran diri, untuk mencapai keharmonisan dalam
berbangsa dan bernegara. Sila Ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan
Indonesia” merupakan sila yang bunyinya paling pendek diantara keempat sila
yang lain.
Namun sila ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam sejarah bangsa
Indonesia. Karena itu Sila Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci
keberlngsungan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku,
agamadan ras serta kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat
generasi pemuda Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya.
Seperti disebutkan dalam butir terakhir pengimplementasian sila
ketiga,yaitu memajukan pergaulan dami persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika, yang mana kita diharuskan untuk memajukan pergaulandemi
bangsa Indonesia.
Namun pada kenyataannya banyak sekali mahasiswa-mahasiswa yang tidak
melaksanakan hal ini. Padahal lewat pergaulan banyak hal baru yang bisa didapat
baik ilmu, wawasan, bahkan relasi.
 Mahasiswa-mahasiswa lebih senang berkumpul dengan orang-orang yang
berasal daridaerahnya masing-masing.Sebagai makhluk sosial, setelah memasuki
kehidupan kampus mahasiswa harus bisa berinteraksi dengan mahasiswa lain,
karena kehidupan kampus juga termaksud dalam lingkungn sosial yang mana akan
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang.
B. Faktor yang Membuat Mahasiswa Membatasi Pergaulan
Ada beberapa factor yang membuat mahasiswa-mahasiswa
membatasi pergaulannya, misalnya dia hanya senang bergaul dengan mahasiswa
yang berasal dari daerah yang sama dan enggan untuk bergaul dengan mahasiswa
5
yang berasaldari daerah lain. Hal ini disebabkan karena gaya pergaulan yang sama,
bahasa keseharian yang sama, dan kemudahan berkomunukasi satu sama lain.

C. Pandangan Pancasila Mengenai Pergaulan Mahasiswa


Apabila di pandang dari Pancasila, tentunya hal tersebut adalah salah.
Pancasila menginginkan adanya persatuan dan kesatuan dari seluruh Indonesia.
Tidak hanya satu untuk dari daerah asal, melainkan untuk seluruh daerah
diIndonesia. Pancasila memandang bahwa Indonesia adalah bangsa yang
ber Bhineka Tunggal Ika. Karena itu haruslah terjalin persatuan yang di wujudkan
lewat pergaulan antar mahasiswa. Sehingga cita-cita dalam sila ketiga ini dapat
tercapai.

D. Dampak dari Pembatasan Pergaulan Mahasiswa


Apa yang akan terjadi bila hal ini terus dibiarkan? Pemahaman,karakter
mahasiswa dari masing-masing daerah dan budaya dari masing-masing daerah asal
mahasiswa tentunya berbeda-beda.
Apabila mahasiswa yang berasaldari 2 daerah atau lebih, berkumpul dan
tidak mengerti tata krama dari daerah asal mahasiswa lain, tentunya akan
mengakibatkan kesalah pahaman. Kesalah pahaman ini hanya terjadi apabila ada
pergaulan yang kurang dibina dengan baik. Dampak lain ialah kurangnya relasi
mahasiswa, padahal dalam menuntut ilmu memasuki dunia kerja, mahasiswa-
mahasiswa harus memiliki relasi yang banyak. Karenadari orang lain mahasiswa-
mahasiswa bisa mendapatkan hal-hal baru yang tidak ada di dalam dirinya. Dan
juga mendapatkan pengalaman yang lebih.

E. Langkah-langkah Menyelesaikan Masalah Pembatasan PergaulanMahasiswa


Langkah-langkah yang dapat di lakukan adalah dengan mengadakan acara-
acara yang membuat mahasiswa bisa berkumpul, bermain dan saling bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah, atau mengadakan suatu proyek yang melibatkan
mahasiswa-mahasiswa. Sehingga akhirnya mahasiswa mahasiswa bisa memupuk rasa
persatuan dan kesatuan dan bisa menjalin pertemanan
Salahsatunya dengan mendirikan organisasi-organisasi baik didalam atau
diluar kampus, selain bermanfaat untuk menjalin silaturahmi antar mahasiswa, juga
dapat menambah ilmu pengetahuan yang didalamnya kita dapat saling sharing ilmu
6
dan pengalaman.
Didalam organisasi tersebut tidak dibatasi siapapun orangnya dan darimana
asalnya, yang terpenting adalah rasa kemauan untuk  bersosialisasi dan rasa ingin
berorganisasi.
Melalui hal-hal inilah yang mungkin dapat mempereratkan hubungan mahasiswa yang
bukan hanya satu daerah tetapi juga dari daerah lain, sehingga dalam pergaulan dapat
terbangun jiwa kebersamaan seperti zaman perjuangan tempo dulu.
Kesatuan hati tentunya modal dari sebuah kemajuan. Apabila mahasiswa-mahasiswa
yang ada diseluruh kampus memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa memandang
adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah kemajuan dan dobrakan
baru baik dalam lingkungan kampus maupun secara global.

7
BAB III
KERANGKA PIKIR

A. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak
terpecah belah. Persatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi”. Persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, terjadi dalam proses
yangdinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa
terbentuk dari proses yang tmbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat
Indonesiasendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.Butir-
butir implementasi sila ketiga adalah sebagai berikut:

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan


negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara.
3. Cinta tanah air dan bangsa. Kecintaan akan Indonesia dapat diwujudkan lewat
berbagai kefiatan, seperti olahraga, ilmu pengetahuan, meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia, cinta produk Indonesia dan melestarikan
kekayaan alam dan budaya Indonesia
4. Bangga, berani dan percaya diri sebagai warga negara Indonesia.
5. Memajukan pergaulan dami persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulandan hubungan
baik ekonomi, politik, dan budaya antar suku, pulaudan agama, sehingga
terjalin masyarakat yang rukun, damai danmakmur.

B. Implementasi Sila Persatuan Indonesia


 Nasionalisme 
Nasionalisme berarti rasa kesatuan yang tumbuh dalam hatisekelompok
manusia berdasarkan cita-cita yang sama dalam satu ikatanorganisasi kenegaraan
Indonesia. (Sunarso, 2008 :41. Persatuan Indonesiaadalah proses untuk menuju
terwujudnya nasionalisme Indonesia.

 Cinta bangsa dan tanah air


8
Kecintaan kepada negara akan melahirkan rasa kebangsaan yang besar dan
kecintaan ini adalah bukan milik pribadi, melainkan milik setiap warga sebuah
negara maka akan melahirkan sebuah “isme” yang bersifat nasionaldan dikenal
sebagai“nasionalisme” Semangat kebangsaan dan persatuan akan menyuburkan
rasa cintatanah air yang membangkitkan kemauan untuk membela
danmempertahankan NKRI dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
Kecintaan terhadap tanah air akan menghapuskan perasaan kesukuan
yangsempit, mendorong usaha untuk menyebarkan dan meratakan
pembangunan,yang semuanya itu akan membentengi kemungkinan berpikir
separatis.
 Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia
Persatuan dan kesatuan Nasional harus kita pelihara dan perkokoh. Usaha-
usaha ini tidak ada henti – hentinya. Karena persatuan dan kesatuan bangsa
merupakan kekuatan dan modal bagi bangsa untuk maju dan mencapai cita-
citanya.
Wilayah nasional dari Sabang sampai Merauke memang sudah diakui oleh
dunia Internasional, namun kita masih harus mengusahakan agar lautan dan selat-
selat yang menghubungkan rangkaian kepulauan Nusantara yang ribuan jumlahnya
itu beserta dasar laut dankekayaan alam yang ada di dalamnya , yang merupakan
kesatuan yang tak terpisahkan dari keseluruhan wilayah nasional Indonesia benar-
benar amandan damai, sehingga mampu memanfaatkan sumber alam milik bangsa
sebagai anugrah Tuhan YME semaksimal mungkin bagi kepentingan seluruh
rakyat.
 Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan
warna kulit.
Kita terdiri beragam suku, bahasa dan kebudayaan yang berbeda dankita
menyadari perbedaan itu tetapi kita lebih menyadari kebulatan tekaduntuk bersatu
padu sebagai bangsa Indonesia. Kita telah mengikatkan diridalam satu Bangsa
Indonesia. Kita memang berbeda-beda tetapi bertekaduntuk bersatu. Bhineka
Tunggal Ika.
  Menimbulkan rasa senasib dan sepenanggungan.
Menumbuhkan rasa senasib sepenanggunagn dapat dilakukan
denganmelihat perjalanan bangsa dari awal kemerdekaan sampai sat ini.
Sehinggakesadaran inilah yang harus dibentuk pada setiap jiwa-jiwa manusia
9
Indonesiayang berdaulat guna menghindari adanya rasa tersisihkan, atau merasa
tidak diperhatikan oleh pemerintah bahkan lebih-lebih berpikir untuk
memisahkandiri dari NKRI yang justru disayangkan. Jika kita menyadari
perasaan senasibsepenanggungan pada masa lalu dengan sendirinya kita tidak
akan bercerai- berai. Sehingga yang perlu ditekankan lagi adalah perasaan
nasionalisme kitasebagai bangsa Indonesia.

C. Lingkungan Sosial
Sosial memiliki arti kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat
kehadiran orang lain. Dan lingkungan sosial juga memiliki arti sendiri
yaitulingkungan yang terdiri dari mahluk sosial ( manusia ). Lingkungan sosial
inilahyang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Lingkungan sosial seseorang pertama dibentuk dalam lingkungan keluarga,
lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengsruh
terhadap perilaku anak.. 
Di dalam lingkungan keluarga kita di berikan pendidikan agar anak menjad
i mandiri , tidak  hanya mandiri saja tetapikita juga bisa mengarahkan dirinya pada
keputusannya sendiri untuk mengembangkan kemampuan fisik , mental , sosial
dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan
yang sehat dan produktif.
Untuk suasana dalam lingkungan keluarga kita harus menciptakansuasana
yang kondusif , yaitu suasana yang saling terbuka , saling menyayangidan saling
mempercayai.
Lingkungan keluarga merupakan bekal untuk kita dalam
melakukansosialisasi dalam lingkungan sosial yang mencangkup luas dan tidak
hanya dalamsuasana rumah , tetapi juga bisa kita menggunakan bekal itu dalam
lingukangansosial dalam masyarakat dan lainnya.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sila
Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlangsungan bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras serta
kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat generasi pemuda
Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya.
Dimana masyarakat makhluk sosial yang ada dalam kehidupan kampus
dimana dalam kehidupan kampus yang juga merupakan lingkungan sosial,
mahasiswa akan dibentuk sistem pergaulannya untuk membentuk
kepribadiannya.
Untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhineka Tunggal Ika, masyarakat dapat menerapakan sila persatuan
Indonesia dalam kehidupan kampus, misalnya dengan berorganisai. Karena
dalam beorganisasi mahasiswa dapat bekerja sama sehingga timbul
kebersamaan.
Apabila semua masyarakat memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa
memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah
kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus maupun secara
global.

B. Saran
Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa
akan pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus, seperti
sila “Persatuan Indonesia”. Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri hanya
karena perbedaan.
Perbedaan tidak mungkin dihilangkan tapi jangan biarkan itu menghalangi
dan membatasi diri untuk mengembangkan pergaulan yang lebih luas lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini. (2016). Implementasi nilai-nilai pancasila bagi siswa di era globalisasi.


Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2,

Daroeso, B. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Surabaya: Aneka
Ilmu.

Hidayat, dkk. (2019). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM


MENCEGAH DEGRADASI MORAL TERHADAP ISU SARA DAN
HOAX.Jurnal Rontal keilmuan PKN. Vol 5 NO 1.

Judaini. (2010). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan


Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16,
Edisi Khusus III.

Kaelan, Drs.,Ms. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta :


Paradigma Yogyakarta

Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 DI SD/MI,


Yogyakart: Samudra Biru, 2018.
Nugroho iwan. (2010). Nilai-nilai pancasila Sebagai falsafah pandangan hidup Bangsa
untuk peningkatan kualitas Sumber daya manusia dan Pembangunan
lingkungan hidup. Jurnal Konstitusi. Vol 3 No 2

Rachmah, H. (2013). Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa Yang Berdasarkan


Pancasila Dan UUD 1945.E-jurnal WIDYA non-Eksakta.Vol 1 no 1

Rahma, Srijanti A dan Purwanto s,K, 2008. E tika Berwarga Negara : Pendidikan
Kewarganwegaraan Di perguruan tinggi , Jakarta : Salemba Empat

Rukiyati, dkk. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:UNY Press, 2013.

Rianto hadi, (2016). Implementasi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab di
lingkungan sekolah, jurnal pendidikan nasional . Pontianak : Sosial
Horizon
2

Anda mungkin juga menyukai