Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGUJIAN BAHAN

Dosen pengampu:
Ir.Riski Elpari Siregar,M.T.

Disusun oleh:

Nama : Sahabat Kristianto


Nim : 5193121012

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan-bahan logam dimana ilmu ini berkembang

bukan berdasarkan teori saja melainkan atas dasar pengamatan, pengukuran dan

pengujian.

Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi, permesinan,

bangunan, maupun bidang lainnya.  Hal ini disebabkan karena sifat logam yang bisa

diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus berkembang.

Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat kaitannya dengan

pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam konstruksi suatu alat, selain itu juga bisa

untuk membuktikan suatu teori yamg sudah ada ataupun penemuan baru dibidang

metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapat juga ditentukan jenis bahan maupun

dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat dicari penggantinya yang lebih tepat.

Disamping tidak  mengabaikan faktor  biaya produksi dan kualitasnya.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengujian Bahan


Pengujian bahan bertujuan mengetahui sifat-sifat mekanik bahan atau cacat
pada bahan/produk, sehingga pemilihan bahan dapat dilakukan dengan tepat untuk suatu
keperluan . Cara pengujian bahan dibagi dalam dua kelompok yaitu pengujian dengan
merusak (destructive test) dan pengujian tanpa merusak ( non destructive test). Pengujian
dengan merusak dilakukan dengan cara merusak benda uji dengan cara pembebanan/
penekanan sampai benda uji tersebut rusak, dari pengujian ini akan diperoleh informasi
tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan. Pengujian tanpa merusak dilaksanakan
memberi perlakuan tertentu terhadap bahan uji atau produk jadi sehinga diketahui adanya
cacat berupa retak atau rongga pada benda uji /produk tsb.

2.2 Macam-macam Pengujian Bahan


Cara pengujian bahan dapat digolongkan menjadi 2 macam. Yakni pengujian dengan
merusak atau yang disebut dengan destructive test dan pengujian tanpa merusak atau non
destructive test.
A. Pengujian yang merusak (Desrtuctive)
Pengujian destructive adalah pengujian suatu bahan tetapi hasil akhir
bahan tersebut akan cacat atau rusak. Pengujian ini dilakukan dengan cara
merusak benda uji yakni dengan pembebanan atau penekanan sampai benda uji
tersebut rusak. Dari pengujian ini akan diperoleh sifat mekanik bahan.
Pengujian destructive terdiri dari:
1. Pengujian Tekan
Pengujian ini dilakukan dengan menaruh di landasan dan ditekan
dari atas. Pada ujian tekan umumnya kekuatan tekan akan lebih tinggi dari
pada kekuatan tarik.
 Pengujian Bengkok
Pengujian bengkok dilakukan dengan cara membengkokkan benda uji
dan pengujian ini menyebabkan material rusak karena terjadi patahan.
 Pengujian Puntir
Pada pengujian ini material akan rusak karena terjadi puntiran yang
menyebabkan kerusakan.
 Pengujian Tarik
Pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai
putus. Pada pengujian tarik suatu material akan mengalami kerusakan
karena material yang diuji akan putus.
 Pengujian Impact
Pengujian suatu material untuk mengetahui ketangguhan logam akibat
pembebanan kejut pada material. Bahan yang ulet dengan kekuatan
yang sama dengan bahan rapuh mempunyai sifat tangguh lebih baik.
 Pengujian Kekerasan
Kekerasan material merupakan faktor penting dalam menentukan sifat
mekanis dari material tersebut. Pada beberapa uji kekerasan spesimen
bergantung pada tekanan dari unsur lain dan ukuran lekukan yang
terbentuk di dalam
spesimen diukur dan dikonversikan dengan menghitung kekerasannya.

a) Pengujian bahan yang tidak merusak (Non Destructive)


Pengujian suatu bahan tetapi hsill akhir bahan tersebut tidak akan
rusak. Pengujian non destructive terdiri dari:
 Liquid Penetrant
Cara ini dipakai untuk mendeteksi cacat dengan penembusan zat
pewarna pada celah cacat di permukaan. Cairan itu adalah fluoresen
atau cairan pewarna lain. Yang pertama diamati dibawah sinar UV 330-
390 µm dan kemudian diamati dibawah sinar tampak terang.
 Eddy Current
Jika batang uji ditempatkan dalam lilitan yang dialiri arus listrik
frekuensi tinggi maka eddy current akan mengalir. Dan aliran akan
berubah jika terdapat cacat.

 Pengujian Ultrasonic
Yakni dengan merambatkan gelombang ultrasonic 1-5 MHz pada
benda uji dan jika terjadi cacat akan diketahui dengan pemantulan
gelombang tersebut.
 Uji Visual (Visual Inspection)
Biasanya metode ini menjadi langkah yang pertama kali diambil dalam
NDT. Metode ini bertujuan untuk menemukan cacat/retak pada
permukaan dan korosi. Dengan bantuan visual optil sehingga crack
yang berada di permukaan material dapat diketahui.

 Radiographic Inspection
Metode NDT ini digunakan untuk menemukan cacat pada material
dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma. Prinsipnya sinar x
dipancarkan menembus material yang diperiksa, saat menembus obyek,
sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya akan berkurang dan
akan terekam pada film tertentu. Hasilnya rekaman film inilah yang
menandakan cacat.
 Magnetic Particle Inspection
Cara ini menggunakan serbuk magnetik yang disebarkan dipermukaan
benda uji. Pada saat crack ada didalam permukaan benda uji, maka
akan terjadi kebocoran medan magnet disekitar posisi crack, sehingga
dengan mudah akan bisa dilihat oleh mata. Setelah pengujian magnetik
maka benda uji akan bersifat magnet karena pengaruh serbuk magnet
maka digunakan metode demagnetization (proses menghilangkan
magnet benda uji).

 Acoustic Emission Testing


Adalah keluarnya gelombang akustik, dalam range frekuensi 20 Khz –
1 Mhz, dari suatu material ketika material tersebut mengalami
pembebanan/ stimulasi oleh gangguan luar. Emisi akustik ini
dibangkitkan dari deformasi lokal, misalnya berupa retak (crack) yang
mengakibatkan stress lokal. Pengujian ini sangat berguna untuk
investigasi kerusakan lokal, khususnya dalam skala mikro, di dalam
material.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Ada dua cara untuk melakukan pengujian yaitu pengujian yang
merusak(destructive test) dan pengujian yang tidak merusak(non-destructive test).
Bahwa besi memiliki banyak karakteristik atau sifat mekanis diantaranya
ulet,getas dan lain. Ini sudah dibuktikan pada pengujian tarik yang dilakukan.
Yang pertama pada pengujian besi kita tahu bahwa besi itu bersifat ulet sehingga
tidak mudah patah sedangkan pada aluminium bersifat getas atau mudah patah
dan tidak terlalu banyak perubahan deformasi yang signifikan, serta pada plat
bersifat liat dan mempunyai nilai maksimal.

B.Saran
Ketika melakukan pengujian diharapkan mahasiswa mengecek dan mengukur
benda kerja yang akan di uji tersebut agar bisa menghasilkan pengujian yang falid.
Sehingga pengujian tersebut tidak sia-sia.

Anda mungkin juga menyukai