Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH NDT

(Non Distructive Test)

Disusun Oleh :

ERLAND HIMAWAN
NIT. 30417036

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PESAWAT


UDARA
ANGKATAN III BRAVO
JURUSAN TEKNIK PESAWAT UDARA
POLITEKNIK PENERBANGAN
SURABAYA
2018
BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan ini akan membahas latar belakang dan tujuan dari
dilaksanakannya praktikum. Latar belakang akan membahas berbagai informasi
baik secara umum maupun khusus, sedangkan dalam tujuan praktikum akan
menginformasikan tujuan diadakannya praktikum ini.
1.1 Latar Belakang
Pada proses pengelasan yang dilakukan pada material yang bersifat
kelogaman kadang ditemukan kecacatan pada material yang diuji disebabkan
karena banyak faktor, seperti kurang bagusnya bahan yang digunakan dan kurang
sempurnanya proses pengelasan. Untuk mengetahui kecacatan yang terjadi pada
material yang diuji sering digunakan NDT (Non Distructive Test).
NDT (Non Distructive Test) sering digunakan untuk menguji suatu material
tanpa merusak material itu sendiri disebabkan karena metode ini lebih efektif dan
efesien dari pada metode- metode yang lain. Menggunakan metode NDT banyak
manfaat yang didapat, seperti biaya yang relatif murah dan waktu yang tidak
terlalu lama, sehingga kegiatan pengujian akan berjalan semakin optimal.
Praktikum ini diadakan agar praktikan mengetahui tata cara dan prosedur
pengujian material dengan NDT menggunakan metode Liquid Penetrant
Inspection. Dengan menggunakan metode ini kita bisa mengetahui proses
pengujian dengan detail dan apakah terdapat kecacatan atau keretakan pada proses
pengelasan tersebut. Selain itu praktikum ini juga berguna bagi praktikan untuk
menilai baik buruknya suatu pengelasan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pengetahuan bahan teknik tentang NDT modul 1,
sebagai berikut:
1. Mengetahui ada atau tidaknya retakan pada suatu benda dengan
memanfaatkan NDT menggunakan metode Liquid Penetrants Inspections.
2. Mengetahui proses inspeksi pengujian NDT menggunakan metode Liquid
Penetrants Inspections.
3. Mampu menganalisa adanya keretakan pada specimen yang diuji.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II Tinjauan Pustaka ini akan dibahas mengenai pengertian Baja
ST37, pengertian NDT, macam-macam pengujian NDT seperti Magnetic Particle
Inspection, Liquid Penetrant Inspection, Eddy Current, Visual Test, Ultrasonic,
Leak Test, Proof Test, dan juga membahas kelebihan serta kekurangan metode
NDT.
2.1 Pengertian NDT
NDT atau Non Destructive Testing ( Uji Tak Rusak) adalah salah satu
pengujian yang dapat dilakukan pada suatu material, komponen, struktur, atau
mengukur beberapa karakteristik tanpa merusak komponen atau material benda uji
tersebut. NDT memainkan peran penting dalam memastikan bahwa komponen
struktural dan sistem melakukan fungsi mereka secara efektif dan biaya yang
optimum. Metode NDT bertujuan untuk mencari dan mengetahui karakteristik dan
kondisi material, serta kekurangan yang mungkin menyebabkan komponen
mengalami kegagalan, mencegah ledakan pipa, dan berbagai kegagalan yang
kurang terlihat, tetapi dapat mengganggu kinerja unit. Tes ini dilakukan dengan
cara yang tidak mempengaruhi fungsi komponen,karena NDT memungkinkan
bagian- bagian dan bahan- bahan yang akan diperiksa dan diukur tanpa merusak.
Karena pemeriksaan dilakukan tanpa mengganggu struktur dan fungsi utama
komponen, NDT memberikan keseimbangan yang sangat baik antara kontrol
kualitas dan efektivitas biaya. Sehingga secara umum NDT berlaku untuk semua
jenis inspeksi industri, termasuk logam dan struktur non logam. (Cahyandaru,
2014) & (Kurniawan, 2013).
2.2 Macam – Macam Metode Pengujian NDT
Pada pengujian NDT terdapat beberapa metode, diantaranya adalah magnetic
particle inspection, liquid penetrant inspection, eddy current, visual test,
ultrasonic inspection, leak test, proof test, acaustic emission, dan radiographic
inspection (Naryono & Suharyadi, 2012).
2.2.1Magnetic Particle Inspection
Sebuah logam ferromagnetik apabila dialiri sebuah gaya magnet maka
akan menjadi medan magnet. Apabila logam ferro magnetik tersebut terdapat
sebuah keretakan atau sebuah patahan alamiah garis- garis medan magnet
tersebut akan berpindah arah mencari kerapatan kembali dari logam
ferromagnetik tersebut agar bisa membentuk kembali siklus magnet dari kutub
utara menuju kutub selatan. Prinsip ini yang diaplikasikan pada pengujian
tanpa merusak Magnetic Particle Inspection dimana patahan atau retakan
diberi chemial atau cairan yang berisikan serbuk besi yang memiliki daya
kapilaritas sehingga cairan tersebut dapat berpenetrasi masuk samapi ke ujung
patahan logam. (Purnama & yorgie, 2014).
2.2.2Liquid Penetran Inspections
Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi cacat terbuka pada permukaan
pada setiap produk industri yang terbuat dari bahan non-pori. Metode ini
banyak digunakan untuk pengujian bahan baik magnetic maupun non-
magnetik. Dalam metode ini penetrant cair diterapkan ke permukaan produk
untuk waktu yang telah ditentukan, setelah itu penetrant berlebih akan dihapus
dari permukaan. Permukaan tersebut kemudian dikeringkan dan developer
diterapkan untuk itu. Penetran yang sisa-sisa di permukaan yang diserap oleh
developer menunjukkan adanya cacat serta lokasi dan sifat cacat tersebut. (Diar
Kurniawan, 2013).
2.2.3Eddy Current
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya arus listrik
dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet di dalamnya.
Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi,
maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi adanya
medan magnet. Medan magnet pada benda akan menginduksi medan magnet
pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat. Keterbatasan dari
metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat
dijangkau. Selain itu metode ini juga diterapkan hanya pada bahan logam saja
(Naryono & Suharyadi, 2012).
2.2.4Visual Test
Metode ini sering diabaikan dalam daftar metode NDT, inspeksi visual
adalah salah satu cara yang paling umum dan paling mudah dari pengujian non
destruktif test lainnya. Pengujian visual memerlukan pencahayaan permukaan
uji yang tepat dan mata tester yang sehat. Hasil paling efektif inspeksi visual
perlu perhatian khusus karena membutuhkan beberapa pelatihan khusus,
seperti, (pengetahuan produk dan proses, kondisi pelayanan yang diharapkan,
kriteria penerimaan, dan pencatatan) dan cacat yang ditemukan dengan metode
NDT lainnya akhirnya harus dibuktikan dengan inspeksi visual. Pengujian
Visual dapat diklasifikasikan sebagai :
1. pengujian visual langsung.
2. Pengujian visual yang lebih detail.
3. Pengujian visual yang transparan.(Kurniawan, 2013)
2.2.5Ultrasonic
Ultrasonic Inspeksi ultrasonik adalah metode non-destruktif test dimana
gelombang frekuensi tinggi diberikan ke dalam material benda uji. Frekuensi
gelombang suara ini tidak mampu terdengar oleh telinga manusia. Gelombang
suara yang memiliki frekuensi sekitar 50 kHz sampai 100 kHz biasanya
digunakan untuk inspeksi bahan bukan logam, sedangkan untuk frekuensi
antara 0,5 MHz sampai 10 MHz biasanya digunakan untuk inspeksi bahan
logam. Cara uji ultrasonic (UT) menggunakan frekuensi tinggi gelombang
suara (ultrasound) untuk mengukur sifat geometris dan fisik dalam bahan. Laju
ultrasound di bahan yang berbeda kecepatannya juga berbeda. Gelombang
ultrasonic akan terus merambat melalui material dengan kecepatan tertentu dan
tidak kembali kecuali hits reflektor. Reflector memperkirakan adanya
retak/cacat antara dua material yang berbeda. Ultrasonic Test dapat digunakan
pada peralatan teknik sipil, bagian luar logam, dan untuk memverifikasi
granulasi jalan penutup atau beton. Gelombang suara frekuensi tinggi yang
diberikan ke material kemudian dipantulkan kembali dari permukaan yang
cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan terhadap waktu, dan
inspektor dapat memvisualisasikan tanda silang pada bagian dari benda uji.
Aplikasi pengujian ultrasonic antara lain :
1. Banyak digunakan untuk mendeteksi cacat pada meterial.
2. Digunakan untuk penentuan sifat mekanik dan struktur butir material.
3. Digunakan untuk evaluasi pengolahan variabel pada bahan
4. Digunakan untuk pengukuran ketebalan material
Beberapa keuntungan dari pengujian ultrasonic adalah:
1. Memiliki sensitivitas tinggi yang memungkinkan deteksi cacat dengan
cepat.
2. Memiliki daya tembus tinggi (6 sampai 7 meter baja) yang memungkinkan
pemeriksaan bagian yang tebal
3. Memiliki akurasi yang tiggi pengukuran posisi cacat dan ukuran.
4. Memiliki respon yang cepat yang memungkinkan pemeriksaan yang cepat
dan tepat.
5. Perlu akses hanya pada satu permukaan spesimen.
2.2.6Leak Test
Leak test merupakan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan air
yang mengandung flourecents dengan cara mengsi ditempat yang diuji, jika
terjadi kebocoran akan terlihat berbinar pada bagian yang bocor. (Yunaningsih,
2012).
2.2.7Proof Test
Pengujian tekanan beserta kebocoran pada material yang diuji menggunakan
tekanan hidrostatis. Perlu diperhatikan bahwa udara yang terperangkap harus
dikeluarkan, karena bisa membahayakan. (Yudo, 2011).
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode NDT
Pengujian dengan menggunakan NDT ini banyak macam–macam
metodenya. Dalam setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing–
masing. Dari setiap kelebihan dan kekurangan setiap metode, bisa disimpulkan
kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan NDT.
2.3.1Kelebihan
Menurut Yudo, 2011. Keuntungan terbesar jika kita menggunakan NDT (Non
Distructive Test) adalah tidak memerlukan waktu yang lama dan juga biaya yang
relatif tidak terlalu besar. Dan keuntungan yang lain sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak.
2. Bisa mengetahui cacat pada permukaan benda berpori dan juga kita
bisa mengetahui letak kecacatan yang ada pada material.
3. Peka terhadap kecacatan yang kecil.
2.3.2Kekuranagan
Selain memiliki berbagai kelebihan, metode NDT juga masih memiliki
kekurangan. Menurut Yudo, 2011. Kekurangan yang paling terlihat dari
penggunaan NDT ini adalah :
1. Pengujian hanya terbatas pada spesimen yang diuji.
2. Membutuhkan tingkat kebersihan yang tinggi.
3. Hanya terbatas menguji pada permukaan yang kasar atau berpori.
2.4 Pengertian Baja ST-37
Baja ST-37 adalah baja yang paling banyak digunakan dalam dunia industri
perpipaan. Apabila Baja ST-37 yang digunakan untuk saluran perpipaan bawah
laut dilapisi dengan krom atau krom berdasar lapisan nikel. Didefinisikan
kemungkinan terjadinya laju korosi bisa diperlambat sehingga pipa tersebut bisa
bertahan dalam rentan waktu yang cukup lama. Baja ST-37 merupakan lembaran
baja dengan ketebalan yang relatif kecil dibandingkan dengan ukuran panjang dan
lebar lembarnya. Lembaran baja setelah dirol mempunyai sifat yang mudah dilas
dan dibentuk. Dalam konstruksi baja, pelat baja banyak digunakan dalam
konstruksi jembatan. Pelat Baja ST-37 merupakan bahan bangunan yang sangat
kuat dan liat dengan struktur butir yang halus, dan dapat dilakukan pengerjaan
dalam keadaan panas maupun pengerjaan dingin. Arti dari ST sendiri adalah
singkatan dari steel (baja) sedangkan angka 37 berarti menunjukkan batas
minimum untuk kekuatan tarik 37 km/mm2. (Priyandoko, 2013).
BAB III METODE PENELITIHAN

Dalam melakukan suatu penelitian yang ada beberapa yang harus


diperhatikan bagi praktikan yaitu bahan, peralatan, flowchart dan prosedur
pelaksanaan praktikum.
3.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
1. Benda uji Baja ST-37
2. Liquid penetrant ( cairan penetran)
3. Developer
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Kertas gosok
2. Kain lap halus
3. Pembersih ( cleaner)
4. Jangka Sorong
5. Kamera
6. Sarung Tangan
7. Masker
3.3 Flowchart Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini prosedur yang dilakukan pada praktikum pengetahuan bahan
teknik modul 1 tentang Non Destructive Test (NDT) metode Liquid Penetrants
Inspection dalam bentuk flowcart:

Gambar 1.3.1 Flowchart prosedur pelaksanaan praktikum


3.4 Prosedur Pelaksanan Praktikum
Adapun prosedur praktikum PBT adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur spesimen benda kerja menggunakan jangka sorong.
3. Membersihkan benda kerja dengan kertas gosok.
4. Membersihkan bagian permukaan benda kerja dengan kain lap.
5. Membersihkan permukaan benda kerja dengan menyemprotkan cleaner.
6. Menghapus cleaner dengan kain pada permukaan benda kerja dan ditunggu
sampai kering.
7. Menyamprotkan cairan penetrant pada daerah yang diselidiki dan
membiarkannya selama 5-10 menit.
8. Menghapus penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain lap.
9. Membersihkan benda kerja dengan kain lap agar tidak ada sisa penetrant
pada permukaan benda kerja.
10. Menyemprotkan developer pada permukaan benda kerja, membiarkannya
selam 5-10 menit.
11. Mengamati garis-garis merah atau bercak-bercak merah maka pada
garisgaris atau bercak-bercak inilah terdapat keretakan.
12. Menganalisa keretakan yang ada pada benda kerja.
13. Cata dan gambar hasil pengamtan yang diperoleh.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan kegitan praktikum pengetahuan bahan teknik dapat


diperoleh data dan mengetahui pembahasan soal dari materi soal diatas, sebagai
berikut.
4.1 Gambar 2D dan Gambar 3D Spesimen
Praktikum ini menggunakan Baja ST-37 dengan dimensi sebagai berikut :
Panjang = 81,5 mm
Lebar = 52,45 mm
Tebal bawah = 2,07 mm
Tebal atas = 5,25 mm
4.1.1Gambar autocad 2D
Untuk mempermudah menganalisa benda uji digambar dalam bentuk 2D
dengan proyeksi amerika dan terdapat tiga pandangan. Berikut gambar
AutoCad 2D Baja ST-27:

Gambar 1.4.2 2D Baja ST-37


4.1.2Gambar Autocad 3D
Untuk mempermudah mengetahui kecacatan pada benda uji maka digambar
dalam bentuk 3D. Berikut gambar AutoCad 3D Baja ST-27 :

Gambar 1.4.3 3D Baja ST-37


4.2 Proses Pengujian
Berikut adalah proses pengujian material Baja ST-37 menggunakan NDT
dengan metode Liquid Penetrant Inspection :

a.
Gambar 1.4.4 Baja ST-37
Pada praktikum Pengetahuan Bahan Teknik Modul 1 ini menggunakan
material Baja ST-37 untuk dianalisis. Baja ST-37 harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan kertas gosok untuk menghilangkan kekaratan pada
daerah sekitar pengelasan. Baja ST-37 digosok hingga benar - benar bersih.

b.

Gambar 1.2.5 Pengukuran benda uji


Sebelum dibersihkan dengan kertas gosok, material diukur dengan
menggunakan jangka sorong. Terdapat 6 bagian yang masuk dalam kategori
perhitungan.
c.
Gambar 1.2.6 Proses pembersihan Baja ST-37
Proses pembersihan Baja ST-37 dilakukan dengan cara menggosok Baja ST-37
dengan kertas gosok sehingga baja menjadi lebih bersih.

d.

Gambar 1.4.7 Proses pembersihan permukaan baja ST-37 dengan kain lap.
Membersihkan material yang telah digosok dengan kertas gosok menggunakan
kain lap halus. Sehingga permukaan tampak lebih halus dan bersih.
e.
Gambar 1.14.8 mebersihkan permukaan baja ST-37 dengan menyemprotkan
cleaner
Langkah selanjutnya adalah menyemprotkan cleaner ke bagian permukaan
material yang akan diuji. Fungsi dari cleaner sendiri adalah untuk membersihkan
permukaan yang diuji.

f.

Gambar 1.4.9 menghapus cleaner dengan kain lap pada permukaan baja ST-37
Setelah kegiatan cleaner dilakukan,langkah selanjutnya adalah memberihkan
permukaan yang disemprot dengan cleaner dengan kain lap sampai bersih dan
kering.
g.

Gambar 1.4.10 Proses penyemprotan cairan penetrant

Langkah selanjutnya adalah menyemprotkan cairan penetrant pada

permukaan yang akan diuji,kemudian mendiamkan selama 10 menit.

h.

Gambar 1.4.11 menghapus penetrant pada permukaan baja ST-37 dengan


kain lap
Proses selanjutnya setelah menyemprotkan cairan ke permukan baja adalah
proses pembersihan cairan penetrant dari permukaan material yang kita uji dengan
menggunakan kain lap.
i.

Gambar 1.4.12 Proses penyemprotan developer ST-37


Setelah semua langkah dilakukan,langkah berikutnya adalah
menyemprotkan cairan developer pada permukaan material yang kita uji.
Kemudian mendiamkan material tersebut selama 10 menit.

j.

Gambar 1.4.13 Pengamatan bercak-bercak merah( keretakan) pada material.


Langkah terakhir pada kegiatan praktikum kali ini adalah mengamati dan
menganalisa adanya bercak-bercak merah ataupun yang disebut adanya keretakan
pada suatu permukaan yang kita uji(pengelasan pada material). Kemudian
mencatat hasil pengamatan yang diperoleh dengan menggunakan jangka sorong
dengan mempertimbangkan toleransinya.
4.3 Analisa Kecacatan
Keterangan benda:
Nama spesimen = Benda 3
Panjang = 81,5 mm
Ketebalan benda bawah = 2,07 mm
Tinggi = 56,75
mm
Ketebalan benda atas = 5,25 mm
Jarak tengah = 23,6 mm
Panjang benda atas = 80,5 mm

Gambar 1.4.14 Baja ST-37


Gambar di atas merupakan gambar benda yang sudah dibersihkan dengan
kertas gosok dan cleaner. Pada bagian tengah benda nampak mengkilat dan bersih
dari kotoran.
Gambar 1.4.15 Proses pemberian cairan penetrant
Dari gambar di atas dapat diamati bahwa pada bagian tengah benda terdapat
warna kemerahan, warna merah tersebut akibat cairan penetrant yang
disemprotkan pada benda untuk mengidentifikasi kecacatan yang terdapat pada
benda atau objek.

Gambar 1.4.16 Material 3 yang telah diberi cairan developer


Dan dari gambar di atas dapat diketahui cacat yang terdapat pada benda. Pada
gambar tersebut terdapat 3 titik kecacatan, yaitu yang ada tanda titik merah.
Sedangkan pada masing-masing ujung diberi toleransi kecacatan sejauh 0,5 cm,
karena pada tempat tersebut rawan terjadi kesalahan. Cacat tersebut terjadi karena
beberapa faktor, salah satunya yaitu teknik yang kurang ahli. Dampaknya adalah
bisa menyebabkan turunnya kualitas material.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan praktikum tentang Non Destructive Test dengan metode


Liquid Penetrant Inspection, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai
berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik modul 1 mengenai Non


Destructive Test yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengujian NDT adalah pengujian yang dilakukan pada sebuah material tanpa
merusak benda yang diuji. Metode yang digunakan dalam NDT seperti :
Magnetic particle inspection, liquid penetrant inspection, eddy current, visual
test, ultrasonic inspection, leak test, Proof test.

2. Proses inspeksi pengujian NDT dengan metode Liquid Penetrants Inspection:


a. Membersihkan Baja ST-37 dengan kertas gosok, kemudian membersihkan
kembali dengan cleaner.
b. Menyemprotkan cairan penetrant, kemudian didiamkan selama 10 menit.
c. Membersihkan Baja ST-37 dengan menggunakan kain lap, kemudian
menyemprotkan developer pada daerah penegelasan. Mendiamkan selama
10 menit.
d. Mengamati bercak-bercak yang terjadi pada spesimen. Bercak-bercak
tersebut menunjukkan kecacatan pada pengelasan.
3. Apabila terjadi kecacatan terhadap Baja ST-37 yang di uji dengan NDT
menggunakan metode Liquid Penetrants Inspection, maka dapat terlihat
bercak–bercak merah yang terdapat pada sambungan las dari spesimen
tersebut. Berdasarkan hasil pengujian kecacatan pada material bisa terjadi
karena adanya human error pada proses pengelasan.

5.2 Saran

Adapun saran agar NDT berjalan lancar dan bermanfaat bagi praktikan dan
asisten praktikum, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan dan keselamatan harus diutamakan agar tidak terjadi kecelakaan
kerja yang berakibat fatal.
2. Sarana dan prasarana yang sangat diperlukan saat praktikum harus terpenuhi.
3. Menjaga dan merawat segala peralatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Bagus. I. Putra. A. (2012). Analisis Perbandingan Metode MPI Menggunakan


Yoke AC dan Permanen Magnet Untuk Pendeteksian Panjang Retak
Permukaan yang Dilapisi Cat Pada Sambungan Las di Kapal. Jurnal Teknik
Pomits, Vol. I, No. I
Cahyandaru, N. (2014). Penerapan NDT ( Non-Destructive Test) untuk Analisis
Pelapukan Cagar Budaya Menggunakan Alat XRF; Studi Kasus Candi
Mendut . Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 42-45.
Kurniawan, Diar. (2013). NON DESTRUCTIVE TEST.Edisi1.pln corporate
university. Jakarta.
Priyandoko, G. (2013). Perbedaan laju dan bentuk korosi pada baja st-37 yang
dilapisi krome dan krome berdasar lapisan nikel yang diexpose dalam media
air laut. Skripsi jurusan teknik mesin fakultas teknik UM.
Purnama, d., & yorgie. (2014). INSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA H BEAM
ROOF STRUCTURE TANGKI. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains
& Teknologi (SNAST) 2014 (hal. b-128). Yogyakarta: Politeknik Negeri
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai