Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG

PENGUJIAN NON-DESTRUKTIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengujian Bahan
Dosen Pengampu :
Heri Yudiono

Disusun oleh :
Yoga Dwi Wijanarko (5201413080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Non Destructive Test atau biasa disebut NDT adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi kecacatan pada material. NDT dapat diartikan sebagai pemerikasaan yang
ditujukan untuk mengidentifikasikan adanya cacat atau kelemahan pada bahan material tanpa
merusak ataupun menghancurkan benda atau spesimen. Pada dasarnya, pengujian ini
dilakukan agar menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati
damage tolerance (toleransi kerusakan). NDT terdiri dari beberapa metode, yaitu: liquid
penetrant inspection, eddy current, radiografi atau x-ray, magnetic paticle inspection, dan
ultrasonic inspection. Dalam percobaan ini, menggunakan NDT dengan metode liquid
penetrant.
NDT dimanfaatkan pada berbagai kegiatan industri, misalnya: otomotif, bagian
mesin, penerbangan, peroketan, konstruksi, struktur, jembatan, ,pemeliharaan, perbaikan dan
operasi, pabrik, tuang dan tempa, industri tanaman seperti nuklir, petrokimia, power, pulp dan
kertas, tambang pengolahan, tekanan kapal, tangki penyimpanan, las, boiler, penukar panas,
dan pemipaan. Dilakukan suatu pengujian dengan NDT, bertujuan untuk mengetahui
kecacatan atau keretakan pada sebuah bahan tanpa merusak bahan saat pengujian
berlangsung.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengujian Non Destruktif beserta pengertian dari berbagai metodenya ?
2. Mengapa dilakukan penggunaan pengujian Non Destruktif beserta metode lainnya dalam
kehidupan sehari-hari ?
3. Apa specimen yang digunakan dalam pengujian Non Destruktif beserta metode lainnya ?
4. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pengujian Non Destruktif dan metode lainnya ?
5. Apa saja factor yang mempengaruhi pengujian Non Destruktif dan metode lainnya ?

1.3Tujuan

1
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pengujian Non Destruktif beserta pengertian dari berbagai
metodenya
2 Mengetahui penggunaan pengujian Non Destruktif beserta metode lainnya dalam
kehidupan sehari-hari
3 Mengetahui specimen yang digunakan dalam pengujian Non Destruktif beserta metode
lainnya
4 Mengetahui langkah-langkah dalam pengujian Non Destruktif dan metode lainnya
5 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengujian Non Destruktif dan metode
lainnya

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian pengujian Non Destruktif beserta pengertian dari berbagai
metodenya
2. Memahami penggunaan pengujian Non Destruktif beserta metode lainnya dalam
kehidupan sehari-hari
3. Memahami dan tahu specimen yang digunakan dalam pengujian Non Destruktif beserta
metode lainnya
4. Memahami langkah-langkah dalam pengujian Non Destruktif dan metode lainnya
5. Memahami dan tahu faktor-faktor yang mempengaruhi pengujian Non Destruktif dan
metode lainnya

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1Pengertian Non Destructive Testing (NDT)
Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu
benda/material untuk mengetahui adanya cacat, retak atau discontinuity lain tanpa merusak
benda yang kita uji. Karena NDT secara permanen mengubah material yang sedang
diperiksa. Teknik yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk, pemecahan
masalah, dan penelitian. NDT umumnya memiliki metode termasuk ultrasonik, magnetik-
partikel, penetran cair, radiografi, dan pengujian eddy. Saat ini NDT adalah alat yang sering
digunakan dalam rekayasa forensik, teknik mesin, teknik elektro, teknik sipil, teknik sistem,
teknik aeronautika, obat-obatan, dan seni.
Metode NDT dapat mengandalkan pada penggunaan radiasi elektromagnetik, suara,
dan sifat bahan untuk memeriksa sampel. Ini mencakup beberapa jenis mikroskop untuk
memeriksa permukaan eksternal dalam detail, meskipun teknik persiapan sampel untuk
metalografi, mikroskopi optik dan mikroskop elektron umumnya destruktif sebagai
permukaan harus dibuat halus melalui polesan atau sampel. Bagian dalam sampel dapat
diperiksa dengan penetrasi radiasi elektromagnetik, seperti X-ray, atau dengan gelombang
suara dalam kasus pengujian ultrasonik. Kontras antara cacat dan sebagian besar sampel
dapat ditingkatkan untuk pemeriksaan visual oleh mata telanjang dengan menggunakan
cairan untuk menembus retakan kelelahan. Salah satu metode (pengujian penetran cair)
melibatkan menggunakan pewarna, fluorescent atau non-fluorescing, dalam cairan untuk
bahan-bahan non-magnetik, biasanya logam. Metode lain yang umum digunakan untuk bahan
magnetik melibatkan menggunakan suspensi cair dari besi halus partikel diterapkan pada
bagian ketika ia di dalam medan magnet.

2.1.1 Tujuan Non Destructive Testing (NDT)


Tujuan adanya aktivitas NDT diantaranya yaitu mendeteksi cacat/discontinuity (di
atas permukaan, di bawah permukaan, dan di dalam suatu material), untuk mengukur
geometri benda, dan menentukan komposisi kimia material. Bagi para pekerja industri
kegiatan NDT sangat penting di karenakan beberapa faktor antara lain untuk meyakinkan
kehandalan produk, mencegah kecelakaan, memeberi keuntungan bagi pengguna,
meyakinkan kepuasan pelanggan, membantu dalam merancang produk agar lebih baik,
meningkatkan reputasi pemanufaktur, menghemat biaya menufaktur, mempertahankan
keseragaman tingkat kualitas dan meyakinkan kesiapan operasi.

3
2.1.2 Aplikasi Atau Penggunaan Non Destructive Testing (NDT)
Non Destructive Testing (NDT) banyak digunakan dalam berbagai kegiatan yang
meliputi berbagai kegiatan industry seperti : Otomotif, Bagian mesin, Penerbangan, Turbin
gas mesin, Peroketan, Konstruksi, Struktur, Jembatan, Cover Meter, Pemeliharaan, perbaikan
dan operasi, Jembatan, Pabrik, Bagian mesin, Tuang dan tempa, Industri tanaman seperti
Nuklir, Petrokimia, Power, Pulp dan Kertas, Fabrikasi toko, Tambang pengolahan dan Risiko
mereka Berdasarkan program Inspeksi, Tekanan kapal, Tangki penyimpanan, Las, Boiler,
Penukar panas, Pemipaan, Bermacam-macam Pipa, Pipeline integritas manajemen, Leak
Deteksi, Kereta Api, Inspeksi Rel, Pemeriksaan roda, Tubular NDT, untuk sistem pipa-pipa
bahan, Korosi Dalam Isolasi (Cui), Kapal selam dan kapal perang Angkatan Laut lainnya,
aplikasi bidang Medis dan masih ada yang lain.
Aplikasi Atau Penggunaan Non Destructive Testing (NDT) dalam manufaktur,
pengelasan biasanya digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih permukaan logam.
Karena koneksi mungkin menghadapi beban dan kelelahan selama hidup produk, ada
kemungkinan bahwa mereka mungkin gagal jika tidak diciptakan untuk spesifikasi yang
tepat. Sebagai contoh, logam dasar harus mencapai suhu tertentu selama proses pengelasan,
harus mendinginkan pada tingkat tertentu, dan harus dilas dengan bahan yang kompatibel
atau sambungan mungkin tidak cukup kuat untuk menahan permukaan bersama-sama, atau
retak bisa terbentuk di las menyebabkan itu gagal. Cacat pengelasan khas, kurangnya fusi
lasan ke logam dasar, retak atau porositas di lasan, dan variasi dalam kepadatan las, dapat
menyebabkan suatu struktur untuk istirahat atau pipa pecah.
.
2.1.3 Metode-Metode Untuk Non Destructive Testing (NDT)
Metode yang digunakan pada Non Destructive Testing NDT memiliki berbagai
macam teknik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Liquid Penetrant Testing,
2. Magnetic Particle Testing,
3. Ultrasonic Testing,
4. Radiographic (X-Ray) Testing,
5. Eddy Current Testing,

2.2Pengertian Liquid Penetrant Testing

4
Gambar Liquid Penetrant Testing

Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana.
Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid,
baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat
pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna
terang pada permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik
dan viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya,
penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika
perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant
yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.
• Penggunaan Liquid Penetrant Test ini sangat terbatas yakni :
a) Keretakan atau kekeroposan yang diselidiki dapat dideteksi apabila keretakan tersebut
terjadi sampai ke permukaan benda. Keretakan di bawah permukaan (subsurface cracks)
tidak dapat dideteksi dengan cara ini.
b) Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi yang
palsu.
c) Tidak dianjurkan menyelidiki benda-benda hasil powder metallurgi karena kurang padat
(berpori-pori).
• Klasifikasi Liquid Penetrant Test berdasarkan cara pembersihannya
Ada tiga macam sistem liquid penetrant yang dapat digunakan ketiganya memiliki
perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergantung pada faktor-faktor :
a) Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki
b) Karakteristik umum keretakan logam
c) Waktu dan tempat penyelidikan
d) Ukuran benda kerja
Ketiga sistem Liquid Penetrant Test yang dapat digunakan adalah :

5
1. The Water Washable Penetrant System
Direncanakan agar liquid penetrant dapat dibersihkan dari sistem serupa. Sistem ini
dapat berupa flucreacont atau fisibledye. Prosesnya cepat dan efisien. Pembasuhan harus
dilakukan secara hati-hati, karena liquid penetrant dapat terhapus habis dari permukaan yang
retak. Derajat dan kecepatan pembasuh untuk proses ini tergantung pada karakteristik dari
spray nozzle, tekanan, temperatur air selama pembasuhan, kondisi permukaan benda kerja,
dan karakteristik liquid penetrant sendiri.
2. The Post Emulsifisible System
Untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, digunakan penetrant yang tidak dapat
dibasuh dengan air (not water washable). Hal ini penting agar tidak ada kemungkinan
penetrant terbasuh oleh air. Penetrant jenis ini dilarutkan dalam oli dan membutuhkan
langkah tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier dibiarkan pada
permukaan benda kerja, harus dibatasi waktunya agar penetrant yang berada di dalam
keretakan tidak menjadi water washable agar tidak ikut terbasuh.
3. The Solvent Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah yang sempit pada permukaan
benda kerja yang penyelidikannya dilakukan di lapangan. Biasanya benda kerjanya besar atau
ongkos pemindahan benda kerja ini dari lapangan ke tempat penyelidikan adalah relatif
mahal. Untuk situasi seperti ini solvent removable system digunakan pada saat pembersihan
pendahuluan (pracianing) dan pembasuhan penetrant. Proses seperti ini sesuai dan sangat luas
digunakan untuk inspeksi lapangan. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan pelarut
secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari penetrant
dengan lap yang dibasuhi solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain kering.
Penetrant dapat pula dibasuh dengan cara membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.
Cara ini diterapkan pada benda kerja yang besar. Tetapi pelaksanaannya harus berada dalam
keretakan tidak ikut tebasuh. Proses seperti ini biasanya dilakukan untuk aplikasi yang
khusus, karena prosesnya memakan tenaga yang relatif banyak dan tidak praktis untuk
diterapkan sebagai inspeksi pada hasil produksi. Proses ini merupakan proses liquid penetrant
inspection yang paling sensitive bila dilakukan dengan cara yang baik.

2.2.1 Prinsip Kerja Pengujian Liquid Penetrant Testing


Cairan penetrant akan masuk kedalam defect di permukaan berdasarkan aksi
kapilaritas. Cairan yang tertinggal di dalam defect akan ditarik oleh developer. Penetran dapat

6
diterapkan untuk komponen uji dengan mencelupkan, penyemprotan, atau menyikat. Setelah
waktu penetrasi yang cukup, penetran dihilangkan, develpoer digunakan. Developer
membantu untuk menarik penetrant dari cacat mana indikasi yang terlihat menjadi terlihat
oleh inspektor. Pemeriksaan dilakukan di bawah sinar ultraviolet atau cahaya putih,
tergantung pada jenis pewarna yang digunakan, fluorescent atau nonfluorescent (terlihat).

Gamb
ar Dasar atau prinsip Pengujian dengan Liquid Penetrant

2.2.2 Material atau Spesimen Liquid Penetrant Testing


Penetrant diklasifikasikan menjadi tingkat sensitivitas. Terlihat penetrants biasanya
berwarna merah, dan mewakili sensitivitas terendah. penetrants Fluorescent berisi dua atau
lebih zat warna yang berpendar ketika gembira dengan ultraviolet (UV-A) radiasi (juga
dikenal sebagai cahaya hitam). Sejak inspeksi penetran Fluorescent dilakukan di lingkungan

7
yang gelap, dan pewarna bersemangat memancarkan cahaya kuning-hijau terang yang sangat
kontras dengan latar belakang gelap, bahan ini lebih sensitif terhadap cacat kecil.
Ketika memilih tingkat sensitivitas seseorang harus mempertimbangkan banyak
faktor, termasuk lingkungan di mana tes akan dilakukan, hasil akhir permukaan spesimen,
dan ukuran dari cacat dicari. Kita juga harus menjamin bahwa bahan kimia yang kompatibel
dengan uji sampel sehingga pemeriksaan tidak akan menyebabkan pewarnaan permanen, atau
kerusakan. Teknik ini bisa sangat portabel, karena dalam bentuk yang paling sederhana
inspeksi membutuhkan kaleng aerosol hanya 3 spray, handuk kertas, dan cahaya tampak
memadai. sistem Tulis dengan aplikasi khusus, mencuci, dan stasiun pengembangan, lebih
mahal dan rumit, tapi menghasilkan sensitivitas yang lebih baik dan sampel yang lebih tinggi
melalui-menaruh.

• Berikut ini beberapa spesimen dalam Liquid Penetrant Testing


Standar Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO)
1. ISO 3059, pengujian non-destruktif, pengujian penetran dan pengujian partikel
magnetic
2. ISO 3452-2, pengujian non-destruktif, pengujian penetran, pengujian bahan penetran
3. ISO 3452-3, pengujian non-destruktif, pengujian penetran, uji blok Referensi
4. ISO 3452-4, pengujian non-destruktif, pengujian penetran, Peralatan
5. ISO 3452-5, pengujian non-destruktif, pengujian penetran,pengujian penetran pada
temperatur yang lebih tinggi dari 50 ° C
6. ISO 3452-6, pengujian non-destruktif, pengujian penetran, uji penetrasi pada suhu
yang lebih rendah dari 10 ° C
7. ISO 12706, pengujian non-destruktif, pengujian penetran, Kosakata
8. ISO 23277, pengujian non-destruktif pengelasan, penetran pengujian pengelasan,
Penerimaan tingkat
Komite Eropa untuk Standarisasi (CEN) :
1. EN 571-1, pengujian non-destruktif - pengujian penetran - Bagian 1: Prinsip Umum
2. EN 1371-1, Pendiri - Cair inspeksi penetran - Bagian 1: Pasir, gravitasi mati dan
tekanan rendah tuang mati
3. EN 1371-2, Pendiri - Cair inspeksi penetran - Bagian 2: tuang Investasi
4. EN 2002-16, Aerospace seri - bahan logam, Cara uji - Bagian 16: pengujian non-
destruktif, pengujian penetran
5. EN 10228-2, pengujian non-destruktif dari tempa baja - Bagian 2: pengujian penetran
6. EN 10246-11, pengujian non-destruktif dari tabung baja - Bagian 11: Cairan penetran
pengujian tabung baja mulus dan dilas untuk mendeteksi ketidaksempurnaan
permukaan

8
ASTM International (ASTM) :
1. ASTM E 165 Practice, standar untuk Ujian penetran cair untuk Industri Umum
2. ASTM E 1417, Standar Praktek untuk Ujian penetran cair

2.2.3 Langkah-langkah dalam Liquid Penetrant Testing


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam Liquid Penetrant Testing :
1. Menyiapkan Permukaan
Pada dasarnya seluruh permukaan benda kerja yang akan diuji harus bersih. Langkah
awal adalah membersihkan permukaan benda kerja dari kotoran yang berupa karat, lemak,
cat, dll. Letakkan benda uji pada bidang yang datar, lalu berikan pencahayaan dengan lampu.
Ukur pencahayaan dengan light meter. Pencahayaan pada saat pengujian tersebut adalah
116,1 fc (sesuai dengan standar minimal 100 fc). Selanjutnya benda uji disemprot dengan
cleaner untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih tersisa pada pembersihan
sebelumnya dan ditunggu selama 5 menit . Ambil foto benda kerja sebelum pengujian dengan
kamera.
2. Aplikasi Penetrant
Semprotkan liquid penetrant pada daerah yang akan diselidiki dan membiarkannya
selama 5 menit untuk memberikan kesempatan liquid penetrant memasuki celah-celah
retakan.
3. Pembersihan
Bersihkan liquid penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain atau tisu yang
dilembabkan dengan cleaner. Berhati-hatilah dan jagalah jangan sampai liquid penetrant yang
telah masuk ke dalam celah retakan ikut hilang.
4. Pengembangan
Semprotkan developer pada permukaan benda kerja dan membiarkannya selama 10
menit agar liquid penetrant yang sudah berada di dalam celah - celah retakan keluar sehingga
tampak retakan sesuai dengan pola warna merah liquid penetrant yang timbul pada developer
yang berwarna putih.
5. Inspeksi
Amati permukaan benda kerja yang telah disemprot dengan developer tersebut apakah
timbul bercak-bercak merah yang berupa garis-garis merah, atau bentuk yang lain. Bila tidak
ada berarti pada benda kerja tidak terdapat retak yang timbul sampai permukaan. Bila
terdapat garis merah atau bentuk yang lain maka berarti terdapat indikasi cacat sebagaimana
bentuk yang tampak. Gambarkan dan foto benda kerja tersebut. Ukur dan catat hasil

Anda mungkin juga menyukai