Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGUJIAN DAN KARAKTERISTIK MATERIAL

NON-DESTRUCTIVE TEST (NDT)

MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI) METHOD

Disusun Oleh:
La Ode Rajen Toinda 20190130138
Abdul Harist Al Fattah 20190130135

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Waarakaatu,

Segala Puji bagi Allah, Rabb Semesta alam, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kita masih diberi kenyamana dan ketenangan hidup, rejeki
yang cukup, dan saudara Muslim yang selalu mendukung dalam beramal soleh.
Shalawat serta salam senantiasa kita kirimkan kepada junjungan kita, kekasih
Allah, Nabi Muhammad SAW., atas perjuangan beliau yang telah memperjuangkan
Islam hingga kita bisa merasakan nikmatnya iman dan keberkahan Islam sebagai
rahmatan lil’alaamin.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dosen pengampu Mata
Kuliah Pengujian dan Karakteristik Material, Program Studi Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan kerja sama anggota kelompok,
sehingga dapat dihasilkan tulisan yang menjadi penjelas dari subjek pokok
pembahasan dalam makalah ini. Penulisan makalah ini semata-mata untuk
meningkatkan pemahaman terhadap subjek pembahasan dan pelaksanaan
kewajiban tugas mata kuliah terkait.

Kami sadar bahwa banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini tidak
dapat kami hindari. Sehingga masukan dan saran kami terima sepenuh hati, agar
kami mampu menyusun makalah lebih baik lagi di kemudian hari. Atas segala
perhatian, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 31 Oktober 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisah ...................................................................................... 2
1.4. Batasan Pembahasan ................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1. Non-Destructive Test (NDT) .................................................................... 3
2.2. Metode Magnetic Particle Inspection ...................................................... 4
2.3. Prinsip Kerja Metode Magnetic Particle Inspection ................................ 6
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................. 8
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengujian kelayakan suatu material penting dilakukan untuk mengetahui
karakterisitik dan tingkat kemanannya selama digunakan. Misalkan pada kegiatan
pengeboran minyak dan gas bumi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berbiaya
tinggi dan berisiko tinggi, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan dengan
seksama terkait semua aspek yang ada. Maka, untuk menjamin kelayakan
penggunaan suatu peralatan pengeboran minyak dan gas bumi, dilakukan sebuah
test atau inspeksi untuk menjamin kualitas dari peralatan yang ada sehingga sesuai
dengan standar dan aman untuk digunakan agar dapat menciptakan suatu instalasi
yang aman dan layak untuk digunakan dalam operasi kegiatan minyak dan gas bumi
(Alexandri & Sugandika, 2017)

Kegiatan inspeksi peralatan pengeboran minyak dan gas bumi merupakan


salah satu contoh dari pentingnya melakukan pengujian material pembangun dasar
suatu peralatan. Contoh lainnya adalah inspeksi terhadap komponen fan blades dan
velg pada pesawat Boeing 737- 800 NG (Mochammad, 2018), dan deteksian
panjang retak pada permukaan dan toe sambungan las di kapal yang dilapisi
Nonconductive Coat (Pardede, 2016). Ada 2 (dua) metode inspeksi yang dapat
digunakan, yaitu inspeksi dengan merusak (Destructive Test) atau inspeksi tanpa
merusak (Non-Destructive Test). Metode yang digunakan sesuai dengan kebutuhan,
misal perlu untuk pemindahan specimen, atau perlu untuk merusak specimen, atau
tanpa mengubah bentuk specimen dan tanpa dipindahkan (IR. IRWANDY, 2021).

Pada makalah ini akan dibahas tentang pengujian/inspeksi tanpa merusak atau
Non-Destructive Test (DNT). Pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa suatu
material yang digunakan masih aman dan belum melewati toleransi keamanan
tanpa merubah bentuk dari spesimen. Salah satu metode yang digunakan dalam
pengujian ini adalah Magnetic Particle Inspection (MPI) Method, yaitu pengujian
yang memanfaatkan gaya magnetik untuk mengetahui cacat pada material
ferromagnetik.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Non-Destructive Test (NDT)?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan Metode Magnetic Particle Inspection pada NDT?
1.2.3. Bagaimana prinsip kerja Metode Magnetic Particle Inspection?
1.3. Tujuan Penulisah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui definisi Non-Destructive Test (NDT)
1.3.2. Untuk mengetahui definisi Metode Magnetic Particle Inspection NDT
1.3.3. Untuk mengetahui prinsip kerja Metode Magnetic Particle Inspection
1.4. Batasan Pembahasan
Adapun batasan pembahasan utama dari penulisan makalah ini adalah hanya
membahas definisi umum dari Non-Destructive Test (NDT) dan penjelasan metode
Magnetic Particle Inspection (MPI) pada Non-Destructive Test (NDT). Sehingga
penjelasan metode lainnya pada Non-Destructive Test (NDT) bukanlah menjadi
pokok pembahasan penulisan makalah ini.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Non-Destructive Test (NDT)

Uji tak merusak atau Non-Destructive Test (NDT) adalah bagian dari teknik
analisis yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk mengevaluasi
sifat dari komponen material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan (IR.
IRWANDY, 2021). Pengujian Non-Destruktif (NDT) didefinisikan oleh American
Society for Non-destructive Testing (ASNT) sebagai penetapan fisik kondisi suatu
objek tanpa memmengaruhi kemampuan objek tersebut untuk memenuhi fungsi
yang dimaksudkan (Kumar & Mahto, 2013).

Teknik pengujian NDT biasanya menggunakan atau menyelidik bentuk


energi untuk menentukan sifat material atau untuk menunjukkan adanya
diskontinuitas material (permukaan, internal atau tersembunyi). Penerapan dalam
prinsip fisika untuk mendeteksi homogenitas dalam bahan tanpa merusak bahan
dikenal sebagai "pengujian non-destruktif". Sebenarnya, metode dan teknik yang
digunakan dalam NDT mengukur sifat fisik atau ketidakseragaman dalam sifat fisik
bahan juga. Variasi atau ketidakseragaman dalam sifat fisik mungkin atau mungkin
tidak memengaruhi kegunaan suatu bahan, tergantung pada aplikasi tertentu. Dalam
pertimbangan pengujian NDT adalah pengujian bahan, untuk cacat permukaan atau
internal atau kondisi metalurgi tanpa mengganggu integritas materi atau
kesesuaiannya dengan cara apa pun. Teknik ini dapat diterapkan secara sampling
untuk penyelidikan individu atau dapat digunakan untuk pemeriksaan 100% bahan
pada system tanpa dipindahkan (Kumar & Mahto, 2013).

Metode Pengujian Non-Destructive Testing NDT yang umum sebagai


berikut:

1. Pengujian Visual dan optik


2. Pengujian Ultrasonik
3. Pengujian Elektromagnetik
4. Pengujian Termografi
5. Pengujian Radiografi
6. Pengujian Penetran Cair

3
7. Pengujian partikel magnetik
8. Pengujian Emisi Akustik
9. Pengujian Resonansi Magnetik
10. Spektroskopi Inframerah Dekat
11. Pengujian Mikroskop Optik

2.2. Metode Magnetic Particle Inspection


Metode Magnetic Particle Inspection (MPI) adalah metode yang paling
banyak digunakan untuk pengujian cacat permukaan pada bahan feromagnetik,
seperti untuk mendeteksi retakan, lubang sembur. putaran inklusi dan segregasi
non-logam, baik pada permukaan dan di bawah permukaan material. Metode ini
merupakan perkemangan dari metode kasar (cruder method) yang menggunakan
tambalan logam ferro (ferro filling) untuk menunjukan adanya garis gaya magnet
(Blitz, 1991). Dengan meode ini, cacat permukaan dan cacat bawah permukaan dari
bahan ferromagnetic dapat diketahui. Prinsip kerjanya adalah memagnetisasi
spesimen yang akan diuji dengan cara mengalirkan arus listrik ke dalamnya (Prof.
Dr. Timbangen Sembiring et al., 2019). Berdasarkan arah medan magnet, dan
partikel logam yang berbaris ke arah fluks magnet menunjukan peralihan fluks
akibat kebocoran, maka dapat diindikasi bahwa terdapat cacat pada material uji dan
peralihan flusk terjadi pada retakan atau diskontiunitas pada material (Blitz, 1991).

Gambar 1. Keretakan/Diskontiunitas (c) pada Material Yang Menunjukan


Peralihan/Perbedaan Fluks Magnet

Inspeksi MPI dapat digunakan untuk menguji objek dari hampir semua
ukuran specimen dan dianggap sebagai pengujian pendahuluan yang penting untuk

4
memeriksa struktur dan komponen logam ferro yang cenderung mengalami
tegangan tinggi atau kelelahan saat digunakan. Metode ini banyak digunakan dalam
instalasi minyak dan gas, baik di darat dan lepas pantai, dan di bidang energi nuklir
misalnya, pada pesawat terbang dan industri mobil. Instalansi dan peralatan tersebut
harus selalu diuji setelah proses fabrikasi: pengecoran, pengelasan dan perlakuan
panas (Blitz, 1991).

Keuntungan utama dari MPI adalah mudah dioperasikan, sangat sensitif,


memberikan indikasi yang terlihat jelas dan relatif murah. Meskipun arus tinggi
diperlukan untuk menghasilkan medan magnet dengan intensitas yang cukup untuk
mencapai sensitivitas deteksi yang memadai, hanya saja tegangan yang digunakan
relatif rendah, biasanya antara 6 dan 27V. Di samping keuntungan tersebut, metode
MPI memiliki kelemahan, sebagai berikut:

a. Hanya bagian permukaan dan bawah permukaan dari objek yang diuji yang
dapat diakses,
b. Diperlukan persiapan permukaan yang hati-hati, seperti penghilangan minyak
dan zat lain yang mungkin memengaruhi mobilitas dan visibilitas partikel
magnetik,
c. Demagnetisasi harus dilakukan setelah setiap pengujian. Setiap magnet sisa
dapat menarik partikel magnetik yang mungkin menempel secara permanen
dan dapat menimbulkan kerusakan pada saat benda tersebut digunakan,
d. Partikel feromagnetik dapat menyumbat retakan dan dengan demikian
memberikan hubungan arus pendek ke garis fluks sehingga menyebabkan
kesulitan dalam pendeteksian,
e. Pengujian diperlukan setidaknya dalam dua arah karena setiap garis fluks yang
berorientasi pada arah cacat tidak dialihkan, sehingga menghambat deteksi, dan
f. Efisiensi metode tergantung pada keterampilan, pengalaman, konsentrasi, dan
integritas operator.

Secara umum, kedalaman maksimum retakan bawah permukaan dapat


dideteksi dengan penggunaan metode MPI adalah sekitar 1,5mm. Dengan bidang
bergantian, gelombang elektromagnetik yang merambat ke dalam logam ditandai
dengan kedalaman penetrasi/penembusan yang rendah, biasanya 0,5mm untuk baja

5
yang diuji pada frekuensi 50Hz. Untuk bidang bolak-balik biasanya terbatas pada
permukaan pengujian, artinya dibutuhkan pengamatan lanjut. Operator yang
berpengalaman biasanya dapat memperkirakannya dengan cermat dari tingkat dan
pola pembentukan partikel di lokasi cacat, estimasi ini dapat membantu dalam
banyak kasus dengan bantuan blok uji yang mengandung potongan halus memiliki
kedalaman yang bervariasi dan terbuat dari bahan yang sama dengan objek yang
diuji (Blitz, 1991).

King dalam Blitz (1969) telah menunjukkan kemungkinan untuk


mengidentifikasi jenis cacat dari sifat indikasi perlakuan. Sebagai contoh retakan
akibat perlakuan panas biasanya panjang dan sempit dan ditemukan baik pada
perubahan penampang melintang yang tiba-tiba atau pada kontur yang tajam,
seperti yang terdapat pada tepi lubang dan pada ulir sekrup. Retakan gerinda
biasanya berorientasi pada sudut kanan ke arah gerinda dan retakan gerinda yang
parah ditandai dengan jenis pola jaringan. Pada coran, retak susut terjadi pada
perubahan penampang yang nyata. Pada logam tempa, jalur dan lipatan
menghasilkan indikasi yang lebih pendek dan lebih lebar daripada yang disebabkan
oleh retakan dan tidak mengikuti garis aliran butir (Blitz, 1991).

2.3. Prinsip Kerja Metode Magnetic Particle Inspection


Prinsip kerjanya adalah memagnetisasi spesimen yang akan diuji dengan cara
mengalirkan arus listrik ke dalamnya (Prof. Dr. Timbangen Sembiring et al., 2019).
Berdasarkan arah medan magnet, dan partikel logam yang berbaris ke arah fluks
magnet menunjukan peralihan fluks akibat kebocoran, maka dapat diindikasi bahwa
terdapat cacat pada material uji dan peralihan flusk terjadi pada retakan atau
diskontiunitas pada material (Blitz, 1991). Magnetic Flux Leakage (Kebocoran
medan magnet) adalah tertariknya partikel-partikel pada material magnetik akibat
adanya diskontinuitas sehingga akan membentuk garis-garis besar. Pada tempat-
tempat yang terjadi kebocaran medan magnet meninggalkan area benda, partikel-
partikel logam akan tertarik ke tempat tersebut dan merupakan indikasi adanya
diskontinuitas pada daerah tersebut seperti yang terlihat pada Gambar 2. Kebocoran
medan magnet sebenarnya adalah garis-garis gaya magnet yang meninggalkan
bagian magnet dan mengalir mealalui udara dari satu kutub ke kutub lainnya yang

6
berlawanan. Ide dasar uji magnetik partikel adalah untuk mengidentifikasi adanya
diskontinuitas pada bahan feromagnetik (Pardede, 2016).

Gambar 2. Indikasi Adanya Diskontinuitas dengan Perkumpulan Partikel Logam


pada Daerah Retakan

Langkah pertama dalam pengujian MPI adalah memagnetisasi komponen


yang akan diuji. Jika terdapat cacat di sekitar area permukaan, cacat tersebut akan
membuat leakage field atau bidang yang bocor. Setelah komponen tersebut
dimagnetisasi, partikel logam, baik itu berbentuk kering atau larutan basah,
diaplikasikan pada permukaan benda yang dimagnetisasi. Partikel-partikel tesebut
akan tertarik dan berkumpul pada flux leakage fields, sehingga akan membentuk
suatu indikasi yang dapat dideteksi oleh inspector (Pardede, 2016).

7
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Magnetic Particle Inspection (MPI) merupakan inspeksi atau pengujian yang


sering digunakan tanpa melakukan perusakan pada material uji dan merupakan
salah satu metode pengujian Non-Destructive Test (NDT). Prinsip kerja dari metode
MPI adalah dengan memagnetisasi specimen kemudian menyebarkan serbuk
partikel partikel logam. Setelah dialiri listik (dimagnetisasi) maka akan tebentuk
medan magnet dan aliran fliks magnet, dan terbentuk perkumpulan partikel logam
pada bagian specimen yang cacat. Hal itu disebabkan oleh kebocoran fluks saat
magnetisasi. Dalam melakukan pengujian ini perlu diperhatikan beberapa hal,
seperti:

a. Setiap magnet sisa dapat menarik partikel magnetik yang mungkin menempel
secara permanen dan dapat menimbulkan kerusakan pada saat benda tersebut
digunakan,
b. Partikel feromagnetik dapat menyumbat retakan dan dengan demikian
memberikan hubungan arus pendek ke garis fluks sehingga menyebabkan
kesulitan dalam pendeteksian,
c. Pengujian diperlukan setidaknya dalam dua arah karena setiap garis fluks yang
berorientasi pada arah cacat tidak dialihkan, sehingga menghambat deteksi, dan
d. Efisiensi metode tergantung pada keterampilan, pengalaman, konsentrasi, dan
integritas operator.

8
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, A., & Sugandika, T. (2017). Magnetic Particle Inspection (Mpi)
Sebagai Salah Satu Metode Inspeksi Menara Pengeboran. 07(1), 1–16.
Blitz, J. (1991). Electrical and Magnetic Methods of Nondestructive Testing.
Taylor & Francis. https://books.google.co.id/books?id=LgaalpAcZ4wC
IR. IRWANDY, M. I. M. S. (2021). Ilmu Logam. PT Penerbit IPB Press.
https://books.google.co.id/books?id=ToozEAAAQBAJ
Kumar, S., & Mahto, D. (2013). Recent Trends In Industrial And Other
Engineering Applications Of Non Destructive Testing: A Review.
International Journal of Scientific and Engineering Research, 4(9), 183–195.
Mochammad, D. I. (2018). ANALISIS MAGNETIC TEST PARTICLE
INSPECTION PADA KOMPONEN FAN BLADES DAN VELG PADA
PESAWAT BOEING 737-800 NG. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN YOGYAKARTA.
Pardede, L. (2016). Analisa Perbandingan Sensitivitas Metode Magnetic Particle
Inspection (Mpi) Menggunakan Visible Dry Method, Visible Wet Method,
Dan Wet Fluorescent Terhadap Pendeteksian Panjang Retak Pada Permukaan
Dan Toe Sambungan Las Di Kapal Yang Dilapisi Nonconducti.
175.45.187.195, 4(1), 31124. ftp://175.45.187.195/Titipan-Files/BAHAN
WISUDA PERIODE V 18 MEI 2013/FULLTEKS/PD/lovita meika savitri
(0710710019).pdf
Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M. S., Indri Dayana, M. S., & Martha Rianna, S.
S. (2019). Alat Penguji Material. GUEPEDIA.
https://books.google.co.id/books?id=BpCUDwAAQBAJ

9
NON-DESTRUCTIVE TEST (NDT)

Non-Destructive Test (NDT) adalah bagian


dari teknik analisis yang digunakan dalam ilmu
pengetahuan dan industri untuk mengevaluasi sifat
dari komponen material atau sistem tanpa
menyebabkan kerusakan.

Pengujian Non-Destruktif (NDT)


didefinisikan oleh American Society for
Nondestructive Testing (ASNT) sebagai
penetapan fisik kondisi suatu objek tanpa
memmengaruhi kemampuan objek tersebut untuk
memenuhi fungsi yang dimaksudkan.
NON-DESTRUCTIVE TEST (NDT)
PENGUJIAN (NDT) YANG UMUM DI GUNAKAN:
1. Pengujian Visual dan optik 9. Pengujian
Resonansi
2. Pengujian Ultrasonik
Magnetik
3. Pengujian Elektromagnetik
10. Spektroskopi
4. Pengujian Termografi inframerah
5. Pengujian Radiografi dekat

6. Pengujian Penetran Cair 11. Pengujian


Mikroskop
7. Pengujian Partikel Magnetick Optik
8. Penguian Emisi Akustik
MAGNETIC PARTICLE INSPECTION
(MPI)
Metode Magnetic Particle Inspection (MPI) adalah metode yang
paling banyak digunakan untuk pengujian cacat permukaan pada bahan
feromagnetik, seperti untuk mendeteksi retakan, lubang sembur. putaran
inklusi dan segregasi non-logam, baik pada permukaan dan di bawah
permukaan material.

Metode ini merupakan perkemangan dari metode kasar


(cruder method) yang menggunakan tambalan logam ferro (ferro
filling) untuk menunjukan adanya garis gaya magnet. Dengan
menggunakan metode ini, cacat permukaan dan cacat bawah
permukaan dari bahan ferromagnetic dapat diketahui
KEUNTUNGAN (MPI)
Salah satu keuntungan utama dari MPI yaitu: mudah
dioperasikan, sangat sensitif, memberikan indikasi yang
terlihat jelas dan relatif murah. Meskipun arus tinggi
diperlukan untuk menghasilkan medan magnet dengan
intensitas yang cukup untuk mencapai sensitivitas deteksi
yang memadai, hanya saja tegangan yang digunakan
relatif rendah, biasanya antara 6 dan 27V

Pitch deck title 5

KELEMAHAN (MPI)
Metode MPI memiliki kelemahan, antara lain sebagai berikut:

7/1/20XX
a. Hanya bagian permukaan dan bawah permukaan dari objek d. Partikel feromagnetik dapat menyumbat retakan dan dengan
yang diuji yang dapat diakses, demikian memberikan hubungan arus pendek ke garis fluks
b. Diperlukan persiapan permukaan yang hati-hati, seperti sehingga menyebabkan kesulitan dalam pendeteksian,
penghilangan minyak dan zat lain yang mungkin memengaruhi
e. Pengujian diperlukan setidaknya dalam dua arah karena setiap
mobilitas dan visibilitas partikel magnetik,
garis fluks yang berorientasi pada arah cacat tidak dialihkan,
c. Demagnetisasi harus dilakukan setelah setiap pengujian. Setiap
sehingga menghambat deteksi
magnet sisa dapat menarik partikel magnetik yang mungkin
f. Efisiensi metode tergantung pada keterampilan, pengalaman,
menempel secara permanen dan dapat menimbulkan kerusakan
pada saat benda tersebut digunakan, konsentrasi, dan integritas operator.
PRINSIP KERJA (MPI)

Prinsip kerjanya adalah memagnetisasi spesimen yang


akan diuji dengan cara mengalirkan arus listrik ke dalamnya,
Berdasarkan arah medan magnet, dan partikel logam yang
berbaris ke arah fluks magnet menunjukan peralihan fluks
akibat kebocoran, maka dapat diindikasi bahwa terdapat cacat
pada material uji dan peralihan flusk terjadi pada retakan atau
diskontiunitas pada material.
Magnetic Flux Leakage (Kebocoran medan magnet) adalah
tertariknya partikel-partikel pada material magnetik akibat
adanya diskontinuitas sehingga akan membentuk garis-garis
besar
Pitch deck title 7
KESIMPULAN
Magnetic Particle Inspection (MPI) merupakan
inspeksi atau pengujian yang sering digunakan tanpa
melakukan perusakan pada material uji dan
merupakan salah satu metode pengujian
NonDestructive Test (NDT). Prinsip kerja dari
metode MPI adalah dengan memagnetisasi specimen
kemudian menyebarkan serbuk partikel partikel
logam. Setelah dialiri listik (dimagnetisasi) maka
akan tebentuk medan magnet dan aliran fliks magnet,
dan terbentuk perkumpulan partikel logam pada
bagian specimen yang cacat. Hal itu disebabkan oleh
kebocoran fluks saat magnetisasi.

Anda mungkin juga menyukai