Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERBAIKAN ALAT JIGGING CONCENTRATOR


LABORATORIUM METALURGI I UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
Disusun untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktik

Oleh:

FAJRI REFANI HADI (3334160050)

MUHAMAD FADIL (33341600 )

JURUSAN TEKNIK METALURGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan kerja praktik serta laporan kerja praktik
dengan judul “Perbaikan Alat Jigging Concentrator Laboratorium Metalurgi I
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”. Tujuan dari penyusunan laporan kerja praktik
ini untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktik pada Program Studi
Teknik Metalurgi di Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam
menyelesaikan kerja praktik dan laporan kerja praktik ini telah melibatkan banyak
pihak yang telah membimbing dan memberi dukungan dalam banyak hal. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Tiara
selaku Kordinator Kerja Praktik, Dosen Pembimbing Kerja Praktik, serta Koordinator
Laboratorium Metalurgi I Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktik


ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Cilegon, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
DAFTAR TABEL

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Metalurgi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang ditujukan sebagai sarana pelatihan di
bidang pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
menempuh jenjang pendidikan. Melalui kerja praktik mahasiswa diharapkan
mampu memperoleh gambaran mengenai berbagai studi kasus, khususnya
pengaturan sistem di lingkungan kerja. Demi mencapai hal tersebut maka di
harapkan peran serta berbagai pihak, baik dari kalangan kampus, dunia industri
dan instansi-instansi lain yang terkait.

1.2 Tujuan
Memperbaiki alat Jigging concentator yang ada di Laboratorium Metalurgi
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sehingga dapat berfungsi
dengan baik dalam memisahkan konsentrat dari pengotor dengan nilai persen
galat yang baik.

1.3 Pelaksanaan
Tempat : Laboratorium Metaurgi Untirta
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman Km. 3, Cilegon 42435, Cilegon, Banten
Waktu : 1 September 2020 – 30 September 2020
2

Jadwal kegiatan kerja praktik di Laboratorium Matalurgi Untirta dapat


dilihat pada tabel berikut:

No Minggu
Kegiatan
. 1 2 3 4
1. Studi Literatur        
2. Memperbaiki alat        
3. Analisa kinerja alat        
4. Perbandingan literatur        
5. Diskusi dengan pembimbing        
6. Penulisan laporan        

Fasilitas yang kami harapkan untuk program kerja praktik ini adalah :
1. Bimbingan selama kerja praktik.
2. Fasilitas untuk observasi.

1.4 Bentuk Kegiatan


Bentuk kegiatan yang akan kami lakukan meliputi usaha memperbaiki alat
jigging concentrator, yang berdasarkan pengamatan kami mengalami kerusakan
pada liltan tembaga dinamo penggerak yang berkarat, belt penggerak yang sudah
mulai haus, serta kaca mika yang sudah tidak bening sehingga menghalangi
pembacaan skala volume. Pada minggu ke-1, 2, 3 dan 4 yang kami lakukan yaitu
mempelajari studi literatur mengenai jigging concentrator, memperbaiki alat
tersebut serta berdiskusi dengan pihak pembimbing selama kerja praktik.
Perbaikan yang dilakukan meliputi penggantian bearing pada alat karena sudah
tidak layak, penggantian lilitan dinamo yang berkarat, penggantian belt rotor yang
aus, dan pemasangan penutup wadah konsentrat yang baru. Minggu ke-3 setelah
alat telah diperbaiki maka akan dilakukan analisa kinerja guna mengetahui
performa alat setelah perbaikan. Pengujian dan analisa kinerja alat dilakukan
dengan menggunakan jigging concentrator untuk memperoleh konsentrat pasir
besi dari pengotor berupa pasir kuarsa dan menghitug persen galatnya. Pada
3

minggu ke-4 dilakukan perbandingan kinerja alat ditinjau dari persen galat yang
diperoleh, setelah itu dilakukan diskusi kembali dengan pembimbing dan
dilakukan penulisan laporan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsentrasi Gravitasi


Konsentrasi adalah proses pemisahan antara dua mineral yang masing-
masing telah teliberasi dahulu dengan sempurna. Ada beberapa metode atau cara
pemisahan, yaitu konsentrasi gravitasi, konsentrasi magnetic, elektrostatik, dan
flotasi. Proses konsentrasi gravitasi merupakan proses pemisahan mineral
yang paling tua dan masih digunakan, dengan berdasarkan perbedaan berat jenis
mineral-mineral yang ingin dipisahkan. Proses pemisahan secara gravitasi relatif
lebih murah dan ramah lingkungan. Proses ini sangat banyak diaplikasikan pada
pengolahan bijih besi selain batubara, pasir pantai, emas, berlian, platinum, barit,
fluorspar, timah, tungsten dan lain-lain.
Prinsip dari proses gravitasi ini yaitu memisahkan dua mineral, yang
memiliki specific gravity berbeda, yang dibawa oleh pergerakan relatif mineral
akibat respon dari gaya gravitasi dan gaya lainnya. Secara umum salah satu gaya
merupakan ketahanan terhadap gerakan oleh kekentalan fluida, misalnya air. Jadi,
selain faktor densitas seperti ukuran, bentuk dan berat partikel mengakibatkan
pergerakan relatif dan terjadi pemisahan. Kemudahan atau kesulitan pemisahan
bergantung pada perbedaan realtif faktor-faktor tersebut. Gaya-gaya lain yang
bekerja pada butiran tersebut yaitu:
1. Gaya apung timbul karena pengendapan bahan galian
2. Gaya dorong aliran cairan yang diberikan kepada butiran
3. Gaya tekanan cairan yang ditimbulkan oelh pergerakan antara butiran dan
cairan
4. Gaya gesekan yang timbul antara butiran dengan dasar tempat bergerak
butiran.
5

Proses pemisahan mineral-mineral sangat dipengaruhi oleh: faktor


perbedaan berat jenis mineral yang akan dipisahkan, viskositas medium pemisah,
dan metode yang menyebabkan perbedaan pergerakkan butiran-butiran pada
mineral tersebut. Keberhasilan konsentrasi gaya berat dangat tergantung pada
pemilihan peralatan yang akan digunakan. Pemilihan ini sangat terkait sekali
dengan ukuan partikel.
Kriteria Konsentrasi (KK) yang menjelaskan tentang prediksi apakah
suatu proses pemisahan dari dua mineral dapat dilaksanakan, digambarkan
sebagai berikut,
Dh−Df
KK = ..........................................(1)
Dl−Df
Dimana Dh merupakan berat jenis dari mineral berat, Dl merupakan berat
jenis dari mineral ringan, dan Df merupakan berat jenis dari fluida yang
digunakan.
Secara umum, ketika hasil bagi memiliki nilai lebih besar dari 2,5
(KK>2,5), maka pemisahan secara gravitasi akan relatif mudah untuk dilakukan.
Ketika nilai Kriteria Konsentrasi yang dihasilkan berada pada nilai antara 2,5 dan
1,25 (2,5 >KK>1,25) maka proses konsentrasi tidak layak untuk dilakukan,
namun masih bisa dilakukan dengan menjaga parameter-parameter tertentu.
Sedangkan jika nilai hasil baginya kurang dari 1,25 (KK<1,25) maka proses
pemisahan tidak dapat dilakukan, karena mineral-mineral yang akan dipisahkan
memiliki nilai berat jenis yang relatif mendekati sama.
Sesuai yang disebutkan diatas selain berat jenis, pergerakan partikel
didalam fluida juga bergantung dari ukurannya. Efisiensi dari konsentrasi
gravitasi meningkat dengan meningkatnya ukuran partikel. Pergerakan partikel
dapat ditentukan dengan persamaan Newton,
v=¿..........................................................(2)
Dimana, v merupakan kecepatan terminal dari partikel, Ds merupakan
berat jenis dari padatan, Df merupakan berat jenis dari fluida, dan d merupakan
6

diameter partikel. Untuk partikel kecil pergerakannya didominasi oleh gesekan


permukaan dan hal ini kurang baik untuk gravity separator komersil dengan
kapasitas tinggi. Untuk mengurangi pengaruh ukuran dan menciptakan gerak
relative partikel tergantung berat jenis, ukuran yang seragam merupakan ukuran
yang diinginkan.

2.2 Jigging Concentrator


Jigging merupakan salah satu metode konsentrasi gravitasi yang paling tua
yang masih digunakan. Jigging biasanya digunakan untuk konsentrat material
yang relatif kasar dan jika umpan memiliki ukuran yang relatif seragam, misalnya
3-10 mm, maka takkan sulit untuk melakukan proses pemisahan dengan rentang
berat jenis yang sempit pada mineral didalam feed, misalnya fluorit dengan berat
jenis 3,2 dari silica dengan berat jenis 2,7. Ketika perbedaan berat jenis memiliki
rentang yang jauh, proses konsentrasi yang baik dapat terjadi dengan rentang
ukuran partikel yang relatif jauh. Sirkuit yang menggunakan jigging masih
banyak dioperasikan pada industri batubara, kasiterit, tungsten, emas, barit, dan
bijih besi. Industri tersebut memiliki unit operasi dengan kapasitas yang cukup
besar.[6]
Pada jigging pemisahan mineral berbeda berat jenis dilakukan di bed yang
diberikan fluida oleh arus air yang berdenyut sehingga menghasilkan stratifikasi.

Gambar 2.1 Skematik konstruksi dasar sebuah Jig [ 6]


7

Jig memiliki rentang operasi yang relatif lebar (200-0,1mm) dari setiap
peralatan konsentrasi yang ada, namun untuk bjih besi, ukuran lump ore
maksimum terbatas untuk 30mm. jig dapat diklasifikasikan berdasarkan metode
pengaruh pelebaran bed, sehingga material atau partikel diolah odan dipindahkan
oleh air (moveable screen) dan air tersebut dipindahkan ke tempat lain membawa
partikel (fixed screen). Fixed screen jig dapat dibagi berdasarkan pergerakan air
contohnya plunger, diafragma, pulsating valve dan lain-lainnya. Kedua klasifikasi
utama dapat dibagi lagi bergantung pada metode pemindahan produk mineral
berat dari screen.

2.3 Aksi pada Jigging Concentrator


Persamaan dari gerakan pengendapan partikel didalam fluida dituliskan
dengan persamaan dibawah ini,
mdx
=mg−m' g−D ...................................................(3)
dt
Dimana m merupakan massa dari butir mineral, dx/dt merupakan
percepatan, g merupakan percepatan karena gravitasi, m’ merupakan masa fluida
yang dipindahkan, dan D merupakan ketahanan fluida terhadap pergerakan
partikel. Saat permulaan pergerakan partikel, selama kecepatannya adalah x
sangat kecil, D dapat diabaikan sebagai fungsi kecepatan, sehingga
dx m−m '
dt
=
m ( )
g ............................................................(4)

Selama partikel dan fluida yang dipindahkan volumenya sama,


dx Ds−Df
dt
=
Df ( )
g .........................................................(5)

¿ ( 1−Df
Ds )
g..................................................................(6)

Di mana Ds dan Df masing-masing merupakan berat jenis padatan dan berat jenis
fluida.
8

Percepatan awal butiran mineral tidak bergantung pada ukuran namun


bergantung pada berat jenis padatan dan cairan. Secara teoritis, jika durasi jatuh
cukup pendek dan pengulangan frekuensi jatuh cukup, jarak total yang ditempuh
partikel akan sangat berpengaruh oleh perbedaan percepatan awal, kemudian oleh
berat jenisnya, kecepatan terminal, dan ukuran. Dengan kata lain untuk
memisahkan partikel berat yang kecil dari partikel besar yang ringan siklus
jigging yang pendeklah yang dibutuhkan. Meskipun secara relatif strokes pendek
cepat digunakan untuk memisahkan mineral harlus, pengontrolan lebih dan
startifikasi yang baik dapat diperoleh menggunakan strokes lama dan lambat,
khususnya untuk ukuran partikel kasar. Oleh karena itu penerapan yang baik
untuk screen umpan pada jig dengan rentang ukuran yang berbeda dan diolah
untuk dipisahkan, pengaruh percepatan awal ditunjukan pada gambar dibawah ini,

Gambar 2.2 Perbedaan percepatan awal [ 5]


Pada gambar 2.1 digambarkan partikel terdiri dari partikel-partikel besar
dan kecil. Partikel besar terdiri atas 2 yaitu partikel ringan dan partikel berat.
Partikel kecil juga terdiri dari partikel kecil berat dan partikel kecil ringan. Jika
partikel mineral diuji setelah waktu yang lama, partikel tersebut memiliki
kecepatan terminal yang dibutuhkan dan akan bergerak dengan laju yang
dipengaruhi oleh berat jenis dan ukuran partikel. Selama bed benar-benar
mengemas partikel-partikel secara bebas atau longgar dengan interstisi air
menghasilkan suspensi kecil dari berat jenis, kondisi hindered-settling akan
terjadi, dan jika rasio pengendapan mneral berat dan ringan tinggi maka terjadi
9

free settling. Gambar 2.3 menunjukan pengaruh hindered settling terhadap


pemisahan

Gambar 2.3 Hindered settling [5 ]

Arus ke atas dapat disesuaikan sehingga mengatasi kecepatan kebawah


partikel ringan dan membawanya sehingga terjadi pemisahan. Hal ini dapat
meningkat lebih lanjut sehingga hanya mineral berat yang menetap, namun hal ini
semu ketika tidak mungkin memisahkan mineral kecil yang berat dan mineral
besar yang ringan yang memiliki kecepatan terminal yang hampir sama. Hindered
settling terjadi pada pemisahan mineral kasar, dengan waktu lama, stroke harus
lambat, secara praktik,dengan umpan yang kasar, mustahil partikel yang besar
untuk mencapai kecepatan terminalnya. Pada akhir pulsion stroke, ketika bed
mulai rata, partikel lebih besar saling berpaut, memungkinkan butiran kecil untuk
bergerak kebawh melalui celah-celah partikel besar karena pengaruh gaya
gravitasi. Butiran halus mungkin tidak dapat dengan cepat mengendap selama
consolidation trickling phase ketika percepatan awal atau suspense, tetapi jika
penggabungan trickling dapat dibuat selama mungkin, pengaruh, khususnya pada
recovery partikel kecil yang berat, dapat terjadi.
10

Gambar 2.4 Consolidation trickling [ 5]

Gambar 2.5 Proses jigging ideal. [5 ]


Gambar 2.5 menunjukan proses jigging yang ideal sesuai fenomena yang terjadi.
Dalam jig arus denyut air disebabkan oleh pergerakan piston dengan gerak yang
harmonik. Kecepatan vertikal arus yang melalui bed proporsional dengan
kecepatan piston. Ketika kecepatan tinggi, kecepatan arus yang melalui bed juga
tinggi.[5]

2.4 Pasir Besi


Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang
mana memiliki muara-muara sungai yang banyak disamping wilayah pantai yang
sangat luas. Pasir besi merupakan pasir yang mengandung mineral-mineral
magnetik yang banyak terdapat di daerah pantai, sungaim dan pegunungan
vulkanik. Sampai saat ini, pemanfaatan pasir besi di Indonesia masih kurang
karena pengetahuan tentang pengolahannya yang masih sedikit. Pasir merupakan
mineral endapan yang memiliki ukuran butir 0,074-0,075 mm dengan ukuran
kasar (3-5 mm) dan halus (<1 mm). Berdasarkan lokasi endapannya,
dimungkinkan terjadinya perbedaan karakter fisik kandungan pasir mineral
11

seperti Fe, Ti, Mg, dan Si. Senyawa maknetit (Fe3O4) merupakan suatu mineral
magnetic yang biasanya terdapat di daerah pantai atau sungai. Di alam, senyawa
ini dapat berasal dari variannya, yaitu senyawa titanomagnetit (Fe 3-xTixO4
(0≤x≤1)). Respons yang kuat terhadap medan magnet luar menjadikan magnetit
sangat berguna untuk kepentingan riset dan dalam dunia industri yang berbasis
kemagnetan, misalnya dalam hal rekayasa elektronika, pembuatan magnet
permanen, industri baja, sampai utnuk pembuatan lapisan tipis.[2]
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Proses


Adapun diagram alir dalam proses perbaikan alat Jigging Concentrator
ini adalah sebagai berikut:

Menganalisa dan mengidentifikasi Kerusakan Alat


Jigging Concentrator

Melakukan pembongkaran alat

Melakukan Penggantian Parts yang hilang dan rusak

Melakukan Coating permukaan alat

Membersihkan mika Jigging Bed & Wadah Konsentrat

Merakit kembali alat

Menyiapkan sampel untuk pengujian

Melakukan pengujian dengan variable besar ukuran partikel feed &


jumlah stroke permenit

Menghitung nilai galat dari pengujian


13

Data Pengujian

Literatur
Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Alat Jigging Concentrator

3.2Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan

1. Obeng
2. Tang
3. Screen #60 dan 18#
4. Oven Pemanas
5. Penjepit
6. Timbangan
7. Wadah

3.2.2 Bahan yang digunakan


1. Air
2. Amplas
3. Cat Besi
4. Pasir Besi
5. Pasir Kuarsa
6. Sikat
14

3.3 Prosedur

1. Melakukan analisa dan identifikasi kerusakan yang terjadi pada alat.

2. Membongkar alat jigging concentrator dan menganalisa kerusakan yang terjadi


pada bagian dalam parts.

3. Mengganti parts yang hilang dan rusak sesuai dengan analisa yang sudah
dilakukan.
4. Membersihkan kaca mika dengan menggunakan sikat.

5. Merakit kembali alat jigging concentrator.

6. Menyiapkan sampel pengujian. Sampel pertama dan kedua adalah campuran

7. 0gram pasir besi dan 50 gram pasir kuarsa dengan ukuran partisi -18#. Sampel
ketiga dan keempat adalah campuran 50 gram pasir besi dan 50 gram pasir kuarsa
dengan ukuran partisi -60#.

8. Melakukan pengujian dengan pada sampel pertama dan kedua dengan pengaturan
250 spm (strokes perminute), sedangkan pada sampel ketiga dan keempat
menggunakan pengaturan 280 spm.

9. Melakukan perhitungan nilai galat berdasarkan data yang diambil dari pengujian.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisa Kerusakan


Pada hari pertama hingga hari ketiga dilakukan kegiatan pengamatan
terhadap alat jigging concentrator. Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi kerusakan yang ada pada alat.Identifikasi ini penting guna
mengetahui estimasi dana, treatment, dan peralatan yang diperlukan selama
perbaikan berlangsung. Kegiatan pengamatan dilakukan dengan cara pengamatan
secara visual dan tes kinerja mesin jigging concentrator di Laboratorium
Metalurgi I Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Secara visual terlihat bahwa alat mengalami korosi diberbagai bagian
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
terkelupasnya lapisan coating cat yang ada pada alat, terutama pada parts mesin
penggerak. Hal tersebut menyebabkan terpaparnya material parts terhadap
lingkungan secara langsung yang lambat laun mengakibatkan korosi.
Terkelupasnya cat diakibatkan oleh guncangan yang dialami alat ketika bekerja
seiring waktu merontokkan lapisan cat tersebut.

Gambar 4.1 Karat pada Alat Jigging Concentrator


Pada bagian karet katup pemompa juga mengalami kebocoran setelah
pengamatan visual. Kerusakan tersebut mengakibatkan sejumlah air mengalir
keluar saat alat digunakan. Kerusakan ini mengakibatkan kesulitan pengguna
dalam mengatur debit air yang tepat pada saat penggunaan. Beberapa sekrup dan
baut yang menyangga alat pada meja hilang, sehingga alat berguncang dengan
tempo yang tidak beraturan. Pengkabelan pada alat kurang rapih dan pada bagian
sambungan kabel ke dynamo penggerak dibiarkan terpapar. Kemudian belt
penggerak terlihat sudah aus dan longgar sehingga tidak layak diggunakan.

Pembongkaran alat dilakukan dengan maksud untuk mengidentifikasi


kerusakan-kerusakan yang ada pada parts yang tertutup. Setelah pembongkaran
dilakukan dapat diperoleh data kerusakan-kerusakan yang tidak dapat diamati dari
luar. Kerusakan tersebut di antaranya adalah hilangnya beberapa sekrup, bearing
pada parts penggerak piston yang sudah aus, serta lengan piston yang kendor.
Keruskan-kerusakan tersebut mengakibatkan pergerakan alat menjadi sangat tidak
teratur, sehingga sulit untuk memperoleh jumlah stroke yang dinginkan.
Kemudian pada bagian dynamo penggerak seperti yang sebelumnya sudah
dituliakan, ditemukan sambungan kabel yang terbuka.. Pada bagian dalam
dynamo ditemukan juga sambungan kabel dengan serat tembaga yang terputus,
karat pada bagian rod penggerak,serta banyaknya debu dan kotoran yang melekat
di bagian dalam penutup dynamo. Berdasarkan pengamatan ini dapat dilakukan
rencana perbaikan, perancangan anggaran dan waktu yang digunakan selama
proses perbaikan, sehingga pengerjaannya dapat dilakukan dengan efisien. Alat
yang sudah dibongkar kemudian disimpan dengan baik.

4.2 Proses Perbaikan


Proses perbaikan dilakukan pada hari keempat pada minggu pertama
hingga minggu ke tiga. Piston penggerak alat menjadi perhatian utama dalam
perbaikan ini, mengingat banyaknya keruskan dan menilik dari pengaruhnya
terhadap kinerja alat yang besar andilnya. Pada piston terjadi kerusakan, di
antaranya hilangnya sejumlah baut dan mur yang ada pada bagian dalam tuas
piston serta bearing yang harus diganti. Kerusakan ini dpat diperbaiki dengan
cara yang mudah, cukup dengan pemasangan bearing, baut dan mur baru yang
sesuai. Setelah pemasangan alat dirakit kembali untuk memastikan apakah masih
ada pergerakan yang tidak seharusnya ada pada alat. Hasilnya nihil dan alat
dibongkar kembali. Kebocoran yang ada pada katup piston ditambal
menggunakan lem silikon.

4.3 Pengujian

Anda mungkin juga menyukai