Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN ( AIR TERJUN LASOLO )

MEKANIKA BATUAN

OLEH :

RIKDAL

22117063

KENDARI

2024
KATA PEGENTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ Pengeboran Eksplorasi ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Ir. La
Ode Dzakir, ST., MT., IPP pada bidang studi Teknik Pertambangan di
Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK).

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
sistem pengeboran dan eksplorasi didunia pertambagan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. La Ode
Dzakir, ST., MT., IPP selaku dosen pada bidang studi teknik eksplorasi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya menyadari
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saranyang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini

Kendari, 5 Februari 2024

Rikdal

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN

1.1
Latar Belakang................................................................................. 1
1.2
Tujuan Dan Manfaat ........................................................................ 2
1.2.1. Tujuan................................................................................... 2
1.2.2. Manfaat ................................................................................. 2
1.3 Waktu, Letak Kesampaian Daerah ................................................... 2
1.4 Alat Dan Bahan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mekanika Batuan (Rock Mechanicics) .............................................. 4
2.1 Prinsip Mekanika Batuan (Rock Mechanicics) .................................. 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 13
3.2 Pembahasan ..................................................................................... 25
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 24
4.2 Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
LAMPIRAN ......................................................................................................... 36

iii
DARTAR GAMBAR

(Gambar 3.1.1)Singkapan pertama ....................................................... 13


(Gambar 3.1.2) Sampel batuan pada stasiun pertama ............................ 14
(Gambar 3.1.3)Singkapan kedua .......................................................... 16

(Gambar 3.1.4)Sampel batuan pada stasiun kedua ............................... 16


(Gambar 3.1.5)Singkapan ketiga .......................................................... 18
(gambar 3.1.6) Sampel Batuan Pada Stasiun Ketiga ............................. 18
(Gambar 3.1.7) Sampel Batuan Pada Stasiun Keempat ......................... 20

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Alat dan Bahan Serta Kegunaan……………………………………… 3


Tabel 3.1.1 Parameter Klasifikasi dan Ratingnya……………………………..... 24
Tabel 3.1.2 Kelas Massa Batuan………..……………………………………..... 25
Tabel 3.3 Klasifikasi Kekuatan Batuan…………………………………………. 26

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika batuan adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari perilaku
fisik dan mekanis batuan di bawah pengaruh tekanan dan suhu. Studi ini
mencakup sifat-sifat mekanika batuan, seperti kekuatan, keuletan, elastisitas,
dan deformasi. Mekanika Batuan bertujuan untuk memahami bagaimana
batuan merespon terhadap gaya eksternal, tekanan, dan perubahan suhu, serta
bagaimana batuan dapat berubah bentuk atau pecah sebagai hasil dari tekanan
tersebut.
Tegangan adalah gaya per satuan luas yang bekerja pada batuan,
sedangkan regangan adalah perubahan bentuk atau deformasi yang terjadi
pada batuan sebagai respons terhadap tegangan. Kekuatan batuan mengacu
pada kemampuan batuan untuk menahan tekanan sebelum mengalami
deformasi atau pecah.
Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan terdiri dari
satu atau lebih mineral. Batuan dapat ditemukan di berbagai tempat, mulai
dari lapisan bumi hingga permukaan tanah. Proses pembentukan batuan
melibatkan berbagai faktor seperti pendinginan magma, pengendapan partikel-
partikel padat, atau metamorfosis batuan yang sudah ada. Studi mekanika
batuan sangat penting dalam industri pertambangan, rekayasa geoteknik, dan
eksplorasi minyak dan gas, karena pemahaman yang baik tentang sifat
mekanika batuan dapat membantu dalam perencanaan dan desain struktur
yang aman, seperti pengeboran sumur minyak, pembangunan terowongan,
atau konstruksi bendungan.
Mata kuliah mekanika batuan di perlukan adanya praktikum lapangan
guna lebih memahami klasifikasi massa batuan, klasifikasi rock quality
designation (RQD), dan Klasifikasi kekuatan massa batuan.

1
1.2 Tujuan dan manfaat
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum lapangan mekanika batuan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui klasifikasi massa batuan rock mass rating (RMR)
2. Untuk mengetahui klasifikasi rock quality designation (RQD)
3. Untuk mengetahui klasifikasi kekuatan batuan
1.2.2 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum lapangan mekanika batuan ini adalah


untuk menambah ilmu pengetahuan para mahasiswa untuk
mengimplementasikan ilmu di lapangan yang telah di dapatkan di
perkuliahan

1.3 Waktu, Letak dan Kesampaian Daerah

Praktikum ini di adakan pada hari sabtu tanggal 3 februari 2024.


Kemudian letak praktikum lapangan ini di daerah Kendari Barat tepatnya
air terjun lasolo yang berlokasi di jalan lasolo Kota Kendari, Kesampaian
daerah dari praktikum lapangan ini di mulai dari stasiun 1 di area air terjun
lasolo sampai stasiun 4 di tempat yang sama di jalur menujuh air terjun
lasolo dengan jarak 10 KM dan waktu tempuh selama 30 menit.

1.4 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan serta kegunaan yang di gunakan pada praktikum
lapangan mekanika batuan dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Alat dan Bahan
No Nama Alat Dan Bahan Kegunaan
1 Palu Geologi Untuk mengambil sampel

2 Kompas Untuk menentukan arah lapisan batuan


3 GPS Untuk mengambil titik koordinat
4 Kantong Sampel Untuk menyimpan sampel perstasiun

2
5 Buku Lapangan Untuk menyimpan hasil data lapangan
6 ATK Sebagai alat tulis
7 Karung Untuk mengumpulkan sampel
8 HCl 0,1 M Untuk menentukan komposisi mineral
9 Komparator Untuk menentukan ukuran butir

10 Sampel Batuan Untuk bahan deskripsi laporan lapangan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanika Batuan (Rock Mechanics)

Mekanika batuan (rock mechanics) adalah sebuah teknik dan juga sains
yang bertujuan mempelajari perilaku (behavior) batuan di tempat asalnya untuk
dapat mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut. Salah
satu sifat mekanika batuan yang dibutuhkan pada pekerjaan-pekerjaan teknik
adalah kekuatan batuan (kuat tekan, kuat geser dan kuat tarik), modulus elastisitas
(E), poisson ratio (n), dan kohesi (c). Kuat tekan batuan merupakan parameter
yang sangat penting pada bidang pertambangan dan infrastruktur teknik sipil
(geoteknik).

Pada bidang pertambangan, kuat tekan batuan menentukan metode


penambangan yang akan digunakan, desain tambang bawah tanah, dan
penyanggaan yang akan digunakan. Sedangkan pada bidang teknik sipil, kuat
tekan batuan sangat mempengaruhi disain infrastruktur yang akan dibuat seperti
pada perencanaan bendungan, pondasi dan terwowongan. Mengingat pentingnya
kuat tekan batuan tersebut, maka pengukuran yang akurat dan pemahaman faktor-
faktor yang mempengaruhi kuat tekan menjadi perhatian untuk menghasilkan
pekerjaan pertambangan dan infrastruktur yang lebih stabil/aman dan ekonomis.

Salah satu pengujian sifat mekanik batuan untuk mendapatkan data kuat
tekan batuan yaitu menggunakan Unconfined Compressive Strenght test (UCS)
atau biasa disebut juga uji kuat tekan uniaksial. Umumnya pengujian UCS
dilakukan pada sampel batuan utuh, namun dalam kondisi lapangan gaya tidak
hanya bekerja terhadap batuan utuh melainkan bekerja juga terhadap batuan yang
memiliki struktur rekahan. Penelitian ini fokus untuk mengetahui pengaruh arah
rekahan (joint) terhadap kuat tekan batuan. Aplikasi dari penelitian ini nantinya
dapat digunakan untuk disain pertambangan dan teknik sipil. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Geomekanik dan Rekayasa Batuan Departemen

4
Teknik Pertambangan, Universitas Hasanuddin bekerjasama dengan Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Ehime, Jepang. Contoh batuan diambil
dari lokasi pertambangan marmer PT. Wutama Tri Makmur yang terletak di
Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Minasa Tene, Kabupaten Pangkep
Kesampaian lokasi pengambilan contoh batuan dapat dilihat pada gambar. (Dr.
Eng. Purwanto, ST., MT , 2021)

Mekanika batuan merupakan ilmu teoritis dan terapan tentang perilaku


mekanik batuan, berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya
dari lingkungan sekitarnya (Deere, D.V., dalam Stagg & Zienkiewicz, 1968).

Mekanika batuan mempelajari :

 Mekanisme deformasi kristal-kristal mineral yang mengalami tekanan tinggi


pada temperatur tinggi
 Perilaku triaksial batuan di laboratorium

Stabilitas dinding terowongan, bahkan :

 Mekanisme pergerakan-pergerakan kerak bumi sendiri, dalam hal ini jelas


geologi berperan, antara lain material-material yang terlibat :
 masa batuan yang keberadaannya tidak terlepas dari lingkungan geologi atau
dihasilkan dari lingkungan geologi
 karakter fisiknya, yang merupakan fungsi dari cara terjadinya dan dari semua
proses yang terlibat
 stabilitas dinding terowongan, bahkan
 sejarah geologi pada lokasi kejadian

pentingnya litologi dan jenis batuan litologi suatu batuan memberikan acuan
tentang mineraloginya, tekstur, kemas yang mengarahkan kepada klasifikasi
yang dapat diterima ; (lithology = ilmu tentang batuan).Pentingnya klasifikasi
yang dapat diterima :Jenis batuan, mineralogy, tekstur, fabric (kemas) —>
deskriptif terminologi —> sistem klasifikasi yang dapat diterima, misalnya:
oolitic limestone, bituminous shale.

5
Jenis batuan sama bisa memberikan rentang nilai sifat mekanik yang
panjang Cenderung lithologic name ditinggalkan, diganti dengan nama kelas yang
menggunakan sifat mekanik —> tetap dipertahankan untuk beberapa alasan :

 Setidaknya ada rentang nilai Untuk jenis batuan tertentu sebagian rentang
harganya tinggi/panjang, sebagian lagi pendek. Misalnya: limestone 5.000
lb/in2 hingga 35.000 lb/in2 (rentang harga 30.000; 1 lb/in2 = 0,70307
Ton/m2); rock salt, garam batuan, 3.000 – 5.000 lb/in2 —> rentang harga
2.000 saja.
 Sehubungan dengan tekstur, fabric, structural anisotropy dalam batuan yang
terbentuk secara khusus (a particular origin); misalnya:
a) batuan beku, umumnya punya suatu fabric yang padat dan interlocking,
yang hanya sedikit saja memiliki perbedaan sifat mekanik ke arah-arah yang
berbeda.
b) batuan sedimen berlapis anisotropy in mechanical properties
c) batuan metamorf, foliasi —> lebih-lebih anisotropy

2.2 Prinsip Mekanik Buatan (Rock Mechanics)

Prinsip Dasar Mekanika Batuan mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul


dan mekanisme pembentukan suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah
apabila kita memahami prinsip-prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang
konsep gaya (force), tegasan (stress), tarikan (strain) dan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.

• Gaya (Force)

Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan
suatu benda. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti
gaya gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu
dari suatu benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja di sepanjang suatu sesar di
permukaan bumi). Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja
terhadap semua obyek/materi yang ada di sekeliling kita. Besaran (magnitud)

6
suatu gaya gravitasi adalah berbanding lurus dengan jumlah materi yang ada,
akan tetapi magnitud gaya di permukaan tidak tergantung pada luas kawasan
yang terlibat. Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen gaya yang bekerja
dengan arah tertentu, dimana diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut.
Gaya yang bekerja diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu:
satu tegak lurus dengan bidang permukaan dan satu lagi searah dengan
permukaan. Pada kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi
menjadi dua komponen membentuk sudut tegak lurus antara satu dengan
lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan menjadi tiga komponen gaya, yaitu
komponen gaya X, Y dan Z.

 Tekanan Litostatik

Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal
sebagai tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda
yang berada di dalam air adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang
bergerak ke atas atau volume air yang dipindahkannya.

Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka
batuan yang terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti
benda yang berada dalam air, akan tetapi tekanannya jauh lebih besar
ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal ini disebabkan karena batuan
yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat besar yang dikenal
dengan tekanan litostatik. Tekanan litostatik ini menekan kesegala arah dan
akan meningkat ke arah dalam bumi.

• Tegasan (Stress forces)

Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu
benda. Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi
pada batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar. Tegasan
dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada luasan suatu permukaan
benda dibagi dengan luas permukaan benda tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) /
luas (A). Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai

7
komponen tegasan prinsipal atau tegasan utama, yaitu terdiri daripada 3
komponen, yaitu: σP, σQ dan σR. Tegasan pembeda adalah perbedaan antara
tegasan maksimal (σP) dan tegasan minimal (σR). Sekiranya perbedaan gaya
telah melampaui kekuatan batuan maka retakan/rekahan akan terjadi pada
batuan tersebut. Kekuatan suatu batuan sangat tergantung pada besarnya
tegasan yang diperlukan untuk menghasilkan retakan/rekahan.

 Gaya Tarikan (Tensional Forces)

Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan
perubahan panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-
tiganya.

Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan


berubah volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro
akan mengembang bila gaya hidrostatiknya diturunkan.

Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda.
Bila suatu benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu
fasa elastisitas, fasa plastisitas, dan fasa pecah. Bahan yang rapuh biasanya pecah
sebelum fase plastisitas dilampaui, sementara bahan yang plastis akan mempunyai
selang yang besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah. Hubungan ini dalam
mekanika batuan ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan. Kekuatan batuan, biasanya
mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu dan tekanan
permukaan tertentu. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda,
walaupun terdiri dari jenis yang sama. Hal ini dikarenakan kondisi
pembentukannya juga berbeda-beda. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu
gamping, batu lempung kurang kuat dibandingkan dengan batuan metamorf
(kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit, gabro).Batuan yang
terdapat di Bumi merupakan subyek yang secara terus menerus mendapat gaya
yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau keretakan.
Ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya batuan
tersebut terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya).

8
Penyebab deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya/satuan luas). Oleh
karena itu untuk memahami deformasi yang terjadi pada batuan, maka kita harus
memahami konsep tentang gaya yang bekerja pada batuan. Tegasan (stress) dan
tegasan tarik (strain stress) adalah gaya gaya yang bekerja di seluruh tempat
dimuka bumi. Salah satu jenis tegasan yang biasa kita kenal adalah tegasan yang
bersifat seragam (uniform-stress) dan dikenal sebagai tekanan (pressure). Tegasan
seragam adalah suatu gaya yang bekerja secara seimbang kesemua arah. Tekanan
yang terjadi di bumi yang berkaitan dengan beban yang menutupi batuan adalah
tegasan yang bersifat seragam. Jika tegasan kesegala arah tidak sama (tidak
seragam) maka tegasan yang demikian dikenal sebagai tegasan
diferensial.Komposisi – Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar
bersifat sangat retas. Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit
bersifat lentur. Hal tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat
satu dan lainnya. Jadi, komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi
suatu faktor dalam menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek lainnya adalah
hadir tidaknya air. Air kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan kimia
dan mengitari butiran mineral sehingga dapat menyebabkan pergeseran. Dengan
demikian batuan yang bersifat basah cenderung akan bersifat lentur, sedangkan
batuan yang kering akan cenderung bersifat retas.
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu
volume yang ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis
porositas yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Secara matematis
porositas dapat dituliskan Sebagai contoh, apabila batuan mempunyai media
berpori dengan volume 0,001 m3, dan media berpori tersebut dapat terisi air
sebanyak 0,00023 m3, maka porositasnya Pada kenyataannya, porositas didalam
suatu sistem panasbumi sangat bervariasi. Contohnya didalam sistem reservoir
rekah alami, porositas berkisar sedikit lebih besar dari nol, akan tetapi dapat
berharga sama dengan satu (1) pada rekahannya. Pada umumnya porositas rata-
rata dari suatu sistem media berpori berharga antara 5 – 30%.

Permeabilitas adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu


fluida untuk mengalir pada media berpori. Parameter ini dihubungkan dengan

9
kecepatan alir fluida oleh hukum Darcy seperti di bawah ini tanda negatif dalam
persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila tekanan bertambah dalam satu
arah, maka arah alirannya berlawanan arah dengan pertambahan tekanan tersebut.
Dari persamaan (2.3) dapat dinyatakan bahwa kecepatan alir fluida (kecepatan
flux) berbanding lurus dengan k/m, dimana didalam teknik perminyakan, k/m
dikenal sebagai mobility ratio. Permeabilitas mempunyai arah, dimana ke arah x
dan y biasanya mempunyai permeabilitas lebih besar dari pada ke arah z. Sistem
ini disebut anisotropic. (Franklin, J. A. & Dusseault, M.B., 1989)

Siklus pembentukan batuan dimulai dari magma keluar dan membeku dan
terbentuk batuan beku (lihat Gambar 1.6). Setelah batuan beku terpapar di
permukaan atau dekat permukaan, maka akan terjadi proses pelapukan dan
hasilnya yang berupa material lapuk akan ter-transport dan diendapkan atau
mengalami sedimentasi sehinga hasil akhimya disebut sedimen (Gambar 1.7). Jika
material sedimen tersebut mengalami konsolidasi dan tegangan, maka material
tersebut akan menjadi batuan sedimen. Dalam fungsi waktu dan jika batuan
sedimen mengalami pembebanan dan temperatur di dalam bumi maka batuan
tersebut akan mengalami metamorfose sehingga terbentuk batuan metamorf.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa batuan beku atau batuan sedimen atau
batuan metamorf yang mengalami pelapukan dapat menjadi batuan sedimen barn.
Demikian juga halnya dengan kejadian batuan metamorf barn, bahwa apakah
batuan beku atau batuan sedimen atau batuan metamorf jika mengalami
metamorfose $kan dapat menjadi batuan metamorf barn. Beberapa ciri dari batuan
beku (igneous rocks) adalah bahwa batuan tersebut berasal langsung dari
pembekuan magma. Jika batuan beku tersebut diklasifikasikan sebagai batuan
beku asam maka kenampakannya bewarna terang dan kandungan SiC>2 akan
lebih besar daripada 55%. Sedangkan untuk batuan beku sedang akan berwama
agak terang, dan kandungan SiC>2 sekitar 50 -55%, dan batuan beku basa
berwama gelap dengan kandungan SiC>2 lebih kecil daripada 50%. Beberapa ciri
dari batuan sedimen (sedimentary rocks) adalah berlapis-lapis, yang merupakan
hasil pelapukan dari batuan lain yang diendapkan bisa secara fisik atau kimia dan
yang telah mengalami transportasi melalui air, atau angin dan gravitasi.

10
Sedangkan urutan perlapisannya selalu mengikuti hukum superposisi (tua ke
muda). Ciri lainnya adalah bahwa batuan sedimen bisa terkonsolidasi atau tidak
terkonsolidasi. Akibat dari aktivitas tektonik maka batuan sedimen dapat
mengalami perlipatan seperti sinklin atau antiklin dan juga dapat tersesarkan yang
berupa sesar, kekar, tergeser. Proses pembentukan batuan metamorpik
(metamorphic rocks) dapat berasal dari batuan lainnya yang mengalami tekanan
dan panas yang tinggi. Pada proses pembentukannya tidak ada penambahan unsur
barn, dan yang ada adalah proses rekristalisasi. (selang-seling lapisan dan butiran)
dan masif . John Wilwy & Sons Hoek. E. & Bray, J. (1981)

Perubahan Bentuk Perlapisan Proses tektonik akan mengakibatkan terjadi


perubahan bentuk perlapisan, yang tadinya perlapisan itu mendatar bisa berubah
menjadi seperti bentuk perlipatan, pergeseran,serta proses perubahan lainnya.
Salah satu contoh perlipatan dan pergeseran. Berbicara mengenai bidang
diskontinyu pada batuan tidak lepas dari proses metamorfosa pada tumbukan
lempeng tektonik. Proses tektonik lempeng terdiri dari tiga proses yaitu divergens
(dua lempeng saling berpisah), transform (dua lempeng bergerak saling
berpapasan) dan yang terakhir konverges (dua lempeng saling bertemu). Peristiwa
metamorfosa pada tumbukan lempeng adalah peristiwa konvergens, yaitu
pergerakan saling mendekati antar kerak samudra dan kerak benua yang
menyebabkan kerak samudra menujam kedalam mantel sehingga terbentuk palung
atau zona subduksi, dan terbentuk pegunungan vulkanik andesitic, akibat
pencaciran kerak benua dan kerak samudra. Urutan perlapisan batuan yang
tercndapkan diatas lapisan yang lebih tua batuan beku dan metamorf merupakan
suatu bentuk ketidakselarasan. Perlapisan ini akan berubah akibat adanya proses
tektonik, dan adanya suatu proses erosi pada permukaan. Selanjutnya akan
diendapkan kembali dan berikut erosi pada permukaan setelah adanya perubahan,
dan hasilnya proses pengendapan ini dikenal denan ketidakselarasan menyudut
(angular unconforminity). Berikut dengan adanya pengangkatan akibat proses
tektonik dimana tidak mengalami perubahan tetapi terjadi erosi pada permukaan.
Proses pengendapan berlangsung dan teijadi pula proses erosi pada permukaan

11
yang lama, tidak menyebabkan perubahan. Keadaan ini dikenal dengan nama
ketidakselarasan ( Franklin, J. A. & Dusseault, M.B., 1989 ).

12
BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Penelitian

Adapun hasil dari penelitian praktikum mekanika batauan yang berlokasi


di air terjun lasolo sebagai berikut :

3.1.1 Stasiun : 1

Gambar 3.1.1 singkapan pertama.


Titik koordinat : 3°57'37.22" S, 122°34'29.0,1"E
Strike dan Dip : N 60°E/19°
Lebar dan Panjang Singkapan : 94 cm / 145 cm

13
Gambar 3.1.2 Sampel batuan pada stasiun pertama

a. Parameter klasifikasi dan ratingnya sebagai berikut :


 Kekuatan batuan :
a) UCS ( 50-100 Mpa )
b) PLI ( 2-4 Mpa )
 Kualitas inti bor RQD : 90-100 % ( rating 20 )
 Jarak antar bidang diskontinu : > 2 m
 Kondisi bidang diskontinu : permukaan yang kasar, pemisahan < 1 mm,
dinding batuk tidak lapuk ( rating 25 )
 Air tanah :
a) Aliran/ 10mm panjang terowongan (I/m) : < 10
b) Tegagngan air kekar/ tegangan major utama : < 0.1
c) Rating : 10
d) Kondisi Umum : Basah

b. Kelas massa batuan yang ditentukan dari total rating dan kelas batuan :
 Nomor kelas : II ( rating ) 61-80
 +Deskripsi : Batu baik
 Rata-rata stand up time : 1 tahun 5 m span

14
 Cohesion dari massa batuan : 300-400
 Sudut gesek dalam : 35-45

c. Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD) :

RQD = 12+18+12 100%


42
= 42/42 100%
= 100 %

d. Klasifikasi Kekuatan Batuan ( Bieniawski, 1989 ) :


 Terkelupas palu geologi :
a) UCS ( Mpa ) : > 250
b) Rating : 15

15
3.1.2 Stasiun :2

Gambar 3.1.3 singkapan kedua.


Titik koordinat : 3°57'38.38" S, 122°34'29.83"E
Strike dan Dip : N 102°E/29°
Lebar dan Panjang Singkapan : 20 cm / 115 cm

Gambar 3.1.4 Sampel batuan pada stasiun kedua

a. Parameter klasifikasi dan ratingnya sebagai berikut :

16
 Kekuatan batuan : UCS ( 5-25 Mpa )
 Kualitas inti bor RQD : 90-100 % ( rating 20 )
 Jarak antar bidang diskontinu : > 2 m
 Kondisi bidang diskontinu : permukaan yang kasar, pemisahan < 1 mm,
dinding batuk tidak lapuk ( rating 25 )
 Air tanah :
a) Aliran/ 10mm panjang terowongan (I/m) : < 10
b) Tegagngan air kekar/ tegangan major utama : < 0.1
c) Rating : 10
d) Kondisi Umum : Lembab

b. Kelas massa batuan yang ditentukan dari total rating dan kelas batuan :
 Nomor kelas : II ( rating ) 61-80
 Deskripsi : Batu baik
 Rata-rata stand up time : 1 tahun 5 m span
 Cohesion dari massa batuan : 300-400
 Sudut gesek dalam : 35-45

c. Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD) :

RQD = 16+10+16+20+13 100%


90
= 75/90 . 100%
= 83 %

d. Klasifikasi Kekuatan Batuan ( Bieniawski, 1989 ) :


 Terkelupas palu geologi :
c) UCS ( Mpa ) : > 250
d) Rating : 15

17
3.1.3 Stasiun :3

Gambar 3.1.5 singkapan ketiga.


Titik koordinat : 3°57'42.01" S, 122°34'29.42"E
Strike dan Dip : N 141°E/21°
Lebar dan Panjang Singkapan : 84 cm / 115 cm

Gambar 3.1.6 Sampel Batuan Pada Stasiun Ketiga

18
a. Parameter klasifikasi dan ratingnya sebagai berikut :
 Kekuatan batuan :
a) UCS ( 50-100 Mpa )
b) PLI ( 2-4 MPa )
 Kualitas inti bor RQD : < 50-75% ( rating 13 )
 Jarak antar bidang diskontinu : > 200-600 mm
 Kondisi bidang diskontinu : permukaan yang kasar, pemisahan < 1 mm,
dinding batuk sangat lapuk ( rating 20 )
 Air tanah :
a) Aliran/ 10mm panjang terowongan (I/m) : 10-25
b) Tegagngan air kekar/ tegangan major utama : 0.1-0.2
c) Rating : 7
d) Kondisi Umum : Basah

b. Kelas massa batuan yang ditentukan dari total rating dan kelas batuan :
 Nomor kelas : III ( rating ) 41-60
 Deskripsi : Batu Sedang
 Rata-rata stand up time : 1 minggu 5 m span
 Cohesion dari massa batuan : 200-300
 Sudut gesek dalam : 25-35

c. Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD) :

RQD = 25+20+15+10+20 100%


120
= 90/120 . 100%
= 75 %

d. Klasifikasi Kekuatan Batuan ( Bieniawski, 1989 ) :


 Terkelupas palu geologi :
e) UCS ( Mpa ) : > 250 Rating : 15

19
3.1.4 Stasiun :4
Titik koordinat : 3°38'122.34" S, 122°33'44.42"E
Strike dan Dip : N 181°E/21°
Lebar dan Panjang Singkapan : 81 cm / 82 cm

Gambar 3.1.7 Sampel Batuan Pada Stasiun Keempat

a. Parameter klasifikasi dan ratingnya sebagai berikut :


 Kekuatan batuan :
a) UCS ( 50-100 Mpa )
b) PLI ( > 10Mpa )
 Kualitas inti bor RQD : < 90-100% ( rating 15 )
 Jarak antar bidang diskontinu : > 200-600 mm
 Kondisi bidang diskontinu : permukaan yang kasar, pemisahan < 2 mm,
dinding batuk sangat lapuk ( rating 20 )
 Air tanah :
a) Aliran/ 10mm panjang terowongan (I/m) : Tidak Ada
b) Tegagngan air kekar/ tegangan major utama : 0
c) Kondisi umum : Kering
d) Rating : 15
e) Kondisi Umum : Kering

20
b. Kelas massa batuan yang ditentukan dari total rating dan kelas batuan :
 Nomor kelas : I ( rating ) 81-100
 Deskripsi : Batu Sangat Baik
 Rata-rata stand up time : 20 tahun 5 m span
 Cohesion dari massa batuan : > 400
 Sudut gesek dalam : > 45

c. Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD) :

RQD = 17+20+16 100%


80
= 53/80 . 100%
= 66 %

d. Klasifikasi Kekuatan Batuan ( Bieniawski, 1989 ) :


 Terkelupas palu geologi :

a)UCS ( Mpa ) : > 250

b)Rating : 15

21
KLASIFIKASI MASSA BATUAN Rock Mass Rating

( RMR )

 Parameter klasifikasi dan Ratingnya

Tabel 3.1.1 Parameter klasifikasi dan Ratingnya

22
・ Kelas Massa Batuan Ditentukan Dari Total Rating & Arti dari kelas batuan

Tabel 3.1.2 Kelas Massa Batuan

• Klasifikasi Rock Quality Designation ( RQD )

Gambar 3.1.5 Klasifikasi Rock Quality Designation ( RQD )

23
• Klasifikasi Kekuatan Batuan (Bieniawski, 1989)

Tabel 3.1.3 Klasifikasi Kekuatan Batuan

24
3.2 Pembahasan
Adapun pembahasan dari praktikum lapangan Mekanika Batuan Sebagai
berikut:
3.2.1 Singkapan 1
Pada Pengamatan pada singkapan 1 (satu) saya melakukan
Identifikasi Sifat Fisik Pada Singkapan dan Batuan dengan sifat yaitu,
warna lapuk coklat dikarenakan warnanya telah terkontaminasi oleh
lingkungan dan warna segar abu-abu dikarenakan warna asli batuan dan
belum terkontaminasi oleh lingkungan, ukuran butir pasir halus, Bentuk
butir yaitu boulder, Kemas yaitu Tertutup, Permeabilitas Buruk, Struktur
Berlapis dari pengamatan ini dapat disimpulkan nama Batuannya yaitu
Batu Pasir.

KLASIFIKASI MASSA BATUAN


ROCK MASS RATING (RMR)
Klasifikasi Kekuatan Batuan (Bieniawski, 1989)
Hammer Test UCS (MPa) Rating
Tergores Pisau – Pukulan Palu 5 – 25 2

Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD)

0 + 14 + 10 + 0 + 0
× 100%
100

= 24 %
1 Meter

25
Penentuan metode RQD di hitung berdasarkan pengukuran dari lapisan
batuan yang di jumlahakan seluruhnya.

Parameter Klasifikasi dan Retingnya


Parameter Klasifikasi dan Ratingnya dapat dilihat dari Parameter berikut ini

Kelas Massa Batuan Ditentukan Dari Total Rating dan Arti dari Kelas
Batuan
Penentuan Kelas Massa Batuan dapat dilihat di bawah ini dari hasil
penjumlahan Parameter Klasifikasi dapat ditentukan dengan menjumlahakan
seluruh nilai Rating dari Parameter klasifikasi.

26
3.2.2 Singkapan 2
Pada Pengamatan pada singkapan 2 (Dua) saya melakukan
Identifikasi Sifat Fisik Pada Singkapan dan Batuan dengan sifat yaitu,
warna lapuk coklat dikarenakan warnanya telah terkontaminasi oleh
lingkungan dan warna segar abu-abu dikarenakan warna asli batuan dan
belum terkontaminasi oleh lingkungan, ukuran butir lanau, Bentuk butir
yaitu rounder, Kemas yaitu Tertutup, Permeabilitas Buruk, Struktur
Berlapis dari pengamatan ini dapat disimpulkan nama Batuannya yaitu
Batu Lanau.

KLASIFIKASI MASSA BATUAN


ROCK MASS RATING (RMR)
Klasifikasi Kekuatan Batuan (Bieniawski, 1989)
Hammer Test UCS (MPa) Rating
Tergores Pisau – Pukulan Palu 5 – 25 2

Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD)

11 + 15 + 12 + 26
× 100%
100

= 64 %
1 Meter

Penentuan metode RQD di hitung berdasarkan pengukuran dari lapisan


batuan yang di jumlahakan seluruhnya.

27
Parameter Klasifikasi dan Retingnya
Parameter Klasifikasi dan Ratingnya dapat dilihat dari Parameter berikut ini

Kelas Massa Batuan Ditentukan Dari Total Rating dan Arti dari Kelas
Batuan
Penentuan Kelas Massa Batuan dapat dilihat di bawah ini dari hasil
penjumlahan Parameter Klasifikasi dapat ditentukan dengan menjumlahakan
seluruh nilai Rating dari Parameter klasifikasi.

28
3.2.3 Singkapan 3
Pada Pengamatan pada singkapan 2 (Dua) saya melakukan
Identifikasi Sifat Fisik Pada Singkapan dan Batuan dengan sifat yaitu,
warna lapuk coklat dikarenakan warnanya telah terkontaminasi oleh
lingkungan dan warna segar abu-abu dikarenakan warna asli batuan dan
belum terkontaminasi oleh lingkungan, ukuran butir Pasir Halus, Bentuk
butir yaitu Boulder, Kemas yaitu Tertutup, Permeabilitas Buruk, Struktur
Berlapis dari pengamatan ini dapat disimpulkan nama Batuannya yaitu
Batu Pasir.

KLASIFIKASI MASSA BATUAN


ROCK MASS RATING (RMR)
Klasifikasi Kekuatan Batuan (Bieniawski, 1989)
Hammer Test UCS (MPa) Rating
Tergores Pisau – Pukulan Palu 5 – 25 2

Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD)

18 + 0 + 14 + 27 + 18
× 100%
100

= 77 %
1 Meter

29
Penentuan metode RQD di hitung berdasarkan pengukuran dari lapisan
batuan yang di jumlahakan seluruhnya.

Parameter Klasifikasi dan Retingnya


Parameter Klasifikasi dan Ratingnya dapat dilihat dari Parameter berikut ini

Kelas Massa Batuan Ditentukan Dari Total Rating dan Arti dari Kelas
Batuan
Penentuan Kelas Massa Batuan dapat dilihat di bawah ini dari hasil
penjumlahan Parameter Klasifikasi dapat ditentukan dengan menjumlahakan
seluruh nilai Rating dari Parameter klasifikasi.

30
3.2.4 Singkapan 4
Pada Pengamatan pada singkapan 2 (Dua) saya melakukan
Identifikasi Sifat Fisik Pada Singkapan dan Batuan dengan sifat yaitu,
warna lapuk coklat dikarenakan warnanya telah terkontaminasi oleh
lingkungan dan warna segar abu-abu dikarenakan warna asli batuan dan
belum terkontaminasi oleh lingkungan, ukuran butir Pasir Halus, Bentuk
butir yaitu Boulder, Kemas yaitu Tertutup, Permeabilitas Buruk, Struktur
Berlapis dari pengamatan ini dapat disimpulkan nama Batuannya yaitu
Batu Pasir.

KLASIFIKASI MASSA BATUAN


ROCK MASS RATING (RMR)
Klasifikasi Kekuatan Batuan (Bieniawski, 1989)
Hammer Test UCS (MPa) Rating
Tergores Pisau – Pukulan Palu 5 – 25 2

Klasifikasi Rock Quality Designation (RQD)

18 + 0 + 14 + 27 + 18
× 100%
100
1 Meter

= 77 %

31
Penentuan metode RQD di hitung berdasarkan pengukuran dari lapisan
batuan yang di jumlahakan seluruhnya.

Parameter Klasifikasi dan Retingnya


Parameter Klasifikasi dan Ratingnya dapat dilihat dari Parameter berikut ini

Kelas Massa Batuan Ditentukan Dari Total Rating dan Arti dari Kelas
Batuan
Penentuan Kelas Massa Batuan dapat dilihat di bawah ini dari hasil
penjumlahan Parameter Klasifikasi dapat ditentukan dengan menjumlahakan
seluruh nilai Rating dari Parameter klasifikasi.

32
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 kesimpulan
Adapun kesimpulan dari saya yaitu mekanika batuan adalah ilmu yang
penting untuk memahami dan memprediksi perilaku batuan dan massa batuan.
Ilmu ini memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang teknik dan geologi.
Mekanika batuan adalah ilmu yang terus berkembang, dengan penelitian baru
yang dilakukan setiap saat. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk
mempelajari mekanika batuan, termasuk buku, artikel, dan situs web. Profesional
yang bekerja di bidang mekanika batuan biasanya memiliki latar belakang di
bidang teknik, geologi, atau ilmu material. Mekanika batuan memiliki aplikasi
luas dalam berbagai bidang, antara lain:
Teknik pertambangan: Untuk desain tambang bawah tanah dan terbuka,
serta untuk analisis stabilitas lereng.
Teknik sipil: Untuk desain terowongan, bendungan, fondasi, dan struktur
lainnya yang dibangun di atas atau di dalam batuan.
Geologi teknik: Untuk analisis bahaya geologi seperti tanah longsor dan
gempa bumi.
Perminyakan dan gas bumi: Untuk desain sumur bor dan untuk analisis
stabilitas formasi batuan.
4.2 Saran
Adapun saran dari saya yaitu bersikaplah observatif (luangkan waktu
untuk melihat-lihat dan memperhatikan detailnya). Bersikaplah penasaran (ajukan
pertanyaan dan jangan takut untuk bereksperimen). Bersikaplah terbuka untuk
belajar selalu ada hal baru untuk dipelajari tentang mekanika batuan.
Kunjungan lapangan bisa menjadi cara yang bagus untuk mempelajari
mekanika batuan dan melihat fitur-fitur yang telah Anda pelajari di kelas. Dengan
mengikuti tips di atas, Anda bisa mendapatkan pengalaman yang bermanfaat dan
berkesan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Eng. Purwanto , 2021 Division of Geotechnical & Transportation Engineering


(1984), Laboratory Manual for Rock Testing, Asian Institute of
Technology
Franklin, J. A. & Dusseault, M.B., 1989, Rock Engineering, McGraw Hill
Publishing Co Goodman, R. E., 1989, Introduction to Rock
Mechanics
John Wilwy & Sons Hoek. E. & Bray, J. (1981), Rock Slope Engineering, 3rd
ed., The Institution of Mining and Metallurgy, London Jumikis, A.
R., 1983, Rock Mechanics, Gulf Publishing Co
Rai, M. A., 1988, Mekanika Batuan, Lab Geoteknik ITB

35
LAMPIRAN

Lampiran: Peta Praktikum Lapangan Mekanika Buatan

36

Anda mungkin juga menyukai