Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INSDUSTRI


TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK
MENGUKUR POROSITAS DENGAN METODE PERPINDAHAN
FLUIDA

Hari, Tanggal : Jumat, 22 September 2023


Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Praktikan : Astrid Candra Dewi 121150056
Asisten : Fadila Rahmawati 120150016
Yoga Prabu Ananta 120150022

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pendahuluan ini sebagai salah satu
komponen penilaian dalam praktikum geologi teknik. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Dosen pengampu mata kuliah geologi teknik yang telah memberikan petunjuk
dalam kegiatan praktikum.
3. Seluruh asisiten praktikum geologi teknik, khususnya asisten praktikum shift 4
yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama berlangsungnya
kegiatan praktikum.
4. Semua pihak yang telah mendukung penulis sehingga tugas pendahuluan ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas pendahuluan ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan
tugas pendahuluan ini. Semoga tugas pendahuluan ini bermanfaat bagi pembaca.

Lampung Selatan, 22 September 2023


Penulis

Astrid Candra Dewi

NIM. 121150056

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
I.2. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
II.1. Batuan .................................................................................................................... 3
II.2. Sifat Fisik Batuan................................................................................................... 5
II.3. Porositas ................................................................................................................. 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................... 8
III.1. Alat dan Bahan ..................................................................................................... 8
III.2. Diagram Alir Praktikum ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Diagram Alir Praktikum...................................................................6

iii
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Geologi secara umum merupakan ilmu yang mempelajari bumi, meliputi cara
terjadinya, proses dan sejarah yang berlangsung hingga saat ini, materi pembentuk
bumi, struktur atau bangun bumi, bentuk-bentuk permukaan dan prosesnya yang
terjadi pada masa lalu, kini dan yang akan datang. Geologi juga mempelajari
mahluk hidup yang pernah menghuni bumi sejak kelahirannya pada masa lampau
hingga yang ada sampai sekarang (Putro, Subandrio, & Sutarto, 2019).
Geologi teknik merupakan cabang ilmu geologi yang bergerak dalam bidang
keteknikan seperti pembangunan infrastruktur dan konstruksi, pemeliharaan
bangunan serta resiko dan mitigasi yang dapat terjadi pada proyek- proyek
infrastruktur (Handiman & Irawan, 2016). Bidang ini memadukan prinsip-prinsip
geologi dengan praktik-praktik rekayasa untuk memahami karakteristik geologis
dan geoteknis dari suatu lokasi, sehingga dapat merencanakan dan melaksanakan
proyek-proyek konstruksi, eksplorasi sumber daya alam, manajemen resiko
geoteknik, dan berbagai kegiatan lain yang melibatkan lingkungan geologi.
Geologi teknik sangat penting dalam memastikan keberhasilan proyek-proyek
konstruksi dan pengembangan yang memanfaatkan sumber daya geologis dan
geoteknis. Para profesional geologi teknik, seperti geoteknisi, bekerja sama
dengan insinyur sipil, arsitek, dan pemangku kepentingan lainnya untuk
memastikan bahwa proyek-proyek tersebut berjalan dengan aman dan efisien di
atas atau di dalam bahan geologis yang ada.
Oleh sebab itu, perlu dilakukannya pemahaman mendalam mengenai batuan dan
tanah. Batuan itu sendiri memiliki 2 sifat, yaitu sifat fisik dan sifat mekanik. Sifat
fisik adalah sifat bawaan yang dimiliki oleh batuan itu sendiri seperti porositas,
permeabilitas, densitas dan lainnya. Sedangkan sifat mekanik batuan adalah sifat
yang timbul setelah batuan tersebut diberi gaya (adanya gaya yang bekerja pada
batuan). Contohnya seperti kuat tekan, kuat geser dan kuat tarik.

1
I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Menentukan sifat fisik suatu batuan.
2. Menentukan berat volume porositas dari suatu batuan.
3. Menentukan nilai porositas yang ada pada batuan.
4. Menentukan adanya keterkaitan porositas dengan suatu jenis kekerasan pada
batuan.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Batuan
Batuan adalah benda padat yang terdiri dari satu atau beberapa mineral yang terikat
bersama. Batuan dapat terbentuk melalui berbagai proses geologi, seperti pendinginan
magma, pengendapan sedimen, atau metamorfosis batuan yang sudah ada
sebelumnya. Batuan memiliki sifat fisik dan mekanik yang berbeda-beda tergantung
pada jenis dan cara pembentukannya. Batuan juga dapat menjadi indikator penting
dalam analisis geologi, karena dapat memberikan informasi tentang sejarah geologi
suatu daerah, sumber daya alam yang terdapat di dalamnya, dan kondisi lingkungan
geologi yang mempengaruhi pembentukan batuan tersebut. Oleh karena itu,
penelitian dan analisis batuan menjadi sangat penting dalam bidang geologi (Hilyah,
2021).
Batuan dalam geologi teknik memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai
aspek, seperti perencanaan dan konstruksi bangunan, penambangan, dan pengelolaan
sumber daya alam. Studi geologi teknik sangat penting dalam perencanaan dan
konstruksi bangunan, seperti bendungan dan jalur kereta api. Studi ini meliputi
identifikasi kondisi geologi dan sifat teknis batuan, serta perhitungan daya dukung
batuan sebagai penopang beban bangunan. Pemetaan geologi teknik juga penting
dalam penambangan, seperti pemetaan geologi untuk perencanaan jalur tambang dan
karakterisasi massa batuan pada lokasi konstruksi tambang. Kualitas batuan sangat
mempengaruhi sifat fisik dan mekanik tanah, serta daya dukung batuan sebagai
penopang beban bangunan. Oleh karena itu, penelitian dan analisis batuan menjadi
sangat penting dalam bidang geologi teknik.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik batuan antara lain jenis
batuan, tingkat pelapukan, dan struktur geologi. Kualitas batuan dapat
diklasifikasikan berdasarkan Rock Mass Rating (RMR) dan Geological Strength
Index (GSI). Pemetaan geologi teknik juga dapat membantu dalam identifikasi risiko
bencana alam, seperti longsor. Studi ini meliputi analisis kestabilan lereng dan
identifikasi opsi penanggulangan.

3
Dapat disimpulkan bahwa batuan memiliki peran yang sangat penting dalam bidang
geologi teknik dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Oleh karena
itu, penelitian dan analisis batuan menjadi sangat penting dalam bidang geologi
teknik.
Batuan juga didefenisikan sebagai sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu.
Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral. Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari
batuan. Sedangkan mineral adalah subtansi yang terbentu karena kristalisasi dari
proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia.
Proses terbentuknya batuan dapat bervariasi tergantung pada jenis batuan dan proses
geologi yang terlibat. Berikut adalah beberapa proses terbentuknya batuan yang
menyusun lapisan kerak bumi:
- Pembekuan magma: Batuan beku terbentuk melalui pendinginan magma yang
terjadi di bawah permukaan bumi. Proses ini dapat menghasilkan berbagai jenis
batuan beku, seperti granit, basalt, dan andesit.
- Pengendapan sedimen: Batuan sedimen terbentuk melalui pengendapan partikel-
partikel mineral atau organik yang terbawa oleh air atau angin. Proses ini dapat
menghasilkan berbagai jenis batuan sedimen, seperti batu pasir, batu lempung, dan
batu kapur.
- Metamorfosis: Batuan metamorfik terbentuk melalui perubahan fisik dan kimia
pada batuan yang sudah ada sebelumnya akibat tekanan dan suhu yang tinggi.
Proses ini dapat menghasilkan berbagai jenis batuan metamorfik, seperti marmer,
skist, dan gneiss.
- Vulkanisme: Batuan vulkanik terbentuk melalui erupsi gunung berapi yang
mengeluarkan magma, abu vulkanik, dan material lainnya. Proses ini dapat
menghasilkan berbagai jenis batuan vulkanik, seperti batu apung, tufa, dan breksi.
Dari proses-proses tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batuan, seperti suhu, tekanan, dan kondisi lingkungan
geologi. Oleh karena itu, penelitian dan analisis batuan menjadi sangat penting dalam
bidang geologi untuk memahami sejarah geologi suatu daerah dan memetakan
keberadaan sumber daya alam di dalamnya (Pradani, Sutoyo, Suhardono, &

4
Jayaputra, 2023)
II.2. Sifat Fisik Batuan
Batuan memiliki 2 sifat alami yaitu sifat fisik dan sifat mekanik. Sifat fisik
merupakan sifat alami yang dimiliki oleh batuan sebelum terjadi perubahan akibat
gaya pada batuan tersebut. Sifat mekanik pada batuan merupakan sifat pada batuan
setelah batuan tersebut dikenai gaya. Adapun yang termasuk kedalam sifat fisik
batuan yaitu:
1. Berat jenis: Sifat fisik yang menggambarkan berat batuan per satuan volume.
Berat jenis batuan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan komposisi mineral
yang terkandung di dalamnya.
2. Porositas: Sifat fisik yang menggambarkan rongga atau pori-pori yang terdapat di
dalam batuan. Porositas dapat mempengaruhi kemampuan batuan untuk
menyimpan dan mengalirkan air atau fluida lainnya.
3. Kepadatan: Sifat fisik yang menggambarkan massa batuan per satuan volume.
Kepadatan batuan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan komposisi mineral
yang terkandung di dalamnya.
4. Kekerasan: Sifat fisik yang menggambarkan tingkat kekerasan batuan. Kekerasan
batuan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan struktur kristal mineral yang
terkandung di dalamnya.
5. Kekuatan: Sifat mekanik yang menggambarkan kemampuan batuan untuk
menahan tekanan atau beban. Kekuatan batuan dapat bervariasi tergantung pada
jenis dan struktur kristal mineral yang terkandung di dalamnya.
6. Kelenturan: Sifat mekanik yang menggambarkan kemampuan batuan untuk
menahan deformasi atau perubahan bentuk. Kelenturan batuan dapat bervariasi
tergantung pada jenis dan struktur kristal mineral yang terkandung di dalamnya.
Dari sifat-sifat fisik tersebut, dapat disimpulkan bahwa batuan memiliki sifat fisik dan
mekanik yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan cara pembentukannya. Oleh
karena itu, penelitian dan analisis sifat fisik batuan menjadi sangat penting dalam
bidang geologi untuk memahami sejarah geologi suatu daerah dan memetakan
keberadaan sumber daya alam di dalamnya (Ramadhan, 2016).

5
II.3. Porositas
Porositas batuan adalah sifat fisik yang menggambarkan rongga atau pori-pori
yang terdapat di dalam batuan. Porositas batuan dapat mempengaruhi
kemampuan batuan untuk menyimpan dan mengalirkan air atau fluida
lainnya. Berikut adalah beberapa informasi tentang porositas batuan yang
dapat ditemukan dalam artikel-artikel yang ditemukan:
• Porositas batuan dapat diukur dengan berbagai metode, seperti pengukuran
langsung pada sampel batuan atau menggunakan teknologi seismik.
• Porositas batuan dapat bervariasi tergantung pada jenis batuan dan kondisi
lingkungan geologi di mana batuan tersebut terbentuk.
• Batuan karbonat memiliki porositas yang tinggi karena terbentuk melalui
pengendapan partikel-partikel mineral atau organik yang terbawa oleh air atau
angin.
• Porositas batuan dapat mempengaruhi kemampuan batuan untuk menjadi
reservoir minyak atau gas bumi. Batuan dengan porositas yang tinggi dapat
menyimpan lebih banyak minyak atau gas bumi.
• Porositas batuan juga dapat mempengaruhi kemampuan batuan untuk menjadi
penopang beban bangunan. Batuan dengan porositas yang tinggi dapat
memiliki kekuatan yang lebih rendah.
Dari informasi-informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa porositas batuan
merupakan sifat fisik yang penting dalam analisis geologi, terutama dalam
penelitian dan pengelolaan sumber daya alam. Porositas batuan dapat
mempengaruhi kemampuan batuan untuk menyimpan dan mengalirkan air atau
fluida lainnya, serta mempengaruhi kemampuan batuan untuk menjadi reservoir
minyak atau gas bumi. Oleh karena itu, penelitian dan analisis porositas batuan
menjadi sangat penting dalam bidang geologi (M. Rahmawan, 2016).
Porositas dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu iklim, kelembapan dan stuktur.
Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat
mempengaruhi porositas. Porositas batuan juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti jenis batuan dan kondisi lingkungan geologi di mana batuan
tersebut terbentuk. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

6
porositas batuan yang dapat ditemukan dalam artikel-artikel yang ditemukan:
• Jenis batuan: Jenis batuan dapat mempengaruhi porositas batuan karena setiap
jenis batuan memiliki struktur dan komposisi mineral yang berbeda-beda.
Batuan sedimen, seperti batu pasir dan batu lempung, cenderung memiliki
porositas yang lebih tinggi daripada batuan beku, seperti granit dan basalt.
• Kondisi lingkungan geologi: Kondisi lingkungan geologi di mana batuan
terbentuk juga dapat mempengaruhi porositas batuan. Misalnya, batuan yang
terbentuk di lingkungan laut atau danau cenderung memiliki porositas yang
lebih tinggi karena terdapat banyak organisme dan partikel-partikel mineral
yang terendapkan di dalamnya.
• Tekanan dan suhu: Tekanan dan suhu juga dapat mempengaruhi porositas
batuan. Batuan yang terbentuk di bawah tekanan dan suhu yang tinggi, seperti
batuan metamorfik, cenderung memiliki porositas yang lebih rendah daripada
batuan yang terbentuk di lingkungan yang lebih dingin.
• Pelapukan: Tingkat pelapukan batuan juga dapat mempengaruhi porositas
batuan. Batuan yang telah mengalami pelapukan cenderung memiliki
porositas yang lebih tinggi karena terdapat banyak rongga dan celah di
dalamnya (Ali, Nashrullah, Premonowati, Sakina, & Umam, 2021).
Dari faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa porositas batuan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi tergantung pada
jenis dan kondisi lingkungan geologi di mana batuan tersebut terbentuk. Oleh
karena itu, penelitian dan analisis porositas batuan menjadi sangat penting dalam
bidang geologi untuk memahami sejarah geologi suatu daerah dan memetakan
keberadaan sumber daya alam di dalamnya.

7
BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum berlangsung sebagai
berikut:
1. 2 buah palu geologi (dari lab)
2. 1 buah pisau (per kelompok)
3. 1 buah timbangan Ohaus dengan ketelitian 0.01 gram (dari lab)
4. 3 batuan core (dari lab)
5. Air Jernih (2 liter dari lab)
6. Ember tinggi ukuran ±30 cm (per kelompok)
7. Lup (Masing masing praktikan)
III.2 Diagram Alir Praktikum
Terdapat langkah pengerjaan yang harus diikuti pada praktikum ini dalam
mengolahsampel kedalam bentuk diagram alir sebagai berikut:

MULAI

Pengumpulan
Data

Menentukan berat Menentukan suatu sifat


volume dan nilai fisik dan kekerasan
porositas suatu batuan. pada batuan.

2 Kelompok berada pada 1 kelompok dari 1 shift ke


lapangan (Embung E).
lab dan 1 kelompok berada
pada lapangan (Embung E).
Setelah di lapangan tepatkan
posisi pada singkapan batuan.
Kelompok pada lab
mengambil batuan core
(berbentuk tabung).

8
Mengukur tinggi dan Telitilah batuan
diameter pada batuan yang ada pada
core tersebut. singkapan tersebut.

Setelah mengukur core kering tersebut Catat deskripsi batuan menggunakan


di timbang menggunakan ohaus. analisis lup dan perkirakan berapa
kekerasan pada batuan menggunakan alat
Catat hasil dari timbangan core kering. seperti kuku, pisau, atau hammer (palu).

Siapkan ember dan masukkan 2


liter air ke dalam ember tersebut.

Tunggu core tersebut


sampai benar benar
basah ± 30 menit

Setelah 30 menit angkat


core dan timbang core
basah ke timbangan ohaus.

HASIL

Keterangan: SELESAI

: Mulai atau selesai

: Input atau output

: Proses

Gambar III.1. Diagram alir penelitian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. M., Nashrullah, F. M., Premonowati, Sakina, B. W., & Umam, Z. (2021).
STUDI DIAGENESA DAN FASIES BATUAN KARBONAT
TERHADAP PERKOLASI AIR TANAH UNTUK PENENTUAN
AKUIFER PERKOLASI AIR TANAH UNTUK PENENTUAN
AKUIFER DAERAH PACEREJO, SEMANU, GUNUNG KIDUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.
Arifin, M., Harryanto, R., Putri, N. D., & Sandrawati, A. (2018). Pengaruh Posisi
Lereng terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di.
Soilrens.
Balfas, M. D. (2015). Geologi Untuk Pertambangan Umum. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Budiman, Khoirunisa, I., & Kurniasih, R. (2021). PENGARUH KADAR AIR
TANAH TERSEDIA DAN PENGELOLAAN PUPUK TERHADAP
PERTUMBUHAN MENIRAN (Phyllanthus niruri). Jurnal Pertanian
Presisi.
Handiman, I., & Irawan, P. (2016). ANALISA GEOLOGI TEKNIK DALAM
PERENCANAAN BENDUNG DAERAH IRIGASI PARIGI
KABUPATEN PANGANDARAN. Jurnal Siliwangi.
Harjdowigeno, S. (2014). Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hilyah, A. F. (2021). Studi Geologi dan Geofisika Batuan Gunung Bromo dan
Sekitarnya. Sewagati.
Massora, M. R., Munandar, Y. K., Prasetyadi, C., Prastistho, B., Pratiknyo, B., &
Rodhi, A. (2018). HUBUNGAN STRUKTUR GEOLOGI DAN SISTEM
AIR TANAH. Yogyakarta.
Pradani, D. I., Sutoyo, H. D., Suhardono, A., & Jayaputra, H. A. (2023).
ANALISIS KARAKTERISTIK KEKASARAN PERMUKAAN BIDANG
DISKONTINU PADA BATUAN HASIL ERUPSI GUNUNG SEMERU.

10
JURNAL GEOMINERBA . JURNAL GEOLOGI, MINERAL DAN
BATUBARA.
Putro, R. S., Subandrio, A., & Sutarto. (2019). GEOLOGI DAN PENGARUH
ALTERASI TERHADAP POTENSI GERAKAN TANAH DAERAH
CITOREK KIDUL, KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN LEBAK
PROVINSI BANTEN. Jurnal Ilmiah Geologi Pangea.
Ramadhan, B. A. (2016). GEOLOGI DAN KENDALI SIFAT FISIK DAN
MEKANIK TANAH TERHADAP POTENSI GERAKAN TANAH
DAERAH BOROBUDUR DAN SEKITAR, KECAMATAN
BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA
TENGAH (Doctoral dissertation, UPN" Veteran" Yogyakarta).

11
12

Anda mungkin juga menyukai