Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS KONDISI GEOMORFOLOGI PANTAI DAN PERAIRAN

PANTAI DESA SUNGAI DUA LAUT

LAPORAN PRAKTIK LAPANG GEOLOGI LAUT

KHAIRU HASBI
2110716110008

PRODI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Analisis Kondisi Geomorfologi Pantai dan Perairan Pantai


Desa Sungai Dua Laut.
Nama Mahasiswa : Khairu Hasbi

NIM : 2110716110008

Laporan Praktek Telah Diperiksa dan Disetujui oleh:

Dosen Pengampu Mata Kuliah Geologi Laut

Dosen I Dosen II Dosen III

Baharuddin, S.Kel, M.Si. Ira Puspita Dewi, S.Kel, Nursalam, S.Kel. M.S
M.Si

NIP.197910102008011019 NIP.1981104232005012004 NIP. 19770822008121002

Tanggal Disetujui : Desember 2022

Hal | 1
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya Laporan Pratek Lapang Geologi Laut dapat diselesaikan. Walaupun dalam
pengerjaannya terdapat beberapa kendala teknis dan non teknis, namun dapat di atasi.
Sebagai pertanggung jawaban dari praktek lapangan yang dilakukan selama 3 hari di
Desa Sungai Dua Laut.
Laporan ini berisi data mengenai Analisis Kondisi Geomorfologi Pantai dan
Perairan Pantai Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Geologi Laut, yang telah memberikan
arahan serta bimbingan mengenai praktek yang dilaksanakan di wilayah perairan Sungai
Dua Laut Kalimantan Selatan mengenai “Analisis Kondisi Geoformologi Pantai dan
Perairan Pantai Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu” serta tidak lupa pula
mengucapkan terima kasih kepada teman- teman yang telah bekerja sama dalam
pelaksaan praktek tersebut.
Laporan ini telah disusun oleh Penulis dengan sebaik mungkin, Kritik dan saran
membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan dikemudian hari. Praktikan
berharap laporan ini dapat berguna dimasa yang akan datang sebagai bahan
pembelajaran atau menambah wawasan.

Banjarbaru, Desember 2022

Hal | 2
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................4
1.2. Tujuan Dan Kegunaan........................................................................................6
1.3. Ruang Lingkup Praktek......................................................................................6
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah..............................................................................6
1.4.1. Ruang Lingkup Materi.................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
2.1. Pengertian Geologi..............................................................................................7
2.2. Manfaat Mempelajari Geologi Laut....................................................................8
2.3. Struktur Geologi Dan Geomorfologi Laut..........................................................9
2.4. Kelerengan Pantai.............................................................................................12
Klas diskripsi...................................................................................................................13
2.5. Jenis-jenis Batuan.............................................................................................14
2.6. Batuan Beku......................................................................................................15
2.6.1. Batuan Sedimen.........................................................................................16
2.6.2. Batuan Metamorf..............................................................................................18
BAB III............................................................................................................................22
3.1. Waktu Dan Tempat...........................................................................................22
3.2. Alat Dan Bahan.................................................................................................22
3.3. Prosedur Kerja..................................................................................................23
3.4. Analisis Data.....................................................................................................24
3.4.1. Kelerengan Pantai......................................................................................24
BAB IV............................................................................................................................25
4.1. Struktur Geologi Dan Geomorfologi Pulau......................................................25
4.1.1. Struktur Geologi...............................................................................................25
4.2. Geomorfologi Pantai.........................................................................................25
4.3. Jenis-jenis Batuan dan Struktur Batuan yang Tersingkap................................27
4.4. Kelerengan Pantai.............................................................................................29
4.5. Peta Geomorfologi Substrat Dasar Laut...........................................................32
BAB V.............................................................................................................................33
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................33
5.2 Saran.................................................................................................................33
DADFTAR PUSTAKA...................................................................................................34
LAMPIRAN....................................................................................................................35

Hal | 3
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
1.1. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Geologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki lapisan–
lapisan batuan yang ada didalam kerak bumi. Geologi menelaah segala sesuatu yang yang
mencakup gejala proses dan mekanisme ataupun sifat-sifat yang ditunjukan didalam
permukaan bumi dengan hubungan sebab akibat dalam bumi. Bahkan manusia terdahulu
sudah mengetahui macam-macam batuan yang baik bagi bahan baku dan senjata serta
mengetahui dimana mereka bisa mendapatkannya atau mencarinya. Selanjutnya manusia
ingin mengetahui tentang alam sekitarnya, adanya gunung api, bentang alam, perbukitan
dan lembah-lembah.
Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara
fisika, pengetahuan tentang batuan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi ahli-ahli
Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan tentang jenis batuan-batuan yang biasa
terdapat dan juga hubungannya dengan rupa bumi.
Batuan adalah sebuah material yang di bentuk atau terbentuk karena perubahan
mineral – mineral dari suatu batuan, batuan terbagi atas tiga jenis, yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
Jenis – jenis batuan dapat diklasifikasikan berdasarkan prinsip dasar:

1. Mineral pembentuk batuan.


2. Mineral utaa atau esensial batuan.
3. Perbedaan komposisi mineral berdasarkan struktur dan tekstur dari batuan itu
sendiri.

Berdasarkan cara terjadinya batuan di alam dapat dibedakan menjadi tiga


golongan besar: batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan (metamorfosa).
Masing-masing berbeda baik dalam struktur maupun dalam tekstur gabungan mineral.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma
dibawah permukaan bumi, dan atau membekunya lava di atas permukaan bumi. Batuan
beku dibagi atas tiga jenis, yaitu batuan beku asam, batuan beku intermediet, dan batuan
beku basa.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat terjadinya lithifikasi atau
hancuran dari batuan lain. Berdasarkan cara terjadinya, batuan sedimen dibagi atas
batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non-klastik.

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


Hal | 4

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


Morfologi didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-
aspek yang mempengaruhinya. Pada dasarnya, morfologi mempelajari bentuk-bentuk
bentang alam, bagaimana bentang alam tersebut terbentuk secara konstruksional dan
bagaimana bentang alam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh dari luar berupa gaya
eksogen seperti pelapukan, sedimentasi, air, angin, dan es sebagai agent yang mengubah
batuan/tanah membentuk bentang alam yang destruksional dan menghasilkan bentuk-
bentuk alam darat tertentu . Dalam kamus geografi, tenaga yang berasal dari dalam
bumi sering disebut dengan tenaga endogen, sedangkan yang berasal dari luar bumi
disebut tenaga eksogen.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan roman permukaan
pantaibumi di daerah pantai adalah seperti, gelombang, arus, dan pasang yang berlaku
sebai faktor pengikis pengangkut dan pengendap sifat bagian daratan yang mendapat
pengaruh prosese-proses marin jadi apakah berupa dataran rendah, curam, landai, dan
bagai mana sifat batuannya.

1.2. Tujuan Dan Kegunaan


Adapun tujuan dan kegunaan praktek lapang yang dilaksanakan di Desa Sungai
dua laut Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan:
1. Mengidentifikasi struktur geologi dan geomorfologi pantai.
2. Mengetahui proses geomorfologi pantai di Desa Agsana.
3. Mengidentifikasi secara visual jenis-jenis batuan dan struktur batuan yang
tersingkap di sepanjang Pantai Sungai Dua Laut.
4. Menganalisis kelerengan Pantai Sungai Dua Laut.
5. Memetakan geomorfologi pantai dan substrat dasar pantai dan laut.

1.3. Ruang Lingkup Praktek


Ruang lingkup praktek lapang di perairan Pantai Sungai Dua Laut adalah sebagai
berikut:

1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup praktek lapang kali ini adalah mencakup lokasi perairan pesisir
dan laut Desa Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

1.3.2. Ruang Lingkup Materi


Praktik lapang ini menitik beratkan pada materi pengenalan jenis batuan,
pengamatan struktur batuan tersingkap dan geomorfologi pantai di Desa.
Hal | 6
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Geologi


Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada, merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan
bumi. kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini
lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam
namun juga merupakan suatu bidangilmupengetahuanyangmenarik untuk dipelajari.
Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra,
cekungan dan rangkaian pegunungan (Verhoef, 1994).
Menurut Holmes dalam Saragih (2012) menyatakan bahwa geologi merupakan
ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang evolusi bumi secara menyeluruh beserta
penghuninnya. Secara menyeluruh beserta penghuninya, sejak awal pembentukannya
hingga sekarang, yang dapat dikenali dari batuan. Secara umum Geologi adalah ilmu
yang mempelajari planet bumi termasuk komposisi keterbentukannya dan sejarahnya.
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan
bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini
lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam
namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.
Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra,
cekungan Dan rangkaian pegunungan (Noor, 2010).
Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masa sekarang atau
masa yang lampau dari bentuk-bentuk morfologi, struktur bumi, lingkuungan dan
kehidupan fosil yang terdapat pada batuan. Bidang utama yang dipelajari adalah semua
jenis batuan, tanah dan air dalam tanah batuan yang bermanfaat untuk pencarian bahan-
bahan tambang minyak dan gas, endapan mineral maupun dapat sebagai konsultan
bidang
Hal | 7
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
geologi teknik. Ahli geologi dapat mengungkapkan fenomena alam tentang bencana
gempa bumi dan tsunami, gunung meletus, banjir, gerakan tanah dan lain-lain.
(Sukartono, 2010).
Menurut Hadiwidoyo (1976) bahwa ilmu geologi adalah pengetahuan alam yang
mempelajari litosfer (Lithos: batu, phere: lapisan) dan gejala-gejalanya, semula ilmu
geologi ditempatan sebagai ilmu murni bagian dari ilmu pengetahuan alam yang bersifat
deskriptif klasik yaitu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki lapisan-lapisan
batuan yang ada dalam kerak bumi dan menuliskan sejarah perkembangannya.
Menjelang akhir abad ke-20 bidang geologi mengalami perkembangan yang pesat,
geologi dari ilmu murni lambat laun berubah menjadi salah satu disiplin yang digunakan
manusia masa kini secara intensif dalam upaya mengubah lingkungan alam demi untuk
kehidupannya yang layak.

2.2. Manfaat Mempelajari Geologi Laut


dapat diketahui beberapa manfaat dalam mempelajari ilmu geologi laut. Di
bawah ini beberapa manfaat, antara lain:
1. Ilmu geologi dapat membantu untuk mengetahui dan memahami awal terjadi
dan struktur dari bumi sebagai planet khususnya daratan dan lautan yang
menyusun kerak bumi.
2. Ilmu geologi dapat membantu menjelaskan karakteritik dan babling alam yang
sangat bervariasi dan bagaimana bentang dan yang sangat berbeda ini dapat
terbentuk dan dimanfaatkan oleh manusia.
3. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk mengetahui dimana mineral dan
batuan berharga dapat dijumpai.
4. Keberadaan material bangunan sangat tergantung pada kondisi geologi suatu
daerah. Pengetahuan geologi sangat membantu para ahli bangunan untuk
mendapatkan material bahan bangunan.
5. Ilmu geologi sangat penting dalam hubungannya dengan sumber daya air,
karena keberadaan air sangat tergantung juga pada jenis atau macam batuannya.
6. Pengetahuan geologi sangat membantu untuk membaca atau memprediksikan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana alam seperti tsunami, aktivitas
gunung api dan sebagainya.

Hal | 8
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
2.3. Struktur Geologi Dan Geomorfologi Laut
Struktur Geologi merupakan studi mengenal unsur – unsur struktur geologi,
yaitu studi tentang perlipatan, rekahan, sesar, dan sebagainya, yang terdapat didalam
suatu satua tektonik. Tektonik sendiri dianggap suatu studi yang mencakup masalah
bentuk, pola evolusi dari satuan tektonik dalam ukuran yang lebih besar sepertI:
cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, paparan dan sebagainya. Geologi
struktur dalam hal ini sudah pasti erat hubungannya dengan studi tentang struktur
sekunder, yaitu suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi pengendapan batuan.
Macam–macam struktur sekunder.
a) Kekar (joint): yaitu rekahan–rekahan dalam batuan yang terjadi karena tekanan
atau tarikan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi.

Gambar 1. Macam-macam Kekar


b) Sesar (fault): adalah rekahan – rekahan dalam kulit bumi, yang telah mengalami
pergeseran.

Gambar 2. Macam-macam Sesar

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


Hal | 9

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


c) Lipatan (fold): yaitu penekukan pada batuan, baik dalam batuan sedimen atau
metamorf

Hal | 10
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Gambar 3. Sketsa Sistem Pelipatan
d) Bidang Pelapisan (unconformity): yaitu suatu bidang erosi yang memisahkan
antara batuan yang lebih muda dari yang lebih tua.

Gambar 4. Sketsa
Sistem Pelipatan

Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman


muka bumi Geomorphology berasal beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Kata
Geomorfologi Geos (erath/bumi), morphos (shape/bentuk), bahasa Yunani, yang terdiri
dari tiga kata yaitu: logos (knowledge atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-
kata tersebut, maka pengertian geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-
bentuk permukaan bumi.
Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M.
Davis. Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi (morphology
of landforms) dikontrol oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan.
Struktur di sini mempunyai arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik
batuan yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi
Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan tafsiran
dari bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu

Hal | 11
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
pengetahuan tentang bentangalam (the science of landforms), sebab termasuk
pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan
(ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-bentuk struktur
yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, mountain dan
sebagainya. Sehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal juga sebagai Siklus
Geomorfik (Geomorphic cycle) yang pada mulanya diajukan Davis dengan istilah
Geomorphic cycle. Siklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang mempunyai
gejala yang berlangsung secara terus menerus (kontinyu), dimana gejala yang pertama
sama dengan gejala yang terakhir. Siklus geomorfologi dapat diartikan sebagai rangkaian
gejala geomorfologi yang sifatnya menerus. Misalnya, suatu bentangalam dikatakan
telah mengalami satu siklus geomorfologi apabila telah melalui tahapan perkembangan
mulai
tahap muda, dewasa dan tua (gambar dibawah).

Gambar 5. Siklus Geomorfologi

Hal | 12
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Stadium tua dapat kembali menjadi muda apabila terjadi peremajaan (rejuvenation) atas
suatu bentangalam. Dengan kembali ke stadia muda, maka berarti bahwa siklus
geomorfologi yang kedua mulai berlangsung. Untuk ini dipakai formula n + 1 cycle,
dimana n adalah jumlah siklus yang mendahului dari satu siklus yang terakhir. Istilah
lain yang sering dipakai untuk hal yang sama dengan siklus geomorfologi adalah siklus
erosi (cycle of erosion). Dengan adanya kemungkinan terjadi beberapa siklus
geomorfologi, maka dikenal pula istilah: the first cycle of erosion, the second cycle of
erosion, the third cycle of erosion, etc. Misalnya suatu plateau yang mencapai
tinmaturely dissected plateau in the second cycle of erosion.
Wilayah pantai merupakan daerah yang sangat dinamis karena wilayah tersebut
merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Oleh karena itu, morfologi dan
bentang alam wilayah pantai yang terbentuk merupakan hasil dari hempasan gelombang
air laut dan aktivitas manusia. Geomorfologi pantai dapat berupa dataran aluvial,
bangunan pantai, estuari, lagoon, delta, hutan mangrove dan bangunan pantai (Noor,
2010).
Geomorfologi yang merupakan salah satu parameter dari kerentanan pantai
terhadap kenaikan muka laut berpengaruh terhadap tingkat erosi relatif pada suatu
bagian pantai. Menurut Gornitz (1991) pantai yang sangat rentan terhadap kenaikan
muka laut adalah pantai dengan geomorfologi berupa penghalang pantai, pantai
berpasir, pantai berlumpur (mudflats), dan delta. Sedangkan pantai dengan bentuk
geomorfologi berupa tebing tinggi dan fjords sangat tidak rentan terhadap kenaikan
muka laut.

2.4. Kelerengan Pantai


Menurut Sampurno (1981) dalam Sastroprawiro S. dan Yudo W., 1996
mengemukakan bahwa relief adalah merupakan bentuk ketidakaturan secara vertikal
dalam ukuran besar maupun kecil dari permukaan lithosfer.
Sedangkan menurut Hindartan dan Handayana, 1994 relief adalah beda tinggi
suatu tempat dengan tempat yang lainnya pada suatu daerah dan juga curam landainya
lereng, pola bentuk dan ukuran bentuk, lembah gunung, daratan, gawir dan sebagainya.
Kenampakan relief disuatu daerah dihasilkan dari adanya proses geologi
(endogen dan atau eksogen) mengenai material penyusun daerah tersebut. Kenampakan
relief dapat berbeda disetiap daerah, karena proses geologi yang bekerja disetiap daerah
dapat berbeda, litologi yang dikenai proses dapat berbeda atau keduanya (proses geologi
dan litologi) berbeda (Hindartan dan Handayana, 1994).
Hal | 13
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Klasifikasi relief pada dasarnya dibuat untuk memudahkan penamaan yang ada
disetiap daerah penelitian dilihat dari aspek relief misalnya untuk mengklasifikasikan
bentuk tipe lahan (berbukit, gunung atau datar) dan digunakan pada survei (pekerja
teknik, pembuat peta, dll) (Voskuil, 1990 dalam Sastroprawiro S dan Yudo W., 1996).
Kemiringan lereng adalah merupakan sudut antara bidang datar permukaan bumi
(topografi) terhadap suatu garis atau bidang miring yang ditarik dari titik terendah
sampai titik tertinggi pada suatu bidang lahan tertentu.
Menurut US Soil Survey dalam Sastroprawiro, S dan Yudo (1996) klasifikasi
data morfometri dari kemiringan lereng terbagi atas:
Tabel 1. Klasifikasi Lereng
Klas diskripsi % lereng
Rata/hampir datar 0–2
Landai 2–6
Miring 6 – 13
Curam menengah 13 – 25
Curam 25 – 55
Sangat curam > 55
Sumber: US Soil Survey dalam Sastroprawiro. S dan Yudo W., (1996)

Kelas lereng, dengan sifat-sifat proses dan kondisi alamiah yang kemungkinan
terjadi dan usulan warna untuk peta relief secara umum (disadur dan disederhanakan
dari Van Zuidam, 1985).
Tabel 2. Klasifikasi lereng menurut Zuidam, 1985

Hal | 14
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Gambar 6. Singkapan dan struktur batuan di wilayah pesisir dan pulau-pilau kecil

Gambar 7. Singkapan batubara di wilayah pantai

2.5. Jenis-jenis Batuan


Berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya atau genesanya menjadi 3
kelompok utama:
1. Batuan beku, batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
2. Batuan sedimen, batuan yang terbentuk dari hasil rombakkan batuan yang telah
ada sebelumnya.
3. Batuan metamorf, batuan yang terbentuk akibat adanya pengaruh tekanan, panas
atau keduanya yang sangat tinggi (Nurdin 2009).

Hal | 15
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia,
dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang mereka. Ciri–ciri ini
mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi
dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi (Pettijohn 1987).
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
1. Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. Proses pembentukan (Anonim 2011).

2.6. Batuan Beku


Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan
kristalisasi magma di dalam maupun di permukaan bumi. Secara umum, mineral-
mineral penyusun batuan beku dapat digambarkan oleh bowen reaction series (Nurdin
2009).

Gambar 8. Batuan Beku

Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi 2, yaitu


batuan plutonis dan batuan vulkanis:
a. Batuan Jenis Plutonis
Batuan beku plutonis adalah batuan yang proses terbentuknya jauh di dalam
bumi (15 – 50 km). Batuan ini terbentuk dari pendinginan yang berjalan sangat lambat.
Oleh karena itu, batuan ini mempunyai kristal yang sempurna (holokristalin). Ciri-ciri
batuan plutonis:
- Pada umumnya berbutir kasar.
- Jarang memperlihatkan struktur vesikuler (lubang gas).
b. Batuan Beku Vulkanis
Merupakan batuan yang terbentuk di permukaan bumi. Ciri-ciri batuan vulkanis:

Hal | 16
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
- Berbutir halus dan sering terdapat kaca.
- Memperlihatkan struktur vesikuler (Nurdin 2009).
2.6.1. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan
(sedimentasi), hasil erosi atau batuan yang terjadi dari akumulasi mineral dari hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun
organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumiyang kemudian
mengalami pembatuan (litifikasi) dan diagenesa (Nurdin 2009).

Gambar 9. Batuan Sedimen

Proses pembentukan sedimen menjadi batuan sedimen disebut diagenesis.


Adapun proses-proses yang terjadi dalam diaganesis, antara lain:
1. Kompaksi, yaitu pembentukan akibat beban akumulasi sedimen atau material
lain yang menyebabkan hubungan antar butir lebih lekat, air dalam pori-pori
antar butir keluar menjadi kompak atau padat, volumenya berubah, dan
porositasnya menjadi berkurang.
2. Sementasi, yaitu proses keluarnya air pori-pori yang mengendapkan material
terlarut (CaCO3, SiO2, Fe2O3, oxida atau mineral lempung) menyemen butiran-
butiran sedimen mengakibatkan porositas sedimen menjadi lebih kecil dari
material semula.
3. Rekristalisasi, dimana mineral-mineral kurang stabil (aragonit) saat sedimen
terakumulasi mengkristal kembali menjadi stabil (kalsit).
4. Pelarutan, terjadi karena ada tekanan yang berasal dari sedimen yang adadi
atasnya sehingga menimbulkan panas dan akhirnya terjadi pelarutan.
5. Autijenesis, pembentukan mineral baru.
6. Penggantian (replacement).
7. Bioturbasi, yaitu penghancuran lapisan sedimen, bisa menjadi lempung dan
mempunyai porositas yang tinggi.

Hal | 17
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Pengelompokkan yang sederhana dalam batuan sedimen adalah dua kelompok
besar, yaitu:
a. Batuan sedimen klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dengan proses
mekanis (disintegrasi menjadi fragmen yang lebih kecil); pelapukan; kimiawi;
erosi; transportasi oleh air, angin, dan es; sedimentasi (pengendapan), dan
diagenesis.
b. Batuan sedimen non-klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena adanya
ubahan tidak secara mekanis bisa karena terjadi perubahank imiawinya atau
karena pengaruh makhluk hidup (Nurdin 2009).
Pengelompokkan yang sederhana dalam batuan sedimen adalah dua kelompok
besar, yaitu:
a) Batuan Sedimen Klasik
Terdiri dari material-material pecahan atau hancuran batuan atau mineral yang
sudah ada sebelumnya. fragmen-pecahan besar dan matriks-pecahan kecil. Terbentuk
sebagai akibat kompaksi dari material batuan beku, batuan sedimen lain, dan batuan
malihan, dengan ukuran butir beragam. Karena pembentukan tersebut diakibatkan oleh
angin, air, atau es, maka disebut juga batuan sedimen mekanik (mechanical sediment).
Contoh: breksi, rudaceous, arkose, greywacky, batupasir, batulempung, batu serpih,
argillaceous, arenaseous, konglomerat, tilit (tillite, konglomerat/breksi yang
terendapkan oleh es), batu lanau dan sebagainya (Nurdin 2009).
b) Batuan Sedimen Non Klasik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil
kegiatan organisme. Reaksi yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi
organik (penggaraman unsur – unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang
terpresipitasi dan replacement). Ciri khas tekstur nonklastikadanya kristal-kristal yang
saling menjari, tidak ada ruang berpori-pori antarbutir, dan umumnya mono mineralik.
Kristal-kristal dalam batuan sedimen non klastik dapat berbentuk serabut, lembaran atau
butiran (Nurdin 2009).
c) Batuan Sedimen Kimiawi
Sedimen kimiawi adalah sedimen yang pembentukannya dari pengendapan
mineral yang terlarut dalam air.
- Batuan Sedimen Evaporit

Hal | 18
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
atuan yang mineral penyusunnya yang bersifat mono mineral, yangdikenal
sebagai mineral garam. Batuan evaporit biasanya terdapat dalam keadaan murni dan
berlapis-lapis. Contohnya batuan evaporit yang utama: batuan gip, batuan anhidrit dan
batu garam (halit).
- Batuan Sedimen Silika
Batuan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah batuan yang bersifat mono
mineral, dan banyak serta langka terdapat sebagai batuan, seperti rijang (chert).
- Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik berasal dari akumulasi flora dan fauna yang telah mati,
misalnya:
1). Litifikasi sedimen karbonat.
2). Pengkristalan kalsium karbonat yang semula dalam keadaan membatu.
3). Penggantian materi-materi lain oleh kalsium karbonat.
Komponen utama batuan karbonat terdiri dari 6 komponen, yaitu:
1). Butiran (the allochemical component)
- Non skeletal: ooids (<2mm), pisoids, coated grains (inti: fosil), intraclasts,
extraclasts.
- Skeletal components: fosil
2). Lumpur karbonat
- Matriks diantara butiran; material alogenik (lumpur karbonat) maupunautigenik
(mikrokristalin).
- Mikrit (mikrokristalin ukuran < 5 µm); mikrospar (5-15 µm)
3). Komponen Terigen: non karbonat (kuarsa, felspar, dll).
4). Semen Kalsit Spar: mengisi antara butiran / rongga; lebih kasar dari mikrit.
5). Mineral Autigenik: dolomit, kuarsa, glaukonit.
6). Rongga: semua celah/tempat yang dapat diisi oleh air, hidrokarbon, maupun
udara.

2.6.2. Batuan Metamorf


Batuan metamorf merupakan batuan yang telah mengalami perubahan
akibattekanan dan atau suhu yang tinggi (T>2000°C dan P>300Mpa) yang terjadi secara
isokimia yang menghasilkan batuan dengan mineralogi yang berbeda. Proses
pembentukkan batuan metamorf disebut metamorfisme, metamorfisme sendiri dapat
dibagi menjadi 4, diantaranya:

Hal | 18
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
- Metamorfisme kataklastik (jarang terjadi), deformasi mekanik pada
metamofisme thd. batuan regas menghasilkan hancuran tidak terjadi rekstalisasi
bila berlanjut fragmen menjadi lonjong biasanya terjadi akibat sesar yang akan
menghasilkan breksiasi atau milonitisasi.
- Metamorfisme Kontak, akibat kenaikan suhu (intrusi magma), terjadi
rekristalisasi kimia disekitar intrusi, metamorfisme aureol.
- Metamorfisme beban (burial), akibat tertimbun sangat dalam, suhu 3000°C,
kelompok mineral zeolit.
- Metamorfisme regional, pada kerak benua, sangat luas yang merupakan
rangkaian seri fasies dynamo-termal.
Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah berdasarkan keadaan foliasi
yang berkembang, dengan komposisi mineral berperan sebagai tambahan. Berdasarkan
foliasi, batuan metamorf dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan yang:
1. Berfoliasi sangat kuat, yaitu yang mudah pecah melalui bidang foliasi, biasanya
karena melimpahnya Mika yang terorientasi. Batuannya adalah:
a) Slate (batu sabak). Bersifat afanitik, mempunyai kilap suram padabidang foliasi.
Berkomposisi utama mineral lempung. Batu sabak tampak merah bila
mengandung banyak kematite, hijau bila klorit, dan umumnya abu-abu sampai
hitam bila banyak grafit.
b) Phyllite (Fillit). Bersifat afanitik, berbutir lebih kasar daripada batusabak dan
bidang foliasinya mengkilat karena Mika atau Klorityang sudah lebih banyak
daripada batusabak. Batuan ini merupakanperalihan dari batusabak ke batusekis.
c) Schist (Skis). Bersifat fanerik, banyak mengandung mineral pipih yang
terorientasi seperti: Mika, Klorit, Talk, Grafit.
2. Berfoliasi lemah, yaitu yang berfoliasi tetapi tidak mudah/tidak dapat pecah
melalui bidang foliasi. Orientasi mineral-mineral pipih berselingan dengan
mineral-mineral yang tidak pipih yang berbutir sama besar. Butiran nya antara
lain: Gneiss (Gneis), bersifat fanerik, berbutir sedang sampai kasar. Komposisi
yang utama: Kuarsa, Feldspar, Mika, dan kadang-kadang Hornblende.
3. Berfoliasi sangat lemah sampai nonf oliasi: batuan didominasi olehmineral-
mineral berbentuk kubus, mineral–mineral pipih bila ada orientasinya acak.
Batuan ada yang granular atau berlineasi. Batuannya antara lain:
a) Quartzite (Kuarsit). Komposisinya yang sangat utama adalah Kuarsa, bila pecah
tak rata dan tidak mengelilingi butiran, non foliasi.

Hal | 19
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
b) Marble (Marmer). Berkomposisi utama Kalsit, warna abu-abu (biasanya) karena
Grafit (bereaksi positif dengan HCl).
c) Hornfels. Bersifat afanitik sampai fanerik halus, berkomposisi Kuarsa, Feldspar,
Mika (diketahui dari pengamatan lapangan).
d) Granofels. Bersifat fanerik kasar, nonfoliasi, berkomposisi Kuarsa dan Feldspar
(yang berbentuk kubus).
e) Granulite. Bersifat fanerik kasar, nonfoliasi, berkomposisi Piroksindan Garnet di
samping Kuarsa dan Feldspar.
f) Serpentinite. Nonfoliasi sampai lineasi, berwarna hijau, hijau sampai kuning
pucat. Komposisi utamanya Serpentin (Nurdin 2009).

Gambar 10. Siklus Batuan

Hal | 20
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Gambar 11. Jenis-jenis Batuan

Hal | 21
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
BAB III
METODE KERJA

3.1. Waktu Dan Tempat

Praktik Lapang dilaksanakan pada tanggal 25–27 November 2022 di Desa


Sungai Dua Laut, Kecamantan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi
Kalimantan.

Gambar 12. Peta lokasi praktek lapang

3.2. Alat Dan Bahan


No Nama Fungsi

Hal | 22
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
3.3. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Geomorfologi dan Bentuk Pantai
a. Lakukan pengamatan terhadap jenis dan tipe pantai dengan memetakan titik
GCP pada setiap tipe pantai di sepanjang pantai (dokumentasikan setiap
perubahan).
b. Identifikasi bentuk geomorfologi pantai apakah terdapat gisik pasir, lidah pasir,
gumuk. Setiap lokasi dilakukan GCP dan didokumentasikan.
c. Identifikasi bentuk dan geomorfologi pantai apakah pengaruh flufial atau
pengaruh proses marin.
2. Pengambilan Data Batuan dan Sedimen Dasar Laut
a. Mengamati dan mendokumentasikan jenis batuan yang terdapat di sepanjang
pantai lokasi praktek.
b. Mengidentifikasi sampel batuan yang diperoleh di lapangan.
c. Mengklasifikasikan berdasarkan jenis batuannya.
d. Lakukan pengambilan sampel substrat dasar laut dengan menggunakan Grab
Sampler dan catat setiap posisinya dengan GPS. Identifikasi setiap sampel
sedimen dengan metode megaskopis dan jenis sedimennya.
3. Pengukuran Kelandaia Pantai
a. Lakukan pengukuran kelandaian pantai dengan menggunakan theodolit dan
waterpass. Setiap titik alat dan detail dilakukan pencatat posisi GPS.
b. Lakukan pengukuran kedalaman perairan dengan membuat lajur perum.

4. Strike dan Dip


Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar
dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara, sedangkan Dip adalah derajat yang
dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis
strike. Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan,
bidang kekar, bidang sesar, dll.

Gambar 13. Strike Dip pada bidang

Hal | 23
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah:
1. Mencari arah jurus pada bidang (strike)
- Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.
- Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada
bidang yang akan kita ukur.
- Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara
pada bull eyes berada di tengah.
- Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah
angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.
2. Mencari kemiringan bidang (dip)
- Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W"
(sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
- Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.
- Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

3.4. Analisis Data


3.4.1. Kelerengan Pantai
Perhitungan derajat kemiringan yaitu dengan menggunakan rumus:
α = - tan -1 𝒚
𝒙

sedangkan untuk menghitung kemiringan menggunakan rumus:


m = arc tan ∆𝒉
𝒔

Dimana m = kemiringan (Slope), ∆h = beda kedalaman/tinggi antar dua titik, s =


jarak antar dua titik.
Presentase kemiringan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
S = 𝒚 x 100%
𝒙

Hal | 24
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1. Struktur Geologi Dan Geomorfologi Pulau

4.2. Geomorfologi Pantai

Hal | 25
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Gambar 14. Kondisi Pantai Desa Sungai Dua Laut

Gambar 15. Kondisi Pantai Desa Sungai Dua Laut

Hal | 26
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
4.3. Jenis-jenis Batuan dan Struktur Batuan yang Tersingkap

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


Hal | 27

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


Gambar 16. Siklus Batuan

Gambar 17. Formasi Batuan Desa Pada Sungai Dua Laut Peta Geologi

Hal | 28
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
4.4. Kelerengan Pantai

Gambar 18. Profil kelerengan Pada Stasiun 1 Desa Sungai Dua Laut

Hal | 29
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Gambar 19. Profil Kelerengan Pada Stasiun 2 Desa Sungai Dua Laut

Gambar 20. Profil Kelerengan Pada Stasiun 3 Desa Sungai Dua Laut

Hal | 30
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Gambar 21. Profil Kelerengan Pada Stasiun 4 Desa Sungai Dua Laut

Hal | 31
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
4.5. Peta Geomorfologi Substrat Dasar Laut

Gambar 22. Peta Geomorfologi Substrat Dasar Laut Desa Sungai Dua Laut

Hal | 32
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
\

Hal | 33
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
DADFTAR PUSTAKA

Hal | 34
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
LAMPIRAN

 Data Perhitungan Tiap Analisis

Tabel 1. Sebaran Mean Sedimen di Perairan Desa Sungai Dua Laut

Tabel 2. Data Kelandaian di Perairan Desa Sungai Dua Laut

Hal | 35
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 36
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 37
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 38
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 39
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 40
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 41
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 42
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
 Foto Kegiatan

Hal | 43
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 44
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022
Hal | 45

Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022


Hal | 46
Laporan Praktek Lapang Geologi Laut 2022

Anda mungkin juga menyukai