Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI

GEOPARK MERANGIN JAMBI 2022

Oleh :
Silvia Dwi Indah
F1D222031

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI

GEOPARK MERANGIN JAMBI 2022

Disusun untuk memenuhi mata kuliah (PTG211) Geologi Dasar pada Program
Studi Teknik Geologi

Silvia Dwi Indah


F1D222031

Disetujui Oleh :
Asisten Lapangan Asisten Lapangan

Agung Ilham Rissa Mayori Sinaga


NIM. F1D219049 NIM. F1D2119018

Diketahui oleh,
Ketua Program Studi Teknik Geologi

Anggi Deliana S, S.T,.M.T


NIP. 198912172019032014
I
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

KATA PENGANTAR
Bissmilahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ekskursi geologi dasar geopark merangin pada kali ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu dosen dan kakak asisten
lapangan yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa laporan ekskursi yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi
di masa mendatang.
Semoga laporan jenis taporan ini bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jambi, 14 Oktober 2022

Silvia Dwi Indah


F1D222031

iii
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.................................................................................................I

Kata Pengantar.........................................................................................................II

Daftar Isi..................................................................................................................III

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................2
1.3 Waktu dan tempat.................................................................................2

BAB II. GEOLOGI REGIONAL

2.1Fisiografi.............................................................................................4

2.2 Statigrafi.............................................................................................6
2.3 Struktur Geologi.................................................................................8
2.4 Geomorfologi.....................................................................................9

BAB III. HASIL LAPANGAN

3.1 Jeram Ladeh……………………………………………...……….11

3.2 Teluk Gedang……………………………………………….……12

3.3 Muara Karing…………………………………………….………14

3.4 Meseum Geopark Merangin……………………………….……..16

BAB IV. KESIMPULAN………………………………………………………17

BAB V. KESAN DAN PESAN

4.1 Kesan…………………………………………………………........18

4.2 Pesan………………………………………………………….........18
Lampiran…...........................................................................................................IV

1
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi berasal dari kata “geos” dan “logos”. “Geos” berarti bumi dan
“logos” yang berarti pengerahuan. Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan
kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya
yang pernah ada. Geologi merupakan tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang
membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun
diatas permukaan bumi. Geologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang geologi
akan mempelajari semua yang mencakup tentang bumi termasuk bagaimana bumi
berevolusi dari dulu hingga sekarang ini. Geologi dapat digolongkan sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang
beraneka ragam namun juga merupkan suatu bidang ilmu pengetahuan yang
menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom
hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Provinsi Jambi memiliki sumber daya alam yang melimpah salah satunya
potensi keanekaragaman geologi yang terdapat di Kabupaten Merangin
Kecamatan Bangko Darat Provinsi Jambi. Sebagai mahasiswa Jurusan Kebumian
sudah seharusnya mengenal potensi-potensi geologi yang terdapat di provinsi
jambi. Mahasiswa juga harus dapat mengaplikasikan materi perkuliahan yang
telah dipelajari, yang mana seperti diketahui bahwasanya geologi memiliki
hubungan erat dengan alam sehingga untuk memenuhi mata kuliah pengantar
geologi dilakukanlah pratikum lapangan pengantar geologi agar mendapatkan data
yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu diadakanlah
ekskursi pengantar geologi di merangin serta kunjungan museum geopark
merangin, yang mana ekskursi dan kunjungan museum yang dilakukan dapat
memberikan pengalaman serta pengetahuan kepada mahasiswa tentang bagaimana
kegiatan yang di lakukan pada saat pratikum lapangan serta kunjungan
memberikan pengetahuan tentang keadaan geomorfologi, litologi dan struktur di
merangin, mengetahui dan mengindentifikasi jenis-jenis batuan dan fosil yang
terdapat di merangin, dan juga dapat mempergunakan alat-alat geologi seperti
GPS dan kompas untuk menentukan koordinat serta kompas geologi.

2
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan diadakannya Ekskursi geologi dasar ini adalah :
1. Untuk dapat dalam menentukan koordinat dari lokasi penelitian
2. Untuk mengetahui formasi dari batuan
3. Untuk dapat membedakan jenis-jenis batu
1.3 Waktu dan Tempat

N Hari, Tanggal Waktu (WIB) Keterangan


O
1. Jum’at, 07 Oktober 11:00 – 19:00 1. Perjalanan Dari universitas
2022 jambi, Jambi Menuju Desa
bedeng rejo Merangin.
20:00 – 22:00 2. pembekalan atau kuliah.
2. Sabtu, 08 Oktober 07:30 – Selesai 1.Perjalanan Dari Homestay
2022 Menuju Ke air batu dan
bedeng rejo stopsite.

3. Minggu, 09 Oktober 08:30 - selesai 1. Museum geopark


2022 Merangin

3
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

BAB II
GEOLOGI REGIONAL

Gambar 1.1 Peta Regional Sarolangon Bangko

Kawasan Paleobotani Park Merangin merupakan kawasan inti yang


seluruhnya berada di Kabupaten Merangin bagian selatan khususnya di bantaran
dan aliran sungai Batang Merangin dan Batang Mengkarang.
Fosil-fosil tertua yang ditemukan berusia ± 300 juta tahun berupa fosil
Cordaites, Calamites, Pecopterid, Taeniopteris sp, Gigantopteris sp, Sphenopteris
sp, dan Araucarioxylon (nama ilmiah latin dari tanam-tanaman). Kolom stratigrafi
Formasi Mengkarang di sepanjang sungai Merangin mencapai ketebalan sekitar
500 m dengan ketebalan penutup sekitar 1-7 m dengan jenis tanah andosol, litosol,
regosol. Selain itu kawasan ini memiliki beberapa potensi Geodiversity bernilai
tinggi..untuk..dikembangkan..sebagai..situs..warisan..geologi.
2.1 Fisiografi

Gambar 1.2 Peta Regional

4
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

Wilayah merangin secara fisiografi termasuk ke dalam kawasan peralihan


antara iorite pegunungan barisan dan daerah rendah Sumatra bagian timur.
Morfologi kawasan ini di dominasi oleh dataran menggelombang dengan undulasi
yang tidak begitu kasar. Rangkaian penggunaan topografi yang menempati
wilayah ini umumnya searah dengan sumbu pulau Sumatra, yaitu barat laut-
tenggara, namun sebagaian ada juga yang memotong arah jurus perlapisan batuan
sedimen.

2.2 Statigrafi

Gambar 1.3 Peta Geologi kawasan Mengkarang-Merangin (Suwarna drr. 1998).


Dilihat dari stratigrafi regionalnya daerah pemetaan geologi 1 berada di lembar
peta geologi regional sarolangun (bangko). Pada gambar dibawah ini
memperlihatkan bahwa satuan batuan tertua dikawasan ini adalah formasi
mengkarang (pm). Formasi mengkarang tersusun oleh batuan sedimen klstika
halus-kasar bersisipan batuan klastika gunung api dan btauan karbonat.
Runtuhan batuan sedimen pratesier tersebut telah mengalami proses ubahan
dan pemalihan tingkat rendah. Meskipun demikian struktur sedimen masih terlihat
jelas dan juga kandungan fosil fauna dan flora yang dapat dipakai sebagai penentu
umur. Lingkungan pengendpannya berkisar dari lingkungan darat sampai laut
dangkal.
Runtuhan batuan sedimen pratersier tersebut mengalami proses ubahan dan
peralihan tingkat rendah. Meskipun demikian, struktur sedimen mash terlihat
jelas, dan juga kandungan fosil fauna dan flora yang dapat dipakai sebagai

5
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

penentu umur. Lingkungan pengendapannya berkisar dari lingkungan darat


sampai laut dangkal.

Formasi Mengkarang (pm)


Satuan batuan ini berupa perselingan batu pasir, batu lanau, batu
lempung, serpih, tuf, dan konglomerat. Umumnya tekersikkan serta sisipan batu
gamping dan batu bara. Batupasir, kelabu terang-gelap, berbutir halus-kasar,
membundar tanggung dan terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m.
Kuarsa, lempung, kalsit, dan klorit merupakan komponen utama batupasir,
dengan massa dasar lempung, klorite dan kalsit. Batu lanau, kelabu gelap, tufan,
agak pasiran, mengandung fosil tumbuhan, tebal lapisan antara 0,2 – 3,0 m,
berlapis kurang baik – baik. Batu lempung, kelabu kecoklatan – kehijauan.
Batu gamping, jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan
dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat, berselingan
dengan tuf basa.
Fosil yang terkandung adalah Fusulina, Fusulinella, Bellerophon,
Pseudosch wagerina meranginensis Thompson, Schwagerina rutschi
Thompson, dan Bivalvia. Selain itu ditemukan pula fosil ganggang, ganggang-
pseudo, foraminifera kecil, fusulinoid, iorite yang menunjukkan umur Asselian
(Perem Awal) (Beauvais drr., 1984).

Formasi Granit Tantan (TR Jgr)


Formasi ini terdiri dari batupasir tuf dan tuf berbatu apung (pumis), denagn
sisipan batu pasir, batu lempung, dan batu lanau, yang umumnya tufan setempat
ditemukan konglomerat, breksi tuf, serta sisipan lignit dan gambut. Kayu
tekersikkan sangat umum, dan oksida besi pada bagian bawah formasi. serta
lapisan tipis batubara dengan beragam variasi ketebalan dan komposisi. Kontak
bagian dasar biasanya berada pada ketebalan terendah lapisan tufaan. Formasi
Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim dengan ketebalan
8501200 m. Formasi ini terdiri dari batupasirtufan dan tefra riolitik di bagian
bawah. Bagian atas terdiri dari tufpumice kayakuarsa, batupasir, konglomerat, tuf
pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan tuf berwarna abu-abu
kekuningan, banyak dijumpaisisa tumbuhan dan lapisan tipis lignit serta kayu

6
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

yang terkersikkan. Fasies pengendapannya adalah fluvial dan alluvial fan.


Formasi Kasai berumur Pliosen Akhir-Plistosen Awal.

Formasi kasai (QTk)


Formasi kasai merupakan formasi yang paling atas, batuannya terutama
kerikil dan batu pasir berwarna cerah dan kadang glaukonitan, tufa warna hijau
sampai cerah dan sedikit kaolin. Kadang-kadang batu apung, bongkah-bongkah
batuan vulkanis dan batupasir tufaan. Dalam formasi ini masih ditemukan lensa-
lensa batu bara. Endapan aluvium terdiri dari rombakan batuan lebih tua
berukuran bongkah, kerikil, pasir, lanau, lumpur.

2.3 Stuktur Geologi

Struktur yang hadir berupa sesar, perlipatan, kelurusan, dan kekar, yang
secara regional berarah barat laut – tenggara dan barat barat laut – timur
tenggara. Jenis sesar berupa sesar mendatar menganan dan sesar naik, yang
menempati batuan sedimen malihan Formasi Mengkarang dan Peneta, serta
terobosan berumur Pratersier. Kelurusan hanya terdeteksi pada batuan sedimen
Formasi Kasai yang berumur Plio-Plistosen. Sementara itu, perdaunan
umumnya dijumpai pada batuan sedimen malih Formasi Mengkarang dan
Peneta, sedangkan kekar terdapat baik pada batuan sedimen malih maupun
terobosan yang semuanya berumur Pratersier. Dimana proses bisa terjadinya
hal tersebut dikarenakan pada saat pengendapan sedimen klastik dan batu
gamping terumbu Formasi Mengkarang dengan sisipan-sisipan batuan klastika
gunung api. Bersamaan dengan kegiatan gunung api andesit – basal, yang
selain menghasilkan lava juga batuan klastika gunung api. Kegiatan ini
ditafsirkan terjadi di busur kepulauan bergunungapi dengan rangkaian terumbu.
Berdasarkan analisis kemagnetan purba, Formasi Mengkarang terendapkan
pada posisi 30o LU dan telah mengalami rotasi searah jarum jam sejak Perem.
Pada akhir Trias Jura, terjadi penerobosan Granit Tantan terhadap batuan, yang
disertai dengan pencenanggaan pemalihan regional berderajat rendah.
Lingkungan pengendapan satuan satuan batuan tersebut berada di tepi benua
sampai laut dangkal bersamaan dengan kegiatan gunung api andesit

7
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

basaltformasi palepat, yang selain menghasilkan lava juga batuan klastika


gunung api plistosen. Sementara malih formasi mengkarang dan peneta,
sedangkan kekar terdapat baik pada batuan sedimen.
2.4 Geomorfologi
Secara umum, provinsi jambi hampir berada di tengah pulau Sumatra yang
memebentang dari barat sampai ke timur tepat berada di garis katulistiwa atau
ekuator bumi dengan kondisi topografi yang bervarisasi mulai dari ketinggian 0 m
dpl, kearah barat morfologi lahannya semakin tinggi dimana dibagian barat
merupakan kawasan pegunungan bukit barisan yang berbatasan dengan propinsi
Bengkulu dan Sumatra barat. Kawasan geoprak merangin jambi berada pada
bagian selatan–tengah hingga barat. Provinsi jambi yang memiliki topografi
wilayah yang bervariasi dengan ketinggian 100 m dpl hingga 3.850 m dpl dengan
bentang alam rata- rata bergelombang hingga terjal.
Dilihat dari pola aliran sungai, kawasan geopark merangin jambi merupakan
wilayah sungai batang hari yang berasal dari pegunungan bukit barisan dengan dia
hulu sungai yaitu danau kerinci (Jambi) dari arah selatan menuju ke utara-timur
menjadi sungai batang merangin, batang asai, dan batang tembesi. Dari danau
kembar arah utara (sumbar) menuju selatan-timur yang menjadi sungai batanghari
hulu dan menghilir bergabung dengan batang tembesi. Daerah-daerah tersebut
masuk dalam DAS batang hari yang panjangnya 1.700 km. selain itu, sungai
pengabuan di kabupaten tanjug jabung barat berhulu ke kawsan bukit tigapuluh.
Di daerah hulu, pola aliran sungainya berbentuk radial terutama di kabupaten
kerinci, merangin dan kabupaten sarolangun. Sedangkan di daerah pesisir
berbentuk parallel. Sungai-sungai di privinsi jambi terutama Batanghari sangat
berpengaruh pada musim hujan dan kemarau.

8
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

BAB III
HASIL LAPANGAN
Ekskursi yang dilakukan di Merangin mengunjungi 5 tempat terdiri dari :
Air terjun nengnong, jeram ladeh, teluk gedang, air terjun muara karing dan
terakhir mengunjungi museum geopark Merangin.
3.1 Jeram Ladeh
Lokasi pengamatan pertama dilakukan di Jeram ladeh. Pengamatan
dilakukan sekitar pukul 08:30 WIB dengan keadaan cuaca yang mendung dan
sedikit grimis. Kagiatan yang dilakukan ketika tiba dilokasi adalah plotting peta
dengan koordinat yang diberikan (X = 0,182044, Y = 9759682 dan dengan elevasi
131 MDPL) dengan menggunakan GPS dengan satuan waktu UMT. Setelah itu
menentukan azimuth dengan menggunakan kompas geologi. Azimuth yang
didapat yaitu N 292° E.

LP 1

Gambar 2.1. Peta hasil plotting.

9
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

Gambar 2.3 Singkapan Batuan Beku.

Hari pertama pada saat ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin di mulai
dari desa Air Batu. Menemukan formasi TRJGDT di lokasi pengamatan pertama
dengan 127 m dpl yaitu kawasan Jeram Ladeh yang berlokasi sekitar 15 menit
dari penginapan peserta ekskursi. Kelompok 2 melakukan pengamatan pada Jeram
ladeh terdapat 2 jenis batuan yaitu andesit dan diorit yang terbentuk secara
plutonik. Ada juga singkapan batuan beku yang terdiri dari batuan plutonik dan
batuan beku vulkanık yaitu batuan beku yang membuku di atas permukaan bumi,
sedangkan batuan batuan plutonik adalah batuan beku yang membeku jauh
dibawah permukaan laut. Proses dari terbentuknya batuan tersebut adalah
terjadinya terobosan dan salah satu batu ke batu yang lainnya (batu yang lebih
muda menerobos batu yang lebih tua) Sehingga terdorong ke permukaan.

10
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

Gambar 2. Batuan beku jenis diorite yang di temukan di jeram ladeh.


Batuan pada gambar di atas diberi nama diorite yang merupakan salah satu
jenis batuan beku. Batu diorite ini merupakan hasil dari instrusi yang terjadi di
kerak bumi. Batuan ini terjadi karena suatu magma yang naik tidak mencapai
kepermukaan bumi, karena tenaga yang dimiliki sangat kecil, sehingga magma
tersebut menyusup ke celah-celah lapisan batuan di dalam lapisan kulit bumi.
Batu ini berwarna campuran antara abu abu dan warna hitam.

3.2 Teluk Gedang


Lokasi pengamatan kedua dilakukan di teluk gedang. Pengamatan
dilakukan sekitar pukul 16:05 WIB dengan keadaan cuaca yang mendung dan
sedikit grimis. Kagiatan yang dilakukan ketika tiba dilokasi adalah melakukan
plotting peta dengan koordinat yang diberikan (X=0182832, Y=9760776 dan
dengan elevasi 117 MDPL) dengan menggunakan GPS dengan satuan waktu
UMT. Setelah itu menentukan azimuth dengan menggunakan kompas geologi.
Azimuth yang didapat yaitu N 292° E.

LP2

Gambar 2.4. Peta hasil plotting

11
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

Gambar 2.5. Singkapan Batuan Beku.


Kawasan ini terjadi kontak formasi, yaitu antara formasi Mengkrang dan
formasi Kasai yang dimana formasi Kasai berada di atas formasi Mengkarang.
Pada stop site ini ditemukan singkapan batuan sedimen formasi Mengkarang
berupa pasir tufaan yang berselingan dengan batuan lempung.
Mengkarang pelepat seumuran dengan batuan secara normal yaitu mendatar,
mengeluarkan pecahan menjadi gundukan dataran ini merupakan dataran beriklim
tropis sehingga terdapat fosil kayu dan kerang. Lingkungan mengkarang adalah
lingkungan darat dan laut yang dangkal. Ciri mengkarang salah satunya yaitu
ditemukannya fosil kayu, dan fosil flora batuanya di trobos oleh granit tantan.
Jenis batuan tersebut yaitu batu pasir lempung, serta memiliki fosil arau. Fosil
kayu ini disimpulkan berumur 290 Ma.
3.3 Muara Karing
Pada lokasi pengamatan ketiga dilakukan di air terjun muara karing.
Pengamatan dilakukan sekitar pukul 17:10 WIB dengan keadaan cuaca yang
mendung dan sedikit grimis. Kagiatan yang dilakukan ketika tiba dilokasi adalah
plotting peta dengan koordinat yang diberikan (X=0183365, Y=9761833 dan
dengan elevasi 115 MDPL) dengan menggunakan GPS dengan satuan waktu
UMT. Setelah itu menentukan azimuth dengan menggunakan kompas geologi.
Azimuth yang didapat yaitu N 330° E.

12
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

LP 3

Gambar 2.6 Peta Hasil Plloting.

Gambar 2.7. Lokasi pengamatan 3 Air terjun Muara Karing,


Kami juga melakukan pengukuran kekar girus dan juga kekar gerus. Hasil
dari pengkuran kekar girus yaitu shear 1: N 45° E / 60° , shear 2 : N 105° E / 64° ,
shear 1 : N 48° E / 62° , dan shear 2 : N 116° E / 63° . Dan hasil pengukuran kekar

13
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

gerus,yaitu shear 1 : N 45° E / 60° , shear 2 : N 105° E / 64° , shear 1 : N 48° E / 62°
, shear 2 : N 116° E / 63° , shear 1 : N 44° E / 60° , dan shear 2 : N 100° E / 62° .
Disini terdapat batuan meta sedimen. Batuan mengalami perubahan belum
sempurna yang biasanya disebut dengan batuan metamorf. Metasedimen terbentuk
karena tekanan suhu yang rendah. Metasedimen termasuk dalam batuan pasir.
Pada batuan ini kami melihat batuan dengan formasi mengkarang yang terdapat
fosil pandan dan dengan tekstur silt dan termasuk batu lanau. Fosil pandan
terbentuk karena pulau sumatera merupakan iklin tropis dan fosil tersebut menjadi
fosil yang tidak terganggu dan lissing (karbonnya terganti mineral) dan fosil
pandan dengan tekstur silt . Lokasi ini merupakan pertemuan antara sungai batang
merangin. Fosil pandan terbentung karena pulau Sumatra benklim tropis dan
pandan tersebut menjad fosil karena tidak terganggu.
3.4 Museum Geopark Merangin
Museum Geopark Merangin merupakan tujuan akhir pada saat perjalanan
pulang. kunjungan yang terakhir dilakukan dari praktikum geologi adalah
mengunjungi Museum Geopark Merangin, pada minggu 09 oktober 2022.
Museum Geopark Merangin (atau Pusat Informasi Geopark Nasional Merangin)
adalah museum tentang informasi taman bumi di Kabupaten Merangin. Lokasi
museum di Kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, Seni dan Budaya Kabupaten
Merangin. Kepemilikan museum diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jambi,
sedangkan pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten
Merangin. Pemerintah tengah berupaya menjadikan Geopark Merangin sebagai
salah satu situs warisan dunia UNESCO. Jenis koleksi yang disimpan meliputi
benda biologi, geologi, arkeologi, dan numismatika. Benda biologi terdiri dari
fosil-fosil flora dan fauna. Sedangkan koleksi benda geologi berupa bebatuan
yang berusia 200 hingga 250 juta tahun.
Di museum ini terdapat banyak sekali fosil dan batuan yang berasal dari
Gopark Merangin. Fosil tersebut berupa fosil-fosil kayu, fosil binatan, fosil daun
yang sudah diawetkan. Fosil kayu yang terdapat di Geopark Merangin merupakan
fosil dengan ukuran terbesar yang terdapat disana, ukurannya melebihi ukuran
kepala manusia pada umumnya. Sedangkan untuk fosil binatang, terdapat fosil
kerang jenis Calamites sp yang berukuran kecil dan biasanya skala

14
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

pembandingnya yang digunakan adalah berupa palu geologi. Untuk fosil


tumbuhan, terdapat fosil berupa tumbuhan paku-pakuan. Ukuran fosil ini juga
tidak terlalu besar.
Juga terdapat Ikan yang sudah diawetkan. Ikan tersebut berasal dari seluruh
Jambi. Tetapi mulai sekarang ini akan mulai difokuskan pada jenis ikan yang
hanya ada di Merangin saja. Berdasarkan hasil pengamatan situs-situs geopark
yang tersimpan didalam museum, dapat diketahui bahwa Geopark Merangin
memiliki beberapa potensi keanekaragaman geologi disepanjang aliran Sungai
Merangin dan Sungai Mengkarang. Potensi tersebut mencakup fosil flora dan
fauna Jambi sekitar 250-290 juta tahun (Zaman Perem Atas – Jura Awal). Fosil
flora Jambi tersebut terekam pada batuan gunung api bersisipan sedimen laut
(batu gamping, serpih gampingan).

15
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari laporan eksekursi pengantar geologi, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Untuk menentukkan sebuah titik koodinat di setiap lokasi penelitian dapat
dilakukan dengan menggunakkan alat geologi berupa GP (Global Position
System).
2. Dari praktikum kali ini kami mepelajari tiga formasi, yaitu mengkarang,
kasai, dan granit tantan. Formasi ini berbeda umur dan lingkungan nya,
formasi yang paling tua adalah formasi mengkarang dengan umur
Permian.
3. Batuan ada 4 jenis yaitu batuan beku, sedimen, metamorf dan pirokalstik.
Batuan beku adalah batuan hasil dari pendinginan magma yang dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu plutonik dan vulkanik, plutonik adalah jenis
batuan beku yang pendinginan nya terjadi di dalam bumi dan vulkanik
adalah jenis batuan yang pendinginannya terjadi diluar.

16
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

BAB V
KESAN DAN PESAN
4.1 KESAN
Setelah mengikuti kegiatan ekskursi ini, saya jadi lebih mengetahui
bagaimana bentuk batuan secara jelas. Mengetahui bagaimana tekstur, berat,
warna, keseluruhan secara fisik dari batuan yang sudah dipelajari sebelumnya.
Serta mengetahui apa yang harus dan tidak harus dilakukan dilapangan.
Bagaimana medan dilapangan yang harus dilalui.
4.2 PESAN
Untuk eksekursi atau praktikum lapangan yang akan datang semoga
pemberitahuannya tidak dilakukan secara mendadak agar kami sebagai mahasiswa
dapat lebih banyak mempersiapkan diri kami agar benar-benar siap untuk
menghadapi praktikum serta dapat memahami lebih banyak lagi dengan
pembekalan yang lebih baik yang dilakukan sebelum hari keberangkatan baik
secara fisik, materi pengetahuan, maupun kelengkapan lain dalam praktikum
lapangan.

17
Laporan Ekskursi Geologi Dasar Geopark Merangin

DAFTAR PUSTAKA
Cameron, N.R., Clarke, M.C.G., Aldiss, D.F., Aspden, J.A., & Djunuddin, A.,
1980. The geological evolution of nortern sumatera, Indonesian Petroleum
Association, Proceedings 9th annual convention, / Jakarta, 1980.
Cobbing, E.J., Ph'field, P.E.J., Darbyshire, D.P.F & Mallick, D.I.J. 1992. The
granites of the Southeast Asian Tin Belt. Overseas Memoirs of the British
Geological Survey, 10.
Pulunggono, A. dan Cameron, N.R., 1984, Sumatran Microplates, Their
Characteristics and Their Role in the Evolution of the Central and South
Sumatra Basins, Proceedings Indonesian Petroleum Association (IPA)
13th Annual Convention, hlm. 121-143.
Suwarna, dkk. 1992. Peta Geologi Lembar Sarolangun Bangko. Bandung : Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Tjia, H.D. 1977. Tectonic Depression Along the Trunscurrent Sumatra Fault
Zone. Geologi Indonesia, J 4(1) : 13- 27.
Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia Vol 1 A: Government
Printing Office, The Hauge, Netherlands. 732 halaman.

18

Anda mungkin juga menyukai