Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI

GEOPARK MERANGIN JAMBI 2023

Oleh :
KEVIN ADLAI SIMATUPANG
F1D323039

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN EKSKURSI PENGANTAR GEOLOGI
GEOPARK MERANGIN JAMBI 2022

Disusun untuk memenuhi matakuliah (PTF21) Pengantar Geologi pada


Prodi Teknik Geofisika

./

KEVIN ADLAI SIMATUPANG


F1D323039

ELKANA ELPIANTA PERANGIN ANGIN


NIM: F1D221053

Diketahui Oleh

Dosen Pengampu Mata Kuliah Dosen Pengampu Mata Kuliah

Ir. Yulia Morsa Said, M.T Ira Kusuma Dewi, S.Si.,M


NIP: 196207011989021001 NIP:198701172019032015

Dosen Pengampu Mata Kuliah

D.M. Magdalena Ritonga, S.T., MT


NIP: 198810112019032013

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan dengan judul “Laporan Ekskursi Pengantar Geologi.” Dan menyelesaikan
ekskursi yang berlangsung 3 (tiga) hari terhitung mulai tanggal 24 -26 November
2023 dan dapat pulang dengan keadaan selamat dan tidak terdapat cedera yang
serius.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-


pihak yang ikut serta dalam melaksanakan kegiatan Ekskursi Pengantar Geologi,
terutama kepada bapak dan ibu Dosen pengampu dari Teknik Kebumian Fakultas
Sains dan Teknologi serta kakak dan abang asisten yang telah membimbing kami
selama melakukan kegiatan ekskursi Pengantar Geologi sehingga kegiatan
tersebut berjalan dengan lancar. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih
kepada warga desa Air Batu , karena telah sudi menyediakan tempat yang layak
dan menyempatan waktu untuk kami sehingga kegiatan kami berjalan dengan
lancar.Terima kasih saya ucapkan kepada kakak/abang asisten lab dan teman
sekelompok yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi,
membantu saya selama tiga hari perjalanan ekskursi dan tentunya juga
mendukung saya sehingga dapat pulang dengan selamat dan menulis laporan ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran untuk menjadikan pembelajaran kedepannya dalam membuat
laporan yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar laporan ini
kedepannya dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 29 November 2023

KEVIN ADLAI SIMATUPANG


NIM : F1D323039

iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan...................................................................................................ii
Kata Pengantar...........................................................................................................iii
Daftar Isi……….........................................................................................................1
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................2
1.1 Latar Belakang............................................................................................2
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................................3
1.3 Waktu dan tempat.......................................................................................4
BAB II. GEOLOGI REGIONAL...............................................................................5
2.1 Fisiografi.....................................................................................................5
2.2 Statigrafi......................................................................................................6
2.3 Struktur Geologi..........................................................................................9
2.4 Geomorfologi..............................................................................................10
BAB III. HASIL LAPANGAN……..........................................................................11
3.1 JeramLadeh.................................................................................................11
3.2 TelukGedang...............................................................................................12
3.3 MuaraKaring...............................................................................................12
BAB IV. KESIMPULAN...........................................................................................16
BAB V. KESAN DAN PESAN.................................................................................17
5.1 Kesan...........................................................................................................17
5.2 Pesan...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
Lampiran 1 Dokumentasi...........................................................................................19
Lampiran 2 Tabel Tabulasi........................................................................................20
Lampiran 3 Peta.........................................................................................................23
Lampiran 4 Catatan Lapangan dan Sketsa Lapangan................................................24

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geopark secara konsep adalah kawasan yang memiliki unsur geologi
terkemuka, yaitu masyarakat setempat berperan melindungi warisan alam
tersebut. UNESCO sendiri memberikan penghargaan khusus bagi beberapa
geopark terbaik di seluruh dunia dengan gelar UNESCO Global Geoparks (UGG).
Apresiasi tinggi ini sangat wajar diberikan mengingat geopark merupakan lokasi
strategis untuk pariwisata. Terlebih berwisata ke geopark memberikan banyak
manfaat mulai dari wisata edukasi, alam, hingga budaya dalam satu destinasi
wisata. Pengembangan geopark sama halnya dengan mengembangkan aspek ilmu
pengetahuan di Indonesia. Pasalnya geopark sering kali menjadi lokasi untuk
penelitian geologi hingga flora dan fauna.
Geopark Merangin merupakan situs warisan peninggalan zaman purba yang
ada di Kabupaten Merangin. Geopark ini memiliki koleksi berupa fosil-fosil dari
daun, kayu, akar, hewan, dan juga kerang-kerangan. Fosil tersebut diperkirakan
berumur lebih dari 300 juta tahun dan tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang
Merangin dan Sungai Mengkarang. Sebuah kawasan konservasi, dan edukasi yang
menjadi ikon dari Kabupaten Merangin. Berbagai aneka fosil yang telah membatu
dan berusia ratusan juta tahun bisa dijumpai di kawasan ini. disuguhkan
pemandangan alam yang masih asri dan lestari. Geopark Merangin diperkirakan
memiliki koleksi yang jauh lebih lengkap dari geopark dinegara lain seperti Cina
dan Amerika.
Secara geografis, Geopark Merangin terletak di sepanjang kawasan Sungai
Batang Merangin dan Sungai Mengkarang. Untuk berkunjung, terdapat dua cara
yaitu dengan berarung jeram atau tracking disepanjang aliran sungai. Dan titik
start biasanya dimulai di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten
Merangin, Jambi. Jarak desa ini sekitar 35 kilometer dari Kota Bangko, dan bisa
ditempuh dengan perjalanan selama kurang lebih 30 menit. Menurut peneliti,
fosil-fosil yang ada di Geopark Merangin ini sangatlah lengkap dan masih terjaga,
serta hingga saat ini memang masih sering dilakukan penelitian oleh mahasiswa
banyak universitas di Geopark Merangin.

2
Ekskursi lapangan mata kuliah Pengantar Geologi dilakukan di geopark
Merangin karena termasuk dalam agenda perkuliahan. Dan juga pada ekskursi ini
akan mengeksplor dan memberi pengalaman mengamati struktur morfologi yang
ada disana. Geopark atau taman bumi adalah suatu kawasan yang memiliki unsur
unsur geologi yang kaya dimana di dalamnya terdapat nilai arkeologi , ekologi
dan banyak kebudayaan di dalamnya . Geopark juga merupakan kawasan lindung
yang dikelola untuk warisan geologi tersebut. Dan salah satunya Geopark
Merangin di kabupaten Merangin .
Beberapa fenomena geologi yang terdapat di Mengkarang sampai saat ini
belum terinventarisir dengan baik. Sungai Mengkarang saat ini sudah mulai
dikunjungi baik dari Universitas sebagai lembagapendidikan, dan masyarakat
umum yang ingin melihat fenomena geologi secara langsung. Hal ini akan
menjadimasalah di kemudian hari jika terjadi kerusakan pada objek yang
dijadikan wisata maupun pencurian atau penghilangan seperti fosil – fosil kerang
maupun tumbuhan. Fenomena geologi adalah wujud fisik alami yang terbentuk
akibat proses geologi yang menghasilkan bentukan yangkhas baik secara
morfologi maupun batuan, seperti: gunung api, pegunungan, gumuk, pasir, karst,
air terjun, delta,geyser, dll.Fenomena geologi tidaklah selalu berkaitan dengan
bencana alam dan bahan tambang. Akan tetapi mengarah jugapada keunikan
peristiwa alamiah yang terjadi di sekitar kita yang harus dilindungi dan berpotensi
dimanfaatkan sebagai objek wisata untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diadakannya Ekskursi geologi dasar ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengenali medan awal kuliah lapangan yang nantinya
akan menjadi pondasi untuk terjun ke dunia kerja.
2. Mahasiswa mampu mengetahui struktur geologi dan fenomena geologi
yang terdapat di Geopark Merangin.
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari pada
mata kuliah Pengantar Geologi.
4. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengaplot lokasi di lapangan
mengunakan GPS dan peta.

3
1.3 Waktu dan Tempat

N Hari, Tanggal Waktu (WIB) Keterangan


O
1. Jum’at 10.00 – 19.00 1. Perjalanan Dari Muaro
Jambi, Jambi Menuju
Desa Air Batu Merangin
20.30 – 22.00 2. pembekalan atau kuliah
2. Sabtu 07.30 – 11.00 1.Perjalanan Dari Homestay
Menuju Ke Air terjun
NengNong,
11.00 – 15.00 2. Menuju Teluk Gedang
15.00 – 16.30 3. Perjalanan Teluk Gedang
ke Muara Karing
3. Minggu,16 April 2017 08.30 – 1. museum geopark
selesai. Merangin

4
BAB II
GEOLOGI REGIONAL

Gambar 1. Peta Geologi Sarolangun - Bangko


Peta geologi adalah salah satu jenis peta yang mempunyai ciri-ciri khusus
yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan
dimensinya dengan ditandai dengan adanya skala besar dan lebih detail. Peta
topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi tentang
keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan
komunikasi. Di Merangin sendiri terbagi kedalam tiga segmen yaitu dataran
rendah, dataran sedang serta datran tinggi dengan ketinggian berkkisar dari 10-
1205 mdpl dengan bentang alam rata-rata bergelombang. Untuk dataran
rendahnya sendiri terletak pada ketinggian 0-100 mdpl dengan luas cakupan
42.77% yang merupakan cakupan terluas, lalu dataran sedangnya berkisar antara
100-500 mdpl dengan luas cakupan 32.52%, terakhir untuk dataran tinggi

5
memiliki tinggi lebih dari 500 mdpl yang mencakup wilayah paling sedikit yaitu
hanya 14.5% (Fitch,1972).
2.1 Fisiografi
Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk ke pada tempat peralihan antara
Pegunungan Barisan & Daerah Rendah Sumatra Bagian Timur Morfologi tempat
ini didominasi sang dataran menggelombang menggunakan undulasi yang nir
begitu kasar. Rangkaian punggungan topografi yg menempati daerah ini biasanya
searah menggunakan sumbu Pulau Sumatra, yaitu Barat laut – Tenggara, tetapi
sebagian terdapat jua yg memotong arah jurus perlapisan batuan sedimen.
Ketinggian daerah yg dimulai berdasarkan tempat Taman Nasional Kerinci –
Seblat pada daerah Kerinci, batuan sedimen terlipat kuat, tempat intrusi & tempat
batuan sedimen terlipat lemah merupakan berdasarkan 2800 m – 400 mdpl.
Vegetasi bervariasi berdasarkan mulai hutan hujan – hutan produksi yg relatif
rimbun, tempat-tempat budidaya yg biasanya nir lebat, dan setempat berupa diorit
& semak belukar kebun karet, kebun kopi, dan kelapa sawit (Verstappen,1973)
2.2 Statigrafi
Memperlihatkan bahwa stratigrafi regionalnya wilayah pengamatan berada
pada pada lbr Peta Geologi Regional Sarolangun (Bangko). Batuan tertua pada
daerah ini merupakan Formasi Mengkarang (Pm) yg berumur Perem Awal-
Tengah. Formasi Mengkarang ini mencemari menggunakan Formasi Palepat,
tersusun sang batuan sedimen klasik halus-kasar bersisipan batuan klasik gunung
api & batuan karbonat. Sementara itu, Formasi Palepat terdiri atas batuan
gunungapi menggunakan sisipan batuan sedimen klastika halus-kasar &
batugamping. Statigrafi kawasan ini diisi dengan empat buah formasi yang saling
berhubungan baik itu selaras yaitu tidak adanya jarak waktu antara dua formasi
sedangkan tidak selaras artinya terdapat jarak waktu antara formasi untuk
formasinya sendiri yaitu Pm, TrJgdt, pTab dan Qtk. Hubungan antara TrJgdt
dengan Ptab termasuk hubungan yang selaras dikarenakan tidak adanya jeda
waktu untuk hasil batuan kedua formasi sama sama menghasilkan batuan beku
untuk Ptab menghasilkan batuan andesit dan TrJgdt menghasilkan batuan granit .
Batuan berumur Perem tadi yg diterobos sang granit horenblenda berumur
Trias Akhir – awal Jura, memperlihatkan hubungan tektonik menggunakan

6
Formasi Kasai (Ja) berumur Jura Tengah yang berupa batuan sedimen-meta
menggunakan sisipan batu gamping & Formasi Peneta (KJp) berumur Jura Akhir
– Kapur Awal, yang tersusun sang runtunan batuan sedimen klastika halus-kasar
& sisipan batu gamping, biasanya terkalihkan derajat rendah. Runtunan batuan
sedimen Pratersier tadi sudah mengalami proses ubahan & pemilihan taraf rendah.
Meskipun demikian, struktur sedimen masih terlihat jelaskan pula kandungan fosil
hewan & tumbuhan yg bisa dipakai menjadi penentu umur. Lingkungan
pengendapannya berkisar menurut lingkungan darat hingga bahari dangkal itu
(Wiki dkk ,2018)
2.2.1 Formasi Mengkarang (Pm)
Satuan batuan ini berupa per selingan batu pasir, batu lanau, batu lempung,
serpih, tuf, & konglomerat; umumnya terkersikkah; dan sisipan batugamping &
batubara. Batu pasir, kelabu terang-gelap, berbutir halus-kasar, membundar
tanggung & terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m. Kuarsa, diorite,
lempung, kalsit, & klorit adalah komponen primer batupasir, menggunakan massa
dasar lempung, diorite & kalsit.
Batu lanau, kelabu gelap, tufan, agakpasiran, mengandung fosil tumbuhan.
Batulempung mengandung fosil brachiopoda & tumbuhan. Tuf, kelabu gelap,
bersusunan basa – asam. Klastika, berselingan menggunakan batugamping &
sisipan batubara setebal 15 centimeter, berlapis baik, lapisan tuf ini berkisar dari
0,5 – 1,5 m. Konglomerat,komponen yg ukuran 0,5 – 20 centimeter secara umum
dikuasai terdiri atas batuan gunungapi (basal & trakhit), serpih, batupasir halus, &
granit setempat berselingan menggunakan tuf bersusunan dasit tebal runtunan
0,15 – 10 m.
Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan pada
lingkungan darat – bahari dangkal, berlumpur, pada kondisi rezim rendah,
berdekatan menggunakan suatu busur kepulauan bergunung api. Sebaran formasi
nya terletak pada Sungai Muara Karing, Merangin, & Titi Meranti. Oleh
karenanya pada kumpulan ini masih ada fosil tumbuhan & hewan yang terlihat
jelas dan khas (Noor,2012).

7
2.2.2 Formasi Granit Tantan (TrJgr)
Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, & aplit. Granit biotit-horenblenda,
terubah; sebagian plagioklas terubah sebagai klorit & epidot; hipidiomorfis –
subporfiritik; fenokris K-Na diorit sebagian terkloritkan & terkaolinkan; sebagian
plagioklas, ortoklas, & kuarsa menciptakan tekstur granofir.
Granodiorit biotit-horenblenda, terubah,bsebagian horenblenda terubah
sebagai biotit & klorit. Serisit berupa ubahan berdasarkan plagioklas & ortoklas,
sedangkan kaolin dari berdasarkan ortoklas; mengandung senolit diorite-kuarsa.
Aplit, aplogranit biotit, terubah, epidot ubahan berdasarkan mineral mafik. Tonalit
(diorite kuarsa), terubah, piroksen & hornblenda sebagian terubah sebagai epidot,
klorit, & serisit.Satuan batuan biasanya tergerus & tersesarkan, dan terlapuk kuat;
menerobos Formasi Mengkarang & bersentuhan tektonik menggunakan Formasi
Peneta. Umur absolut satuan batuan merupakan 171,50 + 1,30 jtl. Dan 200 + 10,0
jtl. Atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya masih ada pada kiri & kanan
Sungai Merangin lebih kurang Dusun Airbatu (Ritonga,2019).
2.2.3 Formasi kasai (QTk)
Pada Formasi Kasai tersusun sang tuf & tuf berkatupung (pumis);
menggunakan sisipan batupasir, batulempung, & batulanau, yg biasanya tufan;
setempat ditemukan konglomerat, breksi tuf, dan sisipan lignit & gambut; kayu
tekersikkan sangat umum, & oksida besi dalam bagian bawah formasi. Batupasir,
tufan, mengandung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur silang-siur
mangkok. Batulempung & batulanau, tufan, tebal lebih kurang 3m,
strukturperarian sejajar.
Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang-siur dalam batuan berbutir kasar
sangat umum. Lingkungan pengendapan darat, bahan yg terendapkan merupakan
output kikisan & erosi menurut Geantiklin Barisan. Formasi ini bisa mencapai
ketebalan 450 m. Singkapannya relatif luas di kawasan sebelah barat & utara
Sungai Merangin, sebelah timur Sungai Mengkarang, dan daerah antara Sungai
Merangin & Mengkarang (UPN,2013).

8
2.3 Stuktur Geologi
Stuktur yg hadir berupa sesar, kelurusan, perdaunan, & kekar, yg secara
regional berarah barat bahari – tenggara & barat barat bahari – timur tenggara.
Jenis sesar berupa sesar mendatar menganan & sesar naik, yg menempati batuan
sedimen malihan Formasi Mengkarang & terobosan berumur Pratersier.
Kelurusan hanya terdeteksi dalam batuan sedimen Formasi Kasai yg berumur
Plio-Plistosen. Sementara itu, perdaunan biasanya dijumpai dalam batuan sedimen
malih Formasi Mengkarang, sedangkan kekar masih ada baik dalam batuan
sedimen malih juga terobosan yg semuanya berumur Pratersier.
Perem Awal ditandai sang pengendapan sedimen klastika & batugamping
terumbu Formasi Mengkarang menggunakan sisipan-sisipan batuan klastika
gunung barah. Lingkungan pengendapan satuan-satuan batuan tadi berada pada
tepi benua hingga bahari dangkal, bersamaan menggunakan aktivitas gunung
barah andesit – basal Formasi Palepat, yg selain membuat lava jua batuan klastika
gunung barah. Berdasarkan analisis kemagnetan purba, Formasi Mengkarang
terendapkan dalam posisi 30 LU & sudah mengalami rotasi searah jarum jam
semenjak Perem.
Pada akhir Trias – awal Jura, terjadi penerobosan Granit Tantan terhadap
batuan berumur Perem, yg disertai menggunakan pencenanggaan pemalihan
regional berderajat rendah. Kegiatan penurunan yg berlangsung berdasarkan Jura
Tengah hingga Kapur Awal. Penerobosan sang Granit Arai, dalam Kapur Tengah,
terhadap. Kegiatan tektonika ini, diikuti sang penggabungan (amalgamasi) antara
Blok Mengkarang-Palepat & Blok Peneta pada bentuk hubungan tektonik/sesar
naik, yg diduga berlangsung dalam Kapur Akhir.Pada aktivitas tektonika
selanjutnya, yakni Plio-Plistosen, semua wilayah terangkat, diikuti sang proses
pengerosian, & terbentuknya sesar mendatar menganan berarah barat bahari –
tenggara, & pelipatan. Pada waktu aktivitas tektonika ini, pengendapan batuan
sedimen klastika gunung barah Formasi Kasai berlangsung (Tjia,1987).

9
2. 4 Geomorfologi
Secara umum, geopark merangin air batu berada pada kabupaten merangin
tepatnya pada Desa Air Batu & Dusun Baru, Kecamatan Pemberap. Jarak geopark
ini berdasarkan sentra Kota Jambi terbilang nir terlalu jauh kira kira lebih kurang
7 jam & tiga jam berjalan kaki atau menyusuri sungai menggunakan arung jeram.
Kawasan Geopark Merangin berada dalam bagian selatan - tengah sampai barat
Provinsi Jambi yg mempunyai topografi daerah yg bervariasi denganketinggian
100 mdpl sampai tiga.
805 mdpl menggunakan bentang alam homogen-homogen bergelombang
sampai terjal yg terdiri atas tiga (tiga) grup morfologi, yaitu Daerah rendah &
perbukitan lemah 0.0 – 1.000 m, berada pada daerah timur hingga tengah, masih
ada Kabupaten Tanjung Jabung Barat, bagian timur Kabupaten Sarolangun &
bagian selatan Kabupaten MeranginDaerah perbukitan sedang hingga bertenaga
1.000-dua.000 m, dalam daerah tengah, masih ada pada Kabupaten Bungo, bagian
barat Kabupaten Sarolangun, dan bagian selatan & barat Kabupaten Merangin dan
sebagian Kabupaten Kerinci.Daerah perbukitan tinggi hingga pegunungan
>dua.000 m dpl, terletak dalam daerah Utara Barat Kabupaten Kerinci & bagian
Selatan-Timur Kabupaten Merangin, dan bagian Selatan-Utara Kabupaten
Merangin.
Dilihat berdasarkan pola genre sungai, Kawasan Geopark Merangin Jambi
adalah bagian berdasarkan Wilayah Sungai Batanghari (Permen PU No. 11A
tahun 2006) yg dari berdasarkan Pegunungan Bukit Barisan menggunakan dua
hulu sungai yaitu Danau Kerinci (Jambi) berdasarkan arah selatan menuju ke
utara-timur sebagai Sungai Batang Merangin, Batang Asai, & Batang Tembesi.
Dari Danau Kembar berdasarkan arah utara (Sumbar) menuju selatan-timur yg
sebagai Sungai Batanghari Hulu & menghilir bergabung menggunakan Batang
Tembesi. Daerah-wilayah tadi masuk pada DAS Batanghari, yg panjangnya
mencapai 1.700 km. Di wilayah hulu, pola genre sungainya berbentuk radial
terutama pada Kabupaten Kerinci, Merangin & Kabupaten Sarolangun, sedangkan
pada wilayah pesisir berbentuk paralel. Sungai - sungai pada Provinsi Jambi

10
terutama Sungai Batanghari sangat berpengaruh dalam isu terkini hujan &
kemarau (Suwarna dkk ,1994).
BAB III
HASIL LAPANGAN

Gambar 1 Peta Topografi

Peta topografi adalah salah satu jenis peta yang mempunyai


ciri-ciri khusus yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran
roman muka bumi dan dimensinya dengan ditandai dengan adanya
skala besar dan lebih detail. Peta topografi biasanya menggunakan
garis kontur dalam pemetaan modern. Penulis lain mendefinisikan
peta topografi dengan membandingkan mereka dengan jenis lain dari
peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta sorografi" yang
mencakup daerah besar, "peta planimetric" yang tidak menunjukkan
elevasi, dan "peta tematik" yang terfokus pada topik tertentu.

3.1 Air Terjun Neng-nong


Titik Koordinat X = 0181576
Titik Koordinat Y= 9759370
Elevasi= 121 MDPL
Azimut N= 3300
Stopsite pertama yaitu Air Terjun neng nong yang berada di desa Air Batu
dengan kondisi lapangan saat itu adalah gerimis. Berjalan dari arah barat laut ke
arah tenggara.Yang ditemukan dalam air terjun ningnong ada singkapan dan

11
bingkahan. Singkapan batuan adalah batuan yang tersingkap ke permukaan secara
alamiah. Ada 4 jenis batuan yaitu, batuan sedimen, batuan metamorf, batuan beku,
dan batuan piroklastik. Batuan beku dibagi menjadi dua yaitu batuan beku
plutonik, batuan beku yang ada di dalam permukaan bumi dan batuan beku
vulkanik, batuan beku yang ada di permukaan bumi. Dalam stopsite ini terdapat
batuan beku. Ada dua jenis batuan beku yang terdapat pada stopsite ini yaitu
Granodiorid( batuan beku asam plutonik) dan diorit(batuan asam intermedien).
Semakin asam batuan ,maka warnanya akan semakin terang dan semakin basa
batuan, maka warnanya akan semakin gelap. umur batuan ini yaitu 207- 201,5
Ma(Mega Anum) lebih tua jika dibandingkan pembentukan pulau Sumatera.
Berdasarkan ilmu geologi umur dari batuan ini adalah Trias akhir. Umur diuji
dengan uji geokimia batuan tentakrian absolut (karbon deting). Ada tiga umur
batuan berdasarkan ilmu geologi, yaitu Trias 200-300 Ma,Jura(umur dinausaurus)
201-145 Ma,dan umur kapur 145-66 Ma. Sudah diakui dan dilindungi UNESCO.

Gambar 1.2 singkapan batuan beku X=0181576, Y= 9759370, Azimuth N 324°E


diambil oleh kevin

12
3.2 Jeram Ladeh

Gambar 4. Batuan Beku.


Diambil oleh kevin
Pada lokasi pengamatan ini dengan
Titik Koordinat X: 192563
Titik Koordinat Y: 9759676
Elevasi 115 mdpl.
Formasi yang di temukan TRjgd dan pTab yang di mana formasi pTab ini di
dapatkan akibat mengintrusi formasi TRjgd, pada daerah pengamatan juga
terdapat sesar mendatar yang memotong dengan arah umumnya N 195° E. Pada
lokasi pengamatan ini di interpertasikan memiliki bentukan asal vulkanik dengan
bentukan lahan intrusi, dan zona fisiografi dataran bergelombang. Batuan yang di
dapatkan di daerah ini yaitu Andesit, Diorit, dan Monzonit.Nama batuan ini
adalah Granit, warna Batuannya Abu-abu kepink-an Strukturmya yaitu Masif

13
3.3 Teluk Gedang
Lokasi kedua untuk pengamatan yang mempunyai
Titik koordinat X: 183832
Titik Koordinat Y: 9760764
Elevasi 114 mdpl.
Di lokasi ini terdapat Formasi Mengkarang, Formasi Palepat, dan Formasi
Granit Tantan. pada daerah pengamatan ditemukan sesar mendatar yang azimuth
nya N 130° E. Batuan yang dijumpai pada lokasi ini adalah Diorit, Konglomerat
(metasedimen), dan batupasir sangat kasar. Pada lokasi ini dijumpai hubungan
menjari antara Formasi Mengkarang dan Formasi Palepat yang mana proses
pembentukan formasi keduanya terjadi pada masa yang sama hanya saja yang
membedakan Formasi Palepat batuannya merupakan produk dari vulkanik.
Formasi Granit Tantan mengintrusi keduanya dan di akhiri dengan pembentukan
Formasi Kasai.

Gambar 5. Formasi Granit Tantan, X: 183832, Y: 9760764 Azzimuth N 130°


Diambil oleh kevin

14
3.4 Muara Karing
Pada Lokasi Ketiga singkapan batuan sedimen dan ada juga batuan beku,
mempunyai titik koordinat X: 193346 dan Y: 9761455 dengan elevasi 96 mdpl.
Formasi yang terdapat pada lokasi ini merupakan formasi mengkarang, dengan
batuan metasedimen. Pada daerah pengamatan juga terdapat sesar mendatar
dengan azimuth N 209° E. Terdapat Perlapisan dilokasi ini berupa 7 lapisan yang
terdiri dari batuan formasi mengkarang namun telah termetakan. Di geosite ini
juga terdapat fosil berupa fosil pakis dan fosil pandan yang tercetak jelas dan
masih terlihat bagus, hal ini dikarenakan batuan yang terdapat di titik ini adalah
sedimen yang merupakan endapan dan tentunya tidak merusak bentuk dari
organisme yang hidup.

Gambar 6. Muara Karing X=193346, Y=9761455 Azimuth N 209° E.


Diambil oleh kevin

15
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari ekskursi ini :
1. Struktur geologi yang terdapat di Desa Air Batu berupa sesar, kekar,
ketidak selarasan, menjari dan intrusi.
2. Formasi yang dapat ditemui di Desa Air Batu adalah formasi mengkarang
formasi palepat, formasi granit tantan dan formasi kasai.
3. Fosil- fosil yang ditemui di museum Geopark Merangi yaitu, Fosil
tumbuhan tersebut berupa batang pohon Araucarioxylon yang sudah
membatu, serta fosil daun seperti Macralethopteris sp, Cordaites sp,
Calamites sp, Lepidodendron dan pecopteris sp.

16
BAB V
KESAN DAN PESAN
5.1 Kesan
Kesan saya pada Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin ini
mahasiswa mendapatkan banyak pengalaman yang sebelumnya belum di dapatkan
melalui materi, di karenakan bisa melihat langsung keadaan geologi di sana secara
langsung. Yang mana ekskursi ini merupakan ekskursi pertama yang mahasiswa
laksanakan. Di Geopark Merangin mahasiswa belajar banyak hal baru yaitu cara
membuat sketsa, menentukan titik koordinat di kawasan geopark merangin, dan
lain sebagainya. Mahasiswa juga dapat mempelajari jenis-jenis batuan dan fosil,
mengetahui dan mengamati geomorfologi, litologi dan struktur suatu wilayah,
mengidentifikasi batuan, struktur geologi secara langsung bukan hanya sekedar
materi perkuliah sehari-hari. Mahasiswa juga belajar untuk mempersiapkan secara
cepat presentase hasil penelitian atau data penelitian yang telah didapatkan di
lapangan , membuat laporan ekskursi yang baik dan benar, melatih kekompakan
tim dan meningkatkan rasa persaudaraan antara mahasiswa dengan mahasiswa
maupun mahasiswa dengan dosen.
5.2 Pesan
Semoga kegiatan ekskursi lapangan kali ini membantu mahasiswa lebih
mengenali batuan dan jenis batuan secara langsung serta semakin terjalin erat
kebersamaan antar mahasiswa.

17
DAFTAR PUSTAKA
Fitch, T.J.1972. Plate Convergence Transcurrent Faults and Internal Deformation
Adjacent to Southeast Asia and Western Pacific . J.Gheophys. Vol
77:4432-4460.
Laboratorium petrologi UPN.2013. Modul Praktikum Petrologi. Yogyakarta :
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Noor, D. 2012. Buku Pengantar Geologi. Bogor: universitas pakuan
Ritonga, M. 2019. Buku Panduan Ekskursi Pengantar Geologi Geopark Merangin
Jambi. Jambi : Universitas Jambi.
Suwarna N., Suharsono, S. Gafoer, T.C., Amin, Kusana & Hernanto B. 1994.
Geology of the Sarolangun, Sumatra. Geological Research and
Development Center, Bandung, West Java.
Tjia, H.D.1987.Geomorfologi. Kuala Lumpur :Mas’adah.
Unival Verstappen.1973. Geologi Dasar Satuan. Jakarta:UPI.
Wiki, H, dkk. 2018. Pemetaan objek fenomena Geologi di sepanjang
Sungai Mengkarang: Guna pengembangan aset Geowisata di Geopark
Mengkarang Purba, Desa Bedeng Rejo, Kabupaten Merangin,
Jambi. Prosiding Semnas SINTA FT UNILA Vol. 1 2018

18
LAMPIRAN
Lampiran 1

Dokumentasi kegiatan ekskursi pengantar geologi

Gambar 10. Jeram Ladeh Gambar 11. Teluk Gedang

Gambar 12. Air terjun nengnong Gambar 13. Muaro Karing

19
Lampiran 2

Tabel Tabulasi Kegiatan

Data Lokasi Pengamatan 1 (Jeram Ladeh)


Foto Lapangan Kode Lokasi RAL

Hari/Tanggal Sabtu,25-11-2023

Jam 09.30-11.00

Kordinat Bujur 115 mdpl


Elevasi

Satuan Batuan Andesit, Diorit, dan


Granodiorit.

Keterangan :

Pada Stopsite pertama ini berada pada


Jeram ladeh ini dijumpai Formasi yang
di temukan TRjgd dan pTab yang di
mana formasi pTab ini di dapatkan
akibat mengintrusi formasi TRjgd, pada
daerah pengamatan juga terdapat sesar
mendatar yang memotong dengan arah
umumnya N 195° E. Pada lokasi
pengamatan ini di interpertasikan
memiliki bentukan asal vulkanik dengan
bentukan lahan intrusi, dan zona
fisiografi dataran bergelombang. Batuan
yang di dapatkan di daerah ini yaitu
Andesit, Diorit, dan Granodiorit

20
Data Lokasi Pengamatan 2 (Teluk Gedang)
Foto Lapangan Kode Lokasi RAL

Hari/Tanggal Sabtu, 25-11-2023

Jam 11.00-15.00

Kordinat Bujur 114 mdpl


Elevasi

Satuan Batuan Diorit,Konglomerat,


dan batupasir

Keterangan :

Pada stopsite kedua ini atau lebih


tepatnya
di teluk gedang pada stopsite ini terdapat
Formasi Mengkarang, Formasi Palepat,
dan Formasi Granit Tantan.. Batuan
yang dijumpai pada lokasi ini adalah
Diorit, Konglomerat (metasedimen), dan
batupasir sangat kasar. Pada lokasi ini
dijumpai hubungan menjari antara
Formasi Mengkarang dan Formasi
Palepat yang mana proses pembentukan
formasi keduanya terjadi pada masa
yang sama hanya saja yang
membedakan Formasi Palepat batuannya
merupakan produk dari vulkanik.
Formasi Granit Tantan mengintrusi
keduanya dan di akhiri dengan
pembentukan Formasi Kasai.

21
Data Lokasi Pengamatan 3 (Muara Karing)
Foto Lapangan Kode Lokasi RAL

Hari/Tanggal Sabtu, 25-11-2023

Jam 15.00-16.30

Kordinat Bujur 96 mdpl


Elevasi

Satuan Batuan Metasedimen, Batuan


Gunung berapi

Keterangan :

Pada stopsite terakhir ini atau yang lebih tepat


nya pada muaro karing Formasi yang terdapat
pada lokasi ini merupakan formasi
mengkarang, dengan batuan metasedimen.
Pada daerah pengamatan juga terdapat sesar
mendatar dengan azimuth N 332° E. Terdapat
Perlapisan dilokasi ini berupa 7 lapisan yang
terdiri dari batuan formasi mengkarang namun
telah termetakan. Di geosite ini juga terdapat
fosil berupa fosil pakis dan fosil pandan yang
tercetak jelas dan masih terlihat bagus, hal ini
dikarenakan batuan yang terdapat di titik ini
adalah sedimen yang merupakan endapan dan
tentunya tidak merusak bentuk dari organisme
yang hidup.

22
23

Anda mungkin juga menyukai