Anda di halaman 1dari 30

PEMETAAN GEOLOGI DAN ANALISIS PETROGRAFI UNTUK

MENENTUKAN DIAGENESA BATU GAMPING PADA FORMASI


PASEAN DAERAH GULUK –GULUK DAN SEKITARNYA
KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

3,5 cm

Oleh :
Rio Pidi Sugiharto
12.2017.1.00308

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

1. PELAKSANA
a. Nama : Rio Pidi Sugiharto
b. Nomor Pokok Mahasiswa : 12.2017.1.00308
c. Jurusan : Teknik Geologi
d. Fakultas : Teknologi Mineral dan Kelautan
e. Universitas : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2. JUDUL PENELITIAN : “ Pemetaan Geologi Dan Analisis
Petrografi Untuk Menentukan Diagenesa Batu Gamping pada Formasi Pasean
Daerah Guluk –Guluk Dan Sekitarnya Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa
Timur “
3. TEMPAT PELAKSANAAN : Desa Guluk-Guluk dan Sekitarnya,
Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep , Provinsi Jawa Timur

4. WAKTU PELAKSANAAN : Maret – Juli 2021

Surabaya, 30 Maret2021

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Jurusan Teknik Geologi

Jusfarida S.Si,.M.T Dr.Yulfiah S.T.,M.Si


NIP. 133005 NIP.941033

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PEMETAAN GEOLOGI DAN ANALISIS PETROGRAFI UNTUK


MENENTUKAN DIAGENESA BATU GAMPING PADA FORMASI
PASEAN DAERAH GULUK –GULUK DAN SEKITARNYA
KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh

Rio Pidi Sugiharto


12.2017.1. 00308

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Program Studi Strata Satu (S1)


Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Surabaya, 30 Maret 2021

Menyetujui, Jurusan Teknik Geologi


Dosen Pembimbing Ketua

Jusfarida S.Si,.M.T Dr. Yulfiah, S.T., MSi


NIP.133005 NIP. 941033

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Penulis Panjatkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat meneyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “ Pemetaan Geologi Dan Analisis Petrografi Untuk
Menentukan Diagenesa Batu Gamping Pada Formasi Pasean Daerah Guluk –
Guluk Dan Sekitarnya Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur ”
Dalam Penyusuna Laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan penulis petunjuk serta perlindungan dalam
penyusunan proposal skripsi.
2. Kedua orang tua yang tak henti - hentinya memberikan dukungan dandoa yang
selalu dipanjatkan untuk penulis.
3. Ibu Dr.Yulfiah S.T.,M.Si. Ketua Jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas
selama proses penyusunan proposal.
4. Bapak Jusfarida S.Si., M.T selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
selama pengerjaan proposal skripsi ini.
5. Seluruh dosen Jurusan Teknik Geologi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya yang
turut memberikan dukungan dan masukan
6. Teman-teman Teknik Geologi Angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan
dalam mengerjakan proposal ini. Dan rekan rekan lainnya yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna untuk dipahami
bagi para pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya serta dapat
dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 30 Maret 2021


Penyusun,

Rio Pidi Sugiharto

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................2
1.4 Maksud dan Tujuan ..................................................................................2
1.5 Lokasi Penelitian ......................................................................................3
1.6 Hipotesis ...................................................................................................3
1.7 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
1.8 Penelitian Terdahulu .................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
2.1 Geologi Regional.......................................................................................6
2.2 Stratigrafi Regional ...................................................................................8
2.3 Tektonik Regional ..................................................................................10
2.4 Tinjauan Pustaka .....................................................................................10
2.4.1 Pengertian Batuan Karbonat ............................................................10
2.4.2 Klasifikasi Batuan Karbonat ............................................................11
2.4.3 Diagenesis Batuan Karbonat ............................................................13
2.4.4 Proses dan Produk Batuan Karbonat ...............................................14
2.4.5 Lingkungan Diagenesis ....................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 18
3.1 Tahapan Penelitian ..................................................................................18
3.1.1 Tahap Persiapan ...............................................................................18
3.1.2 Tahap Pengumpulan Data ................................................................ 18
3.1.3 Tahap Pengolahan Data ...................................................................19
iv
3.1.4 Tahap Analisis dan Hasil Pembahasan ............................................19
3.1.5 Penutup ............................................................................................20
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................21
3.3 Jadwal Rencana Penelitian ......................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................4


Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ..............................................................................19

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian .....................................................................3


Gambar 2.1 Pulau Madura ..................................................................................6
Gambar 2.2 Fisiografi Jawa-Madura ..................................................................7
Gambar 2.3 Peta Geologi Lembar Waru-Sumenep ............................................7
Gambar 2. 4 kolom stratigrafi daerah sumenep (Situmorang drr,,1992) .............9
Gambar 2. 5 Tektonik Regional Cekungan Jawa Timur....................................10
Gambar 2. 6 Klasifikasi Batuan Karbonat (Dunham 1962 ) .............................. 12
Gambar 2. 7 Klasifikasi Batuan Karbonat (Embry dan Klovan 1971) ..............13
Gambar 2. 8 Lingkungan Diagenesis Tucker dan Wright ( 1990 ) ....................16
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................20

vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemetaan Geologi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang Geologist
berdasarkan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan dengan dilakukannya
pemetaan geologi untuk mengetahui daeran penelitian secara detail. Oleh karena
itu dengan dilakukannya Skripsi Pemetaan Geologi di lapangan serta pemahaman
aplikasinya di lapangan dengan melakukan studi khusus diharapkan keterampilan
tersebut bisa berkembang dan bertambah , Dalam Kegiatan Pemetaan Geologi
dilakukan Pengambilan Data Litologi serta kedudukan lapisan batuan,
pengamatan geomorfologi, pengukuran stratigrafi, dan pengambilan data struktur
geologi, dari pemetaan geologitersebut Output yang didapatkan ini untuk
mendeskripsikan kondisi satuan batuan dan pola persebaran, proses geologi yang
mengontrol morfologi dan satuan bentukan lahan, Struktur yang berkembang di
daerah telitian baik struktur primer (struktur sedimen ) maupun struktur sekunder (
kekar, lipatan dan sesar ) dan hubungan stratigrafi antar litologi .. Aspek tersebut
dapat mendeskripsikan sejarah geologi yang terjadi di daerah penelitian. Pokok
bahasan yang akan dibahas pada studi khusus ini adalah diagenesis batu gamping
dengan obyek penelitian berupa batu gamping Formasi Pasean. Diagenesis
merupakan perubahan dari sedimen menjadi batuan sedimen dimana selama
proses diagenesis terjadi perubahan secara fisik ataupun kimia. Melalui
pengamatan secara petrografi nantinya dapat menentukan jenis diagenesis yang
berkembang pada batu gamping FormasiPasean . Dari latar belakang ini, maka
perlu adanya penelitian mengenai “Pemetaan Geologi dan Analisis Petrografi
untuk menetukan Diagenesa Batu Gamping Formasi Pasean Daerah Guluk-Guluk
dan Sekitarnya Kabupaten Sumenep ,Provinsi Jawa Timur”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka tampak jelas permasalahan-


permasalahan penting yang belum dirumuskan dan perlu ditemukan didalam

1
penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi dan proses geologi yang terjadi pada daerah


telitian?
2. Bagaimana kualitas batu gamping Formasi Pasean?
3. Apa saja proses diagenesis dan lingkungan pengendapan batu gamping
formasi pasean ?

1.3 BatasanMasalah
Batasan Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu meliputi :
1. Secara regional daerah penelitian masuk kedalam Formasi Madura yang
mencakup Deaerah Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura
2. Objek pengamatan meliputi,pengamatan singkapan,struktur geologi dan
struktur sedimen.
3. Objek penelitian adalah untuk menentukan diagenesa batuan gamping
pada formasi pasean dengan menggunakan metode petrografi
1.4 Maksud dan Tujuan
1.4.1 Maksud
Adapun Maksud dari Penelitian ini untuk mengetahui proses diagenesa dan
lingkungan diagenesa apa yang berkembang pada batugamping formasi Pasean
Daerah Guluk – Guluk dan sekitarnya Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa
Timur.
1.4.2 Tujuan
Sedangkan Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi dan proses geologi yang terjadi pada daerah
penelitian.
2. Untuk menentukan jenis dan kualitas batu gamping
3. Untuk mengetahui diagenesis dari batu gamping yang terjadi pada daerah
penelitian

2
1.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini memiliki luas daerah penelitian 6 km x 9 km Daerah
penelitian terletak di lokasi kecamatan guluk-guluk kabupaten sumenep provinsi
jawa timur yang berada antara 113’32’54” Bujur timur dan diantara 4’55’-7’24’
lintang selatan .

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian


1.6 Hipotesis
Daerah penelitian terletak di lokasi kecamatan guluk-guluk kabupaten sumenep
provinsi jawa timur, luas daerah penelitian 4 km x 5 km , obyek penelitian berupa
batu gamping Formasi Pasean. Diagenesis merupakan perubahan dari sedimen
menjadi batuan sedimen dimana selama proses diagenesis terjadi perubahan
secara fisik ataupun kimia. Melalui pengamatan secara petrografi nantinya dapat
menentukan jenis diagenesis yang berkembang pada batu gamping Formasi
Pasean .
1.7 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini terbagi atas :
• Manfaat bagi Akademisi
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk
3
peneliti selanjutnya dalam melakukan skripsi pemetaan geologi dengan
Studi Khusus “ Pemetaan Geologi dan Analisis Petrografi untuk
menentukan Diagenesa Batu Gamping Formasi Pasean Daerah Guluk-
Guluk dan Sekitarnya Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur “
2. Untuk menambah pengetahuan mengenai informasi geologi di daerah
penelitian dan menambah keterampilan dalam melakukan pemetaan
dilapangan bagi seorang geologist.
• Manfaat bagi Masyarakat
1. Untuk memberikan informasi mengenai Potensi dari bahan galian batu
gamping serta mengenalkan informasi Geologi dari daerah penelitian.
1.8 Penelitian Terdahulu
Dalam Penelitian ini saya menggunakan beberapa Jurnal/disertasi sebagai acuan
maupun untuk memperbanyak informasi mengenai daerah penelitian :

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu


Nama Metode
Penelitian Judul Penelitian Hasil
Wahyu Budhi Studi Mikrofasies dan Analisis Petrografi , Terdapat 6 Tipe zonasi
Khorniawan Diagenesis Batuan Analisis Fasies yang menunjukan
Karbonat Formasi Mikrofasies, Batuan Karbonat Formasi
POH,Cekungan Luwuk- Analisis POH terendapkan pada
Banggai ,Kecamatan Foraminifera Besar Lingkungan Shallow
Pagimana Kabupaten dan Analisis Sikuen marine shelf
Luwuk , Provinsi Sulteng Stratigrafi .

Nurlita Putri Analisis Diagenesis Metode Pengamatan Memiliki 2 Satuan


Maluka, Batuan Karbonat dengan Lapangan, Analisa Geomorfik yaitu
Muhammad Faris Metode Petrografi Studi Petrografi , Analisa Denudasional dan Karst
Hapiddin, Kasus Batu Gamping Paleontologi memiliki Fosil bentos
Harnani,S.T,M..T Formasi Baturaja Desa mencirikan Formasi
Lubuk Dalam Baturaja terendapkan
Kec.Lengkiti, Kab.Ogan pada lingkungan transisi
Komering Ulu, Sumatera proses diagenesis berupa
Selatan. fase mikritisasi microbial
, Pelarutan , Kompaksi ,
Sementasi, dan
Neomorfisme Jenis
Fasies Batuan yaitu
Packstone, Wackestone,
dan Mudstone.

4
Aji Sundawa Geologi dan Studi Pengambilan Data Memiliki 3 Satuan
Penyebaran Litofasies Lapangan, Geomorfik Yaitu
Batu Gamping Formasi Pengamatan Perbukitan Karst,
Punung , Daerah Lintasan Terukur ( Lembah Karst Dan
Girikikis dan Sekitarnya , Measuring Section) Fluvial Struktur Geologi
Kecamatan Giriwoyo ,Analisis Yang Berkembang Yaitu
Kabupaten Wonogiri , Paleontologi , Sesar Turun , Dengan 4
Provinsi Jawa Tengah . Analisis Petrografi . Litofasies Yaitu
Redstone,
Grainstone,Bafflestone
dan Framestone

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Geologi Regional

Gambar 2.1 Pulau Madura


Fisiografi regional Jawa Timur dan Madura secara umum dapat
dikelompokkan menjadi 4 Zona : Zona Rembang-Madura, Zona Kendeng, Busur
Vulkanik saat ini dan zona Pegunungan Selatan (Gambar 2.2). Zona Rembang-
Madura merupakan punggungan terlipa dan membentuk anticlinorium memanjang
arah barat-timur mulai dari Purwodadi, Jawa Tengah menerus ke daerah Tuban-
Surabaya dan berakhir di Pulau Madura. Zona ini ditempati oleh sedimen klastik
laut dangkal dan karbonat yang luas.
Zona Kendeng merupakan anticlinorium yang memanjang dari Semarang
kea rah timur sampai Surabaya. Zona ini pafa umumnya dibentuk oleh endapan
vulkanik, batupasir, batulempung dan napal. Busur Vulkanik saat ini menempati
bagian tengah Jawa Timur merupakan zona Jajaran gunung api aktif saat ini yang
memanjang dari barat-timur dari Gububg Slamet, Sindoro, Merapi, Kelud,
Semeru hingga Gunung Ijen.
Zona Pegunungan Selatan merupakan busur vulkanik Eosen-Miosen yang
terdiri atas endapan silisiklastik, vulkaniklastik, batuan karbonat dan vulkanik
dengan kemiringan lapisan yang seragam kea rah selatan. Zona ini memanjang

6
dari barat-timur yaitu dari Wonosari, Yogyakarta hingga daerah Blambangan,
Jawa Timur. Zona ini umumnya mempunyai topografi yang dibentuk oleh
batugamping, vulkanik dan sering dijumpai gejala Karst.

Gambar 2.2 fisiografi jawa-madura

Gambar 2.3 Peta Geologi Lembar Waru-Sumenep

7
2.2 Statigrafi Regional

Berdasarkan peta geologi Lembar Waru -Sumenep (Situmorang drr.,


1992), daerah penelitian termasuk dari bagian Cekungan Jawa Timur utara.
Tataan stratigrafinya dari tua ke muda adalah Formasi Tawun, Formasi Ngrayong,
Formasi Bulu, Formasi Pasean, Formasi Madura, Formasi Pamekas-an, dan
Aluvium. Kolom stratigrafi beserta litologi tersaji dalam Gambar 2.3.
Formasi Tawun secara litologis terdiri atas batulempung, napal, batugamping
lempungan de- ngan sisipan orbitoid. Formasi ini berumur Miosen Awal-Tengah
dan sedimennya diendapkan pada lingkungan laut agak dangkal (sublitoral)
dengan ketebalan sekitar 300 m.
Formasi Ngrayong yang menindih secara se-laras atas Formasi Tawun
merupakan perulangan batupasir kuarsa dengan batugamping orbitoid dan
batulempung. Formasi ini berumur Miosen Tengah dan diendapkan pada
lingkungan laut dangkal (litoral) dengan ketebalan lebih kurang 600 m.
Formasi Bulu diendapkan selaras di atas Formasi Ngrayong. Formasi ini
disusun oleh batugamping dengan sisipan napal pasiran, berumur Miosen Tengah
Atas di lingkungan pengendapan laut dangkal pada zona neritik tengah, dengan
ketebalan formasi sekitar 200 meter.
Formasi Madura sebagian menindih selaras dan sebagian lagi tidak selaras
Formasi Pasean, Formasi Bulu, dan Formasi Ngrayong dan diduga berumur
Pliosen, sedangkan di Lembar Tanjung Bumi-Pamekasan dan Lembar Surabaya-
Sapulu berumur Miosen Akhir- Pliosen. Formasi Madura terdiri dari batugamping
terumbu dan batugamping dolomitan. Batugamping terumbu bebentuk padat dan
permukaannya umumnya berongga, setempat dolomitan. Satuan batuan ini
beragam antara batu-gamping kapuran, dibagian bawah batugamping pasiran,
batugamping oolit, batugamping hablur dan batugamping dolomitan. Formasi ini
diendapkan dalam lingkungan laut dangkal dan tenang dengan ketebalan sekitar
250 m.
Formasi Pamekasan menindih tidak selaras Formasi Madura terdiri atas
konglomerat, batupasir, batu lempung dan batugamping. Konglomerat bersi-fat
8
kompak, padat, terpilah buruk dengan komponen dasar terdiri atas
batugamping foraminifera dan Formasi Madura sebagian menindih selaras dan
sebagian lagi tidak selaras Formasi Pasean, Formasi Bulu, dan Formasi Ngrayong
dan diduga berumur Pliosen, sedangkan di Lembar Tanjung Bumi-Pamekasan dan
Lembar Surabaya-Sapulu berumur Miosen Akhir- Pliosen.
Formasi Madura terdiri dari batugamping terumbu dan batugamping
dolomitan. Batugamping terumbu bebentuk padat dan permukaannya umumnya
berongga, setempat dolomitan. Satuan batuan ini beragam antara batu-gamping
kapuran, dibagian bawah batugamping pasiran, batugamping oolit, batugamping
hablur dan batugamping dolomitan.
Formasi Pasean, yang menindih selaras Formasi Bulu, merupakan
perselingan napal dengan batugamping lempungan, batugamping pasiran
danbatugamping oolit, napal pasiran, berbutir halus sampai sedang, berlapis baik
dan mengandung sedikit kuarsa. Formasi ini berumur Miosen Akhir dan
diendapkan dalam laut dangkal (inner sublittoral) dengan tebal kurang lebih 600
m.
Aluvium disusun oleh material lepas berukuran lempung, pasir, kerikil dan
kerakal yang merupakan endapan sungai, pantai dan rawa, berumur Holosen.
Satuan ini menindih secara tak selaras formasi yang lebih tua lainnya.

Gambar 2. 4 kolom stratigrafi daerah sumenep (Situmorang drr,,1992)


9
2.3 Tektonik Regional

Struktur dan Tektonika pada daerah tersebut Menurut kerangka tektonik


regional, wilayah Pamekasan termasuk dalam Cekungan Jawa Timur. Cekungan
ini merupakan Cekungan Belakang Busur yang dibatasi oleh Busur Karimun Jawa
di sebelah barat, Tinggian Meratus di sebelah utara, Tinggian Masalembo di
sebelah timur dan Jalur Perlipatan Selatan di sebelah selatan (Gambar 2.4).
Sejarah tektonik Cekungan Jawa Timurdibedakan dari sejarah tektonik Jawa
bagian barat dan tektonik wilayah Asia Tenggara. Daerah ini adalah
tepian Sundaland Craton bagian tenggara, dimana batuan dasar merupakan kerak
peralihan antara kerak benua dan samudera yaitu Kelompok Melange berumur
Kapur hingga Tersier Bawah.

Gambar 2.5 tektonik regional cekungan jawa timur


2.4Tinjauan Pustaka
2.4.1 Pengertian Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi dominan
terdiri dari garam – garam karbonat, sedang dalam prakteknya secara umum
meliputi batugamping dan dolomit. Proses pembetukannya dapat terjadi secara
insitu, yang berasal dari larutan yang mengalami proses kimiawi maupun

10
biokimia, dimana dalam proses tersebut organisme turut berperan dan dapat pula
terjadi dari butiran rombakan yang telah mengalami transportasi secara mekanik
yang kemudian diendapkan pada tempat lain (Koesoemadinata, 1985).
Selain itu pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses dari batuan karbonat
yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah proses dolomitisasi, dimana
kalsit berubah menjadi dolomit). Seluruh proses pembentukan batuan karbonat
tersebut terjadi pada lingkungan air laut, sehinnga praktis bebas dari detritus asal
darat.

2.4.2 Klasifikasi Batuan Karbonat


A.Klasifikasi Batuan karbonat menurut Dunham (1962)
Klasifikasi Dunham (1962) didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping,
dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek yang tetap. Kriteria
dasar dari tekstur deposisi yang diambil.Dasar yang dipakai oleh Dunham (1962)
untuk menentukan tingkat energy adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur
mud supported diinterpretasikan terbentuk pada energi rendah karena Dunham
(1962) beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada lingkungan yang
berarus tenang sebaliknya batuan dengan fabrik grain supported terbentuk pada
energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang dapat mengendap.
Batugamping dengan kandungan beberapa butir (< 10 %) di dalam matrik lumpur
karbonat disebut mudstone, dan bila mudstone tersebut mengandung butiran tidak
saling bersinggungan disebut wackestone. lain halnya bila antar butirannya saling
bersinggungan disebut packstone atau grainstone. Packstone mempunyai tekstur
grain- supported dan biasanya memiliki matriks mud.
Dunham (1962) memakai istilah boundstone untuk batugamping dengan fabric
yang mengindikasikan asal-usul komponen- komponennya yang
direkatkanbersama selama proses deposisi (misalnya pengendapan lingkungan
terumbu).

11
Gambar 2.6 Klasifikasi batuan karbonat (Dunham 1962)

B. Klasifikasi batuan karbonat menurut Embry dan Klovan (1971).


Modifikasi klasifikasi Dunham (1962) dengan membagi batu gamping menjadi
dua kelompok besar yaitu autochtonous limestone dan allochtonous limestone
berupa batugamping yang komponen-komponen penyusunnya tidak terikat secara
organis selama proses deposisi. Pembagian allochtonous dan autochtonous
limestone oleh Embry dan Klovan (1971) telah dilakukan oleh Dunham tetapi
tidak terperinci. Dunham hanya memakainya sebagai dasar klasifikasi
batugamping yang tidak terikat(packstone, mudstone, wackestone, grainstone) dan
terikat (boundstone) sedangkan Embry dan Klovan (1971) membagi lagi
boundstone menjadi tiga kelompok yaitu framestone, bindstone, dan bafflestone,
berdasarkan ataskomponen utama terumbu yang berfungsi sebagai perangkap
sedimen. Selain itu juga ditambahkan nama kelompok batuan yang mengandung
komponen berukuran lebih besar dari 2 cm >10 %. Nama yang mereka berikan
adalah rudstone untuk component-supported dan floatstone untuk matrix
supported (Klasifikasi Embry & Klovan 1971)

12
Gambar 2.7 Klasifikasi batuan karbonat (Embry dan Klovan 1971 )
2.4.3 Diagenesis Batuan Karbonat
Diagenesis merupakan proses yang terjadi setelah proses sedimentasi pada suatu
batuan meliputi proses kimia maupun fisika, namun perubahan ini bukan yang
disebabkan oleh perubahan suhu maupun tekanan (metamorfisme) (Scholle dan
(Ulmer – Scholle, 2003 dalam Flugel, 2004).Beberapa hal yang mengontrol proses
diagenesis diantaranya, yaitu :
1. Komposisi dan mineralogi dari sedimen asal.
2. Komposisi dari cairan pori serta kecepatan cairan fluida.
3. Faktor sejarah geologi sedimen asal, seperti pengangkatan dan perubahan muka
air laut mempengaruhi proses diagenesis. Proses diagenesis tahap awal dimulai
bila batuan terangakat ke permukaan.
4. Iklim, pada iklim kering, sementasi di lingkungan air tawar kemungkinan akan
terbatas dibandingkan dengan porositas primer yang terawetkan. Sebaliknya pada
13
iklim dingin, umumnya sangat sedikit sekali porositas primer yang terhidar dari
proses sementasi, tetapi porositas sekunder seperti moldic dan vug berkembang
secara signifikan.
2.4.4 Proses dan Produk Diagenesis
Enam proses utama yang terdapat dalam proses diagenesis, yaitu :
pelarutan, sementasi, neomorfisme, dolomitisasi, mikritisasi mikrobial dan
kompaksi. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, tekanan,
temperatur, stabilitas mineral, kondisi kesetimbangan, rate of water influx, waktu
dan kontrol struktur. Tiga proses utama dalam proses diagenesis adalah, pelarutan
(dissolution), sementasi dan penggatian (replacement). Setiap proses ini dicirikan
oleh kenampakan berbeda – beda yang menginterpretasikan kondisi pembetukan
batuan karbonat. Berikut adalah proses yang terjadi dalam proses diagenesis :
1. Mikritisasi Mikrobial
Proses ini terjadi di lingkungan laut, yang terbentuk oleh adanya, aktivitas
pemboran butiran oleh endolithic algae, fungi dan bakteri di sekitar skeletal
kemudian lubang yang terbentuk diisi dengan sedimen berbutir halus atausemen
yang micrite envelope, yaitu mikrit yang mengelilingi cangkang. Aktivitas
organisme tersebut sangat aktif, maka akan dihasilkan cangkang yang sepenuhnya
termikritisasi. Proses ini merupakan proses yang peting umumnya terjadi dalam
lingkungan stagnant marine phreatic zone dan active merine phreatic zone
(Longman, 1980).
2. Pelarutan
Proses pelarutan diketahui dengan adanya mineral yang tidak stabil larut dan
membentuk mineral lain yang stabil pada lingkungan yang baru, hal ini terjadi
adanya perbedaan lingkungan diagenesis. Proses pelarutan dapat terjadi pada
freshwater vadose maupun freshwater phreatic (Longman, 1980).
3. Sementasi
Proses sementasi merupakan proses diagenesis utama dalam sedimen karbonat
terjadi pada waktu air pori yang sudah jenuh sewaktu fase semen dan tidak ada
faktor kinetik yang bisa menghalangi presipitasi semen. Proses ini memerlukan
14
sirkulasi air tawar ataupun air laut yang besar sekali. Lingkungan diagenesis
ditunjukkan oleh adanya mineralogi dan fabric semen yang berbeda –
bedatergantung pada komposisi air pori, kecepatan suplai karbonat dan presipitasi.
4. Neomorfisme
Neomorfisme adalah proses penggatian dan rekristalisasi dimana terjadi
perubahan mineralogi. Contohnya yaitu pengasaran ukuran kristal pada lumpur
karbonat atau mikrit (aggrading neomorphism) dan penggatian cangkang aragonit
dan semen oleh kalsit (calcitization) (Tucker, 1990). Proses ini dapat terjadi pada
awal sedimentasi freshwater phreatic dan deep burial.
5. Dolomitisasi
Dolomitisasi adalah proses penggatian mineral kalsit menjadi dolomit yang
disebabkan oleh meningkatnya kadar Mg dalam batuan karbonat. Faktor – faktor
yang mempercepet presipitasi dolomit adalah besarnya perbandingan Mg/Ca pada
mineral, besarnya kandungan CO 2 , tingginya temperatur dan pH, rendahnya
kandungan sulfat, rendahnya kadar silinitas serta pengaruh material organik.
Proses dolomitisasi bisa berubah replacement melalui proses presipitasi atau
berupa sementasi, yang dapat terjadi pada lingkungan mixing zone dan deep
burial (Morrow. 1982)
6. Kompaksi
Menurut Tucker Dan Wrigth (1990) proses kompaksi dibagi 2 macam, yaitu :
1. Kompaksi mekanik yang terjadi pada saat pembebanan semakin besar yang
menyebabkan terjadinya retakan dalam butiran, butir saling berdekatan,porositas
berkurang.
2. Kompaksi kimia, terjadi ketika antara butir bersentuhan sehingga mengalami
pelarutan yang menghasilkan kontak suture dan kontak concavo-convex
2.4.5 Lingkungan diagenesis
Lingkungan diagenesis merupakan daerah dimana pola diagenesis yang sama
muncul, lingkungan diagenesis tidak ada kaitannya dengan lingkungan
pengendapan dan dapat berubah sepanjang waktu.

15
Gambar 2.8 Lingkungan diagenesis Tucker Dan Wright (1990)
Mempelajari produk-produk diagenesis yang hadir pada lingkungantertentu
merupakan kunci penting untuk memprediksi kecenderungan porositas pada
batuan karbonat. menurut (Longman, 1980 dalam Tucker dan wright, 1990)
membagi lima lingkungan diagenesis (Gambar 2.7 ), yaitu :
1. Zona marine phreatic
Sedimen berada pada lingkungan marine phreatic bila semua roga porinya terisi
oleh air laut yang normal. Umumnya karbonat diendapakan dan memulai sejarah
diagenesisnya pada lingkungan marine phreatic. Lingkungan ini dapat di bagi
menjadi dua, yaitu lingkungan yang berhubungan dengan sirkulasi airsedikit,
dicirikan oleh kehadiran mikritisasi dan sementasi setempatLingkungan kedua
berupa lingkungan yang berhubungan dengan sirkulasi air yang baik dimana
tingkat sementasi intergranular dan mengisi ronga lebih intensif.
2. Zona mixing
Zona mixing merupakan percampuran lingkungan freshwater phreatic
danfreshwater vadose dengan karakteristik adanya air payau dan bersifat diam.
Seluruh ronga yang semua terisi air laut akan mulai tergantikan oleh air tawar.
Dolomitisasi merupakan salah satu penciri lingkungan ini jika salinitas air
16
sekitarnya rendah. Selinitas tinggi akan terbentuk Mg kalsit yang menjarum.
3. Zona meteoric phreatic
Zona ini terletak di bawah zona meteoric vadose dan zona mixing. Semua ruang
pori batuan diisi air meteorik yang mengandung material karbonat hasil pelarutan
dengan kadar yang bervariasi. Lingkungan ini dicirikan dengan proses pencucian,
neomorfisme butir yang diikuti atau tanpa diikuti sementasi kalsit secara intensif.
4. Zona meteoric vadose
Zona meteoric vadose terletak di bawah permukaan dan di atas muka air tanah
yang menyebabkan rongga pada batuan terisi oleh udara dan air meteorik. Proses
utama yang terjadi di lingkungan ini beruapa pelarutan yang menghasilakan
porositas sekunder vug dan saturasi yang membentuk semen pendant dan
maniskus akibat air yang jenuh kalsit maupun penguapan CO 2.
5. Zona burial
Lingkungan ini dicirikan adanya proses kompaksi baik kompaksi mekanik
maupun kimia. Menurut Longmen (1980), lingkungan ini dicirikan oleh semen
kalsit atau dolomit kasar yang bersifat ferroan dengan tekstur poikilotopik,
terjadinya grain failure, stylolite dan dissolution seam.

17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1Tahapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa tahapan penelitian yang harus
dilakukan yaitu Tahap Persiapan , Tahap Pengumpulan Data , Tahap Pengolahan
Data, Tahap Analisa dan Hasil Pembahasan , Penutup .
3.1.1 Tahap Persiapan
a. Pendahuluan
Pada Tahapan ini dilakukan persiapan berupa kelengkapan Adminitrasi ,
pemilihan judul skripsi, studi pustaka , serta pemilihan lokasi penelitian, yang
selanjutnya dilakukan penyusunan proposal penelitian dilakukan sebelum
melakukan penelitian di lapangan ,kemudian berkoordinasi dengan dosen
pembimbing mengenai tema/ judul penelitian yang akan di ambil sesuai dengan
keinginan dan keadaan di lapangan.
b. Studi Literatur
Pada Tahapan ini meliputi studi mengenai geologi regional daerah penelitian ,
maupun teori-teori dasar geologi lainnya yang akan sangat membantu dalam
penelitian ini, juga studi mengenai studi proses diagenesis daerah penelitian , studi
literatur dilakukan dengan mencari bahan referensi dari jurnal , tesis ,disertasi
,buku maupun blog/website yang berkaitan dengan penelitian .
3.1.2 Tahap Pengumpulan Data
Pada Tahapan ini dilakukan pengamatan lapangan secara langsung dengan
melakukan pengamatan daerah penelitian yang meliputi pengamatan morfologi,
singkapan batuan , pengambilan sample batuan , maupun pengukuran , dan
dokumentasi dengan tujuan untuk mengumpul data dalam tahapan ini data yang
digunakan yaitu Data Primer dan Data Sekunder , data primer meliputi data
geologi seperti morfologi, litologi, pengukuran kedudukan lapisan batuan, dan
pengambilan sample batuan sedangkan Data Sekunder meliputi Peta Geologi
Regional, Peta Topografi , Peta RBI,Peta Adminitrasi dll.

18
3.1.3Tahap Pengolahan Data
data yang telah dikumpulkan di lapangan akan dilakukan pengolahan data dengan
analisis laboraturium maupun analisis makroskopis yang meliputi analisis :
a. Analisis Sayatan tipis
Analisis sayatan tipis ini merupakan analisis yang sangat penting dalampenelitian.
Semua hasil atau tujuan yang hendak dicapai, sebagian besar darianalisis
petrografi. Analisis sayatan tipis dilakukan untuk mengetahui komposisin batuan
termasuk di dalamnya mineral penyusun batuan tersebut atau jenis butiran
penyusun batuan yang terdapat pada sayatan tipis (thin section) dan tekstur dari
batuan sedimen seperti ukuran butir, derajat pembundaran, derajat pemilahan dan
kemas. Pada analisa sayatan tipis batuan karbonat penemaan batuan menggunakan
klasifikasi Dunham (1962) dan klasifikasi Dunham dan Folk (1962 ). Pada batuan
beku penemaan batuan menggunakan klasifikasi Williams(1954). Pada batuan
sedimen silisiklastik penamaan batuan menggunakanklasifikasi Gilbert (1982).
Pada akhirnya peneliti dapat mengetahui jenis batuan tersebut berdasarkan
pengklasifikasian yang telah ada, lingkungan pengendapan,dan fasies .
b. Analisis Microfossil
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kandungan fosil yang terdapat padasuatu
tubuh batuan. Analisis ini berguna dalam penentuan umur dan
lingkunganbatimetri daerah telitian. Pada analisa microfosil menggunakan
klasifikasi Barker ( 1960 ) dan Blow ( 1969). Pada akhirnya peneliti dapat
mengetahui umur dan lingkungan batimetri batuan tersebut berdasarkan
pengklasifikasian yang telah ada.
c. Analisis MS (Measuring Section)
Tahapan ini dilakukan dengan membuat penampang stratigrafi terukur untuk
menentukan ketebalan dari setiap satuan batuan yang telah diidentifikasi, umur
batuan, hubungan stratigrafi, bathimetri hingga penentuan
lingkunganpengendapan.
3.1.4 Tahap Analisis dan Hasil Pembahasan
Pada Tahapan ini semua data yang sudah dikumpulkan dan diolah kemudian
19
dirangkum semua kegiatan yang telah dilakukan baik di lapangan maupun pada
saat analisis di laboratorium menjadi satu kesatuan. selanjutnya Penyajian data
pada akhirnya berupa peta lintasan, peta geologi (regional) dan penampang
stratigrafi , yang merupakan hasil dari penelitian .
3.1.5 Penutup
Pada Tahapan ini merangkum semua kegiatan yang telah dilakukan baik di
pengolahan data maupun hasil analisis data yang menjadi satu kesatuan. kemudian
terangkum dengan baik dalam bentuk laporan skripsi.

MULAI

- Pendahuluan
Tahap Persiapan - Studi Literatur

Tahap Pengumpulan
Data Primer Data Sekunder
Data untuk
menerapkan Yes Yes
ilmu dan teori
yang selama
ini telah di
-Morfologi
-Peta Topografi
-Peta Geologi Regional
dapat di
-Litologi
-Peta RBI
-Kedudukan Batuan
perkuliahan -Peta Adminitrasi
Tahap Pengolahan -Sample batuan
yang nantinya
Data
akan di
-Analisis Sayatan Tipis/Petrografi
aplikasikan
-Analisis Mikrofosil
kedalam
-Analisis MS (Measuring Section )
lingkungan
-Analisis Geomorfologi
kerjaStruktur
-Analisis yang Geologi
sebenarnya,
guna
Tahap Analisis dan meningkatkan
-Peta Geologi dan Peta Lintasan Pengamatan
Hasil Pembahasan -Peta
ilmuGeomorfologi
-Peta Pola Aliran , Stratigrafi Daerah Penelitian
pengetahuan
dan-Mekanisme
wawasan Pengendapan dan Lingkungan
Pengendapan
peneliti
-Laporan Pemetaan Geologi
serta
mendapatkan
gelar Strata
KESIMPULAN Satu Teknik
Geologi Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram
20
3.2 Alat dan Bahan
Adapun beberapa Peralatan dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini baik
yang digunakan di Lapangan maupun pada saat di Laboraturium adalah sebagai
berikut :
a. Peralatan di Lapangan
1. Peta Topografi
2. Peta Geologi
3. Kompas
4. Palu Geologi
5. Clipboard
6. Loupe
7. Buku Lapangan
8. Alat Tulis
9. Meteran
10. Plastik Sample
11. GPS/Avenza maps
12. Komparator
b. Peralatan di Laboraturium
Untuk analisis microfossil :
- Peroksida (H2O2)
- Mikroskop polarisasi & Mikroskop Binokuler
- Cawan
- Jarum
Untuk analisis sayatan tipis :
- Mikroskop polarisasi
- Sayatan tipis batuan
c. Bahan
- Larutan HCL
- Peroksida (H2O2 )
- Sayatan Batuan
- Sample Batuan

Jadwal Rencana Penelitian


Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
1 Keterangan Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Studi
Literatur
2. Pengumpula
n Data
3. Survei
Lapangan
4. Analisa Data
5. Penulisan
laporan
21
DAFTAR PUSTAKA

Aji Sundawa, 2012. Geologi dan Studi Penyebaran Litofasies Batugamping


Formasi Punung Daerah Girikikis dan Sekitarnya,Kecamatan Giriwoyo,
Kabupaten Wonogiri, Provinsi JawaTengah.
Nurlita Putri Maluka, Muhammad Faris Hafiddin, Harnani, S.T, M.T. Analisis
Diagenesis Batuan Karbonat dengan MetodePetrografi Studi KasuS
Batugamping Formasi Baturaja DesaLubuk dalam Kec. Lengkiti, Kab. Ogan
komering Ulu, Sumatera Selatan.
Dunham, R. J. 1962. Classifcation of Carbonate Rocks According to Depositional
Texture. The America Association of Petroleum Geologists Bulletin.
Flugel, E., 2004. Microfacies of Carbonat Rock. Springer, Inc, New
York.Koesoemadinata, R.P., 1985, Prinsip – Prinsip Sedimentasi,
DapartemenTeknik Geologi, Institut Teknologi Bandung.
Longman, M. W. 1980. Carbonat Diagenetic Texture From
NearsurfaceDiagenetic Environment. Buletin AAPG.
Morrow, D. W., 1982. Diagenesis 2 : Dolomite, Part 2. The
GeologicalAssociation of Canada.
Tucker, M.E dan Wright, V.P., 1990. Carbonat Sedimentology. London,Blackwell
Scientifie Publications.
Wika Astuti Sagal, Deni Elfiati,Delvian,Kebaradaan Fungsi pelarut fungsi fosfat
pada tanah bekas kebakaran hutan di kabupaten samosir.
R. L. Situmorang, D.A. Agustianto, dan M. Suparman, Geologi Lembar Waru
Sumenep, Skala 1:1.00.000.Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung, (1992).

22

Anda mungkin juga menyukai