1. Pasokan Air
- Permasalahan, Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat
kegiatan akan menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Saat ini,
kelangkaan air mempengaruhi lebih dari 40 persen penduduk di seluruh dunia,
angka yang mengkhawatirkan yang diproyeksikan meningkat dengan kenaikan
suhu global sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Meskipun 2,1 miliar
orang telah memperoleh akses ke sanitasi air sejak tahun 1990, berkurangnya
pasokan air yang aman adalah masalah utama yang berdampak pada setiap
benua.
- Pengendalian, permasalahan kurangnya pasokan air dapat diminimalisir
dengan membiasakan hidup hemat dalam penggunaan air. Selain itu perlunya
pemahaman untuk mengelola pasokan air yang ada pada saat kenaikan suhu
global.
2. Air permukaan
- Permasalahan, Air permukaan memiliki berbagai macam permasalahan yang
perlu dibenah agar pemanfaatan air permukaan bisa dimaksimalkan. Berbagai
permasalahan yang ada antara lain yaitu kekeringan, terjadinya banjir,
pencemaran air permukaan, rendahnya kepedulian pemerintah, dan
pengelolaan yang rendah.
- Pengendalian, Beberapa cara agar pengelolaan air permukaan dapat berjalan
dengan lancar yaitu masyarakat harus membiasakan gaya hidup hemat air agar
terbebas dari kekeringan air, menjaga kelestarian lingkungan, dan manajemen
Pengelolaan dan pembangunan air dengan baik.
3. Air Tanah
- Permasalahan, Air tanah memiliki masalah yang cukup serius. Di antara
masalah tersebut, yang paling utama adalah tercemarnya air oleh limbah
industri atau pabrik. Dengan pencemaran ini, sudah pasti ketersediaan air
tanah yang masih bersih dan murni akan semakin berkurang. Adapun beberapa
masalah dari air tanah yaitu adanya air tanah yang mengandung zat yang
berbahaya bagi tubuh apa bila dikonsumsi dan warna dari air tanah yang
kuning permanen. Selain itu debit laju air dari air tanah tergolong kecil jadi
kuantitas yang didapatkan dari air tanah sangatlah kecil.
- Pengendalian, Penambahan sumber air baku yaitu menggunakan DAM. DAM
merupakan suatu kontruksi yang dibangun untuk menahan laju air sungai
menjadi suatu waduk untuk menyimpan air. Selain itu pengendalian dapat
dilakukan dengan dibuatkannya peraturan mengenai pemanfaatan air tanah
sehingga eksplorasi air tanah secara berlebih – lebihan dapat berkurang dan
kuantitas air tanah dapat stabi.
4. Banjir
- Permasalahan, Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran
curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang
bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain
(Ligal, 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di
Indonesia yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai
(DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor
pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan
sarana dan prasarana.
- Pengendalian, ada 5 macam strategi untuk mengurangi dampak banjir pada
individu dan masyarakat, yaitu:
2. Asuransi banjir
3. Penyesuaian-penyesuaian pajak
Selain strategi untuk mengurangi dampak banjir pada individu dan masyarakat, ada
pula strategi untuk mengurangi banjir yang dikemukakan oleh Robert J. Kodoatie dan
Roestam Sjarief (2006), yaitu:
1. Bendungan dan waduk
5.Erosi Tanah
- Permasalahan, Erosi tanah bukan hanya berdampak terhadap daerah yang langsung terkena,
tetapi juga daerah hilirnya, antara lain berupa pendangkalan dam-dam penyimpan cadangan
air dan saluran irigasinya, pendangkalan sungai, dan pengendapan partikel-partikel tanah
yang tererosi di daerah cekungan. Dengan demikian bukan saja lahan yang terkena dampak,
tetapi juga kondisi sumber daya air menjadi buruk.
- Pengendalian, Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari
erosi tanah ini diantaranya adalah melakukan konservasi tanah, membuat terasering,
pemberlakuan countur farming, membuat tanggul pasangan, mengoptimalkan saluran air,
pemberlakuan rotasi tanam, melakukan reboisasi, menjaga kelestarian daerah aliran sungai.
6. Amblesan
- Permasalahan, Tanah ambles atau land subsidence adalah tenggelamnya tanah secara tiba-
tiba atau bertahap yang dapat disebabkan oleh proses alam atau juga aktivitas manusia.
Proses alami meliputi sesar normal, fenomena kars, penurunan kaldera. Sementara kegiatan
manusia yang dapat menyebabkan tanah ambles adalah penambangan dan eksploitasi air
tanah oleh pembangunan di atasnya. Kasus tanah ambles di sejumlah wilayah juga
disebabkan ketika air tanah ditarik dalam jumlah besar dan membuat batu-batuan yang
bertugas menahan tanah bergeser.
- Pengendalian, Berhubungan dengan air tanah, salah satu pengendalian yang dapat dilakukan
adalah dengan tidak mengambil air tanah secara sembarangan atau dalam jumlah yang sangat
banyak. Selain itu juga membuat daerah resapan dan penerapan ruang terbuka hijau juga
menjadi solusi yang begus untuk diterapkan.
7. Sedimentasi
- Permasalahan, Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran air akan
diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan aliran airnya melambat atau terhenti. Peristiwa
pengendapan ini merupakan proses sedimentasi yang membentuk dataran-dataran alluvial
yang luas dan banyak terdapat dibelahan bumi ini. Akibat sedimentasi yang mengendap di
dalam saluran air, sungai, waduk dan hilir sungai, maka akan menyebabkan pendangkalan
badan-badan air, serta akan menimbulkan masalah karena mengurangi fungsi badan air.
- Permasalahan
Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah urban
dan dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam
organik tinggi. Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara
alami memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan
pula oleh aktivitas manusia. Sedangkan air dengan kandungan asam organik tinggi
bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah bakau yang kaya akan
kandungan senyawa organic.
- Pengendalian
Membuat peta bahaya dan resiko pencemaran airtanah, untuk menentukan lokasi
prioritas pengendalian dan/atau lokasi pemulihan kualitas airtanah, serta tindakan
pengelolaan yang diperlukan.
Gambar 1 Penurunan Muka Air Tanah Akibat Pengambilan Air Tanah Berlebih
Akibat dari pengambilan air tanah yang intensif di daerah tertentu dapat
menimbulkan pencemaran air tanah dalam yang berasal dari air tanah dangkal,
sehingga kualitas air tanah yang semula baik menjadi menurun dan bahkan tidak
dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum. Sedangkan di daerah dataran
pantai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
intrusi air laut karena pergerakan air laut ke air tanah.
A. Banjir dan masuknya air laut ke arah darat pada saat pasang naik,
sehingga menggenangi perumahan, jalan atau bangunan lain yang
lebih rendah
B. Menyusutnya ruang lintas pada kolong jembatan, sehingga
mengganggu lalu lintas. Secara regional amblesan tanah
mengakibatkan pondasi jembatan menurun dan mempersemput kolong
jembatan. Berkurangnya kapsitasn penyimpanan gudang dan
terganggunya pelaksanaan arus bongkar / muat barang.
C. Rusaknya bangunan fisik seperti pondasi jembatan atau bangunan
gedung tinggi, sumur bor, dan retaknya pipa saluran air limbah dan
jaringan yang lain.