Anda di halaman 1dari 6

Mangan termasuk batuan beku.

Bijih mangan utama berasal dari pirolusit (MnO2) dan


psilomelan (Ba,H2O)2Mn5O10, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam
cebakan sedimenter dan residu. 

pirolusit

psilomelan

Menurut park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu :


- Cebakan hidrothermal.
- Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi  atau hubungan vulkanik
- Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut
- Cebakan metamorfosa (proses malihan)
- Cebakan laterit dan akumulasi residual
Mangan juga terdapat sebagai nodul, yaitu endapan mirip batuan dengn akomposisi
kira-kira 15-30 % Mn yang dalam bentuk oksidanya bersama-sama dengan oksida-oksida
Fe, Co, Cu, dan Ni. Nodul ini berupa butiran-butiran bola dengan diameter beberapa
millimeter sampai dengan 15 cm, dan terakumulasi dalam dasar lautan.
            Mangan yang berkomposisi dengan oksida lainnya namun berperan bukan sebagai
mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmannite, dan lithiophilite,
sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang
berkomposisi silika.
           Pengertian Mangan (Mn)

Mangan adalah suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan yang terdapat dalam delapan
bentuk oksida. MnO2 adalah bentuk yang paling stabil, diantara senyawa-senyawa logam organik,
mangan 2-metil siklopentadienil trikarbonil (MMT) dan mangan siklopentadienil trikarbonil (CMT)
adalah yang paling penting. Mangan tidak larut dalam air. Bentuk yang terpenting adalah oksida,
karbonat dan silikat mangan. Yang paling umum mangan dioksidasi (pirolusit) yang biasanya
ditambang dengan teknik terbuka.

B.            Kegunaan Mangan (Mn)

Sembilan puluh persen dari seluruh Mn di dunia digunakan dalam industri baja sebagai reagen
untuk mereduksi oksigen dan sulfur. Mn juga digunakan pada produksi baterai sel kering dan
produksi kalium permanganat serta senyawa-senyawa lainnya, sebagai pelapis elektroda batang-
bantang las, senyawa-senyawa Mn ttt digunakan sebagai pengering unutk minyak rami,
pengelantang kaca dan tekstil, pewarna, penyamak kulit dan pembuatan pupuk. Senyawa-senyawa
karbonil organik Mn digunakan sebagai bahan aditif minyak, bahan bakar, inhibitor asap, dan aditif
antiknock dalam bahan bakar.

C.           Ketepaparan Mangan (Mn)

Paparan jangka panjang menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat dan paru-paru. Efek
terhadap system saraf pusat (manganisme) ditandai dengan adanya gangguan kapasitas mental,
terlihat pada paparan ≥ 2 tahun, sedangkan efek pada paru yaitu pneumonia dan bronchitis akut
maupun kronis terutama pada perokok yang terpapar, efek lain yaitu penurunan tekanan darah,
disproteinemia dan gangguan reproduktif. Orang – orang yang beresiko terpapar Mn adalah

·      Para penambang Mn

·        Pekerja industri feromangan, besi dan baja

·        Dan pekerja yang terlibat dalam pembuatan baterai sel kering serta batang las.

D.           Sumber-sumber Mangan (Mn)

Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama
pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn
umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan
dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder
terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 20
sampai 3000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua
maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada
tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.

Sumber-sumber Mangan adalah:


a.         Batuan mineral Pyroluste Mn O2

b.        Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3

c.         Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3

d.        Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis (Yuni, 2009)

Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan,
Gabon, dan India. Irolusi dan rhodokhrosit adalah mineral mangan yang paling banyak dijumpai.
Logam ,mangan diperoleh dengan mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium,
aluminum atau dengan proses elektrolisis.

Dalam makanan, Mn terdapat pada bayam, teh dan berbagai jenis herbal. Kadar Mn tinggi
terdapat pada biji-bijian, kedelai, telur, kacang-kacangan, sayuran daun hijau, beras, oats, daging
warna merah, legum, kecambah, buah, beberapa jenis rempah-rempah, nanas, blackberry,
rashberry, anggur, dan strawberry.

Makanan yang mengandung mangan rendah adalah biji-bijian yang disosoh dan susu. Terdapat
perbedaan kadar Mn pada makanan orang Indian, yakni sebesar 8,3 mg/hari, dengan makanan di
rumah sakit USA, yakni sebesar 0,36-1,78 mg/hari.

Analisis sampel Yeast culture produksi USA (Diamond V) mengandung protein, lemak dasar,
serat kasar, vitamin, dan berbagai mineral, antara lain Mn sebesar 25 mg/Lb.

E.            Sifat-sifat Mangan (Mn)

Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mangan sangat
reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk
membentuk banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik
dari segi kekuatan, kekerasan, dan  kemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut,
khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat ferromagnetik.

Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya terdapat
sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah satunya,  jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa
tinggi; sedangkan mangan jenis  gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan
fleksibel, mudah dipotong dan ditempa.

§     Sifat Kimia dari Mangan (III)

Senyawa biner oksida merupakan senyawa terpenting, mangan (III) oksida merupakan hasil
akhir dari oksidasi Mn atau MnO pada 470 – 6000C membentuk Mn2O3.
Mangan(III) flourida dibuat dengan flourinasi dari MnCl2 atau senyawa lain dan membentuk
padatan merah anggur yang secara serta merta terhidrolisis oleh air.  

§   Sifat Kimia Mangan (IV)

Senyawa biner, senyawa biner terpenting mangan dioksida yang merupakan padatan
berwarna abu-abu sampai hitam yang di alam terdapat sebagai bijih pyrolusite

Tetraflourida MnF4, didapat melalui interaksi langsung merupakan padatan biru yang tidak
stabil secara lambat terdekomposisi menjadi MnF3 dan F2. 

§     Sifat Kimia Mangan (VI-VII)

Mangan (VI) yang dikenal sebagai ion manganat MnO42- yang berwarna hijau. Ion ini
dibentuk pada oksidasi MnO2 dalam lelehan KOH dengan KNO3, udara atau zat
pengoksidasi lain atau melalui penguapan KMnO4 dan larutan KOH.

F.            Absorpsi, Distribusi dan Ekskresi  Mangan (Mn)

Pada beberapa spesies, termasuk manusia, tingkat absorpsi Mn ditentukan oleh status Mn
dalam tubuh dan kandungan Mn dalam makanan. Absorpsi Mn oleh alat pencernaan makanan
kurang dari 5%. Mn ditransformasikan dalam plasma berikatan dengan B1-golbulin menjadi tranferin
dan akhirnya terdistribusikan ke seluruh tubuh. Kadar Mn dalam tubuh manusia berbobot 70 kg
adalah sebesar 12-16 mg, tingkat absorpsi Mn sebesar 3-4 % dari makanan, dan kadar Mn dalam
plasma sebesar 1-2 mikrogram/dL. Efisiensi absorpsi akan menurun dari 1,5 menjadi 100
mikrogram/gram, yang menunjukkan penggunaan absorpsi Mn untuk menjaga keseimbangan tubuh
ditentukan oleh kadar Mn dalam makanan.  Homeostatis Mn berkaitan dengan besarnya ekskresi
Mn dan kadar Mn dalam makanan.

Pada penderita defisiensi Fe, absorpsi Mn mengalami peningkatan. Fe dan Ca mampu


menghambat absorpsi Mn. Mn ditransformasikan oleh protein transmanganin dalam  plasma.
Setelah diabsorpsi, dalam waktu singkat Mn berada di empedu dan diekskresikan lewat feses. Serat
kasar memberikan pengaruh besar atas ketersediaan Mn.

Setelah Mn diabsorpsi, lalu ditransportasikan melalui darah, Mn akan terkonsentrasi dalam


mitokondria sehingga jaringan yang kaya akan organel akan menyimpan Mn dalam jumlah besar
seperti kelenjar endokrin, pankreas, hati, ginjal, usus, dan tulang. Waktu paruh Mn dalam tubuh
adalah 37 hari, Mn siap melintasi barier darah-otak dengan waktu paruh Mn lebih lama
dibandingkan di bagian tubuh lain. Ditemukan pula Mn di ganglia basal dan otak kecil.

Mn tereliminasi menuju empedu, lalu diabsorpsi lagi dalam usus dan akhirnya dibuang lewat
feses. Mn diekskresiskan lewat feses melalui empedu dan mungkin akan di absorpsi kembali sebagai
Mn yang diikat pada empedu. Setiap atom Mn bisa bersirkulasi beberapa kali sebelum diekskresikan.
Sistem pencernaan termasuk hati, kelenjar pencernaan, dan kelenjar adrenalin merupakan
mekanisme untuk mengekskresikan kelebihan Mn.

G.           Efek Toksik

Mn dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan Mn dalam debu atau asap maupun gas tidak
boleh melebihi 5 mg/m3 karena dalam waktu singkat hal itu akan meningkatkan toksisitas. Hasil uji
coba menunjukkan bahwa paparan Mn lewat inhalansi pada hewan uji tikus bisa mengakibatkan
toksisitas pada system syaraf pusat. Paparan per oral Mn menunjukkan toksisitas yang rendah
dibandingkan mikro unsur lain sehingga sangat sedikit dilaporkan kasus toksisitas Mn per oral pada
manusia.

Toksisitas paparan kronis biasanya terjadi melalui inhalasi di daerah penambangan, peleburan
logam dan industri yang membuang limbah Mn. Toksisitas kronis paparan lewat inhalasi Mn-dioksida
dengan waktu paparan lebih dari 2 tahun bisa menyebabkan gangguan system syaraf.   Toksisitas
kronis menunjukan gejala gangguan kejiwaan, gangguan iritabilitas, sulit berjalan, gangguan
berbicara, kompulsif sikap berlari, bernyanyi, bertengkar dan berlanjut dengan menunjukan gejala
maslike face, retropulsi dan propulsi serta menunjukkan gejala mirip Parkinson. Serta gangguan
system syaraf pusat, sirosis hati, kelelahan, ketiduran, gangguan emosi, kaki kaku dank ram, paralisis,
jalan sempoyongan, pneumonia, dan infeksi saluran pernafasan bagian atas.

Pria yang dalam jangka waktu lama terpapar Mn dapat mengakibatkan impoten, skisofrenia,
dullness, otot lemah, sakit kepala dan insomsia. Paparan lewat inhalasi pada umumnya berupa
senyawa Mn-dioksida yang berasal dari penambangan dan industri yang menggunakan bahan Mn.
Pekerja di lingkungan industri yang menghasilkan debu Mn serta paparan akut akan menunjukkan
gejala berupa pneumonitis. Pekerja di lingkungan industri dengan kadar debu Mn tinggi
menunjukkan terserang penyakit saluran pernapasan 30 kali lebih besar dibandingkan penduduk
yang tidak kontak dengan debu Mn. Terjadi nekrosis epitel dan proliferasi saluran pernapasan.

Paparan dosis tinggi dalam waktu singkat menunjukkan gejala berupa kegemukan, glukose
intoleransi, penggumpalan darah, gangguan kulit, gangguan skeleton, menurunnya kadar kolesterol,
mengakibatkan cacat lahir, perubahan warna rambut, gangguan system syaraf, gangguan jantung,
hati dan pembuluh vaskuler, menurunnya tekanan darah, mengakibatkan cacat pada fetus,
kerusakan otak, serta iritasi alat pencernaan.

Paparan Mn lewat kulit bisa mengakibakan tremor, kegagalan koordinasi dan dapat
mengakibatkan munculnya tumor.
Potensi Sumber Daya Alam Kelautan Indonesia

Indonesia memiliki tingkat keragaman spesies padang lamun tertinggi di


dunia, dengan luas 30.000-60.000 km2. Padang lamun memiliki nilai
ekologis dan ekonomis paling tinggi di antara ekosistem lainnya seperti
terumbu karang, rumput laut dan hutan mangrove. Indonesia merupakan
salah satu negara dengan keragaman terumbu karang tertinggi di dunia,
makanya kita bisa tergabung dalam Coral Triangle Initiative (CTI).
Keren banget, yaa... Negara-negara lain yang tergabung dalam kelompok
ini adalah Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor
Leste. Selain potensi di bawah laut, di daratan juga ada hutan mangrove.
Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 33.000 km2, kurang lebih
21,7% dari total luasan hutan mangrove di dunia.

Salah satu spot menyelam di Indonesia yang terkenal, ya Raja


Ampat! Gimana, keren ‘kan?

Anda mungkin juga menyukai