Anda di halaman 1dari 59

PENGELOLAAN

SUMBERDAYA
PERAIRAN

Materi Minggu ke-9


I. Pengenalan Pengelolaan Sumber Daya Perairan

A. Pendahuluan
C. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Perairan
1. Pengertian sumber daya perairan. 1. Prinsip-prinsip dasar pengelolaan sumber daya
2. Pentingnya pengelolaan sumber daya perairan.
perairan.
2. Konsep keberlanjutan dalam pengelolaan sumber
3. Tantangan dan masalah dalam
pengelolaan sumber daya perairan. daya perairan.
B. Jenis Sumber Daya Perairan
3. Peran pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta
dalam pengelolaan sumber daya perairan.
4. Perbedaan antara sumber daya air
permukaan dan air tanah. D. Masalah dalam Pengelolaan Sumber Daya
5. Bentuk-bentuk sumber daya perairan Perairan
seperti sungai, danau, waduk, dan 4. Overexploitasi (eksploitasi berlebihan) sumber
aqifer. daya perairan.
6. Karakteristik dan manfaat dari 5. Polusi air dan dampaknya pada lingkungan.
masing-masing jenis sumber daya 6. Perubahan iklim dan perubahan pola hujan.
perairan.
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian sumber daya perairan:
• Sumber daya perairan merujuk kepada segala bentuk air yang ada di
planet Bumi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan ekosistem.
Ini termasuk air di sungai, danau, waduk, air tanah, air hujan, air
permukaan, dan air laut. Sumber daya perairan memiliki peran
penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan lingkungan,
termasuk penyediaan air minum, irigasi pertanian, energi
hidroelektrik, transportasi, pariwisata, keanekaragaman hayati, dan
banyak lagi.
2. Pengelolaan sumber daya perairan.

• Pengelolaan sumber daya perairan sangat penting karena air adalah


salah satu sumber daya yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan
kelangsungan ekosistem.

• Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengelolaan sumber daya


perairan begitu penting:
• Ketersediaan Air Bersih: Air adalah elemen dasar yang diperlukan
untuk konsumsi manusia, seperti air minum, memasak, dan
kebersihan pribadi. Pengelolaan yang buruk dapat mengakibatkan
penurunan kualitas air dan bahkan kekurangan air bersih.
• Pertanian dan Pangan: Sumber daya air sangat penting untuk irigasi
pertanian. Hingga 70% dari penggunaan air global digunakan untuk
pertanian. Pengelolaan yang efisien adalah kunci untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang terus meningkat di dunia.
• Energi Hidroelektrik: Air digunakan untuk menghasilkan energi
hidroelektrik, yang merupakan sumber energi terbarukan yang
penting. Kegagalan dalam pengelolaan sumber daya air dapat
memengaruhi pasokan energi listrik.
• Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati: Air adalah habitat bagi berbagai
bentuk kehidupan, termasuk ikan, hewan air, tumbuhan air, dan
mikroorganisme. Pengelolaan yang buruk dapat mengganggu ekosistem
perairan, mengancam keberlanjutan spesies dan kerusakan lingkungan.
• Kesehatan Masyarakat: Air yang tercemar dapat menyebabkan penyakit
seperti diare, kolera, dan penyakit menular lainnya. Pengelolaan sumber
daya air yang baik melibatkan pemantauan dan perlindungan kualitas air.
• Transportasi dan Perdagangan: Sumber daya air, seperti sungai, danau,
dan laut, digunakan sebagai rute transportasi yang penting untuk
perdagangan internasional. Kegagalan dalam memelihara jalur air dapat
mempengaruhi perekonomian global.
• Ketahanan Lingkungan dan Perubahan Iklim: Air berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan membantu mengurangi dampak perubahan iklim,
seperti mitigasi banjir dan penyimpanan karbon di lautan.
• Kegiatan Rekreasi dan Pariwisata: Sumber daya air seperti pantai, danau, dan
sungai adalah tujuan rekreasi dan pariwisata yang populer. Pengelolaan yang baik
adalah penting untuk menjaga daya tarik ekonomi yang terkait dengan pariwisata.
• Konflik dan Keamanan: Kekurangan air dapat memicu konflik antarnegara dan
konflik sosial di dalam negara. Pengelolaan yang bijaksana dapat membantu
mencegah konflik tersebut.
• Keberlanjutan Masa Depan: Pengelolaan sumber daya perairan yang baik adalah
investasi dalam masa depan. Melindungi sumber daya air sekarang akan
memastikan ketersediaannya untuk generasi mendatang.
3. Tantangan dan masalah dalam
pengelolaan sumber daya perairan
• Pengelolaan sumber daya perairan di seluruh dunia
dihadapkan pada sejumlah tantangan dan masalah
yang kompleks.

• Beberapa di antaranya termasuk:


• Kekurangan Air Bersih: Kekurangan air bersih adalah masalah serius di
banyak bagian dunia. Populasi yang terus bertambah, polusi air, dan
perubahan iklim menyebabkan penurunan pasokan air bersih.
• Polusi Air: Polusi air dapat menyebabkan pencemaran air dengan limbah
industri, pertanian, dan limbah domestik. Ini dapat mengancam kualitas
air dan kesehatan manusia serta ekosistem perairan.
• Overexploitasi (Eksploitasi Berlebihan): Banyak sungai, danau, dan aqifer
mengalami eksploitasi berlebihan, yang berarti bahwa air diekstraksi
lebih cepat daripada yang dapat diisi kembali oleh alam. Ini dapat
mengakibatkan penurunan permukaan air tanah dan kerusakan
ekosistem air.
• Krisis Air: Di beberapa wilayah, sumber daya air menghadapi krisis air
yang serius. Ini dapat mencakup kelangkaan air yang signifikan, yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan konsumsi, pertanian, dan
industri.
• Kerusakan Ekosistem Perairan: Pengembangan lahan, bendungan,
dan proyek infrastruktur lainnya dapat mengganggu ekosistem
perairan, mengancam spesies yang bergantung pada lingkungan air.
• Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat memengaruhi pola hujan
dan aliran sungai, mengakibatkan cuaca ekstrem seperti banjir dan
kekeringan yang lebih sering terjadi.
• Kebijakan dan Konflik Air: Perselisihan atas penggunaan air antara
berbagai pihak, baik di tingkat lokal, nasional, atau antarnegara, dapat
menyebabkan ketegangan dan konflik.
• Kerentanan Terhadap Bencana: Daerah-daerah yang rawan terhadap
bencana seperti banjir, tanah longsor, dan tsunami memerlukan
perencanaan dan manajemen sumber daya air yang lebih baik untuk
mengurangi kerentanannya.
• Krisis Ekonomi dan Sosial: Ketergantungan terhadap sektor air-
intensif seperti pertanian dan industri dapat menyebabkan
ketidakstabilan ekonomi dan sosial jika pasokan air terganggu.
• Ketidaksetaraan Akses Air: Banyak komunitas, terutama di negara
berkembang, memiliki akses yang terbatas terhadap air bersih.
Ketidaksetaraan dalam akses air adalah masalah serius yang harus
diatasi.
• Erosi Pantai dan Intrusi Air Laut: Naiknya permukaan laut dan
aktivitas manusia dapat menyebabkan erosi pantai dan intrusi air laut
ke air tanah, mengancam daerah pesisir.
• Daur Ulang Air Limbah: Pengelolaan yang kurang efisien dalam
memproses dan mendaur ulang air limbah dapat mengakibatkan
pencemaran air dan pemborosan sumber daya air bersih.
• Kehilangan Habitat: Pembangunan infrastruktur, perambahan lahan, dan
eksploitasi perairan dapat menyebabkan hilangnya habitat yang penting
untuk spesies-spesies perairan.
• Ketidakpastian Perubahan Iklim: Perubahan iklim menyebabkan
ketidakpastian dalam pasokan air dan mempengaruhi perencanaan
jangka panjang.
Pengelolaan sumber daya perairan yang efektif memerlukan solusi yang
holistik, kerjasama lintas sektor, penggunaan teknologi yang canggih, dan
pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan antara air, lingkungan, dan
masyarakat. Upaya untuk mengatasi masalah ini sering melibatkan
pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah.
B. JENIS SUMBERDAYA PERAIRAN
1. Perbedaan antara sumber daya air
permukaan dan air tanah
• Sumber daya air permukaan dan air tanah adalah dua bentuk
utama sumber daya air yang ada di alam. Mereka memiliki
perbedaan dalam lokasi, karakteristik, akses, dan pemanfaatan.

• Berikut adalah perbedaan antara keduanya:


AIR PERMUKAAN AIR TANAH
LOKASI Air yang terletak di atas permukaan tanah, seperti air yang terperangkap di dalam lapisan tanah dan
sungai, danau, waduk, dan kolam. Air ini terbuka dan bebatuan di bawah permukaan tanah. Air ini tidak
terlihat secara langsung. terlihat secara langsung dan terletak di bawah
lapisan tanah
SUMBER hasil dari air hujan, salju yang mencair, dan mata air berasal dari perkolasi air hujan atau sungai ke dalam
ALAMI yang mengalir ke permukaan tanah. Ini sering kali tanah, dan ini meresap ke dalam lapisan akifer di
terkait dengan siklus air yang lebih besar bawah tanah
AKSES lebih mudah diakses dan sering kali digunakan lebih sulit diakses karena berada di bawah
langsung untuk keperluan seperti air minum, permukaan tanah. Untuk mengakses air tanah,
pertanian, dan industri diperlukan sumur atau pompa.
KUALITAS sering kali lebih rentan terhadap polusi karena cenderung lebih bersih karena sering kali disaring
terpapar secara langsung kepada polutan dari oleh lapisan tanah dan bebatuan. Namun, air tanah
aktivitas manusia dan aliran permukaan air. juga dapat tercemar jika ada tumpahan limbah atau
polusi di atas permukaan tanah.
KEBERLANJUT cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi musiman sering kali lebih stabil dan dapat memberikan
AN dan kondisi iklim yang dapat mempengaruhi debit pasokan air yang lebih konsisten bahkan dalam cuaca
air. kering

PENGGUNA irigasi, industri, pembangkit listrik tenaga air, air minum, air rumah tangga, irigasi, dan penyediaan
AN transportasi, dan rekreasi. air bagi komunitas dan industri.
• Perbedaan ini mencerminkan kompleksitas dan keragaman
sumber daya air di berbagai lingkungan geografis dan
geologi.
• Pengelolaan sumber daya air, baik permukaan maupun
tanah, penting untuk memastikan ketersediaan air yang
berkelanjutan bagi berbagai keperluan manusia dan
kelestarian lingkungan.
2. Bentuk-bentuk sumber daya perairan
seperti sungai, danau, waduk, dan aqifer.
• Sumber daya perairan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk yang
mencakup sungai, danau, waduk, dan aqifer. Berikut adalah
penjelasan mengenai masing-masing bentuk sumber daya perairan:
Sungai:
• Definisi: Sungai adalah aliran air permanen atau semi-permanen yang
mengalir dari sumber air ke arah yang lebih rendah menuju muara
atau sungai yang lebih besar.
Danau:
• Definisi: Danau adalah badan air tawar yang lebih besar daripada
kolam, terletak di cekungan alami atau buatan oleh bendungan.
Waduk:
• Definisi: Waduk adalah badan air buatan yang diciptakan oleh manusia
dengan mendirikan bendungan di atas sungai atau aliran air lainnya.
Aqifer:
• Definisi: Aqifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan
mampu memberikan air melalui sumur atau pompa
• Setiap bentuk sumber daya perairan memiliki manfaat
dan tantangan tersendiri dalam pengelolaannya.
• Pengelolaan yang bijaksana dan berkelanjutan
diperlukan untuk memastikan ketersediaan air yang
cukup bagi kebutuhan manusia, menjaga ekosistem
perairan yang sehat, dan mengatasi masalah seperti
kekeringan, polusi, dan ketidaksetaraan akses air.
3. karakteristik dan manfaat khusus
sumberdaya perairan
• Masing-masing jenis sumber daya perairan memiliki karakteristik dan
manfaat khusus. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang
karakteristik dan manfaat dari sungai, danau, waduk, dan aqifer:
Sungai:
• Karakteristik:
• Aliran air permanen atau semi-permanen yang mengalir dari sumber air ke
muara.
• Dinamis, dengan air yang terus bergerak, dan dapat berfluktuasi sepanjang
tahun.
• Mungkin memiliki musim kering dan banjir tergantung pada curah hujan dan
suhu.
• Manfaat:
• Penyediaan air minum dan air untuk pertanian dan industri.
• Fungsi transportasi alami untuk perdagangan dan transportasi manusia.
• Habitat untuk berbagai spesies ikan dan satwa liar.
• Potensial untuk pembangkitan listrik tenaga air.
• Rekreasi seperti pemandangan alam, olahraga air, dan pariwisata.
Danau:
• Karakteristik:
• Badan air tawar yang lebih besar daripada kolam.
• Permukaan air yang lebih luas dan biasanya lebih tenang daripada sungai.
• Mungkin memiliki aliran keluar melalui sungai atau aliran bawah tanah.
• Manfaat:
• Penyediaan air minum untuk masyarakat dan penggunaan pertanian.
• Habitat untuk ikan dan fauna air lainnya.
• Rekreasi seperti perahu, renang, dan memancing.
• Pengendalian banjir dan penyimpanan air untuk musim kering.
• Sumber potensial untuk pembangkitan listrik.
Waduk
• Karakteristik:
• Diciptakan oleh manusia dengan mendirikan bendungan di atas sungai atau aliran
air lainnya.
• Kapasitas penyimpanan air yang lebih besar daripada danau alami.
• Biasanya digunakan untuk penyimpanan air, pembangkitan listrik tenaga air, dan
irigasi.
• Manfaat:
• Penyimpanan air yang dapat digunakan untuk irigasi pertanian selama musim
kering.
• Pembangkitan listrik tenaga air sebagai sumber energi terbarukan.
• Pengendalian banjir dan penyimpanan air untuk penggunaan domestik dan industri.
• Rekreasi seperti olahraga air dan aktivitas rekreasi lainnya.
Aqifer
• Karakteristik:
• Lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu memberikan air melalui
sumur atau pompa.
• Terbentuk dalam batuan permeabel seperti pasir dan kerikil.
• Ada dua jenis utama: aqifer terbuka (unconfined) dan aqifer tertutup (confined).
• Manfaat:
• Sumber air minum untuk komunitas dan industri.
• Pasokan air untuk irigasi pertanian.
• Pengisian sumur dan sumur bor untuk keperluan rumah tangga.
• Ketahanan terhadap kekeringan karena air tersimpan di dalam lapisan tanah.
• Penyimpanan alami air yang mempengaruhi pola air permukaan.
• Pengelolaan yang bijaksana dan berkelanjutan diperlukan untuk
menjaga kualitas dan ketersediaan sumber daya perairan ini. Ini
mencakup pemantauan kualitas air, kontrol polusi, pengelolaan air
irigasi yang efisien, pengelolaan habitat ekosistem perairan, serta
perencanaan yang mempertimbangkan kebutuhan manusia dan
kelestarian lingkungan.
C. PRINSIP-PRINSIP
PENGELOLAAN SUMBERDAYA
AIR
1. Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan
Sumbedaya Perairan
• Prinsip-prinsip dasar pengelolaan sumber daya perairan adalah
panduan yang digunakan untuk memandu upaya pengelolaan air yang
bijaksana, berkelanjutan, dan efektif. Prinsip-prinsip ini membantu
memastikan bahwa sumber daya air dijaga dengan baik dan
digunakan secara berkelanjutan.

• Berikut adalah beberapa prinsip dasar pengelolaan sumber daya


perairan:
• Keterpaduan (Integrated Management): Pengelolaan sumber daya perairan harus
mempertimbangkan keterkaitan antara air permukaan, air tanah, dan sumber
daya perairan lainnya. Pendekatan yang holistik dan terpadu diperlukan untuk
memahami dampak pengelolaan satu sumber daya air terhadap yang lain.
• Keberlanjutan (Sustainability): Pengelolaan sumber daya perairan harus
mempertimbangkan kebutuhan generasi sekarang dan masa depan. Upaya harus
diarahkan untuk memastikan ketersediaan air dalam jangka panjang dan menjaga
ekosistem air yang sehat.
• Partisipasi Masyarakat (Community Engagement): Melibatkan masyarakat,
pemangku kepentingan, dan pemilik tanah dalam proses pengambilan keputusan
adalah penting. Partisipasi mereka dapat membantu memastikan bahwa kebijakan
dan tindakan pengelolaan air mencerminkan kebutuhan dan pandangan lokal.
• Perlindungan Kualitas Air (Water Quality Protection): Penting untuk menjaga
kualitas air agar tetap layak konsumsi manusia, mendukung kehidupan akuatik,
dan meminimalkan dampak lingkungan. Ini melibatkan pemantauan polusi air
dan penerapan praktik-praktik yang mengurangi pencemaran.
• Penetapan Prioritas Penggunaan Air (Allocation of Water Use): Pengelolaan air
harus memprioritaskan penggunaan air sesuai dengan urgensi dan kebutuhan
yang berbeda, seperti air minum, irigasi, industri, dan lingkungan alam. Ini
melibatkan alokasi sumber daya air dengan bijak.
• Efisiensi Penggunaan Air (Water Use Efficiency): Mendorong praktik yang lebih
efisien dalam penggunaan air adalah penting. Ini dapat mencakup teknik irigasi
yang lebih cerdas, pengolahan limbah yang lebih baik, dan pengurangan
kebocoran dalam sistem distribusi air.
• Adaptasi terhadap Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation):
Perubahan iklim dapat memengaruhi siklus air dan ketersediaan air.
Pengelolaan sumber daya perairan harus memasukkan strategi
adaptasi untuk menghadapi perubahan cuaca dan curah hujan yang
ekstrem.
• Pencegahan Banjir dan Pengendalian Banjir (Flood Prevention and
Control): Pengelolaan banjir dan perlindungan daerah banjir harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya
perairan. Ini melibatkan pemantauan curah hujan dan perencanaan
infrastruktur yang sesuai.
• Transparansi dan Pertanggungjawaban (Transparency and
Accountability): Pengambilan keputusan dan tindakan pengelolaan air
harus transparan dan dilakukan dengan pertanggungjawaban. Ini
mencakup pelaporan yang jelas tentang penggunaan air dan tindakan
yang diambil.
• Pengelolaan Konflik (Conflict Resolution): Konflik antara berbagai
pihak yang bersaing untuk sumber daya air harus dikelola dengan
bijaksana melalui mediasi, negosiasi, dan kerjasama untuk mencapai
solusi yang adil.
• Prinsip-prinsip ini membentuk dasar untuk pengelolaan
sumber daya perairan yang efisien dan berkelanjutan.
Mereka dapat berlaku dalam berbagai konteks, mulai dari
tingkat lokal hingga tingkat regional dan nasional, dan
membantu menjaga keseimbangan antara memenuhi
kebutuhan manusia dan menjaga kelestarian lingkungan.
2. Konsep keberlanjutan dalam pengelolaan
sumber daya perairan.
• Konsep keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya perairan
adalah pendekatan yang mengintegrasikan upaya untuk menjaga
keseimbangan antara memenuhi kebutuhan saat ini dan memastikan
ketersediaan sumber daya air bagi generasi mendatang.
Keberlanjutan adalah prinsip yang mendasari pengelolaan sumber
daya perairan yang bertujuan untuk melindungi dan memanfaatkan
sumber daya air dengan cara yang tidak merusak ekosistem alam,
kualitas air, dan kebutuhan manusia.
• Berikut adalah beberapa aspek penting dalam konsep keberlanjutan
pengelolaan sumber daya perairan:
• Kepuasan Kebutuhan Saat Ini: Konsep keberlanjutan tidak mengekang
penggunaan air untuk kebutuhan manusia saat ini, seperti air minum, irigasi
pertanian, industri, dan energi. Namun, penggunaan ini harus dilakukan dengan
bijaksana dan efisien.
• Konservasi Sumber Daya: Keberlanjutan berarti melindungi dan melestarikan
sumber daya air, termasuk ekosistem air, agar tetap berfungsi dengan baik. Ini
termasuk menjaga keanekaragaman hayati air, melindungi habitat satwa liar,
dan mencegah kerusakan ekosistem perairan.
• Manajemen Polusi: Meminimalkan pencemaran air dan mengadopsi praktik
pengolahan limbah yang lebih baik adalah bagian integral dari pengelolaan
keberlanjutan. Ini melibatkan kontrol polutan seperti logam berat, bahan kimia,
dan nutrien yang dapat merusak kualitas air.
• Pengelolaan Kualitas Air: Mempertahankan kualitas air yang baik dan aman
untuk konsumsi manusia serta ekosistem air adalah esensial dalam pendekatan
keberlanjutan. Ini mencakup pengawasan dan pengendalian pencemaran serta
pemeliharaan kualitas air yang alami.
• Efisiensi Penggunaan Air: Meminimalkan pemborosan air dan meningkatkan
efisiensi penggunaan air dalam sektor seperti pertanian dan industri adalah
bagian penting dari keberlanjutan. Teknik irigasi yang lebih efisien dan teknologi
penggunaan air yang canggih membantu mencapai tujuan ini.
• Pencegahan Kelebihan Pemanfaatan: Keberlanjutan melibatkan upaya untuk
mencegah eksploitasi berlebihan sumber daya air seperti aqifer. Memastikan
bahwa pengelolaan sumber daya air tidak melebihi kapasitas alami untuk
pemulihan dan regenerasi adalah penting.
• Pembangunan Berkelanjutan: Pembangunan infrastruktur seperti
bendungan, waduk, dan kanal harus dilakukan dengan mempertimbangkan
dampaknya terhadap lingkungan air dan ekosistem. Ini melibatkan
perencanaan yang bijaksana dan mitigasi dampak lingkungan.
• Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Perubahan iklim memengaruhi pola
air, dan keberlanjutan melibatkan upaya untuk menghadapi perubahan
tersebut melalui strategi adaptasi yang bijaksana.
• Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal, pemangku
kepentingan, dan pemilik tanah dalam pengambilan keputusan pengelolaan
air adalah penting dalam menjaga keberlanjutan. Mereka harus terlibat
dalam perencanaan dan implementasi solusi yang berkelanjutan.
• Konsep keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya perairan
mengakui bahwa sumber daya air adalah aset berharga yang harus
dijaga untuk kesejahteraan saat ini dan masa depan. Ini melibatkan
keseimbangan yang hati-hati antara kebutuhan manusia, lingkungan,
dan ekosistem air, dengan fokus pada menjaga sumber daya air dalam
kondisi yang optimal untuk jangka panjang.
3. Peran pemerintah, masyarakat, dan sektor
swasta dalam pengelolaan sumber daya perairan
• Pengelolaan sumber daya perairan adalah upaya bersama yang
melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta. Masing-masing memiliki peran penting dalam menjaga
keberlanjutan dan efisiensi pengelolaan sumber daya perairan.
• Berikut penjelasan peran masing-masing:
• 1. Pemerintah:
• Regulasi dan Kebijakan: Pemerintah memiliki peran kunci dalam pengembangan dan
implementasi regulasi serta kebijakan terkait pengelolaan sumber daya perairan. Ini
mencakup penetapan standar kualitas air, alokasi air, perlindungan habitat air, dan peraturan
pengendalian polusi.
• Manajemen Sumber Daya: Pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya
air secara keseluruhan. Mereka harus memantau pasokan air, mengatur izin penggunaan air,
dan mengelola banjir serta kekeringan.
• Penelitian dan Pemantauan: Pemerintah harus mendukung penelitian dan pemantauan
yang berkaitan dengan kualitas air, kuantitas air, dan dampak perubahan iklim terhadap
sumber daya air.
• Penanganan Konflik: Pemerintah dapat berperan sebagai mediator dan penengah dalam
penyelesaian konflik terkait dengan penggunaan air antara berbagai pemangku kepentingan.
• 2. Masyarakat:
• Pemantauan Lingkungan: Masyarakat dapat memainkan peran penting
dalam pemantauan lingkungan air, melaporkan pencemaran, dan
perubahan ekosistem air.
• Konservasi Sumber Daya: Mengadopsi praktik penggunaan air yang
lebih efisien, seperti mengurangi pemborosan air di rumah tangga atau
pertanian, adalah tanggung jawab bersama masyarakat.
• Pendidikan dan Kesadaran: Masyarakat memiliki peran dalam
meningkatkan pemahaman tentang pentingnya air bersih dan
keberlanjutan sumber daya air, serta dalam mendorong perilaku yang
berkelanjutan.
• 3. Sektor Swasta:
• Investasi dan Teknologi: Sektor swasta dapat berinvestasi dalam teknologi
dan infrastruktur yang mendukung pengelolaan sumber daya air yang lebih
efisien, seperti sistem pengolahan limbah yang canggih atau teknik irigasi
yang lebih baik.
• Penggunaan Air untuk Industri: Sektor swasta yang terlibat dalam industri
memainkan peran dalam menjaga efisiensi penggunaan air, mengelola
limbah, dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan.
• Kemitraan Publik-Swasta: Kemitraan antara sektor swasta dan pemerintah
dapat mendukung proyek-proyek besar seperti pembangkitan listrik tenaga
air atau penyediaan air minum yang lebih efisien.
• Kunci dalam pengelolaan sumber daya perairan yang efektif adalah
kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Kolaborasi yang kuat antara semua pemangku kepentingan dapat
membantu menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
manusia dan kelestarian lingkungan air. Dengan pemahaman dan
kerja sama yang baik, kita dapat memastikan sumber daya air yang
berkelanjutan untuk masa depan.
• Overexploitasi, atau eksploitasi berlebihan, merujuk pada praktik
penggunaan sumber daya perairan di mana tingkat eksploitasi atau
pengambilan air melebihi tingkat pemulihan alamiah atau
keberlanjutan sumber daya tersebut. Ini berarti bahwa sumber daya
perairan digunakan secara berlebihan atau melebihi kapasitas alami
untuk menggantinya, yang dapat menyebabkan berbagai masalah
serius. Overexploitasi sumber daya perairan dapat terjadi dalam
berbagai bentuk, termasuk:
D. MASALAH DALAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA PERAIRAN
1.Overexploitasi, atau eksploitasi berlebihan
merujuk pada praktik penggunaan sumber daya perairan di mana
tingkat eksploitasi atau pengambilan air melebihi tingkat pemulihan
alamiah atau keberlanjutan sumber daya tersebut. Ini berarti bahwa
sumber daya perairan digunakan secara berlebihan atau melebihi
kapasitas alami untuk menggantinya, yang dapat menyebabkan
berbagai masalah serius. Overexploitasi sumber daya perairan dapat
terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk:
• Pemanfaatan Aqifer Berlebihan: Jika aqifer (lapisan air tanah) dieksploitasi dengan
kecepatan yang melebihi laju regenerasinya, maka aqifer akan terdegradasi,
menyebabkan penurunan tingkat air tanah dan penurunan kualitas air.
• Pengurasan Sungai dan Danau: Jika air sungai atau danau dieksploitasi melebihi laju
aliran air masuknya, maka sumber daya air ini dapat mengering atau mengecil,
mengancam keberlanjutan ekosistem air dan pasokan air bagi masyarakat.
• Overfishing: Dalam konteks perikanan, overexploitasi merujuk pada penangkapan ikan
yang melebihi kapasitas populasi ikan untuk berkembang biak. Ini dapat menyebabkan
penurunan drastis populasi ikan, yang berdampak pada mata pencaharian dan
ketahanan pangan.
• Eksploitasi Habitat Perairan: Pencabutan vegetasi atau penambangan liar dalam
lingkungan perairan juga dapat dianggap sebagai bentuk overexploitasi, karena dapat
merusak habitat air dan menyebabkan erosi dan penurunan kualitas air.
Dampak dari overexploitasi sumber daya
perairan termasuk:
• Penurunan kualitas air karena peningkatan polusi dan penurunan pasokan air bersih.
• Gangguan ekosistem air dan hilangnya habitat satwa liar yang tergantung pada
lingkungan air.
• Ketidakstabilan dalam pasokan air yang dapat memicu masalah kekeringan dan banjir.
• Ancaman terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian masyarakat yang
bergantung pada sumber daya perairan.
• Pencegahan overexploitasi memerlukan tindakan pengelolaan sumber daya perairan
yang bijaksana, seperti alokasi air yang adil, penegakan peraturan ketat, praktik
pertanian yang berkelanjutan, penggunaan teknologi irigasi yang efisien, serta
perhatian terhadap kondisi ekosistem air yang sehat. Kesadaran dan kolaborasi dari
pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga penting dalam menjaga keberlanjutan
pengelolaan sumber daya perairan.
2. POLUSI AIR
• Polusi air adalah masalah serius dalam pengelolaan sumber daya
perairan dan memiliki dampak yang merugikan pada lingkungan.
Polusi air terjadi ketika zat-zat berbahaya, seperti bahan kimia, limbah
domestik, atau polutan lainnya, mencemari sumber daya air seperti
sungai, danau, dan aqifer. Berikut adalah penjelasan tentang masalah
polusi air dan dampaknya pada lingkungan:
• Masalah Polusi Air:
• Polusi Air Permukaan: Polusi air permukaan terjadi ketika polutan
mencemari sumber daya air di permukaan bumi, seperti sungai,
danau, dan waduk. Polutan dapat berupa limbah industri, bahan
kimia pertanian, limbah domestik, minyak, logam berat, dan
sebagainya.
• Polusi Air Bawah Tanah: Polusi air bawah tanah terjadi ketika polutan
mencapai lapisan air tanah (aqifer). Polutan dapat meresap ke dalam
tanah melalui aktivitas seperti pembuangan limbah atau tumpahan
minyak.
• Dampak Polusi Air pada Lingkungan:
• Kerusakan Ekosistem: Polusi air dapat merusak ekosistem air, termasuk habitat
ikan, tumbuhan air, dan satwa liar air. Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan
penurunan populasi ikan, hilangnya spesies, dan ketidakseimbangan dalam
ekosistem perairan.
• Kerusakan Kualitas Air: Polusi air dapat mengurangi kualitas air dengan
meningkatkan konsentrasi bahan kimia berbahaya dan bakteri patogen. Hal ini
berdampak pada air minum yang tidak aman dan menimbulkan risiko kesehatan
bagi manusia.
• Ketidaksetaraan Akses Air: Polusi air dapat mengancam pasokan air bersih bagi
masyarakat yang bergantung pada sumber air yang tercemar. Ini dapat
memperburuk ketidaksetaraan akses air dan mengancam kesejahteraan masyarakat.
• Efek Jangka Panjang: Beberapa polutan, seperti polutan organik dan logam berat, dapat
tetap dalam lingkungan air untuk waktu yang lama dan memiliki efek jangka panjang pada
lingkungan. Ini dapat mengganggu proses alami seperti siklus nutrien dan berdampak pada
keanekaragaman hayati.
• Dampak pada Kesehatan Manusia: Polusi air dapat menyebabkan penyakit pada manusia
melalui konsumsi air yang tercemar atau kontak langsung dengan air yang terpolusi. Penyakit
yang disebabkan oleh air tercemar termasuk keracunan makanan dan penyakit infeksi.
• Biaya Ekonomi: Polusi air dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan melalui kerugian
dalam industri perikanan, penurunan nilai properti di sekitar sumber air yang tercemar, dan
biaya pengobatan penyakit terkait air.
• Pencegahan dan pengendalian polusi air melibatkan upaya untuk mengurangi pengenalan
polutan ke dalam sumber daya air. Ini mencakup pengembangan peraturan ketat,
penggunaan teknologi pengolahan limbah yang canggih, penggunaan praktik pertanian yang
berkelanjutan, dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air.
Memastikan air tetap bersih dan aman adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan sumber
daya perairan dan ekosistem perairan yang sehat.
3. PERUBAHAN IKLIM &
PERUBAHAN POLA HUJAN
• Perubahan iklim dan perubahan pola hujan adalah masalah serius
dalam pengelolaan sumber daya perairan. Perubahan iklim
menyebabkan fluktuasi suhu global, cuaca yang ekstrem, dan
perubahan pola hujan yang dapat mempengaruhi ketersediaan dan
kualitas air di seluruh dunia. Berikut adalah penjelasan tentang
masalah ini:
• Perubahan Iklim:
• Peningkatan Suhu Global: Peningkatan suhu global akibat perubahan iklim
dapat mempengaruhi berbagai aspek sumber daya air. Ini dapat mengakibatkan
penguapan yang lebih tinggi dan penurunan aliran sungai, yang memengaruhi
pasokan air.
• Perubahan Musim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola musim,
termasuk musim hujan dan musim kering. Hal ini dapat menyebabkan fluktuasi
dalam ketersediaan air, dengan musim kering yang lebih panjang dan musim
hujan yang lebih intens.
• Kenaikan Permukaan Laut: Peningkatan suhu global juga berkontribusi pada
kenaikan permukaan laut, yang dapat menyebabkan intrusi air laut ke sungai
dan aqifer, mengancam kualitas air tanah dan air permukaan.
• Perubahan Pola Hujan:
• Kurangnya Air Selama Musim Kering: Perubahan pola hujan yang
mengakibatkan penurunan curah hujan selama musim kering dapat
menyebabkan kekeringan, mengurangi pasokan air untuk pertanian, air minum,
dan industri.
• Banjir yang Lebih Intens: Perubahan pola hujan dapat meningkatkan risiko
banjir, terutama jika hujan lebat terjadi dalam waktu singkat. Ini dapat
mengakibatkan banjir yang merusak infrastruktur, menenggelamkan tanah
pertanian, dan merusak lingkungan.
• Erosi Tanah: Hujan deras dan banjir yang lebih intens dapat meningkatkan erosi
tanah, yang dapat mempengaruhi kualitas air dengan mengangkut tanah,
sedimen, dan polutan ke dalam sungai dan danau.
• Dampak perubahan iklim dan perubahan pola hujan pada pengelolaan sumber daya
perairan melibatkan:
• Ketidakpastian Pasokan Air: Perubahan cuaca yang ekstrem dan tidak terduga dapat
menyulitkan perencanaan penggunaan air yang efektif.
• Ketidakseimbangan Pasokan Air: Perubahan musim dan pola hujan yang tidak teratur
dapat mengganggu keseimbangan pasokan air, mengakibatkan kekeringan dan banjir yang
lebih sering.
• Pengaruh pada Pertanian dan Produksi Pangan: Perubahan pola hujan dapat
mengganggu pertanian dan produksi pangan dengan mengurangi pasokan air untuk irigasi.
• Kerusakan Ekosistem Air: Perubahan iklim dan hujan yang ekstrem dapat merusak
ekosistem air dan mengancam keanekaragaman hayati.
• Ketidakpastian Ekonomi: Perubahan iklim dapat memiliki dampak ekonomi melalui
kerusakan akibat banjir dan kekeringan, serta penurunan produktivitas pertanian.
• Pengelolaan sumber daya perairan yang efektif dalam menghadapi
perubahan iklim melibatkan upaya untuk beradaptasi dengan
ketidakpastian dalam pasokan air, merencanakan penggunaan air
yang lebih efisien, dan mengembangkan infrastruktur yang dapat
mengurangi dampak banjir dan kekeringan.
• Selain itu, upaya mitigasi perubahan iklim seperti mengurangi emisi
gas rumah kaca juga sangat penting dalam menjaga keberlanjutan
sumber daya air.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai