Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PROPOSAL METODE PENELITIAN

ANALISIS DAYA DUKUNG BATUAN DAN TANAH UNTUK KONSTRUKSI


BANGUNAN DI DESA SIDERA,KECAMATAN SIGI
BIROMARU,KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH

Diajukan sebagai syarat untuk lulus Mata Kuliah Metode Penelitian


Program Studi S1Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Oleh:
MUH ALPIANSYAH
F12118045

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU,MEI 2021
LEMBAR PENGESAHAN
TEKNIK KOMUNIKASI
GEOLOGI
“Analisis Daya Dukung Batuan dan Tanah Untuk Konstruksi Bangunan Di
Desa Sidera,Kecamatan Sigi Biromaru,Kabupaten Sigi,Sulawesi Tengah”

Palu,20 Mei 2021

Disusun Oleh

Muh Alpiansyah

F12118045

Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Metode Penelitian pada Program Studi S1 Teknik Geologi Universitas
Tadulako

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Sukardan Tawil S.T., M.T

NIP.195905171984031012

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan alam semesta dan
manusia atas seluruh nikmat dan karunia-Nya serta tak henti-hentinya
memberikan kenikmatan kepada manusia di muka bumi yang tak dapat diukur
dengan nilai, sehingga penulis memiliki kesempatan, kemauan, dan kesanggupan
untuk menyusun, menulis dan menyelesaikan Laporan Teknik Komunikasi
Geologi dengan judul “Analisis Daya Dukung Batuan dan Tanah Untuk
Konstruksi Bangunan Di Desa Sidera,Kecamatan Sigi Biromaru,Kabupaten
Sigi,Sulawesi Tengah”

Penulis sadar, bahwa dalam penyusunan dan penulisan Proposal


Penelitian ini tidak lepas dari bantuan, serta dukungan baik moril maupun materiil
dari semua pihak. Khususnya adalah pihak yang telah memberikan banyak
kesempatan kepada penulis sehingga termanifestasi dalam bentuk laporan.
Dengan segala kerendahan hati sudilah kiranya semua pihak menerima ucapan
terima kasih atas segala yang telah diberikan kepada penulis.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada:

1. ALLAH SWT karna izinnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan


laporan ini.
2. Bapak Ir.Irianto Uni,M.Sc selaku Ketua Prodi S1 Teknik Geologi
3. Bapak Dr. Sukardan Tawil S.T., M.T selaku Dosen Penanggungjawab Mata
Kuliah Metode Penelitian
4. Orang Tua tercinta sebagai pemacu semangat buat penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan ini.
5. Serta Teman-teman Seangkatan yang menemani serta membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.

ii
Dengan selesainya penyusunan Laporan Teknik Komunikasi Geologi ini,
penulis berharap dapat memberikan manfaat yang baik, serta mampu menjadi
arahan dalam perjalanan pengetahuan. Penulis menyadari bahwa penyusunan ini
masih jauh dari sempurna, maka sangat besar keinginan penulis untuk
mendapatkan saran dan kritik yang kontruktif guna memperluas wawasan penulis
sebagai proses pembelajaran diri.

Palu,02 Juni 2021

Penulis

MUH ALPIANSYAH

NIM. F 121 18 045

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan........................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................... iv
Daftar Tabel ...................................................................................... v
Daftar Gambar................................................................................... vi
Abstrak.............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional ........................................................................ 4


2.2 Pondasi ....................................................................................... 8
2.3 Kekuatan Material Tanah ............................................................ 13
2.4 Daya Dukung Tanah ................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 22


3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 23
3.3 Tahapan dan Metodologi Penelitian ............................................ 27

Daftar Pustaka ................................................................................... ix

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Daya Dukung Tanah Ultimate............................17

Tabel 2.2 Klasifikasi Daya Dukung Tanah yang Diizinkan..................20

Tabel 3.1 Penjabaran Waktu Penelitian.................................................23

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Peta Geologi Regional Lembar Palu ((Modifikasi

dari Rab Sukamto dkk., 1973). ............................................. 4

Gambar 2.2. Macam-macam pondasi........................................................ 10

Gambar 2.3. Distribusi Tegangan Di bawah Pondasi ................................ 12

Gambar 2.4. Alat Uji Kuat Tekan ............................................................. 13

Gambar 2.5 Mengeluarkan sampel tanah........................................................14

Gambar 2.6 Meratakan Kedua Permukaan Tabung........................................14

Gambar 2.7 Menimbang Sampel Tanah.........................................................15

Gambar 2.8 Meletakan Sampel diatas Plat.....................................................15

Gambar 2.9 Retak Pada Sampel.....................................................................16

Gambar 2.10. Hubungan antara beban dengan penurunan pada pondasi......18

Gambar 3.1. Peta Lokasi Daerah Penelitian..................................................22

Gambar 3.2 GPS.............................................................................................24

Gambar 3.3 Kompas Geologi.........................................................................24

Gambar 3.4 Palu Geologi................................................................................25

Gambar 3.5 Kamera........................................................................................25

Gambar 3.6 Alat Tulis....................................................................................26

Gambar 3.7 Lup..............................................................................................26

Gambar 3.8. Diagram Alir Penelitian............................................................28

vi
ANALISIS DAYA DUKUNG BATUAN DAN TANAH UNTUK
KONSTRUKSI BANGUNAN DI DESA SIDERA,KECAMATAN SIGI
BIROMARU,KABUPATEN SIGI,SULAWESI TENGAH

Zulhijah S.Sululing, Dosen Pembimbing Ajeng Listianti, S.T, M.T

ABSTRAK

Desa Sidera merupakan salah satu desa terdampak bencana gempa yang
terjadi pada tanggal 28 September 2018 dengan kekuatan 7,4 Skala Richter,hal ini
mengakibatkan terjadinya kerusakan konstruksi bangunan maupun jalan di daerah
tersebut. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi dan
Tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah dan Wilayah terdampak lainnya perlu
menyusun rencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Dalam
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana perlu adanya Pendekatan
geologi, maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk membuat model litologi yang
akan mempermudah dalam menganalisis kemampuan lapisan untuk menopang
bangunan (daya dukung tanah), seperti penentuan kedalaman dasar pondasi,
pengkajian yang detail tentang daya dukung tanah untuk kontruksi bangunan.
Tujuan dari penelitian ini ialah (1) Untuk mengetahui daya dukung batuan dan
tanah terhadap pondasi bangunan. (2) Untuk mengetahui bentuk pondasi yang
tepat pada daerah penelitian yang terdampak gempa. Adapun metode yang
digunakan dalam mencapai tujuan ialah metode penelitian lapangan, metode UCS
dan analisis laboratorium.
Kata Kunci : Daya Dukung, UCS, Desa Sidera

vii
ANALYSIS OF ROCK AND SOIL CARRYING CAPACITY FOR THE
CONSTRUCTION OF BUILDINGS IN DESA SIDERA,KECAMATAN
SIGI BIROMARU,KABUPATEN SIGI,SULAWESI TENGAH

Zulhijah S.Sululing, Dosen Pembimbing Ajeng Listianti, S.T, M.T

ABSTRACT

Sidera Village is one of the villages affected by the earthquake that occurred
on September 28, 2018 with a magnitude of 7.4 on the Richter Scale, this
resulted in damage to building and road construction in the area. Based on
Presidential Instruction Number 10 of 2018 concerning the Acceleration of Post-
Earthquake and Tsunami Rehabilitation and Reconstruction in the Province of
Central Sulawesi and other affected areas, it is necessary to develop a plan for
post-disaster rehabilitation and reconstruction activities. In post-disaster
rehabilitation and reconstruction activities, it is necessary to have a geological
approach, therefore this research was conducted to create a lithological model
that will make it easier to analyze the ability of the layers to support the building
(soil bearing capacity), such as determining the depth of the foundation base, a
detailed study of the bearing capacity of the soil. for building construction. The
purpose of this study is (1) To determine the bearing capacity of rock and soil to
the building foundation. (2) To find out the exact shape of the foundation in the
research area affected by the earthquake. The methods used in achieving the
objectives are field research methods, UCS methods and laboratory analysis.
Keywords: Carrying Capacity, UCS, Sidera Village

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah mempunyai peranan yang sangat penting pada perencanaan suatu

kontruksi bangunan sipil. Pada kondisi tersebut, tanah memiliki fungsi sebagai

penahan beban kontruksi di atas tanah yang harus bisa memikul seluruh beban

bangunan dan beban yang lain (Williy dkk,2015 dalam Bundang,S 2020).

Bagian paling bawah dari suatu kontruksi disebut pondasi, pondasi

berfungsi untuk meneruskan beban kontruksi ke lapisan tanah yang berada di

bawah pondasi. Perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang

diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak melampaui daya dukung tanah,sehingga

tidak terjadi penurunan berlebihan atau keruntuhan. Kondisi tersebut akan

menyebabkan kerusakan kontruksi yang berada di atas pondasi tersebut. Oleh

sebab itu, perencanaan suatu fondasi harus dilakukan evaluasi daya dukung tanah

yang pondasinya akan dibangun.

Desa Sidera terletak di Kecamatan Sigi Biromaru yang berbatasan dengan

Desa Jono Oge di sebelah Utara dan Desa Karawana di sebelah Barat. Desa

Sidera merupakan salah satu desa terdampak bencana gempa yang terjadi pada

tanggal 28 September 2018 dengan kekuatan 7,4 Skala Richter,hal ini

mengakibatkan terjadinya kerusakan konstruksi bangunan maupun jalan di

daerah tersebut.

1
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang Percepatan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di

Provinsi Sulawesi Tengah dan Wilayah terdampak lainnya perlu menyusun

rencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Dalam kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana perlu adanya Pendekatan geologi,

maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk membuat model litologi yang akan

mempermudah dalam menganalisis kemampuan lapisan untuk menopang

bangunan (daya dukung tanah), seperti penentuan kedalaman dasar pondasi,

pengkajian yang detail tentang daya dukung tanah untuk kontruksi bangunan.

Oleh karena itu analisis tentang daya dukung tanah sangat diperlukan untuk

dijadikan acuan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pemukiman

masyarakat pascabencana demi meminimalisir terjadinya kesalahan dalam

perencanaan pembangunan yang akan menyebabkan kerusakan pada

pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana daya dukung batuan dan tanah terhadap pondasi bangunan?

2. Bagaimana bentuk pondasi yang tepat pada daerah penelitian yang

terdampak gempa?

2
1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas,maka penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui daya dukung batuan dan tanah terhadap pondasi

bangunan.

2. Untuk mengetahui bentuk pondasi yang tepat pada daerah penelitian yang

terdampak gempa.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari Penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Masyarakat mampu mengetahui daya dukung batuan dan tanah terhadap

pondasi bangunan

2. Masyarakat mampu mengetahui bentuk pondasi yang tepat pada daerah

penelitian yang terdampak gempa.

1.5 Batasan Masalah

Penelitian tentang “ Analisis Daya Dukung Batuan dan Tanah untuk

Konstruksi Bangunan Di Desa Sidera,Kecamatan Sigi Biromaru,Kabupaten

Sigi,Sulawesi Tengah” dengan batasan masalah yaitu kuat tekan batuan pada

daerah pasca gempa di Desa Sidera,Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten

Sigi,Sulawesi Tengah.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional

Pulau Sulawesi merupakan pertemuan tiga lempeng (Threeple junction)

dari lempeng Asia yang stabil, lempeng Australia yang bergerak ke Utara serta

lempeng samudra pasifik yang mendorong kearah Barat. Pertemuan ketiga

lempeng tersebut mengakibatkan timbulnya beberapa struktur geologi seperti

adanya sesar, kekar-kekar baik kekar gerus maupun kekar tarik.

Secara regional daerah penelitian masuk dalam Peta Geologi lembar Palu

skala 1:250.000 (Rab Sukamto dkk., 1973), yang diterbitkan oleh pusat penelitian

dan pengembangan geologi.

Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Lembar Palu (Modifikasi dari Rab Sukamto

dkk., 1973).

4
2.1.1 Geomorfologi

Geomorfologi regional secara fisiografi daerah palu terdiri dari pematang

timur dan pematang barat.Kedua duanya berarah utara-selatan dan terpisahkan

oleh lembah palu (Fossa Sarasina).Pematang barat didekat palu hingga lebih dari

dari 2000 meter tingginya, tetapi di Donggala menurun hingga

mukalaut.Pematang timur dengan tinggi puncak dari 400 meter hingga 1900

meter, dan menghubungkan pegunungan di Sulawesi Tengah dengan lengan utara.

2.1.2 Litologi dan Stratigrafi

Aluvium dan Endapan Pantai

Kerikil, Pasir, lumpur, dan batu gamping koral terbentuk dalam lingkungan

sungai, delta dan laut dangkal merupakan sedimen termuda didaerah lokasi

pengamatan. Endapan ini diperkirakan berumur holosen

Formasi Tinombo Ahlburg (1913). Seperti yang dipakai oleh Brouwer

(1934)

Rangkaian ini tersingkap luas, baik di pematang timur amupun

barat.Batuan ini menindih kompleks batuan metamorf secara tidak

selaras.Didalamnya terkandung rombakan yang berasal dari batuan

metamorf.Batuan itu terdiri dari ubahan serpih, batupasir, konglomerat,

batugamping, rijang radiolaria dan batuan gunungapi, yang di endapkan di dalam

lingkungan laut.

Didekat intrusi terdapat sabak, dan lebih dekat pada persentuhan terbentik

philit dan kuarsit. Bagian barat pematang barat mengandung lebih banyak batu

5
pasir rijang daripada tempat lain. Diabas, spilit, dan andesit diselatan donggala

dan selatan kasimbar dipetakan dengan endapan itu. Endapan batuan gunung api

biasa terdapat didalam batupasirnya. Batugamping diamati hanya sebagai lapis-

lapis tipisdalam rangkaian sedimen tersebut. Kadar ( Dit Geol) mengenali

Disceogciclyna Sp, Nummulites Sp, Alveolina Sp, Miliolidae Sp, Asterocylina

Sp, menunjukan akan umur Eosen. Pekerjaan selanjutnya oleh Socal ( Standar Oil

Company Of California ) sebagai tambahan mengenali : Pellasipida Cf, P Inflata

Cf, Pararotalia Sp, Eofabiana, Pellarispira Crassicollumia, Sphaerodypsinna Sp,

Orbisolires Sp, Rotalia Sp Dan Carpentirena Hamiltonensis. Umur fosil terkahir

ini adalah Eosen Tengah hingga Atas.Calchiperulla innominata yang ditemukan

didalam klastika batugamping diinterpretasikan oleh Socal sebagai suatu fosil

rombakan dari Formasi Kapur.Batuan itu serupa dengan Formasi Tinombo Yang

menyerupai flisch yang telah diperikan oleh Bouwer (1934), dikira-kira 55

kilometer sebelah timur laut Labuanbajo.Intrusi kecil yang diuraikan diatasjuga

menetukan endapan ini.

Molasa Celebes Sarasin Dan Sarasin (1901)

Batuan ini terdapat pada ketinggian lebih rendah pada sisi-sisi kedua

pematang, menindih secara tidak selaras Formasi Tinombo dan Kompleks batuan

metamorf, mengandung rombakan yang berasal dari formasi-formasi lebih tua,

dan terdiri dari konglomerat, batupasir, batulumpur, batugamping-koral dan napal,

yang semuanya hanya mengeras lemah. Di dekat kompleks batuan metamorf pada

bagian barat pematang timur endapan itu terutama terdiri dari bongkah-bongkah

kasar dan agaknya di endapkan di dekat sesar.Batuan-batuan itu ke arah laut

6
beralih-alih jadi batuan klastika berbutir lebih halus. Di dekat Donggala sebelah

Utara Enu dan sebelah Barat Labea batuannya terutama terdiri dari batugamping

dan napal dan mengandung Operculina sp, Cyclopclypeus sp, Rotalia sp, Orbulina

Universa, Miliolidae, Globigerina, Foraminifera pasiran, Gangang Gampingan,

Palecipoda dan Gastropoda. Sebuah contoh yang dipungut dari tenggara Laebago

selain fosil-fosil tersebut juga mengandung Miogypsina sp dan Lepidocyclina sp,

yang menunjukan umur miosen(pengenalan oleh kadar, Dit. Geol). Foram

tambahan yang dikenali oleh socal meliputi :planorbulina sp, salenomeris sp,

textularia sp, acervolina sp, spiroclypeus sp, reusela sp, lethoporella, lithophylum

dan amphiroa. Socal mengirakan bahwa fauna-fauna tersebut menunjukkan umur

miosen tengah, dan pengendapan di dalam laut dangkal.Pada kedua sisi teluk palu,

dan kemungkinan juga di tempat lain, endapan sungai kuarter juga dimasukkan ke

dalam satuan ini.

2.1.3 Struktur Geologi

Struktur daerah ini didominasi oleh lajur sesar Palu yang berarah utara

baratlaut.Bentuknya yang sekarang ialah bentuknya menyerupai terban yang

dibatasi oleh sesar sesar hidup, diantaranya yang bermata air panas di sepanjang

kenampakannya pada permukaan.Sesar sesar dan kelurusan lainnya yang setengah

sejajar dengan arah lajur Palu terdapat di pematang timur.Banyak sesar dan

kelurusan lainnya yang kurang penting lebih tegak lurus pada arah ini,

sebagaimana terlihat diseluruh daerah. Sesar naik berkemiringan ke Timur dalam

kompleks batuan metamorf dan dalam Formasi Tinombo menunjukkan akan sifat

pemampatan pada beberapa diantaranya sesar yang lebih tua. Sesar termuda yang

7
tercatat terjadi pada tahun 1968 didekat Tambo, timbulsetelah ada gempabumi,

berupa sesar normal berarah baratlaut yang permukaan tanahnya turun 5

meter.Pada bagian yang menurun, daerah pantai yang seluas kira-kira 5 kilometer

persegi masuk ke dalam laut.

2.2 Pondasi

2.2.1 Pengertian Pondasi

Pondasi adalah struktur bagian paling bawah dari suatu konstruksi

(gedung, jembatan, jalan raya, tanggul, menara, terowongan, dinding penahan

tanah, dan lain-lain) yang berfungsi menyalurkan beban vertical diatasnya

(kolom) maupun beban horizontal ke tanah. (Pamungkas dan Harianti, 2013

dalam Kusumah,H dan Hartono. 2016).

Struktur atas merupakan istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan

bagian bagian dari system rekayasa yang membawa beban kepada pondasi atau

struktur dibawahnya. Istilah struktur atas mempunyai arti khusus untuk bangunan-

bangunan dan jembatan-jembatan,akan tetapi, pondasi tersebut dapat juga hanya

menopang mesin-mesin, mendukung peralatan industrial (pipa, manara, tangka),

bertindak sebagai alas atau papan iklan dan sejenisnya. Karena sebab inilah maka

lebih baik menggambarkan pondasi sebagai bagian dari satu system rekayasa

pendukung beban yang mempunyai bidang antara (interfacing) terhadap tanah.

8
2.2.2 Macam-macam Pondasi

Terdapat dua klasifikasi pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi

dalam. Pondasi dangkal di definisikan sebagai pondasi yang mendukung

bebannya secara langsung, atau pondasi yang digunakan apabila lapisan tanah

pondasi yang telah dihitung mampu memikul beban-beban diatasnya, terletak

pada kedalaman yang dangkal umumnya kedalaman lebih kecil dari panjang/lebar

pondasi, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang, dan pondasi rakit. Pondasi

dalam didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah

keras atau batu yang relative jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumuran

dan pondasi tiang. macam –macam contoh tipe pondasi diberikan dalam gambar

dibawah ini.

9
Gambar 2.2 Macam-macam Pondasi (Hardiyatmo,2014 dalam

Kusumah,H dan Hartono. 2016)

a. Pondasi memanjang

b. Pondasi telapak

c. Pondasi rakit

d. Pondasi sumuran

e. Pondasi tiang

2.2.3 Pembebanan terhadap Bawah Tanah

Menurut Verhoef dalam Bundang,S 2020 ada dua tipe pembebanan

terhadap kondisi bawah tanah, yaitu:

10
1. Beban Statis

Pekerjaan sipil dapat dibagi dalam proyek konstruksi ringan

seperti gedung bertingkat 3,toko kecil dan bangunan kantor.

Sedangkan konstruksi berat seperti bangunan kompleks industri,

bendungan dan pelabuhan. Massa tanah yang akan di bebani pondasi

atau bangunan hendaknya memiliki sifat-sifat yang sedemikian rupa

sehingga proyek bersangkutan dapat dibangun dengan aman dan

ekonomis dan struktur yang dihasilkan dapat berfungsi sebagaimana

yang diharapkan tanpa adanya dampak dari pembangunan tersebut.

Sebuah bangunan akan memberikan beban tertentu terhadap bawah

tanah dan volume tanah tertentu yang akan mengalami tegangan

tergantung dari beban pikul dan luas pondasinya. Pada tekanan sama,

berlaku keadaan dimana semakin besar bidang pondasi, semakin

dalam pula zona tanah yang menerima tegangan semakin berkurang

sejalan dengan besarnya jarak sampai pondasi. Tegangan yang terjadi

di dalam bawah tanah akan menimbulkan suatu deformasi (perubahan

bentuk) dan akan mengakibatkan penurunan tertentu terhadap

bangunan yang bersangkutan. Besarnya penurunan maksimal yang

dialami sebesar beban pikul.

11
Gambar 2.3 Distribusi Tegangan Di bawah Pondasi (Verhoef 1994

dalam Bundang,S 2020)

Daya dukung maksimum merupakan tekanan yang diberikan oleh

pondasi bangunan tersebut terhadap massa tanah, yang mengakibatkan

penurunan dalam batas-batas yang masih dapat diterima

2. Beban Dinamis

Beban dinamis merupakan getaran yang ditimbulkan oleh

beberapa sumber, contohnya mesin, kendaraan dan gempa bumi.

Kerusakan yang banyak terjadi karena gempa bumi, terutama

disebabakan oleh aktivitas tektonik.

Apabila lapisan bawah tanahnya seragam, akan terjadi penurunan

yang seragam atau normal, sedangkan pada lapisan tanah yang

bervariasi, terdapat kemungkinan terjadinya suatu penurunan

differensial, dimana penurunan akan terjadi bervariasi di sepanjang

bangunan tersebut.

12
2.3 Kekuatan Material Tanah

Perencanaan suatu pondasi diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik

material penyususn tanah yang akan dilakukan pemasangan pondasi. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode.

Menurut Verhoeft (1994) dalam Bundang,S 2020, penentuan kekuatan

suatu lapisan tanah dapat menopang bangunan, bisa dilakukan dengan metode

uji kuat tekan. Adapun alat dari uji kuat tekan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 2.4 Alat Uji Kuat Tekan (Anoname,2020)

Uji kuat tekan (UCS) merupakan pengujian yang paling penting dalam

mengetahui sifat-sifat material batuan. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan

beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1) Mengeluarkan sampel tanah dari tabung contoh dan memasukkan cetakan

dengan menekan pada sampel tanah, sehingga cetakan terisi penuh.

13
Gambar 2.5 Mengeluarkan sampel tanah Nurdian,S.(2017).

2) Jika menggunakan tabung penuh, ratakan kedua permukaan tanah dengan

pisau pemotong dan mengeluarkannya dengan extruder. Bila

menggunakan tabung belah, buka belahan tabung dengan hati-hati, dan

ambil sebagian tanah yang tidak terpakai untuk pemeriksaan kadar air.

Gambar 2.6 Meratakan Kedua Permukaan Tabung (Anoname,2020)

3) Menimbang sampel tanah yang akan digunakan untuk menentukan berat

volume.

14
Gambar 2.7 Menimbang Sampel Tanah Nurdian,S.(2017).

4) Meletakkan sampel tanah di atas plat penekan bawah secara sentris.

Gambar 2.8 Meletakan Sampel diatas Plat Nurdian,S.(2017).

5) Mengatur ketinggian plat atas dengan tepat menyentuh permukaan atas

sampel tanah.

6) Mengatur dial beban dan dial deformasi pada posisi nol.

7) Melakukan percobaan dengan cara menghidupkan motor (cara electric).

Kecepatan regangan diambil ½ % - 2% permenit dari tinggi sampel

tanah.

15
8) Membaca dial beban dan mencatat pada regangan 0,5%, 1%,s 2% dan

seterusnya sampai tanah mengalami keruntuhan. Keruntuhan dapat dilihat

dari makin beban walaupun regangan semakin besar. Bila regangan 0,5%

maka pembacaan deformasi adalah 70 selama 1 menit untuk tinggi

sampel 13,6 cm.

9) Menghentikan Percobaan, jika regangan sudah mencapai 20%, tetapi

sampel tanah belum mengalami keruntuhan.

Gambar 2.9 Retak Pada Sampel Nurdian,S.(2017).

Dibawah ini merupakan persamaan untuk menghitung kuat tekan suatu material:

𝑃
𝑓𝑐′ =
𝐴

Dimana:

𝑓𝑐′= Kuat Tekan (Mpa)

𝑃 = Berat beban maksimum yang menyebabkan benda ji hancur (N)

𝐴 = Luas Penampang benda uji (m2)

16
Menurut Arif (2016) dalam Bundang,S (2020), perbandingan ukuran tinggi

dan diameter contoh batuan (L/D) akan mempengaruhi nilai kuat tekan batuan.

Jika digunakan perbandingan (L/D) =1, kondisi tegangan triaxial saling bertemu

sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan. Sesuai denga ISRM (1981),

pengujian kuat tekan menggunakan rasio (L/D) antara 2-2,5 dan sebaiknya

diameter (D) contoh batu uji paling tidak berukuran tidak kurang dari ukuran NX,

atau tidak kurang dari 54 mm. Semakin besar antara tinggi dan diameter contoh

batuan yang digunakan, kuat tekan yag dihasilkan akan semakin kecil.

2.4 Daya Dukung Tanah

2.4.1 Daya Dukung Ultimate

Daya dukung ultimate merupakan tekanan maksimal yang dapat ditahan

oleh massa tanah tanpa kehilangan ketahanannya. Daya dukung aman adalah

gaya pikul maksimal bagi suatu faktor aman. Apabila sebuah beban melebihi

kemampuan tanah, maka tanah bisa kehilangan ketahanannya. Karena itu untuk

suatu material geologis tercapainya kekuatan dan perilaku deformasi dapat

diketahui, sehingga dapat diperkirakan gaya pikul yang aman berupa angka-

angka.

Tabel 2.1 Klasifikasi Daya Dukung Tanah Ultimate (Bundang,S 2020)

17
Menurut Wesley (2017) dalam Utami,G.S. dan Damayanti D.A.(-),

perencanaan suatu pondasi gedung atau bangunan lain, ada dua hal utama yang

harus diperhatikan, yaitu :

1. Daya dukung tanah : apakah tanah cukup kuat untuk menahan beban fondasi

tanpa terjadi keruntuhan akibat penggeseran.

2. Penurunan yang akan terjadi : hal ini bergantung pada jenis tanah. Bilamana

beban diatas sebuah pondasi ditambah sedikit demi sedikit maka pondasi

tersebut akan turun. Besarnya penurunan pada setiap penambahan beban

dapat diukur sehingga dapat dibuat grafik penurunan terhadap beban, seperti

contoh pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.10 Hubungan antara beban dengan penurunan pada pondasi

(Wesley 2017 dalam Utami,G.S. dan Damayanti D.A.(-),

18
Besarnya kapasitas daya dukung direpresentasikan atas tiga bagian yang

masing-masing bagian berhubungan dengan bagian dari mekanisme keruntuhan,

yaitu kohesi tanah, berat tanah diatas dasar pondasi dan berat tanah dibawah dasar

pondasi.

Daya dukung tanah umunya dapat diketahui dengan cara mengambil contoh

tanah asli untuk dilakukan pengujian kuat geser. Kemudian nilai dari hasil

pengujian kuatan geser digunakan untuk menghitung daya dukung tanah dengan

menggunakan salah satu dari beberapa teori daya dukung yang sudah cukup

terkenal. Teori yang paling sering dipakai adalah teori Terzaghi.

2.4.2 Daya Dukung Izin Tanah

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan

atau beban bangunan pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan

geser dan penurunan berlebihan yang tergantung pada kekuatan geser tanah

Daya dukung yang diizinkan (q) bergantung pada besar faktor keamanan (F)

yang dipilih. Pada umumnya nilai F yang dipilih adalah 2 hingga 5; nilai daya

dukung yang diizinkan (qa) merujuk ke persamaan dibawah ini,

qa= 𝑞𝑢
𝐹

dimana :

qa = Daya Dukung yang di izinkan

(ton/m2) qu = Daya Dukung batas (ton/m2)

F = Faktor Keamanan

19
Tabel 2.2 Klasifikasi Daya Dukung Tanah yang Diizinkan (Peraturan

Pembebanan Indonesia untuk gedung,1963 dalam Apriyanti,Y

dan Rizolla,I.A. (-).

Nilai faktor keamanan pada daya dukung pondasi yang umunya

digunakan antara 2,5 hingga 3. Nilai tersebut digunakan untuk memperkecil

penurunan. Nilai sebesar ini berarti penurunan yang akan terjadi adalah akibat

konsolidasi tanah, bukan akibat deformasi yang diperlukan untuk menggerakan

kekuatan geser tanah (Wesley, 2017) dalam Utami,G.S. dan Damayanti D.A. (-).

Penempatan suatu pondasi berdasarkan kondisi geologis (Sukartono,

2010) dalam Apriyanti,Y dan Rizolla,I.A. (-). :

1. Bangunan dapat langsung didirikan di atas batuan, tapi perlu

diperhatikan jenis batuan yang peka terhadap proses pelapukan dan

umumnya sejumlah konstruksi yang dibangun di atas batuan ambruk

disebabkan oleh patahan, kekar, oleh karena itu harus orientasi gaya geser

dan kemungkinan terjadinya tekanan air di sepanjang suatu diskontinuitas.

2. Beban bangunan pada batuan yang terletak di kedalaman tertentu

(maksimal 75m), biasanya dipasang pondasi tiang pancang.

20
3. Pondasi harus dipasang di atas tanah, karena batuan terletak terlalu dalam.

Kondisi bawah tanah diketahui dengan penelitian lapangan cara mekanika

tanah dengan beberapa metode seperti sondir, SPT, pemboran dan

lainnya. Umumnya pondasi yang digunakan pada lapisan-lapisan yang

tidak terkonsolidasi oleh konstruksi sebuah balok atau pondasi pelat dan

pondasi diatas tiang-tiang dimana struktur dipikul oleh lapisan kokoh pada

kaki tiang atau rekatan antara tiang dan tanah sekelilingnya.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi

Lokasi penelitian terletak di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru,

Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Lokasi penelitian dapat di tempuh dengan

menggunakan kendaraan bermotor dari Universitas Tadulako Sampai ke Lokasi

penelitian ± 38 menit.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Daerah Penelitian

22
3.1.2 Waktu

Analisis mengenai daya dukung batuan khususny kuat tekan batuan pada

Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru,Kabupaten Sigi dilakukan dalam beberapa

tahapan yang dilakukan dalam waktu 3 bulan yang dijabarkan pada tabel 3.1.

M-1 M-2 M-3


Tahapan Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan

Survey Pustaka
Survey Lapangan
Pengolahan Hasil
Lapangan

Penarikan Kesimpulan
- Waktu Bersifat Kondisional

Tabel 3.1 Penjabaran Waktu Penelitian

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yang berfungsi

sebagai penunjang dalam melakukan penelitian ialah:

3.2.1 Alat Penelitian

a. Peralatan Lapangan

Alat yang digunakan pada penelitian yaitu:

1. GPS (Global Positioning System)

GPS berguna untuk menentukan dimana posisi koordinat kita dan

tentu saja kita tidak dapat menge-plot posisi kita di peta.

23
Gambar 3.2 GPS (Prasetya,Y,A. 2012)

2. Kompas Geologi

Kompas Geologi berguna untuk mengukur strike/dip dari

kemiringan lapisan batuan, atau hanya sebagai penunjuk arah utara

dan arah sungai.

Gambar 3.3 Kompas Geologi (Prasetya,Y,A. 2012)

3. Palu Geologi

Palu geologi berguna untuk mengambil sampel batuan, palu

geologi di bagi menjadi 2 jenis yaitu palu sedimen yang ujungnya

24
ramping dan palu beku yang ujungnya runcing, panjang pegangan

palu beku juga lebih panjang.

Gambar 3.4 Palu Geologi (Prasetya,Y,A. 2012)

4. Kamera

Kamera jelas digunakan untuk memdokumentasikan semua

singkapan di lapangan dan lokasi-lokasi pengamatan.

Gambar 3.5 Kamera

25
5. Alat Tulis

Alat tulis berguna untuk mencatat data yang di dapatkan di

lapangan.

Gambar 3.6 Alat Tulis

6. Lup

Lup sebuah benda kecil yang biasa digunakan untuk melihat

komposisi mineral batuan.

Gambar 3.7 Lup (Prasetya,Y,A. 2012)

26
b. Peralatan Laboratorium

1. Mesin uji kuat tekan batuan

2. Alat tulis

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Peta Topografi Daerah Penelitian

2. Peta Geologi Daerah Penelitian

3. Larutan HCL 0,1 M

4. Buku Lapangan

5. Kantong Sampel

3.3 Tahapan dan Metodologi penelitian

Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, diperlukan tahapan serta

metodologi penelitian. Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada diagram

dibawah ini:

27
Mulai

Survey Lapangan Studi Literatur

Identifikasi

Batasan Masalah

Tujuan
1. Sampel Penelitian
Batuan (Sifat
Fisik Batuan dan
Pengumpulan Data
mekanik)
2. Peta Geologi
3. Peta
Gambar 3.8Kesampaian Daerah
Diagram Alir Penelitian

Pengolahan Data Menggunakan Metode Laboratorium

Analisis Data Menggunakan Metode

Kesimpulan dan Saran

Selesai

28
1. Studi Literatur

Tahapan pertama yang dilakukan adalah menemukan suatu masalah

untuk menentukan satu topik yang kemudian melakukan studi literatur

mengenai topik yang ditentukan. Studi literatur berupa kondisi geologi daerah

penelitian dan mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau

permasalahan yang telah ditentukan yaitu analisis daya dukung batuan dan

tanah untuk kontruksi bangunan.

2. Survey lapangan

Setelah melakukan studi literatur, tahapan kedua adalah survey lapangan

yang mana meliputi pembuatan peta topografi daerah penelitian dan peta

lintasan daerah penelitian agar memudahkan dalam pengambilan data

lapangan. Survey lapangan ini sangat berguna untuk mengetahui macam–

macam lithologi dan penyebarannya serta sangat berguna untuk menentukan

jalur dan kegiatan penelitian.

3. Pengumpulan Data

Setelah tahap studi literatur dan survey lapangan dilakukan, kemudian

dilakukan pengumpulan data. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah

pengambilan data geologi. Data geologi tersebut berupa data litologi,

sedangkan sampel yang diambil adalah sampel batuan pada lokasi penelitian.

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ialah penelitian

lapangan.

29
4. Pengelolahan Data dan Analisis Laboratorium

Setelah data lapangan telah terkumpulkan dengan baik dan lengkap,

kemudian data-data tersebut diolah. Pengolahan data bertujuan untuk

mengetahui bagaimana cara dan proses untuk menyelesaiakan permasalahan

yang dihadapai sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Pada pengolahan

data ini ada beberapa hal yang akan di bahas yaitu:

1. Kuat tekan batuan

Kuat tekan batuan utuh dapat diperoleh dari uji kuat tekan uniaksial (

Uniaxial Compressive Strength, UCS ) dan uji point load ( point Load Test,

PLI ). UCS menggunakan mesin tekan untuk menekan sampel batuan dari

satu arah ( uniaxial ). Sampel batuan yang diuji dalam bentuk silinder (

tabung ) dengan perbandingan antara tinggi dan diameter tertentu.

Perbandingan ini sangat berpengaruh pada nilai UCS yang dihasilkan.

Semakin besar perbandingan panjang terhadap diameter, kuat tekan akan

semakin kecil.

2. Sifat Fisik Batuan

Perhitungan penentuan sifat fisik batuan:

a. Bobot isi asli (natural density) = Wn/ (Ww-Ws)

b. Bobot isi kering (Dry density) = Wo/(Ww-Ws)

c. Bobot isi jenuh (saturated density) = Ww/( Ww-Ws)

30
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan dan analisis laboratorium. Kegiatan penelitian lapangan meliputi

pengambilan Sampel batuan (random sampling) dari berbagai singkapan di

daerah penelitian. Sedangkan analisis yang dilakukan di laboratorium

antara lain adalah analisis kuat tekan. Analisis kuat tekan batuan dilakukan

di Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil Universitas Tadulako.

5. Kesimpulan

Setelah pengolahan hasil data lapangan dilakukan, Hasil tersebut perlu

disajikan dalam bentuk tulisan dimana tulisan ini merupakan hasil olah data

data lapangan yang diolah berdasarkan hasil survey yang dilakukan.

Penarikan kesimpulan ini adalah bagian akhir dari tahapan penelitian sifat

fisik batuan penyusun lereng serta nilai kuat tekan batuan penyusun lereng di

daerah penelitian.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anoname. (2020). Metode Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression


Strength Test)UCS.

Apriyanti,Y dan Rizolla,I.A. (-).Analisis daya dukung fondasi tapak dengan


Enggunakan perkuatan cerucuk dibandingkan Dengan fondasi
sumuran.

Bundang, S.(2020). Analisis daya dukung tanah berdasarkan data mekanika


tanah dan geofisika untuk pengembangan area pemukiman di Desa
Watangpulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.

Kusumah,H dan Hartono. (2016). Analisa daya dukung dan penurunan tanah
terhadap Pondasi telapak di pembangunan ruko Jl pelabuhan ii kota
sukabumi.

Kristanto,M. dan Bujangga,P.G. (2020). Kemampuan geologi teknik untuk


Pengembangan kawasan wisata daerah Embung jurang jero,
harjobinangun, pakem, Sleman, yogyakarta.

Manurug,M.I dan Roesyanto. (-).Analisis daya dukung tiang pancang dengan


Menggunakan metode analitis dan program plaxis v.8.6 Pada jembatan
sei semayang 12 +200 bore hole 2 (studi Kasus pada pembangunan
jalan bebas hambatan medan-Binjai)

Nurdian,S.(2017). Uji Kuat Tekan Bebas (UCS).

Nurhakim, dkk. (-).Studi Daya Dukung Batuan Vulkanik Formasi Pitanak Untuk
Pemanfaatan Jalan Tambang.

Prasetya,Y,A.(2012). Peralatan Yang di Gunakan Saat Di Lapangan.

Santi,N dkk. (2019). Analisis Daya Dukung Bored Pile Pada Pembangunan
Pondasi Jembatan Kali Kentendan Kali Serang Segmen Susukan di Ruas
Jalan Tol Salatiga-Kartasura, PT.Waskita Karya (Persero), Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

ix
Utami,G.S. dan Damayanti D.A. (-).Pengaruh muka air tanah terhadap daya
dukung Tanah di bawah pondasi dangkal.

Zakaria,Z dan Harisan,L.(2017). Peran Ilmu Dasar dalam Geoteknik untuk


Menunjang PembanguBerkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan .

Anda mungkin juga menyukai