Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL TUGAS AKHIR

GEOLOGI DAN ANALISIS PETROFISIKA UNTUK


MENENTUKAN ZONA PROSPEK LAPANGAN “X”,
FORMASI “Y” CEKUNGAN KUTAI

Disusun Oleh:
NABILLA MAHARANI DARMAPUTRI
111.200.115

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

GEOLOGI DAN ANALISIS PETROFISIKA UNTUK


MENENTUKAN ZONA PROSPEK LAPANGAN “X”,
FORMASI “Y” CEKUNGAN KUTAI

Oleh :

Nabilla Maharani Darmaputri

111.200.115

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk pengajuan Tugas Akhir Skripsi di
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Yogyakarta, 11 Oktober 2023

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Yody Rizkianto, S.T., M.T.

NIP. 19880219 201903 1 014

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Geologi

UPN “Veteran” Yogyakarta

Dr. Ir. Jatmika Setiawan, M.T.

NIP. 19640411 199303 001

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas rahmat, karunia
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini
dengan judul “GEOLOGI DAN ANALISIS PETROFISIKA UNTUK
MENENTUKAN ZONA PROSPEK PADA LAPANGAN “X”, FORMASI
“Y”, CEKUNGAN KUTAI ” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Maksud dan tujuan dari proposal ini yaitu untuk memenuhi persyaratan
penelitian guna melengkapi kurikulum di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan proposal ini, yaitu:
1. Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dalam
bentuk moril dan materiil.
2. Bapak Dr. Ir. Jatmika Setiawan, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta.
3. Bapak Yody Rizkianto, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing saya
dalam melaksanakan Tugas Akhir.
4. Rekan-rekan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Demikian Proposal Skripsi ini penulis buat, penulis menyadari bahwa
masih banyak kesalahan dan kekurangan segala kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima dengan senang hati. Atas perhatiannya saya mengucapkan
terima kasih.

Yogyakarta, 11 Oktober 2023


Penyusun,

Nabilla Maharani Darmaputri


111200115

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................6
I.1. Latar Belakang Penelitian..............................................................6
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................7
I.3. Maksud dan Tujuan........................................................................7
I.4. Lokasi Penelitian............................................................................8
I.5. Waktu Penelitian............................................................................9
I.6. Hasil Penelitian..............................................................................9
I.7. Manfaat Penelitian.........................................................................9
BAB II METODOLOGI PENELITIAN.......................................................11
II.1. Metode Penelitian..........................................................................11
II.1.1. Tahap Studi Literatur.........................................................11
II.1.2. Tahap Pengumpulan Data..................................................11
II.1.3. Tahap Pengolahan dan Analisa Penelitian.........................11
II.1.4. Tahap Penyelesaian............................................................12
BAB III DASAR TEORI................................................................................14
III.1. Wireline Log................................................................................14
III.1.1. Log Gamma Ray (GR).......................................................14
III.1.2. Log Spontaneous Potential (SP) .......................................15
III.1.3. Log Neutron.......................................................................16
III.1.4. Log Density........................................................................16
III.1.5. Log Sonic...........................................................................17
III.1.6. Log Resistivity....................................................................18
III.2. Mudlog.........................................................................................19
III.2.1. Core....................................................................................19
III.3. Metode Petrofisika......................................................................20

4
III.3.1. Volume Shale......................................................................20
III.3.2. Porositas.............................................................................20
III.3.3. Permeabilitas......................................................................20
III.3.4. Saturated Wter...................................................................20
III.3.5. Resistivity Water.................................................................21
BAB IV GEOLOGI REGIONAL..................................................................22
IV.1 Fisiografi Regional........................................................................22
IV.2 Tatanan Tektonik Regional............................................................22
IV.3 Stratigrafi Regional........................................................................25
BAB V PENUTUP...........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Lokasi Penelitian..........................................................................11


Gambar I.2 Waktu Penelitian..........................................................................11
Gambar III.1.1 Respon Log Gamma Ray secara umum pada litologi............15
Gambar III.1.2 . Respon SP secara umum pada litologi dan salinitas............16
Gambar III.1.4 Respon log densitas terhadap litologi....................................17
Gambar III.1.5 Respon log sonic terhadap litologi........................................18
Gambar III.1.6 Respon log resistivity terhadap litologi.................................19
Gambar IV.1 Fisiografi Cekungan Kutai beserta elemen tektoniknya............22
Gambar IV.2 Rekonstruksi Penampang NW-SE Cekungan Kutai dari umur
Akhir sampai Resen..........................................................................................23
Gambar IV.3 Penampang Tektonostratigrafi Cekungan Kutai........................25
Gambar IV.4 Kolom Stratigrafi Tersier Cekungan Kutai beserta elemen
petroleumnya....................................................................................................26

6
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian


Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak dan gas
bumi yang menjadi energi utama. Saat ini di Indonesia terdapat 264
lapangan baik di darat (onshore) maupun di laut (offshore) (ESDM, 2022).
Kebutuhan energi saat ini semakin meningkat, produksi suatu sumur akan
terus menurun seiring berjalannya waktu, sementara energi tidak
terbarukan, terutama minyak dan gas bumi (hidrokarbon) tetap menjadi
kebutuhan energi, berkaitan pada pengurangan hidrokarbon. Oleh sebab
itu, terus dilakukan upaya untuk meningkatkan sumber daya energi fosil
dengan melakukan eksplorasi lapangan minyak dan gas bumi dengan
pengembangan sumur yang masih berproduksi. Studi reservoir bawah
permukaan diperlukan untuk mengoptimalisasi pengembangan reservoir
dalam tahapan eksploitasi.
Analisis geologi bawah permukaan menggunakan data sumur
menjadi salah satu komponen yang penting dalam meningkatkan kegiatan
eksplorasi. Data sumur dapat berupa wireline log, data core dan data
pendukung lainnya. Analisis geologi bawah permukaan dilakukan dengan
Analisa sikuen stratigrafi dan Analisa petrofisika yang nantinya akan
memberikan informasi mengenai lingkungan pengendapan, fasies,
karakteristik reservoir dan distribusi reservoir.
Cekungan Kalimantan Timur, khususnya Sub-cekungan Kutai
memiliki peranan penting dalam sumber daya batu bara serta minyak dan
gas bumi. Cekungan Kutai berumur Tersier yang terletak secara spesifik
berada di tepian Sundaland (Satyana, 1999). Cekungan Kutai merupakan
cekungan terbesar dan terdalam di wilayah timur dari Indonesia yang
memiliki kedalaman mencapai 14 km.
I.2. Rumusan Masalah
Sesuai judul penelitian ini yaitu “GEOLOGI DAN ANALISIS
PETROFISIKA ” maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

7
1. Apa saja variasi litologi daerah penelitian?
2. Bagaimana karakteristik litologi daerah penelitian?
3. Apa saja jenis fasies dan lingkungan pengendapan daerah
penelitian?
4. Apa saja jenis hidrokarbon yang terdapat pada daerah
penelitian?
5. Bagaimana zona prospek reservoir daerah penelitian?
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan analisis petrofisika
secara kualitatif dan kuantitatif pada daerah penelitian untuk penentuan zona
prospek hidrokarbon. Ada beberapa tujuan dari penelitian tugas akhir ini,
yaitu:
1. Mengetahui variasi litologi penyusun daerah penelitian
2. Mengetahui karakteristik litologi daerah penelitian
3. Mengetahui jenis fasies dan lingkungan pengendapan daerah
penelitian
4. Mengetahui jenis-jenis hidrokarbon daerah penelitian
5. Mengetahui zona prospek reservoir daerah penelitian
I.4. Lokasi Penelitian

Gambar 1.1
Sumber: Google Earth Pro

Lokasi penelitian merupakan lapangan minyak bumi dari PT.


Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

8
I.5. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan Tugas Akhir direncanakan dalam 5 bulan,
dimulai minggu ke-1 bulan Januari hingga minggu ke-4 bulan Juli 2024,
Adapun tabel jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut.

Gambar I.2. Waktu Penelitian

I.6. Hasil Penelitian


Data yang digunakan berdasarkan data log sumur dengan validasi
menggunakan data mudlog dan well report.
1. Analisis dan korelasi data sumur serta data sekunder lainnya untuk
identifikasi litologi
2. Analisis sikuen stratigrafi
3. Zona prospek hidrokarbon (netpay)
I.7. Manfaat Penelitian
Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah untuk:
1. Manfaat keilmuan:
Menjadi referensi penelitian selanjutnya yang akan membahas
mengenai analisis petrofisika.
2. Bagi Mahasiswa:
a. Dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi untuk mendapatkan
gelar sarjana pada program Pendidikan strata satu (S1)

9
b. Dapat mengaplikasikan teori yang didapat di lingkungan kampus ke
dalam praktik langsung di Perusahaan yang memanfaatkan penerapan
ilmu geologi.
c. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan studi
geologi yang riil dalam kaitannya dengan kerangka berfikir yang
disesuaikan dengan konsep serta kaidah geologi yang berlaku.
3. Bagi Universitas:
a. Menambah koleksi perpustakaan UPN “Veteran” Yogyakarta,
khususnya Program Studi Teknik Geologi.
b. Mengenalkan kampus UPN “Veteran” Yogyakarta, khususnya
memberikan informasi geologi daerah penelitian, termasuk data-ata
hasil analisis daerah penelitian.
4. Bagi Perusahaan:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi aacuan dalam eksplorasi
selanjutnya sehingga dapat menunjang dalam melakukan
pengembangan lapangan migas yang sudah ada
b. Mempermudah Perusahaan dalam merekrut calon karyawan
professional dengan mahasiswa sebagai parameternya

10
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

II.1. Metode Penelitian


Dalam penelitian ini disusun secara deskriptif analitis dan kuantitatif
sebagai kerangka acuan dalam melakukan penelitian. Metode penelitian
yang digunakan untuk mendeskripsikan gambaran terhadap objek yang
teliti melalui data mudlog, data core, dan data sumur. Penelitian ini
dilakukan dalam beberapa tahap secara berurutan, yaitu berupa tahap
pendahuluan, pengumpulan data, tahap analisis, pengolahan data, dan
tahap penyusunan laporan.
II.1.1. Tahap Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan sebagai tahap awal melakukan penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan
daerah penelitian, selain itu digunakan sebagai bahan pendukung
penelitian untuk mendapatkan gambaran geologi secara umum.
II.1.2. Tahap Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data dilakukan untuk menunjang kegiatan
penelitian agar dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, pada tahap ini
dilakukan untuk memperoleh data-data pengamatan yang dibutuhkan
terutama yang berkaitan dengan studi petrofisika pada daerah yang akan
diteliti. Pengumpulan data yang akan diperoleh yaitu berupa data sumur
(wireline log), data inti batuan (core), data sekunder yang berypa mudlog
dan well report.
II.1.3. Tahap Pengolahan dan Analisa Data Penelitian
Pada tahap ini bertujuan untuk mengolah data yang kemudian akan
dianalisis untuk mengetahui nilai-nilai petrofisika sebagai tujuan akhir dari
penelitian. Pengolahan data log terdiri dari dua metode yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk menentukan variasi litologi,
fasies dan lingkungan pengendapan serta korelasi sumur yang dilakukan
pada log sumur. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk

11
mengetahui nilai property reservoir yang berupa porositas, permeabilitas,
saturasi air dan volume shale yang diolah menggunakan software Petrel,
software Geolog 7 dan Microsoft Excel.
II.1.4. Tahap Validasi
Tahap ini dilakukan validasi terhadap hasil analisis yang telah
dikerjakan pada tahap sebelumnya. Data yang digunakan dalam tahap
validasi yaitu berupa data pendukung seperti data core, well report dan
mudlog. Hasil analisis yang telah didapatkan akan divalidasi
menggunakan data core, well report dan mudlog. Hasil analisis kuantitatif
yaitu berupa porositas dan permeabilitas yang di validasi menggunakan
data SCAL dan RCAL.
II.1.5. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian berupa
pembuatan laporan akhir dari hasil pengolahan data sekunder yang sudah
diolah berupa korelasi data log sumur, hasil analisis petrofisika dan
laporan akhir skripsi.
II.2. Diagram Alir Penelitian
Berikut ini merupakan diagram alir penelitian:

12
Gambar II.1 Diagram Alir Penelitian

13
BAB III
DASAR TEORI

III.1. Wireline Log


Well logging merupakan suatu Teknik pemetaan yang dilakukan
dibawah permukaan yang didapatkan dari hasil pengukuran sumur bor. Data
yang dihasilkan disebut well log. Well logging dapat menjadi sumber data
pelengkap dalam melakukan analisis seismic permukaan, dan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi zona produktif dalam menentukan
kedalaman dan ketebalan suatu zona yang membedakan antara minyak, gas,
dan air dalam batuan reservoir, mengestimasi cadangan hidrokarbon, serta
membantu dalam mengidentifikasi karakteristik fisik batuan seperti litologi,
porositas, dan permeabilitas.
Logging terbagi menjadi dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging
While Drilling (LWD). Wireline Log merupakan suatu perekaman dengan
menggunakan kabel yang dilakukan setelah pengeboran pipa dan
pengeboran yang telah diangkat ke permukaan, sedangkan Logging While
Drilling (LWD) merupakan logging yang dilakukan secara bersamaan
dengan pemboran. Peralatan yang digunakan dalam Logging While Drilling
terdiri atas beberapa, yaitu sensor downhole logging, sistem transmisi data,
dan surface interface (Rider, 2002).
III.1.1. Log Gamma Ray (GR)
Log Sinar Gamma merupakan suatu kurva yang menunjukan
besaran intensitas radioaktif yang terdapat dalam suatu formasi. Sifat
radioaktif tersebut berasal dari peluruhan unsur-unsur yang ada dalam
batuan. Radioaktif tersebut berasal dari tiga unsur utama, yaitu Uranium,
Thorium, dan Photasium yang secara terus-menerus memancarkan GR
dalam bentuk pulsa energi tinggi yang mampu menembus batuan. Pulsa
inilah yang akan dideteksi oleh sensor pada alat log sinar gamma.

14
Gambar III.1.1. Respon Log Gamma Ray secara umum pada litologi
(Rider, 2002)
III.1.2. Log Spontaneous Potential (SP)
Log Spontaneous Potential (SP) merupakan log yang dapat
mengukur perbedaan potensial listrik antara elektroda permukaan dan
sebuah elektroda yang ada pada lubang bor (Rider, 2002). Log SP
digunakan untuk menentukan lapisan permeable, mengestimasi
kelempungan dari batuan reservoir, dan menentukan nilai Rw. Satuan
dari log SP adalah Mv.

15
Gambar III.1.2. Respon SP secara umum pada litologi dan salinitas
(Rider, 2002)
III.1.3. Log Neutron
Log Neutron merupakan log porositas yang digunakan untuk
menghitung konsentrasi hydrogen dalam suatu formasi. Kelimpahan
hydrogen biasanya disebut sebagai hydrogen index (HI). Selain itu, log
neutron dapat digunakan untuk menghitung nilai porositas batuan.
Prinsip kerja log ini dibuat dari sumber kimia pada log neutron.
Sumber kimia ini terdiri atas campuran americium dan beryllium. Neutron
memiliki massa yang sama dengan inti hydrogen. Respon dari log neutron
tergantung pada perbedaan tipe detector dan apa yang dideteksi, jarak antara
sumber dan detector, serta litologi.
III.1.4. Log Density
Log desity merupakan log porositas yang mengukur densitas
electron suatu formasi. Prinsipnya adalah suatu sumber radioaktif yang
dimasukkan kedalam lubang bor mengemisikan sinar gamma kedalam suatu
formasi. Densitas memiliki satuan g/cm3 yang ditandai dengan symbol ρ

16
(rho). Log densitas memiliki kegunaan untuk mengidentifikasi mineral-
mineral evaporit, mendeteksi zona pembawa gas, menentukan densitas
hidrokarbon serta mengevaluasi reservoir shaly-sand dan litologi yang
kompleks (Schlumberger, 1972 dalam Asquith dan Krygowski, 2004).

Gambar III.1.4. Respon log densitas terhadap litologi (Rider, 2002)


III.1.5. Log Sonic
Log sonic merupakan log yang mengukur interval waktu lewat dari
suatu gelombang suara konnpresional untuk melalui suatu feet formasi.
Kegunaan log sonic adalah untuk mengukur kemampuan formasi yang
kemudian akan meneruskan gelombang suara. Secara kuantitatif, log sonic
digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang yang terisi fluida,
dapat dikalibrasi dengan penampang seismic, serta menentukan interval
velocities dan velocities profile.
Prinsip kerja dari log sonic ini menggunakan gelombang akustik
kompresional menjalar melalui formasi di sepanjang sumbu lubang bor.
Peralatan log sonic tersusun atas satu atau lebih pemancar dan dua atau
kebih penerima.

17
Gambar III.1.5. Respon log sonic terhadap litologi (Rider, 2002)
III.1.6. Log Resistivity
Resistivitas adalah kemampuan batuan untuk menghambat
jalannya
arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut. (Darling, 2005). Log
resistivitas berguna untuk mengetahui tahanan jenis, juga dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jenis fluida yang mengisi suatu pori batuan. Akan
tetapi, log resistivitas memiliki kekurangan. Log resistivitas hanya dapat
berfungsi jika lubang bor memiliki lumpur konduktif. Lumpur konduktif
merupakan campuran antara lumpur dan air garam.
Kegunaan dari log resistivitas yaitu untuk menentukan zona
hydrocarbon-bearing dan water-bearing, mengindikasikan zona
permeable dan untuk menentukan porositas. Batuan hanya memiliki
peranan pasif dalam resistivitas dimana bergantung pada tekstur batuan,
terutama geometri pori-pori dan hubungan antar pori. Peranan pasif ini
disebut sebagai faktor resistivitas formasi.

18
Gambar III.1.6. Respon log resistivity terhadap litologi (Rider, 2002)

III.2. Mudlog
Mudlog adalah analisis secara kontinyu terhadap lumpur pemboran
untuk menyelidiki adanya kandungan minyak atau gas dari formasi yang sedang
dilakukan suatu pemboran. Metode ini banyak digunakan dalam pemboran
eksplorasi karena mudlog ini merupakan pemerikasaan secara kuantitatif pertama
kali dilakukan dalam mendeteksi keberadaan minyak dan gas dalam formasi.

III.2.1. Core
Core adalah inti batuan yang memiliki diameter 2-5 inchi yang diambil
dari bawah permukaan untuk keperluan kalibrasi log sumur. Data core diambil di
beberapa titik dalam sumur, terutama pada horison-horison yang berpotensi
produksi, untuk informasi yang lebih detail apabila informasi dari cutting tidak
mencukupi.
Core mempunyai 2 tipe, yaitu conventional core, yaitu core yang diambil
saat pemboran dan sidewall core, yaitu core yang diambil sesudah pemboran
bersamaan dengan proses logging, dimana Sidewall Core dikerjakan pada saat
Recovery Core dari metode conventional. Informasi yang didapat dari data core
adalah identifikasi litologi dan struktur sedimen, porositas dan permeabilitas,
kejenuhan fluida dalam batuan, serta oil staining.

19
III.3. Metode Petrofisika
Analisis petrofisik merupakan salah satu proses yang penting dalam usaha
untuk mengetahui karakteristik suatu reservoir. Melalui analisis petrofisik dapat
diketahui zona reservoir, jenis litologi, identifikasi prospek hidrokarbon, porositas,
volume shale, dan saturasi air.
III.3.1. Volume Shale

Volume Shale (Vsh) Perhitungan lapisan yang mempunyai


sisipan berupa shale maupun serpih menggunakan persamaan volume
shale dapat diperoleh dari Log Gamma Ray, Log SP dan Log Neutron

Keterangan : Vsh : Volume Serpih

III.3.2. Porositas
Porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume batuan
yang tidak terisi oleh padatan terhadap volume batuan secara keseluruhan.
Berdasarkan sifat batuan reservoir maka porositas dibagi menjadi dua,
yaitu porositas efektif dan porositas absolut. Porositas efektif yaitu
perbandingan volume pori yang saling berhubungan terhadap volume
batuan secara keseluruhan. Porositas absolut adalah perbandingan volume
pori total yang tidak berhubungan terhadap volume batuan secara
keseluruhan.

Keterangan : ɸ : Porositas Berdasarkan sifat batuan reservoar maka


porositas dibagi menjadi dua, yaitu
• Porositas efektif yaitu perbandingan volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan secara keseluruhan dan dapat
mengalirkan fluida.

20
• Porositas absolut adalah perbandingan volume pori-pori total
tanpa memandang saling berhubungan atau tidak, terhadap volume batuan
secara keseluruhan.

III.3.3. Permeabilitas
Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan suatu
fluida dalam media berpori dalam batuan tersebut. Permeabilitas sangat
bergantung pada bentuk dan ukuran butir, struktur pori, sementasi dan
rekahan. Batuan dengan butiran kasar dan porositas besar akan memiliki
permeabilitas besar. Sedangkan batuan sedimen berbutir halus, berpori
kecil memiliki permeabilitas yang kecil.

Keterangan : K : Permeabilitas
ɸe : Porositas efektif
Swirr : Air yang tersisa dalam pori

III.3.4. Saturated Water


Saturated water adalah presentase volume air yang terdapat di
dalam pori-pori batuan reservoir dibandingkan dengan volume total fluida
yang mengisi pori-pori batuan reservoir tersebut.

Keterangan :

Sw : Saturasi aWir

Rt : Resistivitas V shale

Vsh : Volume shale

∅e : porositas efektif

21
Rsh: Resistivitas shale

III.3.5. Resistivity Water


Resistivitas air adalah tahanan jenis air yang berada di formasi
pada suhu formasi. Simbol resistivitas adalah Rw. Resistivitas air
merupakan salah satu parameter yang penting untuk menentukan harga
saturasi air.
Metode pickett plot dapat digunakan dengan baik apabila memiliki
formasi yang bersih, litologi konsisten dan Rw konstan. Metode ini
didasarkan pada formula Archie. Selain digunakan untuk memperkirakan
Rw, dapat juga dengan membuat crossplot antara Rt dan porositas pada
log. Titik-titik yang terluar pada crossplot tersebut terletak pada suatu garis
yang disebut Ro line. Semua titik pada garis ini mempunyai Sw=100%
atau Sw=1. Pada titik potong antara garis Sw=1 dengan porositas 100%,
maka: Rt = a x Rw, bila a diketahui (harga 1 biasanya untuk limestone dan
0,8 untuk sandstone), maka besarnya Rw dapat ditentukan.

22
BAB IV
GEOLOGI REGIONAL

IV.1 Fisiografi Regional


Secara fisiografi, Cekungan ini dibatasi oleh sesar Mangkalihat di
sebelah utara dengan Cekungan Tarakan, dibatasi oleh Sesar Adang di
sebelah Selatan dengan Cekungan Barito, dibatasi oleh Tinggian Kuching
di sebelah barat yang tersusun oleh batuan metasediment berumur Kapur
dan terbuka ke sebelah timur pada zona pemekaran di Selat Makassar
dengan kedalaman air laut mencapai lebih dari 2000 meter (Allen &
Chambers, 1998).

Gambar IV.1. Fisiografi Cekungan Kutai beserta elemen tektoniknya


(modifikasi dari Kusuma & Darin, 1989).

IV.2 Tatanan Tektonik Regional


Menurut Asikin (Petroleum Geology of Indonesia Basin,1985), evolusi tektonik
Kutai Basin terdiri dari beberapa taha, yakni :

1. Pecahnya Benua Australia dari Antartika pada jaman Jura hingga Kapur Awal,
yang ditandai dengan pergerakan lempeng Indo-Australia ke arah utara. Pada
masa ini, Kalimantan (cekungan kutai) masih berada pada lempeng Aurasia,
terpisah dengan Gonddwana oleh laut Thethyan.

23
2. Rifting laut Cina Selatan pada jaman Kapur Akhir yang diikuti spreading pada
jaman Eosen Tengah. Pada masa ini, Kalimantan tertelak di sebelah pualu
Hainan, terpisah dari daratan cina dan bergerak ke arah selatan sekaligus
membentuk cekungan laut cina salatan tua. Batas timur kalimantan terjadi
patahan ekstensional, menyebabkan seri patahan berarah timurlaut. Rifting ini
diduga berpengaruh dengan pembentukan awal Sundaland.

Gambar IV.2. Crosssection tektonik lempeng pada Kutai basin.


Pada Oligosen – Miosen, Middle Eosen – resen

3. subduksi lempeng samudra Indo-Australia ke lempeng benua Sundaland dan


menghasilkan komplek subduksi Meratus pada Kapur Akhir hingga Paleosen
Awal. Pada masa ini, Kutai Ridge, yang terletak di barat danau Kutai terbentuk
sebagai kemenerusan zona subduksi Meratus. Upper Kutai Basin yang terletak
pada Kutai Ridge terbentuk sebagai cekungan muka busur (fore-arc basin) dan
busur magamatik. Akibat pemodelan ini, sekarang lower kutai basin berlaku
sebagai cekungan laut (oceanic) yang tanpa pengendapan yang berarti pada
periode ini. Akhir periode ini, bagian dari Gondwana yaitu blok Kangean-
Pasternoster bertumbukan dengan subduksi Meratus. Pertemuannya
mengakibatkan aktifitas magmatik berhenti.
4. Subduksi Lupar selama Peleosen Akhir hingga Eosen Tengah, sebagai hasil
kemenerusan proses rifting Laut Cina Selatan yang terus melebar. Pada masa ini

24
kemungkian Upper Kutai Basin merupakan busur magmatik (magmatic arc), dan
lower kutai basin merupakan sedimen belakang busur (back arc), ditandai dengan
pengendapan formasi Mangkupa dan formasi Marah/Beriun. Bagian barat
cekungan terbentuk pada puncak kerak transisonal, yang terdiri dari potongan
akresi dan busur magmatik, dimana lower kutai basin berada pada dasar kerak
benua, yang merupakan bagian dari tumbukan fragmen benua Kangean-
Peternoster.
5. Tumbukan India dengan Asia pada Eosen Tengah yang di picu oleh rotasi
Kalimantan. Kejadian ini adalah hasil pengaturan ulang lempeng mayor Asia.
Pergerakan muncul searah patahan strike-slip, menyebabkan putaran Kalimantan
berlawanan arah jarum jam dengan dasar laut Sulawasi dan pembukaan dan
spreading pada Laut Cina Selatan. Pergerakan strike-slip En-echelon berasosiasi
dengan pemindahan sebagian besar fragmen selatan Asia searah patahan Red
River di Indo China menuju zona Lupar di Kalimantan, yang menyebabkan
cekungan trans tension (wrench) di Laut Cina Selatan (Cekungan Natuna) dan di
Kalimantan Barat-Tengah.
6. Rifting Selat Makasar yang dimulai Eosen Tengah hingga Olegosen Awal.
Tekanan berarah selatan menyebabkan ekstrusi fragmen benua selama kolisi
India dengan Asia, menyebabkan rifting tensional pada Selat Makasar sejajar
dengan patahan strike-slip paralel, dimana pengaktifan kembali struktur lama
(Patahan Adang, Patahan Mangkalihat, Baram Barat, dll). Pada periode ini
cekungan Kutai adalah cekungan rift (rift basin). Pengangkatan dan deformasi
subsequen trantensional pada robekan besar paralel di basement benua hasil
rifting. Rezim robekan (shear) terbentuk akibat gaya tekan untuk formasi
cekungan, dimana butir pecahan lempeng mempengaruhi arah cekungan
(Cekungan Melawi, Ketungau, dan Kutai). Rifting dan pemisahan Sulawesi
selatan dari Kalimantan menjadikan posisi tektonik “calon selat Makasar”
sebagai cekungan belakang busur.

25
Gambar IV.3. Penampang Tektonostratigrafi Cekungan Kutai (Moss &
Chambers, 1999).

IV.3 Stratigrafi Regional


Basement, hanya diketahui dari batas cekungan, terdiri dari batuan
mafik dan batuan sedimen yang menunjukkan variasi metamorfisme. Dari
data pemboran, terdapat basement vulkanik berusia sekitar Kapur.
1. Boh Beds merupakan endapan tertua, terdiri dari shale,
silt, dan batupasir halus. Singkapan in hanya ditemui pada
upper Mahakam dan sungai Boh dan lokasinya dekat
dengan semenanjung Mangkalihat dan juga merupakan
batas utara cekungan. Secara lokal kadang ditemui
konglomerat basaltik dan vulkanoklastik.
2. Formasi Keham Halo, berusia Eosen Tengah hingga
Eosen Akhir. Terdiri dari batupasir dan konglomerat.
Formasi ini mempunyai ketebalan 1400 – 2000m.
Horizon tufaan juga terlihat pada formasi ini. Formasi
Keham Halo berpotensi menjadi reservoir karena
penyebarannya meluas hingga batas cekungan.

26
3. Formasi Atan, berusia Oligosen Awal hingga Oligosen
Akhir. Mengandung shale dan mudstone, kadang
gampingan. Ketebalan diperkirakan 200-400m. Terdapat
interkalasi batugamping di upper sungai Mahakam,
interkalasi batupasir halus juga terdapat dalam formasi
Atan. Pengendapan formasi Atan terputus karena fase
regresif, ditandai dengan klastik kasar berusia Oligosen
Akhir (formasi Marah).
4. Formasi Marah, secara tidak selaras menutup formasi
yang lebih tua, akibat proses tektonik yang menyebabkan
terjadinya struktur tersebut. Terdiri dari batupasir,
konglomerat dan vulkaniklastik. Kadang muncul
perselingan shale dan batubara. Endapan ini berasal dari
arah barat, kemunculan endapan ini tidak diketahui di
bagian timur, tapi diyakini endapan ini mencapai daerah
sungai Mahakam saat ini.
5. Formasi Pamaluan, secara selaras diendapkan di atas
formasi Atan. Didominasi sikuen shale-siltstone dan
mencapai ketebalan hingga 1000m. Terdapat fosil yang
berusia N3 sampai N5. Formasi Pamaluan, terdiri dari
batugamping yang mencapai ketebalan 100-200m.
Umurnya sekitar N6 – N7. Batugamping yang ada
kebanyakan berasal dari reefal buildup.
6. Formasi Pulaubalang, mengandung batugamping Bebulu,
unit mudstone-shale yang berselingan dengan
batugamping dan batupasir. Mencapai ketebalan 1500m.
Umur formasi berdasar fosil sekitar N8 – N9.
7. Formasi Mentawir, terdiri dari batupasir masif, berbutir
halus hingga sedang, berselingan dengan lapisan shale,
silt dan batubara. Tebalnya 540m di Balikpapan dan
menipis kearah laut.

27
8. Formasi Klandasan, berada di barat formasi Mentawir,
terdiri dari batupasir basal yang bertahap berubah menjadi
silt dan akhirnya hilang.
9. Formasi Kampung Baru, berusia Miosen Tengah hingga
Miosen Akhir. Terdiri dari batupasir, silt, dan shale dan
kaya akan batubara. Klastik kasar dominan terdapat di
dasar formasi. Data sumur menunjukkan bagian tengah
formasi terdapat fasies delta plain – delta front dan
prodelta.
10. Formasi Sepingan, merupakan fasies karbonat. Berisi
batugamping yang memiliki hubungan menjari dengan
formasi kampung baru.

Gambar IV.3. Kolom Stratigrafi Cekungan Kutai

28
BAB V
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan penelitian Tugas Akhir yang dapat disusun


oleh penulis. Kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk dapat melakukan
Tugas Akhir di PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur dapat membuka wawasan
mahasiswa pada bidang geologi migas yang dipakai dalam dunia perusahaan serta
dapat membantu mahasiswa untuk mengenal dunia kerja serta dapat
meningkatkan daya saing yang diberikan akan dimanfaatkan semaksimal mungkin
hasil dari Tugas Akhir ini dibuat dalam bentuk laporan hasil penelitian. Semoga
akan selalu terjalin kerjasama yang baik dan menguntungkan antara lembaga
perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta dengan pihak perusahaan, yaitu PT. Pertamina Hulu Kalimantan
Timur.
Penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian dan waktu yang
diberikan. Kesempatan untuk dapat melakukan penelitian di PT. Pertamina Hulu
Kalimantan Timur sangat diharapkan oleh penyusun.

29
DAFTAR PUSTAKA

Allen, G.P. & Chamber, J.L.C., 1998, Sedimentation in the modern and miocene
Mahakan Delta, Indoensian Petroleum Association.

Asquith, G dan Gibson, C., 1982, Basic Well Log Analysis for Geologists, The
American Association of Petroleum Geologists : USA

Darman, H. & Hasan Sidi, F., 2000, An outline The Geology Of Indonesia, Ikatan Ahli
Geologi Indonesia.

Ellis, D.V. dan Singer J.M. 2008. Well Logging for Earth Scientists. 2 nd Edition.
Berlin : Springer

Harsono, Adi. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield
Services. Jakarta

Heidrick, T.I., and Aulia, K. 1993. A Structural and Tectonic Model of The
Coastal Plain Block, Central Sumatera Basin, Indonesia. Proceedings of
Indonesian Petroleum Association. 22th Annual Convention, p. 285-316.

Heidrick, T.I., and Turlington. 1996. Central Sumatra Basin in Petroleum Geology
of Indonesian Basin: Principles, Methods, and Application, Vol. 2, Jakarta,
Indonesia.

Pertamina BPPKA, 1997, Petroleum Geology of Indonesia Basin. Volume IX: Kutai
Basin.

Rider, Malcolm. 1996. The Geological Interpretation of Well Logs. 2nd Edition.
Sucherland : Rider-French Consulting

Satyana, H. Awang .,Petroleum System Understanding the Genesis and Habitat of


Petroleum (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas)

30

Anda mungkin juga menyukai