Disusun Oleh:
NABILLA MAHARANI DARMAPUTRI
111.200.115
Oleh :
111.200.115
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk pengajuan Tugas Akhir Skripsi di
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas rahmat, karunia
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini
dengan judul “GEOLOGI DAN ANALISIS PETROFISIKA UNTUK
MENENTUKAN ZONA PROSPEK PADA LAPANGAN “X”, FORMASI
“Y”, CEKUNGAN KUTAI ” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Maksud dan tujuan dari proposal ini yaitu untuk memenuhi persyaratan
penelitian guna melengkapi kurikulum di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan proposal ini, yaitu:
1. Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dalam
bentuk moril dan materiil.
2. Bapak Dr. Ir. Jatmika Setiawan, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta.
3. Bapak Yody Rizkianto, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing saya
dalam melaksanakan Tugas Akhir.
4. Rekan-rekan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Demikian Proposal Skripsi ini penulis buat, penulis menyadari bahwa
masih banyak kesalahan dan kekurangan segala kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima dengan senang hati. Atas perhatiannya saya mengucapkan
terima kasih.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................6
I.1. Latar Belakang Penelitian..............................................................6
I.2. Rumusan Masalah..........................................................................7
I.3. Maksud dan Tujuan........................................................................7
I.4. Lokasi Penelitian............................................................................8
I.5. Waktu Penelitian............................................................................9
I.6. Hasil Penelitian..............................................................................9
I.7. Manfaat Penelitian.........................................................................9
BAB II METODOLOGI PENELITIAN.......................................................11
II.1. Metode Penelitian..........................................................................11
II.1.1. Tahap Studi Literatur.........................................................11
II.1.2. Tahap Pengumpulan Data..................................................11
II.1.3. Tahap Pengolahan dan Analisa Penelitian.........................11
II.1.4. Tahap Penyelesaian............................................................12
BAB III DASAR TEORI................................................................................14
III.1. Wireline Log................................................................................14
III.1.1. Log Gamma Ray (GR).......................................................14
III.1.2. Log Spontaneous Potential (SP) .......................................15
III.1.3. Log Neutron.......................................................................16
III.1.4. Log Density........................................................................16
III.1.5. Log Sonic...........................................................................17
III.1.6. Log Resistivity....................................................................18
III.2. Mudlog.........................................................................................19
III.2.1. Core....................................................................................19
III.3. Metode Petrofisika......................................................................20
4
III.3.1. Volume Shale......................................................................20
III.3.2. Porositas.............................................................................20
III.3.3. Permeabilitas......................................................................20
III.3.4. Saturated Wter...................................................................20
III.3.5. Resistivity Water.................................................................21
BAB IV GEOLOGI REGIONAL..................................................................22
IV.1 Fisiografi Regional........................................................................22
IV.2 Tatanan Tektonik Regional............................................................22
IV.3 Stratigrafi Regional........................................................................25
BAB V PENUTUP...........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB 1
PENDAHULUAN
7
1. Apa saja variasi litologi daerah penelitian?
2. Bagaimana karakteristik litologi daerah penelitian?
3. Apa saja jenis fasies dan lingkungan pengendapan daerah
penelitian?
4. Apa saja jenis hidrokarbon yang terdapat pada daerah
penelitian?
5. Bagaimana zona prospek reservoir daerah penelitian?
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan analisis petrofisika
secara kualitatif dan kuantitatif pada daerah penelitian untuk penentuan zona
prospek hidrokarbon. Ada beberapa tujuan dari penelitian tugas akhir ini,
yaitu:
1. Mengetahui variasi litologi penyusun daerah penelitian
2. Mengetahui karakteristik litologi daerah penelitian
3. Mengetahui jenis fasies dan lingkungan pengendapan daerah
penelitian
4. Mengetahui jenis-jenis hidrokarbon daerah penelitian
5. Mengetahui zona prospek reservoir daerah penelitian
I.4. Lokasi Penelitian
Gambar 1.1
Sumber: Google Earth Pro
8
I.5. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan Tugas Akhir direncanakan dalam 5 bulan,
dimulai minggu ke-1 bulan Januari hingga minggu ke-4 bulan Juli 2024,
Adapun tabel jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut.
9
b. Dapat mengaplikasikan teori yang didapat di lingkungan kampus ke
dalam praktik langsung di Perusahaan yang memanfaatkan penerapan
ilmu geologi.
c. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam melakukan studi
geologi yang riil dalam kaitannya dengan kerangka berfikir yang
disesuaikan dengan konsep serta kaidah geologi yang berlaku.
3. Bagi Universitas:
a. Menambah koleksi perpustakaan UPN “Veteran” Yogyakarta,
khususnya Program Studi Teknik Geologi.
b. Mengenalkan kampus UPN “Veteran” Yogyakarta, khususnya
memberikan informasi geologi daerah penelitian, termasuk data-ata
hasil analisis daerah penelitian.
4. Bagi Perusahaan:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi aacuan dalam eksplorasi
selanjutnya sehingga dapat menunjang dalam melakukan
pengembangan lapangan migas yang sudah ada
b. Mempermudah Perusahaan dalam merekrut calon karyawan
professional dengan mahasiswa sebagai parameternya
10
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
11
mengetahui nilai property reservoir yang berupa porositas, permeabilitas,
saturasi air dan volume shale yang diolah menggunakan software Petrel,
software Geolog 7 dan Microsoft Excel.
II.1.4. Tahap Validasi
Tahap ini dilakukan validasi terhadap hasil analisis yang telah
dikerjakan pada tahap sebelumnya. Data yang digunakan dalam tahap
validasi yaitu berupa data pendukung seperti data core, well report dan
mudlog. Hasil analisis yang telah didapatkan akan divalidasi
menggunakan data core, well report dan mudlog. Hasil analisis kuantitatif
yaitu berupa porositas dan permeabilitas yang di validasi menggunakan
data SCAL dan RCAL.
II.1.5. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian berupa
pembuatan laporan akhir dari hasil pengolahan data sekunder yang sudah
diolah berupa korelasi data log sumur, hasil analisis petrofisika dan
laporan akhir skripsi.
II.2. Diagram Alir Penelitian
Berikut ini merupakan diagram alir penelitian:
12
Gambar II.1 Diagram Alir Penelitian
13
BAB III
DASAR TEORI
14
Gambar III.1.1. Respon Log Gamma Ray secara umum pada litologi
(Rider, 2002)
III.1.2. Log Spontaneous Potential (SP)
Log Spontaneous Potential (SP) merupakan log yang dapat
mengukur perbedaan potensial listrik antara elektroda permukaan dan
sebuah elektroda yang ada pada lubang bor (Rider, 2002). Log SP
digunakan untuk menentukan lapisan permeable, mengestimasi
kelempungan dari batuan reservoir, dan menentukan nilai Rw. Satuan
dari log SP adalah Mv.
15
Gambar III.1.2. Respon SP secara umum pada litologi dan salinitas
(Rider, 2002)
III.1.3. Log Neutron
Log Neutron merupakan log porositas yang digunakan untuk
menghitung konsentrasi hydrogen dalam suatu formasi. Kelimpahan
hydrogen biasanya disebut sebagai hydrogen index (HI). Selain itu, log
neutron dapat digunakan untuk menghitung nilai porositas batuan.
Prinsip kerja log ini dibuat dari sumber kimia pada log neutron.
Sumber kimia ini terdiri atas campuran americium dan beryllium. Neutron
memiliki massa yang sama dengan inti hydrogen. Respon dari log neutron
tergantung pada perbedaan tipe detector dan apa yang dideteksi, jarak antara
sumber dan detector, serta litologi.
III.1.4. Log Density
Log desity merupakan log porositas yang mengukur densitas
electron suatu formasi. Prinsipnya adalah suatu sumber radioaktif yang
dimasukkan kedalam lubang bor mengemisikan sinar gamma kedalam suatu
formasi. Densitas memiliki satuan g/cm3 yang ditandai dengan symbol ρ
16
(rho). Log densitas memiliki kegunaan untuk mengidentifikasi mineral-
mineral evaporit, mendeteksi zona pembawa gas, menentukan densitas
hidrokarbon serta mengevaluasi reservoir shaly-sand dan litologi yang
kompleks (Schlumberger, 1972 dalam Asquith dan Krygowski, 2004).
17
Gambar III.1.5. Respon log sonic terhadap litologi (Rider, 2002)
III.1.6. Log Resistivity
Resistivitas adalah kemampuan batuan untuk menghambat
jalannya
arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut. (Darling, 2005). Log
resistivitas berguna untuk mengetahui tahanan jenis, juga dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jenis fluida yang mengisi suatu pori batuan. Akan
tetapi, log resistivitas memiliki kekurangan. Log resistivitas hanya dapat
berfungsi jika lubang bor memiliki lumpur konduktif. Lumpur konduktif
merupakan campuran antara lumpur dan air garam.
Kegunaan dari log resistivitas yaitu untuk menentukan zona
hydrocarbon-bearing dan water-bearing, mengindikasikan zona
permeable dan untuk menentukan porositas. Batuan hanya memiliki
peranan pasif dalam resistivitas dimana bergantung pada tekstur batuan,
terutama geometri pori-pori dan hubungan antar pori. Peranan pasif ini
disebut sebagai faktor resistivitas formasi.
18
Gambar III.1.6. Respon log resistivity terhadap litologi (Rider, 2002)
III.2. Mudlog
Mudlog adalah analisis secara kontinyu terhadap lumpur pemboran
untuk menyelidiki adanya kandungan minyak atau gas dari formasi yang sedang
dilakukan suatu pemboran. Metode ini banyak digunakan dalam pemboran
eksplorasi karena mudlog ini merupakan pemerikasaan secara kuantitatif pertama
kali dilakukan dalam mendeteksi keberadaan minyak dan gas dalam formasi.
III.2.1. Core
Core adalah inti batuan yang memiliki diameter 2-5 inchi yang diambil
dari bawah permukaan untuk keperluan kalibrasi log sumur. Data core diambil di
beberapa titik dalam sumur, terutama pada horison-horison yang berpotensi
produksi, untuk informasi yang lebih detail apabila informasi dari cutting tidak
mencukupi.
Core mempunyai 2 tipe, yaitu conventional core, yaitu core yang diambil
saat pemboran dan sidewall core, yaitu core yang diambil sesudah pemboran
bersamaan dengan proses logging, dimana Sidewall Core dikerjakan pada saat
Recovery Core dari metode conventional. Informasi yang didapat dari data core
adalah identifikasi litologi dan struktur sedimen, porositas dan permeabilitas,
kejenuhan fluida dalam batuan, serta oil staining.
19
III.3. Metode Petrofisika
Analisis petrofisik merupakan salah satu proses yang penting dalam usaha
untuk mengetahui karakteristik suatu reservoir. Melalui analisis petrofisik dapat
diketahui zona reservoir, jenis litologi, identifikasi prospek hidrokarbon, porositas,
volume shale, dan saturasi air.
III.3.1. Volume Shale
III.3.2. Porositas
Porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume batuan
yang tidak terisi oleh padatan terhadap volume batuan secara keseluruhan.
Berdasarkan sifat batuan reservoir maka porositas dibagi menjadi dua,
yaitu porositas efektif dan porositas absolut. Porositas efektif yaitu
perbandingan volume pori yang saling berhubungan terhadap volume
batuan secara keseluruhan. Porositas absolut adalah perbandingan volume
pori total yang tidak berhubungan terhadap volume batuan secara
keseluruhan.
20
• Porositas absolut adalah perbandingan volume pori-pori total
tanpa memandang saling berhubungan atau tidak, terhadap volume batuan
secara keseluruhan.
III.3.3. Permeabilitas
Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan suatu
fluida dalam media berpori dalam batuan tersebut. Permeabilitas sangat
bergantung pada bentuk dan ukuran butir, struktur pori, sementasi dan
rekahan. Batuan dengan butiran kasar dan porositas besar akan memiliki
permeabilitas besar. Sedangkan batuan sedimen berbutir halus, berpori
kecil memiliki permeabilitas yang kecil.
Keterangan : K : Permeabilitas
ɸe : Porositas efektif
Swirr : Air yang tersisa dalam pori
Keterangan :
Sw : Saturasi aWir
Rt : Resistivitas V shale
∅e : porositas efektif
21
Rsh: Resistivitas shale
22
BAB IV
GEOLOGI REGIONAL
1. Pecahnya Benua Australia dari Antartika pada jaman Jura hingga Kapur Awal,
yang ditandai dengan pergerakan lempeng Indo-Australia ke arah utara. Pada
masa ini, Kalimantan (cekungan kutai) masih berada pada lempeng Aurasia,
terpisah dengan Gonddwana oleh laut Thethyan.
23
2. Rifting laut Cina Selatan pada jaman Kapur Akhir yang diikuti spreading pada
jaman Eosen Tengah. Pada masa ini, Kalimantan tertelak di sebelah pualu
Hainan, terpisah dari daratan cina dan bergerak ke arah selatan sekaligus
membentuk cekungan laut cina salatan tua. Batas timur kalimantan terjadi
patahan ekstensional, menyebabkan seri patahan berarah timurlaut. Rifting ini
diduga berpengaruh dengan pembentukan awal Sundaland.
24
kemungkian Upper Kutai Basin merupakan busur magmatik (magmatic arc), dan
lower kutai basin merupakan sedimen belakang busur (back arc), ditandai dengan
pengendapan formasi Mangkupa dan formasi Marah/Beriun. Bagian barat
cekungan terbentuk pada puncak kerak transisonal, yang terdiri dari potongan
akresi dan busur magmatik, dimana lower kutai basin berada pada dasar kerak
benua, yang merupakan bagian dari tumbukan fragmen benua Kangean-
Peternoster.
5. Tumbukan India dengan Asia pada Eosen Tengah yang di picu oleh rotasi
Kalimantan. Kejadian ini adalah hasil pengaturan ulang lempeng mayor Asia.
Pergerakan muncul searah patahan strike-slip, menyebabkan putaran Kalimantan
berlawanan arah jarum jam dengan dasar laut Sulawasi dan pembukaan dan
spreading pada Laut Cina Selatan. Pergerakan strike-slip En-echelon berasosiasi
dengan pemindahan sebagian besar fragmen selatan Asia searah patahan Red
River di Indo China menuju zona Lupar di Kalimantan, yang menyebabkan
cekungan trans tension (wrench) di Laut Cina Selatan (Cekungan Natuna) dan di
Kalimantan Barat-Tengah.
6. Rifting Selat Makasar yang dimulai Eosen Tengah hingga Olegosen Awal.
Tekanan berarah selatan menyebabkan ekstrusi fragmen benua selama kolisi
India dengan Asia, menyebabkan rifting tensional pada Selat Makasar sejajar
dengan patahan strike-slip paralel, dimana pengaktifan kembali struktur lama
(Patahan Adang, Patahan Mangkalihat, Baram Barat, dll). Pada periode ini
cekungan Kutai adalah cekungan rift (rift basin). Pengangkatan dan deformasi
subsequen trantensional pada robekan besar paralel di basement benua hasil
rifting. Rezim robekan (shear) terbentuk akibat gaya tekan untuk formasi
cekungan, dimana butir pecahan lempeng mempengaruhi arah cekungan
(Cekungan Melawi, Ketungau, dan Kutai). Rifting dan pemisahan Sulawesi
selatan dari Kalimantan menjadikan posisi tektonik “calon selat Makasar”
sebagai cekungan belakang busur.
25
Gambar IV.3. Penampang Tektonostratigrafi Cekungan Kutai (Moss &
Chambers, 1999).
26
3. Formasi Atan, berusia Oligosen Awal hingga Oligosen
Akhir. Mengandung shale dan mudstone, kadang
gampingan. Ketebalan diperkirakan 200-400m. Terdapat
interkalasi batugamping di upper sungai Mahakam,
interkalasi batupasir halus juga terdapat dalam formasi
Atan. Pengendapan formasi Atan terputus karena fase
regresif, ditandai dengan klastik kasar berusia Oligosen
Akhir (formasi Marah).
4. Formasi Marah, secara tidak selaras menutup formasi
yang lebih tua, akibat proses tektonik yang menyebabkan
terjadinya struktur tersebut. Terdiri dari batupasir,
konglomerat dan vulkaniklastik. Kadang muncul
perselingan shale dan batubara. Endapan ini berasal dari
arah barat, kemunculan endapan ini tidak diketahui di
bagian timur, tapi diyakini endapan ini mencapai daerah
sungai Mahakam saat ini.
5. Formasi Pamaluan, secara selaras diendapkan di atas
formasi Atan. Didominasi sikuen shale-siltstone dan
mencapai ketebalan hingga 1000m. Terdapat fosil yang
berusia N3 sampai N5. Formasi Pamaluan, terdiri dari
batugamping yang mencapai ketebalan 100-200m.
Umurnya sekitar N6 – N7. Batugamping yang ada
kebanyakan berasal dari reefal buildup.
6. Formasi Pulaubalang, mengandung batugamping Bebulu,
unit mudstone-shale yang berselingan dengan
batugamping dan batupasir. Mencapai ketebalan 1500m.
Umur formasi berdasar fosil sekitar N8 – N9.
7. Formasi Mentawir, terdiri dari batupasir masif, berbutir
halus hingga sedang, berselingan dengan lapisan shale,
silt dan batubara. Tebalnya 540m di Balikpapan dan
menipis kearah laut.
27
8. Formasi Klandasan, berada di barat formasi Mentawir,
terdiri dari batupasir basal yang bertahap berubah menjadi
silt dan akhirnya hilang.
9. Formasi Kampung Baru, berusia Miosen Tengah hingga
Miosen Akhir. Terdiri dari batupasir, silt, dan shale dan
kaya akan batubara. Klastik kasar dominan terdapat di
dasar formasi. Data sumur menunjukkan bagian tengah
formasi terdapat fasies delta plain – delta front dan
prodelta.
10. Formasi Sepingan, merupakan fasies karbonat. Berisi
batugamping yang memiliki hubungan menjari dengan
formasi kampung baru.
28
BAB V
PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G.P. & Chamber, J.L.C., 1998, Sedimentation in the modern and miocene
Mahakan Delta, Indoensian Petroleum Association.
Asquith, G dan Gibson, C., 1982, Basic Well Log Analysis for Geologists, The
American Association of Petroleum Geologists : USA
Darman, H. & Hasan Sidi, F., 2000, An outline The Geology Of Indonesia, Ikatan Ahli
Geologi Indonesia.
Ellis, D.V. dan Singer J.M. 2008. Well Logging for Earth Scientists. 2 nd Edition.
Berlin : Springer
Harsono, Adi. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield
Services. Jakarta
Heidrick, T.I., and Aulia, K. 1993. A Structural and Tectonic Model of The
Coastal Plain Block, Central Sumatera Basin, Indonesia. Proceedings of
Indonesian Petroleum Association. 22th Annual Convention, p. 285-316.
Heidrick, T.I., and Turlington. 1996. Central Sumatra Basin in Petroleum Geology
of Indonesian Basin: Principles, Methods, and Application, Vol. 2, Jakarta,
Indonesia.
Pertamina BPPKA, 1997, Petroleum Geology of Indonesia Basin. Volume IX: Kutai
Basin.
Rider, Malcolm. 1996. The Geological Interpretation of Well Logs. 2nd Edition.
Sucherland : Rider-French Consulting
30