Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEMAJUAN MAGANG

PT BUKIT MAKMUR ISTINDO NIKELTAMA (BUMANIK)


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Geoteknologi Lingkungan yang dibimbing oleh
Bapak Wisnu Dwi Aji Kristanto, S.T., M. Eng.

HALAMAN SAMPUL

Disusun Oleh:
Nama : Meysa Andini Putri
NIM : 114200024
Kelas : Geoteknologi Lingkungan A

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Progress Magang ini
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Geotek Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wisnu Dwi Aji Kristanto, S.T., M.
Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Geotek Lingkungan yang telah memberikan tugas
dan membimbig mata kuliah sehingga dapat menambah wawasan terhadap bidang yang sedang
saya tekuni. Penulis menyadari juga bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
itu saya sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tulisan ini sehingga dapat berguna dan bermanfaat baik untuk penlis maupun pembaca yang
budiman. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tulisan ini.

Morowali Utara, 27 September 2023

Meysa Andini Putri

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iv
DATFAR GAMBAR ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Profil PT BUMANIK ................................................................................................ 2
1.3 Status Pemegang IUP Produksi ............................................................................... 2
1.4 Lokasi Luasan Wilayah ............................................................................................ 2
1.5 Persetujuan Dokumen Lingkungan Hidup ............................................................. 3
1.6 Kegiatan Usaha Peusahaan ...................................................................................... 3
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN .......................................................................................... 7
3.1 Kegiatan Magang ...................................................................................................... 7
3.2 Timeline Kegiatan ..................................................................................................... 8
BAB III GEOTEK DALAM KEGIATAN MAGANG ........................................................ 9
3.1 Analisis Kestabilan Lereng....................................................................................... 9
3.2 Tekstur Dan Struktur Tanah ................................................................................. 11
3.3 Erosi .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Timeline Kegiatan Magang MBKM................................................................. 8


Tabel 3.1 Laju Erosi Semester 1 Tahun 2023 .................................................................. 15

iv
DATFAR GAMBAR

Gambar 2.1 Land clearing..................................................................................... 4


Gambar 2.2 Stripping top soil ............................................................................... 4
Gambar 2.3 Stripping over burden ........................................................................ 5
Gambar 2.4 Selective Mining (SM) ....................................................................... 5
Gambar 2.5 Penambangan bijih nikel ................................................................... 6
Gambar 2.6 Pengangkutan .................................................................................... 6
Gambar 3.1 Foto PIT Berkah Block Peboa ........................................................... 11
Gambar 3.2 Jenis tanah laterit ............................................................................... 13
Gambar 3.3 Gerakan massa pada Lereng .............................................................. 13
Gambar 3.4 Peta Laju Erosi PT BUMANIK 2023 ............................................... 17

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pertambangan di Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam


menyumbangkan devisa Negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Nikel adalah salah satu komoditas tambang mineral yang penting di Indonesia dan masuk
dalam golongan mineral logam adalam PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara. Indonesia memiliki potensi nikel
laterit terbesar di dunia, dengan total cadangan mencapai 21 juta metrik ton yang tersebar
di berbagai wilayah khususnya kawasan Timur Indonesia (KTI) Seperti Maluku, Maluku
Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara
(Zaidan dan Garinas, 2021). Selain memliki sisi positif, aktivitas pertambangan memiliki
sisi negatif salah satunya yaitu adanya kerusakan lingkungan.

Program magang merupakan salah satu dari sembilan program yang terdapat di
dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program magang bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi mahasiswa agar dapat belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas
di luar kelas perkuliahan dan tujuan program magang MBKM sejalan dengan tuntutan
yang ada bahwa setiap Perguruan Tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas tinggi yang salah satu indikatornya adalah tingkat kesiapan lulusan di dunia
kerja. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka penulis sebagai mahasiswa
di Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta menjadikan PT BUMANIK sebagai tempat yang sangat
relevan untuk melaksanakan kegiatan program magang MBKM dalam rangka menambah
pengalaman, pengetahuan, menerapkan hard dan soft skills serta dapat menerapkan ilmu
yang telah didapat pada bangku kuliah dengan dunia kerja nyata.

1
1.2 Profil PT BUMANIK
Bergerak dalam industri pertambangan nikel, PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama
(BUMANIK) merupakan perusahaan pertambangan nikel yang mendapat lisensi
pemegang Izin Usaha Penambangan Operasi Produksi (IUP OP). yang memiliki total luas
wilayah IUP Operasi Produksi 4,778 Ha berdasarkan Keputusan Bupati Morowali tentang
Revisi Izin Usaha Pertambangan Operasi nomor 540.3/SK. 001/ DESDM/I/2012 tanggal
5 januari 2012. PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama melakukan penilaian yang ketat
secara terus-menerus terhadap segala aspek praktik dan prosedur bisnisnya untuk
memastikan perusahaan mempertahankan standar yang tepat dan memberikan tingkat
kualitas tertinggi untuk semua. Bumanik berpartisipasi dalam program yang diberikan oleh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang Penerapan Good Mining
Practice untuk Keselamatan Pertambangan. Dengan poin penilaian dan penerapan dari
ESDM, Bumanik kini menjadi salah satu Perusahaan Percontohan penerapan Good Mining
Practice khususnya untuk Perusahaan Pertambangan Bijih Nikel Kategori IUP OP di
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
1.3 Status Pemegang IUP Produksi

Nama Perusahaan : PT. Bukit Makmur Istindo Nikeltama

Jenis Badan Usaha : Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Alamat Perusahaan : Indonesia Stock Exchange building, tower 12802 level


28, Jl Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Pusat

Alamat Proyek : Jl. Trans Sulawesi Desa Bungintimbe Dusun


III,KecamatanPetasia Timur, Kabupaten Morowali
Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Kode Pos 94671

Bidang Usaha/ Kegiatan : Pertambangan Mineral Bijih Nickel Laterit

Penanggung Jawab : Chen Hong (Direktur Utama)

1.4 Lokasi Luasan Wilayah


Total luas wilayah IUP Operasi Produksi PT BUMANIK adalah 4,778 Ha
berdasarkan surat Keputusan Bupati Morowali tentang Revisi Izin Usaha Pertambangan
Operasi nomor 540.3/SK. 001/ DESDM/I/2012 tanggal 5 Januari 2012. Secara
administrasi, wilayah IUP Operasi Produksi PT BUMANIK berlokasi di kecamatan
Petasia Timur, kabupaten Morowali Utara, provinsi Sulawesi Tengah.

2
1.5 Persetujuan Dokumen Lingkungan Hidup
PT BUMANIK telah mendapatkan beberapa persetujuan berkaitan dengan
dokumen lingkungan hidup dari instansi terkait, diantaranya adalah:
a. Persetujuan Dokumen KA-ANDAL Penambangan dan Pengolahan Bijih Nikel dari
Komisi AMDAL Kabupaten Morowali No. 79/09-LH/2007, tanggal 26 September
2007.
b. Persetujuan Dokumen ANDAL, RKL, RPL Rencana Penambangan dan Pengolahan
Bijih Nikel dari Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Morowali No. 35/012-
LH/2007, tanggal 17 Desember 200
c. Rekomendasi dari Bupati Morowali No.848/0556/LKH/VI/2008, tentang Kelayakan
Lingkungan Pengolahan dan Penambangan Bijih Nikel, tanggal 2 Juni 2008
d. Secara administrasi, wilayah IUP Operasi Produksi PT BUMANIK berlokasi di
Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.
Persetujuan Dokumen Lingkungan Hidup
1.6 Kegiatan Usaha Peusahaan
Bumanik sebagai petusahaan yang tekah mendapat lisensi pemegang “Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan” (IPPKH) untuk operasi produksi tambang bijih nikel di Kabupaten
Morowali Utara, telah melakukan salah satu kewajibannya sebagai pemegang IPPKH. Salah
satu kegiatan tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan penanaman dalam rangka
“Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai” (Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai) sesuai dengan
Peraturan Menteri Kehutanan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah Bumanik mendapat Surat
Keputusan penetapan lokasi penanaman dari Menteri Lingkungan Hidup, dengan penetapan
luas 1.176 hektar
Proses penambangan dengan menggunakan unit excavator dan ukuran dump truk
akan disesuaikan dengan rencana dan kapasitas produksi. Sebagaimana kondisi ketebalan
ore pada umumnya yang tidak homogen, pemilihan alat gali excavator akan dilakukan
sangat selektif untuk menghindari tanah pengotor hasil produksi. PT BUMANIK melakukan
kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka (open pit mining) yang terdiri dari
beberapa kegatan meliputi sebagai berikut :
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan (land clearing) merupakan salah satu rangkaian tahapan
yang bisa disebut tahapan awal dalam kegiatan penambangan yang. Proses ini dimulai
dari pembersihan lahan dari vegetasi pada lokasi yang akan ditambang berupa

3
pepohonan, semak belukar dan penebangan semak belukar sehingga lahan yang
awalnya rimbun menjadi lahan yang berbentuk rata.

Gambar 2.1 Land clearing


(Sumber : PT BUMANIK, 2023)

2. Pengupasan Tanah Pucuk (stripping top soil)

Pengupasan tanah pucuk yaitu pengupasan tanah penutup yang mengandung


banyak bahan-bahan organik atau disebut dengan (top soil). Tanah yang sebelumnya
telah dikupas vegetasi diatasnya termasuk. Proses ini dilakukan dengan unit excavator
kelas PC200 dan unit dozer kelas D85 ESS atau jenis yang sama pada kelasnya.
Kegiatan penggusuran oleh dozer dilakukan dengan sistem down hill atau spillage
sesuai dengan kondisi morfologi. Tanah pucuk (top soil) yang telah dikupas kemudian
diangkut dan diamankan pada suatu lokasi timbunan yaitu bank soil. Proses ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengamankan top soil yang akan digunakan pada saat
pelaksanaan reklamsi sebagai tanah pelapis teratas dalam kegiatan revegetasi.

Gambar 2.2 Stripping top soil


(Sumber : PT BUMANIK, 2023)

3. Pengupasan Lapisan Penutup (stripping of over burden)


Pengupasan lapisan penutup (stripping of over burden) dilakukan setelah
pengupasan tanah pucuk (top soil). Lapisan penutup in berfungsi untuk pasca
penambangan yaitu reklamasi dan revegetasi. Kegiatan ini dilakukan dengan
menggunakan alat berat, yang dimana alat berat yang digunakan tergantung dari

4
karakteristik lapisan tanah penutup. Proses stripping ini mengupsan lapisan tanah
penutup hingg pada zona limonit yang merupakan lapisan yang mengandung bijih nikel
kadar rendah.

Gambar 2.3 Stripping over burden


(Sumber : PT BUMANIK, 2023)

4. Analisa Selective Mining (SM)


PT Bumanik tidak langsung melakukan penambangan namun terlebih dahulu
melakukan Selective Mining (SM). Kegiatan ini dilakukan oleh alat berat excavator
Komatso digunakan pengambilan sampel pada beberapa titik dan diambil sampel, titik
tersebut sudah ditentukan oleh pengawas grade control. Sampel tersebut kemudian
akan dibawa ke laboratorium untuk mendapat informasi kadar nikelnya agar nikel. Hal
ini dilakukan untuk mendapat kadar yang masih diatas cut of grade (COG).

Gambar 2.4 Selective Mining (SM)


(Sumber : PT BUMANIK, 2023)

5. Penambangan Bijih Nikel


Penambangan bijih nikel PT. Bukit Makmur Istindo Nikeltama, Sulawesi
Tengah dengan menggunakan excavator dan dumptruck. Excavator akan melakukan
penggalian material pada area yang telah di SM (Selective Mining) kemudian ore yang
diperoleh dari penggalian oleh excavat akan diangkut oleh dumptruck menuju Stocpile
atau Exportable Transit Ore (ETO) yang berfungsi sebagai tempat penampungan
pertama orea dari hasil penambangan.

5
Gambar 2.5 Penambangan
(Sumber : PT BUMANIK, 2023)

6. Pengangkutan
Ore yang telah ditambang akan diangkut dan ditimbun pada Stocpile. Kegiatan
pengangkutan ini dilakukan pada jalur tersendiri yang disebut dengan jalan hauling.
Pengangkutan ini bertujuan untuk menyimpan sementara sebelum dibawa ke pabrik.

Gambar 2.6 Pengangkutan


(Sumber : Dokumentasi lapangan, 2023)

7. Reklamasi
Tahap reklamasi merupakan tahap akhir dari kegiatan penambangan. PT
BUMANIK melakukan kegiatan reklamasi secara umum meliputi perencanaan yang
tediri dari desaign topografi, penataan lahan yaitu kegiatan back filling (loading-
hauling-dumping/spreading) sampai dengan regarding/levelling ermukaan yang
seluruh kegiatannya menggunakan alat berat, pengendalian erosi dan sedimentasi terdiri
dari kegiatan maintenance kolam sedimen pembuatan saluran permukaan dan perapian
jenjang, pengelolaan tanah pucuk zona pengakaran dan tahap revegetasi yang terdiri
dari pengadaan bibit, persemaian, penanaman dan pemeliharaan. Pananaman biasanya
menggunakan sengon (Albizia chinensis) dan jenis tanaman lokal habitat seperti jambu
(Eugenia spp),) dan durian (Durio zibethinus murr)

6
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

3.1 Kegiatan Magang


Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa dilaksanakan di PT Bukit Makmur
Istindo Nikeltama dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya
yaitu:

a. Observasi, metode ini yaitu metode dengan pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan cara pengamatan secara langsung mengenai kondisi serta kegiatan pada
lokasi magang, yang meliputi :
1.) Observasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan di PT
Bukit Makmur Istindo Nikeltama.
2.) Observasi tentang pengelolaan limbah pertambangan PT Bukit Makmur Istindo
Nikeltama.
3.) Observasi tentang tahapan dalam melakukan reklamasi kegiatan pertambangan.
4.) Observasi mengenai etika profesi dan tata cara komunikasi yang baik dan benar
di PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama.
b. Pengumpulan data secara langsung dan tidak langsung
Pengumpulan data secara tidak langsung meliputi
1.) Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan pengumpulan data untuk mencari
dan mempelajari pustaka mengenai permasalahan-permasalahan yang berkaitan
langsung dengan pelaksanaan magang.
2.) Dokumentasi dan Data-data Metode ini dilakukan dengan mendokumentasikan
dan mencatat data atau hasil-hasil yang berkaitan pada pelaksanaan magang.
3.) Praktik atau Aktivitas Langsung Turut dan ikut serta melakukan praktik kerja
secara langsung dalam kegiatan di PT Bukit Makmur Istindo Nikeltama,
khususnya pada Departemen Enviro.

7
3.2 Timeline Kegiatan

Tabel 2.1 Timeline Kegiatan Magang MBKM


Agustus September Oktober November
Jenis Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pengajuan Surat
dari
Jurusan
Penyusunan
Proposal
Pengiriman
Surat
Pengantar
dari Jurusan dan
Proposal
Pengenalan
Ruang
Lingkup
kerja dan SOP
Perusahaan
Pelaksaanaan
Kegiatan
Magang
Penyusunan
Laporan Hasil
Magang

Presentasi Hasil
Magang

8
BAB III
GEOTEK DALAM KEGIATAN MAGANG

3.1 Analisis Kestabilan Lereng

Masalah kestabilan lereng akan ditemukan pada operasi penambangan


khususnya pada penggalian tambang terbuka (open pit dan open cut), tempat
penimbunan material (disposal), penimbunan bijih (stockyard), bendungan,
infrastruktur lainnya seperti jalan,bendungan dan lereng disekitar jalan. Kestabilan atau
kemantapan lereng tergantung pada besarnya gaya penahan dan gaya penggerak pada
bidang gelincir. Kestabilan lereng dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penting
dalam kegiatan tambang khususnya untuk keselamatan kerja, kelancaran operasional
dan produksi. Lereng dengan kondisi tidak stabil rentan mengalami longsor yang
memiliki dampak besar terhadap proses produksi.
Marini et al (2019) mengatakan bahwa kestabilan lereng galian memiliki sifat
dinamis sepanjang waktu. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan
lereng.
a. Geometri Lereng
Geometri lereng yaitu kondisi visual lereng di lapangan. Pengukuran
geometri lereng dilakukan dengan alat total station untuk nilai tinggi, jarak datar
dan sudut kemiringan lereng. Tinggi dan kemriingan lereng berpengaruh terhadap
kestabilan lereng. Semakin besar nilai kemiringan dan tinggi lereng maka tingkat
kestabilan lereng tersebut berkurang sehingga lereng cenderung lebih mudah
longsor.
b. Struktur Geologi
Pengaruh struktur geologi dalam kestabilan lereng juga besar. Struktur
geologi yang dimaksud meliputi sesar (fault), kekar (joint) perlipatan (bedding
plane) dan rekahan (crack). Strukturin merupakan bidang lemah yang juga
menjadi jalur tempat merembesnya air sehingga menurunkan kestabilan lereng
c. Keberadaan Air
Tata air, terutama air tanah (ground water) berkaitan erat dan berpengaruh
terhadap kestabilan suatu lereng. Air tanah memiliki tekanan air pori (pore water

9
pressure) yang dapat menyebabkan gaya angkat (uplift force) sehingga
menurunkan kekuatan geser dan menyebabkan lereng rentan mengalami longsor
d. Sifat fisik dan mekanik tanah dan batuan
Sifat fisik tanah yang mempengaruhi kestabilan lereng yaitu berat isi tanah,
kadar air tanah, ukuran butir tanah, porositas dan permeabilitas. Sedangkan sifat
mekanik tanah yaitu meliputi kohesi dan sudut geser dalam.
1. Kadar air
Kadar air (water content) yaitu persentase kadar air di dalam tanah. Kadar air
memiliki hubungan dengan tingkat kestabilan lereng. Hujan dapat
meningkatan kadar air tanah yang kemudian menyebabkan sifat fisik dan
mekanik tanah suatu lereng berubah.
2. Berat isi
Berat isi tanah merupakan nilai perbandingan antara berat dan volume air
pada suatu tanah. Berat isi tanah biasanya dinyatakan dalam satuan berat per
volume. Nilai berat isi tanah erupakan data utama yang digunakan dalam
menganalisis dan mengeveluasi kestabilan lereng. Karena berkaitan dengan
kemampuan tanha dalam menahan tekanan.
3. Porositas dan Permeabilitas
Porositas dan permeabilitas merupakan dua sifat fisik yang sangat penting
dan tidak dapat dipisahkan dalam menyimpan dan mengalirkan fluida
(Rahman dan Rahmawati, 2021). Porositas dan permeabilitas berkaitan erat
yang dimana permeabilitas tidak bisa ada tanpa porositas waaupun
sebaliknya belum tentu demikian. demikian (Nurwidyanto el al, 2005)
4. Kohesi dan Sudut Geser Dalam
Nilai kohesi dan sudut geser dalam tanah berhubungan. Kohesi merupakan
komponen dari kekuatan geser tanah yang terbentuk kareana adanya gaya
tarik antar partikel tanah. Sudut geser dalam menggambarkan tingkat
kepadatan tanah. Jadi apabila nilai sudut geser dalam tanah tinggi maka
semakin besar pula nilai kohesinya. Kohesi dan sudut geser dalam
berpengaruh pada kestabilan lereng karena dilihat dari kekuatannya dalam
menahan suatu lereng agar tetap stabil (aman)
e. Iklim dan Curah Hujan
Kondisi iklim berpengaruh terhadap perubahan temperatur atau suhu.
Temperatur yang berubah-rubah mempengaruhi proses pelapukan. Berbicara

10
mengenai curah hujan, apabila curah hujan di suatu daerah tinggi maka akan
terjadi proses pelapukan yang intensif dan menyebabkan lereng rentan
mengalami longsor.
f. Gaya-gaya Luar

Secara umum, gaya-gaya dari luar yang mempengaruhi kestabilan lereng


meliputi gaya akibat gempa, aktivitas peledakan, penggalian dan pembeban
akibat pembangunan infrastruktur. Adanya gaya-gaya dari luar akan
memperbesar tegangan geser dan menurunkan tingkat kestabilan lereng.

Analisis kestabilan lereng ini dialkuakn dengan metode survei pemetaan


lapangan, metode sampling dengan purposive sampling, metode laboratorium terdiri
dari uji mekanika tanah, uji sifat fisik tanah. Dari hasil pengujian akan kemudian
dilakukan analisis yang kemudian ingkat kestabilan lereng akan didapatkan dengan
mengetahui nilai faktor keamanan.

Gambar 3.1 Gerakan massa pada Lereng


(Sumber : Koleksi Pribadi, 2023)

3.2 Tekstur Dan Struktur Tanah

Tekstur dan struktur tanah merupakan salah satu parameter diteliti dalam
kegiatan magang. Tekstur dan struktur tanah diidentifikasi dilapangan secara langsung.
Tekstur dan struktur tanah memiliki sifat yang berbeda pada setiap lahannya. Tekstur
dan struktur tanah ini berkaitan dengan tingkat kestabilan lereng juga. Tekstur dan
struktur tanah berkaitan dengan porositas dan permeabilitas tanahnya. Porositas yaitu
perbandingan antara ruang kosong diantara ukuran butir dengan volume total. Nilai
porositas akan berkurang apabila jika ukuran butir relatif seragam dan butir butir yang
lebih kecil dapat mengisi ruang kosong antara butiran. Permeabilitas atau kelulusan
merupakan kemampuan suatu media untuk melepaskan dan meloloskan fluida.

11
Porositas dan permeabilitas berkaitan erat yang dimana permeabilitas tidak bisa ada
tanpa porositas walaupun sebaliknya belum tentu demikian.
Berdasarkan hasil analisis tekstur dan struktur tanah dilapangan mengacu pada
buku panduan dari praktikum geoteknologi. Tanah daerah penelitian tergolong tanah
dengan tekstur lempung dengan struktur granular hingga blocky. Analisis tekstur dan
struktur ini dilakukan dengan menggunakan petunjuk dari buku Panduan Praktikum
Geoteknologi lokasi penelitian adalah tanah laterit. Tanah laterit yaitu jenis tanah yang
sebelumnya subur, akan tetapi lama kelamaan unsur haranya hilang akibat tergerus
erosi dan terkena hujan terus menerus. Tanah laterit ini dapat disebut tanah latosol yang
telah terbilas hujan. Tanah latosol subur dikarenakan mengandung banyak humus,
sedangkan tanah laterit kandungan humusnya sudah terbilas dan hilang oleh hujan.
Tanah laterit memiliki warna merah, bahkan dikenal juga tanah merah. Warna jenis
tanah ini yaitu merah hingga kecoklatan yang terbentuk oleh proses pelapukan yang
intensif pada lingkungan iklim tropika dan subtropika yang memiliki suhu panas dan
curah hujan tinggi. Tanah laterit yang dijumpai pada daerah penelitian dapat dilihat
pada Gambar 3.2

3m

Gambar 3.2 Jenis tanah laterit


(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)

Gambar 3.3 Analisis tekstur dan struktur tanah


(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)

12
3.3 Erosi
Erosi merupakan peristiwa pengikisan material padatan (sedimen, tanah batuan
ataupun partikel lain) yang disebabkan oleh air dana ngin. Secara umum, erosi merupakan
suatu hal yang mudah untuk dikenali. Namun banyak dijumpai erosi ini dipeparah karena
aktivitas manusia dalam penatagunaan lahan yang kurang baik, penggundulan hutan,
kegiatan pertambangan dan hal lainnya. Dalam jumlah tertentu, sebenarnya erosi ini
merupakan kejadian alami yang dapat dikatakan baik. Misalnya, kerikil secara berkala
turun pada elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. Namun, erosi yang berlebih
menyebabkan masalah. Dampak dari erosi yaitu hilang atau menipisnya permukaan tanah
bagian atas yang kemudian dapat menyebabkan degradasi lahan. Selain itu, erosi juga
dapat menurunkan kemampuan tanah dalam meresap air (infiltrasi) sehingga
meningkatkan limpasan air permukaan.

Nilai laju erosi yang timbul dari kegiatan pertambangan PT BUMANIK


dianalisis dengan menggunakan rumus Universal Soil Loss Equation (USLE). Metode ini
pertama kai dikembangkan oleh Weischmeier dan Smith (1978) untuk memprediksi
besarnya laju erosi pada suatu bidang lahan. Metode ini digunakan dalam memprediks
erosi rata-rata dalam jangka panjang pada erosi lembar dan erosi alur.

Gambar 3.4 Peta Laju Erosi PT BUMANIK 2023


(Sumber: PT BUMANIK, 2023)

13
Tabel 3.1 Laju Erosi Semester 1 Tahun 2023
Kriteria Laju Erosi Laju Erosi
Warna Kelas Luas Area
(Ton/Tahun)
Sangat Ringan Hijau <15 3.144,89
Ringan Hijau muda 15-60 1.047,91
Sedang Kuning 60-80 510,61
Berat Jingga 180-480 43,16
Sangat Berat Merah >480 1,05
(Sumber : PT BUMANIK, 2023)

Erosi sangat penting untuk diperhatikan pada indutsri pertambangan khususnya


pada area reklamasi. Erosi pada area reklamasi mempengaruhi tingkat keberhasilan
reklamasi khususnya pada revegetasi. Adanya erosi menyebabkan tanah pucuk atau top
soil tergerus dan akhirnya pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Material yang tererosi
tadi kemudian akan terbawa oleh aliran permukaan dan akhirnya terjadi sedimentasi yang
dalam hal ini dapat meningkatkan kadar TSS dalam air limbah pertambangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hamblin dan Christiansen. 2001. Earth’s Dynamic Systems. New Jersey : Prentice Hall
Marini, A. E., Anaperta, Y. M., & Saldy, T. G. (2019). Analisis Kestabilan Lereng Area
Highwall Section B Tambang Batubara PT. Manggala Usaha Manunggal Jobsite Pt.
Banjarsari Pribumi, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan. Bina Tambang, 4(4), 80-89
Nurwidyanto, M. I., Noviyanti, I., & Widodo, S. (2005). Estimasi Hubungan Porositas dan
Permeabilitas pada Batupasir (Study Kasus Formasi Kerek, Ledok, Selorejo). Berkala
Fisika, 8(3), 87-90.
PT BUMANIK. 2023. Laporan Rona Lingkungan Awal Tahun 2023. Morowali Utara : PT
BUMANIK
Zaidan, M., & Garinas, W. (2021). Kajian Bahan Baku Mineral Nikel Untuk Baterai Listrik Di
Daerah Sulawesi Tenggara. Jurnal Rekayasa Pertambangan, 1(1).

15

Anda mungkin juga menyukai