Anda di halaman 1dari 7

ACARA 5

PERANCANGAN UNIT KOAGULASI

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan perancangan unit koagulasi untuk mengolah
limbah cair.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer
2. Alat tulis
3. Kalkulator
4. Milimeter Blok
5. Buku sumber

C. DASAR TEORI
Kriteria perancangan
Proses koagulasi dilaksanakan dengan operasi pengadukan cepat.
Pengadukan cepat dilakukan secara mekanik maupun secara hidrolik.
1. Secara Mekanik dengan Pedal
Pengadukan mekanis adalah metode pengadukan dengan menggunakan alat
pengaduk berupa impeller yang digerakkan dengan motor bertenaga listrik.
Pengadukan ini terdiri dari motor, poros pengaduk, dan gayung pengaduk
(impeller).

Gambar 4.1 Tipe Paddle (a) tampak atas, (b) tampak depan

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 26


Pengaduk impeller biasanya memiliki dua tau empat bilah dengan bentuk
horizontal dan vertikal. Diameter bilah biasanya 50-80 % dari diameter dan lebar
tangki. Lebar dari bilah biasanya berukuran 1/6 hingga 1/10 dari diameter tangki.
Pengaduk biasanya dipasang setengah dari dasar tangki. Kecepatan pengaduk
memiliki rentang dari 20-150 rpm, yang berfungsi untuk meminimalkan aliran
pusaran dan rotasi kecuali pada kecepatan yang sangat lambat (Reynold,

Gambar 4.3 Tipe pengaduk dengan bilah


Tipe pengaduk baling-baling memiliki dua atau tiga bilah, yang apabila
digerakkan memberikan aliran aksial ke cairan. Pitch merupakan jarak cairan
bergerak secara aksial selama satu putaran, dibagi dengan diameter baling-baling.
Pitch ini berjumlah 1 atau 2 dengan diameter baling-baling maksimum adalah
sekitar 18 inch. Untuk tangki yang dalam, dua baling-baling dapat dipasang pada
poros yang sama dan dapat menghasilkan gerakan cairan dalam arah yang sama
atau berlawanan arah. Kecepatan baling-baling biasanya 400-1750 rpm, dan
baffle diperlukan dalam tangki besar untuk meminimalkan aliran pusaran dan
rotasi. Dalam tangki kecil, baling-baling dapat dipasang di tengah untuk
menghindari aliran rotasi. Agitator baling-baling sangat efektif dalam tangki
besar karena kecepatan tinggi yang diberikan ke cairan

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 27


Gambar 4.4 Tipe Pengaduk dengan Baling-Baling

Gambar 4.5 Aliran Aksial Pada Pengaduk dengan baling-baling


Kriteria perancangan pengadukan dalam proses koagulasi-flokulasi adalah
gradien kecepatan dan waktu pengadukan. Hubungan antara besar power input,
gradien kecepatan volume kolam/bak ditunjukkan dalam rumus dibawah ini :
𝑃 1/2
G=[ ]
𝜇.𝑉

Dengan : P = Daya Input (watt)


G = Gradien kecepatan (det-1)
𝜇 = koefisien kekentalan (N.det/m2)
v = Volume kolam/ bak (m3)
Dengan menggunakan pedal, power input yang diperlukan dapat dihitung,
dengan rumus
P = 1/ 2.Cd.ρ.A.v3
Dengan : P = Daya input (watt)
Cd = koefisien drag
ρ = massa air (kg/m3)Cd
A = luas penampang pedal (m2)

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 28


v = kecepatan relatif pedal dalam air (m/s)
V = 0.7 – 0.8 . v p
Vp = 2.d.w
Dengan: vp = kecepatan pedal (m/s)
d = jarak sumbu pedal sampai sumbu putaran (m)
w = kecepatan rotasi pedal (put/menit)

2. Secara Hidrolis
Pengadukan secara hidrolis dapat dilakukan secara gravitasi (terjunan),
tidak melibatkan peralatan mekanik pengendalian terhadap G (gradien hidrolis)
cukup mudah. Prinsip pengadukan hidrolis menggunakan efek gravitasi
sehingga :
1. Besaran tinggi terjunan untuk pengadukan cepat (koagulasi)
2. Headloss (kehilangan tekanan) atau beda tinggi permukaan pada proses
pembentukan flok (flokulasi)
Dari kedua efek tersebut diturunkan menjadi :
P = ρ.g.Q.h
Apabila dikaitkan dengan gradien kecepatan besar kehilangan tekanan dapat
diketahui dengan rumus :
μ.V.G2 μ V
b= ; dimana V = dan td =
ρ.g.Q ρ Q

μ.V.G
h=
2g
Dimana : P = daya (watt)
G = percepatan gravitasi (g,gl m/dt2)
ρ = massa jenis air pada suhu air = 995,7 kg/m
h = kehilangan tekanan atau beda tinggi tekanan (m)
u = visikositas kinematik 1m2lOt; (m2/s)
µ = visikositas dinamik (N-dUm2)
td = waktu detensi (dt)

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 29


a. Pengadukan dengan terjunan
Prinsip penerjunan ini digunakan untuk pengolahan air berkapasitas besar
(> 50 m3). Pembubuhan koagulan dilaksanakan sesaat sebelum air diterjunkan.
Daya yang diperlukan dalam pengadukan ini adalah energi potensial (tinggi
terjunan). Tinggi terjunan untuk suatu pengadukan adalah tipikal untuk semua
debit.

b. Pengadukan dalam pipa


Pengadukan dalam pipa menggunakan prinsip headloss sepanjang pipa
dengan td = panjang pipa dibagi kecepatan aliran.
L g.h.V
td = dimana L =
V v.G2

Dimana: L = panjang pipa (m)


v = kecepatan aliran (m/dt)

D. LANGKAH KERJA
1. Pengadukan dengan Paddle (mekanis)
a. Menghitung volume berdasarkan data pada tabel
b. Menghitung diameter bak (D bak) berdasarkan rumus volume dan
tinggi bak (h bak)
c. Mengitung luas basah dan luas blade untuk menghitung daya yang
diperlukan menggunakan rumus dalam buku panduan
d. Menghitung daya input berdasarkan nilai G, kekentalan, dan volume
e. Menghitung daya input pengaduk dengan effisiensi 0,7
f. Mengitung kecepatan relatif pada pedal dengan rumus P = ½ x Cd x e
x A x V3
g. Menghitung kecepatan putar dengan rumus Vp = 2π x d w dimana d =
¼ P blade
h. Menghitung save area (area bebas) sebesar 20 % berdasarkan nilai
tinggi bak (h bak)

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 30


2. Pengadukan dengan Terjunan
a. Menghitung volume dengan menggunakan rumus dari data yang
sudah ada
b. Mencari nilai viskositas dinamik (μ), viskositas kinematik (v), dan
densitas (ρ)
c. Menghitung nilai h dari rumus yang ada
d. Menghitung save area (area bebas) sebesar 20% berdasarkan nilai
tinggi bak (h bak)
3. Pengadukan dengan Aliran Pipa Spiral
a. Mencari kecepatan aliran menggunakan rumus Q= V x A
b. Mencari nilai viskositas dinamik (μ), viskositas kinematik (v), dan
densitas (ρ) berdasarkan data suhu dari tabel lampiran data
c. Mencari panjang pipa dengan rumus dalam buku
d. Mencari panjang aliran dan diameter alir

Petunjuk
Desainlah unit koagulasi berdasarkan data yang telah disediakan.

Pertanyaan :
1. Bagaimana perbedaan konsep penggunaan pengadukan secara mekanik
(pedal) dan hidrolis (terjunan dan pipa spiral) baik dari model maupun teknis?
2. Apa kelebihan maupun kekurangan dari semua perancangan tersebut baik
mekanik maupun hidrolik?
3. Sebutkan dan jelaskan pengaplikasian unit koagulasi yang Anda ketahui di
bidang industri?

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 31


CATATAN :

PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 32

Anda mungkin juga menyukai