Anda di halaman 1dari 29

TEORI DASAR ALIRAN

Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat


digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu
pusat-pusat tenaga air dihubungkan disungai-
sungai dan di pegunungan- pegunungan. Pusat
tenaga air tersebut dapat dibedakan dalam 2
golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi
dan pusat tenaga air tekanan rendah.
Menunjukan bagan pusat tekanan tinggi, dari sini dapat
diketahui bahwa dengan didirikanya bendungan di
daerah yang tinggi akan terdapat sebuah reservoar air
yang cukup besar. Dengan menggunakan pipa, air
tersebut dialirkan ke rumah pusat tenaga. Yang
dibangun di bagian bawah bendungan. Dan di dalam
rumah tersebut telah dipasang dua buah nosel turbin
pelton, lewat nosel itulah air akan menyemprot keluar
dan menggerakkan roda turbin, kemudian baru air
dibuang ke sungai.
Dari selisih tinggi permukaan air atas TPA
dan permukaan air bawah TPB terdapat
tinggi air jatuh H. Dengan menggunakan
rumus- rumus mekanika fluida, daya
turbin, luas penampang lintang saluran
dan dimensi bagian- bagian turbin lainnya
serta bentuk energi dari aliran air dapat
ditentukan.
DAYA YANG DIHASILKAN TURBIN

Dari kapasitas dan tinggi air jatuh H dapat diperoleh daya


yang dihasilkan turbin
.
P= V . ρ . g . H .ηT
P dalam kW, bila

Q = m3 / detik
p = kg / m3 ;
g = m / detik2
H=m;
Sebab :

3
m kg m kg m m
m =
s m 3 det 2 det 2
det

= Nm J
=
det det
= watt

Note: 1000 W = 1 kW
Bila massa aliran dan tinggi air jatuh telah diketahui, maka daya yang
dihasilkan

.
P= m . g . H .ηT
Petunjuk : pada turbin air biasanya diketahui kapasitas air , tetapi
pada turbin uap dan gas diketahui jumlah massa fluida ( uap dan gas )
m yang dialirkan, di antara kedua satuan tersebut terdapat hubungan:

.
.
m
V=

. .
V = mv
kg m3
ρ kerapatan v volume spesifik
m 3
kg

Besarnya harga kerapatan dan volume spesifik cairan praktis tidak


berubah, sedangkan untuk gas dan uap sangat tergantung kepada
tekanan dan temperatur.
Perhitungan daya yang dihasilkan turbin dari
faktor kerja spesifik Y dan massa aliran m
adalah

.
P = m . Y. ηT
PENENTUAN LUAS PENAMPANG
SALURAN

Diameter pipa dan luas penampang lintang saluran dalam turbin dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas. Yang dimaksud
dengan luas penampang lintang saluran adalah suatu luasan
permukaan irisan saluran yang dibuat tegak lurus dengan arah aliran
cairan.
Dengan diketahuinya luas penampang lintang
saluran A dan kecepatan c, maka kapasitas air
yang mengalir .

. .
V = A . c Dari sini didapat A  V / c
Bila m adalah massa air yang mengalir, maka
.
. .
m
V =mv=

Jadi persamaan air yang mengalir menjadi:
.
. .
m
V = mv= =Ac

Persamaan energi

2
p c
W  m.g .z  m.  m. Nm
 2
Persamaan spesifik energi

p c 2
W  g .z    kons.Nm / kg
 2
Persamaan Bernoulli tentang ketinggian

2
p c
H  z   konst.m
 .g 2g
Z = merupakan ketinggian dari suatu
tempat yang dipakai sebagai orientasi.

p
Tinggi tekanan
 .g

2
c
Tinggi kecepatan
2g
Jadi persamaan Bernoulli dapat dikatakan
sebagai berikut :

 Pada tiap saat dan tiap posisi yang


ditinjau dari suatu aliran didalam
pipa tanpa gesekan yang tidak
bergerak, akan mempunyai jumlah
energi potensial, energi
tekanan,dan energi kecepatan yang
sama besarnya.
Persamaan Bernoulli bentuk umum

2 2
p1 c p2 c
z1   1
 z2   2
 .g 2 g  .g 2 g
Persamaan umum kecepatan aliran

V=√2g.∆h
1.2 PERUBAHAN BENTUK ENERGI
Dari rumus-rumus yang
telah dijelaskan Energi potensial
sebelumnya menunjukkan
bahwa pada air aliran
tertutup perubahan energi
yang terkandung, yaitu
energi tekan yang
Energi tekan Energi kecepatan
berubah menjadi energi
kecepatan dan
sebaliknya. Dan kemudian
energi yang berasal dari
energi potensial tersebut
digunakan untuk Turbin air
memutar roda turbin.
Contoh Persoalan

 Diketahui tinggi air jatuh H = 20 m, dengan


kapasitas aliran air V = 10 m3/det.

z d A c C2/2g p/ρg
Posisi
m m m2 m/det m m
0 20 - ∞ 0 0 0
1 13,6 1,51 1,79 5,6 1,6 4,8
2 4,9 0,94 0,70 14,3 10,4 4,7
3 1,8 0,76 0,46 21,7 24,0 -5,8
4 0 0,80 0,5 19,8 20 0
Skema Head potensial, Head kecepatan dan
Head tekan
Penyelesaian Hc4, c4

z0 + p0/(ρ.g) + c02/2g = z4+p4/(ρ.g)+c42/2g


20 + 0 + 0 = 0 + 0 + Hc 4
Hc4 = 20 m

c42/2g = 20 m
c4 = √(2 . 9,81 . 20)
c4 = 19,8 m/det
Penyelesaian A4, d4

V = A4 . c 4 c 4 = V / A4
A4 = 10 / 19,8
A4 = 0,505 m2

d4 = √((4 . 0,505)/π)
d4 = 0,804 m
Penyelesaian c3, Hc3, Hp3

V / A3 = c3 = 21,7 m/det

Hc3 =21,72 /(2 . 9,81)


Hc3 = 24 m

z3 + p3/(ρ.g) + c32/2g = z4+p4/(ρ.g)+c42/2g


1,8 + Hp3 + 24 = 0 + 0 + 20
Hp3 = - 5,8 m
Penyelesaian c2, Hc2, Hp2

V / A2 = c2 = 14,3 m/det

Hc2 =14,32 /(2 . 9,81)


Hc2 = 10,4 m

z2 + p2/(ρ.g) + c22/2g = z4+p4/(ρ.g)+c42/2g


4,9 + Hp2 + 10,4 = 0 + 0 + 20
Hp2 = 4,7 m
Penyelesaian c3, Hc3, Hp3

V / A1 = c1 = 5,6 m/det

Hc1 =5,62 /(2 . 9,81)


Hc1 = 1,6 m

z1 + p1/(ρ.g) + c12/2g = z0+p0/(ρ.g) +c02/2g


13,6 + Hp1 + 1,6 = 20 + 0 + 0
Hp1 = 4,8 m
FINISH

Anda mungkin juga menyukai