Anda di halaman 1dari 29

FLUIDA

GILIAN TETELEPTA, S.P., M.Sc


Keseimbangan Energi

Pada gambar 1, yaitu antara bagian 1 dan bagian 2, terjadi perubahan


energi yang meliputi perubahan energi internal dari fluida tersebut dan
perubahan energi karena pertukaran energi dengan kondisi sekeliling

Perubahan energi internal dari fluida meliputi :


1) Energi Potensial (Ep)
2) Energi Kinetik (Ek)
3) Energi Tekanan (Er)
Perubahan energi karena kondisi sekeliling, meliputi:
4. Energi yang hilang akibat gesekan (Ef)
5. Energi mekanik (Ec), yang ditambahkan untuk mengalirkan fluida, misalnya
dalam bentuk energi yang dihasilkan pompa
6. Energi panas dalam pemanasan dan pendinginan fluida

Pada penyusunan keseimbangan energi, yang perlu diperhatikan adalah :


a) berbagai bentuk energi di atas jika akan disusun dalam suatu neraca atau dalam
suatu persamaan harus dalam satuan yang sama;
b) masing-masing energi harus diukur/dihitung dari suatu dasar atau datum tertentu.

• Pada penyusunan neraca energi digunakan dasar perhitungan untuk masa 1 Kg


• Masing-masing energi yang disusun dalam persamaan keseimbangan energi
adalah energi yang dihasilkan untuk setiap kg masa fluida yang mengalir.
ENERGI POTENSIAL (Ep)

• Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan satu satuan


masa fluida hingga mencapai ketinggian Z dari satu
bidang dasar.
• Energi tersebut besarnya sama dengan jarak dimana fluida
berada dengan bidang dasar (Z) dikalikan dengan gaya
gravitasi (g)
• Jadi energi potensial untuk fluida 1 kg pada jarak z m dari
bidang dasar :
Ep = z g
ENERGI KINETIK (Ek)

• Fluida yang bergerak dapat menghasilkan kerja pada saat akan


berhenti.
• Besarnya kerja tersebut sama dengan kerja yang diperlukan untuk
menggerakkan fluida tersebut dari keadaan diam sampai bergerak
pada kecepatan yang sama.
• Kerja tersebut dikenal sebagai energi kinetik, yang besarnya dapat
dihitung untuk masa 1 kg fluida adalah:

Ek = v2/2
ENERGI TEKANAN (Er)

• Energi atau kerja yang dibutuhkan untuk memasukkan


fluida ke dalam sistem tanpa perubahan volume
• Jika P adalah tekanan dan V adalah volume fluida,
maka PV/m adalah energi per satuan masa fluida.
• Jika rasio m/V adalah densitas fluida (ρ) sehingga energi
per satuan masa fluida menjadi :

Er = P/ρ Joule
KESIMPULAN

• Energi Potensial Ep = z . g
• Energi Kinetik Ek = V 2/ 2
• Energi Tekanan Er = P / ρ
ENERGI YANG HILANG KARENA GESEKAN (Ef)

• Apabila fluida mengalir melalui pipa atau sambungan atau melalui pipa
yang mengalami bengkokan maka fluida akan kehilangan energi oleh
karena gesekan.
• Besarnya energi yang hilang tergantung oleh banyak faktor, diantaranya
kekasaran pipa, bentuk bengkokan, besar kecilnya perubahan diameter
dan sebagainya.
• Energi yang hilang karena gesekan untuk 1 kg fluida dianggap:

Ef = Ef joule
ENERGI MEKANIS (Ec)

• Energi mekanis diperlukan untuk mengalirkan fluida


• Energi tersebut dapat dihasilkan oleh alat mekanis
seperti misalnya pompa atau kompresor.
• Energi mekanis yang diperlukan untuk setiap 1 Kg fluida
dianggap :

Ec = Ec joule
ENERGI PANAS

• Energi panas diperhitungkan jika terjadi pertambahan


panas atau pengurangan panas dari fluida oleh
perlakuan pemanasan atau pendinginan.
• Untuk keperluan penyusunan keseimbangan energi ini
dianggap tidak ada pertambahan atau pengurangan
panas, sehingga energi panas untuk setiap 1 Kg fluida =
0 joule
PERSAMAAN KESEIMBANGAN ENERGI

• Keseimbangan energi pada sistem aliran fluida, yang digambarkan mulai


dari bagian 1 sampai dengan bagian 2 adalah sebagai berikut:

Energi yang masuk bagian 1 = Energi yang keluar dari bagian 2

Ep1 + Ek1 + Er1 + Ef-Ec = Ep2 + Ek2 + Er2, atau


Ep1 + Ek1 + Er1 = Ep2 + Ek2 + Er2 + Ef - Ec

Z1g + v21/2 + P1/ρ1 = Z2g + v22/2 + P2/ρ2 + Ef - Ec


• Dalam kasus khusus, jika misalnya tidak ada energi mekanis yang
ditambahkan dan tidak ada energi yang hilang karena gesekan, maka
persamaan tersebut menjadi :

Z1g + v21/2 + P1/ρ1 = Z2g + v22/2 + P2/ρ2


• Oleh karena persamaan tersebut berlaku untuk setiap bagian dari sistem
aliran fluida maka dapat dituliskan :

Zg + v2/2 + P/ρ = k

• Keterangan k = harga tetap


• Persamaan tersebut dikenal sebagai PERSAMAAN BERNOULLI
Z2

Z1

PERSAMAAN BERNOUILLI

• Suatu fluida bergerak dari titik A yang ketinggiannya z1 dari permukaan ke


titik B yang ketinggiannya z2 dari permukaan tanah, maka fluida yang
bergerak mengubah energinya menjadi tekanan.
• Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki
nilai yang sama di setiap titik sepanjang aliran fluida ideal.
Contoh 7
Minyak makan dialirkan melalui pipa berdiameter 8 cm dengan
kecepatan volume aliran 0,5 m3/menit pada tekanan 70 kPa.
Jika pipa tersebut mengalami pengecilan ukuran pada bagian
ujungnya menjadi 5 cm, ditanyakan:
1. Berapa kecepatan aliran minyak pada ujung yang
menyempit
2. Berapa tekanan pada bagian ujung tersebut
Diketahui, densitas minyak 900 kg/m3.
(pipa dalam keadaan horizontal sehingga tidak ada beda
energi potensial, sehingga Z1 = Z2 = 0 m)
Jawab Q kecepatan volume aliran fluida (m3/s)
V (m/s) = ---------------------------------------------------------------
7. Dik : A luas penampang (m2)

d1 = 8 cm = 0,08 m
A = ¼.d2
d2 = 5 cm = 0,05 m
P = 70 kPa = 70000 Pa
Q = 0,50 m3/menit  0,50/60 detik = 0,00833 m3/detik
ρ = 900 kg/m3
Dit : V2…..?
P2…..?
Penyelesaian :
A1 V1 = A2 V2
A1 = 1/4d12 = ¼  3,14  (0,08)2 = 0,0502 m2
A2 = 1/4d22 = ¼  3,14  (0,05)2 = 0,00196 m2

A1 V1 = A2 V2
(Q) 0,00833 m3/s
V1 (m/s) = --------------------------- A1 V1
(A1) 0,0502 m2 V2 (m/s) = ---------
A2
V1 = 1,66 m/s
0,0502 m2  1,66 m/s
V2 (m/s) = ---------------------------
0,00196 m2

V2 = 4,26 m/s
Z1.g + v12/2 + P1/ρ = Z2.g + v22/2 + P2/ρ
0.10 + 1662/2 + 70000/900 = 0 + 4,262/2 + P/900
0 + 1,38 + 77,778 = 9,074 + P2/900
79,16 = 9,074 + P2/900
P2/900 = 79,16 – 9,074
P2 = 70,086  900
P2 = 63.077 kPa
Contoh 8
Minyak kedelai (gravitasi spesifik 0,92) mengalir dengan laju
volume aliran 0,4 m3/menit dalam pipa berdiameter 7,5 cm
dengan tekanan 70 kpa. Jika diameter pipa berkurang menjadi
5 cm, hitung tekanan dalam pipa
POLA ALIRAN FLUIDA
• Pola aliran fluida akan mempengaruhi kecepatan perpindahan panas
dan masa, serta besar keciInya energi yang hilang karena gesekan
dengan dinding pipa atau lorong dimana fluida tersebut mengalir.
• Aliran fluida yang tampak tenang tidak ada pusaran dengan arah
sejajar dengan garis sumbu pipa atau lorong yang dilalui dikenal
sebagai pola aliran laminer atau streamline.
• Jika kecepatan aliran ditingkatkan, pola aliran akan berubah menjadi
tidak tenang, mulai terjadi pusaran dengan arah aliran yang tidak
teratur, sebagian masih sejajar dengan garis sumbu tetapi sebagian lain
ke arah radial, sejalan dengan kecepatan aliran. Pola aliran yang
demikian disebut sebagai pola aliran turbulen.
• Bilangan Reynolds (Re) dapat menunjukkan kecenderungan terhadap pola
aliran baik laminer maupun turbulen.
• Reynolds menemukan beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya
adalah kecepatan aliran (v), densitas (ρ), viskositas () dan diameter pipa
(D)
Re ˂ 2100 Aliran laminer
2100 ˂ Re ˂ 4000 Aliran Transisi
Re > 4000 Aliran Turbulen

• Bilangan Reynolds  bilangan tidak berdimensi / tidak bersatuan (non


dimensial)

Re = (v.D.ρ)/
Re = (m/dt) (m) (Kg/m3) / (Kg/m.dt)
• Keterangan : v = kecepatan linear rerata fluida (m/dt); D = diameter pipa
(m); ρ = densitas fluida (Kg/m3); dan  = viskositas fluida (Kg/m dt).
SOAL 9

Susu mengalir dengan laju volume aliran 0,12 m3/min


dalam pipa berdiameter 2,5 cm. Jika suhu susu 21oC,
tentukan jenis alirannya apakah turbulen atau
laminer?

Diketahui, pada 21oC, viskositas susu 2,1 kg/m.s &


densitas 1029 kg/m3.
SOAL 10

Sari buah mengalir dengan laju 0,25 m3/min dalam


pipa berdiameter 3,1 cm. Jika suhu sari buah 23oC,
tentukan jenis alirannya apakah turbulen atau
laminer?

Diketahui, pada 23oC, viskositas sari buah 3,5 kg/m.s


& densitas 1029 kg/m3.
VISKOSITAS
• Viskositas fluida merupakan ukuran kekentalan fluida
yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.
• Di dalam zat cair  viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi
antara molekul zat cair penyusun fluida
• Biasa disebut juga sebagai gaya gesek internal dalam
fluida tersebut.
• Dalam gas  viskositas timbul sebagai akibat tumbukan
antara molekul gas
• Fluida akan mengalami perubahan bentuk jika gaya geser
(shear stress) tertentu dikenakan kepadanya
• Perubahan bentuk tersebut dinyatakan sebagai keadaan
mengalir.
• Cairan yang lebih kental memiliki harga viskositas fluida
yang tinggi maka tahanan atau hambatan terhadap
fluida mengalir makin besar (kemampuan mengalir sulit)
• Cairan yang lebih cair memiliki viskositas fluida yang
rendah maka tahanan atau hambatan terhadap fluida
mengalir rendah (kemampuan mengalir lebih mudah)
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan
laju perpindahan momentum molekularnya.

Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring


bertambahnya kenaikan temperatur. Hal ini disebabkan
gaya – gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan
mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
temperatur pada zat cair yang menyebabkan turunnya
viskositas dari zat cair tersebut.
Contoh :
Viskositas sirup
Pada suhu 16˚C 100 kg/m.s,
Pada suhu 22˚C  40 kg/m.s
Pada suhu 25˚C  20 kg/m.s
Viskositas dengan kata lain didefinisikan sebagai rasio
antara tekanan geser/shear () dengan kecepatan
pergeseran/shear rate (dv/dy)
Viskositas tersebut dikenal sebagai viskositas
dinamik
Viskositas () = /(dv/dy)
Viskositas kinematik didefinisikan sebagai
viskositas dinamik dibagi dengan densitas fluida (ρ)
yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai