Seri : 1
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan lingkup kegiatan di PDAM yang pada dasarnya adalah
menyediakan dan menjual air bersih kepada masyarakat melalui jaringan
perpipaan, maka petugas pengelola air bersih khususnya di Direktorat Teknik akan
selalu berhubungan dengan air di dalam pipa.
Untuk itu perlu mengenal / mempelajari perhitungan hidrolika pada
jaringan pipa yang antara lain meliputi :
- Komponen dasar dari aliran air
- Sistem satuan internasional
- Hukum kontinuitas
- Energi air dan persamaan Bernoulli
- Kehilangan tekanan dalam pipa
- Gradien hidrolika
- Hidrolika siphon
Dengan menyadari sampai saat ini masih banyak para karyawan
PDAM khususnya di Direktorat Teknik yang belum menguasai perhitungan
hidrolika pada jaringan perpipaan, maka penulis mencoba menyajikan tulisan
berseri dengan judul ” PERHITUNGAN HIDROLIKA PADA JARINGAN
PIPA ”, mudah-mudahan ada manfaatnya.
2. Kecepatan Air
Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain membutuhkan waktu,
lama waktu yang dibutuhkan tergantung dari kecepatan bergerak. Kita sudah
mengetahui bahwa air juga dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain,
untuk mencapai ketempat tujuan air harus mempunyai kecepatan yang biasa
disebut Kecepatan Aliran Air.
Dengan demikian kecepatan aliran air adalah jarak yang ditempuh
persatuan waktu, dan untuk air yang tidak bergerak maka kecepatan aliran
airnya sama dengan nol.
3. Tekanan Air
Air mempunyai tekanan dan tekanan ini di salurkan sama besar ke
semua arah, contoh yang paling mudah untuk menyatakan adanya tekanan air
bias diperagakan sebuah balon diisi air, balon akan membesar akibat adanya
tekanan air tersebut.
7. Berat Jenis
Berat jenis adalah berat per satuan volume
Massa x Percepatan Gravitasi
Berat jenis =
Volume
Massa
= x percepatan gravitasi
volume
1 2
A ( m² )
t = 1 dt
1 V ( meter ) 2
Dengan kecepatan aliran air sebesar V ( m/dt ), maka satu detik kemudian partikel
tersebut berada pada potongan 2 – 2 yang berarti semua air yang terdapat diantara
potongan 1 – 1 dengan 2 – 2 telah melewati potongan 2 – 2. Aliran / debit ( Q ) di
dalam pipa adalah jumlah / kuantitas air yang lewat dalam tiap detik atau sama
dengan volume air antara potongan 1 – 1 dengan potongan 2 – 2 maka :
Q = A x V
Hukum kontinuitas menyatakan bahwa pada suatui aliran air di dalam pipa,
jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang keluar.
Untuk memudahkan pengertian dari hukum kontinuitas bisa lihat pada
contoh berikut ini :
1 2
V V A ( m² )
1 2
Tidak ada air yang masuk atau keluar dari sistem kecuali melalui potongan 1 –
1 dan 2 – 2, maka berlaku hukum kontinuitas :
Q1 = Q2
A1V1 = A2V2
A1 = A2 ( Diameter pipa sama )
maka :
V1 = V2
Tidak ada air yang masuk atau keluar dari sistem kecuali melalui potongan 1 –
1 dan 2 – 2, maka berlaku hukum kontinuitas :
Q1 = Q2
A1V1 = A2V2
A1 tidak sama dengan A2
V1 tidak sama dengan V2
A2 V2
V1 =
A1
A1 V1
V2 =
A2
Tidak ada air yang masuk atau keluar dari sistem kecuali melalui potongan 1 –
1, 2 – 2 dan 3 – 3, maka berlaku hukum kontinuitas :
Q1 = Q2 + Q3
A1 V1 = A2 V2 + A3 V3
CONTOH SOAL :
1. Diketahui : Diameter pipa D = 300 mm
Ditanya : Debit air Q = 105 lt/dt
Jawab :
Q
V =
A
0,105
=
0,07065
= 1,5 m/dt
2. Diketahui :
Diameter : D1 = 300 mm
D2 = 150 mm
Kecepatan : V1 = 1 m/dt
Ditanya : Q1, Q2, dan V2
Jawab :
1
2
Q
V
2
1
Luas penampang
A1 = ¼ . D1²
= ¼ . ( 0,3 )²
= 0,07065 m²
Debit
Q1 = A1 . V1
= 0,07065 x 1
= 0,07065 m3/dt
= 70,65 lt/dt
Luas penampang
A2 = ¼ . D2²
= ¼ . ( 0,15 )²
= 0,01767 m²
Hukum Kontinuitas :
Q1 = Q2 = 0,07065 m3/dt
Kecepatan :
Q2
V2 =
A2
0,07065
=
0,.1767
= 4 m/dt
3. Diketahui :
Diameter D1 = 300 mm
D2 = 100 mm
D3 = 200 mm
Debit Q1 = 50 lt/dt
Kecepatan V2 = 1 m/dt
Ditanya : Debit Q2, Q3 dan Kecepatan V3 ?
Jawab :
2
1
2
3
1
Luas penampang :
A1 = ¼ . D1²
= ¼ . ( 0,3 )²
= 0,07065 m²
A2 = ¼ . D2²
= ¼ . ( 0,1 )²
= 0,00785 m²
A3 = ¼ . D3²
= ¼ . ( 0,2 )²
= 0,0314 m²
Debit :
Q2 = A2 x V2
= 0,00785 x 1
= 0,00785 m3/dt
= 7,85 lt/dt
Hukum Kontinuitas :
Q1 = Q2 x Q3
Q3 = Q1 - Q2
= 0,05 - 0,00785
= 0,04215 m3/dt
= 4215 lt/dt
Q3
V3 =
A3
0,04215
=
0,0314
= 1,34 m/dt
SOAL LATIHAN
1
2 4
3 4
1
Diameter D1 = 200 mm
D2 = D4 = 100 mm
D3 = 75 mm
Debit Q4 = 40 lt/dt
Ditanya : Berapa besarnya kecepatan V1, V2 dan Kecepatan V3 serta berapa
besarnya debit Q2 dan Q3 ?
Seri : 2
P
iii. Energi tekanan =
W
Dimana :
V = Kecepatan Aliran ( m/dt )
g = Percepatan Gravitasi Bumi ( m/dt² )
h = Ketinggian ( m )
P = Tekanan ( N/m² )
W = Berat Jenis Air ( N/m3 )
Dalam system satuan SI semua bentuk energi air dinyatakan dalam satuan
meter ( m ), sehingga energi tekanan dapat juga disebut sebagai tinggi tekan
atau ketinggian tekanan atau pressure head.
b. Persamaan Bernoulli
Pada dasarnya suatu energi tidak dapat hilang tetapi dapat berubah
bentuk misalnya energi kecepatan dapat dirubah bentuk menjadi energi
ketinggian dan sebaliknya, energi tekanan dapat berubah bentuk menjadi
energi kecepatan dan sebaliknya.
Untuk membayangkan bagaimana perubahan bentuk energi tersebut
bias memperhatikan contoh batu yang dilempat tadi ( pembahasan sebelumnya
).
Ketiga bentuk energi ini dapat dijumlahkan yang disebut energi total
yakni :
Energi Total = Energi Kecepatan + Energi Tekanan + Energi
Ketinggian
atau ditulis :
V² P
H = + + h
2.g W
Adapun teori kekekalan energi dari Bernoulli berbunyi ” Jika tidak ada
energi yang masuk atau yang keluar di dalam suatu sistem, kecuali yang
melalui potongan 1 – 1 dan 2 – 2 pada bentuk gambar di bawah ini, maka
energi totalnya tetap konstan.
2 2
P 2, V
Q
1
1 P1, V
h1 h2
DATUM
H1 = H2
V1² P1 V2² P2
+ + h1 = + + h2
2 . g W 2 . g W
Kekekalan energi dari teori Bernoulli ini selanjutnya biasa disebut
sebagai Persamaan Bernoulli.
CONTOH PERHITUNGAN
1. Berapakah energi total pada titik A dan titik B pada soal seperti gambar di bawah
ini :
A
5 m'
B
RESEVOIR
Jawab :
VA² PA
HA = + + hA
2.g W
= 0 + 0 + 5
= 5 m’
VB ² PB
HB = + + hB
2.g W
= 0 + 5 + 0
= 5 m’
2. Diketahui :
Diameter pipa D = 200 mm
Debit air Q = 10 lt/dt
Pressure head pada titik A = 15 m’
Muka Tanah
10 m'
Q
A
Ditanya : Berapa Pressure Head pada titik B ?
Jawab :
VA² PA VB² PB
+ + h1 = + + hB
2 . g W 2 . g W
Diameter pipa tetap maka sesuai hukum kontinuitas VA = VB maka persamaan
Bernoulli menjadi :
PA PB
+ hA = + hB
W W
PB
15 + 0 = + 10
W
PB
= 15 - 10
W
= 5 m’
3. Diketahui :
A
2 m'
Q
D = 100 mm
VB ²
0 + 0 + 2 = + 0 + 0
2 . 10
VB²
= 2
2 . 10
VB = 2 x 20
= 6,32 m/dt
Q = A . VB
= ¼ D² VB
= ¼ ( 0,1 )² x 6,32
= 0,0496 m3/dt
= 49,6 lt/dt
P1 P2
P 1 > P2 atau P2 < P1
Dimana :
= Kehilangan Energi ( m )
f = Koefisien Gesekan ( Darcy )
L = Panjang Pipa ( m’ )
V = Kecepatan Aliran ( m/dt )
D = Diameter Pipa ( m )
g = Percepatan Gravitasi Bumi ( m/dt² )
L 2 2
P2, V
Q
1, V1
1 P
f , D
1
h1 h2
D A TU M
H1 = H2 + H
CONTOH PERHITUNGAN
1. Diketahui :
1 2
1 2
= 1 m/dt
Kerugian energi tekanan
L . V²
H = f .
D.2.g
100 . ( 1 )²
= 0,04
0,2 x 2 x 10
= 1 m’
2. Diketahui :
Diameter : Pipa PVC = 200 mm
Debit : 50 lt/dt B
Muka Tanah
' hB = 30 m'
Q 0m
20
=
A L
SOAL LATIHAN :
Diketahui : Suatu instalasi pipa transmisi dari Sumber Banyuning s/d. BPT II,
sebagaimana gambar sket dibawah ini :
- Pipa PVC diameter ( D ) = 300 mm
- Panjang pipa ( L ) = 73569 m’
Ditanya : Berapa diameter pipa PVC yang akan dipasang paralel / sejajar
dengan pipa semula untuk meningkatkan debit air menjadi 1 ½ kali
dari debit semula.
Banyuning
Q
BPT II
Elevasi = 806 m'dpl
---------- SELAMAT MENCOBA ----------
PERHITUNGAN HIDROLIKA
PADA JARINGAN PIPA
Oleh : Ir. H. BAMBANG PURJITO, MM.
Seri : 3
h2
h1
GARIS DATUM
Gambar gradien hidrolika menunjukkan besarnya energi tekanan
( diukur jarak vertikal antara garis tengah pipa dengan garis gradien hidrolika ).
Garis gradien hidrolika juga bisa disebut garis kemiringan hidrolis.
Garis energi kecepatan terlihat sejajar dengan garis gradien hidrolika,
untuk jaringan pipa lebih panjang dari 10 meter harga energi kecepatan menjadi
relatif kecil, maka akan berimpit dengan garis gradien hidrolika sehingga garis
gradien hidrolika sering dianggap menunjukkan besarnya energi total.
Contoh pembuatan garis gradien hidrolika.
Air mengalir dari bak penangkap sumber air yang terletak di bukit
dengan ketinggian 100 meter dari atas permukaan laut, melalui pipa transmisi
200 mm ( PVC ) tepat pada ketinggian 50 meter diatas permukaan laut.
a. Besarnya pressure head di titik perbatasan kota bila
- Tidak ada aliran
- Ada aliran 30 lt/dt
b. Gambarkan gradien hidrolikanya.
Alira
n 30
lt/d
- Bila tidak ada aliran ( ditutup di titik B )
-
VA² PA VB² PB L . V²
+ + hA = + + hB + f
2 . g W 2 . g W D.2.g
PB
0 + 0 + 100 = 0 + + 50 + 0
W
PB
= 100 - 50
W
= 50 m’
= 1 m/dt
VA² PA VB² PB L . V²
+ + hA = + + hB + f
2 . g W 2 . g W D.2.g
( 1 )² PB 0,03 x 5.000 x ( 1
)²
0 + 0 + 100 + + + 50 +
2 . 10 W 0,2 x 2 x 10
PB
= 9,95 m’
W
a. Dibit diperbesar
b. Pipa diperkecil
c. Menggunakan bak pelepas tekanan ( BPT )
d. Dan lain-lain
SIPHON
1 m'
2 m'
VC²
= 2
2 . g
PB
= 2 - 2 - 3
W
= - 3 m’
Dengan demikian tekanan pada titik B adalah negatif oleh karena agar air
dapat mengalir pada pipa, maka saat pertama kita harus mengeluarkan udara dari
pipa sehingga tekanannya menjadi ( negatif ) dan posisi titik C harus lebih
rendah dari permukaan air yang akan dialirkan.
CONTOH SOAL :
Kaptering
L1
Ø
20
0
m
m
10 m'
5.
L2
00
0
m
Ø
20
0
m
m
Reservoar
Diketahui :
- Panjang pipa semula : L = 5.000 m’
- Diameter pipa semula : D1 = 200 mm
- Debit air semula : Q1 = 22 lt/dt
- Diameter pipa tambahan : D2 = 200 mm
- Debit air yang diinginkan : Q2 = 30 lt/dt
- Jenis pipa tambahan dan pipa semula sama
Jawab :
- Kondisi semula :
Q1
V1 =
¼ . ( D1 )²
0,022
V1 =
¼ . ( 0,2 )²
= 0,70 m/dt
0,02 . L1
0,0314
=
0,2 x 2 x 10
= 0,0046 L1
L2 . V2²
H =
D1 . 2 . g
0,015 2
0,02 . L2
0,0314
=
0,2 x 2 x 10
= 0,0012 L2
H1 + H2 = 10
0,0046 L1 + 0,0012 L2 = 10
23 - 0,0046 L2 + 0,0012 L2 = 10
23 - 10
L2 =
0,0034
= 3.823 m’
Jadi panjang pipa tambahan = 3.823 meter
LATIHAN SOAL :
Untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk di daerah B yang terletak 20 meter
lebih rendah dari reservoar A, digunakan bak penampung air. Pengaliran air dari
reservoar ke bak penampungan tersebut menggunakan pipa berdiameter 200 mm
sepanjang 6.000 meter yang mampu mengalirkan air sebanyak 30 lt/dt.
Ø
20
0m
m
20 m'
=6
.00
0m
'
4.0
00
m'
B
2.000 m'
10 m'
m
0m
C
15
'
m
Ø
00
1.0