Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENGANTAR MEKANIKA FLUIDA DAN SATUAN-SATUAN

Fluida atau zat alir (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena
kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam
fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai
hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat
mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar
diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun
volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap,
zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun volume yang
tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak
mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan untuk
mengalir. Dengan demikian kedua-duanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida.

1.1. Sistem Satuan

Sistem satuan yang digunakan dalam buku ini adalah Sistem Satuan Internasional, disingkat
SI. Ada 6 besaran dasar dan satuannya seperti terlihat pada tabel 1. Satuan turunan dapat
dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Satuan Dasar

Besaran Simbol Satuan


Panjang L meter (m)
Massa M kilogram (kg)
Waktu T detik (s)
Temperatur T Kelvin (K)
0C = 273K
Arus Listrik I Ampere (A)
Itensitas cahaya candela (cd)

Tabel 2. Satuan Turunan

Besaran Simbol Satuan


2
Gaya F Newton (N), 1N = 1 kg.m/s
2
Luas A Meter persegi (m )
3
Volume V Meter kubik (m )
3
Volume Aliran Q (m /s)
2
Tekanan P Pascal (Pa), 1 Pa = 1 N/m

1 bar = 10 Pa

1
1.2. Fluida Statis dan Dinamis

Fluida statis adalah fluida yang tidak bergerak atau dalam keadaan diam, misalnya air dalam
gelas. Dalam fluida statis kita mempelajari hukum-hukum dasar antara lain mengenai
tekanan hidrostatis, hukum Archimedes, tegangan permukaan dan kapilaritas.
Fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak. Fluida
terutama cairan dan gas. Penyelsaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan
perhitungan banyak properti dari fluida, seperti kecepatan, kepadatan, tekanan, dan suhu
sebagai fungsi ruang dan waktu. Disiplin ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk
aerodinamika (penelitian gas) dan (penelitian cairan). Dinamika fluida memliki aplikasi yang
luas. Contohnya, ia digunakan dalam menghitung gaya dan moment pada pesawat, mass
flow rate dari petroleum dalam jalur pipa, dan perkiraan pola cuaca, dan bahkan teknik lalu
lintas , di mana lalu lintas diperlakukan sebagai fluid yang berkelanjutan. Dinamika fluida
menawarkan struktur matematika yang membawahi disiplin praktis tersebut yang juga
seringkali memerlukan hukum empirik dan semi-empirik, diturunkan dari pengukuran arus,
untuk menyelesaikan masalah praktikal.

1.3. sifat-Sifat Fluida


Fluida merupakan zat yang bisa mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah bergerak
dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida sangat kecil, hingga dapat
dengan mudah mengikuti bentuk ruangan atau tempat yang membatasinya.
Fluida dibedakan atas zat cair dan gas. Sifat umum dari zat cair dan gas adalah tidak
melawan perubahan bentuk dan tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser. Perbedaan
antara zat cair dan gas yaitu:

1. Zat cair mempunyai muka air bebas, maka massa zat cair hanya akan mengisi volume
yang diperlukan dalam suatu ruangan. Sedangkan gas tidak mempunyai permukaan
bebas dan massanya akan mengisi seluruh ruangan.

2. Zat cair praktis merupakan zat yang tidak dapat termampatkan, sedangkan gas adalah
zat yang bias dimampatkan.
Ada beberapa sifat fluida yang penting, yaitu: rapat massa, berat jenis, kemampatan fluida,
kekentalan, tegangan permukaan.

1.4. Rapat Massa dan Berat Jenis

Rapat massa adalah massa fluida persatuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu.
Disimbolkan dengan (rho).

Berat jenis benda ( ) adalah perbandingan antara berat benda dan volume benda.

2
Berat benda adalah hasil kali antara massa dan percepatan gravitasi, dengan persamaan:

Di mana
 = berat jenis (N/m2 untuk satuan SI, atau kg/m3 untuk satuan MKS)

 = rapat massa (kg/m3 untuk SI, atau kgm untuk MKS) g = percepatan gravitasi (m/s2)

Bahan Kerapatan ρ (kg/m3)


Cair
0 3
Air pada suhu 4 C 1.00 х 10
Darah, plasma 3
Darah 1.03 х 10
seluruhnya Air 1.05 х 103
laut
3
Raksa 1.025 х 10
Alkohol, alkyl
Bensin 13.6 х 103
Gas
0.79 х 103
Udara
Helium 0.68 х 103
Karbon dioksida

Uap air pada suhu 1000C 1.29


0.179
1.98
0.598
1.5. Tekanan
Setiap gaya yang bekerja pada permukaan suatu benda akan memberikan tekanan. Begitu
juga jika gaya bekerja pada sebuah bidang, gaya tersebut akan memberikan tekanan. Selain
pada zat padat, gaya juga menimbulkan tekanan pada fluida, seperti zat cair dan gas.

Tekanan yang ditimbulkan pada setiap wujud zat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
besarnya gaya dan luas bidang, tempat gaya bekerja. Jika gaya bekerja pada sebuah bidang
yang luas, tekanan yang ditimbulkan akan lebih kecil. Sebaliknya, jika gaya bekerja pada
bidang yang sempit tekanan yang ditimbulkannya akan lebih besar. Jadi dapat dikatakan
bahwa tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang permukaan. Jika gaya besar bekerja
pada sebuah benda, maka tekanan pada benda itu besar. Jadi dapat dikatakan bahwa
tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda itu. Hubungan antara tekanan
dengan gaya dan luas bidang dirumuskan dengan persamaan :

3
F
p=
A
dimana:

p = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas bidang (m2)
Dalam pemakaian di industri satuan pascal terlalu kecil, sehingga dipergunakan satuan lain
yaitu bar yang besarnya sama dengan 100kPa.

1 bar = 105 Pa =100.000 Pa= 0,1MPa.


Di negara-negara yang tidak menggunakan satuan SI menggunakan satuan lain yaitu pounds
force per square inch (psi). Jika dikonversikan dengan bar atau pascal menjadi:

1bar = 14,5 psi


1psi = 0,6895 bar = 0,7 bar = 7000 Pa
Karena segala sesuatu di bumi ini menerima tekanan yaitu tekanan absolut atmosfir (p at ),
maka tekanan ini tidak bisa dirasakan. Pada umumnya tekanan atmosfir dianggap sebagai
tekanan dasar, sedangkan yang bervariasi (akibat penyimpangan nilai) adalah:

Tekanan ukur (tekanan relatif) = pg


Tekanan vakum = pv
Hal ini digambarkan pada diagram gambar 1. Tekanan atmosfir tidak mempunyai nilai yang
konstan. Variasi nilainya tergantung pada letak geografis dan iklimnya. Daerah dari garis nol
tekanan absolut sampai garis tekanan atmosfir disebut daerah vakum dan di atas garis
tekanan atmosfir adalah daerah tekanan.

Tekanan absolut terdiri atas tekanan atmosfir p at dan tekanan ukur p g . Tekanan absolut
biasanya 1 bar (100 kPa) lebih besar dari tekanan relatif p g .

Gambar 1 Hubungan Tekanan Udara

4
Soal latihan:

Jika massa jenis air 1000 kg/m3 , percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan
tekanan udara luar 105 N/m, tentukan :

a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan

b) tekanan total yang dialami ikan

5
BAB 2
FLUIDA STATIS (HUKUM PASCAL DAN HUKUM ARCHIMEDES)

Fluida statis atau hidrostatika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang membahas
karakteristik fluida saat diam, biasanya membahas mengenai tekanan pada fluida ataupun
yang diberikan oleh fluida (gas atau cair) pada objek yang tenggelam didalamnya.

Fluida statis dipakai untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti kenaikan besar tekanan
air terhadap kedalamannya dan perubahan besar tekanan atmosfer terhadap ketinggian
pengukuran dari permukaan laut.

2.1. Massa Jenis

Massa jenis merupakan suatu ukuran kerapatan suatu benda dan didefinisikan sebagai berat
suatu benda dibagi dengan dengan volumenya. Semakin besar massa jenisnya, maka benda
tersebut memiliki kerapatan yang besar.
𝑚
𝜌=
𝑉
Dimana:

ρ merupakan massa jenis suatu benda (kg/m3)

m merupakan massa benda (kg)

V merupakan volume benda (m3)

Secara kasar, massa jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda dapat
mengapung di permukaan air. Benda/objek yang memiliki massa jenis lebih kecil akan selalu
berada di atas massa jenis yang lebih besar. Contohnya, minyak akan selalu mengapung
diatas permukaan air karena massa jenis minyak lebih kecil dari massa jenis air.

Semua benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besar dari massa jenis air akan selalu
tenggelam. Prinsip inilah yang dipakai oleh insinyur kapal dalam merancang kapal. Perhatikan
gambar dibawah ini, prinsip inilah yang dipakai sehingga kapal selam dapat menyelam dan
mengapung kembali ke permukaan laut.

6
2.2.Tekanan Hidrostatis

Tekanan hidrostatis (ketika fluida dalam keadaan diam) pada titik kedalaman berapapun tidak
dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana air, akan
berdasarkan luasan objek yang menerimanya atau kedalaman ukur. Tekanan hidrostatis
menekan ke segala arah dan didefinisikan sebagai gaya yang diberikan pada luasan yang
diukur atau dapat dihitung berdasarkan kedalamaan objeknya dengan persamaan

𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ

dimana:

ρ adalah berat jenis air (untuk air tawar, ρ = 1.000 kg/m3)

g adalah besar percepatan gravitasi (percepatan gravitasi di permukaan bumi sebesar


g = 9,81 m/s2)

h adalah titik kedalaman yang diukur dari permukaan air

Satuan tekanan adalah Newton per meter kuadrat (N/m2) atau Pascal (Pa). Contoh tekanan
hidrostatik yakni pada pada aliran darah atau yang biasa kita sebut sebagai tekanan darah,
merupakan tekanan yang diberikan oleh darah (sebagai fluida) terhadap dinding.

Tekanan mutlak merupakan tekanan total yang di alami benda atau objek yang berada
didalam air dan dinyatakan dengan

𝑃 = 𝑃ℎ + 𝑃𝑎𝑡𝑚

Dimana:

Patm merupakan tekanan atmosfer

Tekanan mutlak merupakan tekanan sebenarnya, sehingga jika kita melakukan eksperimen
dan mendapat data mengenai tekanan, maka perlu ditambah dengan tekanan atmosfer.

7
2.3. Hukum Pascal

Gambar Blaise Pascal

Hukum Pascal yaitu hukum yang menyatakan bahwa tekanan pada zat cair di dalam sebuah
ruang tertutup akan diteruskan ke semua arah dengan sama besar dan sama rata. Yang
memiliki arti bahwa tekanan yang menekan wadah besarnya sama di segala tempat.

Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang diberikan dibagi luasan yang menerima gaya
tersebut.
𝐹
𝑃=
𝐴
Dimana:

F merupakan besarnya gaya (Newton)

A merupakan luasan penampang (m2)


𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2

maka
𝐴1
𝐹1 = 𝑥𝐹
𝐴2 2

𝐷1 2
𝐹1 = ( ) 𝑥𝐹2
𝐷2

Dibawah ini merupakan satuan-satuan tekanan dan konversinya. Pascal merupakan satuan
internasional untuk tekanan, dan atm (atmosfer) merupakan satuan yang menunjukkan
tekanan atmosfer (tekanan atmosfer di atas permukaan laut sebesar 1 atm).

1 N/m2 1 Pascal
1N 1 x 105 dyne
1 atm 1 x 105 Pascal
1 atm 76 cmHg

Contoh Soal Fluida Statis dan Pembahasan

Contoh 1

8
Volume = A2h2 = A1h1
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2

Contoh 2

Sebuah bola besi yang bermassa 220 kg dan volume 0,2 m3 masuk ke dalam kolam. Apakah
bola tersebut akan tenggelam atau mengapung ke permukaan air?

Pembahasan:
𝑚𝑏𝑜𝑙𝑎
𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 =
𝑉𝑏𝑜𝑙𝑎
220𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 = = 1100 ⁄ 3
0,2𝑚3 𝑚

Diketahui bahwa

air = 1000kg/m3

Oleh karena

bola  air

maka bola akan tenggelam.

Contoh 3

Berapa besar balon yang diisi dengan gas mulia helium yang dibutuhkan untuk mengangkat
seorang lelaki yang bermassa 100 kg? Massa jenis helium sebesar.

he = 0,164 kg/m3

dan massa jenis udara sebesar

u = 1,29 kg/m3

Massa balon diabaikan.

Pembahasan:

9
Agar balon dapat mengangkat orang tersebut, maka massa lelaki + gas helium harus lebih
rendah dari massa udara.

mlk + mhe < mu

Diketahui bahwa

m = V

mlk + heV < uV


𝑚𝑙𝑘
𝑉>
𝜌𝑢 − 𝜌ℎ𝑒
100𝑘𝑔
𝑉>
𝑘𝑔⁄
(1,29 − 0,164)
𝑚3
V  88,8 m3

Sehingga dapat diketahui besar volume balon yang harus diisi dengan helium yakni harus
lebih besar dari 88,8 m3 agar lelaki tersebut dapat terangkat (massa jenisnya menjadi lebih
ringan dari massa jenis udara).

2.4. Hukum Archimedes

Archimedes adalah seorang matematikawan, ilmuwan, insinyur, penemu, dan astronomer dari
Yunani yang diperkirakan hidup sekitar 287 hingga 212 sebelum Masehi. Kisahnya yang
paling terkenal adalah ketika ia menemukan satu metode untuk menentukan volume suatu
objek yang memiliki bentuk yang tidak rata (irregular). Alkisah sebuah mahkota untuk Raja
Hiero II dipesan oleh sang raja dengan bahan baku yang disuplai dari sang raja yakni emas
murni. Setelah mahkota emas tersebut telah dibuat dan dipersembahkan kepada raja, namun
sang raja menduga adanya kecurangan yang dilakukan oleh si pembuat mahkota. Oleh
karena itu, Archimedes diperintahkan oleh raja untuk menentukan apakah mahkota tersebut
terbuat seluruhnya dari emas murni atau dipalsukan dengan mengganti bahan bakunya
menjadi perak seperti dugaan raja.

Archimedes harus memecahkan masalah tersebut tanpa harus merusak mahkota raja
tersebut yang berarti ia tidak boleh mencairkan mahkota tersebut untuk kemudian dicetak

10
menjadi bentuk yang rata agar dapat dihitung massa jenisnya. Ketika ia sedang berendam di
bak mandinya, dia menyadari bahwa ketinggian air pada bak mandi bertambah seiring ia
masuk ke dalam air. Iapun menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menentukan
volume mahkota raja (yang kita sebut dengan hukum Archimedes).

Air dianggap fluida yang tidak mampu mampat, jadi mahkota yang dicelupkan ke air akan
memindahkan volume air sebanyak volume mahkota tersebut. Dengan membagi massa
mahkota dengan volume air yang dipindahkan maka didapatkan massa jenis mahkota (massa
jenis emas lebih berat dari massa jenis perak, dan nilanya telah diketahui). Saking gembiranya
mengetahui hal ini, Archimedes kemudian berlari dari bak mandinya dengan keadaan
telanjang sambil meneriakkan “Eureka!” (dari bahasa Yunani yang berarti “Aku telah
menemukannya”). Hasil tes sesungguhnya dari mahkota raja telah menunjukkan bahwa
mahkota emas tersebut telah dicampur dengan perak.

Hukum Archimedes

Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda yang tercelup baik
keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka benda tersebut akan menerima dorongan
gaya ke atas (atau gaya archimedes). Besarnya gaya archimedes yang diterima, nilainya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut (berat = massa benda x
percepatan gravitasi) dan memiliki arah gaya yang bertolak belakang (arah gaya berat
kebawah, arah gaya archimedes ke atas).

Jika benda memiliki berat kurang dari berat air yang dipindahkannya, maka benda tersebut
akan mengapung (berat benda < gaya arcimedes atau benda < air). Jika benda memiliki berat
lebih dari berat air yang dipindahkannya, maka benda tersebut akan tenggelam (berat benda
> gaya archimedes atau benda  air). Dan benda akan melayang, jika beratnya sama dengan
berat air yang dipindahkan (berat benda = gaya archimedes), yang berarti massa jenis benda
sama dengan massa jenis air (benda = air).

Sesuai dengan bunyi hukum Archimedes di atas, maka besarnya gaya (B) dapat dihitung
dengan rumus hukum archimedes:

Gaya Archimedes,

11
B = air x g x Vair yang dipindahkan

Dimana,

air adalah massa jenis air

g adalah percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)

Vair yang dipindahkan adalah volume air yang dipindahkan oleh benda yang tercelup

Besarnya gaya archimedes (B), dapat pula langsung dicari dengan formula berikut:

B = mair yang dipindahkan x g

B = wair yang dipindahkan

Dimana, wair yang dipindahkan adalah berat air yang dipindahkan benda yang tercelup. Berarti,
semakin banyak volume yang tercelup atau semakin banyak air yang dipindahkan, maka
benda akan mendapat gaya archimedes yang semakin besar.

Untuk benda yang tercelup seluruhnya, hukum Archimedes dapat diformulasikan sebagai
berikut:

Wskala timbangan = wbenda – wair yang dipindahkan

B = wbenda – wskala timbangan

Dimana w merupakan berat (berat = massa x percepatan gravitasi). Perhatikan gambar


dibawah, pada saat ditimbang, benda memiliki massa sebesar 5 kg. Kemudian, benda
tersebut dicelupkan ke air seluruhnya sehingga memindahkan air sebanyak 2 kg. Maka, berat
benda yang tercelup akan berubah menjadi: 50 Newton – 20 Newton = 30 Newton. Jadi, pada
saat benda tercelup di air, massa benda akan menjadi lebih ringan akibat gaya archimedes
yang diterima benda. Itulah mengapa pada saat kita berenang, badan kita terasa lebih ringan
di dalam air dibanding di luar air.

Dari rumus hukum Archimedes di atas, diketahui hubungan massa jenis benda dengan massa
jenis air:
𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑤𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
=
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝐵

12
𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑤𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
=
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑤𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 − 𝑤𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

Khusus untuk benda yang mengapung berlaku:


𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
=
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑉𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎

Hukum Archimedes dapat menjelaskan mengapa suatu benda yang tercelup di air dapat
melayang, mengapung, dan tenggelam. Penerapan hukum Archimedes ini diantaranya
adalah perancangan kapal laut, bangunan lepas pantai (offshore), hingga kapal selam. Selain
gaya archimedes, hukum Archimedes juga dipakai untuk menentukan massa jenis suatu
benda padat, serta diterapkan pada stabilitas hidrostatik kapal yang mengapung di
permukaan air.

Hukum Archimedes diterapkan pada kapal selam. Kapal selam merupakan kapal yang dapat
mengubah-ubah massa jenisnya agar dapat menyelam, melayang dan mengapung di
permukaan air. Untuk mengubah massa jenisnya, kapal selam menambahkan massa
atau mengurangi massanya dengan cara memasukkan air atau mengeluarkan air. Agar dapat
menyelam, kapal selam memasukkan air sehingga massa kapal bertambah besar, begitu pula
sebaliknya jika kapal selam ingin kembali muncul ke permukaan. Prinsip kapal selam dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Contoh Soal Hukum Archimedes

13
Archimedes diperintahkan untuk menyelidiki apakah mahkota raja terbuat dari emas murni. Ia
menimbang mahkota tersebut dan pembacaan menunjukkan berat mahkota sebesar 8 kg
force. Lalu, mahkota tersebut ditimbang sambil dicelupkan ke air dan pembacaan
menunjukkan berat mahkota yang tercelup sebesar 7 kg force. Sebelumnya Archimedes telah
mengetahui perbandingan massa jenis emas dan massa jenis air adalah massa jenis air 19,3
:1

Solusi:

Diketahui besar gaya archimedes yang diterima mahkota tersebut:

B = wmahkota – wskala timbangan = 8 kgf – 7 kgf = 1 kgf

Dapat dicari massa jenis mahkota tersebut:


𝑤𝑚𝑎ℎ𝑘𝑜𝑡𝑎 8 𝑘𝑔𝑓 𝜌𝑒𝑚𝑎𝑠
= =8 < = 19,3
𝐵 1 𝑘𝑔𝑓 𝜌𝑎𝑖𝑟

Jadi, massa jenis mahkota raja didapat sebesar dimana jika mahkota tersebut terbuat dari
emas murni seharusnya memiliki massa jenis sebesar 19,3 g/cm3. Oleh karena itu,
Archimedes menimpulkan bahwa mahkota raja tersebut tidak terbuat dari emas murni.

14
BAB 3
FLUIDA DINAMIS

Untuk aliran fluida dalam pipa khususnya untuk air terdapat kondisi yang hams
diperhatikan dan menjadi prinsip utama, kondisi fluida tersebut adalah fluida
merupakan fluida inkompresibel, fluida dalam keadaan steady dan seragam.
Q= vxA

dimana:
Q = laju aliran (m3/s)
A = luas penampang aliran ( m2)
v = kecepatan aliran ( m/s )
Untuk aliran steady dalam pipa dengan diameter pipa konstan pada waktu yang
sama berlaku

v2
v1

1
2

Gambar Aliran Steady dan Seragam

3.1. Persamaan-Persamaan Untuk Aliran


Untuk aliran fluida adapun beberapa persaman-persaman yang digunakan yaitu:
1. Persamaan Kontinuitas
2. Persamaan Energi
3. Persamaan Bernoulli

3.1.1. Persamaan Kontinuitas


Persamaan kontinuitas digunakan untuk menyeimbangkan kapasitas aliran dan volume
untuk sebuah jaringan distribusi. Dengan asumsi fluida merupakan fluida inkompresibel
dengan massa jenis () konstan.
𝑚
𝜌=
𝑉

dimana :
 = massa jenis ( kg/m3)
m= massa ( kg)
V = volume ( m3 )

dimana:
∆𝑉
𝑄𝑖𝑛 = 𝑄𝑜𝑢𝑡 ±
∆𝑡

15
V= perubahan volume (m3 )
t = interval waktu

3.1.2. Persamaan Energi


Persamaan energi menunjukkan keseimbangan energi yaitu energi masuk sama
dengan energi keluar dan dinyatakan dalam persamaan
E1 = E2
Energi yang terkandung di dalam fluida yang sedang mengalir
• Energi Potensial Tekanan
• Energi Potensial Gravitasi
• Energi Kinetik

Energi Potensial Tekanan


Adalah energi yang dimiliki oleh sebuah fluida, secara khayal akibat tekanannya. Jika
fluida dengan tekanan p, maka energi potensial tekanan fluida adalah:
Ept = pV

Energi Potensial Gravitasi


Adalah energi yang dimiliki oleh fluida secara khayal akibat posisinya. Jika fluida dengan
massa m berada z meter di atas suatu titik acuan, maka energi potensial partikel cairan
adalah:

Epg = m.g.z

Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh fluida secara khayal akibat gerakan atau
kecepatan fluida tersebut. Jika fluida dengan massa m mengalir dengan kecepatan rata-
rata v (m/s), maka energi kinetik fluida adalah:
Ek = ½ mv2

Energi total yang dimiliki oleh partikel fluida yang bergerak adalah penjumlahan dari
energi potensial tekanan, energi potensial gravitasi, dan energi kinetik.
Etot = pV +mgz + ½mv2

3. Persamaan Bernoulli
Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan pada
hokum Newton II. Persamaan ini diturunkan dengan anggapan bahwa:
1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi akibat
gesekan adalah nol).
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair adalah
konstan).
3. Aliran adalah kontinu dan sepanjang garis arus.
4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang.
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.

Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai head

16
pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik lain
sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada energi yang
ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari fluida.
Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang disebut dengan persamaan
Bernoulli.

p2

p1 v2
z2
v1
z1
1

1
2

E1 = E2

p1V +mgz1 + ½mv12 = p2V +mgz2 + ½mv22


menjadi:
p1 + gz1 + ½v12 = p2 + gz2 + ½v22
bentuk lain persamaan Bernoulli:
𝑝1 1 𝑝2 1
+ 𝑔𝑧1 + 𝑣12 = + 𝑔𝑧2 + 𝑣22
𝜌 2 𝜌 2
2 2
𝑝1 𝑣1 𝑝2 𝑣2
+ 𝑧1 + = + 𝑧2 +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
Dimana:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2
v1 dan v2 = kecepatan aliran pada posisi 1 dan 2
z1 dan z2 = ketinggian posisi 1 dan 2 terhadap acuan yang sama
 = massa jenis

 = berat jenis fluida


g = percepatan gravitasi = 9,81 m/s2

Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi antara dua
titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head losses terjadi
diantara dua titik. Jika head losses ini tidak diperhitungkan maka akan menjadi masalah
dalam penerapannya di lapangan. Jika head losses dinotasikan dengan HL maka
persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis menjadi persamaan baru

𝑝1 𝑣12 𝑝2 𝑣22
+ 𝑧1 + = + 𝑧2 + + 𝐻𝐿
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Persamaan diatas dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak permasalahan tipe

17
aliran, biasanya untuk fluida inkompresibel tanpa adanya penambahan panas atau
energi yang diambil dari fluida.
Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan aliran fluida yang mengalami
penambahan energi untuk menggerakkan fluida oleh peralatan mekanik, misalnya
pompa, turbin, dan peralatan lainnya.

3.2. Jenis Aliran Fluida

Aliran fluida dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu aliran laminar ,aliran transisi dan aliran
turbulen. Jenis aliran ini didapatkan dari hasil eksperiman yang dilakukan oleh Osborne
Reynold tahun 1883. Jika air mengalir melalui sebuah pipa berdiameter d dengan
kecepatan rata-rata V maka dapat diketahui jenis aliran yang terjadi. Berdasarkan
eksperimen tersebut maka didapatkan bilangan reynold dimana bilangan ini tergantung
pada kecepatan fluida, kerapatan, viskositas, dan diameter.
Aliran dikatakan laminar jika partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti
lintasan yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi
apabila kecepatan kecil atau kekentalan besar. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel
fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan
rata-rata saja yang mengikuti sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan
kekentalan zat cair kecil.

Bilangan Reynold (Re) dapat dihitung dengan persamaan :

ρDv
Re =
μ
dimana:
 =massa jenis fluida (kg/m3 )
D= diameter dalam pipa (m)
v =kecepatan aliran fluida (m/s)
µ = viskositas dinamik fluida (Pa.s)

Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas kinematik
() maka bilangan Reynold dapat juga dinyatakan:
𝜇
 = 𝜌 sehingga
𝐷. v
Re =

Berdasarkan percobaan aliran didalam pipa, Reynolds menetapkan bahwa untuk angka
Reynolds dibawah 2300, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair maka
disebut aliran laminar. Aliran akan menjadi turbulen apabila angka Reynolds lebih besar
dari 4000. Apabila angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut (2000 < Re <
4000) disebut aliran transisi.

18
3.3. Metode Pendistibusian Air

Sistem Gravitasi
Metode pendistribusian dengan sistem gravitasi bergantung pada topografi sumber air
yang ada dan daerah pendistribusiannya. Biasanya sumber air ditempatkan pada
daerah yang tinggi dari daerah distribusinya. Air yang didistribusikan dapat mengalir
dengan sendirinya tanpa pompa. Adapun keuntungan dengan sistem ini yaitu energi
yang dipakai tidak membutuhkan biaya, sistem pemeliharaan yang murah.

Sistem Pemompaan
Metode ini menggunakan pompa dalam mendistribusikan air menuju daerah distribusi.
Pompa langsung dihubungkan dengan pipa yang menangani pendistribusian. Dalam
pengoperasiannya pompa terjadwal untuk beroperasi sehingga dapat menghemat
pemakaian energi. Keuntungan dari metode ini yaitu tekanan pada daerah distribusi
dapat terjaga.

Sistem Gabungan Keduanya


Metode ini merupakan gabungan antara metode gravitasi dan pemopaan yang biasanya
digunakan untuk daerah distribusi yang berbukit-bukit.

Kerugian Head
Kerugian Head Mayor

Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan
oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan
yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil).

Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari dua
rumus berikut, yaitu:
1. Persamaan Darcy-Weisbach
𝐿 v2
HL = f
𝐷 2g
dimana:
HL = kerugian head karena gesekan (m)
f = faktor gesekan (diperoleh dari diagram Moody)
D = diameter internal pipa (m)
L = panjang pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (g=9,81 m/s2)
Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida di
dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy-Weisbach.
Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2000, faktor gesekan
dihubungkan dengan bilangan Reynold, dinyatakan dengan rumus:

f = 64/Re

19
Tabel Nilai kekasaran dinding untuk berbagai pipa komersil

Kekasaran
Bahan
ft m
Riveted Steel 0,003 -0,03 0,0009 - 0,009
Concrete 0,001 - 0,01 0,0003 - 0,003
Wood Stave 0,0006 - 0,003 0,0002 - 0,009
Cast Iron 0,00085 0,00026
Galvanized Iron 0,0005 0,00015
Asphalted Cast Iron 0,0004 0,0001
Commercial Steel or Wrought Iron 0,00015 0,000046
Drawn Brass or Copper Tubing 0,000005 0,0000015
Glass and Plastic "smooth" "smooth"
Sumber: Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hi ll.
New York. 1987, hat. 134.

20
BAB 4

SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

4.1. Sistem Hidrolik

Hidrolik berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata hydro yang berati air dan aulos yang
berarti pipa. Sehingga hydrolic dapat diartikan sebagai sistem yang menerapkan pipa dengan
cairan.

Namun pada masa sekarang ini sistem hidrolik kebanyakan tidak hanya menggunakan air
tetapi air bercampuran (water emulsion) atau oli saja.

4.1.1. Fungsi / tugas cairan hidrolik

Fungsi atau tugas cairan hidrolik adalah:

• Penerus tekanan atau penerus daya.


• Pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
• Pendingin
• Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
• Pencegah korosi
• Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen.
• Sebagai pengirim isyarat (signal)

4.1.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Hidrolik

Dalam sebuah sistem hidrolik akan didapatkan keuntungan-keuntungan bila dibandingkan


dengan sistem mekanik antara lain:

1. Pemindahan gaya dan daya lebih besar


2. Suatu pembalikan arah secara cepat dapat dilakukan dengan mudah
3. Pengaturan arah, kecepatan dan tekanan dapat dilakukan dengan mudah, sehingga
gerakan bisa lebih teratur
4. Pemindahan gaya dapat dilakukan ke ternpat yang jauh, yaitu dengan memasang
jaringan pipa, tanpa mengganggu sistem yang lain
5. Penempatan dan pengaturan komponen-komponen hidrolik lebih sederhana dan
tidak diperlukan tempat yang besar.

Sedangkan kerugian-kerugiannya adalah:

21
1. Karena gesekan di dalam saluran-salurannya bisa menyebabkan oli panas dan ini
akan menyebabkan perubahan viskositas oli
2. Bagian-bagian tertentu harus dibuat sangat cermat
Guncangan dan penyusutan pipa-pipa dan hose karena tekanan dapat menyebabkan
lepasnya sambungan-sambungan.

4.1.3. Viskositas (Kekentalan) Cairan

Yang dimaksud dengan viskositas ialah berapa besarnya tahanan di dalam cairan itu untuk
mengalir. Apabila cairan itu mudah mengalir dia dikatakan bahwa viskositasnya rendah dan
kondisinya encer. Jadi semakin kental kondisi cairan dikatakan viskositasnya semakin tinggi.

Satuan viskositas

Untuk mengukur besar viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem standar
internasioanal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik (kinematic viscosity)
dengan satuan ukuran mm2/s atau cm2/s.

VK dalam satuan 1 cm2/s = 100 mm2/s.

cm2/s juga diberi nama Stokes (St) berasal dari nama Sir Gabriel Stokes (1819-1903).

mm2/s disebut centi-Stoke ( cSt). Jadi 1 St = 100 cSt.

Gambar 1. Sir Gabriel Stokes (1819-1903)

Disamping satuan tersebut di atas terdapat satuan yang lain yang juga digunakan dalam
sistem hidrolik yaitu :

• Redwood 1; satuan viskositas diukur dalam sekon dengan simbol ( R1 ).


• Saybolt Universal; satuan viskositas juga diukur dalam sekon dan dengan simbol (SU).
• Engler; satuan viskositas diukur dengan derajat engler ( oE )
Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat digunakan faktor berikut:

R1 = 4,10 VK

SU = 4,635 VK

E = 0,132 VK.

22
Dalam standar ISO viskositas cairan hidrolik diklasifikasikan menjadi beberapa viscosity
Grade dan nomor gradenya diambil kira-kira pertengahan antara viskositas minimum ke
viskositas maximum.

Tabel Daftar Viskositas Grade ISO

Jadi yang digunakan untuk pemberian nomor VG adalah angka pembulatan dari pertengahan
diantara viskositas min. dan viskositas max.

Misal : ISO VG 22 , angka 22 diambil dari rata-rata antara 19,80 dan 24.20.

Karena oli untuk pelumas gear box juga sering digunakan untuk instalasi hidrolik maka grade
menurut SAE juga dibahas di sini. Berikut ini adalah grading berdasarkan SAE dan
konversinya dengan ISO-VG. Dijelaskan juga di sini aplikasi penggunaan oli hidrolik sesuai
dengan nomor gradenya.

23
Tabel Grading Berdasarkan SAE dan Konversinya Dengan ISO-VG

4.1.3. Viscosity Margins

Maksud dari viscosity margins adalah batas-batas atas dan bawah yang perlu diketahui.
Karena untuk viskositas yang terlalu rendah akan mengakibatkan daya pelumas kecil, daya
perapat kecil sehingga mudah bocor. Sedangkan apabila viscositas terlalu tinggi juga akan
meningkatkan gesekan dalam cairan sehingga memerlukan tekanan yang lebih tinggi .

24
Tabel Batas Viskositas yang Ideal

4.1.4. Viscometer

Viscometer adalah alat untuk mengukur besar viskositas suatu cairan. Ada beberapa macam
viscometer antara lain :

Ball Viscometer atau Falling sphere viscometer.

Besar viskositas kenematik adalah kecepatan bola jatuh setinggi h dibagi dengan berat jenis
cairan yang sedang diukur. (lihat gambar 1)

Gambar 2. Falling sphere viscometer

25
Capillary Viscometer

Gambar 2. Capilary viscometer

Cara pengukurannya adalah sebagai berikut: (lihat gambar 2)

Cairan hidrolik yang akan diukur dituangkan melalui lubang A hingga ke kontainer E yang
suhunya diatur. Melalui kapiler C zat cair dihisap hingga naik pada labu D sampai garis L1,
kemudian semua lubang ditutup. Untuk mengukurnya , buka bersama-sama lubang A,B dan
C dan hitung waktu yang digunakan oleh cairan untuk turun sampai ke L2 . Waktu tersebut
menunjukkan viskositas cairan. Makin kental cairan hidrolik akan makin lama untuk turun dan
berarti viskositas makin besar.

4.1.5. Kesetaraan antara keempat sistem satuan

Indeks Viskositas (Viscosity Index)

Yang dimaksud dengan indeks viskositas atau viscosity index (VI) ialah angka yang
menunjukkan rentang perubahan viskositas dari suatu cairan hidrolik berhubungan dengan
perubahan suhu. Dengan demikian viscosity index ini digunakan sebagai dasar dalam
menentukan karakteristik kekentalan cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan
temperatur. Mengenai viskositas indeks ini ditetapkan dalam DIN ISO 2909.

Cairan hidrolik dikatakan memiliki viscositas index tinggi apabila terjadinya perubahan
viskositas kecil (stabil) dalam rentang perubahan suhu yang relatif besar. Atau dapat

26
dikatakan bahwa cairan hidrolik ini dapat digunakan dalam rentang perubahan suhu yang
cukup besar.

Cairan hidrolik terutama oli hidrolik diharapkan memiliki viscosity index (VI) = 100. Bahkan
kebanyakan oli hidrolik diberi tambahan bahan (additives) yang disebut “ VI improvers “ untuk
meningkatkan VI menjadi lebih tinggi dari 100. Oli hidrolik dengan indeks viskositas tinggi juga
disebut multigrade oils.

Gambar 3. Ubbelohde’s viscosity–temperature diagram

Untuk mengetahui perubahan viskositas ini perhatikan Ubbelohde’s viscosity–temperature


diagram berikut ini (gambar 3).

Viscosity-Pressure Characteristics

Hal ini juga penting diketahui karena dengan meningkatnya tekanan, meningkat pula viscosity
index. Gambar 4 berikut ini menunjukkan diagram viscosity pressure characteristic.

Gambar 4. viscosity pressure characteristic

27
4.1.6. Karakteristik Cairan Hidrolik yang Dikehendaki

Cairan hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi persyaratan dalam
menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang diperlukan antara lain adalah :

1. Kekentalan (Viskositas ) yang cukup.


Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi fungsinya
sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang terbentuk akan
sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan.
2. Indeks Viskositas yang baik.
Dengan viscosity index yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil
digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
3. Tahan api ( tidak mudah terbakar )
Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung timbul api
atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
4. Tidak berbusa ( Foaming )
Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-gelembung
udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable
dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi
kemungkinan terjilat api akan lebih besar.
5. Tahan dingin
Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah
membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang kehendaki
oleh cairan hidrolik berkisar antara 100 – 150 C di bawah suhu permulaan mesin
dioperasikan ( start-up ). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya block (penyumbatan)
oleh cairan hidrolik yang membeku.
6. Tahan korosi dan tahan aus.
Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi
korosi maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
7. Water separable (De mulsibility)
Yang dimaksud dengan de-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik untuk
memisahkan air dari cairan hidrolik. Mengapa air harus dipisahkan dari cairan hidrolik,
karena air akan mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam.
8. Minimal compressibility
Secara teoritis cairan adalah uncompressible (tidak dapat dikompres). Tetapi
kenyataannya cairan hidrolik dapat dikompres sampai dengan 0,5 % volume untuk
setiap penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar

28
relatif tidak dapat dikompres atau kalaupun dapat dikompres kemungkinannya sangat
kecil.

4.1.7. Macam-macam Cairan Hidrolik

Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya. Tetapi dalam
sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti telah dibahas
sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja sistem.

Secara garis besar cairan hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Oli hidrolik (Hydraulic oils)


Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas pada
mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri.
Menurut standar DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta
komposisinya oli hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas:
• Hydraulic oil HL
• Hydraulic oil HLP
• Hydraulic oil HV
Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai berikut:

Misalnya oli hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :

H = Oli hidrolik

L = kode untuk bahan tambahan oli (additive) guna meningkatkan pencegahan


korosi dan / atau peningkatan umur oli

P = kode untuk additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.

68 = tingkatan viskositas oli (lihat tabel pada HO 4)

Tabel Sifat-Sifat Khusus dan Kesesuaian Penggunaannya

Kode Sifat khusus Penggunaan

HL Meningkatkan kemampuan Digunakan pada sistem hidrolik yang bekerja


mencegah korosi dan kestabilan oli pada suhu tinggi dan untuk tempat yang
hidrolik. mungkin tercelup air

HLP Meningkatan ketahanan terhadap Seperti pada pemakaian HL, juga digunakan
aus. untuk sistem yang gesekannya tinggi

29
HV Meningkatkan indeks viskositas ( VI Seperti pemakaian HLP, juga digunakan secara
) luas untuk sistem yang fluktuasi perubahan
temperaturnya cukup tinggi.

b. Cairan Hidrolik tahan Api (Low flammabilty)


Yang dimaksud dengan cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang tidak mudah
atau tidak dapat terbakar.
Cairan hidrolik semacam ini digunakan oleh sistem hidrolik pada tempat-tempat atau
mesin-mesin yang resiko kebakarannya cukup tinggi seperti :
• Die casting machines
• Forging presses
• Hard coal mining
• Control units untuk power station turbines
• Steel works dan rolling mills.
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan air atau
dari oli sintetis.
Tabel Jenis-Jenis Cairan Hidrolik Tahan Api

Kode No: pada lembar Komposisi Persentase ( % )


stadar VDMA kandungan air

HFA 24 320 Oil-water emulsions 80 - 98

HFB 24 317 Water-oil emulsions 40

HFC 24 317 Hydrous solutions, e.g : 35 - 55


Water glycol

HFD 24 317 Anhydrous liquid, e.g : 0 - 0,1


Phosphate ether

30
Tabel Perbandingan Antara Macam-Macam Cairan Hidrolik

4.1.8. Pemeliharaan Cairan Hidrolik

Cairan hidrolik termasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau bahkan tidak baik
terhadap cairan hidrolik akan semakin menambah mahalnya harga sistem hidrolik.
Sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentang perlakuan/pemeliharaan cairan
hidrolik maka kerusakan cairan maupun kerusakan komponen sistem akan terhindar dan
cairan hidrolik maupun sistem akan lebih awet.

Panduan pemeliharaan cairan hidrolik

• Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan terlindung (dari
hujan, panas dan angin).
• Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk menambah atau
mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga peralatan yang bersih untuk
memasukkannya.
• Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan (pre-filter).
• Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan kondisi cairan
hidrolik.
• Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang digunakan
untuk pengisian cairan hidrolik.
• Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok cairan hidrolik )
• Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
• Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin
(cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang un-
loading pump atau excessive resistance.

31
• Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenance
man yang terlatih.
• Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang berbeda), pasti-
kan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan yang baru. Demikian
pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara baik dan benar-benar bersih.

4.2. Prinsip Dasar Pneumatik


4.2.1. Tekanan
Setiap gaya yang bekerja pada permukaan suatu benda akan memberikan tekanan. Begitu
juga jika gaya bekerja pada sebuah bidang, gaya tersebut akan memberikan tekanan. Selain
pada zat padat, gaya juga menimbulkan tekanan pada fluida, seperti zat cair dan gas.

Tekanan yang ditimbulkan pada setiap wujud zat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
besarnya gaya dan luas bidang, tempat gaya bekerja. Jika gaya bekerja pada sebuah bidang
yang luas, tekanan yang ditimbulkan akan lebih kecil. Sebaliknya, jika gaya bekerja pada
bidang yang sempit tekanan yang ditimbulkannya akan lebih besar. Jadi dapat dikatakan
bahwa tekanan berbanding terbalik dengan luas bidang permukaan. Jika gaya besar bekerja
pada sebuah benda, maka tekanan pada benda itu besar. Jadi dapat dikatakan bahwa
tekanan sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda itu. Hubungan antara tekanan
dengan gaya dan luas bidang dirumuskan dengan persamaan :

F
p=
A
dimana:

p = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas bidang (m2)
Dalam pemakaian di industri satuan pascal terlalu kecil, sehingga dipergunakan satuan lain
yaitu bar yang besarnya sama dengan 100kPa.

1 bar = 105 Pa =100.000 Pa= 0,1MPa.


Di negara-negara yang tidak menggunakan satuan SI menggunakan satuan lain yaitu pounds
force per square inch (psi). Jika dikonversikan dengan bar atau pascal menjadi sebagai berikut
:

32
1bar = 14,5 psi

1psi = 0,6895 bar = 0,7 bar = 7000 Pa


Karena segala sesuatu di bumi ini menerima tekanan yaitu tekanan absolut atmosfir (p at ),
maka tekanan ini tidak bisa dirasakan. Pada umumnya tekanan atmosfir dianggap sebagai
tekanan dasar, sedangkan yang bervariasi (akibat penyimpangan nilai) adalah:

Tekanan ukur (tekanan relatif) = pg


Tekanan vakum = pv
Hal ini digambarkan pada diagram gambar 7.1. Tekanan atmosfir tidak mempunyai nilai yang
konstan. Variasi nilainya tergantung pada letak geografis dan iklimnya. Daerah dari garis nol
tekanan absolut sampai garis tekanan atmosfir disebut daerah vakum dan di atas garis
tekanan atmosfir adalah daerah tekanan.

Tekanan absolut terdiri atas tekanan atmosfir p at dan tekanan ukur p g . Tekanan absolut

biasanya 1 bar (100 kPa) lebih besar dari tekanan relatif p g .

Gambar 1 Hubungan Tekanan Udara

4.2.2. Komposisi Udara

Udara di permukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas. Komposisi
dari macam-macam gas tersebut adalah sebagai berikut :

• 78 % vol.gas nitrogen
• 21 % vol.gas oksigen.
• 01 % vol.gas carbon dioksid,argon,helium,krypton,neon dan xenon.

Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer dan sebagai penyimpan
tenaga (daya), yaitu dengan cara dikempa atau dipampatkan.

Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir. Sedangkan sifat
utama udara sehingga digunakan sebagai media penyimpan tenaga (daya) adalah sifat
compressible (dapat dikempa).

33
4.2.3. Karakteristik Udara

Karakteristik udara adalah:

1. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah .


2. Volume udara tidak tetap.
3. Udara dapat dikempa (dipadatkan) .
4. Berat jenis udara 1,3 kg/m3
5. Udara tidak berwarna

4.2.4. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan udara Kempa

Keuntungan Pemakaian Pneumatik

a. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut:

1) Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.


2) Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke
atmosfir, sistem elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik.
3) Udara bertekanan dapat diangkut dengan mudah melalui saluran-saluran dengan
jarak yang besar, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan dan
menggunakan saluran melingkar semua pemakai dalam satu perusahaan dapat
dilayani udara bertekanan dengan tekanan tetap dan sama besarnya. Melalui saluran-
saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disediakan
dimana saja dalam perusahaan.
b. Dapat disimpan dengan mudah :

1) Sumber udara bertekanan ( kompresor ) hanya menyerahkan udara bertekanan kalau


udara bertekanan ini memang digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti
halnya pada pompa peralatan hidrolik.
2) Pengangkutan ke dan penyimpanan dalam tangki-tangki penampung juga
dimungkinkan.
3) Suatu daur kerja yang telah dimulai selalu dapat diselesaikan, demikian pula kalau
penyediaan listrik tiba-tiba dihentikan.
c. Bersih dan kering

1) Udara bertekanan adalah bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda-
benda kerja maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
2) Udara bertekanan adalah kering. Bila terdapat kerusakan pipa-pipa tidak akan ada
pengotoran-pengotoran, bintik minyak dansebagainya.
3) Dalam industri pangan , kayu , kulit dan tenun serta pada mesin-mesin pengepakan
hal yang memang penting sekali adalah bahwa peralatan tetap bersih selama bekerja.
Sistem pneumatik yang bocor bekerja merugikan dilihat dari sudut ekonomis, tetapi
dalam keadaan darurat pekerjaan tetap dapat berlangsung. Tidak terdapat minyak
bocoran yang mengganggu seperti pada sistem hidrolik.

34
d. Tidak peka terhadap suhu

1) Udara bersih ( tanpa uap air ) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang
tinggi atau pada nilai-nilai yang rendah, jauh di bawah titik beku ( masing-masing
panas atau dingin ).
2) Udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat-tempat yang sangat panas,
misalnya untuk pelayanan tempa tekan, pintu-pintu dapur pijar, dapur pengerasan
atau dapur lumer.
3) Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam
lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri-industri baja atau bengkel-
bengkel tuang (cor).
e. Aman terhadap kebakaran dan ledakan

1) 1) Keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak mengandung
bahaya kebakaran maupun ledakan.
2) Dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau gas-gas
yang dapat meledak dapat dibebaskan, alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa
dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik
dalam banyak hal tidak diinginkan.
f. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja. Sifat udara tahan panas.

g. Rasional (menguntungkan)

1) Pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga otot. Hal ini sangat
penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi.
2) Komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa pengecualian adalah lebih
murah jika dibandingkan dengan komponen-komponen peralatan hidrolik.
h. Kesederhanaan (mudah pemeliharaan)

1) Karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan hampir tidak


peka gangguan.
2) Gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa komponen mekanik,
seperti tuas-tuas, eksentrik, cakera bubungan, pegas, poros sekerup dan roda gigi.
3) 3) Konstruksinya yang sederhana menyebabkan waktu montase (pemasangan)
menjadi singkat, kerusakan-kerusakan seringkali dapat direparasi sendiri, yaitu oleh
ahli teknik, montir atau operator setempat.
4) Komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan setelah dibuka dapat
digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.
i. Sifat dapat bergerak

Selang-selang elastik memberi kebebasan pindah yang besar sekali dari komponen
pneumatik ini.

j. Aman

Sama sekali tidak ada bahaya dalam hubungan penggunaan pneumatik, juga tidak jika
digunakan dalam ruang-ruang lembab atau di udara luar. Pada alat-alat elektrik ada bahaya
hubungan singkat.

k. Dapat dibebani lebih ( tahan pembebanan lebih )

35
Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan sedemikian
rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap
pembebanan lebih. Komponen-komponen ini juga dapat direm sampai keadaan berhenti
tanpa kerugian.

1) Pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi
tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
2) Suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban lebih tanpa rusak.
3) Silinder-silinder gaya tak peka pembebanan lebih dan dengan menggunakan katup-
katup khusus maka kecepatan torak dapat disetel tanpa bertingkat.
l. Jaminan bekerja besar

Jaminan bekerja besar dapat diperoleh karena :

1) Peralatan serta komponen bangunannya sangat tahan aus.


2) Peralatan serta komponen pada suhu yang relatif tinggi dapat digunakan sepenuhnya
dan tetap demikian.
3) Peralatan pada timbulnya naik turun suhu yang singkat tetap dapat berfungsi.
4) Kebocoran-kebocoran yang mungkin ada tidak mempengaruhi ketentuan bekerjanya
suatu instalasi.
m. Biaya pemasangan murah

1) Mengembalikan udara bertekanan yang telah digunakan ke sumbernya (kompresor)


tidak perlu dilakukan. Udara bekas dengan segera mengalir keluar ke atmosfir,
sehingga tidak diperlukan saluran-saluran balik, hanya saluran masuk saja.
2) Suatu peralatan udara bertekanan dengan kapasitas yang tepat, dapat melayani
semua pemakai dalam satu industri. Sebaliknya, pengendalian-pengendalian hidrolik
memerlukan sumber energi untuk setiap instalasi tersendiri (motor dan pompa).
n. Pengawasan (kontrol)

Pengawasan tekanan kerja dan gaya-gaya atas komponen udara bertekanan yang berfungsi
dengan mudah dapat dilaksanakan dengan pengukur-pengukur tekanan (manometer).

o. Fluida kerja cepat

1) Kecepatan-kecepatan udara yang sangat tinggi menjamin bekerjanya elemen-elemen


pneumatik dengan cepat. Oleh sebab itu waktu menghidupkan adalah singkat dan
perubahan energi menjadi kerja berjalan cepat.
2) Dengan udara mampat orang dapat melaksanakan jumlah perputaran yang tinggi (
Motor Udara ) dan kecepatan-kecepatan piston besar (silinder-silinder kerja ).
3) Udara bertekanan dapat mencapai kecepatan alir sampai 1000 m/min (dibandingkan
dengan energi hidrolik sampai 180 m/min ).
4) Dalam silinder pneumatik kecepatan silinder dari 1 sampai 2 m/detik mungkin saja (
dalam pelaksanaan khusus malah sampai 15 m/detik ).
5) Kecepatan sinyal-sinyal kendali pada umumnya terletak antara 40 dan 70 m/detik
(2400 sampai 4200 m/min)
p. Dapat diatur tanpa bertingkat

1) Dengan katup pengatur aliran, kecepatan dan gaya dapat diatur tanpa bertingkat mulai
dari suatu nilai minimum (ditentukan oleh besarnya silinder) sampai maksimum
(tergantung katup pengatur yang digunakan).

36
2) Tekanan udara dengan sederhana dan kalau dibutuhkan dalam keadaan sedang
bekerja dapat disesuaikan dengan keadaan.
3) Beda perkakas rentang tenaga jepitnya dapat disetel dengan memvariasikan tekanan
udara tanpa bertingkat dari 0 sampai 6 bar.
4) Tumpuan-tumpuan dapat disetel guna mengatur panjang langkah silinder kerja yang
dapat disetel terus-menerus (panjang langkah ini dapat bervariasi sembarang antara
kedua kedudukan akhirnya).
5) Perkakas-perkakas pneumatik yang berputar dapat diatur jumlah putaran dan momen
putarnya tanpa bertingkat.
q. Ringan sekali

Berat alat-alat pneumatik jauh lebih kecil daripada mesin yang digerakkan elektrik dan
perkakas-perkakas konstruksi elektrik (hal ini sangat penting pada perkakas tangan atau
perkakas tumbuk). Perbandingan berat (dengan daya yang sama) antara :

• motor pneumatik : motor elektrik = 1 : 8 (sampai 10)


• motor pneumatik : motor frekuensi tinggi = 1 : 3 (sampai 4)
r. Kemungkinan penggunaan lagi (ulang)

Komponen-komponen pneumatik dapat digunakan lagi, misalnya kalau komponen-komponen


ini tidak dibutuhkan lagi dalam mesin tua.

s. Konstruksi kokoh

Pada umumnya komponen pneumatik ini dikonstruksikan secara kompak dan kokoh, dan oleh
karena itu hampir tidak peka terhadap gangguan dan tahan terhadap perlakuan-perlakuan
kasar.

t. Fluida kerja murah

Pengangkut energi (udara) adalah gratis dan dapat diperoleh senantiasa dan dimana saja.
Yang harus dipilih adalah suatu kompresor yang tepat untuk keperluan tertentu; jika
seandainya kompresor yang dipilih tidak memenuhi syarat, maka segala keuntungan
pneumatik tidak ada lagi.

4.2.5. Kerugian / terbatasnya Pneumatik

a. Ketermampatan (udara).

Udara dapat dimampatkan. Tidak mungkin untuk mewujudkan perubahan kecepatan piston
terhadap bebannya perlahan-lahan dan tetap.

b. Gangguan Suara (Bising)

Udara yang ditiup keluar menyebabkan kebisingan (desisan) mengalir ke luar, terutama dalam
ruang-ruang kerja sangat mengganggu.

c. Kelembaban udara

Kelembaban udara dalam udara bertekanan pada waktu suhu menurun dan tekanan
meningkat dipisahkan sebagai tetesan air (air embun).

d. Kehilangan energi dalam bentuk kalor.

37
Energi kompresi adiabatik dibuang dalam bentuk kalor dalam pendingin antara dan akhir.
Kalor ini hilang sama sekali dan kerugian ini hampir tidak dapat dikurangi.

e. Pelumasan udara bertekanan

Oleh karena tidak adanya sistem pelumasan untuk bagian-bagian yang bergerak, maka
bahan pelumas ini dimasukkan bersamaan dengan udara yang mengalir, untuk itu bahan
pelumas harus dikabutkan dalam udara bertekanan.

f. Gaya tekan terbatas

1) Dengan udara bertekanan hanya dapat dibangkitkan gaya yang terbatas saja. Untuk
gaya yang besar, pada tekanan jaringan normal dibutuhkan diameter piston yang
besar.
2) Penyerapan energi pada tekanan-tekanan kejutan hidrolik dapat memberi jalan
keluar.
g. Ketidakteraturan

Suatu gerakan teratur hampir tidak dapat diwujudkan :

1) Pada pembebanan berganti-ganti


2) Pada kecepatan-kecepatan kecil (kurang dari 0,25 cm/det) dapat timbul ‘stick-slip
effect’.
h. Tidak ada sinkronisasi

Menjalankan dua silinder atau lebih paralel sangat sulit dilakukan.

4.2.6. Komponen-komponen Sistem Pneumatik

Peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan udara bertekanan:

1. Kompressor udara
2. Tangki udara
3. Saringan udara (air filter)
4. Pengering udara (air dryer)
5. Pengatur tekanan (pressure regulator)
6. Baut tap (drainage point)
7. Pemisah oli (oil separator)
Kondisi yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan udara bertekanan:

• Perlu memantau kebersihan udara, kandungan air embun, kandungan oli pelumas dan
sebagainya.
• Tekanan udara perlu dipantau apakah sudah sesuai dengan ketentuan.
• Pengeluaran udara buang apakah tidak berisik/bising
• Katup pengaman/regulator tekanan udara perlu dipantau apakah bekerja dengan baik.
• Setiap sambungan (konektor) perlu dipantau agar dipastikan cukup kuat dan rapat.

38
BAB 5
APLIKASI AIR CONDITIONER

5.1. Kompresor (Compressor)

Sebagai elemen AC yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi freon/refrigerant ke condenser.

Gambar Kompresor Tipe Rotary

39
Gambar Kompresor Jenis Torak (Piston)

Kompresor memberikan tekanan pada zat pendingin (refrigerants) agar bersikulasi pada
sistem. Kompresor ada dua jenis yaitu jenis:

1. Rotari (gerakan rotor di dalam stator kompresor akan menghisap dan menekan zat
pendingin ) dan
2. Torak (untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan torak di
dalam silinder kompresor).
Agar kinerja kompresor tidak terlalu membebani mesin dan lebih awet maka dipasangi alat
bernama pressure swicth untuk mengatur secara otomatis jalannya kompresor.

Keuntungan kompresor rotari:

• Karena setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap dan tekan secara
bersamaan, maka momen putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih kecil.
• Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil & menghemat tempat.

Kerugian:

40
Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada volume yang
besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan
gesekan.

5.2. Kondensor (Condenser)

Komponen ini mempunyai tugas untuk mendinginkan freon/refrigerant (mengubah freon


menjadi cairan yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi).

Kondensor mendinginkan atau memperkecil kalor zat pendingin yang telah diberi tekanan
oleh kompresor. Pada saat diberi tekanan kompresor suhu zat pendingin menjadi panas,
setelah melewati kondensor menjadi dingin dan berubah jadi cair.

Kondensor pada dasarnya fungsi nya sama seperti radiator, untuk membuang panas keluar
dari sistem ac mobil. Ketika freon memasuki kondensor dari compressor. Kemudian Freon
bergerak ke kondensor dan menciptakan panas, tetapi udara yang ada di sekitar tabung dari
kondensor membuat Freon nya menjadi dingin sampai berbentuk cairan, proses dari ini yang
membuat cairan yang berfungsi mendinginkan mobil. Ketika pindah dari kondensor cairan
melewati dryer. Fungsi dari dryer ini adalah untuk menghisap air yang memasuki sistem ac
mobil.

Setelah itu akan melewati Thermal Expansion Valver yang mengubah tekanan tinggi ke
tekanan terendah, jika anda bisa menyentuh nya maka bisa merasakan tekanan dari panas
ke dingin.

Tekanan tinggi yang mengantarkan cairan pendingin melalui katub ekspansi di mana hall ini
dapat mengurangi tekanan pada Freon, sehingga dapat pindah ke evaporator.

Katub tekanan ini mengatur aliran Freon yang membuat sistem ac dapat bekerja secara
maksimal (harus di perhatikan bahwa katub katub sistem ac yang aus/lemah harus
memerlukan penggantian), tetapi katub tidak akan lemah jika Oli Kompressor ac mobil nya
diganti setiap 20.000 km.

5.3. Receiver Dryer

Receiver dryer yang berfungsi untuk menampung sementara refrigerant, menyaring


refrigerant dari kotoran-kotoran dan untuk menyerap uap air.

Komponen ini sebagai tempat penyimpanan freon secara sementara kondensor


mencairkannya, kemudian disalurkan ke evaporator. Dryer juga berfungsi sebagai
penampung dan penyaring kotoran dalam sistem peredaran dalam AC mobil.

41
Keterangan Gambar :

1. Tutup Pengaman

2. Saklar Pengaman

3. Sight Glass (Kaca Pengintai)

4. Filter Penyaring

5. Sel Silca (Desiccant)

Cara kerja komponen di atas akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Filter pada receiver dryer berungsi untuk menyaring kotoran yang mungkin ikut
bersikulasi bersama refrigerant atau Freon. Dengan adanya filter tersebut, berguna
untuk menjaga kebersihan receiver dryer karena jika tidak ada filter maka kotoran akan
masuk dan menyebabkan karatan pada komponen pada system AC mobil.
2. Setelah melalui filter refrigerant akan dikonstruksikan ke dalam tabung silinder yang
mengandung silica gel atau desiccant yang berfungsi untuk menyerap uap air pada
zat refrigerant. Dengan begitu refrigerant dapat mencegah terjadinya pembekuan
kotoran di dalam katup ekspansi serta evaporator. Kotoran yang membeku tersebut
dapat menggangu aliran zat refrigerant pada saat bersikulasi.
3. Untuk mobil buatan tahun 2000 rata – rata masih dilengkapi dengan kaca pengontrol
atau sight glas pada bagian atas dryer. Sight glas tersebut berfungsi untuk mengontrol
peredaran zat pendingin pada system AC mobil. Namun pada mobil keluaran tahun
2003 ke atas seperti honda jazz, grand livina, inova, avanza dan sebagainya sudah
tidak menggunakan sight glass pada bagian atas dryer melainkan letaknya terpisah
pada pipa dengan ukuran 3/8.
4. Selanjutnya adalah fusible plug yang berfungsi sebagai alat pengaman. Di dalam
fusible plug tersebut terdapat timah yang akan meleleh jika system AC seperti
kondensor , Pipa yang tersumbat atau terjadi kelebihan beban yang dapat merusak
komponen AC mobil. Saat terjadi situasi tersebut, maka solderan khusus yang
terdapat pada fusible plug akan meleleh dan zat refrigerant atau Freon akan keluar
sehingga mengurangi tekanan pada system AC. Biasanya timah tersebut akan
meleleh pada suhu 95 hingga 100 derajat celcius.

5.4. Thermostat

Perangkat yang menyalurkan daya listrik ke compressor secara otomatis. Pada thermostat
terdapat sebuah sensor yang akan mendeteksi suhu di evaporator (jika suhu mulai dingin
maka akan mengaktifkan pemutusan arus listrik agar tidak mengalami pembekuan)

42
Thermostat adalah salah satu komponen pada system pendingin yang berada pada rangkaian
system pendingin AC mobil, Fungsi Thermostat ini sebagai pengatur perubahan suhu sesuai
dengan yang di setingan dan komponen ini bekerja secara independent mengikuti perubahan
suhu. Penerapan komponen ini sebenarnya tidak hanya di pasang pada system pendinginan
akan tetapi juga bias di terapkan pada system pemanas.

Thermostat pada system pendingin AC mobil ini terdapat 2 jenis yakni:

Thermostat Electronic : atau thermostat elektrik ini pada dasarnya terdiri dari serangkaian
elektronika yang terdiri dari beberapa komponen elektronik yang terangkai menjadi satu
kesatuan system. Dengan sebuah thermistor sebagai komponen utama untuk mendeteksi
perubahan suhu yakni dengan resistor yang dapat di pengaruhi hambatanya oleh suhu
sekitar. Pada AC mobil pengaturan kelistrikan thermostat ini dipengaruhi juga oleh tinggi
rendahnya rpm mobil.

Thermostat Manual: Untuk thermostat manual pada AC mobil ini kelistrikanya berdiri sendiri,
independent tidak di pengaruhi oleh rpm mobil. Kelistrikan untuk thermostat manual ini
langsung didapatkan dari AKI mobil.

Fungsi Thermostat

Thermostat pada system AC mobil berfungsi sebagai pengatur suhu dingin yang berada pada
Evaporator AC mobil. Cara pengaturan ini memalui tombol pengatur yang berada pada
dashboard mobil anda (sesuai yang di kehendaki). Sistem ini bekerja jika suhu dingin telah
tercapai batas maksimal, maka secara otomatis thermostat akan memberi triger kepada
Kompresor AC Mobil untuk berhenti bekerja. Setelah suhu kembali panas maka thermostat
akan mentriger kembali untuk mengaktifkan kompresor AC mobil anda sehingga system
pendinginan bekerja kembali.

Thermostat terletak pada kisi-kisi evaporator penempatan ini bertujuan supaya pembacaan
suhu akan lebih akurat karena bersentuhan langsung dengan evaporator.

5.5. Expansion Valve

Elemen yang berfungsi sebagai pengubah cairan freon menjadi uap atau kabut (cairan freon
yang dari dyer ke evaporator dengan temperatur dan tekanan yang rendah).

43
5.6. Evaporator

Perangkat ini berfungsi sebagai penyerap panas dan merubahnya menjadi udara dingin
melalui sirip-sirip pendingin (mengubah cairan freon menjadi gas dingin)

5.7. Blower

Komponen ini berfungsi mengeluarkan gas dingin yang dihasilkan oleh refrigrant yang
melewati katup expansi, sehingga udara dingin memasuki ruang kendaraan,

Sejumlah model machine terdahulu dilengkapi dengan sistem thermostatic expansion valve
(TX valve).

Kegunaan thermostatic expansion valve adalah untuk:

• Menghambat aliran refrigerant dan memungkinkan kompresor meningkatkan tekanan


di sisi bertekanan tinggi pada sistem air conditioning.
• Mengontrol jumlah refrigerant yang memasuki evaporator.
Sistem air conditioning yang berada dari outlet kompresor outlet hingga inlet expansion valve
disebut sisi bertekanan tinggi. Thermostatic expansion valve menyebabkan hambatan aliran

refrigerant yang meningkatkan tekanan antara expansion valve dan kompresor. Peningkatan

tekanan memungkinkan refrigerant berubah wujud dari gas menjadi cairan.

44
Pada saat kompresor meningkatkan temperatur refrigerant akibat refrigerant yang
terkonsentrasi pada area yang sempit, expansion valve menurunkan temperatur dengan
membuat refrigerant menyemprot keluar dari ori_ce di expansion valve. Karena tekanan turun
dengan cepat, refrigerant menjadi sangat dingin saat keluar dari expansion valve dan masuk
menuju evaporator. Sistem air conditioning yang berada dari outlet expansion valve hingga
inlet kompresor disebut daerah bertekanan rendah. Sistem thermostatic expansion valve
dilengkapi dengan receiver-dryer.

5.8. Thermostatic Expansion Valve

Dua tipe expansion valve digunakan pada machine :

1. Internally equalized
2. Externally equalized.
Internally equalized dan externally equalized expansion valve memiliki sebuah Thermal bulb
yang terhubung ke diaphragma melalui pipa kecil (tube). Thermal bulb tersebut berisi
refrigerant.

Sebuah pengikat menahan Thermal bulb terpasang dengan baik pada jalur keluaran
evaporator. Thermal bulb sangat sensitif terhadap temperatur jalur keluar evaporator. Jika
temperatur jalur keluaran evaporator meningkat, refrigerant dibagian dalam bulb
mengembang. Refrigerant yang mengembang, melawan tekanan diaphragma pada sisi atas
valve. Diaphragma terhubung melalui pin menuju dudukan valve. Tekanan yang mendorong
diaphragma menyebabkan pin diaphragma dan valve seat bergerak. Ketika valve seat
menjauh dari ori_ce, semakin banyak refrigerant mengalir ke evaporator. Peningkatan aliran
refrigerant menyebabkan sisi keluar evaporator menjadi lebih dingin. Temperatur pada sisi
keluaran menyebabkan refrigerant terkondensasi didalam Thermal bulb, mengurangi tekanan
yang mendorong diaphragma pin dan valve seat. Valve seat bergerak mengurangi aliran yang
melalui orifice.

45
Pada Internally equalized valve, tekanan refrigerant yang memasuki evaporator bekerja
dibawah diaphragma melalui internal equalizing passage. Pengembangan gas pada Thermal
bulb harus melawan internal balancing pressure dan spring sebelum valve membuka untuk
meningkatkan aliran refrigerant.

Pada Externally equalizer valve, tekanan yang bekerja pada bagian bawah diaphragma
berasal dari jalur outlet evaporator melalui equalizer tube. Equalizer tube menyeimbangkan
tekanan keluaran evaporator dengan tekanan yang disebabkan oleh mengembangnya gas
didalam Thermal bulb.

Superheater spring mencegah kejutan cairan yang berlebih memasuki evaporator.


“Superheat” menaikkan temperatur gas refrigerant diatas temperatur penguapan refrigerant.
Superheat spring dipasang pada valve disetel dengan settingan awal dipabrik. Expansion
valve didesain sehingga temperatur refrigerant pada jalur keluar evaporator mencapai 3°C
(5°F) sebelum refrigerant diperbolehkan memasuki evaporator, ini diperoleh dengan adanya
superheat. Daya regang pegas merupakan faktor penentu dari expansion valve. Selama
pembukaan dan penutupan, spring tension berubah atau membantu operasi valve jika
diperlukan.

5.9. Receiver-Dryer

Receiver-dryer memiliki tiga fungsi yaitu:

• Mengeringkan
• Menyimpan
• Menyaring cairan
Ketika cairan bertekanan tinggi mengalir menuju receiver-dryer, refrigerant disaring melalui

pengering (desiccant) dan membuang sejumlah uap air yang telah masuk ke refrigerant.

Refrigerant disimpan hingga dibutuhkan oleh sistem. Ketika sistem memerlukan refrigerant,
cairan bertekanan tinggi mengalir melalui saringan yang sangat halus dan terpasang pada
pickup tube.

(Saringan menjaga setiap debu dan kotoran bersirkulasi pada sistem air conditioning sistem)

Cairan bertekanan tinggi mengalir dari receiver-dryer menuju thermostatic expansion valve.

46

Anda mungkin juga menyukai