Anda di halaman 1dari 47

Mekanika Fluida

Prodi D3 Teknik Mesin


Politeknik Negeri Samarinda

FX. Arif wahyudianto


I. PENGERTIAN DAN SIFAT-SIFAT FLUIDA

FLUIDA? Fluida adalah suatu zat


yang mengalami perubahan
bentuk secara kontinyu
apabila terkena tegangan
geser (shear stress)
betapapun kecilnya.

fluida adalah zat yang


mampu mengalir,
sehingga fluida juga
sering disebut zat alir.

Contoh : Air, Udara, Minyak dll.


Bayangkan bahwa ada suatu zat yang diletakkan diberi gaya geser diantara dua plat.
Plat bawah ditahan diam (fixed),dan plat atas sebesar F ( F cukup kecil ). Kita tinjau
elemen abcd. Sesaat setelah F bekerja pada plat atas, maka elemen abcd berubah
bentuk menjadi ab'c'd, dan pada saat selanjutnya akan berubah bentuk lagi secara
kontinyu selama F masih bekerja pada pelat atas. Apabila gaya F dihilangkan (removed)
maka elemen yang kita tinjau tersebut tidak akan kembali lagi ke bentuk semula (abcd).
Semua zat yang mempunyai sifat demikian dapat disebut sebagai fluida (fluid).
Mekanika Fluida dan Lingkup Penerapannya.

Mekanika fluida adalah suatu pengetahuan teknik yang mempelajari tingkah


laku fluida baik dalam keadaan diam maupun bergerak.

Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam mekanika fluida adalah :


- Hukum kekekalan massa (hukum kontinyuitas)
- Hukum kekekalan energi (hukum Thermodinamika I)
- Hukum kekekalan momentum (perubahan momentum dan impuls)
Penggunaan atau penerapan dari mekanika fluida
➢ Pemindahan fluida (fluid transport)
➢ Pembangkit Tenaga Listrik

➢ Pengendalian lingkungan
(Environmental Control)

➢ Transportasi
Dimensi dan Satuan
Dimensi dasar yang digunakan dalam mekanika fluida adalah :
➢ panjang (L),
➢ massa (m),
➢ waktu (t),
➢ temperatur atau suhu (T ), dan
➢ gaya (F).
Sifat-sifat Fluida
Density, Volume Spesifik, Berat Spesifik

Density (massa jenis): Didefinisikan sebagai perbandingan antara


massa dan volume suatu materi, atau massa per unit volume.

Volume Spesifik: Didefinisikan sebagai perbandingan antara volume


dan massa suatu materi, atau volume per unit massa

Berat Spesifik : Didefinisikan sebagai perbandingan antara


berat dan volume suatu materi, atau berat per volume.
CONTOH SOAL
STATIKA ZAT CAIR
Massa jenis zat (ρ)
■ Cara mengukur massa jenis zat (misalnya massa jenis air)
1. Timbang massa air dengan neraca
2. Ukur volume air dengan gelas ukur
3. Bagi massa air dengan volume air yang telah diukur

Jadi massa jenis zat adalah perbandingan antara


massa dengan volume zat
Secara matematis di rumuskan:
ρ=m/V
dengan :
m = massa
V = volume zat
ρ = kerapatan = massa jenis

Satuan sistem internasional untuk berat jenis adalah kg/m3.


Contoh massa jenis dari
beberapa zat.
Catatan :
Zat Kerapatan (kg/m3)
❖ Apabila kerapatan Zat Cair
suatu benda lebih Air (4o C) 1,00 x 103
kecil dari kerapatan Air Laut 1,03 x 103
air, maka benda akan Air raksa 13,6 x 103
terapung. Zat Padat
Es 0,92 x 103
Aluminium 2,70 x 103
❖ Sebaliknya jika Besi & Baja 7,8 x 103
kerapatan suatu Emas 19,3 x 103
benda lebih besar Gelas 2,4 – 2,8 x 103
dari kerapatan air, Kayu 0,3 – 0,9 x 103
benda tersebut akan Tembaga 8,9 x 103
Zat Gas
tenggelam.
Udara 1,293
Helium 0,1786
Hidrogen 0,08994
Uap air (1000C) 0,6
Contoh
Sepotong benda di masukkan dalam gelas ukur yang
sebelumnya telah berisi air. Ternyata , skala yang
ditunjukan oleh pemukaan air dalam gelas ukur bertambah
3,75 cm 3 . Bila massa jenis benda = 19,3 gram/cm3 ,
berapakah massa benda tersebut?

Diketahui :
ρ = 19,3 gr/cm 3
V = 3, 75 cm 3

Ditanya : m ?

Jawab : m = ρV
= 19,3 x 3,75
= 27,375 gram
Tekanan ( p )
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
bidang tiap satuan luas bidang yang dikenai gaya.

Di rumuskan :
P=F/A
dengan :
F = gaya yang bekerja pada benda (Newton)
A = luas penampang benda(m2)
1 pascal ( 1 Pa) = 1 N/m2
Satuan lain atm (atmosfer), cm Hg, mb(milibar)

1 bar = 105 Pa 1 atm = 76 cm Hg=1,01 .105 Pa


1 mb = 10-3 bar
Fluida ( zat alir) : zat yang bisa mengalir, contoh : zat cair
dan gas
➢ Zat cair termasuk fluida yang inkompressibel, artinya pada
tekanan yang tidak terlalu besar, volumenya tidak berubah
meskipun ditekan.
➢ Gas termasuk fluida kompressibel, artinya volumenya bisa
berkurang jika ditekan

Sifat-sifat fluida:
1. Gaya-gaya yang dikerjakan suatu fluida pada dinding
wadahnya selalu berarah tegak lurus terhadap dinding
wadahnya.

2. Tekanan dalam suatu fluida pada kedalaman yang sama


adalah sama dalam segala arah

Air dalam keadaan diam disebut hidrostatis


Tekanan Hidrostatis (Ph)
Tekanan yang disebabkan oleh fluida tak bergerak disebut
tekanan hidrostatik

Di rumuskan sebagai berikut :


Ph =F/A
= mg / A
= Vg / A
=Ahg/A
Ph =gh

dengan :
= massa jenis zat cair
h= kedalaman
g= percepatan gravitasi
Tekanan Gauge
yaitu selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan
tekanan atmosfer (tekanan udara luar)

Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan


menyatakan tekanan gauge, sedangkan tekanan
sesungguhnya disebut tekanan mutlak.
Pmutlak = P gauge + P atmosfer

Contoh : Sebuah ban berisi udara bertekanan gauge 2


bar memiliki tekanan mutlak kira-kira 3 bar, sebab
tekanan atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1 bar
Soal

■ Sebuah logam paduan ( alloy ) dibuat dari 0,04 kg logam A


dengan massa jenis 8000 kg/m3 dan 0,10 kg logam B
dengan massa jenis 10000 kg/m3 . Hitung massa jenis rata
– rata logam paduan itu?
■ Diket :
– Logam A : m A = 0,04 kg dan  A= 8000 kg/ m3
– Logam B : m B = 0,10 kg dan  B= 10000 kg /m3
■ Ditanya : massa jenis rata – rata logam paduan?
Jawab:

Massa total logam = mA + mB


= 0,04 + 0,10
= 0,14 kg
Volume total = VA + VB
=( mA / A) + (mB / B)
= (0,04/8000) + (0,10/10000)
= 0,6/40000 m3
Maka
Massa jenis logam paduan = massa total : volume total
= 0,14 : (0,6/40000)
= 9333 kg /m3
Hukum Pascal
■ Tekanan yang di berikan kepada fluida diam yang
memenuhi sebuah ruangan di teruskan oleh fluida itu
ke segala arah sama besarnya.

Prinsip Hukum Pascal

F1 Di rumuskan :
F2
P1 = P2
(F1/A1) = (F2/A2)
A1 A2
dengan :
F1 : gaya yang bekerja pd piston 1
F2 : gaya yang bekerja pd piston 2
A1 : luas penampang 1
A2 : luas penampang 2
Beberapa peralatan yang prinsip kerjanya berdasarkan
hkm. Pascal :
1. Dongkrak Hidrolik
2. Mesin Pres (Tekan) Hidrolik
3. Pengangkat mobil hidrolik
4. Rem Hidrolik, dll

Hukum Utama Hidrostatik


Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang
sejenis memiliki tekanan yang sama.

Po Di rumuskan :
P1 = P2
Po Po + 1gh1 = Po + 2gh2
h2
1h1 = 2h2
h1
1 2
Hukum Archimedes
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu
fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut.

benang
benang
gelas

benda
benda
air
Jika suatu benda yang dicelupkan dalam suatu zat cair
mendapat gaya ke atas sehingga benda kehilangan sebagian
beratnya (beratnya menjadi berat semu).
Gaya keatas ini disebut sebagai gaya apung,yaitu suatu gaya
keatas yang dikerjakan oleh zat cair pada benda.
Munculnya gaya apung adalah konsukuensi dari tekanan zat cair
yang meningkat dengan kedalaman. Dengan demikian
berlaku:
gaya apung = berat benda diudara - berat benda dalam zat
cair.
Gaya ke atas (Gaya Apung :
Maka di rumuskan :
Wbf = w – Fa
F2
Fa = w – wbf
Fa
atau
Fa = F2 – F1
= P2 A – P1 A
= (P2 – P1)A
W = mg
F1 = f ghA
= (f g) (hbf A)
= (f g) Vbf
maka gaya ke atas di
Dengan: rumuskan :
f = massa jenis fluida (kg/m3)
Vbf = volume benda dalam fluida (m3)
Fa = gaya ke atas (N) Fa = (f g) Vbf
Contoh soal :
■ Sebatang almunium digantung pada seutas kawat. Kemudian
seluruh almunium di celupkan ke dalam sebuah bejana
berisi air. Massa almunium 1 kg dan massa jenisnya 2,7 x
103 kg/m3. Hitung tegangan kawat sebelum dan sesudah
almunium di celupkan ke air.
Penyelesaian:

Sebelum di celupkan air: Sesudah dicelupkan :


T1 T2
Fa

mg
mg
Fy = 0
T1 – mg = 0
Fy = 0
T1 = mg
T1 = 1 x10 T2 + Fa – mg = 0
T1 = 10 N T2 = mg – Fa
T2 = 1 x 10 – Fa
T2 = 10 - Fa
Volume Al : VAl = m / 
= 1 / (2,7 x 103)
= 0,00037 m3

Maka : Fa = Val f g = 0,00037 x 1000 x 10


= 3,7 N

Sehingga :
T2 = 10 – 3,7
= 6,3 N
Mengapung

Fa Karena bendanya seimbang, maka :


Fy = 0
hb
hbf Fa – w = 0
Fa = w
w Fa = mb g
Fa = (b Vb) g
b (f Vbf) g = (b Vb) g
 f
b = (Vbf/Vb) f
Atau
b = (Vbf/Vb) f
= (A hbf / A hb) f
b = ( hbf / hb ) f
dengan :
b = massa jenis benda (kg / m3)
f = masa jenis fluida (kg / m3)
hb = tinggi benda (m)
hbf = tinggi benda dalam fluida (m)
■ Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan
mengapung, bila massa jenis rata – rata benda
lebih kecil daripada massa jenis fluida.
■ Syarat benda mengapung :
b < f
Contoh :
Sebuah benda di celupkan ke dalam alkohol ( massa jenis
= 0,9 gr/cm3). Hanya 1/3 bagian benda yang muncul di
permukaan alkohol. Tentukan massa jenis benda!

Penyelesaian : Jawab :
Diket :
hbf
f = 0,9 gr/cm3 b = f
Bagian yang muncul =(1/3)hb hb
sehingga : 2
hb
hbf = hb – (1/3)hb = (2/3)hb
b = 3 0,9
hb
Ditanya : Massa jenis benda (b)?
 b = 0,6 g cm 3
Melayang

Syarat benda melayang :

Fa Fa = w
(f Vbf) g = (b Vb) g
(f Vb) g = (b Vb) g
f = b
w

b = f

■ Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan


melayang, bila massa jenis rata – rata benda sama
dengan massa jenis fluida.
■ Syarat benda melayang:
b = f
Contoh :
Sebuah balok kayu yang massa jenisnya 800 kg/m3 terapung di
air. Selembar aluminium yang massanya 54 gram dan massa
jenisnya 2700 kg/m3 diikatkan di atas kayu itu sehingga sistem
ini melayang. Tentukan volume kayu itu !
Diket :

f = 1000 kg/m3
k = 800 kg/m3 aluminium
Al = 2700 kg/m3
mAl = 54 gram
kayu

Fak wk wAl FaAl

Di tanya : volume kayu (Vk)


■ Jawab :
F = 0
Fak + FaAl – wk – wAl = 0
Fak + FaAl = wk + wAl
f g Vk + f g VAl = mkg + mAlg
f Vk + f VAl = mk + mAl
f Vk + f (mAl/ Al) = k Vk+ mAl
1 Vk + 1 (54/2,7) = 0,8 Vk + 54
Vk + 20 = 0,8 Vk + 54
Vk – 0,8 Vk = 54 - 20
0,2 Vk = 34
Vk = 34/0,2
Vk = 170 cm3
Tenggelam

Dengan cara yang sama di peroleh :


b > f
Kesimpulan :
■ Benda yang dicelupkan ke dalam
Fa fluida akan tenggelam, bila massa
jenis rata – rata benda lebih
besar daripada massa jenis
fluida.
w
PERSAMAAN KONTINUITAS

Apa perbedaannya ?
➢ Hukum alam pertama yang sangat penting dalam aliran fluida
adalah Hukum Kekekalan Massa atau dikenal juga dengan
istilah Kontinuitas, yang kurang lebih menjelaskan bahwa
“ fluida yang mengalir dari titik satu ke titik lainya, massanya (kita
kenal juga sebagai “berat” pada kehidupan kita sehari-hari) tidak
akan bertambah dan tidak akan berkurang atau kekal”.
Pada ilustrasi diatas :
• Fluida pada titik 1 adalah sama dengan fluida pada titik 2 (massa dan
volumenya sama) namun pada waktu yang berbeda.
• Pada titik 1 terlihat fluida terlihat lebar tapi pendek, kemudian setelah
sampai pada titik 2 yang memiliki luas permukaan lebih sempit, fluida
memanjang untuk mengkompensasi penyempitan tersebut atau untuk
mempertahankan massa (volumenya).
• Kita ketahui bahwa kecepatan adalah panjang dibagi waktu, artinya
makin panjang jarak yang ditempuh dalam waktu yang sama pasti
kecepatanya semakin tinggi.
• Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa kecepatan di titik 2 lebih
tinggi dari kecepatan di titik 1.
Adapun secara matematis, penjelasan diatas dapat dituliskan
sebagai berikut:

dengan : A adalah luas permukaan dan


v adalah kecepatan

(Persamaan diatas dengan asusmsi bahwa massa jenis fluida


tidak berubah, misalkan air, minyak atau udara pada suhu
konstan)
❖ Perkalian antara luas penampang dan volume fluida (A × v)
dinamakan laju aliran atau fluks volume (dimensinya
volume/waktu).
❖ Banyak orang menyebut ini dengan Debit (Q = jumlah fluida yang
mengalir lewat suatu penampang tiap detik).

Secara matematis dapat ditulis:

Oleh karena itu dapat dikatakan pula hukum kontinuitas berbunyi :

“Debit suatu aliran tidak akan bertambah ataupun berkurang pada suatu sistem
tertutup (tidak ada tambahan debit dari luar) selama fluida tidak mengalami
perubahan massa jenis dan hanya mengalami perubahan luas penampang”.
Jawab :
A1 . v1 = A2 . v2
v2 = (A1 / A2) . v1
= (d21 / d22) . v1
= (0,01 / 0,06)2 . 5
= 10 m/s
PERSAMAAN BERNOULLI
➢ Persamaan Bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan dan ketinggian
dari dua titik aliran fluida dengan massa jenis tertentu.

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa kenaikan kecepatan aliran fluida akan


menyebabkan penurunan tekanan fluida secara bersamaan atau penurunan
energi potensial fluida tersebut.
▪ Fluida yang massa jenisnya ρ dialirkan ke dalam pipa dengan
penampang yang berbeda.

▪ Tekanan p1 pada penampang A1 disebabkan oleh gaya F1 dan


tekanan p2 disebabkan oleh gaya F2.

▪ Gaya F1 melakukan usaha sebesar w1 = F1 . s1 dan


F2 melakukan usaha sebesar w2 = -F2 . s2.

Tanda negatif menyatakan bahwa gaya yang bekerja ke arah kiri, sedangkan
perpindahan ke arah kanan.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :


Tekanan + Ekinetik + Epotensial = konstan

Atau

P1 + 1/2ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2ρv22 + ρgh2


Ket:
P = Tekanan (pascal)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
v = Kecepatan aliran fluida (m/s)
g = gaya gravitasi (m/s2)
h = ketinggian (m)
Contoh 1 :
Sebuah pipa horizontal mempunyai luas 0,1 m2 pada penampang
pertama dan 0,05 m2 pada penampang kedua. Laju aliran dan
tekanan fluida pada penampang pertama berturut-turut 5 m/s dan
2 x 105 N/m2. Jika massa jenis fluida yang mengalir 0,8 g/cm3,
tentukan besarnya tekanan fluida di penampang kedua!

Pembahasan:
Diketahui:
A1 = 0,1 m2
A2 = 0,05 m2
v1 = 5 m/s
P1 = 2 x 105 N/m2
ρ1 = ρ2 = 0,8 g/cm3
h1 = h2 = 0 (posisi horizontal)

Ditanya: P2 =…?
Penyelesaian:
• Terlebih dahulu tentukan kecepatan aliran fluida pada penampang kedua
dengan persamaan kontinuitas berikut ini:
A1v1 = A2v2
0,1 x 5 = 0,05v2
v2 = 0,5 / 0,05 = ……………
▪ Setelah itu, gunakan persamaan Hukum Bernoulli untuk menghitung
tekanannya:
P1 + ⅟2 p1v12 + ρ1gh1 = p2 + ⅟2 p2v22 + ρ2gh2
200.000 + (⅟2 x 800 x 52) + (800 x 10 x 0) = p2 + (⅟2 x 800 x 52) + (800 x 10 x 0)
200.000 + 10.000 = p2 + 40.000
p2 = 170.000 N/m2 = 1,7 x 105 N/m2
Jadi, tekanan pada penampang kedua adalah ,7 x 105 N/m2.
Contoh 2 :
Sebuah penampungan air yang cukup besar memiliki permukaan air 70cm dari
dasar penampung air. Namun penampung air tersebut memiliki lubang atau
kebocoran. Hitunglah besar kecepatan aliran air pada lubang tersebut!

Pembahasan
Diketahui :
h1 = 70 cm = 0,7 m
P 1 = P 2 ; v1 = 0
ρair = 1000 Kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya: v2 = ?

penyelesaian:
P1 + ⅟2ρv12 + ρgh1 = P2 + ⅟2ρv22 + ρgh2
P1 + 0 + ρ.g(0.7m) = P2 + ⅟2ρv22 + 0
ρ.g(0.7m) = ⅟2ρv22
10.(0.7m) = ⅟2v22
v2 = √2(10ms2)(0.7m)
v2 = 3,74 m/s
Terima Kasih

47

Anda mungkin juga menyukai