Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fluida adalah zat cair yang dapat mengalir dan sedikit memberikan
hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh sebab itu, yang
termaksud fluida hanyalah zat cair dan zat gas. Fluida yang saat ini di
lakukan pada percobaan yaitu fluida statis.

Fluida statis merupakan fluida yang tidak mengalami perpindahan


bagian bagiannya.fluida statis mengenal beberapa konsep yang
salingberkaitan dengan tekanan hidrostatik,Hukum Pascal,Hukum
Arcimedes,tegangan permukaan,kapilaritas,dan kekentalan zat cair.

Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat


cair yang dialami oleh bejana tiap satuan luas. Didalam fluida terdapat
tekanan dimana jika luas permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang
dihasilkan semakin kecil dan sebaliknya. Jika luas permukaan wadah lebih
kecil maka takanan yang dihasilkan semakin beasar, atau kecilnya tekanan
yang dihasilkan.

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berbasis


eksperimen.Dalam melakukan eksperimen kita melakukan pengukuran
biasanya untuk menggambarkan hasil pengukuran kita menggunakan aturan
angka penting dan mengikutkan ketidakpastian alatnya jika pengukuran
langsung dan ralatnya,jika pengukuran tidak langsung.Tekanan tidak hanya
terjadi hidrostatis,tetapi juga terjadi pada zat cair.pada zat cair,tekanan tidak
hanya dimiliki oleh air yang mengalir,tetapi tekanan juga dimiliki oleh air
yang diam.Air yang diam memiliki tekanan yang disebabkan oleh zat cair
yang berada pada kedalaman tertentu yang disebut tekanan hidrostatik.

257
Prinsip dari tekanan hidrostatik dalam kehidupan sehari-hari sangat
banyak,misalnya tekanan hidrostatik yang dialami penyelam di dasar
laut.Ini sangat penting agar kita mengetahui seberapa dalam kita harus
menyelam,agar telinga kita tidak merasa sakit.Pada umumnya tekana pada
kedalaman yang sama dalam zat cair adalah sama.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini yaitu :

1. Menentukan pusat tekanan dari zat cair diam.

2. Menentukan resultan gaya yang terjadi pada zat cair diam.

3. Menentukan besaranya momen gaya.

1.3. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat praktikum ini yaitu :

1. Dapat menetukan pusat tekanan dari zat cair diam.


2. Dapat menentukan gaya yang terjadi pada zat cair diam.
3. Dapat menentukan momen gaya.

258
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Tekanan

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan
bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara sistematis,
persamaan tekanan dapat dituliskan sebagai berikut :

𝑭
P=
𝑨

Keterangan : P = Tekanan (N/m2)


F = Gaya (N)
A = Luas (m2)

Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi dibawah air.


Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak tekanan
hidrostatis yang dialami oleh suatu titik didalam fluida diakibatkan oleh
gaya berat fluida yang berada di atas titik. Jika basarnya tekanan
hidrostatis pada dasar lubang adalag p , menurut konsep tekanan , besarnya
p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas
permukaan bejana (A) .

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan


percepatan gravitasi bumi, secara matematis dapat di tulis.
𝒎 .𝒈
P=
𝑨

Keterangan : P = Tekanan (N/m²)

m = massa (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s²)

A = luas (m²)

259
Oleh karena itu m = 𝜌 . Ѵ

𝝆.Ѵ·𝒈
P=
𝑨

Keterangan : P = Tekanan (N/m²)

𝜌 =massa jenis fluida (kg/m3)

Ѵ = volume (m3)

g = percepatan gravitasi (m/s²)

A = luas (m²)

Volume fluida dalam bejana merupakan hasil perkalihan antara


luas permukaan bejana (A) dan tinggi dalam fluida dalam bejana (h), oleh
karena itu persamaan tekanan didasar bejana akibat fluida setinggi h, oleh
karena itu persamaan tekanan bejana akibat fluida sebagai h dapat
ditulikan menjadi :

𝝆 .(𝑨 .𝒉)𝒈
P= = 𝝆. 𝒈. 𝒉
𝑨

Keterangan : P = Tekanan (N/m²)

𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3)

A = luas (m²)

h = kedalaman titik dari kedalaman (m)

2.2 Hukum Archimedes

Hukum archimedes mengatakan apabila sebuah benda sebagian atau


seluruhnya terendam kedalam air , maka benda tersebut akan mendapat gaya
tekan yang mengarah keatas yang beratnya sama dengan berat air yang

260
dipindahkan oleh bagian benda yang terendam tersebut . berat jenis air tawar
adalah 1000 kg/m3 maka berat benda tersebut seolah olah akan berkurang
sebesar 1000 kg untuk setiap 1 m3 air yang dipindakan secara mekanis dapat
dituliskan :

F A = 𝝆. 𝒈. 𝒉

Keterangn : FA = gaya apung (N)

𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)

Ѵ = volume zat cair (m3)

g = percepatan gravitasi (m/s²)

Menurut Archimedes benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
dari pada udar karena dalam air bendah mendapat gaya keatas . maka
bunyinya bahwa setiap benda yang dicelupkan seluru atau sebagian dari
permukaan benda akan mengalami gaya keatas (Fa) sebesar zat cair yang
dipindahkan sementara ketika di udarah , benda memiliki berat yang
sesunggunya hukum archimedes dapat dituliskan dengan persamaan :

Wu = m . g

Keterangn : Wu = berat sesunggunya (N)

m = massa (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

261
ketika dalam iar benda dikatakan memilii berat semu digunakan dengan :

Ws = Wu – F. A

Keterangan : Ws = berat semu ( N)

Wu = berat sesunggunya (N)

Fa = gaya angkat keatas (N)

Gaya angkat keatas disebut juga gaya apung . gaya apnung adalah
gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang ditimbulkan , karena gaya
hidrotatis yang dikerjakan fluida antara permukaan bawah dan permukaan
atas :

F1 = P1 A

F2 = P2 A

Gaya yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2.

Fa = ∑.F

Fa =F2.F1

Fa = P2A . P1A

Fa = (P2A.P1A)

Fa = (h2 – h1 ) 𝜌. 𝑔. ℎ

262
Keterangan : F = gaya (N)

P = Tekanan (N/m2)

𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)

Fa = berat jenis zat cair yang dipindahkan (N)

g = gravitasi (m/s2)

A = luas (m2)

h = tinggi (m)

2.3. Hukum Utama Hidrostatik

Apabila suatu wadah dilubangi d idua sisi yang berbeda dengan


ketinggian yang sama dari dasar wadah maka air akan memancar dari kedua
lubang tersebut denagn jarak yang sma tekanan air sama besar.

Hukum utama hidrostatik menyatakan bahwa tekanan hidrostatik sutu


zat cair hanya tergantung pada tinggi kolam zat cair (h) massa jenis zat cair
(𝜌) dan percepatan gravitasi (g) tidak tergantung pada bentuk dan ukuran
bajana.berdasarkan konsep tekanan hidrostatik tekanan pada masing masing
dasar bejana adalah sama , keadaan fluida seperti dikenal dengan dasar
hukum utama hidrostatik.

Hukum utamat hidrostatik berbunyi

“ Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada bidang


mendatar didalam wadah suatu zat cair sejenis dalam keadaan seimbang
adalah sama “

263
Hukum utamat hidrostatik juga berlaku pada pipa u (bejana
berhubungan ) yang di isi lebih satu macam zat cair yang tidak bercampur .
percobaan pipa u ini biasanya digunkan untuk menentukan massa jenis zat
cair . berdasrkan tekanan hidrostatik maka kita dapat mentukan besarnya gaya
tekanan hidrostatik yang bekerja pada dasar bejana tersebut.

Contoh penerapan hukum utama hidrostatik misalnya pada


penggunaan waterpass . hukum hidrostatik tidak berlaku bila :

a) Fluida tidak seimbang


b) Bejana diisi fluida yang berbeda
c) Salah satu bejana ditutup.

2.4. Tekanan Pada Suatu Titik

Tekanan pada suatu titik dalam fluida diam adalah sama dengan
segalah arah. Tekanan hidrostatik dapat dihitung denagn rumus :

𝝆. 𝝅. 𝒈. 𝒂 = 𝝆. 𝒈. 𝒕

Dengan tekanan hidrostatik :

ℎ ℎ
𝑝2 = 𝜌. cos 𝑑 (𝑦𝑐 + ) 𝑑𝑎𝑟𝑖𝑝1 = 𝜌. 𝑔 cos 𝑑 (𝑦𝑐 − )
2 2

1 ℎ2
𝑒= ·
12 𝑦𝑐

Keteranagn : e = jarak pusat tekanan dari pusat bidang datar (m)

264
2.5. Menentukan Resultan Gaya

Gambar 2.1 Active Surface Aactiv

Gaya c pada pusat bidang datar dari permukaan adalah :

𝒑𝒄 = 𝝆. 𝒈. 𝒕𝒆

Keteranagn :

Pc = tekanan hidrostatik dari pusat didnding datar terhadap


permukaan yang aktif (N/m3)

𝜌 = massa jenis air (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

te = jarak vertikal dari pusat bidang datar dari permukaan cairan(m)

jarak dinding dimiringkan sudutnya maka.

𝒑𝒄 = 𝝆. 𝒈. 𝐜𝐨𝐬 ∝ . 𝒚𝒕

Keterangan : 𝜌 = massa jenis air (kg/m2)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

yt = jarak yang dari permukaan air (m)

265
2.6 Menentukan Pusat Tekanan

Gambar dibawah ini menunjukan sebuah tekanan linear pada suatu


permukaan untuk menentukan pusat tekanan pada permukaan yang dapat
ditentukan dengan :

Gambar 2.2 (a) Active surface dan (b) planer center of gravity

𝒉 𝒉 𝟐𝒉
∑𝑴 = 𝟎 ∶ 𝑨 ( + 𝑪) = 𝑨𝟏 + 𝑨𝟐
𝟐 𝟐 𝟑

Keterangan : A = Luas penampang (m2)


h = Ketinggian (m)
C = Titik pusat tekanan (m)

Dimana :
A2 = P1.h
𝑷𝟐−𝑷𝟏
A2 = 𝒉
𝟐

A = A1+ 𝑨𝟐

Sehingga :
𝟏 𝑷𝟐 –𝑷𝟏
𝝆= 𝒉 𝑷𝟏 +𝑷𝟐
𝟓

Sehingga resultan gaya Fp dapat dihitung

Fc = 𝝆𝒄 − 𝑨𝒂𝒄𝒕𝒊𝒗

266
2.7. Water Vessel

2.7.1 Posisi water vessel 0°

a.Menentukan pusat tekanan pada posisi 0°

1.Untuk tinggi air(s) < 100 mm


1
Ip = 200 𝑚𝑚 − 𝑠
3

1
𝑒= s
6

Gambar 2.3 Pusat tekanan untuk tinggi air(s) < 100 mm

2.Untuk tinggi air(s) > 100 mm


1
𝑒 = 12 (100 𝑚𝑚)

𝑠 – 50 𝑚𝑚

Ip = 150 𝑚𝑚 + 𝑒

Gambar 2.4 Pusat tekanan untuk tinggi air > 100 mm

267
Keterangan: 𝑒=jarak pusat tekanan dari pusat bidang datar(m)

s =tinggi air (mm)

b.Menentukan resultan gaya pada posisi 0°

Gambar 2.5 Resultan gaya pada posisi 0°

1.Untuk tinggi air(s) < 100 mm


𝑠
Pc = 𝜌. 𝑔 2

2.Untuk tinggi air(s) > 100 mm

Pc = 𝜌. 𝑔. (𝑠 − 50 𝑚𝑚)

Sehingga resultan gaya yang dihasilkan:

Fp = Pc.Aact

Keterangan ; Pc = tekanan hidrostatik (N/𝑚2 )

Fp = resultan gaya (N)

𝜌 = massa jenis (kg/𝑚3 )

𝑔 = percepatan gravitasi (N/𝑚2 )

s = tinggi air (mm)

268
2.7.2 Posisi water vessel dimiringkan dengan sudut tertentu

a.Menentukan pusat tekanan

Gambar 2.6 Pusat tekanan untuk sudut tertentu

Untuk air s < sh


𝒔−𝒔𝒕
h =𝒄𝒐𝒔𝜶

1
𝑒= h
6

1
Ip = 200 𝑚𝑚 – ℎ
3

Untuk air s > sh

1 (100 𝑚𝑚) 2
𝑒= 12 𝒔−𝒔𝒕 50 𝑚𝑚
𝒄𝒐𝒔𝜶

Ip = 150 𝑚𝑚 + 𝑒

Keterangan: Pc=kedalaman titik(mm)

s = tinggi air (mm)

𝑒 =jarak pusat tekanan dan pusat bidang datar(mm)

269
b.Menentukan resultan gaya

Gambar 2.7 Resultan gaya untuk sudut tertentu

Untuk level air s < sh


𝒔−𝒔𝒕
Pc = 𝜌. 𝑔. 𝟐

Untuk level air s > sh

Pc = 𝜌. 𝑔. (𝑠 − 𝑠𝑡 − 50 𝑚𝑚. 𝑐𝑜𝑠𝛼)

Resultan gaya

Fp =Pc.Aact

Keterangan :Pc =tekanan hidrostatik(N/m)

Fp =resultan gaya(N)

𝜌 = massa jenis (kg/𝑚3 )

𝑔 = percepatan gravitasi (N/𝑚2 )

s = tinggi air (mm)

270
2.7.3 Posisi water vessel 90°

𝑒= 0

Ip = 150 𝑚𝑚

Gambar 2.8 Untuk posisi water vessel 90°

Resultan gaya:

Fp= 𝜌. 𝑔. (𝑠 − 𝑠𝑡) − (100 𝑚𝑚 − 𝑏)

Keterangan :Fp = resultan gaya(N)

𝑒 =jarak pusat tekanan dan pusat bidang datar(mm)

271
2.8. penerapan tekanan hidrostatik

Aplikasi hukum tekanan hidrostatik dalam kehidupan sehari-hari


adalah sebagai berikut:

1. Kapal selam
Kapal selam adalah contoh penerapan hidrostatik,karena
manusia tidak mampu menyelam terlalu dalam dibuat lah kapal selam
yang terbuat dari bahan yang sangat kokoh dan kuat serta memiliki
bentuk hampir bulat. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi besarnya
tekanan hidrostatik didalam kapal selam.

2. Bendungan
Pembuatan dinding bangunan bendungan bagian bawah lebih
tebal dari atas karena sesuai konsep tekanan hidrostatik bahwa semakin
dalam maka tekanan akan semakin besar. Dinding bendungan bagian
bawah dibuat lebih tebal dari bagian atas agar bendungan tidak jebol
karena tekanan zat cair terbesar berada pada dasar permukaan zat cair.

3. Pemasangan Infus
Sebelum infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran
tekanan darah pasien. Hal ini dilakukan karena pemasangan infus
harus memperhatikan tekanan darah pasien. Dimana tekanan infus
harus lebih tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan infus mengalir
kedalam tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar dari
tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir
melalui selang infus menuju kantong infus.

272
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


3.1.1 Waktu
Adapun waktu pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Hari, tanggal : Senin, 21 September 2015
Pukul : 13.00 WITA - selesai

3.1.2 Tempat
Praktikum ini dilaksanan di Laboratorium Keairan Fakultas
Teknik Universitas Haluoleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah :
a. Hydrostatic Pressure Apparatus
b. Beban
c. Kanebo atau lap
d. Selang
e. Ember
f. Gelas plastik
g. spoit

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah air dan pewarna
makanan.

273
3.3. Sketsa alat uji

Gambar 3.1 alat tekanan hidrostatik

Keterangan :
1. Bejana air berfungsi untuk menampung air.
2. Penahan, berfungsi sebagai pengunji bejanaair pada derajat
3. Slider, berfungsi untuk mengunci pergerakan nivo
4. Stop pin, berfungsi sebagai penahan pergerakan keseimbangan.
5. Skala ketiggian air, befungsi untuk mengukur tinggi air.
6. Rider, befungsi mengatur skala pada mistar beban sekaligus
mengantung beban.
7. Beban, berfungsi sebagai pemberat.
8. Tangkai pegangan sebagai pegangan untuk memindahkan alat atau
menggeser alat.
9. Nivo berfungsi sebagai penyeimbang alat.

274
3.4. Prosedur Percobaan
Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu :
a. Prosedur percobaan pada saat derajatnya ( α = 0o)
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Campurkan pewarna dalam air.
3. Atur nivo posisi pada keseimbangan pada lingkaran dengan
menggunakan slider dengan klem agar tidak bergerak.
4. Atur skala pada mistar skala sesuai ketentuan.
5. Posisi bejana air pada 0o.
6. Gantungkan beban sesuai berat yang telah ditentukan.
7. Isi air ke dalam bejana sampai nivo berada dalam keadaan
seimbang kemudian baca St dan Sh nya beserta ketinggian air.
8. Tambahkan beban berikutnya dan tambahkan air sampai nivo
kembali seimbang, dan baca ketinggian air.
9. Lanjutkan langkah 6 – 8 pada beban yang lain.
10. Kosongkan air yang ada di dalam bejana.

b. Prosedur percobaan pada saat derajat (α > 0o).


1. Atur kembali posisi bejana air pada α > 0o (derajat yang telah
ditentukan).
2. Lakukan langkah – langkah seperti pada saat derajat (α = 0o) pada
langkah – langkah 6 – 10.
3. Atur jarak pada rider yang telah ditentukan dan lanjutkan pada
prosedur a dan prosedur b.

275
BAB IV
ANALISA DATA

4.1. Data hasil pengamatan


4.1.1 Untuk L = 0,187 m
Tabel 4.1 Hasil pengamatan L = 0,187 m
Ketinggian air St Sh
Beban F (N) Sudut α (o)
S (m) (m) (m)
0,5 0,064
1,5 0,084
3 0,110
0 0 0
4 0,126
4,5 0,136
6 0,160
0,5 0,084
1,5 0,108
3 0,138
40 0,048 0,124
4 0,154
4,5 0,162
6 0,186

0,5 0,238
90 0,2 0
1,5 0,250

Sumber : Hasil Pengamatan Praktikum, Kelompok II, 2017

276
4.1.2 Untuk L = 0,212 m
Tabel 4.2 Hasil pengamatan L = 0,212 m
Beban F Sudut α Ketinggian air St Sh
(N) (o) (m) (m) (m)
0,5 0,068
1,5 0,090
3 0,120
0 0 0
4 0,138
4,5 0,148
6 0,176
0,5 0,092
1,5 0,116
3 0,146
40 0,048 0,124
4 0,164
4,5 0,174
6 0,202
0,5 0,240
90 0,2 0
1,5 0,252
Sumber : Hasil Pengamatan Praktikum, Kelompok II, 2017

277
4.2. Analisa Perhitungan
4.2.1 Untuk ∝ = 0° dengan L = 0,187 m
A. Untuk beban 0,5 N
Dik : Fg = 0,5 N
S = 0,064 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
L = 0,187 m
st =0m
sh =0m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
1
e = 6𝑠
1
= 6 0,064

= 0,0107 m
1
Ld = 0,2 - 𝑠
3
1
= 0,2 - 0,064
3

= 0, 1787 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑠
Pc = ρ.g 2
0,064
= 1000 . 9,81 2
2
= 313,92 N/m
Aact = s . b
= 0,064 . 0,075
= 0,0048 m2

278
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 313,92 . 0,0048
= 1,5068 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 0,5 . 0,187
= 0,0935 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 1,5068 . 0,1787
= 0,198 Nm

B. Untuk beban 1,5 N


Dik : Fg = 1,5 N
S = 0,084 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
st =0m
sh = 0 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
1
e = 6𝑠
1
= 6
0,084

279
= 0,014 m
1
Ld = 0,2 - 𝑠
3
1
= 0,2 - 0,084
3

= 0,172 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑠
Pc = ρ. g
2
0,084
= 1000 . 9,81 2

= 412,02 N/m2
Aact = s . b
= 0,084 . 0,075
= 0,0063 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 412,02 . 0,0063
= 2,5957 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 1,5 . 0,187
= 0,2805 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 2,5957 . 0,172
= 0,4465 Nm

C. Untuk beban 3 N
Dik : Fg = 3 N
S = 0,098 m
ρ = 1000 Kg/m3

280
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
st =0m
sh = 0 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
0,12
e = 12 ( 𝑠−0,05)

0,12
= 12 ( 0,11−0,05)

= 0,0139 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0139
= 0,1639 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (s – 0,05)
= 1000 . 9,81 ( 0,11 – 0,05 )
= 588,6 N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
maka,
Fp = Pc . Aact
= 588,6 . 0,0075
= 4,4145 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L

281
= 3 . 0,187
= 0,561 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 4,4145 . 0,1639
= 0,7235 Nm

D. Untuk beban 4 N
Dik : Fg =4N
S = 0,126 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
st =0m
sh =0m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
0,12
e = 12( 𝑠−0,05 )

0,12
= 12(0,126−0,05 )

= 0,011 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,011
= 0,161 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (s – 0,05)

282
= 1000 . 9,81 ( 0,126 – 0,05 )
= 745,56 N/m2
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 745,56 . 0,0075
= 5,5917 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 4 . 0,187
= 0,7480 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 5,5917 . 0,161
= 0,9001 Nm

E. Untuk beban 4,5 N

Dik : Fg = 4,5 N
S = 0,136 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
st =0m
sh = 0 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?

283
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
( 0,1 )²
e = 12 (𝑠−0,05 )
( 0,1 )²
= 12 ( 0,136−0,05 )

= 0,0097 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0097
= 0,1597 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – 0,05)
= 1000 . 9,81 (0,136 - 0,05 )
= 843,66 N/m2
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 843,66 . 0,0075
= 6,3275 N
3. Menentukan momen
ƩM =0
= Fg . L
= 4,5 . 0,187
= 0,8415 Nm
ƩM =0
= Fp . Ld
= 6,3275 . 0,1597
= 1,0104 Nm

284
F. Untuk beban 6 N

Dik : Fg =6N
S = 0,16 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
L = 0,187 m
st =0m
sh =0m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
( 0,1 )²
e = 12 ( 𝑠− 0,05 )
( 0,1 )²
= 12 ( 0,16− 0,05)

= 0,0076 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0076
= 0,1576 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – 0,05)
= 1000 . 9,81 ( s – 0,05 )
= 1079,1 N/m2
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
maka,
Fp = Pc . Aact

285
= 1079,1 . 0,0075
= 8,0933 N
3. Menentukan momen
ƩM =0
= Fg . L
= 6 . 0,187
= 1,1220 Nm
ƩM =0
= Fp . Ld
= 8,0933 . 0,1576
= 1,2753 Nm

4.2.2 untuk ɑ = 40° dengan L = 0,187 m


A. Untuk beban 0,5 N
Dik : Fg = 0,5 N
S = 0,084 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
sh = 0,124 m
st = 0,048 m
b = 0,075 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
𝑆−𝑆𝑡
h = 𝐶𝑜𝑠 ∝
0,084−0,048
= cos 40

= 0,047 m

286
1
e =6h
1
= 6 0,047

= 0,0078 m
1
Ld = 0,2 - h
3
1
= 0,2 - 0,047
3

= 0,1843 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑆−𝑆𝑡
Pc = ρ.g 2
0,084−0,048
= 1000 . 9,81
2

= 176,58 N/m2
Aact = h . b
= 0,047 . 0,075
= 0,0035 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 176,58 . 0,0035
= 0,6224 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 0,5 . 0,187
= 0,0935Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 0,6224 . 0,1843
= 0,1147 Nm

B. Untuk beban 1,5 N


Dik : ɑ = 40°

287
Fg =1,5 N
S = 0,108 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
st = 0,048 m
sh = 0,124 m
b = 0,075 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
𝑆−𝑆𝑡
h = 𝐶𝑜𝑠 ∝
0,108−0,048
= cos 40

= 0,0783 m
1
e =6 h
1
= 6 0,0783

= 0,0131 m
1
Ld = 0,2 - h
3
1
= 0,2 - 0,0783
3

= 0,1739 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑆−𝑆𝑡
Pc = ρ.g 2
0,108−0,040
= 1000 . 9,81 2

= 294,30 N/m²
Aact = h . b
= 0,0783 . 0,075

288
= 0,0059 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 294,30 . 0,0059
= 1,7288 N
3 Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 1,5 . 0,187
= 0,2805 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 1,7288 . 0,1739
= 0,3006 Nm

C. Untuk beban 3 N
Dik : ɑ = 40°
Fg =3N
S = 0,138 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
St = 0,048 m
Sh = 0,124 m
b = 0,075 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan

289
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,138−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

= 0,1419 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,1419
= 0,2919 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-St-0,05 .cos α )
= 1000 . 9,81 (0,138-0,048-0,05 . cos 40 )
= 507,155 N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 507,16 . 0,0075
= 3,8037 N
3. Menentukan momen
ƩM =0
= Fg . L
= 3 . 0,187
= 0,5610Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 3,8037. 0,2919
= 1,1101 Nm

D. Untuk beban 4 N
Dik : ɑ = 40°

290
Fg = 4 N
S = 0,154 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
St = 0,048 m
Sh = 0,124 m
L = 0,187 m
b = 0,075
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,154−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

= 0,2704 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,2704
= 0,2704 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-St-0,05 .cos α )
= 1000 . 9,81 (0,154-0,048-0,05 . cos 40 )
= 664,115 N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 664,115 . 0,0075

291
= 4,9809 N

3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 4 . 0,187
= 0,7480 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 4,9809 . 0,2704
= 1,3471 Nm

E. Untuk Beban 4,5 N


Dik : ɑ = 40°
S =0,162 m
Fg = 4N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
St = 0,048 m
Sh = 0,124 m
b = 0,075 m
L = 0,0187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,162−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

292
= 0,112 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,112
= 0,262 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-St-0,05 .cos α )
= 1000 . 9,81 (0,162 - 0,048 - 0,05 . cos 50 )
= 742,595 N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 742,595 . 0,0075
= 5,5695 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 4,5 . 0,187
= 0,8415 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 5,5695. 0,262
= 1,4592 Nm

F. Untuk Beban 6 N
Dik : ɑ = 40°
S = 0,186 m
Fg = 6N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2

293
St = 0,048 m
Sh = 0,124 m
b = 0,075 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,186−0,048
12 ( )0,05
cos 40

= 0,0925 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0925
= 0,2425 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-St-0,05 .cos α )
= 1000 . 9,81 (0,186 - 0,048 - 0,05 . cos 40 )
= 978,035 N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
maka
Fp = Pc . Aact
= 978,035 . 0,0075
= 7,3353 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L

294
= 6 . 0,187
= 1,122 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 7,3353. 0,2425
= 1,7789 Nm

4.2.3 Untuk α = 90o dengan L = 0,187 m


A. Untuk beban 0,5 N
Dik : Fg = 0,5 N
S = 0,238 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
Sh =0m
St = 0,2 m
b = 0,075 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
e =0m
Ld = 0,15 m
2. Menentukan resultan gaya
Fp = ρ . g ( s – st ) ( 0,1 . b )
= 1000. 9,81 (0,238 – 0,2) (0,1. 0,075)
= 2,7959 N
3. Menentukan momen
ƩM =0
= Fg . L

295
= 0,5 . 0,187
= 0,0935 Nm
ƩM =0
= Fp . Ld
= 2,7959 . 0,15
= 0,4194 Nm

B. Untuk Beban 1,5 N


Dik : Fg = 1,5 N
S = 0,25 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
St = 0,2 m
Sh =0m
b = 0,075 m
L = 0,187 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
e =0m
Ld = 0,15 m
2. Menentukan resultan gaya
Fp = ρ . g ( s – st ) ( 0,1 . b )
= 1000. 9,81 (0,25 – 0,2) (0,1. 0,075)
= 3,6788 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 1,5 . 0,187

296
= 0,2805 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 1,6788 . 0,15
= 0,5518 Nm

4.2.4 Untuk ɑ=0° dengan L = 0,212 m

A. Untuk Beban 0,5 N


Dik : ɑ = 0°
Fg = 0,5 N
S = 0,068 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
sh =0m
st =0m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan?
b. Menentukan resultan gaya?
c. Menentukan momen?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
1
e =6s
1
= 6 0,068

= 0,0113 m
1
Ld = 0,2 - s
3
1
= 0,2 - 0,068
3

= 0,01773 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑆
Pc = ρ.g 2

297
0,068
= 1000 . 9,81 2
2
= 333,54 N/m
Aact = s . b
= 0,068. 0,075
= 0,0051 m2
Maka,

Fp = Pc . Aact
= 333,54 . 0,0051
= 1,7011 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 0,5 . 0,212
= 0,1060 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 1,7011 . 0,1773
= 0,3017 Nm

B. Untuk beban 1,5 N


Dik : ɑ = 0°
Fg = 1,5 N
S = 0,09 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
L = 0,212 m
St =0m
Sh =0m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan?

298
b. Menentukan resultan gaya?
c. Menentukan momen?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
1
e =6s
1
= 6 0,09

= 0,0150 m
1
Ld = 0,2 - s
3
1
= 0,2 - 0,09
3

= 0,1700 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑆
Pc = ρ.g 2
0,09
= 1000 . 9,81
2

= 441,45 N/m2
Aact = s . b
= 0,09. 0,075
= 0,0068 m2
Fp = Pc . Aact
= 441,45 . 0,006
= 2,9798 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 1,5 . 0,212
= 0,3180 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 2,9798 .0,1700
= 0,5066 Nm

299
C. Untuk Beban 3 N
Dik : ɑ = 0°
Fg =3N
S = 0,12 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
st =0
sh =0
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya?
c. Menentukan momen?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
0,12
e = 12−(𝑠−0,005)

0,12
= 12−(0,12−0,005)

= 0,0119 m
Ld = 0,15 +e
= 0,15 +0,0119
= 0,1619 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (s-0,05)
= 1000 . 9,81 (0,12-0,05)
= 686,7 N/m2
Aact = 0,1 . b
= 0,1. 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact

300
= 686,7 . 0,0075
= 5,1503 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 3 . 0,212
= 0,6360 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 5,1503 .0,1619
= 0,8339 Nm

D. Untuk Beban 4 N

Dik : Fg =4N
ɑ = 0°
S = 0,138 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St =0m
Sh =0m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan?
b. Menentukan resultan gaya?
c. Menentukan momen?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 12 (𝑠−0,05)

(0,1)2
= 12 (0,138−0,05)

= 0,0095 m

301
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0095
= 0,1595 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-0,05 )
= 1000 . 9,81 (0,138-0,05 )
= 863,28N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 863,28 . 0,0075
=6,4746 N
3. Menentukan momen
ƩM= 0
= Fg . L
= 4 . 0,212
= 0,8480 Nm
ƩM= 0
= Fp . Ld
= 6,4746 .0,1595
= 1,0325 Nm

E. Untuk Beban 4,5 N

Dik : Fg = 4,5 N
ɑ = 0°
L = 0,212 m
St =0
Sh =0

302
S = 0,148 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya?
c. Menentukan momen?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 12 (𝑠−0,05)

(0,1)2
=
12(0,148−0,05)

= 0,0085 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0085
= 0,1585 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-0,05 )
= 1000 . 9,81 (0,148 - 0,05 )
= 961,38 N/m²
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 961,38 . 0,0075
= 7,2104 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 4,5 . 0,212
= 0,9540 Nm

303
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 7,2104 . 0,1585
= 1,1429 Nm
F. Untuk Beban 6 N

Dik : Fg =6N
ɑ = 0°
L = 0,212 m
St =0
Sh =0
S = 0,176 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya?
c. Menentukan momen?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 12 (𝑠−0,05)

(0,1)2
= 12(0,176−0,05)

= 0,0066 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,006
= 0,1566 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g ( S-0,05 )
= 1000 . 9,81 (0,175-0,05 )
= 1236,1 N/m²

304
Aact = 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 1236,1 . 0,0075
= 9,2705 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 6 . 0,212
= 1,2720 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 9,2705.0,1566
= 1,4519 Nm

4.2.5 Untuk ɑ = 40° dengan L=0,212 m


A. Untuk Beban 0,5 N
Dik : ɑ = 40°
L =0,212 m
S = 0,092 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St =0,048 m
Sh = 0,124 m
Fg = 0,5 N
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?

305
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
𝑆−𝑆𝑡
h = 𝐶𝑜𝑠 ∝
0,092−0,048
= cos 40

= 0,0574 m
1
e = h
6
1
= 6 0,0574

= 0,0096m
1
Ld = 0,2 - h
3
1
= 0,2 - 0,0574
3

= 0,1809 m
2. Menentukan resultan gaya
𝑆−𝑆𝑡
Pc = ρ.g 2
0,092−0,048
= 1000 . 9,81 2

= 215,82 N/ m²
Aact = h . b
= 0,0574 . 0,075
= 0,0043 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 215,82 . 0,0043
= 0,9297 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 0,5 . 0,212
= 0,1060 Nm
ƩM = 0

306
= Fp . Ld
= 0,9297 . 0,1809
= 0,1681 Nm
B. Untuk Beban 1,5 N
Dik : ɑ = 40°
L = 0,212 m
S = 0,116 m
Fg = 1,5 N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St = 0,048m
Sh = 0,124 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
𝑆−𝑆𝑡
h = 𝐶𝑜𝑠 ∝
0,116−0,048
= cos 40

= 0,0888 m
1
e = h
6
1
= 6 0,0888

= 0,0148 m
1
Ld = 0,2 - h
3
1
= 0,2 - 0,0888
3

= 0,1704 m

307
2. Menentukan resultan gaya
𝑆−𝑆𝑡
Pc = ρ.g 2
0,116−0,048
= 1000 . 9,81 2

= 333,5400 N/m²
Aact = h . b
= 0,0888 . 0,078
= 0,0067 m²
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 333,54 . 0,0067
= 2,2206 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 1,5 . 0,212
= 0,3180 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 2,2206 . 0,1704
= 0,3784 Nm

D. Untuk Beban 3 N
Dik : ɑ = 40°
L =0,212 m
S = 0,146 m
Fg = 3 N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St = 0,048 m

308
Sh = 0,124 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,146−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

= 0,1303 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,1303
= 0,2803 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – St – (0,05 . cos α))
= 1000 . 9,81 (0,146 – 0,074 – (0,05 . cos 40°))
= 585,635 N/m²
Aact= 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 585,635 . 0,0075
= 4,3923 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 3 . 0,212
= 0,6360 Nm
ƩM = 0

309
= Fp . Ld
= 4,3923.0,2803
= 1,2311 Nm

D. Untuk beban 4 N
Dik : ɑ = 40°
L = 0,212 m
S = 0,164 m
Fg = 4 N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St = 0,048 m
Sh =0,124 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,164−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

= 0,1101 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,1101
= 0,2601 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – St – (0,05 . cos α))
= 1000 . 9,81 (0,164 – 0,048 – (0,05 . cos 40°))
= 762,215 N/m²

310
Aact= 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 762,215 . 0,0075
= 5,7166 N

3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 4 . 0,212
= 0,8480 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 5,7166 . 0,2601
= 1,467 Nm

E. Untuk Beban 4,5 N


Dik : ɑ = 40°
L = 0,212 m
S = 0,174 m
Fg = 4,5 N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St = 0,048 m
Sh =0,124 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?

311
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,174−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

= 0,1023 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,1023
= 0,2533 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – St – (0,05 . cos α))
= 1000 . 9,81 (0,174 – 0,048 – (0,05 . cos 40°))
= 860,315 N/m²
Aact= 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact
= 860,315 . 0,0075
= 6,4524 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 4,5 . 0,212
= 0,9540 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 6,4524 . 0,2513
= 1,6217 Nm
F. Untuk Beban 6 N

312
Dik : ɑ = 40°
L = 0,212 m
S = 0,202 m
Fg = 6 N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St = 0,048 m
Sh = 0,124 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
(0,1)2
e = 𝑆−𝑆𝑡
12 ( )0,05
𝐶𝑜𝑠 ∝

(0,1)2
= 0,202−0,048
12 ( )0,05
𝑐𝑜𝑠 40

= 0,0829 m
Ld = 0,15 + e
= 0,15 + 0,0829
= 0,2329 m
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – St – (0,05 . cos α))
= 1000 . 9,81 (0,202 – 0,048 – (0,05 . cos 40°))
= 1134,44 N/m²
Aact= 0,1 . b
= 0,1 . 0,075
= 0,0075 m2
Maka,
Fp = Pc . Aact

313
= 1134,44 . 0,0075
= 8,5125 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 6 . 0,212
= 1,272 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 8,5125 . 0,2329
= 1,9826 Nm

4.2.6.Untuk α = 90o dengan L= 0,212 m


A. Untuk Beban 0,5 N
Dik : ɑ = 90°
L =0,212 m
S = 0,24 m
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St =0,02 m
Sh = 0 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
e =0m
Ld = 0,15 m
2. Menentukan resultan gaya
Fp = P. g (s-st)(0,1.b)

314
= 1000 9,81 (0,24-0,2)(0,1 . 0,075)
= 2,943 N
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
= 0,5 . 0,212
= 0,106 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
= 2,943 . 0,15
= 0,4415 Nm
B. Untuk beban 1,5 N
Dik : ɑ = 90°
L =0,212m
S = 0,252 m
Fg = 1,5 N
ρ = 1000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
b = 0,075 m
St = 0,2 m
Sh = 0 m
Dit : a. Menentukan titik pusat tekanan ?
b. Menentukan resultan gaya ?
c. Menentukan momen ?
Penyelesaian:
1. Menentukan titik pusat tekanan
e =0𝑚
Ld = 0,15
2. Menentukan resultan gaya
Pc = ρ.g (S – St ) (0,01 . 6)
= 1000 . 9,81 (0,252 – 0,2 ) (0,1 . 0,075)

315
= 3,826N/m²
3. Menentukan momen
ƩM = 0
= Fg . L
=1,5 . 0,212
= 0,318 Nm
ƩM = 0
= Fp . Ld
=3,8259 .0,15
= 0,5739Nm

316
Tabel 4.3 rekapitulasi hasil perhitungan untuk L = 0,187 m
Beban Sudut S St Sh Titik pusat tekanan Resultan gaya Momen gaya
(N) (°) (m) (m) (m) h (m) e (m) Ld (m) Pc (Pa) Aact (m2) Fp (N) ƩM=0 (Nm) ƩM=0 (Nm)
0.5 0.0640 0.0107 0.1787 313.9200 0.0048 1.5068 0.0935 0.2692
1.5 0.0840 0.0140 0.1720 412.0200 0.0063 2.5957 0.2805 0.4465
3.0 0.1100 0.0139 0.1639 588.6000 0.0075 4.4145 0.5610 0.7235
0
4.0 0.1260 0 0 0.0110 0.1610 745.5600 0.0075 5.5917 0.7480 0.9001
4.5 0.1360 0.0097 0.1597 843.6600 0.0075 6.3275 0.8415 1.0104
6.0 0.1600 0.0076 0.1576 1079.1000 0.0075 8.0933 1.1220 1.2753
0.5 0.0840 0.0470 0.0078 0.1843 176.5800 0.0035 0.6224 0.0935 0.1147
1.5 0.1080 0.0783 0.0131 0.1739 294.3000 0.0059 1.7288 0.2805 0.3006
3.0 0.1380 0.1175 0.1419 0.2919 507.1552 0.0075 3.8037 0.5610 1.1101
40
4.0 0.1540 0.048 0.124 0.1384 0.1204 0.2704 664.1152 0.0075 4.9809 0.7480 1.3471
4.5 0.1620 0.1488 0.1120 0.2620 742.5952 0.0075 5.5695 0.8415 1.4592
6.0 0.1860 0.1801 0.0925 0.2425 978.0352 0.0075 7.3353 1.1220 1.7789
0.5 0.2380 0 0.1500 2.7959 0.0935 0.4194
90 0.2 0
1.5 0.2500 0 0.1500 3.6788 0.2805 0.5518
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Kelompok II, 2017

317
Tabel 4.4 rekapitulasi hasil perhitungan untuk L = 0,212 m
Beban Sudut S St Sh Titik pusat tekanan Resultan gaya Momen gaya
(N) (°) (m) (m) (m) h (m) e (m) Ld (m) Pc (Pa) Aact (m2) Fp (N) ƩM=0 (Nm) ƩM=0 (Nm)
0.5 0.0680 0.0113 0.1773 333.5400 0.0051 1.7011 0.1060 0.3017
1.5 0.0900 0.0150 0.1700 441.4500 0.0068 2.9798 0.3180 0.5066
3.0 0.1200 0.0119 0.1619 686.7000 0.0075 5.1503 0.6360 0.8339
0 0 0
4.0 0.1380 0.0095 0.1595 863.2800 0.0075 6.4746 0.8480 1.0325
4.5 0.1480 0.0085 0.1585 961.3800 0.0075 7.2104 0.9540 1.1429
6.0 0.1760 0.0066 0.1566 1236.0600 0.0075 9.2705 1.2720 1.4519
0.5 0.0920 0.0574 0.0096 0.1809 215.8200 0.0043 0.9297 0.1060 0.1681
1.5 0.1160 0.0888 0.0148 0.1704 333.5400 0.0067 2.2206 0.3180 0.3784
3.0 0.1460 0.1279 0.1303 0.2803 585.6352 0.0075 4.3923 0.6360 1.2311
40 0.048 0.124
4.0 0.1640 0.1514 0.1101 0.2601 762.2152 0.0075 5.7166 0.8480 1.4867
4.5 0.1740 0.1645 0.1013 0.2513 860.3152 0.0075 6.4524 0.9540 1.6217
6.0 0.2020 0.2010 0.0829 0.2329 1134.9952 0.0075 8.5125 1.2720 1.9826
0.5 0.2400 0 0.1500 2.9430 0.1060 0.4415
90 0.2 0
1.5 0.2520 0 0.1500 3.8259 0.3180 0.5739
Sumber : Hasil Perhitungan Analisa Data Kelompok II, 2017

318
4.4 Analisa Grafik
4.4.1 Analisa grafik untuk 𝛼 = 0 o dengan L = 0,187 m

s ΣM
0.064 0.0935
0.084 0.2805
0.11 0.5610
0.126 0.7480
0.136 0.8415
0.16 1.1220

Σ M = FG.L dan S
1.2

1.0

0.8
Σ M = FG . L

0.6

0.4

0.2

0.0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
S (m)

Gambar 4.1 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan ΣM = Fgx L

334
s ΣM
0.064 0.2692
0.084 0.4465
0.11 0.7235
0.126 0.9001
0.136 1.0104
0.16 1.2753

Σ M = FP.LD dan S
1.4

1.2

1.0
Σ M = FP . LD

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
S (m)

Gambar 4.2 grafik hubungan ketinggian air (s) terhadap ∑M = Fp x Ld

335
4.4.2 Analisa grafik untuk 𝛼 = 40o dengan L = 0,187 m

s ΣM
0.084 0.0935
0.108 0.2805
0.138 0.561
0.154 0.748
0.162 0.8415
0.186 1.122

Σ M = FG.L dan S
1.2

0.8
Σ M = FG . L

0.6

0.4

0.2

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
S (m)

Gambar 4.3 grafik hubungan antara ketinggian air (s) ∑M =Fg x L

336
s ΣM
0.084 0.1147
0.108 0.3006
0.138 1.1101
0.154 1.3471
0.162 1.4592
0.186 1.7789

Σ M = FP.LD dan S
2.0
1.8
Σ M = FP . LD

1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
S (m)

Gambar 4.4 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M = Fp xLd

337
4.4.3 Analisa grafik untuk 𝛼=90o dengan L = 0,187 m

s ΣM
0.238 0.0935
0.25 0.2805

Σ M = FG.L dan S
0.3

0.25
Σ M = FG . L

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0.236 0.238 0.24 0.242 0.244 0.246 0.248 0.25 0.252
S (m)

Gambar 4.5 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M =Fg x L

338
s ΣM
0.238 0.41938
0.25 0.55181

Σ M = FP.LD dan S
0.6

0.5
Σ M = FP . LD

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.236 0.238 0.24 0.242 0.244 0.246 0.248 0.25 0.252
S (m)

Gambar 4.6 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M = FG x L

339
4.3.4 Analisa grafik untuk 𝛼=0o dengan L = 0,212 m

S ΣM
0.0680 0.1060
0.0900 0.3180
0.1200 0.6360
0.1380 0.8480
0.1480 0.9540
0.1760 1.2720

Grafik Hubungan antara S dan Σ M = Fg . L


1.4

1.2

1.0
Σ M = Fg . L

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000
S (m)

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M =Fg x L

340
S ΣM
0.0680 0.3017
0.0900 0.5066
0.1200 0.8339
0.1380 1.0325
0.1480 1.1429
0.1760 1.4519

Σ M = FP.LD dan S
1.6
1.4
1.2
Σ M = FP . LD

1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000
S (m)

Gambar 4.8 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M =Fp x Ld

341
4.3.5 Analisa grafik untuk 𝛼=40o dengan L = 0,212 m

S ΣM
0.0920 0.1060
0.1160 0.3180
0.1460 0.6360
0.1640 0.8480
0.1740 0.9540
0.2020 1.2720

1.4
Σ M = FG.L dan S
1.2
1
0.8
Σ M = FG . L

0.6
0.4
0.2
0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500
S (m)

Gambar 4.9 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M = FG x L

342
S ΣM
0.0920 0.1681
0.1160 0.3784
0.1460 1.2311
0.1640 1.4867
0.1740 1.6217
0.2020 1.9826

2.5
Σ M = FP.LD dan S
Σ M = FP . LD

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500
S (m)

Gambar 4.10 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M = FP x Ld

343
4.3.6 Analisa grafik untuk 𝛼=90o dengan L = 0,212 m

s ΣM
0.2400 0.1060
0.2520 0.3180

0.3500
Σ M = FG.L dan S
0.3000
0.2500
Σ M = FG . L

0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.2380 0.2400 0.2420 0.2440 0.2460 0.2480 0.2500 0.2520 0.2540
S (m)

Gambar 4.11 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M = Fg x L

344
s ΣM
0.2400 0.44145
0.2520 0.57389

Σ M = FP.LD dan S
0.7
0.6
0.5
Σ M = FP . LD

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.2380 0.2400 0.2420 0.2440 0.2460 0.2480 0.2500 0.2520 0.2540
S (m)

Gambar 4.12 grafik hubungan antara ketinggian air (s) dan Σ M = FP x Ld

345
4.4 Pembahasan

Percobaan tekanan hidrostatis bertujuan untuk menentukan pusat


tekanan dalam zat cair diam, menentukan resultan gaya yang terjadi pada zat
cair dia, menentukan besar momen yang terjadi. Percobaan ini dilakukan
beberapa kali dengan jarak yang berbeda-beda.

Pada percobaan ini dilakukan dengan dua jarak yaitu 0,187 m dan 0,212
m. untuk jarak 0,187 m dan 0,212 digunakan sudut kemiringan 0° , 40°, dan
90°.

Pada percobaan yang pertama, dilakukan pengukuran dengan jarak (L)


= 0,187 m dengan sudut kemiringan α = 0°. Untuk beban 0,5 N didapat pusat
tekanan e = 0,0107 m, Ld = 0,1787 m, resultan gaya (Pc) = 313,92 N/m²,
Aact = 0,0935 Nm, ΣM = 0,0935 Nm, ΣM = 0,2692 Nm. Untuk beban 1,5 N
didapat pusat tekanan e = 0,014 m, Ld = 0,172 m, resultan gaya Pc = 421,02
N/m², Aact = 0,0063 m² sehingga Fp = 2,5957 N dan momen ΣM = 0,2805
Nm, ΣM = 0,4465 Nm. Untuk beban 3 N didapat pusat tekanan e = 0,0139 m,
Ld = 0,1639 m, resultan gaya Pc = 588,6 N/m², Aact = 0,0075 m² sehingga Fp
= 4,4145 N dan momen ΣM = 0,561 Nm, ΣM = 0,7235 Nm. Untuk beban 4 N
didapat pusat tekana e = 0,011 m, Ld = 0,161 m, resultan gaya Pc = 745,56
N/m², Aact = 0,0075 m² sehingga Fp = 5,5917 N, dan momen ΣM = 0,780
Nm, Σ 0,9001 Nm. Utnuk beban 4,5 N didapat pusat tekanan e = 0,0097 m,
Ld = 0,1597 m, resultan gaya Pc = 843,66 N/m², Aact = 0,0075 m² sehingga
Fp = 8,0933 N dan momen ΣM = 1,1220 Nm, ΣM = 1,2753.

Pada percobaan berikutnya setelah kemiringan α dan jarak (L) diubah,


hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel rekapitulasi data. Pada analisa
grafik terdapat dua gambar pada tiaap titik kemiringan (α). Pada ketinggian
dan kemiringan α = 0° maka ketinggian air berturut-turut sebesar 0,064 m,
0,084 m, 0,0110 m, 0,126 m, 0,136 m dan 0,160 m. Untuk nilai momen ΣM
=Fg x L berturut-turut adalah 0,0935 Nm, 0,2805 Nm, 0,561 Nm, 0,7480 Nm,
0,8415 Nm dan 1,1220 Nm. Sedangkan momen ΣM = Fp x Ld berturut-turut

346
adalah 0,2692 Nm, 0,4465 Nm, 0,7235 Nm, 0,9001 Nm, 1,0104 Nm dan
1,2753 Nm.

Pada jarak 0,212 m dan kemiringan α = 0° dimana ketinggian air


berturut-turut sebesar 0,068 m, 0,09 m, 0,12 m, 0,138 m, 0,148 m dan 0,176
m. Untuk nilai momen ΣM = Fg x L berturut-turut adalah 0,1060 Nm, 0,3180
Nm, 0,6360 Nm, 0,8480 Nm, 0,9540 Nm dan 1,2720 Nm. Sedangkan untuk
momen ΣM = Fp x Ld berturut-turut adalah 0,3017 Nm, 0,5066 Nm, 0,8339
Nm, 1,0325 Nm, 1,1429 Nm dan 1,4519 Nm. Sedangkan untuk kemiringan
selanjutnya dapat dilihat pada hasil perhitungan analisa data pada grafik.

Pada analisa grafik untuk sudut 0° dapat dilihat hubungan antara s dan
ΣM = Fg x L berbanding lurus, artinya semakin tinggi ketinggian air maka
semakin besar pula momen. Demikian pula hubungan antara s dan ΣM = Fp x
Ld hubungannya berbanding lurus yaitu semakin tinggi ketinggian air maka
semakin besar pula momen.

347
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Menentukan pusat tekanan dapat diperoleh dengan memperhatikan
ketinggian air atau dapat dikatakan titik pusat tekanan berbanding
terbalik dngan air, sehingga semakin besar ketinggian air maka titik
pusat tekanannya akan semakin kecil. Begitupun sebaliknya,
2. Resultan gaya dapat dieroleh dengan melihat tekanan hidrostatik dan
bidang pusat datar terhadap permukaan resultan gaya berbanding lurus
dengan ketinggian air, sehingga semakin besar ketinggian air maka
semakin besar pula resultan gayanya. Begitupun sebaliknya,
3. Dari analisa grafik dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai
ketinggian air maka momen yang terjadi akan semakin besar.
5.2 Saran
Adapun saran kami adalah sebaiknya alat-alat praktikum di laboratorium
dilengkapi agar hasil data yang didapatkan dari percobaan tersebut lebih
teliti dan lebih riil.

348
Hidrostatic Presure Apparatus

Beban

Gelas Plastik

349
Ember

Selang

350
DAFTAR PUSTAKA

http.// ards family,blogspot.com.Diakses pada tanggal 17 September

351
2015 pukul 12:00 wita
http.// elva marlian. Blogspot,com. Diakses pada tanggal 17 September
2015 pukul 14 :00 wita

352

Anda mungkin juga menyukai