Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HIDROSTATIKA FLUIDA

Disusun Oleh :
1. Muhammad Syauqi Harry Mardika (5223550015)
2. Santo Petrus Perangin-angin (5223250026)
3. Safwan Ariadi (5223550011)
4. Aulia Faturrahman (5223250019)

Dosen Pengampu : Abdul Rais, S.Pd., S.T., M.Si.

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “HIDROSTATIKA FLUIDA”
dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang ilmu yang dipelajari dalam vektor.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada dosen pengampu kami, Bapak Abdul Rais, S.Pd., S.T., M.Si. dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Tuhan Yang Maha Esa, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Medan, 28 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II
2.1 Pengertian Hidrostatika Fluida
2.2 Satuan Tekanan dalam Statika Fluida
2.3 Tekanan Fluida
2.4 Hubungan Tekanan Dengan Kedalaman Fluida
BAB III
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tekanan Pada Suatu Benda......................................................................................2
Gambar 2. 2 Tekanan Pada Suatu Bidang.....................................................................................3
Gambar 2. 3 Elemen Volume Pada Suatu Kedalam Dari titik Acuan.........................................5
Gambar 2. 4 Hukum Pascal.............................................................................................................6
Gambar 2. 5 Hukum Archimedes...................................................................................................7
Gambar 2. 6 Tegangan Permukaan................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat elektrostatik pada fluida sangat luas diamati pada berbagai bidang. Sejauh ini,
pembahasan statika fluida pada mekanika fluida pada tingkat sekolah dan perguruan tinggi
hanya pada sebatas melibatkan tegangan permukaan dan tekanan hidrostatik. Adapun topik
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Tekanan Fluida, Hubungan tekanan dengan
kedalaman pada Fluida dan Hukum-hukum Hidrostatika.
Mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang statika fluida
karena kurangnya media yang mendukung pembelajaran pada saat ini. Selain itu, mahasiswa
memiliki waktu yang terbatas di kuliah untuk belajar materi tentang statika fluida karena
waktu akan dibagi untuk subbab yang lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh elektrostatika tehadap suatu
fluida dengan metode eksperimen dan analisis teoritik. Data yang di dapat dimasukan
didalam tabel yang akan dianalisis secara matematik dan kualitatif. Metode eksperimen
dimana menggunakan plastik dan plastik mika sebagai alat untuk menentukan adanya
pengaruh elektrostatika terhadap fluida, Dari hasil eksperimen dan analisis kualitatif dapat
disimpulkan bahwa fluida tenyata selama ini tidak hanya dipengaruhi oleh tegangan
permukaan saja tetapi fluida juga bisa dipengaruhi oleh elektrostatika dalam suatu bahan.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah Menyusun Sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini. Ada pula Sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini, yaitu

 Apa yang dimaksud serta penafsiran Statika Fluida


 Hukum yang berlaku pada Hidrostatika
 Tekanan yang terjadi dalam Hidrostatika Fluida

1.3 Tujuan Masalah

 Menjelaskan apa pengertian dari Statika Fluida


 Memaparkan apa saja hukum yang berlaku dalam Hidrotatika
 Memaparkan apa saya tekanan yang ada dalam Hidrostatika Fluida
 Memberi wawasan tambahan kepada pembaca mengenai materi tentang
Hidrostatika Fluida

1
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Hidrostatika Fluida


Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari
fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini
biasanya merujuk pada penerapan matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup
kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk
melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut
sebagai dinamika fluida.
Fluida Adalah zat yang berubah bentuk secara kontinu (terus-menerus) bila terkena
tegangan geser, berapapun kecilnya tegangan geser. Gaya geser adalah komponen gaya yang
menyinggung permukaan, tegangan geser pada suatu titik adalah nilai batas perbandingan
gaya geser terhadap luas dengan berkurangnya luas hingga menjadi titik tersebut.

2.2 Satuan Tekanan dalam Statika Fluida

Pada setiap titik di dalam zat cair yang diam akan mengalami suatu tekanan yang
disebut tekanan hidrostatis. Dengan demiikian setiap benda atau bidang yang berada pada
zat cair tersebut akan merasakan tekanan itu.

Gambar 2. 1 Tekanan Pada Suatu Benda

2
Besarnya tekanan hidrostatis ditentukan oleh :
a. Tekanan Permukaan
b. Gaya Luar
c. Letak titik (koordinat)

Gambar 2. 2 Tekanan Pada Suatu Bidang

Jika tekanan pada setiap tempat pada suatu bidang adalah sama besar, maka :
F
P=
A

Dimana : P = tekanan hidrostatis


F = gaya
A = luas bidang
Satuan yang biasa dipakai untuk tekanan hidrostatis dalam sistem metric :
kg ton
2
; 2 gravitational system
m m
dyne
2 absolut system
cm
Sevolume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam sebuah bejana akan
memberikan tekanan ke atas untuk mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya.
Untuk suatu volume yang sangat kecil, tegangan adalah sama di segala arah.
Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi
berbeda-beda sesuai dengan ketinggian titik tersebut dari suatu titik acuan.
Dasar bejana akan mendapat tekanan sebesar :
PBar P = tekanan udara + tekanan oleh gaya berat zat
cair (Tekanan Hidrostatika).

3
Gaya berat fliuda
P = BAR + Luas penampang dasar bejana
ρ. v . g ρ. g . A . h
P = BAR + A = BAR + A

2.3 Tekanan Fluida


Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Ada dua macam fluida yaitu fluida cair dan gas.
Salah satu ciri utama fluida adalah jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada
waktu. Hal ini disebabkan lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi. Pada zat cair
gaya interaksi antara molekul molekul masih cukup besar Akibatnya zat cair masih terlihat
dalam satu kesatuan yang jelas dan masih dapat dilihat batas-batas dan bentuk cair. Berbeda
dengan gas dimana molekulnya dapat dianggap suatu sistem partikel bebas. Gaya kohesi
sangat kecildan interaksi anatar molekul sangat kecil terutama oleh tumbukan. Akibatnya gas
cenderung memenuhi seluruh ruang yang melingkupinya.
Mekanika gas dan cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi
dalam keadaan diam mempunyai perilaku yang sama dan inilah yang dipelajari dalam Statika
Fluida. Tinjauan Statika fluida adalah bahwa fluida bersifat makroskopik, karena itu ketika
ditentukan elemen yang sangat kecil maka volume ini masih jauh lebih besar dari ukuran
molekul-molekul pembentuk fluida tersebut.
Dalam mekanika benda titik unsur dimanika yang utama adalah gaya, maka dalam
mekanika fluida adalah tekanan. Tekanan adalah gaya yang dialami oleh suatu titik pada
suatu permukaan fluida persatuan luas dalam arah tegak lurus permukaan tersebut. Secara
matematika tekanan P didefinisikan sebagai:

d⃗
F = pd⃗
A

Dimana d⃗
F adalah gaya yang dialami oleh elemen luas d⃗
A dari permukaan fluida.
Secara mikroskopik gaya ini merupakan pertambahan momentum per satuan waktu yang
disebabkan oleh tumbukna molekul fluida di permukaan tersebut. Permukaan ini, bisa berupa
permukaan batas antar fluida dengan wadahnya dan dapat pula berbentuk permukaan
imajiner yang ditentukan oleh fluida.
2.4 Hubungan Tekanan Dengan Kedalaman Fluida
Dari hukum-hukum Newton dapat diturunkan persamaan yang menghubungkan tekanan
dengan kedalaman fluida. Dari gambar 2.3 elemen volume fluida sebesar dxdydz. Bagian

4
atas dari elemen tersebut akan mengalami gaya kebawah dan bagian bawah akan mengalami
gaya ke atas masing-masing sebesar: (p+dp)dzdy dan pdxdy.
Jika benda dalam keadaan seimbang, maka berdasarkan hukum I Newton kedua gaya ini
akan saling meniadakan., sehingga setelah menyamakan kedua gaya tersebut diperoleh :
pdxdy= (p+dp)dxdy+dW dimana dW = mg dan m = ρ V sedang V = dxdydz maka diperoleh
pdxdy = (p+dp)dxdy + ρ gdxdydz
dp
dp + rgdz = 0 atau = - ρg
dz

Gambar 2. 3 Elemen Volume Pada Suatu Kedalam Dari titik Acuan

Di dalam persamaan di atas diperoleh tanda negatif (-) karena arah z diambil berlawanan
dengan arah g. Persamaan tersebut adalah bentuk persamaan difrensial yang dapat dengan
mudah diselesaikan jika rapat massa ρ tidak bergantung pada z
Apabila persamaan diintegrasikan dan memasukkan syarat bebas p(H) = p(0) maka
diperoleh :
p(z) = p(H) + ρ g(H-z) atau p(z) = p(0) + ρ g(H-z)
Jika digunakan parameter h yaitu kedalaman elemen volume relatif terhadap permukaan
dp −dp
maka, akah diperoleh h = H – z, dg = -dz sehingga = = ρ g dan setelah
dh dz
diintegrasikan diperoleh :

p = p0 + ρ gh

dimana p0 adalah tekanan di permukaan dan persamaan itu menyatakan hubungan diantara
tekanan p dan kedalaman h. Dari persamaan ini dapat diberi kesimpulan bahwa : Tempat
yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama.

5
2.5 Hukum-Hukum Hidrostatika

A. Hukum Pascal
Hukum Pascal mengatakan : “Tekanan pada suatu titik akan diteruskan kesemua titik
lain secara bersamaan.” Artinya, bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair ditambah
dengan suatu harga maka tekanan semua titik pada zat cair yang sama akan bertambah
dengan harga yang sama pula.
Hukum ini dengan mudah dapat diturunkan dari hubungan linier antara tekanan dan
kedalaman

Gambar 2. 4 Hukum Pascal

Dari gambar : p A - p(h =0 ) = ρ gh A → p A = p0 + ρ gh A dan pB - p(h =0 ) = ρ gh B → pB = p0 + ρ


gh B. Apabila tekanan dipertemukan ditambah Dp, maka:

p ' A - p ' (h=0) = ρ gh A → p ' A = p0 + ∆p + ρ gh A jadi ∆ p A = ∆p

p ' B - p ' (h=0) = ρ gh B → p ' B = p0 + ∆p + ρ gh B jadi ∆ pB = ∆

Jadi tekanan di setiap titik dalam fluida akan bertambah sebesar ∆p juga.

B. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mengatakan bahwa : “Setiap benda yang berada diadalam suatu
fluida, maka benda itu akan mengalami gaya ke atas (disebut dengan gaya apung) sebrat
zat cair yang dipindahkannya.” Hukum ini bukan hukum yang fundamental.
Tinjau sebuah balok yang berada di dalam zat cair, yang digambarkan seperti gambar
skets 2.5. Gaya oleh zat cair pada balok adalah: ⃗
F = A( p0 + ρ gz). Gaya kebawah oleh

6
tekanan fluida pada bagian atas ditambah dengan gaya berat balok adalah: ⃗
F = A( p0 + ρ
gz) + ⃗
W . Gaya netto pada benda (arahnya diasumsikan keatas) adalah :

Gambar 2. 5 Hukum Archimedes

⃗ '
W , Maka diperoleh : ⏟
⃗ F res = A ρ g(z−z ) ⃗
F res = ⃗
F -⃗
F ' = A( p0+ ρ gz) - A( p0+ ρ gz’) - ⃗ -W

FA

Suku pertama dari gaya resultan adalah : Gaya Archimedes. Bila Gaya Archimedes ⃗FA
maka sama dengan gaya berat ⃗ W , maka resultan gaya = 0 dan benda akan melayang.

FA ⟩ ⃗
Bila ⃗ W , maka benda akan terdorong ke atas dan akan melayang.

F A ⟨⃗
Bila ⃗ W , maka benda akan terdorong kebawah dan akan tenggelam.

C. Tegangan Permukaan
Pisau silet yang terbuat dari logam akan terapung bila diletakkan mendatar di atas air
secara hati-hati. Hal ini seolah-olah bertentangan dengan Hukum Archimedes karena
kenyataannya berat silet logam tersebut lebih besar dari berat jenis air, bila silet ditekan
kedalam air maka silet juga kan tenggelam. Gaya apung Archimedes tetap berlaku seperti
biasa tetapi ada gaya lain yang bekerja pada silet sehingga gaya ke atas menjadi sama
dengan gaya berat. Gaya ke atas tambahan itu disebabkan oleh tegangan permukaan.
Tegangan permukaan ini disebakan karena permukaan zat cair dalam keadaan tegang,
sehingga membentuk lapisan permukaan seperti selaput.
Besar gaya tegangan permukaan per satuan panjang disebut sebagai tegangan
permukaan yang disimbolkan dengan y. Tegangan ini dapat diukur dengan pertolongan
suatu alat yang sederhana. Dari gambar 2.5, alat dicelup dengan larutan sabun, maka pada
saat tersebut terbentuk sebuah lapisan sabun yang mempunyai dua permukaan. Bila berat
kawat besar, maka B akan tertarik ke atas. Supaya kawat geser itu dalam keaadan
stimbang perlu ditambahkan beban sebesar ⃗ W 2 pada kawat tersebut.

7
Gambar 2. 6 Tegangan Permukaan

Jika potongan kawat geser sama dengan L dan beratnya ⃗


W 1 maka tegangan permukaan
dapat dicari dari persamaan berikut:

2γ L = ⃗
W1 - ⃗
W2


W 1− ⃗
W2
ρ=
2L

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hidrostatika adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam,
dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Statika fluida mencakup kajian
kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Fluida Adalah zat yang
berubah bentuk secara kontinu (terus-menerus) bila terkena tegangan geser,
berapapun kecilnya tegangan geser. Gaya geser adalah komponen gaya yang
menyinggung permukaan, tegangan geser pada suatu titik adalah nilai batas
perbandingan gaya geser terhadap luas dengan berkurangnya luas hingga menjadi
titik tersebut.
Pada setiap titik di dalam zat cair yang diam akan mengalami suatu tekanan yang
disebut tekanan hidrostatis. Dengan demiikian setiap benda atau bidang yang berada
pada zat cair tersebut akan merasakan tekanan itu. Hal ini disebabkan lemahnya
ikatan antara molekul yang disebut kohesi. Akibatnya gas cenderung memenuhi
seluruh ruang yang melingkupinya. Mekanika gas dan cair yang bergerak mempunyai
perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam mempunyai perilaku yang
sama dan inilah yang dipelajari dalam Statika Fluida. Secara mikroskopik gaya ini
merupakan pertambahan momentum per satuan waktu yang disebabkan oleh
tumbukna molekul fluida di permukaan tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Frederick J. (1989). Teori Dan Soal-Soal Fisika. Bandung: Erlangga.


Motlan Sirait, E. S. (2010). Fisika Dasar I. Bandung: Ciptapustaka.
Priyambodo, T. K. (2009). Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.
Suroso. (2008). Buku Ajar Hidrolika Dasar. Malang: Universitas Brawijaya.
Sutarno. (2013). Fisika Untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tipler, P. A. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta: Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai