Anda di halaman 1dari 22

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap fenomena yang terjadi didalam dunia selalu berhubungan dengan kejadian
fisika. Contohnya pada saat menyelam dapat membuat gendang telinga seseorang itu
pecah. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan yang diberikan oleh air terhadap
gendang telinga orang tersebut. Tekanan pada air saat seorang menyelam menyebar
kesegala arah. Tekanan tersebut disebabkan oleh gaya grafitasi yang bekerja pada
setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan yang diberikan bergantung pada
kedalaman seseorang menyelam. Semakin dalam seorang menyelam maka semakin
besar pula tekanan yang akan didapatkan.
Sifat dari tekanan yang ada pada zat padat hanya ke arah bawah, hal ini berlaku
jika tidak ada gaya dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan pada zat cair, tekanan
pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan
oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan
zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak suatu bagian zat
cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Sifat penting lainnya dari
fluida yang berada dalam keadaan diam selalu bekerja tegak lurus terhadap
permukaan yang bersentuhan dengannya. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan
gas. Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan
tekanan hidrostatis. Pada percobaan ini yang akan dibahas adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatik dan bagaimana tekanan itu bekerja pada suatu
benda.
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi dibawah permukaan air (fluida
statis). Tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat
cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut.
Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak
suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Tekanan
yang ditimbulkan itulah yang disebut tekanan hidrostatis.
Pada praktikum ini, yang akan diteliti adalah tinggi air muka yang dihasilkan
pada hydrostatic pressure zat cair pada saat diberi tekanan berupa beban. Setiap kali
percobaan akan menggunakan beban yang berbeda-beda. Praktikum ini dilakukan
untuk membuktikan hubungan antara tekanan dengan tinggi muka air serta pengaruh
massa jenis zat saat dicelupkan pada zat cair terhadap tekanan yang dihasilkan pada
zat cair dan hubungan antara momentum dengan permukaan luas yang tercelup pada
zat cair.
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perlunya melakukan
praktikum mengenai hydrostatic pressure agar mahasiswa dapat mengetahui tekanan
hidrostatis yang terjadi pada suatu fluida dan menagetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis tersebut dan juga hubungan kedalaman dengan
gaya tekanan hidrostatis serta pengaplikasian hydrostatic pressure dalam bidang
pertanian.
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum hydrostatic pressure adalah agar mahasiswa mengetahui


tekanan hidrostatis yang terjadi pada suatu fluida dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis tersebut. Kegunaan dari praktikum hydrostatic
pressure dalam bidang pertanian contohnya dalam pembuatan irigasi untuk lahan
pertanian.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Hidrostatis

Tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per satuan luas permukaan
setiap. Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengerahkan sebuah gaya pada
permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut, hal ini sesuai dengan prinsip
Archimedes. Untuk suatu cairan dengan sebuah permukaan bebas (free surface),
maka h adalah selisih jarak dari permukaan bebas tersebut sampai titik tertentu
dibawahnya (kedalaman) dimana tekanan akan diukur.
Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan tekanan yaitu
𝑝ℎ = 𝑝0 × 𝜌 × 𝑔 × ℎ (1)
−2
dimana ph adalah tekanan total (N 𝑚 ), po adalah tekanan lingkungan
(atmosfer bumi), 𝜌 adalah massa jenis (kg 𝑚−3 ), g adalah gravitasi (m 𝑠 −2 ), h adalah
kedalaman (m).
Dari persamaan tersebut dapat diketahui pula hubungan antara tekanan, massa
jenis, percepatan gravitasi dan kedalaman h yang semuanya menunjukkan hubungan
yang berbanding lurus. Jadi, semakin besar nilai massa jenis maka semakin besar
tekanannya, begitu juga jika percepatan gravitasi maupun kedalamannya semakin
besar, maka nilai tekanan akan semakin besar (Ongga dkk, 2009).
Sehingga jika suatu benda dicelupkan ke dalam wadah berisi air maka semakin
dalam benda tersebut tercelup atau masuk ke dalam air, tekanan yang dialami benda
pun semakin besar. Sementara jika suatu benda diubah ukurannya tidak akan
menyebabkan tekanan atau gaya yang dialami benda berubah selama massa jenisnya
tetap. Contohnya jika mula-mula sebuah plastisin sebesar bola tenis dimasukkan ke
dalam wadah berisi air tenggelam, maka jika ukurannya diubah menjadi sebesar bola
pingpong dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sama juga akan tetap
tenggelam, karena yang terjadi hanya perubahan ukuran, massa jenis sama sekali
tidak berubah. Berdasarkan prinsip Archimedes, bila sebuah benda seluruhnya atau
sebagian dicelupkan di dalam suatu fluida yang diam, maka fluida tersebut akan
mengerahkan tekanan pada setiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida tersebut. Tekanan tersebut adalah lebih besar pada bagian benda yang tercelup
lebih dalam. Resultan semua gaya adalah sebuah gaya yang mengarah ke atas yang
dinamakan kakas apung (buoyancy) dari benda yang tercelup. Gaya resultan, yang
mengarah ke atas pada benda tersebut akan menyamai beratnya dan akan beraksi
secara vertikal yang arahnya ke atas melalui pusat gravitasinya (Ongga dkk, 2009).
Jika suatu benda besar gaya apungnya lebih besar dari gaya beratnya, maka
benda tersebut akan terapung dan sebaliknya jika gaya apungnya lebih kecil dari
gaya beratnya benda akan tenggelam. Sementara jika besarnya gaya apung dan gaya
berat sama maka benda akan melayang di dalam fluida. Sebuah benda dengan massa
jenis tertentu bisa saja tidak tenggelam jika diletakkan di permukaan air jika
bentuknya diubah. Misalnya sebuah plastisin berbentuk bola atau kubus yang
diletakkan di atas permukaan air akan tenggelam, namun jika bentuknya diubah
menjadi seperti perahu dengan kecekungan tertentu maka plastisin tersebut tidak
akan tenggelam.
Jika di permukaan zat cair sudah ada tekanan, maka tekanan total di dalam zat
cair sama dengan jumlah tekanan di permukaan dan tekanan hidrostatis. Zat cair
terbuka selalu mendapat tekanan atmosfer di permukaannya. Misalnya tekanan
atmosfer di permukaan zat cair adalah P0 maka tekanan di dalam zat cair pada
kedalaman h adalah Tekanan total dalam fluida merupakan tekanan atmosfer
ditambah dengan tekanan hidrostis. Tekanan di dalam zai cair persis sama dengan
tekanan hidrostatis hanya jika permukaan fluida berupa ruang hampa (divakumkan).

2.2 Fluida statis

Fluida statis merupakan bagian dari ilmu fisika yang membahas tentang fenomena
tekanan pada air yang diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan tidak
hanya dikerjakan oleh padatan, tetapi cairan juga dapat mengerjakan tekanan.
Tekanan pada cairan sangat dipengaruhi oleh massa jenis dan kedalaman suatu benda
yang berada di suatu cairan (Prasasti, dkk., 2016).
Menurut Prasasti, dkk (2016) tekanan yang dikerjakan oleh cairan memiliki
karakteristik seperti :
A. Pada titik yang sama tekanan menekan ke segala arah.
B. Tekanan pada titik tertentu di dalam fluida tergantung pada kedalaman dari
permukaan atas cairan. Tekanan meningkat seiring dengan semakin dalam benda
dari permukaan atas cairan.
C. Tekanan pada kedalaman yang sama memiliki tekanan yang sama.
D. Tekanan di dalam cairan bergantung pada ketinggian kolom cairan dan tidak
bergantung pada kolom cairan.
2.2.1 Tekanan dalam Fluida Statis
Fluida diam adalah Zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak.Contohnya air dalam
gelas dan air dalam bak mandi. Cabang ilmu fisikan yang mempelajari fluida diam
disebut Hidrodinamika. Hidrodinamika yang khusus mempelajari aliran gas dan
udara dinamakan Aerodinamika (Abidin dan Wagiani, 2013).
Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan
massa dengan volume zat tersebut. adapun rumus Yang digunakan dllam massa jenis
yaitu
ρ = 𝑚/𝑣 (2)
−3
dimana ρ massa jenis (kg 𝑚 ), M massa benda (Kg), dan V adalah volume
benda (𝑚−3) Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi dibawah permukaan air
(fluida statis). Selama ini, diketahui bahwa tekanan pada zat padat hanya ke arah
bawah, hal ini berlaku jika tidak ada gaya dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan
pada zat cair, tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di
dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat
cair tersebut. Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin
dalam letak suatu bagian dari zat cair, maka akan semakin besar pula tekanan pada
bagian itu (Oktavian dan pontororing, 2015).
2.2.2 Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang ditimbulkan oleh fluida yang di sebabkan
oleh gaya gravitasi. Besarnya tekanan di suatu titik dalam zat cair tak bergerak
sebanding dengan kedalaman titik dan massa jenis zat yang berada dalam zat cair
tersebut. Zat yang berada dalam zat cair akan menerima tekanan yang sebanding
dengan massa jenisnya. Semakin besar massa jenis zat tersebut maka tekanan uga
akan semakin besar (Ongga , 2009).
Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat cair yang
dialami oleh bejana tiap satuan luas. Didalam fluida terdapat tekanan dimana jika
luas permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang dihasilkan semakin kecil dan
sebaliknya jika luas permukaan wadah lebih kecil maka tekanan yang dihasilkan
semakin besar.Jadi luas permukaan wadah mempengaruhi besar atau kecilnya
tekanan yang dihasilkan.

Gambar 1-1 sebuah elemen berbentuk cakram dalam suatu fluida. Sumber :
Satriawan, (2012).

Gambar 1-2 zat cair melakukan tekanan zat pada wadah. Sumber : Ermawati,
(2014).
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh grafitasi
bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang
bersinggungan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya dan
luas bidang tempat gaya bekerja. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis. Tekanan Hidrostatik adalah fluida statis
dimana tekanan yang terjadi dibawah permukaan air. Hal ini berbeda dengan zat cair,
tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan dari zat cair
disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut
(Abidin K dan Sri W, 2013).
Gambar 1-3. Tekanan Hidrostatis. Sumber : Kurniati Abidin dan Sri Wagiani,
Universitas Cokroaminoto (2013).

Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga
cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah
kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar
bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan
dasar bejana sebagaimana diperhatikan oleh bagian cairan dalam kolom kecil.
Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya
geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam
kolom tersebut (Abidin dan Wagiani, 2013).
Dalam hal ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu bidang tiap satuan luas bidang tersebut. Adapun rumusnya yaitu sebagai
berikut:
P = F/A (3)
Karena dalam keadaan statik, air hanya melakukan gaya berat sebagai akibat gaya
grafitasi bumi, maka
P = (𝜌 × 𝐴 × ℎ × 𝑔)/𝐴 (4)
maka
𝑃 =𝜌×𝑔×ℎ (5)

dimana ρ massa jenis zat cair (kg 𝑚−3), g adalah percepatan grafitasi bumi (m 𝑠 −2 ),
h adalah kedalaman zat cair diukur dari permukaan ke titik yang diberi tekanan (m)
dan P adalah Tekanan Hidrostatis (N 𝑚−2 ).

2.3 Hukum Archimedes

Hukum Archimedes merupakan besarnya gaya ke atas yang dialami oleh sebuah
benda di dalam fluida yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Besarnya massa benda yang masuk kedalam fluida sama dengan besarnya massa
fluida yang keluar atau dipindahkan. Oleh karena berat fluida berbanding lurus
dengan massa jenis fluida, maka besarnya gaya ke atas yang dialami oleh benda juga
sangat tergantung pada jenis fluida yang digunakan (Oktavian, 2016).
Sesungguhnya benda yang berada di dalam air beratnya tidak berkurang. Hanya
pada saat benda berada di dalam air, benda dikerjakan air oleh benda, sehingga berat
benda seolah-olah berkurang. Peristiwa adanya gaya ke atas yang bekerja pada suatu
benda yang tercelup ke dalam air atau zat cair lainnya pertama kali dijelaskan oleh
seorang ahli matematika yang bernama Archimedes (Octavian, 2016).
Berdasarkan prinsip Archimedes, bila sebuah benda seluruhnya atau sebagian
dicelupkan di dalam suatu fluida yang diam, maka fluida tersebut akan mengerahkan
tekanan pada setiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida
tersebut. Tekanan tersebut adalah lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih
dalam. Resultan semua gaya adalah sebuah gaya yang mengarah ke atas yang
dinamakan kakas apung (buoyancy) dari benda yang tercelup. Gaya resultan, yang
mengarah ke atas pada benda tersebut akan menyamai beratnya dan akan beraksi
secara vertikal yang arahnya ke atas melalui pusat gravitasinya (Ongga, dkk, 2009).

2.3 Aplikasi Tekanan Hidrostatik

Prinsip dari tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnya
tekanan hidrostatis yang dialami oleh penyelam di dasar laut. Ini sangat penting agar
dapat mengetahui seberapa dalam seseorang harus menyelam agar telinga tidak
terasa sakit saat menyelam. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang
samadalam zat cair yang serba sama adalah sama.
Menurut Abdullah (2016), pengaruh tekanan hidrostatik memegang peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari, beberapa diantaranya sebagai berikut:
A. Kapal Laut
Kapal laut dapat mengapung di permukaan air karena adanya rongga didalam tubuh
kapal. Rongga yang berisi udara ini mampu memindahkan volume air yang cukup
besar, Kapal akan mendapat gaya ke atas yang menyamai berat kapal. Gaya ke atas
tersebut mampu menahan kapal laut tetap berada dipermukaan air. Bagian bawah
kapal laut dibuat mengecil. Hal itu dilakukan agar luas penampang k=dari kapal laut
menjadi kcil sehingga massa jenisnya juga menjadi kecil.
B. Kapal Selam
Kapal selam adalah salah satu jenis kapal laut yang dapat mengapung, melayang, dan
tenggelam. Kapal selam memiliki rongga yang terletak di antaran lambung dalam
dan lambung luar yang berfungsi sebagai jalan keluar masuk udara dan air.
C. Hidrometer
Hidrometer adalah sebuah alat berbentuk tabung kaca yang alasnya diberi timbal dan
berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis atau kepekatan suatu zat cair.
Hidrometer berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis zat cair.
D. Konstruksi Bangunan
Konstruksi bendungan dibuat sedemikian rupa, yaitu semakin ke bawah, bendungan
dibuat semakin teba atau kuat karena untuk menahan tekanan yang semakin dalam
semakin kuat.
E. Pemasangan infus
Sebelum infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran tekanan darah pasien. Hal
ini dilakukan karena pemasangan infus harus memperhatikan tekanan darah pasien.
Dimana tekanan infus harus lebih tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan
infusmengalir ke dalam tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar dari
tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir melalui selang
infus menuju kantong infus.
3. METODE

3.1. Waktu & Tempat

Praktikum hydrostatic pressure dilaksanakan pada hari kamis, 26 September 2019


pukul 07.40 WITA sampai selesai, bertempat di laboratorium Teknik Tanah dan Air,
Departemen Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat & Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hydrostatic pressure, pemberat lima
g, 10 g, 15 g, 200 g, lap kasar, lap halus dan kalkulator, sedangkan bahan yang
digunakan adalah air.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja praktikum hidrostatic pressure sebagai berikut.


3.3.1 Partial immersion
A. Menyeimbangkan alat dengan cara memutar sekrup pada bagian bawah.
B. Mengukur nilai a, b, L, dan d pada alat.
C. Menyeimbangkan swimming arm dengan cara memutar-mutar pemberat sehingga
berada pada posisi seimbang.
D. Memasukkan air secara perlahan-lahan hingga air menyentuh bibir kuadran,
usahakan tidak mengganggu keseimbangan swimming arm.
E. Menggantungkan pemberat 10 gram pada bandul, kemudian menambahkan air
secara perlahan-lahan hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang. Catat
tinggi air pada posisi seimbang.
F. Mengulangi prosedur D umtuk beban 20 gram dan 30 gram.
G. Mengurangi sebagian pemberat pada bandul kemudian mengeluarkan air secara
perlahan-lahan dengan cara membuka kran pengeluaran hingga swimming arm
kembali pada posisi seimbang. Catat tinggi air pada posisi seimbang
H. Ulangi prosedur G hingga pemberat habis.
3.3.2 Total Immertion
A. Menyeimbangkan alat dengan cara memutar sekrup pada bagian bawah.
B. Mengukur nilai a, b, L, dan d pada alat.
C. Menggantung pemberat pada bandul sebesar 200 gram, kemudian menambahkan
air secara perlahan-lahan hingga air berada pada ketinggian 10 cm dan swimming
arm berada pada posisi seimbang dengan cara memutar mutar pemberat.
D. Menggantung pemberat 10 gram pada bandul gram, kemudian menambahkan air
secara perlahan-lahan hingga swimming arm kembali pada posisi seimbang. Catat
tinggi air pada posisi seimbang.
E. Mengulangi prosedur D untuk berat beban yang berbeda.
F. Mengulangi sebagian pemberat pada bandul kemudian mengeluarkan air secara
perlahan-lahan dengan cara membuka kran pengeluaran hingga swimming arm
kembali pada posisi seimbang. Catat tinggi air pada posisi seimbang.
G. Ulangi prosedur ke 6 hingga pemberat kembali menjadi 200 g.

3.4 Persamaan yang digunakan

3.4.1 Partial Immersion


A. Menghitung gaya tekanan
Adapun rumus yang digunakan untukmengitung gaya tekanan
F×L=(1/2)×ρ×b×h2 × (𝑎 + 𝑑 − (ℎ/3)) (6)
−3
dimana, F adalah tekanan hidrostatik (N 𝑚 ), L adalah Panjang kuadran (0.265 m),
𝜌 adalah massa jenis air (1000 kg 𝑚−3 ), b adalah nilai kuadran (0,07), h adalah
tinggi muka air (m), a adalah nilai kuadran (0,1), dan d adalah diameter (0,045 m).
B. Menghitung Fr
Adapun rumus yang digunakan
Fr= (𝐹𝑖𝑠𝑖 +𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 )/2 (7)
dimana, Fr adalah gaya rata - rata (N) dan F adalah tekanan hidrostatik (N).
C. Menghitung hrn
Adapun rumus yang digunakan
hrn =( h1 +h0 )/2 (8)
dimana, h adalah tinggi muka air (m), h1 adalah tinggi muka air saat pengisian, h0
adalah tinggi mka air saat pengosongan.
D. Menghitung hn
Adapun rumus yang digunakan
hn = hrn /3 (9)
dimana, hn adalah rata – rata tinggi muka air (m).
3.4.2 Total Immersion
A. Menghitung gaya tekanan
Adapun runus yang digunakan
F×L=ρ×b×d ×(a+(d/2)-(hrn /(12 × ho ))) (10)

dimana,F adalah tekanan hidrostatik (N 𝑚−2), L adalah Panjang kuadran (0.265 m),
𝜌 adalah massa jenis air (1000 kg 𝑚−3),b adalah nilai kuadran (0,07),h adalah tinggi
muka air (m),a adalah nilai kuadran (0,1), dan d adalah diameter (0,045 m).
B. Menghitung Fr
Adapun rumus yang digunakan
Fr= (𝐹𝑖𝑠𝑖 +𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 )/2 (11)
−2
dimana, Fr adalah gaya rata - rata (N) dan F adalah tekanan hidrostatik (N 𝑚 ).
C. Menghitung hrn
Adapun rumus yang digunakan
hrn =( h1 +h0 )/2 (12)
dimana, h adalah tinggi muka air (m).
D. Menghitung hn
Adapun rumus yang digunakan
hn = hrn /3 (13)
Dimana, hn adalah rata – rata tinggi muka air (m).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Tabel Hasil Perhitungan


A. Partial Immertion
Tabel 1-1. Hasil perhitungan partial immertion
No Pengisian Pengosongan rata-rata
Pemberat h(m) f (n) Pemberat h(m) f (n) fr(N) hrn (m) Hn
1 10 0.046 0.036 30 0.076 0.091 0.036 0.046 0.015
2 20 0.066 0.071 20 0.056 0.052 0.062 0.061 0.020
3 30 0.076 0.091 10 0.045 0.035 0.091 0.076 0.025

B. Total Immertion
Tabel 1-2. Hasil perhitungan total immertion
No Pengisian Pengosongan rata-rata
Pemberat h(m) f (n) Pemberat h(m) f (n) fr(N) hrn (m) hr
1 210 0.139 1.439 230 0.145 1.440 1.439 0.138 0.046
2 220 0.142 1.439 220 0.139 1.439 1.439 0.281 0.094
3 230 0.145 1.440 210 0.136 1.438 1.440 0.290 0.097
4.1.2 Grafik
A. Partial Immertion

Hubungan antara F (N) dan h (m)


0.100
0.090
0.080
0.070
0.060
F (N)

0.050
0.040 f (n)
0.030
0.020
0.010
0.000
0 0.02 0.04 0.06 0.08
h (m)

Gambar 1-4 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada partial
immertion saat pengisian

Hubungan antara F (N) dan h (m)


0.100
0.090
0.080
0.070
0.060
F (N)

0.050
0.040 f (n)
0.030
0.020
0.010
0.000
0 0.02 0.04 0.06 0.08
h (m)

Gambar 1-5 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada partial
immertion saat pengosongan
B. Total Immertion

hubungan antara F (N) dan h(m)


1.440
1.440
1.440
1.440
1.439
F (N)

1.439
1.439 f (n)
1.439
1.439
1.439
1.439
0.138 0.14 0.142 0.144 0.146
h (m)

Gambar 1-6 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada total
immertion saat pengisian

hubungan antara F(N) dan h (m)


1.440
1.440
1.440
1.439
1.439
F (N)

1.439
f (n)
1.439
1.439
1.438
1.438
0.134 0.136 0.138 0.14 0.142 0.144 0.146
h (m)

Gambar 1-7 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada total
immertion saat pengosongan
4.2 pembahasan

Pada percobaan hidrostatic pressure yang telah lakukan, perbedaan partial


immersion dan total immersion yaitu pada proses pengisian dan pengosongan bak
dengan pemberian beban yang sama tetapi menghasilkan tinggi muka air yang
berbeda. Hal ini dikarenakan pada saat pengurangan terdapat cairan fluida yang
tertempel pada dinding bak sehingga volume pada saat pengurangan tidak sama
dengan volume pada saat pengisian.
Berdasarkan tabel dan grafik pada pengukuran partial immertion dapat dilihat
bahwa pengukuran hydrostatic pressure pada fluida zat cair menunjukkan bahwa
seiring bertambahnya kedalaman atau ketinggian air dan semakin besar massa jenis,
maka semakin besar tekanannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasasti dkk (2016)
yang menyatakan bahwa tekanan pada cairan (tekanan hidrostatis) sangat
dipengaruhi oleh massa jenis dan kedalaman suatu benda yang berada disuatu cairan.
Pengukuran hydrostatic pressure pada total immertion lebih besar dibandingkan
dengan hydrostatic pressure pada partial immertion karna pada setiap bagian benda
akan mendapatkan tekanan dan pada total immertion bagian yang tercelup pada
fluida lebih banyak dibandingkan partial immertion sehingga tekannya lebih besar.
Dari data diperoleh bahwa besarnya beban dan tinggi muka air berbanding lurus
dengan gaya yang dihasilkan.
Menurut Abdullah (2016), besarnya tekanan tergantung pada besarnya gaya
yang bekerja. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh yaitu pada partial
immertion dan total immertion saat pengisian, semakin besar beban yang diberikan
maka semakin tinggi pula muka air dan gaya yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya
pada pengosongan, semakin kecil bebannya maka semakin rendah pula muka air dan
gaya yang dihasilkan. Gaya yang bekerja itulah yang menentukan tekanan pada zat
car.
Menurut Giancoli (2010) bahwa tekanan (P) akan berbanding lurus denga massa
fluida dikali gravitasi dan berbanding terbalik terhadap luas penampangnnya, hal
tersebut menunjukkan bahwa tekanan akan mempengaruhi jumlah besar volume (V)
dikali dengan massa jenis air (ρ) dikali gravitasi (g) dan dibanding oleh luas
penampang (A) medium fluida, artinya jika luas penampang tetap dan volume fluida
ditambah maka akan memperbesar tekanan, sebaliknya, volume penampang
diperbesar dengan volume fluida tetap akan memperkecil tekanan pada fluida.
5. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum hydrostatic pressure yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa besarnya tekanan hydrostatais berbanding lurus dengan
kedalaman dan gaya yang diberikan. Besar tekanan hydrostats dipengaruhi oleh
massa jenis dan kedalaman dari zat cair serta massa yang diberikan. Tekanan
hidrostatis akan semakin besar jika semakin besar kedalaman suatu benda. Hubungan
massa jenis zat cair terhadap tekanan zat cair berbanding lurus. Jika massa jenis zat
cair semakin besar maka tekanannya pun akan semakin besar pula. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah massa jenis zar cair, kedalaman titik
dalam zat cair serta percepatan grafitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, K. dan Wagiani, S., 2013.Studi Analisis Perbandingan Kecepatan Aliran Air
Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter.Jurnal Dinamika.04, 01, 67-78.
Giancoli, 2010, Physics : Principles with Aplications. Erlangga : Jakarta.

Abdullah, M., 2016, Fisika Dasar. Institute Teknologi Bandung : Bandung.

Oktavian, B, A, S. dan Pontororing, C., 2015. Analisis tegangan-regangan, tekanan


air pori dan stabilitas model dam timbunan tanah. Jurnal ilmiah media
engineering. 04, 4, 2015-214.
Ongga, Petrus. Yani S. Ferdy S R. Dan Wahyu H K. 2009. Konsepsi Mahasiswa
Tentang Tekanan Hidrostatis. Universitas Negeri Yogyakarta.
Prasati R.W., Lia Y, dan Eny L. 2016.Identifikasi Pemahaman Konsep Tekanan
Hidrostatis Pada Siswa Sekolah Menengah Atas.Universitas Negri Malang :
Malang.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Hasil Pengamatan


A. Partial imertion
Tabel 1-3 Hasil pengamatan partial immertion
no Pengisian pengosongan
pemberat muka air (m) pemberat (gr) muka air (m)
(gr)
1 10 10 30 40
2 20 30 20 20
3 30 40 10 9
B. Total Imertion
Tabel 1-4 Hasil pengamatan total immertion
No Pengisian pengosongan
pemberat (gr) muka air (m) Pemberat (gr) muka air (m)
1 210 103 230 109
2 220 106 220 103
3 230 109 210 100

Lampiran 2 Perhitungan

A. Partial Immertion
1) Menghitung gaya tekan hidrostatik pada saat penambahan beban
F×L=(1/2)×ρ×b×h2 × (𝑎 + 𝑑 − (ℎ/3))
F1 = ((½ .1000) × (0,07) × (0.046)2 × (0,1 + 0,045 − 0.046/3))/0.265
= ((0.074)(0,130))/0.265
=0.036 N
F2 = ((½ .1000) × (0,07) × (0.066)2 × (0,1 + 0,045 – 0,066/3))/0.265
= ((0.152) × (0,123) )/0,265
= 0,071 N
F3 = ((½ .1000) × (0,07) × (0.076)2 × (0,1 + 0,045 − 0,076/3))/0,265
=((0.202) × (0,120) )/0,265
= 0.091 N

2) Menghitung gaya tekanan hidrostatik pada saat pengosongan


F×L=(1/2)×ρ×b×h2 × (𝑎 + 𝑑 − (ℎ/3))
F1 = ((1/2) × (1000) × (0,07) × (0.076)2 × (0,1 + 0,045 – 0,076/3))/
0,265
=(0.202) × (0,120) )/0,265
=00.91 N

F2 = ((1/2) × 1000) × (0,07) × (0.056)2 × (0,1 + 0,045 – 0,065/3))/


0,265
= (0.110) × (0,126) )/0,265
= 0.062 N

F3 = ((1/2) × (1000) × (0,07) × (0.045)2 ^2 (0,1 + 0,045 – 0,045/3))/


0,265
= (3.150) × (0,126) )/0,265
= 0.35 N

3) Menghitung Fr (N)
Fr = (𝐹𝑖𝑠𝑖 + 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)/2
Fr1 = ((0.036 + 0.035))/2
= 0,036 N
Fr2 = ((0.071 + 0.062 ))/2
= 0,052 N
Fr3 = ((0.091 + 0.091))/2
= 0,091 N

4) Menghitung rata-rata tinggi permukaan air (m)


hrn = ((ℎ1 + ℎ0))/2
hr1 = (0,046 + 0,045)/2
= 0,046 m
hr2 = (0,066 + 0,056)/2
= 0,061 m
hr3 = (0,076 + 0,076)/2
= 0,076 m

5) Menghitung tinggi fluida hasil perhitungan (m)


hn = ℎ𝑟𝑛/3
h1 = 0,046/3

= 0,015 m

h2 = 0,061/3

= 0,020 m

h3 = 0,076/3

= 0,025 m

B. Total Immertion
a. Menghitung h0

hisi = 0,139 – (0,045/2)


= 0,117 m
hisi = 0,142 – (0,045/2)
= 0,120 m
hisi = 0,145 – (0,045/2)
= 0,123 m
hkosong = 0,145 – (0,045/2)
= 0,123 m
hkosong = 0,139 – (0,045/2)
= 0,117 m
hkosong = 0,136 – (0,045/2)
= 0,114 m
b. Menghitung gaya tekanan hidrostatik saat penambahan beban
F.L (isi) = ρ × b × d × (a + 𝑑/2 – 𝑑 2 /(12 × ℎ𝑜))
F1 = ((1000) × (0,07) × (0,045) × (0,1 + 0,045/2– 0,0452 /12 ×
0.117))/0,265
= 1.439 N
F2 = ((1000) × (0,07) × (0,045) × (0,1 + 0,045/2– 0,0452 /12 ×
0.120))/0,265
= 1.439 N
F3 = ((1000) × (0,07) × (0,045) × (0,1 + 0,045/2– 0,0452 /12 ×
0.123))/0,265
= 1.440 N
c. Menghitung tekanan hidrostatik saat pengurangan beban
F.L (kosong) = ρ × b × d × (a + 𝑑/2 – 𝑑 2 /(12 × ℎ𝑜))
F1 = ((1000) × (0,07) × (0,045) × (0,1 + 0,045/2 – 0,0452 /12 ×
0.123)) /0.265
= 1.440 N
F2 = ((1000) × (0,07) × (0,045) × (0,1 + 0,045/2 – 0,0452 /12 ×
0.117))/0,265
= 1.439 N
F3 = ((1000) × (0,07) × (0,045) × (0,1 + 0,045/2 – 0,0452 /12 ×
0.114))/0,265
= 1.438 N
d. Menghitung nilai Fr (N)
Fr = (𝐹𝑖𝑠𝑖 + 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)/2
Fr1 = (1.439 + 1.438)/2
= 1.439 N
Fr2 = (1.439 + 1.439 )/2
= 1.439 N
Fr3 = (1.440 + 1.440)/2
= 1.440 N
e. Menghitung rata-rata tinggi muka air (m)
hrn = (ℎ1 + ℎ0)/2
hr1 = ((0.139 + 0,136))/2
= 0.138 m
hr2 = ((0,142 + 0,139))/2
= 0,141 m
hr3 = ((0,145 + 0,145))/2
= 0,145 m
f. menghitung tinggi fluida hasil perhitungan (m)
hn = ℎ𝑟𝑛/3,
h1 = 0,138/3
= 0,046 m
h2 = 0,141/3
= 0,047m
h3 = 0,145/3
= 0,048 m
Lampiran 3 Dokumentasi

A. alat dan bahan

2 4
12 1 3

11

6
10

9 8 7

Gambar 1-7 Alat Hydrostatic pressure.

Gambar 1-8 pemberat

Keterangan:
1. Kuadran berfungsi untuk memberikan tekanan pada pemberat sekaligus tempat
melekatnya skala.
2. Swimming arm berfungsi sebagai tempat melekatnya bandul dan titik tumpu.
3. Titik tumpuh berfungsi sebagai titik keseimbangan.
4. Bandul berfungsi sebagai penyeimbang swimming arm.
5. Dudukan berfungsi untuk mendudukkan titik tumpu.
6. Kran berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pengeluaran air.
7. Selang berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan air.
8. Kaki tiga berfungsi untuk menyeimbangkan nivo.
9. Bak penampungan berfungsi untuk menampung air.
10. Nivo berfungsi sebagai indikator keseimbangan dengan memutar kaki.
11. Tempat beban berfumgsi sebagai tempat meletakkan beban.
12. Pengait beban berfungsi untuk mengaitkan beban.
13. Beban berfungsi bahan percobaan.
B. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1-9. Dokumentasi kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai