PENDAHULUAN
Setiap fenomena yang terjadi didalam dunia selalu berhubungan dengan kejadian
fisika. Contohnya pada saat menyelam dapat membuat gendang telinga seseorang itu
pecah. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan yang diberikan oleh air terhadap
gendang telinga orang tersebut. Tekanan pada air saat seorang menyelam menyebar
kesegala arah. Tekanan tersebut disebabkan oleh gaya grafitasi yang bekerja pada
setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan yang diberikan bergantung pada
kedalaman seseorang menyelam. Semakin dalam seorang menyelam maka semakin
besar pula tekanan yang akan didapatkan.
Sifat dari tekanan yang ada pada zat padat hanya ke arah bawah, hal ini berlaku
jika tidak ada gaya dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan pada zat cair, tekanan
pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan
oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan
zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak suatu bagian zat
cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Sifat penting lainnya dari
fluida yang berada dalam keadaan diam selalu bekerja tegak lurus terhadap
permukaan yang bersentuhan dengannya. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan
gas. Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan
tekanan hidrostatis. Pada percobaan ini yang akan dibahas adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatik dan bagaimana tekanan itu bekerja pada suatu
benda.
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi dibawah permukaan air (fluida
statis). Tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat
cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut.
Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak
suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Tekanan
yang ditimbulkan itulah yang disebut tekanan hidrostatis.
Pada praktikum ini, yang akan diteliti adalah tinggi air muka yang dihasilkan
pada hydrostatic pressure zat cair pada saat diberi tekanan berupa beban. Setiap kali
percobaan akan menggunakan beban yang berbeda-beda. Praktikum ini dilakukan
untuk membuktikan hubungan antara tekanan dengan tinggi muka air serta pengaruh
massa jenis zat saat dicelupkan pada zat cair terhadap tekanan yang dihasilkan pada
zat cair dan hubungan antara momentum dengan permukaan luas yang tercelup pada
zat cair.
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perlunya melakukan
praktikum mengenai hydrostatic pressure agar mahasiswa dapat mengetahui tekanan
hidrostatis yang terjadi pada suatu fluida dan menagetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis tersebut dan juga hubungan kedalaman dengan
gaya tekanan hidrostatis serta pengaplikasian hydrostatic pressure dalam bidang
pertanian.
1.2 Tujuan Praktikum
Tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per satuan luas permukaan
setiap. Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengerahkan sebuah gaya pada
permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut, hal ini sesuai dengan prinsip
Archimedes. Untuk suatu cairan dengan sebuah permukaan bebas (free surface),
maka h adalah selisih jarak dari permukaan bebas tersebut sampai titik tertentu
dibawahnya (kedalaman) dimana tekanan akan diukur.
Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan tekanan yaitu
𝑝ℎ = 𝑝0 × 𝜌 × 𝑔 × ℎ (1)
−2
dimana ph adalah tekanan total (N 𝑚 ), po adalah tekanan lingkungan
(atmosfer bumi), 𝜌 adalah massa jenis (kg 𝑚−3 ), g adalah gravitasi (m 𝑠 −2 ), h adalah
kedalaman (m).
Dari persamaan tersebut dapat diketahui pula hubungan antara tekanan, massa
jenis, percepatan gravitasi dan kedalaman h yang semuanya menunjukkan hubungan
yang berbanding lurus. Jadi, semakin besar nilai massa jenis maka semakin besar
tekanannya, begitu juga jika percepatan gravitasi maupun kedalamannya semakin
besar, maka nilai tekanan akan semakin besar (Ongga dkk, 2009).
Sehingga jika suatu benda dicelupkan ke dalam wadah berisi air maka semakin
dalam benda tersebut tercelup atau masuk ke dalam air, tekanan yang dialami benda
pun semakin besar. Sementara jika suatu benda diubah ukurannya tidak akan
menyebabkan tekanan atau gaya yang dialami benda berubah selama massa jenisnya
tetap. Contohnya jika mula-mula sebuah plastisin sebesar bola tenis dimasukkan ke
dalam wadah berisi air tenggelam, maka jika ukurannya diubah menjadi sebesar bola
pingpong dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sama juga akan tetap
tenggelam, karena yang terjadi hanya perubahan ukuran, massa jenis sama sekali
tidak berubah. Berdasarkan prinsip Archimedes, bila sebuah benda seluruhnya atau
sebagian dicelupkan di dalam suatu fluida yang diam, maka fluida tersebut akan
mengerahkan tekanan pada setiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida tersebut. Tekanan tersebut adalah lebih besar pada bagian benda yang tercelup
lebih dalam. Resultan semua gaya adalah sebuah gaya yang mengarah ke atas yang
dinamakan kakas apung (buoyancy) dari benda yang tercelup. Gaya resultan, yang
mengarah ke atas pada benda tersebut akan menyamai beratnya dan akan beraksi
secara vertikal yang arahnya ke atas melalui pusat gravitasinya (Ongga dkk, 2009).
Jika suatu benda besar gaya apungnya lebih besar dari gaya beratnya, maka
benda tersebut akan terapung dan sebaliknya jika gaya apungnya lebih kecil dari
gaya beratnya benda akan tenggelam. Sementara jika besarnya gaya apung dan gaya
berat sama maka benda akan melayang di dalam fluida. Sebuah benda dengan massa
jenis tertentu bisa saja tidak tenggelam jika diletakkan di permukaan air jika
bentuknya diubah. Misalnya sebuah plastisin berbentuk bola atau kubus yang
diletakkan di atas permukaan air akan tenggelam, namun jika bentuknya diubah
menjadi seperti perahu dengan kecekungan tertentu maka plastisin tersebut tidak
akan tenggelam.
Jika di permukaan zat cair sudah ada tekanan, maka tekanan total di dalam zat
cair sama dengan jumlah tekanan di permukaan dan tekanan hidrostatis. Zat cair
terbuka selalu mendapat tekanan atmosfer di permukaannya. Misalnya tekanan
atmosfer di permukaan zat cair adalah P0 maka tekanan di dalam zat cair pada
kedalaman h adalah Tekanan total dalam fluida merupakan tekanan atmosfer
ditambah dengan tekanan hidrostis. Tekanan di dalam zai cair persis sama dengan
tekanan hidrostatis hanya jika permukaan fluida berupa ruang hampa (divakumkan).
Fluida statis merupakan bagian dari ilmu fisika yang membahas tentang fenomena
tekanan pada air yang diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan tidak
hanya dikerjakan oleh padatan, tetapi cairan juga dapat mengerjakan tekanan.
Tekanan pada cairan sangat dipengaruhi oleh massa jenis dan kedalaman suatu benda
yang berada di suatu cairan (Prasasti, dkk., 2016).
Menurut Prasasti, dkk (2016) tekanan yang dikerjakan oleh cairan memiliki
karakteristik seperti :
A. Pada titik yang sama tekanan menekan ke segala arah.
B. Tekanan pada titik tertentu di dalam fluida tergantung pada kedalaman dari
permukaan atas cairan. Tekanan meningkat seiring dengan semakin dalam benda
dari permukaan atas cairan.
C. Tekanan pada kedalaman yang sama memiliki tekanan yang sama.
D. Tekanan di dalam cairan bergantung pada ketinggian kolom cairan dan tidak
bergantung pada kolom cairan.
2.2.1 Tekanan dalam Fluida Statis
Fluida diam adalah Zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak.Contohnya air dalam
gelas dan air dalam bak mandi. Cabang ilmu fisikan yang mempelajari fluida diam
disebut Hidrodinamika. Hidrodinamika yang khusus mempelajari aliran gas dan
udara dinamakan Aerodinamika (Abidin dan Wagiani, 2013).
Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan
massa dengan volume zat tersebut. adapun rumus Yang digunakan dllam massa jenis
yaitu
ρ = 𝑚/𝑣 (2)
−3
dimana ρ massa jenis (kg 𝑚 ), M massa benda (Kg), dan V adalah volume
benda (𝑚−3) Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi dibawah permukaan air
(fluida statis). Selama ini, diketahui bahwa tekanan pada zat padat hanya ke arah
bawah, hal ini berlaku jika tidak ada gaya dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan
pada zat cair, tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di
dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat
cair tersebut. Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin
dalam letak suatu bagian dari zat cair, maka akan semakin besar pula tekanan pada
bagian itu (Oktavian dan pontororing, 2015).
2.2.2 Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang ditimbulkan oleh fluida yang di sebabkan
oleh gaya gravitasi. Besarnya tekanan di suatu titik dalam zat cair tak bergerak
sebanding dengan kedalaman titik dan massa jenis zat yang berada dalam zat cair
tersebut. Zat yang berada dalam zat cair akan menerima tekanan yang sebanding
dengan massa jenisnya. Semakin besar massa jenis zat tersebut maka tekanan uga
akan semakin besar (Ongga , 2009).
Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat cair yang
dialami oleh bejana tiap satuan luas. Didalam fluida terdapat tekanan dimana jika
luas permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang dihasilkan semakin kecil dan
sebaliknya jika luas permukaan wadah lebih kecil maka tekanan yang dihasilkan
semakin besar.Jadi luas permukaan wadah mempengaruhi besar atau kecilnya
tekanan yang dihasilkan.
Gambar 1-1 sebuah elemen berbentuk cakram dalam suatu fluida. Sumber :
Satriawan, (2012).
Gambar 1-2 zat cair melakukan tekanan zat pada wadah. Sumber : Ermawati,
(2014).
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh grafitasi
bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang
bersinggungan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya dan
luas bidang tempat gaya bekerja. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis. Tekanan Hidrostatik adalah fluida statis
dimana tekanan yang terjadi dibawah permukaan air. Hal ini berbeda dengan zat cair,
tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan dari zat cair
disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut
(Abidin K dan Sri W, 2013).
Gambar 1-3. Tekanan Hidrostatis. Sumber : Kurniati Abidin dan Sri Wagiani,
Universitas Cokroaminoto (2013).
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga
cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah
kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar
bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan
dasar bejana sebagaimana diperhatikan oleh bagian cairan dalam kolom kecil.
Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya
geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam
kolom tersebut (Abidin dan Wagiani, 2013).
Dalam hal ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu bidang tiap satuan luas bidang tersebut. Adapun rumusnya yaitu sebagai
berikut:
P = F/A (3)
Karena dalam keadaan statik, air hanya melakukan gaya berat sebagai akibat gaya
grafitasi bumi, maka
P = (𝜌 × 𝐴 × ℎ × 𝑔)/𝐴 (4)
maka
𝑃 =𝜌×𝑔×ℎ (5)
dimana ρ massa jenis zat cair (kg 𝑚−3), g adalah percepatan grafitasi bumi (m 𝑠 −2 ),
h adalah kedalaman zat cair diukur dari permukaan ke titik yang diberi tekanan (m)
dan P adalah Tekanan Hidrostatis (N 𝑚−2 ).
Hukum Archimedes merupakan besarnya gaya ke atas yang dialami oleh sebuah
benda di dalam fluida yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Besarnya massa benda yang masuk kedalam fluida sama dengan besarnya massa
fluida yang keluar atau dipindahkan. Oleh karena berat fluida berbanding lurus
dengan massa jenis fluida, maka besarnya gaya ke atas yang dialami oleh benda juga
sangat tergantung pada jenis fluida yang digunakan (Oktavian, 2016).
Sesungguhnya benda yang berada di dalam air beratnya tidak berkurang. Hanya
pada saat benda berada di dalam air, benda dikerjakan air oleh benda, sehingga berat
benda seolah-olah berkurang. Peristiwa adanya gaya ke atas yang bekerja pada suatu
benda yang tercelup ke dalam air atau zat cair lainnya pertama kali dijelaskan oleh
seorang ahli matematika yang bernama Archimedes (Octavian, 2016).
Berdasarkan prinsip Archimedes, bila sebuah benda seluruhnya atau sebagian
dicelupkan di dalam suatu fluida yang diam, maka fluida tersebut akan mengerahkan
tekanan pada setiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida
tersebut. Tekanan tersebut adalah lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih
dalam. Resultan semua gaya adalah sebuah gaya yang mengarah ke atas yang
dinamakan kakas apung (buoyancy) dari benda yang tercelup. Gaya resultan, yang
mengarah ke atas pada benda tersebut akan menyamai beratnya dan akan beraksi
secara vertikal yang arahnya ke atas melalui pusat gravitasinya (Ongga, dkk, 2009).
Prinsip dari tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnya
tekanan hidrostatis yang dialami oleh penyelam di dasar laut. Ini sangat penting agar
dapat mengetahui seberapa dalam seseorang harus menyelam agar telinga tidak
terasa sakit saat menyelam. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman yang
samadalam zat cair yang serba sama adalah sama.
Menurut Abdullah (2016), pengaruh tekanan hidrostatik memegang peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari, beberapa diantaranya sebagai berikut:
A. Kapal Laut
Kapal laut dapat mengapung di permukaan air karena adanya rongga didalam tubuh
kapal. Rongga yang berisi udara ini mampu memindahkan volume air yang cukup
besar, Kapal akan mendapat gaya ke atas yang menyamai berat kapal. Gaya ke atas
tersebut mampu menahan kapal laut tetap berada dipermukaan air. Bagian bawah
kapal laut dibuat mengecil. Hal itu dilakukan agar luas penampang k=dari kapal laut
menjadi kcil sehingga massa jenisnya juga menjadi kecil.
B. Kapal Selam
Kapal selam adalah salah satu jenis kapal laut yang dapat mengapung, melayang, dan
tenggelam. Kapal selam memiliki rongga yang terletak di antaran lambung dalam
dan lambung luar yang berfungsi sebagai jalan keluar masuk udara dan air.
C. Hidrometer
Hidrometer adalah sebuah alat berbentuk tabung kaca yang alasnya diberi timbal dan
berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis atau kepekatan suatu zat cair.
Hidrometer berfungsi sebagai alat untuk menentukan massa jenis zat cair.
D. Konstruksi Bangunan
Konstruksi bendungan dibuat sedemikian rupa, yaitu semakin ke bawah, bendungan
dibuat semakin teba atau kuat karena untuk menahan tekanan yang semakin dalam
semakin kuat.
E. Pemasangan infus
Sebelum infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran tekanan darah pasien. Hal
ini dilakukan karena pemasangan infus harus memperhatikan tekanan darah pasien.
Dimana tekanan infus harus lebih tinggi dari tekanan darah pasien agar cairan
infusmengalir ke dalam tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar dari
tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir melalui selang
infus menuju kantong infus.
3. METODE
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hydrostatic pressure, pemberat lima
g, 10 g, 15 g, 200 g, lap kasar, lap halus dan kalkulator, sedangkan bahan yang
digunakan adalah air.
dimana,F adalah tekanan hidrostatik (N 𝑚−2), L adalah Panjang kuadran (0.265 m),
𝜌 adalah massa jenis air (1000 kg 𝑚−3),b adalah nilai kuadran (0,07),h adalah tinggi
muka air (m),a adalah nilai kuadran (0,1), dan d adalah diameter (0,045 m).
B. Menghitung Fr
Adapun rumus yang digunakan
Fr= (𝐹𝑖𝑠𝑖 +𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 )/2 (11)
−2
dimana, Fr adalah gaya rata - rata (N) dan F adalah tekanan hidrostatik (N 𝑚 ).
C. Menghitung hrn
Adapun rumus yang digunakan
hrn =( h1 +h0 )/2 (12)
dimana, h adalah tinggi muka air (m).
D. Menghitung hn
Adapun rumus yang digunakan
hn = hrn /3 (13)
Dimana, hn adalah rata – rata tinggi muka air (m).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
B. Total Immertion
Tabel 1-2. Hasil perhitungan total immertion
No Pengisian Pengosongan rata-rata
Pemberat h(m) f (n) Pemberat h(m) f (n) fr(N) hrn (m) hr
1 210 0.139 1.439 230 0.145 1.440 1.439 0.138 0.046
2 220 0.142 1.439 220 0.139 1.439 1.439 0.281 0.094
3 230 0.145 1.440 210 0.136 1.438 1.440 0.290 0.097
4.1.2 Grafik
A. Partial Immertion
0.050
0.040 f (n)
0.030
0.020
0.010
0.000
0 0.02 0.04 0.06 0.08
h (m)
Gambar 1-4 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada partial
immertion saat pengisian
0.050
0.040 f (n)
0.030
0.020
0.010
0.000
0 0.02 0.04 0.06 0.08
h (m)
Gambar 1-5 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada partial
immertion saat pengosongan
B. Total Immertion
1.439
1.439 f (n)
1.439
1.439
1.439
1.439
0.138 0.14 0.142 0.144 0.146
h (m)
Gambar 1-6 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada total
immertion saat pengisian
1.439
f (n)
1.439
1.439
1.438
1.438
0.134 0.136 0.138 0.14 0.142 0.144 0.146
h (m)
Gambar 1-7 Grafik hubungan antara tekanan dan tinggi muka air pada total
immertion saat pengosongan
4.2 pembahasan
Abidin, K. dan Wagiani, S., 2013.Studi Analisis Perbandingan Kecepatan Aliran Air
Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter.Jurnal Dinamika.04, 01, 67-78.
Giancoli, 2010, Physics : Principles with Aplications. Erlangga : Jakarta.
Lampiran 2 Perhitungan
A. Partial Immertion
1) Menghitung gaya tekan hidrostatik pada saat penambahan beban
F×L=(1/2)×ρ×b×h2 × (𝑎 + 𝑑 − (ℎ/3))
F1 = ((½ .1000) × (0,07) × (0.046)2 × (0,1 + 0,045 − 0.046/3))/0.265
= ((0.074)(0,130))/0.265
=0.036 N
F2 = ((½ .1000) × (0,07) × (0.066)2 × (0,1 + 0,045 – 0,066/3))/0.265
= ((0.152) × (0,123) )/0,265
= 0,071 N
F3 = ((½ .1000) × (0,07) × (0.076)2 × (0,1 + 0,045 − 0,076/3))/0,265
=((0.202) × (0,120) )/0,265
= 0.091 N
3) Menghitung Fr (N)
Fr = (𝐹𝑖𝑠𝑖 + 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)/2
Fr1 = ((0.036 + 0.035))/2
= 0,036 N
Fr2 = ((0.071 + 0.062 ))/2
= 0,052 N
Fr3 = ((0.091 + 0.091))/2
= 0,091 N
= 0,015 m
h2 = 0,061/3
= 0,020 m
h3 = 0,076/3
= 0,025 m
B. Total Immertion
a. Menghitung h0
2 4
12 1 3
11
6
10
9 8 7
Keterangan:
1. Kuadran berfungsi untuk memberikan tekanan pada pemberat sekaligus tempat
melekatnya skala.
2. Swimming arm berfungsi sebagai tempat melekatnya bandul dan titik tumpu.
3. Titik tumpuh berfungsi sebagai titik keseimbangan.
4. Bandul berfungsi sebagai penyeimbang swimming arm.
5. Dudukan berfungsi untuk mendudukkan titik tumpu.
6. Kran berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pengeluaran air.
7. Selang berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan air.
8. Kaki tiga berfungsi untuk menyeimbangkan nivo.
9. Bak penampungan berfungsi untuk menampung air.
10. Nivo berfungsi sebagai indikator keseimbangan dengan memutar kaki.
11. Tempat beban berfumgsi sebagai tempat meletakkan beban.
12. Pengait beban berfungsi untuk mengaitkan beban.
13. Beban berfungsi bahan percobaan.
B. Dokumentasi Kegiatan