Pendahuluan
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh tekanan
yang sangat kecil atau sedikit saja. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan
gas.Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan
tekanan hidrostatis. Hydrostatic Pressure adalah tekanan yang disebabkan oleh zat
cair yang berada dalam kesetimbangan atau statis. Bila suatu zat cair berada dalam
keadaan kesetimbangan atau statis, maka setiap bagian zat cair itu juga berada dalam
keadaan kesetimbangan atau statis. Tekanan hidrostatis sangat dipengaruhi oleh
massa jenis, percepatan gravitasi, dan kedalaman suatu benda yang berada di suatu
cairan. Massa jenis merupakan salah satu konsep prasyarat yang harus dikuasai
dalam suatu cairan. Tekanan di dalam cairan bergantung pada ketinggian kolom
cairan yang tidak bergantung pada bentuk kolom cairan. Tekanan pada satu sisi harus
sama dengan tekanan disisi sebaliknya. Jika hal ini tidak terjadi maka akan ada gaya
total, sehingga benda dapat bergerak.
Sifat penting lainnya dari fluida yang berada dalam keadaan diam adalah gaya
yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bekerja tegak lurus terhadap permukaan
yang bersentuhan dengannya. Jika ada komponen gaya yang sejajar dengan
permukaan, maka menurut hukum newton ketiga bahwa permukaan akan
memberikan gaya kembali pada fluida yang juga akan memiliki komponen sejajar
dengan permukaan. Komponen ini akan menyebabkan fluida mengalir. Salah satu
contoh penerapan tekanan hidrostatik adalah Konstruksi bendungan dibuat
sedemikian rupa, yaitu semakin ke bawah, bendungan dibuat semakin tebal/kuat
karena untuk menahan tekanan yang semakin dalam semakin kuat (Prasasti, 2016).
Selama ini kita tahu bahwa tekanan pada zat padat hanya ke arah bawah, hal ini
berlaku jika tidak ada gaya dari luar. Dengan demikian berbeda dengan tekanan pada
zat cair, tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan di dalam zat
cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut.
Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak
suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Pada
percobaan ini yang akan dibahas adalah pengaruh kedalaman suatu benda terhadap
tekanan hidrostatik serta pengaruh posisi ujung selang yang berbeda. Pada percobaan
tekanan hidrostatik, faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting dalam
menentukan tekanan zat cair. Dalam kehidupan sehari-hari terkadang terjadi
kesalahan atau tidak mengetahui konsep dari tekanan hidrostatik dalam memperoleh
sebuah tekanan.
Berdasarkan urain diatas maka perlu dilakukan praktikum hydrostatic pressure
agar mampu dalam memahami tekanan hidrostatis dan dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan agar adalah mahasiswa mengetahui tekanan hidrostatik yang
terjadi pada suatu fluida dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan
hidrostatis tersebut.
Adapun kegunaan dari praktikum hydrostatic pressure adalah dapat menerapkan
konsep tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, pembuatan
bendungan dan penampungan air.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Fluida
Fluida merupakan salah satu aspek yang sangat berperan penting dalam kehidupan
sehari- hari. Setiap hari fluida seing dihirup, diminum, terapung atau tenggelam di
dalamnya.Fluida merupakan salah satu jenis zat yang dapat mengalir. Bentuk fluida
cenderung tidak tetap, yakni bergantung pada wadah atau penampungan tempat zat
itu berada. Karena sifatnya yang demikian, maka pemanfaatannya fluida dalam
kehidupan sehari-hari cukup banyak. Bahkan sesungguhnya tubuh kita pun sebagian
besar tersusun dari fluida. Pada kegiatan belajar ini kita akan batasi pembicaraan kita
hanya mengenai fluida yang tidak mengalir (diam) atau fluida statik. Untuk jenis
fluida lainnya yakni fluida dinamik akan dibahas pada Kegiatan Belajar berikutnya.
Air pada kolam renang, bak penampungan, gelas, dan botol merupakan beberapa
contoh dari fluida statik. Zat cair yang disebutkan pada contoh-contoh di atas
cenderung relatif diam sehingga dikategorikan kedalam fluida statik. Pada Kegiatan
Belajar kali ini kita akan membahas beberapa sifat atau perilaku yang berkaitan
dengan fluida statik, diantaranya tekanan hidrostatik, hukum Pascal, hukum
Archimedes, dan Kapilaritas. Akan tetapi sebelum kita melangkah lebih jauh, ada
baiknya kita mengingat sifat-sifat yang terkait dengan zat cair. Fluida berbeda
dengan zat padat, yaitu tak dapat menopang tegangan geser. Jadi,fluida berubah
bentuk untuk mengisi tabung dengan bentuk bagaimanapun. Bila sebuah benda
tercelup dengan fluida seperti air, fluida mengadakan sebuah gaya yang tegak lurus
permukaan benda di setiap titik pada permukaan. Jika benda cukup kecil sehingga
kita dapat mengabaikan tiap perbedaan kedalaman fluida, gaya per satuan luas yang
diadakan oleh fluida sama di setiap titik pada permukaan benda. Gaya per satuan ini
dinamakan tekanan fluida P;
P=F/A (1)
Tekanan di danau atau lautan bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Demikian pula, tekanan atmosfer berkurang bila ketinggian betambah. Untuk cairan
seperti air yang kerapatannya konstan di mana-mana, tekanan bertambah secara linier
dengan kedalaman. Massa kolom cairan ini adalah
m= Ρv= ρAh (2)
Dan beratnya adalah
W=mg= ρAhg (3)
Jika po adalah tekanan di bagian atas dan P adalah tekanan di dasar maka gaya
neto ke atas yang disebabkan oleh beda tekanan ini adalah PA- PoA, maka:
P=P0 +pgℎ (4)
Fluida statis merupakan bagian dari ilmu fisika yang membahas tentang
fenomena tekanan pada air yang dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-
hari (Prasasti, dkk 2016).
2.2. Fluida Statis
Fluida diam adalah zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak. Contohnya air dalam
gelas dan air dalam bak mandi. Cairan adalah salah satu jenis fluida yang
mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partiklenya lebih meregang karena
gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi
antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan. Apabila fluida mengalami gaya
geser maka akan siap untuk mengalir (Kurniati dan Sri, 2013).
Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan
massasss dengan volume zat tersebut. Secara m tematis, massa jenis dirumuskan
sebagai berikut (Kurniati dan Sri, 2013).
ρ = m/v (5)
dimana, ρ adalah massa jenis (kg/m ) ; m adalah massa benda (kg) dan v adalah
3
Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya.
Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik ke bawah.
Makin tinggi zat cair dalam wadah, maka makin besart tekanan yang dikerjakan zat
cair pada dasar wadah (Malau dan Sitepu, 2012).
Tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per satuan luas permukaan.
Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengarahkan sebuah gaya pada setiap
permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut, hal ini sesuai dengan prinsip
archimedes. Untuk suatu cairan dengan sebuah permukaan
bebas, maka kedalaman (h) adalah selisih jarak dari permukaan bebas tersebut
sampai titik tertentu dibawahnya (kedalaman) dimana tekanan akan diukur. Dengan
tekanan total (p), tekanan atmosfer (po), gravitasi (g), dan kedalaman (h), karena
adannya tekanan atmosfir di permukaan zat cair sebesar patmosfer, maka tekanan
absolut pada kedalaman (h) adalah maka persamaan tekanan adalah (Ongga dan dkk,
2009) :
P = ρfluida g h + Patmosfer (6)
Dimana, P adalah tekanan total (N/m2), ρfluida adalah massa jenis (kg/m3), h adalah
kedalaman (m), g adalah gravitasi (m/s2) dan Patmosfer adalah tekanan atmosfer
(N/m2).
Dari persamaan tersebut dapat diketahui pula hubungan antara tekanan, massa
jenis, percepatan gravitasi dan kedalaman yang semuanya menunjukkan hubungan
yang berbanding lurus. Jadi, semakin besar nilai massa jenis maka semakin besar
tekanannya, begitu juga jika percepatan gravitasi maupun kedalamannya semakin
besar, maka nilai tekanan akan semakin besar (Ongga dan dkk, 2009).
Tekanan didalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh adanya gaya
gravitasi disebut tekanan hidrostatik. Tekanan didalam zat cair yang disebabkan oleh
adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair. Besar tekanan
hidrostatik bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu bagian zat cair,
semakin besar tekanan pada bagian itu. Menurut Natan dan Putu (2012), persamaan
tekanan hidrostatik dapat dituliskan sebagai berikut:
P = ρfluida g h (7)
Dimana, P adalah tekanan (N/m2), ρfluida adalah massa jenis (kg/m3), h adalah
kedalaman (m) dan g adalah gravitasi (m/s2).
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh grafitasi
bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang
bersinggungan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya dan
luas bidang tempat gaya bekerja. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatisTekanan hidrostatis sangat dipengaruhi
oleh massa jenis dan kedalam suatu benda yang berada di suatu cairan. Tekanan yang
dikerjakan oleh cairan memiliki karakteristik seperti (Prasasti, dkk, 2016):
a. Pada titik yang sama tekanan menekan ke segala arah,
b.Tekanan pada titik tertentu di dalam fluida tergantung pada kedalaman dari
permukaan atas cairan. Tekanan meningkat seiring dengan semakin dalam benda
dari permukaan atas cairan,
c. Tekanan pada kedalaman yang sama memiliki takanan yang sama,
d. Tekanan di dalam cairan bergantung pada bentuk kolom cairan.
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hydrostatic pressure,
pemberat, 10 g, 100 g, tissue, dan kalkulator, sedangkan bahan yang digunakan
adalah air.
1 ℎ
𝐹. 𝐿 = 𝜌. 𝑏. ℎ2 (𝑎 + 𝑑 − )
2 3
𝐹𝑖𝑠𝑖 + 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝐹𝑟 =
2
ℎ1 + ℎ0
ℎ𝑟𝑛 =
2
ℎ𝑟𝑛
ℎ𝑛 =
3
3.4.2. Total Immertion
1 𝑑 𝑑2
𝐹. 𝐿 = 𝜌. 𝑏. 𝑑(𝑎 + − )
2 2 12. ℎ𝑛
𝑑
ℎ𝑛 = ℎ −
2
𝐹𝑖𝑠𝑖 + 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝐹𝑟 =
2
ℎ1 + ℎ0
ℎ𝑟𝑛 =
2
ℎ𝑟𝑛
ℎ𝑛 =
3
Dimana,
hrn = tinggi fluida hasil perhitungan (m) dan
Fr = gaya rata-rata (N).
F = gaya tekanan hidrostatik (N),
Hn = rata-rata tinggi muka air (m),
ρ = massa jenis air (kg/m2),
a = nilai kuadran = 0,1,
b = nilai kuadran = 0,07,
d = diameter (0,045 m),
L = panjang kuadran (0,265 m),
h = tinggi muka air (m)
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil
b. Total Immersion
Tabel 2. Hasil perhitungan Total Immersion
Pengisisan Pengosongan rata-rata
Pemberat Muka air F (N) Pemberat Muka air F (N) hrn (m) hn (m) Fr(N)
No (kg) (m) (kg) (m)
1 0,21 0,106 1,426 0,23 0,113 1,437 0,106 0,035 1,426
2 0,22 0,110 1,426 0,22 0,111 1,426 0,110 0,036 1,426
3 0,23 0,113 1,437 0,21 0,107 1,426 0,113 0,037 1,437
.
4.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum kita bisa melihat dengan jelas bahwa tinggi muka air pada
pengisian dan pengosongan berbeda. Pada praktikum hydrostatic pressure dilakukan
metode partial immersion dan total immersion. Metode ini terbagi atas pengisian dan
pengosongan. Praktikum ini dilakukan dua kali yaitu partial immersion dan total
immersion, dimana hasil yang diperoleh yaitu semakin besar beban yang diberikan
maka akan semakin tinggi muka air, dan juga semakin tinggi tekanan hidrostatik
yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya, jika dilakukan pengurangan beban, semakin
kecil beban yang diberikan maka tinggi muka air akan semakin rendah, dan tekanan
hodrostatik juga semakin rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ongga (2009) yang
berisi hubungan antara tekanan, massa,percepatan gravitasi dan kedalaman yang
semuanya menunjukkan hubungan yang berbandinglurus. Jadi, semakin besar nilai
massa maka semakin besar tekanannya, begitu juga jikakedalamannya semakin
besar, maka nilai tekanan akan semakin besar.
LAMPIRAN
1. Partial Immertion
Tabel 3. Tabel pengamatan Partial Immertion
Pengisian Pengosongan
No Muka air Jumlah Muka air Jumlah
Pemberat (g) Pemberat (g)
(mm) (mm) (mm) (mm)
1 10 26+3 29 30 45+3 48
2 20 35+3 38 20 24+3 27
3 30 45+3 48 10 15+3 18
2. Total Immertion
Lampiran 2: Pehitungan
1. Partial immertion
1 ℎ
F.L=2 x 𝜌 x b x h2(a + d -3 )
0,029x0,135
F= 0,265
0,0039
F= 0,265
F= 0,011 N
Beban 0,02 kg
1 0,038
x 1000 x 0,07x 0,0382 (0,1+0,045 - )
2 3
F= 0,265
0,050(0,132)
F= 0,265
0,006
F=0,265
F= 0,022N
Beban 0,03 kg
1 0,048
x 1000 x 0,07 x 0,0482 (0,1+0,045 - )
2 3
F= 0,265
0,080 (0,129)
F= 0,265
0,010
F=0,265
F= 0,037 N
Menghitung tekanan hidrostatik saat pengurangan beban
Beban 0,03 kg
1 0,048
x 1000 x 0,07 x 0,0482 (0,1+0,045 - )
2 3
F= 0,265
0,080 (0,129)
F=
0,265
0,010
F=0,265
F= 0,037N
Beban 0,02 kg
1 0,027
x 1000 x 0,07 x 0,0272 (0,1+0,045 - )
F= 2 3
0,265
0,025 (0,136)
F= 0,265
0,003
F= 0,265
F= 0,011N
Beban 0,01 kg
1 0,018
x 1000 x 0,07 x 0,0182 (0,1+0,045 - )
F= 2 3
0,265
0,011 (0,139)
F= 0,265
0,001
F= 0,265
F= 0,003 N
𝐹𝑖𝑠𝑖+ 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
Fr = 2
0,011 + 0,003
Fr1 = = 0,007 N
2
0,022+ 0,011
Fr2 = = 0,016 N
2
0,037 + 0,037
Fr3 = = 0,037 N
2
ℎ1+ℎ0
hrn =
2
0,029+0,018
h1 = = 0,023 m
2
0,038+0,027
h2 = = 0,032 m
2
0,048+0,048
h3 = = 0,048 m
2
d. Menghitung tinggi permukkan air
hrn
hn = 3
0,023
h1 = = 0,007 m
3
0,032
h2 = = 0,010m
3
0,048
h3 = = 0,016 m
3
2. Total Immertion
2
d d
F.L = ρ x b x d (a + - )
2 12. h0
0,045 0,0452
1000 x 0,07 x 0,045 (0,1+ - )
2 12 x 0,106
F= 0,265
3,15 (0,120)
F= 0,265
0,378
F=
0,265
F = 1,426 N
Beban 0,22 kg
0,045 0,0452
1000 x 0,07 x 0,045 (0,1+ - )
2 12 x 0,110
F= 0,265
3,15 (0,120)
F= 0,265
0,378
F=
0,265
F = 1,426 N
Beban 0,23 kg
0,045 0,0452
1000 x 0,07 x 0,045 (0,1+ - )
2 12 x 0,113
F= 0,265
3,15 (0,120)
F= 0,265
0,381
F=
0,265
F = 1,437 N
Menghitung tekanan hidrostatik saat penambahan beban
Beban 0,23 kg
0,045 0,0452
1000 x 0,07 x 0,045 (0,1+ - )
2 12 x 0,113
F= 0,265
0,381
F=
0,265
F = 1,437N
Beban 0,22 kg
0,045 0,0452
1000 x 0,07 x 0,045 (0,1+ - )
2 12 x 0,111
F= 0,265
3,15 (0,120)
F= 0,265
0,378
F=
0,265
F = 1,426 N
Beban 0,21 kg
0,045 0,0452
1000 x 0,07 x 0,045 (0,1+ - )
2 12 x 0,107
F= 0,265
3,15 (0,120 )
F= 0,265
0,378
F=
0,265
F = 1,426 N
b. Menghitung h0,
𝑑
h0 = h - 2
0,045
h01 = 0,106 - = 0,083m
2
0,045
h02 = 0,110 - = 0,087 m
2
0,045
h03 = 0,113 - = 0,090 m
2
0,045
h01 = 0,113 - = 0,090 m
2
0,045
h02 = 0,111 - = 0,088 m
2
0,045
h03 = 0,107 - = 0,084 m
2
𝐹𝑖𝑠𝑖+ 𝐹𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
Fr = 2
1,426+ 1,426
Fr1 = = 1,426 N
2
1,426+ 1,426
Fr2 = = 1,426 N
2
1,437 + 1,437
Fr3 = = 1,437 N
2
ℎ1+ℎ0
hrn = 2
Menghitung h rata-rata
0,106+0,107
h1 = = 0,106 m
2
0,110+0,111
h2 = = 0,110 m
2
0,113+0,113
h3 = = 0,113 m
2
hrn
hn = 3
0,106
h1 = = 0,035 m
3
0,110
h2 = = 0,036 m
3
0,113
h3 = = 0,037 m
3
Lampiran 3. Dokumentasi
1. Dokumentasi Alat
Awaluddin, Slamet W, dan Agung S.W. 2014. Analisis Aliran Fluida Dua Fase
(Udara-Air) melalui Belokan 450..Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.3.
Universitas Brawijaya : Malang.
Malau, Juhari, Sitepu, Tekad, 2012, Analisa Pressure Drop Pada Sistem Perpipaan
Fuel Oil Boiler Pada PT.PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
Sicanang-Belawan Dengan Menggunakan Pipe Flow Expert, Jurnal e-
Dinamis, No. 3, Vol. 3, ISSN: 2338-1035, Halaman 164-166
Ongga P., Yani S. Ferdy S.R., dan Wahyu H.K. 2009.Konsepsi Mahasiswa Tentang
Tekanan Hidrostatik. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.