Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari - hari sering dijumpai berbagai macam zat


yaitu zat cair, zat padat, dan zat gas. Zat cair merupakan cairan berbentuk
cair seperti air, minyak, bensin dan sebagainya. Zat padat adalah zat yang
memiliki bentuk keras atau padat seperti es batu. Zat gas merupakan zat
yang berbentuk gas atau udara seperti balon yang ditiup berisi gas. Fluida
adalah zat yang tidak dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh sebab itu yang termasuk
fluida hanyalah zat cair dan zat gas. Fluida yang saat ini yang dilakukan
percobaan yaitu fluida statis. Fluida statis merupakan fluida yang tidak
mengalami perpindahan bagian - bagiannya. Fluida statis (hidrotatis)
mengenal beberapa konsep yang saling berkaitan, yaitu tekanan hidrostatis,
hukum pascal, hukum archimedes, tegangan permukaan, kapilaritas, dan
kekentalan zat cair. Pada fluida statis terdapat tekanan hidrostatis. Tekanan
hidrostatis memiliki keterkaitan terhadap luas permukaan wadah atau
bejana. Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat
cair yang dialami oleh bejana tiap satuan luas. Di dalam fluida terdapat
tekanan di mana jika luas permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang
dihasilkan semakin kecil dan sebaliknya jika luas permukaan wadah lebih
kecil maka tekanan yang dihasilkan semakin besar. Jadi luas permukaan
wadah mempengaruhi besar atau kecilnya tekanan yang dihasilkan.
Percobaan yang dilakukan mengenai fluida statis dimana kita mengamati
besar tekanan hidrostatisnya. Kita menggunakan sebuah botol yang diberi
lubang sebanyak tiga lubang yang ditutup dengan selotip lalu diisi dengan
air sampai penuh. Disini kita akan melihat perbandingan tekanan yang
dihasilkan setelah lubang dibuka, yang mana lubangnya dibuka satu persatu
dan diukur kejauhannya dengan mistar, setelah kita melakukan percobaan

1
tersebut maka kita dapat membandingkan besar atau kecilnya tekanan yang
dihasilkan.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:


1. Mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik
2. Mengetahui masa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik
3. Mencari nilai gaya dorong oleh fluida
4. Mencari dan menganalisa posisi center of pressure
5. Membandingkan ketinggian fluida secara teoritis maupun berdasarkan
pengujian, serta menentukan nilai error pada pengujian.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah pada praktikum tekanan hidrostatik


adalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatik?
2. Bagaimana pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik?
3. Bagaimana cara mengetahui nilai gaya dorong oleh fluida?
4. Bagaimana cara mengetahui posisi center of pressure?
5. Berapa perbedaan ketinggian fluida secara teoritis dan berdasarkan
pengujian?

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Zat cair yang digunakan = Air
2. Beban yang digunakan yaitu 30 gr, 40 gr, 60 gr, 80 gr, 100 gr, 130 gr,
dan 150 gr.
3. Percobaan yang dilakukan sebanyak tujuh kali dengan massa beban
yang berbeda
4. Mengukur ketinggian air pada tiap beban yang berbeda.

2
1.5 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum modul tekanan hidrostatik adalah,


sebagai berikut:
1. Mengetahui hubungan antara kedalaman dengan tekanan hidrostatik.
2. Mengetahui pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik.
3. Mengetahui cara menentukan tekananan hidrostatik dalam percobaan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tekanan Hidrostatika

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang


ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu.
Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat cair, massa jenis dan
percepatan gravitasi. Tekanan Hidrostatika hanya berlaku pada zat cair yang
tidak bergerak. Sedangkan tekanan zat cair yang bergerak akan dipelajari
lebih lanjut dalam Mekanika Fluida. Tekanan pada zat cair secara umum
dibedakan menjadi dua jenis tekanan, yakni tekanan zat cair yang tidak
bergerak (tekanan hidrostatis) dan tekanan zat cair yang bergerak
(mengalir). Secara konseptual tekanan hidrostatis adalah tekanan yang
berlaku pada fluida atas dasar Hukum Pascal. Tekanan Hidrostatik
dirumuskan sebagai berikut:
p = ρ x g x h .......................... (2.1)
Keterangan:
P = Tekanan Hidrostatik (N/m2)
Ρ = Massa Jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)
h = Kedalaman/ketinggian (m)
Bunyi hukum utama hidrostatik: “Tekanan yang di lakukan zat cair
yang sejenis pada kedalaman yang sama besar adalah sama”.
(Sumber:https://www.kamusq.com/2012/10/tekanan-hidrostatik-adalah-
pengertian.html)

2.2 Titik Kesetimbangan

Titik kesetimbangan adalah titik yang berada pada pertengahan antara


satu garis lurus atau sejajar dalam praktikum kali ini titik kesetimbangan
bias didapat apabila kuadran tercelup sejajar dengan alas dasar air, atau Cp

4
(center presseure) sejajar dengan Cm (center mass)
(sumber : https://www.academia.edu)

2.3 Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car,
air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-
benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena
tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat
cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena
sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam
di dalamnya.
(Sumber:http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-
dinamis.html)

Fluida dibagi menjadi dua kelompok, yaitu fluida statis dan dinamis
1. Fluida statis
Fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak
memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi
menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam
secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya
apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air
tersebut bergerak. Fluida Statis memiliki sifat – sifat fisis, di antaranya:
1. Massa Jenis
2. Tegangan Permukaan
3. Kapilaritas
4. Viskositas

5
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang
bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini
dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu),
tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental,
tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran). Berikut Contoh
gambar dari fluida dinamis:

Gambar 2.1. Air Sungai


(Sumber:http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-
dinamis.html)

a. Hukum bernouli
Hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi
yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa
jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan energi
potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap
titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan
menjadi:

…..2.2
Keterangan:
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
(Sumber:http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-
dinamis.html)

6
Sifat fisis fluida statis, diantaranya:
1. Massa Jenis
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen
disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air). Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
m
ρ= .......................................................... (2.3)
v
Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3)
V = volume (m3)
m = massa benda (kg)

2. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis. Secara matematis, tegangan permukaan dirumuskan
sebagai berikut.
F
𝛾= .........................................................(2.4)
L
Keterangan:
𝛾 = Tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya (N)
L = Panjang permukaan (m)

3. Kapilaritas
Kapilaritas atau disebut juga gaya kapiler adalah peristiwa
meresap nya zat air melalui celah-celah sempit atau pipa

7
kapiler. Karena kapilaritas, minyak tanah yang berada dibawah
bergerak naik melalui sumbu kompor yang terbuat dari kain yang
berpori-pori kecil, begitu juga yang terjadi di pipa-pipa kapiler dibawah
ini.

Gambar 2.2 Kapilaritas


(sumber : https://blog.ruangguru.com)

Dari gambar diatas, kamu dapat melihat permukaan air dalam


pipa akan naik. Lain hasilnya jika mencelupkan pipa tersebut ke dalam
bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun
atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala
inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas,

2γ 𝑐𝑜𝑠θ
h= ............................................(2.5)
ρgr
Keterangan:
h = Kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler (m)
𝛾 = Tegangan permukaan (N/m)
𝜃 = Sudut kontak
𝜌 = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravotasi (m/s2)
r = Jari-jari pipa kapiler (m)

4. Viskositas
Viskositas merupakan suatu cara untuk menyatakan berapa daya
tahan dari aliran yang diberkan terhadap suatu cairan. Kebanyakan dari

8
viscometer digunakan untuk mengukur kecepatan suatu cairan yang
mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler). Definisi lain dari viskositas
ialah ukuran yang menyatakan kekentalan dari suatu cairan atau fluida.
(sumber : https://rumus.co.id)

2.4 Momen Inersia

Momen inersia merupakan ukuran kecenderungan suatu benda untuk


melakukan rotasi berdasarkan ketentuan keadaan benda maupun partikel
penyusunnya. Kecenderungan tersebut digunakan untuk mempertahankan
keadaan benda apakah tetap bergerak lurus beraturan ataupun tetap diam.

Gambar 2.3 Momen Inersia


(sumber : https://www.studiobelajar.com)

Besarnya momen inersia (I) suatu benda bermassa yang memiliki titik
putar pada sumbu yang diketahui dirumuskan sebagai berikut:

I = mR2 ......................................................(2.6)

Keterangan:
m = Massa partikel atau benda (kg)
R = Jarak terhadap sumbu putar (m)

2.5 Hukum Archimedes

Konsep Hukum Archimedes ialah menjelaskan adanya gaya yang


mempengaruhi benda pada zat cair. Zat cair memiliki suatu kemampuan
memberikan sebuah tekanan kepada benda-benda disekitarnya. Selain itu,
zat cair juga memiliki gaya yang diberikan ke benda-benda di sekitarnya.

9
Pembahasan mengenai hal ini cukup menarik karena akan melibatkan
beberapa peristiwa di sekitar kita. Suatu konsep dasar yang melandasi
pembahasan ini yaitu Hukum Archimedes. Hukum Archimedes berbunyi:
“Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan
memperoleh gaya yang disebut gaya apung (gaya ke atas) sebesar berat zat
cair yang dipindahkannya”. Akibat adanya gaya apung, berat beda di dalam
zat cair akan berkurang, sehingga benda yang diangkat di dalam zat cair
akan lebih ringan dari pada benda yang diangkat di darat. Seakan benda
berkurang bila benda dimasukan ke zat cair atau air. Karena adanya sebuah
gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima oleh benda.

Gambar 2.4 Benda yang Terapung

Rumus Hukum Archimedes:


Fa = ρ.g .V…………………(2.7)
Keterangan:
ρ : massa jenis zat cair yang didesak benda (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (10 m/s2)
V : volume zat cair yang didesak benda (m3)

2.6 Aplikasi Hidrostatik

1. Kapal Selam
Aplikasi Hidrostatik diterapkan pada kapal selam. Kapal selam
merupakan kapal yang dapat mengubah-ubah massa jenisnya agar dapat
menyelam, melayang dan mengapung di permukaan air. Untuk mengubah
massa jenisnya, kapal selam menambahkan massa atau mengurangi

10
massanya dengan cara memasukkan air atau mengeluarkan air. Agar dapat
menyelam, kapal selam memasukkan air sehingga massa kapal bertambah
besar, begitu pula sebaliknya jika kapal selam ingin kembali muncul ke
permukaan.
2. Infus
Sebelum dipasangi infus, tubuh pasien harus diukur terlebih dahulu
tekanan darahnya. Setelah diukur baru kemudian dipasangi infus. Posisi
infus diatur sedemikian rupa agar tekanan aliran dari cairan infus lebih besar
dari tekanan darah. Jika tekanan infuslebih kecil dibandingkan tekanan
darah maka darah akan masuk kedalam kantung infus.

2.7 Penyebab-Penyebab Kesalahan dalam Pengambilan Data

Praktikum

Saaat praktikum, terdapat beberapa penyebab kesalahan yang mungkin


terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Kesalahan – kesalahan tersebut
diantaranya sebagai berikut:
1. Kurang teliti saat melihat keseimbangan poros.
2. Ketidaksejajaran dengan alat ukur terutama dengan mistar saat
melakukan pengukuran.
3. Kurang ketelitian dalam pembacaan alat ukur.

11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah,
sebagai berikut:
a. Aquarium.

Gambar 3.1 Aquarium


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

b. Cawan.

Gambar 3.6 Cawan


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

12
c. Mistar.

Gambar 3.2 Mistar


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

d. Kuadran.

Gambar 3.4 Kuadran


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

e. Beban.

Gambar 3.3 Beban


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

13
f. Dudukan Poros Bearing.

Gambar 3.5 Dudukan Poros Bearing


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

3.2 Gambar Alat


Berikut adalah gambar alat dari praktikum tekanan hidrostatis:

Gambar 3.7 Gambar Alat


(Sumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin)

14
3.3 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir praktikum modul tekanan hidrostatik adalah,
sebagai berikut :

Mulai

Literatur

Menyiapan Alat dan Bahan Searching

Mengisi air ke akuarium

Mengatur lengan poros

` Meletakkan massa beban

Mengukur ketinggian air


Y
Catat hasil pengamatan
a

Analisa
Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.10 Diagram Alir Praktikum


(sumber: Pribadi)

15
3.4 Tahapan Praktikum
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah, sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengisi akuarium dengan air secukupnya.
3. Mengatur panjang lengan dari poros hingga center cawan beban
variasi dalam keadaan seimbang.
4. Meletakkan massa pembebenan pada cawan lalu diisi kembali dengan
air hingga poros tersebut kembali seimbang.
5. Melihat berapa ketinggian air tersebut dari dasar sampai atas dengan
mengukurnya menggunakan penggaris.
6. Mencatat hasil pengamatan.
7. Melakukan tahapan 1-6 kembali dengan menambahkan beban yang
berbeda.
8. Membuang air dari dalam akuarium melalui pipa yang sudah
disediakan.
9. Mengeringkan akuarium dengan cara di lap.
10. Merapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan.

16
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel & Perhitungan Data Praktikum


1. Berikut ini Tabel data hasil praktikum
Tabel 4.1 Data hasil praktikum

Percobaan X (m) Y (m) y (m) A (m) L (m) m (kg) H (m)

1 0.21 0.104 0.023 0.02184 0.735 0.001 0.27


2 0.21 0.104 0.025 0.02184 0.735 0.002 0.27
3 0.21 0.104 0.026 0.02184 0.735 0.003 0.27
4 0.21 0.104 0.03 0.02184 0.735 0.004 0.27
5 0.21 0.104 0.034 0.02184 0.735 0.005 0.27
6 0.21 0.104 0.035 0.02184 0.735 0.006 0.27
7 0.21 0.104 0.048 0.02184 0.735 0.007 0.27

2. Perhitungan data praktikum


a. Perhitungan hf praktek

2mL
hf p 
 xy 2
 Percobaan 1 hf praktek
2.(0,001 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,0132 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0232 𝑚)
𝑚

 Percobaan 2 hf praktek
2.(0,002 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,0224 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0252 𝑚)
𝑚

 Percobaan 3 hf praktek
2.(0,003 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,0233 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0262 𝑚)
𝑚

 Percobaan 4 hf praktek
2.(0,004 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,0311 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0302 𝑚)
𝑚

 Percobaan 5 hf praktek

17
2.(0,005 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,030 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0342 𝑚)
𝑚

 Percobaan 6 hf praktek
2.(0,006 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,029 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0352 𝑚)
𝑚

 Percobaan 7 hf praktek
2.(0,007 𝑘𝑔).(0,735𝑚)
= 𝑘𝑔 = 0,034 m
1000 3 .(0,21𝑚).(0,0382 𝑚)
𝑚

y
b. Perhitungan hfteori  H 
3
y
hfteori  H 
3
y
 Percobaan 1 hfteori  H 
3
0,023𝑚
= 0,27 - = 0,262 m
3

y
 Percobaan 2 hfteori  H 
3
0,025𝑚
= 0,27 - = 0,262 m
3

y
 Percobaan 3 hfteori  H 
3
0,026𝑚
= 0,27 - = 0,262 m
3

y
 Percobaan 4 hfteori  H 
3
0,030𝑚
= 0,27 - 3
= 0,260 m

y
 Percobaan 5 hfteori  H 
3
0,034𝑚
= 0,27 - = 0,259 m
3

y
 Percobaan 6 hfteori  H 
3
0,035𝑚
= 0,27 - = 0,259 m
3

18
y
 Percobaan 7 hfteori  H 
3
0,038𝑚
= 0,27 - = 0,258 m
3

c. Perhitungan Cpx

x
Cpx 
3
 Percobaan 1 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

 Percobaan 2 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

 Percobaan 3 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

 Percobaan 4 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

 Percobaan 5 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

 Percobaan 6 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

 Percobaan 7 Cpx
0,21𝑚
= = 0,067 m
3

y
d. Perhitungan Cp y 
3
y
Cp y 
3
y
 Percobaan 1 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

19
y
 Percobaan 2 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

y
 Percobaan 3 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

y
 Percobaan 4 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

y
 Percobaan 5 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

y
 Percobaan 6 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

y
 Percobaan 7 Cp y 
3
0,0104𝑚
= = 0,00347 m
3

e. Perhitungan Fthrust :

y2
Fthrust   gx
2
 Percobaan 1 Fthrust
0,0232 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 0,544 N
2

 Percobaan 2 Fthrust
0,0252 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 0,643 N
2

 Percobaan 3 Fthrust
0,0262 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 0,696 N
2

 Percobaan 4 Fthrust

20
0,0302 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 0,926 N
2

 Percobaan 5 Fthrust
0,0342 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 1,189 N
2

 Percobaan 6 Fthrust
0,0352 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 1,260 N
2

 Percobaan 7 Fthrust
0,0382 𝑚
= (1000 k/𝑚3 ). (9,8 m/𝑠 2 ). (0,21). = 1,486 N
2

Tabel 4.2 Data hasil perhitungan

hf
Percobaan hf teori F thrust Cpx Cpy
praktek

1 0.262 0.0132 0.544 0.067 0.00347


2 0.262 0.0224 0.643 0.067 0.00347
3 0.262 0.0233 0.696 0.067 0.00347
4 0.26 0.0311 0.926 0.067 0.00347
5 0.259 0.03 1.189 0.067 0.00347
6 0.259 0.029 1.26 0.067 0.00347
7 0.258 0.034 1.486 0.067 0.00347

4.2 Grafik & Perhitungan Standar Deviasi dan Nilai Error


A. Berikut ini mengenai tabel perbandingan antara hf teori dengan hf praktek

untuk dibandingkan dalam grafik:


Tabel 4.3 Perbandingan antara hfteori dengan hfpraktek

Percobaan hf teori hf praktek


1 0.262 0.0132
2 0.262 0.0224
3 0.262 0.0233
4 0.260 0.0311
5 0.259 0.030
6 0.259 0.029
7 0.258 0.034

21
Berikut analisa dari grafik hf teori dengan hf praktek:

0.3

0.29

0.28

0.27

0.26

0.25

0.24
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

hf teori hf praktek

B. Berikut tabel nilai kuadrat hf praktek


Tabel 4.4 Nilai Kuadrat hf praktek

Percobaan hfpraktek hfpraktek2

1 0.0132 0.00017
2 0.0224 0.0005
3 0.0233 0.00054
4 0.0311 0.00097
5 0.03 0.0009
6 0.029 0.00084
7 0.034 0.00116

Rata - rata 0.0261 0.00073

𝑛.𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (ℎ𝑓 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 2 )− (ℎ𝑓 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 2 )


 Standar Deviasi = √ 𝑛(𝑛−1)

7.(0.0007261)− (0.0007261)
=√ 7.(7−1)

= 0,01018
C. Berikut tabel nilai kuadrat hf teori
Tabel 4.5 Nilai kuadrat hf teori

22
Percobaan hf teori hf teori2

1 0.262 0.0686
2 0.262 0.0686
3 0.262 0.0686
4 0.26 0.0676
5 0.259 0.0671
6 0.259 0.0671
7 0.258 0.0666

Rata - rata 0.26 0.0677

𝑛.𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (ℎ𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2 )− (ℎ𝑓 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 2 )


 Standar Deviasi = √ 𝑛(𝑛−1)

7.(0.0677)− (0.0677)
=√ 7.(7−1)

= 0,0983

D. Nilai Standar Error hf praktek:


𝑆𝐷 2
SE = √ 𝑛

0,010182
= √ = 0,063
7

E. Nilai Standar Error hf teori:


𝑆𝐷 2
SE = √ 𝑛

0,09832
= √ = 0,0589
7

0.437
F. Nilai Mean hf praktek = = 0,0624
7

 Batas atas = [mean + (3 x standar deviasi hf praktek)]


= [0,0624 + (3 x 0,0624)] = 0,2496
 Batas bawah = [mean – (3 x standar deviasi hf praktek)]
= [0,0624 - (3 x 0,0624)] = -0,1248

23
0.414
G. Nilai Mean hf teori = = 0,0591
7

 Batas atas = [mean + (3 x standar deviasi hf teori)]


= [0,0591 + (3 x 0,0591)] = 0,2364
 Batas bawah = [mean – (3 x standar deviasi hf teori)]
= [0,0591 – (3 x 0,0591)] = -0,1182

24

Anda mungkin juga menyukai