Anda di halaman 1dari 16

Lensa Optik

Muhammad Rafiyudin Hidayat (19410052)1, Muhammad Bagus Dharmawan


(19410053)1, Muhammad Darlis B (19410054)1, Muhammad Ezra Clarence (19410055)1,
Muhammad Lilfiami Haudi A’sali (19410057)1
1
Jurusan Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung, Bandung
Corresponding author E-mail: ezraazka6@gmail.com
Telp: +628 15-7257-3672

Abstrak
Telah dilaksanakan eksperimen Lensa Optik pada Kamis, 23 Januari 2020 yang berlokasi di
Laboratorium Fisika Dasar Politeknik STTT Bandung dengan Dosen Pembimbing Ngadiono,
S.T. Pada praktikum ini praktikan menggunakan lampu susu atau wofram. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui jarak fokus lensa. Praktikum ini menggunakan lensa +, lensa ++,
lensa -. dengan benda uji berbentuk panah. Lensa yang sering kita gunakan sebenarnya
berdasar pada cara kerja mata manusia ketika melihat benda.
Kata Kunci: Fokus, Lensa, Mata, Cahaya

Abstract
Optical Lens experiments have been carried out on Thursday, January 23, 2020 which is
located in the STTT Bandung Polytechnic Basic Physics Laboratory with a Supervisor
Ngadiono, S.T. In this practicum, practice using a milk lamp or wofram. This practicum aims
to determine the focus distance of the lens. This practicum uses lens +, lens ++, lens -. with
an arrow shaped test object. Lenses that we often use are actually based on the workings of
the human eye when looking at objects.
Keywords: Focus, Lens, Eyes, Light

BAB I cembung digunakan untuk memfokuskan


PENDAHULUAN cahaya matahari untuk menciptakan api).
(wikipedia, 2019)
1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya lensa menjadi
Lensa atau sering disebut kanta adalah barang-barang yang berguna bagi
sebuah alat untuk mengumpulkan atau kehidupan manusia, antara lain penemuan
menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk kacamata oleh Benjamin Franklin pada
dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat 1784, dan mikroskop oleh Hans dan
sejenis digunakan dengan jenis lain Zacharias Janssen pada abad ke-16.
dari radiasi elektromagnetik juga disebut
lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang 1.2 Tujuan
mikro dapat dibuat dari "paraffin wax". Tujuan dalam melakukan praktikum ini
Lensa paling awal tercatat di Yunani adalah :
Kuno, dengan sandiwara Aristophanes The 1. Menentukan jarak fokus dari lensa
Clouds (424 SM) menyebutkan
sebuah gelas-pembakar (sebuah lensa
2. Mengenal aberasi, kedalam medan interferensi. (Taurintyanna, Rr. Dhianita
(depth of field) dan pengaruh Apriany, 2009)
diafragma
2.2 Lensa
Menurut Soetrisno(1985), lensa adalah
BAB II suatu piranti optik yang dibatasi oleh dua
DASAR TEORI atau lebih permukaan pembias yang
mempunyai sebuah sumbu. Berdasarkan
2.1 Cahaya bentuknya, ada dua macam lensa yaitu
Definisi cahaya telah berkembang dari lensa cembung(konvergen) dan lensa
masa ke masa. Berikut ini adalah beberapa cekung (divergen). Dan berdasarkan
teori tentang cahaya yang dikemukakan ketebalannya ada yang tebal ada yang
oleh para ilmuwan. Isaac Newton tipis. Suatu lensa mempunyai dua pusat
menyatakan bahwa cahaya adalah partikcl- kelengkungan dan dua titik fokus pada tiap
partikel kecil yang disebut korpuskel. Bila sisi. Garis yang menghubungkan dua
suatu sumber cahaya memancarkan cahaya vertex adalah sumbu optik lensa.
maka partikel-partikel tersebut akan Lensa adalah sebuah alat untuk
mengenai mata dan menimbulkan kesan mengumpulkan atau menyebarkan cahaya,
akan benda tersebut. Ilmuwan lain, yaitu biasanya dibentuk dari sepotong gelas
Huygens, menyatakan bahwa cahaya yang dibentuk. Konstruksi lensa yang
merupakan gelombang, karena sifat-sifat paling umum adalah lensa speris
cahaya mirip dengan sifat-sifat gelombang (spherical lens), yaitu lensa dengan bidang
bunyi. Perbedaan antara gelombang antarmuka yang melengkung speris
cahaya dan gelombang bunyi terletak pada (spherical curvature), yaitu kelengkungan
panjang gelombang dan frekuensinya. bidang permukaan bola dengan radius
Sedangkan Maxwell menyatakan bahwa speris (radius of curvature) tertentu.
sesungguhnya 13 cahaya merupakan Pembentukan bayangan pada lensa
gelombang elcktromagnetik karena mematuhi aturan berikut,
kecepatan gelombang elektromagnctik 1. Sinar datang pada lensa cembung sejajar
sama dengan kecepatan cahaya, yaitu dengan sumbu lensa akan dibiaskan
sebesar 3 * 108 m/s. Gelombang menuju titik fokus lensa. Sebaliknya jika
elektromagnetik tercipta dari perpaduan sinar datang melewati titik fokus akan
antara kuat medan listrik dan kuat medan dibiaskan sejajar sumbu lensa.
magnet yang saling tegak lurus. 2. Sinar datang pada lensa cekung sejajar
Gelombang elektromagnetik juga termasuk dengan sumbu lensa akan dibiaskan
gelombang transversal, yang ditunjukkan seolah-olah berasal dari titik fokus lensa.
dengan peristiwa polarisasi. Berdasarkan Sebaliknya jika sinar datang menuju titik
penelitian-penelitian lebih lanjut, cahaya fokus akan dibiaskan sejajar sumbu lensa.
merupakan suatu gelombang 3. Sinar yang datang melalui pusat lensa
elektromagnetik yang dalam kondisi akan diteruskan.
tertentu dapat berkelakuan seperti suatu (Erma Novida, Hery Sunandar, 2018)
partikel. Sebagai sebuah gelombang, Menurut Soetrisno(1985), lensa adalah
cahaya dapat dipantulkan dan dibiaskan, suatu piranti optik yang dibatasi oleh dua
serta mengalami polarisasi dan atau lebih permukaan pembias yang
mempunyai sebuah sumbu. Berdasarkan F = focus/focal length
bentuknya, ada dua macam lensa yaitu d0 = letak benda dari lensa
lensa cembung(konvergen) dan lensa d1 = letak bayangan dari lensa
cekung (divergen). Dan berdasarkan (Joseph Dedy Irawan,Sumanto,Sony Prasetio,
ketebalannya ada yang tebal ada yang 2015)
tipis. Suatu lensa mempunyai dua pusat
kelengkungan dan dua titik fokus pada tiap Jarak titik fokus, jarak bayangan dan jarak
sisi. Garis yang menghubungkan dua benda.
vertex adalah sumbu optik lensa. (Harjono,
1997)
Menurut Isnain Gunadi dkk, (Isnain
Gunadi, Rahmat Gernowo dan Kusworo
Adi, 2015). Lensa merupakan salah satu
benda optik yang berupa benda bening ... (3)
yang salah satu atau kedua sisinya Gambar 2. Persamaan Lensa
berbentuk bidang lengkung. Lensa banyak dimana:
digunakan dalam berbagai peralatan dan s =jarak benda
keperluan sehari hari. Pemahaman tentang s’ =jarak bayangan
proses pencahayaan pada lensa bisa f = jarak titik api atau titik fokus
diperoleh melalui eksperimen tentang cermin
lensa. Eksperimen tersebut memberikan Sedangkan untuk perbesaran bayangan
gambaran tentang teori optik khususnya
tentang lensa. Kebanyakan eksperimen
yang menggunakan lensa masih bersifat
manual, sehingga kesalahan yang
ditimbulkan akibat pengukuran masih
tinggi penghitungan fokus lensa terhadap ... (4)
data yang telah diperoleh. Penghitungan Gambar 3. Persamaan Lensa
fokus dilakukan dengan menggunakan dimana
rumus M = perbesaran bayangan
'
S.S h = tinggi bendan
F=
S+ S ' h’ = tinggi bayangan
... (1) Perhatikan juga ketentuan yang dipakai:

Gambar 4. Ketentuan Sifat Bayangan


Gambar 1. Persamaan Lensa Cermin Cekung
Persamaan pada lensa:
1 1 1 Untuk lensa, berlaku kebalikannya. Jadi
= + ... (2)
f d0 d1 lensa cembung fokusnya positif, lensa
Keterangan: cekung negatif. Sementara untuk letak
bendanya 2) Rabun dekat (Hipermetropi), Mata ini
tidak dapat berakomodasi maksimum
secara
normal berarti titik dekatnya lebih besar
dari 25 cm (PP > 25 cm)
Gambar 5. Ketentuan Sifat Bayangan 3) Mata tua (Presbiopi), mata yang titik
Cermin Cembung dekat dan titik jauhnya telah berubah
(hasrilatifah, 2015). 4) Astigmatisma merupakan cacat mata
yang disebabkan oleh kornea mata tidak
2.3 Mata sferis
Cara kerja lensa mengacu pada organ (Erma Novitasari,Supurwoko, Surantoro,
tubuh manusia yaitu mata, mata salah satu 2013)
bagian dari panca indra yang berfungsi Lensa mata terletak dibagian depan dalam
untuk melihat, namun mata juga bola mata, lensa mata berbentuk bilconvek
memiliki keterbatasan. Bagian-bagian dari (cembung pada kedua 'sisi) dengan
mata yaitu antara lain : permukaan anterior hiperbolik dan
1) Kornea berfungsi untuk menerima permuk&m posterior parabolik. Lensa
rangsangan cahaya dan meneruskannya mata terdiri dari tiga bagtan utama yaitu
kebagian kapsul lensa, sel epitel lensa dan serat
mata yang lebih dalam lensa. Lensa mata yang normal adalah
2) Aqueous Humor berfungsi untuk jernih dan transparan (transparan dan
membiaskan cahaya yang masuk ke mata. avaskular) serta merupakan salah satu
3) Lensa kristalin berfungsi untuk media refraksi yang berfungsi
mengatur pembiasan cahaya yang masuk memfokuskan cahaya agar membentuk
ke mata bayangan yang tajam pada retina.
4) Iris berperan dalam pewarnaan mata Kejernihan lensa mata dipertahankan oleh
5) Retina berfungi untuk mengatur susunan serat lensa yang sedemikian padat
intensits cahaya yang masuk ke mata. dan sangat teratur serta keseragamal
6) Otot siliar berfungsi untuk mengatur distribusi dan komposisi protein dalan
panjang fokus lensa kristalin lensa. (Lukitasari, 2010)
7) Vitreous humor merupakan bahan
bening encer yng mengisi bola mata. 2.4 Proses Pembentukan Bayangan
8) Syaraf optik berfungsi meneruskan pada Mata
rangsangan cahaya yang telah diubah oleh Cahaya memasuki mata melalui iris
9) retina menjadi sinyal-sinyal (implus- menembus biji mata, dan oleh lensa
implus syaraf) menuju ke otak difokuskan sehingga jatuh ke retina atau
Gangguan yang terjadi pada mata yaitu selaput jala. Retina adalah lapisan serat
antaralain saraf yang menutupi bagian belakang.
1) Rabun jauh (Miopi), mata tidak dapat Retina mengandung struktur indracahaya
berakomodasi minimum secara normal, yang sangat halus disebut batang dan
titik jauh kerucut dan memancarkan informasi yang
matanya kurang dari jauh tak hingga (PR < diterima saraf optik dan dikirim ke otak.
~). Apabila kita ingin melihat benda yang jauh
letaknya maka otot siliari akan mengendor
dan berakibat sistem lensa kornea berada Bidang pandang atau field of view
pada panjang focus maksimumnya yaitu ditentukan oleh sudut pandang dari lensa
kira-kira 2,5 cm (jarak dari kornea ke ke kondisi nyata yang dapat diukur secara
retina). Bila letak benda didekatkan maka horizontal atau vertikal. Lensa dengan
otot siliari akan meningkatkan focal length 50mm disebut lensa normal
kelengkungan lensa sehingga mengurangi karena tanpa mengalami pengurangan atau
panjang fokusnya dan bayangan akan pembesaran dan mengasilkan gambar
difokuskan ke retina. Proses perubahan persis seperti cara pandang manusia
kelengkungan lensa inilah yang disebut normal. Lensa wide angle dan tele bertolak
akomodasi. Jarak terdekat (posisi benda di belakang dengan lensa normal. Lensa wide
depan mata) dimana lensa memfokuskan bersudut pandang lebar yang cocok untuk
cahaya yang masuk tetap jatuh di retina gambar pemandangan, sedangkan lensa
disebut titik dekat. Jika benda lebih tele bersudut pandang sempit, yang lebih
didekatkan ke mata maka lensa tidak dapat memudahkan mendekati objek. (Riyadi,
memfokuskan cahaya. Cahaya yang masuk 2014).
tidak jatuh di retina maka bayangan
menjadi kabur. Posisi titik dekat ini 2.6 Mikroskop
beragam dari satu orang ke orang yang lain Mikroskop alat yang sering digunakan
dan berubah dengan meningkatnya usia. peneliti untuk melihat benda yang
Sebagai contoh, seseorang yang usianya 10 berukuran kecil atau struktur dari material.
tahun maka titik dekatnya dapat sekitar 7 Model mikroskop yang bermacam-macam
cm di depan mata, sedang seseorang yang menjadikan cara penggunaan yang berbeda
usianya 60 tahun maka titik dekatnya dapat sehingga perlu adanya ulasan tentang alat
sekitar 200 cm. (Wati, 2015) ini. Tulisan ini menyajikan cara kerja
mikroskop optik, Scanning Electron
Microscopy (SEM), dan Transmition
Electron Microskopy (TEM) serta cara
membuat spesimen yang digunakan untuk
TEM.
Gambar 6. Proses Pembentukan bayangan 1. Mikroskop Optic Mikroskop optic
di retina mempunyai bagian-bagian seperti bagan

2.5 Kamera
Lensa menjadi bagian yang sangat penting
dari kamera. Fungsinya yang meneruskan
cahaya ke bidang sensor pembentuk
gambar menjadi mutlak. Lensa
mempunyai ukuran yang beragam, karena
hasil akan bervariasi pada bidang sensor
sesuai dengan ukuran. Ukuran lensa
dinyatakan dalam Panjang fokal (focal
length). Panjang focal mengacu pada jarak Gambar 7. Skema Mikroskop Optic
dari pusat optik lensa ke titik fokus yang (sumber Sibilia, J.P)
terletak pada sensor dalam satuan mm.
Cara kerja dari mikroskop optic adalah Penggunaan (S.M.B. Respati)
dari cahaya lampu yang dibiaskan oleh pencekamnya, spesimen ini disinari oleh
lensa condenser, setelah melewati lensa deteksi x-ray yang menghasikan sebuah
kondenser sinar mengenai spesimen dan gambar yang diteruskan pada layar
diteruskan oleh lensa objektif. Lensa monitor.
objektif ini merupakan bagian yang paling
penting dari mikroskop karena dari lensa
ini dapat diketahui perbesaran yang
dilakukan mikroskop. Sinar yang
diteruskan oleh lensa objektif ditangkap
oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata Gambar 9. Hasil dari SEM
atau kamera. Pada mikroskop ini (Sumber: Khan, E.B.)
mempunyai batasan perbesaran yaitu dari Hasil dari mikroskop scanning elektron
400 X sampai 1400 X. 2. Mikroskop dapat dilihat dari gambar 3. Mikroskop
Scanner Electron Pada mikroskop scanner Transmission Elektron Pada mikroskop
elektron mempunyai bagian-bagian seperti transmission elektron, skematik dari
pada skema yang tergambar pada gambar mikroskop dapat dilihat dari gambar:

Gambar 8. Mikroskop Scanning Elektron


dan skemanya
(sumber : Khan, E.B)
Cara kerja dari mikroskop scanning Gambar 10. Skema dari TEM
electron adalah sinar dari lampu (sumber Karlik, M)
dipancarkan pada lensa kondensor, Dari skema diatas dapat diterangkan
sebelum masuk pada lensa kondensor ada elektron ditembakkan dari electron gun
pengatur dari pancaran sinar elektron yang yang kemudian melewati oleh dua lensa
ditembakkan. Sinar yang melewati lensa kondenser yang berguna menguatkan dari
kondensor diteruskan lensa objektif yang elektron yang ditembakkan. Setelah
dapat diatur maju mundurnya. Sinar yang melewati dua lensa kondenser elektron
melewati lensa objektif diteruskan pada diterima oleh spesimen yang tipis dan
spesimen yang diatur miring pada 42 berinteraksi, karena spesimen tipis maka
Macam – Macam Mikroskop dan Cara elektron yang berinteraksi dengan
spesimen diteruskan pada tiga lensa yaitu Berikut ini merupakan Alat dan Bahan
lensa objektif, lensa intermediate dan lensa yang digunakan:
proyektor. Lensa objektif merupakan lensa 1. Dua lensa positif yang berbeda (+/++)
utama dari TEM karena batas 2. Satu lensa negatif
penyimpangannya membatasi dari redolusi 3. Benda/ celah berbentuk panah
mikroskop, lensa intermediate sebagai 4. Lampu Wolfram dan lampu putih
penguat dari lensa objektif dan untuk lensa 5. Layar
proyektor gunanya untuk menggambarkan 6. Meteran gulung
pada layar flourescent yang ditangkap film 7. Diafragma
fotografi atau kamera CCD. Hasil dari 8. Bangku optik kayu
TEM dapat dilihat pada gambar 9. kaca bergaris

3.2 Prosedur kerja


Dalam melakukan praktikum, prosedur
kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan jarak fokus lensa (++ , + ,
-).
Lampu putih → Benda (anak panah) →
lensa (++ , + , -) → layar.
Mencatat kedudukan benda, lensa dan
layar.
Gambar 11. Hasil dari TEM 2. Menghitung panjang dan tinggi kawat
Untuk spesimen yang dapat dilihat dengan wolfram.
TEM perlu adanya persiapan yaitu seperti Lampu pijar wolfram → lensa (++) →
terlihat pada gambar layar.
Gunakan lampu pijar sebagai benda dan
salah satu lensa positif.
3. Aberasi kromatik.
Lampu pijar wolfram → lensa ++ → layar.
Lampu pijar wolfram → lensa ++ →
diafragma → layar.
Gunakan lampu pijar pada D sebagai
Gambar 12. Persiapan spesimen TEM benda dan lensa (++). Carilah dua
Dari gambar diatas dapat dijelaskan kedudukan layar dimana masing masing
tahapan pembuatan spesimen. 1. Spesimen tepi berwarna merah dan berwarna biru.
dipotong dengan ukuran 3 mm dan Catat dua kedudukan layar tadi. Letakkan
ketebalan 300 μm 2. Spesimen digerinda diafragma yang terbesar didepan dan
dan dipoles sampai ketebalan 100 μm didekat lensa. Carilah apa yang terjadi
(Respati, 2008) menurut pengamatan.
4.Distorsi.
BAB III Lampu putih → kaca bergaris → lensa (+
METODE EKSPERIMEN +) → layar.
Lampu putih → kaca bergaris → lensa (+
3.1 Alat dan Bahan +)→ diafragma → layar.
Gunakan kawat bergaris yang diterangi S1' = 88,1 cm
lampu putih sebagai benda dan lensa (++). S2 = 88,7 cm
Dengan mengubah-ubah kedudukan layar S2' = 47,3 cm
dan catat apa yang terjadi. Letakkan D = 135,9 cm
diafragma didepan lensa. d = 41,4 cm
5. Astigmatisme s1 x s1 '
f=
Lampu putih → kaca bergaris → lensa (+ s1 + s1 '
+) dimiringkan → layar. 48,1 x 88,1
f=
Lensa yang diletakkan miring terhadap 48,1+ 88,1
sumbu benda dan layar. 4237,61
f=
6. Kedalaman Medan 136,2
Lampu pijar wolfram → lensa (++) → f = 31,11 cm
layar. f = 0,3111 m
Gunakan lampu wolfram sebagai benda,  Percobaan 3
lensa (++) dan layar. Dengan mengubah- S1 = 56,8 cm
ubah kedudukan lampu, tentukan arah S1' = 67,4 cm
dimana masih terdapat bayangan yang S2 = 69,4 cm
masih tegas. Catatlah dua kedudukan S2' = 54,9 cm
lampu yang terdekat dan yang terjauh D = 124,1 cm
terhadap lensa imana masih terbentuk d = 12,9 cm
bayangan yang masih tegas. s1 x s1 '
f=
s1 + s1 '
BAB IV 56,8 x 67,4
f=
HASIL DAN PEMBAHASAN 56,8+67,4
3828,32
f=
4.1 Penentuan jarak fokus lensa. 124,2
 Lensa + f = 30,82 cm
 Percobaan 1 f = 0,3082 m
S1 = 47,5 cm  Percobaan 4
S1' = 89,7 cm S1 = 58,5 cm
S2 = 90,6 cm S1' = 65,5 cm
S2' = 46,3 cm S2 = 68,7 cm
D = 137,1 cm S2' = 55 cm
d = 43,5 cm D = 124,3 cm
s1 x s1 ' d = 10 cm
f= s1 x s1 '
s1 + s1 '
f=
47,5 x 89,7 s1 + s1 '
f=
47,5+ 89,7 58,5 x 65,5
f=
4260,75 58,5+65,5
f=
137,2 3831,75
f=
f = 31,05 cm 124
f = 0,3105 m f = 30,9 cm
 Percobaan 2 f = 0,309 m
S1 = 48,1 cm  Percobaan 5
S1 = 45,8 cm f = 0,1551 m
S1' = 96,6 cm  Percobaan 3
S2 = 90,75 cm S1 = 18,4 cm
S2' = 45,3 cm S1' = 105,5 cm
D = 143,3 cm S2 = 104,8 cm
d = 51 cm S2' = 18,1 cm
s1 x s1 ' D = 122,6 cm
f=
s1 + s1 ' d = 86,5 cm
45,8 x 96,6 s1 x s1 '
f= f=
45,8+96,6 s1 + s1 '
4424,28 18,4 x 105,5
f= f=
142,4 18,4+ 105,5
f = 31,07 cm 1941,2
f=
f = 0,3107 m 123,9
 Lensa ++ f = 15,66 cm
 Percobaan 1 f = 0,1566 m
S1 = 18,1 cm  Percobaan 4
S1' = 99,5 cm S1 = 19,1 cm
S2 = 100 cm S1' = 93 cm
S2' = 19 cm S2 = 93,5 cm
D = 119 cm S2' = 18,5 cm
d = 79,4 cm D = 111,7 cm
s1 x s1 ' d = 74,5 cm
f=
s1 + s1 ' s1 x s1 '
f=
18,1 x 99,5 s1 + s1 '
f=
18,1+99,5 19,1 x 93
f=
1800,95 19,1+93
f=
117,6 1776,3
f=
f = 15,31 cm 112,1
f = 0,1531 m f = 15,84 cm
 Percobaan 2 f = 0,1584 m
S1 = 17,9 cm  Percobaan 5
S1' = 116,4 cm S1 = 18,7 cm
S2 = 116,5 cm S1' = 92,7 cm
S2' = 18,5 cm S2 = 90,3 cm
D = 135,3 cm S2' = 18,3 cm
d = 98,7 cm D = 111,3 cm
s1 x s1 ' d = 74,3 cm
f=
s1 + s1 ' s1 x s1 '
f=
17,9 x 116,4 s1 + s1 '
f=
17,9+116,4 18,7 x 92,7
f=
2083,56 18,7+ 92,7
f=
134,3 1733,5
f=
f = 15,51 cm 111,4
f = 15,56 cm 603
f=
f = 0,1556 m 58,4
 Lensa + dan ++ f = 10,32 cm
 Percobaan 1 f = 0,1032 m
S1 = 11,1 cm  Percobaan 4
S1' = 123,6 cm S1 = 12,4 cm
S2 = 133,4 cm S1' = 74,8 cm
S2' = 11,5 cm S2 = 73,7 cm
D = 110 cm S2' = 13 cm
d = 122 cm D = 86,8 cm
s1 x s1 ' d = 61,5 cm
f= s1 x s1 '
s1 + s1 '
f=
11,1 x 123,6 s1 + s1 '
f=
11,1+123,6 12,4 x 74,8
f=
1371.96 12,4+ 74,8
f=
134,7 927,52
f=
f = 10,18 cm 87,2
f = 0,1018 m f = 10,63 cm
 Percobaan 2 f = 0,1063 m
S1 = 11,2 cm  Percobaan 5
S1' = 98,5 cm S1 = 12,8 cm
S2 = 98,5 cm S1' = 65,6 cm
S2' = 11,5 cm S2 = 64,8 cm
D = 110 cm S2' = 14 cm
d = 87,2 cm D = 79 cm
s1 x s1 ' d = 52 cm
f= s1 x s1 '
s1 + s1 '
f=
11,2 x 98,5 s1 + s1 '
f=
11,2+98,5 12,8 x 65,6
f=
1103,2 12,8+65,6
f=
109,7 839,68
f=
f = 10,05 cm 78,4
f = 0,1005 m f = 10,71 cm
 Percobaan 3 f = 0,1071 m
S1 = 13,4 cm  Lensa + dan -
S1' = 45 cm  Percobaan 1
S2 = 44,6 cm (-) ke layar = 47,5 cm
S2' = 13,4 cm (+) ke layar = 89,7 cm
D = 58,5 cm (+) ke (-) = 90,6 cm
d = 31,1 cm Benda ke (-) = 46,3 cm
s1 x s1 ' Benda ke (+) = 137,1 cm
f= s1 x s1 '
s1 + s1 '
m=
13,4 x 45 s1 + s1 '
f=
13,4+ 45
47,5 x 89,7 3831,75
f= f=
47,5+ 89,7 124
4260,75 f = 30,9 cm
f=
137,2 f = 0,309 m
f = 31,05 cm  Percobaan 5
f = 0,3105 m (-) ke layar = 7,6 cm
 Percobaan 2 (+) ke layar = 58,5 cm
(-) ke layar = 7,8 cm (+) ke (-) = 50,9 cm
(+) ke layar = 98 cm Benda ke (-) = 118,4 cm
(+) ke (-) = 90 cm Benda ke (+) = 67,8 cm
Benda ke (-) = 106,7 cm s1 x s1 '
Benda ke (+) = 42 cm f=
s1 + s1 '
s1 x s1 ' 45,8 x 96,6
f= f=
s1 + s1 ' 45,8+96,6
48,1 x 88,1 4424,28
f= f=
48,1+ 88,1 142,4
4237,61 f = 31,07 cm
f=
136,2 f = 0,3107 m
f = 31,11 cm  Percobaan Benda
f = 0,3111 m Diketahui : Dpensil = 0,69 cm
 Percobaan 3 Dbayangan = 0,9 cm
(-) ke layar = 8,3 cm S’ = 34,9 cm
(+) ke layar = 127,7 cm S = 26 cm
(+) ke (-) = 120 cm
Benda ke (-) = 162 cm Dbayangan S ’
=
Benda ke (+) = 42 cm x s
s1 x s1 ' 0,9 34,9
f= =
s1 + s1 ' x 26
56,8 x 67,4
f= 0,9 .26
56,8+67,4 x=
3828,32 34,9
f=
124,2 x=0,67 cm
f = 30,82 cm Berdasarkan perhitungan secara
f = 0,3082 m eksperimen. hasil eksperimen dengan
 Percobaan 4 hasil teori tidak berbeda jauh.
(-) ke layar = 8 cm Eksperimen Teori
(+) ke layar = 115,5 cm 0,69 cm 0,67 cm
(+) ke (-) = 107,8 cm
Benda ke (-) = 180,4 cm  Percobaan Diamater Benang
Benda ke (+) = 43 cm Diketahui : Dbenang = 0,03 cm
s1 x s1 ' Dbayangan = 0,2 cm
f=
s1 + s1 ' S’ = 37,5 cm
58,5 x 65,5 S = 9,3 cm
f=
58,5+65,5
Dbayangan S ’ Lensa (+)
=
x s Pada saat sebelum diberi diafragma,
0,2 37,5 bayangan terlihat besar. Garis – garis yang
=
x 9,3 terdapat pada kaca bergariis terlihat
dengan jelas. Setelah diberi diafragma
0,2.9,3 kecil, bayangan lingkaran hanya terlihat 1 /
x=
37,5 4 nya tanpa terlihat garis – garis. Setelah
x=0,04 cm diberi diafragma besar, bayangan
Berdasarkan perhitungan secara membentuk lingkaran dengan garis – garis
eksperimen. hasil eksperimen dengan dan ukuran lingkaran menjadi lebih kecil.
hasil teori tidak berbeda jauh.  Penomoran Benang
Eksperimen Teori Dalam hal ini, praktikan tidak dapat
0,04 cm 0,03 cm mengetahui nomor benang yang diuji.
Dikarenakan yang diketahui praktikan
 Aberasi kromatik. pada saat melakukan eksperimen hanya
Lensa (+) diamater benang nya saja. Namun
 Bayangan warna merah. praktikan dapat menyimpulkan bahwa
Sebelum diberikan diafragma, bayangan benang yang diuji diameternya oleh
kawat di atur sampai merah, setelah praktikan memiliki kenampakan ukuran
diberikan diafragma kecil bayangan kawat yang kecil dikarenakan diameter benang
terlihat lebih kecil dan lebih focus. Yang yang diuji praktikan hanya 0,03 cm.
tadinya kawat berwarna merah, setelah
diberi diafragma kecil bayangan sedikit BAB V
berwarna biru, dan setelah diberi PENUTUP
diafragma besar bayangan terlihat lebih
besar dan sedikit berwarna biru. 5.1 Kesimpulan
 Bayangan warna biru.  Lensa (+)
Sebelum diberikan diafragma, kawat diatur Percobaan Hasil (cm)
sampai biru, bayangan kawat tidak fokud. 1 31,05
Setelah diberikan diafragma kecil 2 31,11
bayangan terlihat lebih kecil dan bayangan 3 30,82
kawat terdapat garis saja. Pada saat 4 30,9
diberikan diafragma besar, bayangan 5 31,07
Rata-rata 30,99
terlihat lebih besar dan bayangan lebih
Dari hasil eksperimen dapat
focus dari sebelum diberi diafragma.
disimpulkan bahwa Lensa (+) memiliki
 Distorsi.
fokus yang cukup jauh namun
Lensa (+)
praktikan dalam melakukan
Sebelum diberikan diafragma, bayangan
eksperimen setiap percobaan titik
tidak focus dan besar. Setelah diberi
fokusnya memiliki perbedaan yang
diafragma besar, bayangan menjadi
tidak jauh.
mengecil namun pada saat diberi
 Lensa (++)
diafragma yang kecil bayangan menjadi
Percobaan Hasil (cm)
tidak terlihat sama sekali. 1 15,31
 Astigmatisme.
2 15,51 DAFTAR PUSTAKA
3 15,66 [1]
4 15,84
5 15,56
Rata-rata 15,576
Dari hasil eksperimen dapat
disimpulkan bahwa Lensa (++)
memiliki fokus yang cukup dekat
dibandingkan lensa (+) namun
praktikan dalam melakukan
eksperimen setiap percobaan titik
fokusnya memiliki perbedaan yang
tidak jauh.
 Lensa (+) dan (++)
Percobaan Hasil (cm)
1 10,18
2 10,05
3 10,32
4 10,63
5 10,71
Rata-rata 10,378
Dari hasil eksperimen dapat
disimpulkan bahwa Lensa (+) dan (++)
memiliki fokus yang sangat dekat
dibandingkan lensa (+), (++), dan (+)
(-). Namun praktikan dalam melakukan
eksperimen setiap percobaan titik
fokusnya memiliki perbedaan yang
tidak jauh.
 Lensa (+) dan (-)
Percobaan Hasil (cm)
1 31,05
2 31,11
3 30,82
4 30,9
5 31,07
Rata-rata 30,99
Dari hasil eksperimen dapat
disimpulkan bahwa Lensa (+) dan (-)
memiliki fokus yang cukup jauh
namun praktikan dalam melakukan
eksperimen setiap percobaan titik
fokusnya memiliki perbedaan yang
tidak jauh.
Erma Novida, Hery Sunandar. (2018). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN
PRODUK LENSA KACAMATA MENGGUNAKAN. Jurnal Pelita Informatika, Volume 17,
Nomor 1, Januari 2018 , 71-78.

[2] Erma Novitasari,Supurwoko, Surantoro. (2013). PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN BERBASIS IT BERBENTUK PERMAINAN ULAR TANGGA
MATERI ALAT OPTIKUNTUK KELAS VIII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika (2013)
Vol.1 No.1 halaman 37 , 35-45.
[3] Harjono, T. (1997). Instrumen ukur fokus lensa elktronik. 3-8.
[4] hasrilatifah. (2015, Mei 14). rumus persamaan lensa cembung dan cekung + soal.
Dipetik Januari 30, 2020, dari Nurul Blog:
https://hasrilatifah109.wordpress.com/2015/05/14/rumus-persamaan-lensa-cembung-
dan-cekung-soal/
[5] Isnain Gunadi, Rahmat Gernowo dan Kusworo Adi. (2015). PEMBUATAN SISTEM
KENDALI POSISI AUTOFOKUS. Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662 , 143-150.
[6] Joseph Dedy Irawan,Sumanto,Sony Prasetio. (2015). PENGUKUR TINGGI OBJEK
BERBASIS PERBANDINGAN PIKSEL. INDUSTRI INOVATIF , 40-44.
[7] Lukitasari, A. (2010). Lensa Mata. JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA
Volume l0 Nomor 3 Desember 2010 , 153-156.
[8] Respati, S. M. (2008). MACAM-MACAM MIKROSKOP. Momentum, Vol. 4, No. 2,
Oktober 2008 : 42 - 44 , 42-44.
[9] Riyadi, T. (2014). Sinematografi. HUMANIORA Vol.5 No.2 Oktober 2014: 919-929 ,
919-928.
[10] Taurintyanna, Rr. Dhianita Apriany. (2009). Aplikasi Alat Bantu Pembelajaran
Pembentukan Bayangan pada Lensa dan Cermin Berbasis Multimedia. Aplikasi Alat
Bantu Pembelajaran Pembentukan Bayangan pada Lensa dan Cermin Berbasis
Multimedia , 8.
[11] Wati, W. (2015). ANALISIS FISIKA TERBENTUKNYA BAYANGAN PADA MATA.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297 , 285-297.
[12] wikipedia. (2019, Desember 14). Lensa. Dipetik Januari 30, 2020, dari wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Lensa

LAMPIRAN

Gambar 14. Pelaksanaan Praktikum

Gambar 13. Pengenalan Praktikum


Gambar 15. Bayangan Fokus Lensa (+) Gambar 19. Bayangan Fokus Kawat

Gambar 16. Bayangan Fokus Lensa (+) Gambar 20. Bayangan Fokus Kawat
dan (+) Dimiringkan Sebagian

Gambar 17. Bayangan Fokus Lensa (+) Gambar 21. Bayangan Fokus Kawat
dan (++) Sangat Dimiringkan

Gambar 18. Bayangan Fokus Lensa (+) Gambar 22. Bayangan Fokus Benda
dan (-)
Gambar 23. Bayangan Fokus Benang

Anda mungkin juga menyukai