0661-15-055
0661-15-058
0661-14-135
Kelas
:B
Tanggal Percobaan
: 22 Desember 2015
Asisten
Laboratorium Fisika
Dasar
Program Studi
Farmasi
Fakultas Matematika
Dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan
Bogor
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
4.
Permukaan yang memiliki titik pusat ada di sebelah kanan pusat lensa,
jari-jari atau radiusnya (R) bernilai positif.
Permukaan yang titik pusatnya ada di sebelah kiri pusat lensa, jari-jari atau
radiusnya (R) bernilai negatif.
Untuk lensa yang permukaannya datar, memiliki radius atau jari-jari (R)
tak berhingga.
Pada lensa cembung terdapat tiga sinar-sinar istimewa yang menjadi dasar
pembentukan bayangan pada lensa cembung, yaitu:
Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
Sinar datang yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Titik fokus lensa cembung dengan rumus yang disebut rumus pembuat lensa,
yaitu:
1/f =(n-1)(1/R1 - 1/R2 ).........................(2.1.1)
Dengan :
f = jarak titik fokus lensa cembung
n = indeks bias lensa
R1= radius kelengkungan pertama
R2= radius kelengkungan permukaan kedua
Berapapun nilai R1 dan R2 dari lensa cembung, titik fokusnya akan selalu positif.
Mencari dua posisi lensa yang menghasilkan bayangan yang jelas pada lensa
positif, dapat juga dilakukan dengan cara yang disebut Bessel. Jika pada posisi
satu didapat bayangan yang jelas pada layar, dan kemudian jika dengan
menggeser lensa, pada posisi kedua diperoleh lagi bayangan yang jelas pada layar.
Jika jarak antara kedua titik, yaitu titik pertama lensa dan titik kedua lensa
cembung yang menghasilkan bayangan yang jelas adalah e, maka menurut
Bessel:
f=(L2-e2)/4L........................(2.1.2)
Dengan:
f =fokus lensa
e =jarak antara posisi satu dan posisi dua
L=jarak benda dari pusat lensa
Lensa Cekung
Lensa cekung atau concave adalah lensa yang memiliki bagian tengah
lebih tipis dari pada bagian pinggirnya.
lensa biconcave (cekung rangkap), lensa plan concave (cekung datar), dan lensa
concave-concex (cekung-cembung). Lensa cekung disebut juga lensa negatif dan
memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya atau yang disebut juga divergen.
Seperti halnya lensa cembung, lensa cekung juga memiliki tiga sifat sinarsinar istimewa , yaitu :
Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu
utama.
jika
s'
bertanda
positif,
sifat
bayangan
yang
terbentuk
nyata.Sedangkan jika s' bertanda negatif, bayangan yang terbentuk berarti bersifat
maya. Hal yang sama pada M, jika hasilnya bertanda negatif, berarti bayangan
yang terbentuk bersifat nyata dan terbalik terhadap bendanya. Sedang jika
hasilnya bertanda positif, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya dan tegak
terhadap bendanya.
Lensa Gabungan
Lensa gabungan adalah penggabungan antara lensa positif dan lensa
negatif.
Lensa gabungan sering digunakan pada alat-alat optic dengan maksud
mengurangi cacat bayangan.
Untuk lensa gabungan yang terdiri dari dua lensa tipis, dengan jarak fokus
masing-masing f1 dan f2 , serta dipisahkan oleh jarak d, maka untuk mencari
jarak fokus gabungan kedua lensa dapat menggunakan rumus berikut:
Untuk fokus depan berlaku,
F (gabungan depan) = (f1 (d-d_2)) / (d-(f1+f2))..................(2.3.1)
Sinar melalui titik fokus utama akan dibiaskan sejajar sumbu utama
Sinar yang melalui titik pusat optik lensa akan diteruskan tanpa
pembiasan
`b) Lensa cekung (konkaf)
Lensa ini bersifat :
menyebarkan berkas cahaya
fokus negatif
bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian pinggirnya
Sinar-sinar istimewa pada lensa ini adalah:
Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari
titik fokus kedua.
Sinar-sinar yang menuju titik fokus utama akan dibiaskan sejajar sumbu
utama
Sinar yang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa pembiasan
A. Menentukan jarak fokus lensa positif (konvergen)
Jika S jarak bayangan (layar) terhadap lensa (gb. 1-1), dan m perbesaran
bayangan.
Cara lain untuk menentukan jarak fokus f sebuah lensa positif adalah
sebagai berikut. Sebuah benda O diletakan pada jarak L dari layar (L tetap).
Kemudian lensa positif yang akan ditentukan jarak fokusnya digeser-geserkan
antara benda O dan layar, sehingga diperoleh kedudukan (misalnya kedudukan I
dan II) dimana lensa pada masing-masing kedudukan tersebut dapat memberikan
bayangan yang jelas dari benda O pada layar (O). Bayangan yang satu diperbesar
dan yang lain diperkecil . Jika e = jarak antara dua kedudukan lensa yang dapat
memberikan bayangan yang jelas pada layar , maka jarak fokus f dari lensa
menurut Bessel dapat ditentukan dengan rumus:
B.
Dengan pertolongan lensa positif dapat dibuat sebuah bayangan dari benda
pada layar. Tempatkan lensa negatif yang akan ditentukan jarak fokusnya antara
lensa positif dan layar. Bayangan pada layar oleh lensa positif merupakan benda
lensa negatif dengan jarak benda S = jarak antara lensa negatif dan
layar. Menggeser-geserkan layar sehingga terbentuk bayangan yang jelas pada
layar, maka jarak lensa negatif ke layar dalam hal ini merupakan jarak bayangan
S. Jarak fokus lensa negatif dapat ditentukan dengan persamaan:
C.
D. Cacat bayangan
Aberasi sferis
Disebabkan oleh kecembungan lensa.Sinar paraksial atau sinar dari
pinggir lensa membentuk bayangan di P. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan
mempergunakan diafragma yang diletakan di depan lensa atau dengan lensa
gabungan atlantis yanng terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
Aberasi koma
Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan
dari sinar di tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi
koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala
koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.
Kelengkungan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layar letaknya tidak dalam satu
bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Disebut kelengkungan medan atau
lengkungan bidang bayangan.
Distorsi
Atau gejala terbentuknya bayangan palsu terjadi bayangan palsu ini oleh
karena di depan atau di belakang lensa diletakan diafragma. Rumus-rumus
persamaan lensa yang telah diberikan di atas diturunkan dengan syarat
hanya berlaku untuk sinar paraksial , jika syarat tersebut tidak dipenuhi,
akan terjadi cacat-cacat bayangan (aberasi).
Hukum- hukum yang digunakan dalam percobaan:
1) Hukum Snellius ( Hukum Pembiasan )
Jika sinar diarahkan ke satu bidang batas antara medium 1 ( indeks bisa nomor 1 )
dan medium 2 ( indeks bias nomor 2 ), dimana n2>n 1 (medium 2 lebih rapat
daripada medium 1 ) maka sebagian sinar dipantulkan dan sebagian lagi
dibiaskan.
Hukum pembiasan adalah sebagai berikut :
o Sinar datang, sinar bias, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan
terletatak pada satu bidang datar.
o Hubungan sudut datang dan sudut bias dinyatakan oleh persamaan: n1 sin 1 =
n 2 sin 2.
2) Hukum Gauss
Denga menganggap tebal lensa dapat diabaikan terhadap jarak (baik jarak benda
ke lensa maupun jarak benda ke lensa ), maka dapat ditentukan formulasi dasar
permulaan yang menghubangkan jarak fokus lensa (f), jarak benda ke lensa (S)
dan jarak bayangan ke lensa (S).
3) Hukum Bessel
Hal ini biasanya digunakan untuk menghitung jarak titik api lensa positif.
Persamaannya adalah:
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
2.1 Bahan
BAB III
METODE PERCOBAAN
6) Untuk mengamati astimatisme letakkan benda miring terhadap sumbu sistem layar.
Letakkan kaca baur (benda) di depan lampu.
7) Digeser-geserkan layar dan amatilah bayangan dari benda (letak garis tegak tak sama
dengan letak garis datar).
8) Diletakkan diafragma di depan benda(kaca baur), dan digeser-geserkan lagi layar.
Perubahan apa yang terjadi pada bayangan dari benda.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1
Tabel Pengamatan
Keadaan Ruangan
P (cm) Hg
T (oC)
Sebelum percobaan
cmHg
Sesudah ppercobaan
cmHg
C (%)
C
C
1. Lensa Cembung
No. Jenis Lensa
1.
L(cm)
S1
S1`
F1
h1
h1`
M1
S (cm)
S1`
S2
S2`
F2
Cembung
Kuat (++)
2.
Cembung
Lemah (+)
2. Lensa Cekung
No.
Jenis Lensa
1.
h`
3. Lensa Bersusun
No.
1.
(++)...(+)
4. Aberasi Khromatik
No.
Warna
1.
Merah
2.
Biru
5. Astigmatisma
L (cm)
S (cm)
S` (cm)
h2
h2`
M2
No.
Posisi
1.
Vertikal
2.
Horizontal
L (cm)
S (cm)
S` (cm)
4.2 Perhitungan
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam Percobaan ini, kami melakukan pengamatan terhadap berbagai macam lensa,
untuk lensa cembung terbagi lensa cembung kuat dan cembung lemah . Kuat lemahnya lensa
dilihat dari kecembungannya , semakin cembung lensa itu maka lensa tersebut termasuk lensa
cembung kuat, sedangkan sebaliknya jika kecembungannya kurang, maka termasuk lensa
cembung lemah. Setelah percobaan dengan menggunakan lensa cembung kuat dan lensa
lemah, membuktikan bahwa jarak titik fokus kedua benda (f) yang dihasilkan oleh lensa
cembung lemah lebih besar dibandingkan lensa cembung kuat .
Percobaan pada lensa cekung dilakukan dengan bantuan lensa cembung kuat, hal itu
dilakukan karena lensa cekung/negatif memberikan bayangan semua pada benda, dengan
bantuan lensa cembung akan membantu dalam menentukan titik fokusnya .
Percobaan pada lensa bersusun, lensa bersusun maksudnya digunakan 2 buah lensa
positif atau cembung, dengan susunan lensa cembung kuat-cembung lemah , dengan jarak
antara lensa kuat dan lensa cembung sejauh......cm didapat jarak titik fokus di titik....cm .
Abrasi Khromatis adalah abrasi yang terjadi jika dispersi variasi indeks
biasmenghasilkan warna merah dan biru, pada percobaan ini kami mendapat bayangan merah
ada pada jarak 86,8cm dengan jarak titik fokus 15,23cm , sedangkan untuk bayangan biru
terdapat pada jarak 87cm dengan jarak titik fokus 15,98cm .
Astigmatisme adalah posisi dimana bayangan yang dihasilkan telah membentuk garis
vertikal da horizontal , pada percobaan yang kami lakukan panjang jarak yang digunakan
adalah 124cm, jarak benda / jarak lensa pada saat terjadi bayangan vertikal ada pada posisi
26,4cm dengan jarak bayangan sepanjang 97,6cm dan didapat jarak titik fokus sebesar 20,78 .
sedangkan jarak lensa pada bayangan horizontal ada di posisi 27,9cm dengan jarak bayangan
sepanjang 96,1cm dan didapat jarak titik fokus sebesar 21,62cm .
BAB VI
KESIMPULAN
Pada praktikum percobaan sifat lensa dan cacat bayangan dapat disimpulkan bahwa :
Pada lensa positif sebagian besar menunjukkan bahwa semakin jauh jarak benda ke
semakin besar f.
Faktor kesalahan dalam percobaan ini:
1. Kesalahan dalam menentukan bayangan.
2. Kesalahan meletakkan benda.
3. Pengaruh tempat yang kurang gelap, sehingga berpengaruh pada pengambilan
data.
4. Kesalahan dalammengukur bayangan.
TUGAS AKHIR
1.
Hitunglah jarak fokus lensa positif lemah dan lensa positif kuat dengan persamaan (1-3) !
Jawab :
Cembung Kuat :
e1 = S` - S
e2 = S S`
= 105,5 18,5
= 101,1-22,9
= 87
= 78,2
F1 =
L e
4L
F1 =
124 87
4(124 )
F1 =
7807
496
F2
F2
78,2
2
=
1242
F2
9260,76
496
F1 = 15,73 cm
F2
L e
4L
= 18,67 cm
Cembung Lemah
e1 = S` - S
= 64,7 56
= 8,7
F1 =
L2e2
4L
e2 = S S`
= 70,5-50,2
= 20,3
F2
L2e2
4L
20,3
2
=
120,72
F1 =
120,7 28,72
4(120,7)
F1 =
14492,8
482,8
F2
F1 = 30,02 cm
F2
= 29,32 cm
F2
14156,4
482,8
DAFTAR PUSTAKA