PENDAHULUAN
Cahaya adalah suatu bentuk energi, yaitu energi pancaran dan diterima
oleh indera penglihatan (retina mata). Cahaya mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari misalnya cahaya lampu, dimana setiap
sumber cahaya memiliki nilai kuat cahaya (intensitas cahaya) yang berbeda-beda.
Suatu sumber cahaya memancarkan cahaya dengan intensitas (I) tertentu
tergantung pada kuat penerangannya dan jarak dari suatu titik terhadap sumber
cahaya tersebut.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotometer adalah sebuah alat yang dimana berfungsi untuk mengukur nilai
intensitas cahaya dari sumber cahaya. Prinsip dari fotometer sendiri yaitu
membandingkan kuat penerangan (E) dari sumber cahaya yang hendak diukur.
Terdapat beberapa besaran fotometri diantaranya :
Fluk cahaya (F) adalah jumlah tenaga yang dipancarkan besaran sudut (ω).
Satuan Fluk cahaya yaitu Lumen. Secara matematis data ditulis :
ϕ
I=
ω
Intensitas cahaya dari dua sumber I1 dan I2 menghasilkan emisi cahaya (E)
yang besarnya sama dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
Keterangan:
2
E = emisi cahaya
I = intensitas cahaya
r = jarak
Kuat penerangan (E) merupakan ukuran energi cahaya yang diterima benda
tiap satuan waktu pada setiap satuan luas bidang yang tegak lurus terhadap arah
sinar datang. Kuat penerangan juga menyebabkan rangsangan pengelihatan pada
mata sehingga benda tampak terang atau redup. Kuat penerangan suatu
permukaan benda adalah fluks cahaya atau aliran cahaya persatuan luas dalam
F
meter persegi dapat ditulis : E = A (Sears,1962)
Kuat penerangan pada suatu titik yang mempunyai jarak R dari sumber
cahaya dapat dianggap sama dengan kuat penerangan titik pada bidang selimut
bola yang berjari-jari R dengan pusatnya sebagai tempat sumber cahaya.
I
Maka: E = atau I = E . R2
R2
3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat di
lihat pada tabel berikut :
4
3.2 Prosedur Percobaan
5
BAB IV
E (lx)
No. R (m) E' (lx) I (Cd)
E1(lx) E2 (lx) E3 (lx)
1 0,05 9.130 10.800 10.400 10.110 25,275
2 0,1 2.740 3.180 2.790 2.903 29,03
3 0,15 1.250 1.400 1.450 1.366 30,735
4 0,2 820 860 900 860 34,4
5 0,25 540 630 600 590 36,875
6 0,3 380 420 440 413 37,17
7 0,35 320 320 320 320 39,2
8 0,4 253 255 251 253 40,48
9 0,45 216 218 222 218 44,145
I = E' . R2
Untuk R = 0,05 m
Diketahui : R = 0,05 m
Ditanya : I = ⋯ ?
Penyelesaian :
6
I = E' . R2
= 10.110 × (0,05)2
= 25,275 Cd
Jadi, nilai intensitas cahaya lampu pada saat jarak R = 0,05 m adalah 25,275 Cd.
Persamaan tersebut juga berlalu untuk perhitungan intensitas cahaya lampu pada
saat R = 0,1 m sampai dengan R = 0.45 m.
4.3 Pembahasan
7
12000
Dari grafik 4.3 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan nilai kuat
penerangan. Terjadi penurunan pada nilai kuat penerangan karena pengaruh jarak
antara sumber cahaya dengan sensor. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya
dengan titik sensor, maka nilai kuat penerangan semakin kecil dan intensitas
cahaya yang dihasilkan pun semakin kecil. Karena kuat penerangan berbanding
lurus dengan intensitas cahaya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
I
E=
R2
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Sears, F W dan Zemansky, M W. 1962. Fisika untuk Universitas III, Optika dan
dan Fisika Atom. Jakarta : Binacipta.
Serway, Raymond A. dan John. W. Jewett, Jr.2010.Fisika untuk Sains dan Teknik
Buku 2 Edisi 6.Jakarta : Penerbit Salemba Teknika
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.
10