Anda di halaman 1dari 15

EKSPLORASI PANAS BUMI, APLIKASI METODE

DALAM IDENTIFIKASI MINERAL SERTA


TERMODINAMIKA SAINS MINERAL

RESUME

Dibuat untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah wajib Teknologi Sumber Daya
Bumi

Oleh:

ANNISA ANNASTASIA
2204107010003

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
APRIL, 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

1. Eksplorasi Sumber Daya Panas Bumi..............................................................3

2. Aplikasi Metode dalam Identifikasi Mineral..................................................10

3. Termodinamika Sains Mineral.......................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
1. Eksplorasi Sumber Daya Panas Bumi
Cadangan energi fosil yang kian menipis ditambah harganya yang tidak
stabil dan cenderung terus meningkat serta adanya bukti-bukti bahwa bahan bakar
fosil menjadi penyebab pemanasan global dan kerusakan lingkungan membuat
Indonesia harus berpikir rasional dan inovatif untuk mengembangkan energi baru
dan terbarukan. Salah satunya adalah mengembangkan energi panas bumi.
Energi panas bumi sendiri adalah energi sumber daya alam berupa air
panas atau uap yang terbentuk dalam reservoir di dalam bumi melalui pemanasan
air bawah permukaan oleh batuan beku panas. Energi panas bumi ini dapat
dimanfaatkan secara langsung untuk pengeringan produksi hasil pertanian,
pariwisata dan kebutuhan rumah tangga ataupun secara tidak langsung sebagai
penggerak turbin pembangkit listrik.

Saat ini, ada tiga macam cara untuk mendapatkan energi dari panas bumi,
yaitu dengan dry steam, flash, dan binary. Dry steam (tipe uap kering) dilakukan
dengan mengambil uap panas bumi dan langsung digunakan untuk menggerakkan
turbin yang memutar generator penghasil listrik. Flash steam (tipe uap air panas)
dilakukan dengan mengambil air panas, biasanya bersuhu lebih dari 200°C dari
tanah yang mendidih pada saat naik ke permukaan, kemudian dipisahkan antara
air panas dan uap panas yang dialirkan ke turbin. Sementara dengan binary steam
(tipe uap temperatur rendah), air panas mengalir melalui bear exchangers, untuk
mendidihkan cairan organik yang memutarkan turbin. Uap panas yang
dimampatkan dan sisa dari cairan panas bumi dari ketiga cara di atas disuntikkan
lagi ke batuan panas agar kembali menghasilkan panas. Cara kerja inilah yang
membuat energi panas bumi dikategorikan sebagai energi terbarukan.

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, untuk melakukan eksplorasi


panas bumi juga tidak bisa disembarang tempat, alangkah baiknya untuk
melakukan eksplorasi di daerah yang muncul kawah, mata air panas, fumarole,
dan lainnya. Sumber utama panas bumi sendiri datang dari inti bumi yang
diperkirakan memiliki suhu mencapai 6000ºC atau setara dengan panas
permukaan matahari.
Setelah lapisan mantel terdapat lapisan kerak bumi yang terdiri dari
lempengan-lempengan seperti kulit telur yang saling bertumpuk. Lempengan ini
terus bergerak membentuk permukaan bumi seperti benua, palung dan gunung.
Pergerakan kerak bumi menimbulkan rekahan dimana magma dari lapisan mantel
menyeruak keluar. Magma yang menyeruak ke permukaan bertemu dengan air
atau material lainnya dan terjadilah transfer panas, yang mengakibatkan

terbentuknya kawah dan sumber air panas pada daerah tertentu. Sumber panas
inilah yang diekspoitasi sebagai energi terbaharukan.
Energi panas bumi diambil dari cairan dari perut bumi yang diangkat ke
permukaan kemudian diubah menjadi energi listrik, setelah itu dikembalikan lagi
dalam bentuk cairan yang telah dingin. Begitu seterusnya sehingga membentuk
sebuah siklus. Meskipun pada prakteknya tekanan reservoir bisa berkurang karena
adanya kehilangan masa cairan. Sehingga sumur tidak bisa lagi dieksploitasi.
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) hampir sama
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaanya ada pada proses
pembuatan uapnya. Uap untuk menggerakan PLTU dihasilkan dari boliler yang
biasanya ditenagai dengan batu bara. Sedangkan uap untuk menggerakan PLTP
dihasilkan dari perut bumi yang menyembur ke permukaan. Selebihnya, uap
sama-sama digunakan untuk memutarkan turbin generator  yang menghasilkan
listrik.
Keunggulan dari penggunaan energi panas bumi ialah :
a. Minim emisi gas rumah kaca
Pemanfaatan panas bumi menghasilkan emisi yang jauh lebih kecil
bila dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara,
minyak bumi dan gas alam.
b. Usia pemanfaatan panjang
Energi panas bumi bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang
sangat lama. Di Indonesia sendiri, pembangkit Kamojang sudah beroperasi
lebih dari 30 tahun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi bisa habis bukan
karena hilangnya energi panas, melainkan karena hilangnya tekanan
reservoir akibat kehilangan cairan selama masa operasi. Hal tersebut bisa
ditanggulangi dengan meningkatkan efisiensi reservoir dan menyuntikan
cairan ke dalam reservoir. Artinya, perkembangan teknologi
memungkinkan operasional pembangkit untuk bertahan lebih lama lagi.
c. Biaya infrastruktur relatif kecil
Dibanding dengan pembangkit listrik terbarukan lainnya seperti
energi surya atau energi angin, panas bumi relatif membutuhkan modal
pembangunan lebih kecil. Namun masih lebih mahal bila dibandingkan
dengan pembangkit listrik tenaga air. Keunggulan lainnya, pembangkit
panas bumi tidak memerlukan lahan yang luas seperti energi surya, angin
atau air.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi


terbesar di dunia. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2013 terdapat 299
lokasi. Titik-titik tersebut tersebar di sepanjang jalur vulkanik mulai dari
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara lalu berbelok ke Maluku dan Sulawesi.
Sumber panas bumi di Indonesia kebanyakan sistem hidrotermal bertemperatur
tinggi dan sedang. Dimana sistem tersebut cocok untuk dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Potensi listrik yang dihasilkan seluruh titik
sebesar 28.910 MWe atau setara dengan 40% potensi panas bumi yang ada di
dunia. Sedangkan pemanfaatannya baru  1.343,5 MW, sekitar 4,6% dari potensi
nasional.
Bagaimana eksplorasi panas bumi di Indonesia? Pertama-tama kita harus
mengetahui eksplorasi panas bumi itu meliputi penyelidikan apa saja. Rangkaian
kegiatan eksplorasi panas bumi itu meliputi penyelidikan geologi, geofisika,
geokimia, pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi. Tujuannya untuk
memperoleh dan menambah informasi kondisi geologi bawah permukaan guna
menemukan dan mendapatkan perkiraan potensi panas bumi serta memproduksi
panas bumi guna pengembangan untuk pemanfaatan fluida.
Adapun tahapan-tahapan dalam eksplorasi panas bumi ialah:
a. Tahap eksplorasi pendahuluan dimulai dengan mengumpulkan peta dan
laporan hasil survei yang pernah dilakukan sebelumnya pada daerah yang
akan diselidiki, guna mendapatkan gambaran mengenai geologi regional,
kondisi geologi dan hidrologi lokasi, kemudian menetapkan tempat-tempat
yang akan disurvei. Eksplorasi pendahuluan dilakukan untuk mencari
tanda-tanda adanya sumber daya energi panas bumi melalui penampakan
dipermukaan, serta mencari gambaran geologi regional yang didasarkan
pada prospek yang didapat. Data yang diperoleh dari hasil survei
pendahuluan masih sangat umum. Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih baik mengenai daerah prospek yang sedang diselidiki maka masih
perlu dilakukan survei rinci.
b. Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap “pre-feasibility study”
atau tahap survei lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi,
geokimia dan geofisika. Survei lanjut bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan
bawah permukaan serta mengidentifikasi daerah yang diduga mengandung
sumber daya panas bumi. Hasil eksplorasi rinci dapat mengetahui secara
rinci mengenai penyebaran batuan, struktur geologi, cadangan panas bumi,
hidrologi, sistem panas bumi, temperatur reservoir, potensi sumber daya
serta potensi listriknya.
c. Hasil survei rinci yang didapat akan dilanjutkan pada tahap pengeboran
sumur. Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang
diduga mengandung energi panasbumi. Kedalaman sumur tergantung dari
kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan
anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor
hingga kedalaman 1000 meter sampai 3000 meter.
d. Tahapan yang dilakukan setelah pengeboran adalah studi kelayakan. Studi
kelayakan dilakukan apabila beberapa sumur eksplorasi menghasilkan
fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah
sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan
ekonomis menarik untuk diproduksi.
e. Apabila dari hasil studi kelayakan disimpulkan bahwa daerah panas bumi
tersebut prospektif untuk dikembangkan yang ditinjau dari aspek teknis
maupun ekonomis, maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan
secara detail yaitu rencana pengembangan lapangan dan pembangkit listrik
yang mencakup usulan secara rinci mengenai fasilitas kepala sumur,
fasilitas produksi dan injeksi di permukaan, sistem pipa alir di permukaan,
serta fasilitas pusat pembangkit listrik. Hasil perencanaan akan digunakan
untuk pengembangan dan pembangunan.
f. Tahap selanjutnya adalah tahap produksi, dimana uap panas yang
dihasilkan dari sumur produksi akan dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik. Fluida yang diperoleh dari sumur produksi akan dialirkan ke dalam
separator untuk dipisahkan antara uap dan air. Fluida cair akan dipompa ke
dalam sumur injeksi agar sistem panas bumi tetap berlanjut, sedangkan
uap akan dialirkan menuju ke pembangkit untuk memutar turbin guna
menghasilkan listrik. Adapun uap yang melewati turbin dialirkan menuju
kondensor dan air hasil kondensasi akan diiinjeksikan ke dalam bumi
melalui sumur injeksi.
Untuk melakukan eksplorasi pada panas bumi juga dapat dilakukan
dengan metode-metode yang ada di geofisika yaitu:
a. Metode Seismik. Di beberapa tahun terakhir, banyak pengembangan baru
dalam aplikasi metode seismik dalam eksplorasi geotermal. Metode
seismik ini diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu aktif dan pasif.
Metode aktifnya, yaitu dengan menggunakan refraksi seismik yang mana
berguna dalam memprediksi kedalaman reservoir geotermal. Sedangkan
metode pasifnya, yaitu dengan menggunakan survei noise tanah seismik,
yang mana semakin tinggi level noise seismik pada suatu daerah
mencerminkan bahwa terdapat reservoir geotermal pada daerah tersebut.
b. Metode Geolistrik resistivitas Metode resistivitas adalah salah satu metoda
geofisika yang digunakan dalam eksplorasi panas bumi. Berbagai faktor
berkontribusi dalam meningkatkan kontras resistivitas antara sistem panas
bumi dengan batuan disekitarnya. Faktor-faktor ini menjadikan nilai
resistivitas di lapangan panas bumi relatif terhadap batuan sekitarnya.
c. Metode gravitasi (gravity) Memiliki suatu kelebihan untuk survei awal
karena dapat memberikan informasi yang cukup detail tentang struktur
geologi dan kontras densitas batuan. Pada kasus panas bumi perbedaan
densitas batuan merupakan acuan dalam penyelidikan metode gravitasi.
Dimana, daerah sumber panas dan akumulasinya di bawah permukaan
bumi dapat menyebabkan perbedaan densitas dengan massa batuan
disekitarnya.

2. Aplikasi Metode dalam Identifikasi Mineral


Adapun metode-metode yang dapat diaplikasikan pada identifikasi mineral
ialah :

a. Metode magnetik
Metode magnetik mampu mengukur variasi intensitas medan
magnet yang mencerminkan sifat kemagnetan batuan yang berada di
bawah atau dekat permukaan bumi. Mineral bijih besi adalah bahan
galian logam dan bemilai komersil. Mineral bijih besi berasal dari oksida
dan oksida terhidrasi. Sedangkan mineral yang hanya menjadi sebagai
bagian kecil dari bijih besi terdiri dari mineral karbonat dan mineral
sulfida. Suseptibilitas magnetik bijih besi bergantung dari nilai kandungan
besi yang dimiliki oleh mineral tersebut. Besi mengandung material
magnetik tinggi, sehingga penggunaan metode magnetik dalam survei
mineral bijih besi sangat tepat.

b. Metode geolistrik

Fosfat adalah salah satu bahan galian mineral fosfor yang


mengandung senyawa P2O5. Fosfat banyak dijumpai pada singkapan
dinding-dinding batu gamping dan masuk dalam urat-urat batu gamping.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang keberadaan fosfat dalam batu
gamping, maka perlu dilakukan uji lab dengan metode geofisika dengan
memanfaatkan metode geolistrik tahanan jenis. Dengan metode geolistrik,
kita dapat mengidentifikasi fosfat melalui tahanan jenis batuan fosfat yang
berada dalam batuan gamping menggunakan tahanan jenis konfigurasi
pole-pole. Biasanya dilakukan penanaman batuan gamping dan batuan
gamping fosfat secara bergantian ke dalam tanah yang kemudian diukur
dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi pole-pole.
c. Metode seismik
Salah satu metode untuk mengetahui potensi endapan timah adalah
dengan menggunakan metode seismik refleksi, dengan pendekatan
pencarian lembah sungai purba, tempat mengendapnya timah, bertujuan
untuk mengetahui potensi endapan timah sekunder (placer) berupa
endapan kaksa, yang merupakan lapisan mengandung endapan timah,
dengan melakukan perhitungan volume dan ketebalannya menggunakan
metode seismik refleksi.

3. Termodinamika Sains Mineral


Hukum pertama termodinamika disebut juga sebagai hukum kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
tapi hanya dapat dikonversi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Ilukum pertama
termodinamika menunjukkan bahwa berbagai energi dapat saling dikonversikan,
dan terdapat korespondensi kuatitatif antara berbagai jenis energi. Perubahan
bentuk energi. misalnya dari energi kimia ke energi panas, tidak melanggar
hukum pertama karena jumlah total energi tidak berubah. Sistem yang mengalami
perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan
suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada
sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan
energi dalam.

Termodinamika menunjukkan kesetimbangan dari suatu reaksi kimia yang


jika diaplikasikan pada mineral dapat memperlihatkan reaksi pada proses
pengolahan mineral-mineral, apakah proses pengolahannya secara spontan atau
tidak. Jika nilai perubahan energi bebas berharga negatif, maka menandakan
bahwa reaksi pada pengolahan mineral tersebut terjadi secara spontan dan jika
nilai perubahan energi bebas berharga positif maka menandakan reaksi paad
pengolahan mineral tersebut tidak berlangsung spontan. Semakin tinggi
temperatur yang digunakan maka perubahan energi bebas akan semakin negatif.
Pengendalian proses pengolahan mineral dapat dilakukan dengan cara
mengontrol variabel termodinamika yaitu tekanan dan temperatur. Artinya jika
kita menggunakan temperatur yang tinggi tapi proses peleburan belum
berlangsung dan belum berubah fasenya maka tekanan yang harus diubah-ubah.
Jika pengendalian variabel termodinamika seperti temperatur dan tekanan tidak
sesuai maka proses peleburan tidak akan optimal. Setelah melalui proses
peleburan, lelehan logam mineral kemudian diolah lagi melalui proses pemurnian
guna menaikkan kadar suatu logam. Proses penting dalam pemurnian adalah
penghilangan pengotor karbon, silikon, fosfor, sulfur dan terkadang juga
penghilangan oksigen terlarut, bergantung pada kandungan mineralnya. Proses
pemurnian ini menitikberatkan pada proses menghilangkan pengotor yang ada
dalam logam dengan cara memberikan panas. Pemberian panas ini melibatkan
aspek termodinamika yaitu temperatur dan tekanan yang mana harus dikendalikan
dengan tepat agar mendapat logam mineral yang optimum. Termodinamika
kesetimbangan dari suatu reaksi kimia menunjukan keterkaitan variabel
termodinamika yang menggambarkan bahwa di setiap proses pengolahan mineral
harus ada pengendalian agar proses berlangsung baik dan menghasilkan keluaran
mineral yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA
Achyansyah, M. A., Rochaddi, B., Satriadi, A., Muslim, Suryoputro, A. A. D.,

Rifai, A., & Yusuf, M. (2020). Penggunaan Seismik Refleksi Dalam

Pencarian Potensi Endapan Timah di Perairan Laut Bangka. Indonesian

Journal of Oceanography, 2(4).

Hasanudin, M. (2005).
Teknologi Seismik
Refleksi Untuk
Eksplorasi Minyak dan
Gas Bumi. Oseana (30), 1-
10
Hasanudin, M. (2005).
Teknologi Seismik
Refleksi Untuk
Eksplorasi Minyak dan
Gas Bumi. Oseana (30), 1-
10
Hasanudin, M. (2005). Teknologi Seismik Refleksi Untuk Eksplorasi Minyak dan

Gas Bumi. Oseana Journal, (30), 1-10

Idal, A. (2009). PENERAPAN METODA EKSPLORASI GEOFISIKA PADA

PENYELIDIKAN SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI. Buletin

Sumber Daya Geologi, 4(3).

Nadliroh, S. U., Khumaedi, & Supriyadi. (2013). PEMODELAN FISIS

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI FOSFAT

DALAM BATUAN GAMPING. Unnes Physics Journal, 2(1).

Rahmatillah, L. F., Gunarsih, D., Sartika, D., & Muhni, A. (2023). APLIKASI

METODE MAGNETIK UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH

BESI DANGKAL DAN DALAM. JURNAL HADRON, 5(01), 15–23.

Risnadar, C. (2018, April 8). Panas Bumi - Ensiklopedi Jurnal Bumi. Jurnal Bumi.

https://jurnalbumi.com/knol/panas-bumi/

Sahidah, A. A. H. (2021). Eksplorasi Panas Bumi Menggunakan

ParameterGeofisika. UNG Press.


Tarumingkeng, S., Mustopa, J., & Hendrajaya, L. (2016). TERMODINAMIKA

DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL. E-

Journal, 5(1).

Anda mungkin juga menyukai