1. Batu Konglomerat Batu konglomerat termasuk kedalam batuan sedimen klastik. Konglomerat terbentuk dari partikel kecil yang membentuk sedimentasi. Konglomerat memiliki tekstur yang kasar dan berukuran besar. Batu konglomerat terdiri dari materi sedimen yang halus dan kasar. Komposisi mineral pada batu konglomerat berupa basalt, kuarsit, dan silika. 2. Batu Pasir Batu pasir merupakan batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir. Batu pasir memiliki tektur berbutir halus- sedang. Batu pasir umumnya bersifat poros dan lulus air. Apabila komposisi butiran terdiri dari glaukonit disebut batupasir hijau (green sandstone). Batupasir yang butirannya agak kasar, tidak seragam, bahkan terdapat partikel menyudut, tersemen oleh lempung atau serpih disebut batupasir wake (graywacke). Kegunaan batu pasir salah satunya sebagai bahan bangunan. 3. Batu Gamping Batu gamping adalah batuan sedimen yang tersusun oleh kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Batu gamping termasuk dalam jenis batuan sedimen non klastik. Batu gamping memiliki bentuk yang sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.
4. Batu Serpih Batu serpih yang banyak mengandung pasir
disebut arenaceous shale, apabila banyak mengandung lempung dinamakan argillaceous shale, banyak mengandung kapur (CaCO3) dinamakan serpih gampingan/karbonat, banyak mengandung karbon dinamakan carbonaceous shale, oil shale (serpih minyak). Batu serpih memiliki mineral utama 63% felspar dan 35% kuarsa. Batu serpih bertekstur halus dan berlapis tipis. 5. Batu Breksi Batu breksi merupakan jenis batuan sedimen klastik yang terbentuk dari pelapukan batuan beku. Proses pembentukan batu breksi sama dengan batu konglomerat, hanya dibedakan dari fragmen pembentuk batuan yang menyudut. Batu breksi memiliki bentuk sudut fragmen yang angular, sedangkan batu konglomerat memiliki bentuk sudut fragmen yang membundar. 6. Batu Lempung Batu lempung merupakan batuan yang memiliki struktur padat dengan susunan mineral yang lebih banyak. Batu lempung dapat diartikan sebagai jenis batuan sedimen klastik. Batu lempung memiliki terktur berbutir halus dan pada fisiknya bersifat plastis ketika basah dan tidak lulus air. Batu ini dapat digunakan sebagai bahan pembuat batu bata, tegel, dan keramik.
7. Rijang Batu rijang merupakan batuan sedimen laut
dalam. Batuan ini terbentuk dari proses pengendapan yang terjadi pada dasar samudera. Rijang tersusun atas silikon dioksida dengan permukaan yang licin. Kegunaan dari batu rijang yaitu sebagai bahan peralatan batu pada masa lalu dan sebagai ornamen dan perhiasan pada masa sekarang.
8. Salstone Salstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang
terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini terbentuk kristalin.
9. Stalaktit dan Stalakmit Stalaktit dan stalakmit terdapat di daerah Karst.
Air di Karst akan masuk ke dalam lubang- lubang kemudian turun ke gua dan menetes dari atap gua ke dasar gua. Manfaat dari adanya stalaktit dan stalakmit ini adalah sebagai keindahan alam.
10. Batu Bara Batu bara di golongkan sebagai batuan
sedimen non klastik, yaitu batuan sedimen organik. Batu bara adalah batuan sedimen yang berasal dari tumbuhan dan berwarna hitam. Batu bara mudah terbakar karena lebih dari 50% - 70% beratvolumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbon termasuk inherent moisture. Batu bara dapat digunakan sebagai bahan bakar. SUMBER
Hardiyantara Dimas. 2018. Batuan Sedimen Sebagai Batuan Organik. Diakses pada tanggal 2 Juni 2018 dari https://dokumen.tips/documents/batuan-sedimen-sebagai-batuan- organik.html
Malik Yakub. Mengenal Batuan. Diaskses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011- YAKUB_MALIK/HANDOUT_BATUAN.pdf BATUAN SEDIMEN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Dosen Pengampu Wahyu Tyas Pramono, S.Si, M.Sc
NAMA : Aulia Nindy Fadila Gastama
NIM : 190721637625 OFFERING : A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI OKTOBER 2019