Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH GEOLOGI TAMBANG

“Metode Penaksiran Cadangan”


(Kontur, Channel Sampling, dan Test Pit)

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
INSANI FIJRI PRATAMA
03021181722023

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas limpahan
rahmat dan karunia – Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Metode Penaksiran Cadangan” tepat dengan waktunya
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
untuk itu besar harapan saya jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun
teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makalah saya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah-
mudahan apa yang saya susun memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini (Metode-Metode Penaksiran Cadangan) sebagai
tambahan dalam referensi yang telah ada.

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Penaksiran Cadangan Metode Kontur.......................................... 3
B. Penaksiran Cadangan Metode Channel Sampling........................ 4
C. Penaksiran Cadangan Metode Test Pit.......................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................. 14
B. Saran.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

III
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengkonturan................................................................................... 3
Gambar 2 Metode Kontur................................................................................. 4
Gambar 3 Paritan (Channel Sampling)............................................................. 5
Gambar 4 Pengambilan conto pada suatu urat yang dibagi dalam beberapa sub-
channel karena mempunyai kadar yang bervariasi (berbeda)........................... 10
Gambar 5 karakteristik variasi endapan secara vertical.................................... 12
Gambar 6 Bentuk Penampang Test Pit............................................................. 12
Gambar 7 Penampang penyebaran kadar dalam channel pada test pit............. 13

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang
sangat besar. Agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan,
maka komoditas endapan bahan galian yang keterdapatannya masih insitu
tersebutharus mempunyai kualitas maupun kuantitas yang cukup untuk
dapatmempengaruhi keputusan investasi. Sistem penambangan dan pengolahan
yangdigunakan untuk mengekstrak komoditas insitu tersebut harus dapat
beroperasidengan baik untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu semua
teknologidan pembiayaan yang direncanakan dengan matang juga
dipertimbangkan terhadap asset mineral yang dimiliki dengan demikian
pemodelan dan penafsiran cadangan bahan galian harus dapat dilakukan dengan
derajat kepercayaan yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan.
Penaksiran cadangan merupakan sebuah langkah kuantifikasi formal terhadap
suatu material yang keterdapatannya secara alamiah. Penafsiran dilakukan dengan
berbagai metode/prosedur didasarkan pada pertimbanganempiris maupun teoritis.
Volume, tonnase, kadar dan kuantitas mineral merupakan variable umum yang
diperhitungkan. Perhitungan variable tersebut harus optimal dalam arti tak bias
tidak melebihi kriteria yang dipertanggungjawabkan.
Dalam melakukan metode penafsiran cadangan haruslah ideal dan sederhana,
cepat dalam pengerjaan dan dapat dipercaya sesuai dengan keperluan dan
kegunaan. Metode penafsiran harus dipilih secara hati-hati dan rumusan yang
dipilih harus sederhana dan mempermudah perhitungan sehingga dapat
menghasilkan tingkat ketepatan yang sama dengan metode yang komplek. Maka
tingkat kebenaran penafsiran cadangan tergantung pada ketepatan dan
kesempurnaan pengetahuan atas endapan. Pemilihan metode untuk penafsiran
cadangan tergantung pada keadaan geologi dari endapan bahan galian,
ketersediaan data dan jenis bahan galian.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasi beberapa
pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian
makalah yaitu :
1.      Bagaimana Penaksiran Cadangan dengan Metode Kontur?
2.      Bagaimana Penaksiran Cadangan dengan Metode Channel Sampling?
3.      Bagaimana Penaksiran Cadangan dengan Metode Test Pit?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari Penyusunaan Makalah ini adalah :
1. Dapat Memahami dan menerapkan Penaksiran Cadangan dengan Metode
Kontur.
2. Dapat Memahami dan menerapkan Penaksiran Cadangan dengan Metode
Channel Sampling.
3. Dapat Memahami dan menerapkan Penaksiran Cadangan dengan Metode
Test Pit.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1.       Manfaat bagi pemakalah
 Merupakan sebuah media pembelajaran karena dengan makalah ini , dengan
tidak sengaja kita bisa belajar mengenai Metode Penaksiran Cadangan sehingga
memungkinkan kita bisa membedakan masing-masing dari peran metode-metode
penaksiran cadangan yang meliputi metode kontur, channel sampling, dan test pit.
2.      Manfaat bagi pembaca
Dengan makalah ini , pembaca dapat lebih memahami sesungguhnya, tentang
peran Metode Penaksiran Cadangan dalam mewujudkan citranya sebagai anak
tambang yang professional khususnya dalam bidang geologi.

2
BAB II
ISI

A. Penaksiran Cadangan Metode Kontur


Metode Kontur (Isoline) adalah suatu metode yang menggunakan prinsip
dasar isoline. Isoline adalah kurva yang menghubungkan titik-titik yang
memiliki nilai kuantitatif sama. Metode ini digunakan untuk endapan dengan
kadar dan ketebalan yang berubah-ubah, terutama untuk endapan dengan
tebal dan kadar yang memusat. Metode ini tidak cocok untuk endapan yang
kompleks dan terputus-putus. Rumus yang digunakan untuk perhitungan
umumnya memakai rumus metode penampang.

Gambar 1 Pengkonturan
Kadar rata-rata dapat dihitung dengan cara membuat peta kontur,
kemudian mengadakan weighting dari masing-masing luas daerah dengan
contour grade. 
Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat
di dalam batas kontur, dan kemudian dapat diketahui kadar rata-rata dari
badan bijih tersebut, melalui persamaan :
g
g o A o + ( A o+ 2 A 1+2 A2 +…+ A n)
ġ= 2
Ao
Dimana :
g0 = kadar minimum bijih
g = interval kontur kadar (konstan)
A0 = luas tubuh bijih dengan kadar g0 atau lebih besar

3
A1 = luas tubuh bijih dengan kadar g0 + g atau lebih besar
A2 = luas tubuh bijih dengan kadar g0 + 2g atau lebih besar, dst

Gambar 2 Metode Kontur


Bedasarkan gambar 1 maka kadar rata-rata adalah :
g
ġ = go A o + ¿ ¿
2

B. Penaksiran Cadangan Metode Channel Sampling


Secara spesifik, sampling dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang
dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti
kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan
komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses
pengambilan sampling tersebut disebut sampling (pemercontohan).
Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun
tahapan pekerjaan (tahapan eksplorasi, tahapan evaluasi, maupun tahapan
eksploitasi).
 Selama fase-eksplorasi, sampling dilakukan pada badan bijih
(mineablethickness) dan tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja,
tatapi pada zona-zona kadar rendah (low grade) maupun material barren
dengan tujuanuntuk mendapatkan batas yang jelas antara masing-masing
zona mineralisasi.
 Selama fase-Evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan,
tapi juga pada daerah-daerah disekitr endapan dengan tujuan memperoleh

4
informasilain yang berhubungan dengan kestabilan lereng dam pemilihan
metode penambangan.
 Sedangkan selama fase-eksploitasi, Sampling tetap dilakukan dengan
tujuan mengontrol kadar (grade quality) dan monitoring front kerja (kadar
pada frontkerja yang aktif, kadar pada bench open pit atau kadar pada
umpan material.
Pemilihan metode sampling dan conto yang akan diambil tergantung
pada beberapa faktor, antara lain:
 Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan endapan
 Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi
 Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren)
 Kedalaman pengambilan conto yang berhubungan dengan letak,kondisi
batuan induk.
 Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengambilan conto, antara
lain ;
 Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai
akibatmasuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
 Dilution, yaitu pengurangan kadar akibat masuknya waste ke dalamconto.
 Erratic high assay, Kesalahan akibat kekeliruan dan penentuan
posisi(lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi

Gambar 3 Paritan (Channel Sampling)

5
Dalam kegiatan sampling, ada beberapa metoda yang dapat diterapkan
berdasarkan teknis pengambilannya, antara lain Chanel Sampling. Chanel
Sampling adalah suatu metode atau cara pengambilan conto dengan membuat alur
(chanel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi).
Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5
cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Metode ini
adalah metode yang paling banyak dipakai, terutama sangat cocok untuk deposit
mineral yang berlapis, “banded”, dan deposit jenis urat (vein), dimana terdapat
variasi yang jelas dalam ukuran butir dan warna, yang kemungkinan juga berbeda
dalam komposisi dan kadar dari bahan-bahan berharga yang dikandungnya.
Metode ini dapat dilakukan pada deposit mineral baik yang tersingkap di
permukaan maupun yang berada di bawah permukaan tanah pada dinding cross-
cut, raise, shaft, sisi-sisi stope, ataupun dinding samurai uji (testpit). Sebaiknya
untuk tidak melakukan metode channel ini pada lantai terowongan, karena bagian
tersebut biasanya kotor oleh bahan jatuhan yang sering dapat mengisi rekahan-
rekahan yang ada. Kalau terpaksa membuat channel pada lantai, maka lantai harus
dibersihkan dulu dari kotoran pada rekahan yang ada, kemudian permukaannya
dibuat benar-benar bersih, setelah itu metode ini dapat dilakukan. 
Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam
mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan
pengelompokan conto (sub-channel) yang tergantung pada tipe (pola)
mineralisasi, antara lain :
1) Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya
pada pembuatanchannel dalam sumur uji pada endapan laterit atau
residual.
2) Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang di
akibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
3) Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu
analisis kadar atau dibuat komposit.
4) Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambilchannel sampling per
tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).

6
Secara umum, dalam pemilihan metode sampling perlu diperhatikan
karakteristik endapan yang akan diambil contonya. Bentuk keterdapatan dan
morfologi endapan akan berpengaruh pada tipe dan kuantitas sampling. Aspek
karakteristik endapan untuk tujuan sampling ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada endapan berbentuk urat
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar sehingga diperlukan
sample dengan volume yang besar agar representatif.
3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit (jika dibandingkan dengan
bukaan stope) sehingga rentan dengan dilution.
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser
(regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution
pada batuan samping, sehingga batuan samping perlu dilakukan sampling.
5. Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada umumnya
tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada
batuan samping, serta pola urat yang menjari (bercabang), sehingga dalam
sampling perlu dicari dan ditentukan batas vein yang jelas.
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang
terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak beraturan) dan
sulit diprediksi, sehingga diperlukan sampling dengan interval yang rapat.
7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle, sehingga cukup sulit
untuk mencegah terjadinya bias akibat variabel kuantitas per unit panjang sulit
dikontrol.
8. Sampling lanjutan kadang-kadang terbatas terhadap jarak (interval),
karena pada umumnya harus dilanjutkan melalui pemboran inti.

Pada endapan stratiform 


Endapan stratiform disini termasuk endapan-endapan logam dasar yang
terendapkan selaras/sejajar dengan bidang perlapisan satuan litologi (litofasies),
dimana mineral bijih secara lateral dikontrol oleh bidang perlapisan atau bentuk-
bentuk sedimen yang lain (sedimentary hosted). Karakteristik umum tipe endapan
ini yang berhubungan dengan metode sampling antara lain :

7
1. Mempuyai ketebalan yang cukup besar.
2. Mempunyai penyebaran lateral yang cukup luas.
3. Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik yang kuat,
sehingga dapat menimbulkan masalah dalam sampling.
4. Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat diprediksi, namun
kadang-kadang dapat terganggu oleh adanya remobilisasi, metamorfisme, atau
berbentuk urat.
5. Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar harus diikuti
oleh perubahan dalam interval sampling.
6. Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang berbutir halus
dan kemudian berpengaruh pada besar volume material yang dilakukan
sampling.
7. Pada tipe hosted by meta-sediment, perlu diperhatikan variabel ukuran
conto akibat perubahan ukuran, kekerasan batuan, atau nugget effect.
8. Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan dapat
menyebabkan kesalahan pada sampling yang signifikan.
9. Cut off  kadar dapat gradasional (tidak konstan).

Pada endapan sedimen


Pada tipe endapan ini, termasuk endapan batubara, ironstones, potash, gipsum,
dan garam, yang mempunyai karakteristik :
1. Mempuyai kontak yang jelas dengan batuan samping.
2. Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yang bersifat gradual.
3. Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting dalam
batubara, sehingga interval sampling lebih bersifat ply per ply.
4. Perubahan (variasi) ketebalan lapisan yang cenderung gradual, sehingga
anomali-anomali yang ditemukan dapat diprediksi lebih awal (washout, sesar,
perlipatan, dll.), sehingga pola dan kerapatan sampling disesuaikan dengan
variasi yang ada.
5. Rekomendasi pola sampling (strategi sampling) adalah dengan interval
teratur secara vertikal, bed by bed (atau ply by ply), atau jika relatif homogen
dapat dilakukan secara komposit.

8
Pada endapan porfiri 
Karakteristik umum dari tipe endapan ini yang perlu diperhatikan adalah :
1. Mempuyai dimensi yang besar, sehingga sampling lebih diprioritaskan
dengan pemboran inti (diamond atau percussion).
2. Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai kadar yang
rendah dan bersifat erratic, sehingga kadang-kadang dibutuhkan conto dalam
jumlah (volume) yang besar, sehingga kadang-kadang dilakukan sampling
melalui winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.
3. Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas yang beragam,
seperti tipe disseminated, stockwork, vein, atau fissure, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus dalam pemilihan metode sampling.
4. Keberadaan zona-zona pelindian atau oksidasi, zona pengkayaan supergen,
dan zona hipogen, juga perlu mendapat perhatian khusus.
5. Mineralisasi dengan kadar hipogen yang relatif tinggi sering terkonsentrasi
sepanjang sistem kekar sehingga penentuan orientasi sampling dan pemboran
perlu diperhatikan dengan seksama.
6. Zonasi-zonasi internal (alterasi batuan samping) harus selalu diperhatikan
dan direkam sepanjang proses sampling.
7. Variasi dari kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan batuan,
sehingga interval (kerapatan) sampling akan sangat membantu dalam
informasi fragmentasi batuan nantinya.
Contoh paritan (Channel Sampling) diambil dengan lebar sekitar 4 sampai 6
cm dan dalamnya sekitar 3 sampai 4 cm, dengan arah biasanya tegak lurus jurus
lapisan. Jarak antara satu parit dengan parit lainnya tergantung dari keseragaman
dari bahan galiannya. Untuk kebanyakan deposit, jarak antar parit kira-kira satu
setengah meter, akan tetapi untuk deposit bijih yang kaya dan tersebar setempat-
setempat jarak tersebut hanya dapat sekitar sepertiga meter saja. Umumnya satu
contoh sudah cukup untuk mewakili sepanjang 2 meter dari parit yang dibuat.
Dalam penentuan dan perhitungan kadar (assay), ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain : jenis conto dan cara pengambilan conto (interval, pola),
karena perlakuan analisis terhadap conto tersebut mempunyai beberapa

9
kemungkinan, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Pada contoh dibawah ini,
pada sampling channel yang memotong urat endapan (Gambar 2). Kemungkinan
perlakuan yang dapat dilakukan adalah :
 Conto 1, 2, 3, 4, dan 5 digabung dengan hasil 1 analisis kadar rata-rata
(kadar composite).
 Conto 1, 2, 3, 4, dan 5 dianalisis terpisah, dan kadar rata-rata dihitung
melalui perhitungan.
 Conto 2 dan 3 dianalisis sebagai satu composite, dan conto 1, 4, dan 5
sebagai analisis composite lain.
Kemungkinan-kemungkinan perlakuan analisis terhadap conto tersebut di atas
harus disesuaikan dengan kebutuhan serta biaya yang tersedia.

Gambar 4
Pengambilan conto pada suatu urat yang dibagi dalam beberapa sub-channel
karena mempunyai kadar yang bervariasi (berbeda).

C. Penaksiran Cadangan Metode Test Pit


Metode test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian
endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan
sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada
umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola
endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.

10
Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih
dari setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena
pembuatan selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada
pembuangan tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin
menggenang pada selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama.
Dalam keadaan tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji (test
pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran lubang test
pit ini adalah  dan kedalamannya dapat mencapai 35 meter, akan tetapi untuk
jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang pit harus dibuat
lebih besar untuk menghindari longsornya dinding, misalnya . Demikian pula
ketika kedalaman test pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar,
kemudian setelah kedalaman sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika
lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test pit-nya dibuat miring,
sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran .
Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang
berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. 
 Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan
kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan
lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal,
serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling (lihat Gambar 3). Biasanya
sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan
lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa
urat (vein). 
 Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritic atau
residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas
zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritic), ketebalan masing-
masing zona, variasi lateriti masing-masing zona, serta pada deretan sumur
uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m
dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada
endapan lateritic atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m atau
sampai menembus batuan dasar.

11
Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
• ketebalan horizon B (zona laterit/residual),
• ketinggian muka airtanah,
• kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),
• kekuatan dinding lubang

Gambar 5 karakteristik variasi endapan secara vertical


Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test pit, maka hal-hal
yang harus diperhatikan, yaitu :
 Test pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka
pembuatantest pit tersebut akan memakan waktu yang lama sehingga
memakan biaya yang mahal.
 Penggunaan penyangga yang seadanya, untuk batuan yang kompak
penyanggaan tidak perlu dilakukan.
 Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat miring dan
kemiringan tergantung material dari over bunden.

Gambar 6 Bentuk Penampang Test Pit


Dalam melakukan sampling pada test pit (sumuran uji) dan analisa kadar
biasanya dilakukan untuk interval ketebalan tertentu dan umumnya kadar pada
setiap interval juga bervariasi. Karena itu untuk menghitung cadangan perlu

12
dilakukan perhitungan kadar rata-rata dari conto dari titik pengamatan yang
bersangkutan (Gambar 7), dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Gambar 7 Penampang penyebaran kadar dalam channel pada test pit.


Kadar rata-rata cadangan yang bisa ditambang secara ekonomi dibatasi oleh
“cut off grade”, yaitu kadar rata-rata cadangan yang masih dapat ditambang
dengan menguntungkan. Karena itu seringkali tidak semua endapan dapat disebut
sebagai endapan, tetapi dibatasi oleh cut off grade tersebut sehingga ketebalan
cadangannya
Pun berubah.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penaksiran cadangan merupakan sebuah langkah kuantifikasi formal terhadap
suatu material yang keterdapatannya secara alamiah.
2. Metode Kontur (Isoline) adalah suatu metode yang menggunakan prinsip
dasar isoline. Metode ini digunakan untuk endapan dengan kadar dan
ketebalan yang berubah-ubah, terutama untuk endapan dengan tebal dan
kadar yang memusat.
3. Channel Sampling adalah suatu metode atau cara pengambilan conto dengan
membuat alur (chanel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih
(mineralisasi). Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai,
terutama sangat cocok untuk deposit mineral yang berlapis, “banded”, dan
deposit jenis urat (vein), dimana terdapat variasi yang jelas dalam ukuran
butir dan warna, yang kemungkinan juga berbeda dalam komposisi dan kadar
dari bahan-bahan berharga yang dikandungnya. Metode ini dapat dilakukan
pada deposit mineral baik yang tersingkap di permukaan maupun yang berada
di bawah permukaan tanah pada dinding cross-cut, raise, shaft, sisi-sisi stope,
ataupun dinding samurai uji (testpit). Sebaiknya untuk tidak melakukan
metode channel ini pada lantai terowongan, karena bagian tersebut biasanya
kotor oleh bahan jatuhan yang sering dapat mengisi rekahan-rekahan yang
ada. Kalau terpaksa membuat channel pada lantai, maka lantai harus
dibersihkan dulu dari kotoran pada rekahan yang ada, kemudian
permukaannya dibuat benar-benar bersih, setelah itu metode ini dapat
dilakukan. 
4. Metode test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian
endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan
sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada

14
umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola
endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Metode ini
digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih dari setengah
meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena pembuatan
selokannya harus agak dalam sehingga menimbulkan masalah pada
pembuangan tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin
menggenang pada selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat saya susun. Saya menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Afdhal. 2010. “Metode Sampling”. (Online). http://afdhal-


eksplorator.blogspot.com/2010/02/beberapa-metode-sampling.html.
(Diakses pada 18 Juni 2018).
Bro, Indra. 2011. “Evaluasi Cadangan”. (Online).
https://www.academia.edu/9105628/evaluasi_cadangan. (Diakses
pada 18 Juni 2018).
Haris W, Agus. 2005. Modul Responsi. Bandung : Departemen Teknik
Pertambangan ITB.
Http://www.orangtambang.id/2018/02/eksplorasi-menggunakan-metode-tes-pit.
Juner, Angga. 2011. “Sampling”. (Online).
http://angghajuner.blogspot.com/2011/12/sampling.html. (Diakses pada 18
Juni 2018).
Salu, Evans Kristo. 2013. “Metode Pengambilan Sample bahan Galian”. (Online).
http://evanskristosalu.blogspot.com/2013/07/metode-pengambilan-sample-
bahan-galian.html. (Diakses pada 18 Juni 2018).

16

Anda mungkin juga menyukai