GEOLOGI STRUKTUR
SAHID
09320210054
C2
MAKASSA
R 2022
JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM
GEOLOGI STRUKTUR
SAHID
09320210054
C2
MAKASSA
R 2022
HALAMAN PENGESAHAN
SAHID
09320210054
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia
Disetujui oleh,
ASISTEN PARAF
Halaman Pengesahan -
9. Dina Zulkarnaen (....................................)
Menyetujui,
Koordinator Laboratorium Geologi Struktur
Program Studi Teknik Pertambangan FTI - UMI
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Geologi Struktur
Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI
Halaman Pengesahan -
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim.
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kesehatan, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan lulus praktikum
Geologi Struktur.
Dalam kesempatan kali ini, penyusun menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian serta
penyusunan laporan ini. Baik secara langsung maupun tidak langsung yakni
kepada:
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPM., selaku Ketua Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Firdaus, S.T., M.T.,IPP., selaku Kepala Laboratorium Geologi
Struktur.
3. Bapak Ir. Hasbi Bakri, S.T., MT., IPM., ASEAN Eng., dan Bapak Ir.
Harwan, S.T., M.T., selaku Dosen Mata Kuliah Geologi Struktur.
4. Kakak Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T., selaku Koordinator
Laboraturium Geologi Struktur.
5. Kakak-kakak Asisten yang telah membimbing kami dengan baik.
6. Teman-Teman angkatan 2021 yang saya cintai. Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia.
7. Orang tua saya tercinta yang telah memberi dukungan baik secara moral
maupun secara materi.
Semoga Allah SWT memberikan hikmah atas amal dan ibadah serta
bantuan yang diberikan dengan ikhlas serta limpahan rahmat dan karunianya
yang senantiasa tercurahkan kepada kita, Aamiin.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis,
Kata Pengantar-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................... vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................ 2
1.3 Alat dan Bahan ....................................................................... 3
BAB II JURNAL TIAP PRAKTIKUM
2.1 Struktur Garis dan Struktur Bidang ..................................... 4
2.2 Proyeksi Stereografis .............................................................. 15
2.3 Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan ......... 23
2.4 Ketebalan dan Kedalaman ..................................................... 37
2.5 Analisis Struktur Geologi dan Software Dips........................ 48
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 63
3.2 Saran ....................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Isi -
DAFTAR
Gambar Halaman
1.1 Pitch dan Plunge .............................................................. 11
1.2 Kedudukan Singkapan dan Dip Semu ............................ 12
2.1 Hasil pengerjaan soal 1 Problem Set................................ 20
2.2 Hasil pengerjaan soal kedua Problem Set........................ 20
2.3 Hasil pengerjaan soal ketiga Problem Set....................... 21
2.4 Hasil pengerjaan soal keempat Problem Set .................. 21
3.1 Ilustrasi Tiga Titik........................................................... 26
3.2 Hasil Pemodelan Geologi ................................................. 26
3.3 Hasil Pengerjaan Soal 1................................................... 32
3.4 Hasil Pengerjaan Soal 2................................................... 33
3.5 Hasil Pengerjaan Soal 3................................................... 34
3.6 Hasil Pengerjaan Soal 4................................................... 35
4.1 Ketebalan Lapisan Batuan .............................................. 40
4.2 Hasil Problem Set 1 ......................................................... 45
4.3 Hasil Problem Set 2 ......................................................... 45
4.4 Hasil Problem Set 3 ......................................................... 46
5.1 Metode Busk..................................................................... 56
5.2 Metode Kink ..................................................................... 56
5.3 Diagram Kipas ................................................................. 59
5.4 Titik Pole .......................................................................... 59
5.5 Kalsbeek ........................................................................... 60
5.6 Longsoran ......................................................................... 60
5.7 Software Dips ................................................................... 61
Daftar Gambar -
DAFTAR
Tabel Halaman
Daftar Gambar -
DAFTAR
Lampiran:
A. Tugas Pendahuluan;
B. Problem Set;
C. Catatan Praktikum;
D. Lembar Asistensi;
E. Kartu Kontrol;
F. Curriculum Vitae.
Pendahuluan -
diagram kontur dan analisis stereografis (Widagdo, Pramumijoyo, and Harijoko
2019).
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang geologi struktur yang menjadi salah
satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
1. Struktur Bidang dan Struktur Garis
a. Praktikan dapat mengetahui unsur-unsur dalam struktur geologi;
b. Praktikan dapat memahami definisi sruktur garis dan struktur
bidang beserta unsur-unsurnya;
c. Praktikan dapat memahami penggambaran struktur garis dan
struktur bidang.
2. Proyeksi Streografis
a. Praktikan dapat menggunakan proyeksi streografis dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi;
b. Praktikan dapat memahami penggunaan Wulff Net dan Scmidht Net
dalam analisis deskriptif problema struktur
geologi.
3. Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan
a. Praktikan dapat memahami definisi problema tiga (trhee-point
problem) dan pola penyebaran singkapan;
b. Praktikan dapat menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang
diketahui posisi dan ketinggiannya yang terletak pada bidang rata
yang sama.
c. Menentukan penyebaran dari singkapan yang telah diketahui
kedudukannya dari satu titik.
4. Ketebalan dan Kedelaman
a. Praktikan dapat memahami definisi dari ketebalan dan kedelaman;
b. Praktikan dapat memahami prinsip pengukuran ketebalan baik
secara langsung dan tidak langsung;
c. Praktikan dapat memahami pengukuran ketebalan dan kedelaman
secara grafis maupun matematis.
5. Analisis Struktur Geologi dan Software Dips
Pendahuluan -
a. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian lipatan dan sesar;
b. Dapat menetukan nama-nama lipatan dan dapat menganalisis kekar
yang terjadi pada suatu daerah
c. Dapat memahami penggunaan polar net, schmidt net, dan kalsbeek
dalam analisis deskriptif problema struktur geologi;
d. Dapat menganalisis arah dan jenis longsoran;
e. Dapat mengaplikasikan penggunaan software dips 7.0 dalam
menganalis arah dan jenis longsoran
1.3.1 Alat
1. Mistar 30 cm;
2. Busur 360˚;
3. Papan standart dan penjepit kertas;
4. ATM (terutama drawing pen);
5. Jangka;
6. Pensil Warna;
7. Laptop;
8. Kalkulator.
1.3.2 Bahan
1. Kertas kalkir min 20 Lembar;
2. Polar Net;
3. Wulff Net;
4. Schmidt Net;
5. Kalsbeek Net;
6. Buku Milimeter blok A4;
7. Kertas grafik A3 10 lembar;
8. Software Dips.
Pendahuluan -
BAB II
JURNAL TIAP PRAKTIKUM
SAHID
09320210054
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Struktur Garis dan Struktur Bidang
*Email: sahidaliksan73@gmail.com
SARI
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun latar belakang jurnal
ini dibuat untuk melakukan identifikasi geologi suatu wilayah, salah satu faktor utama
yang harus di pertimbangkan adalah Struktur Geologi untuk pengenalan Struktur
Geologi dan analisa struktur bidang dan struktur garis untuk mahasiswa Teknik
Pertambangan. Pada mata acara ini, adapun tujuan dari praktikum adalah kita dapat
mengetahui unsur unsur dalam struktur geologi, dapat memahami definisi struktur
garis dan struktur bidang beserta unsur-unsurnya dan juga dapat memamahi
penggambaran struktur garis dan struktur bidang. Adapun hasil dari pembahasan soal
pertama yaitu menentukan plunge (sebuah sudut yang terbentuk karena adanya
pertemuan poros dengan garis horizontal pada suatu bidang vertikal) dan pitch (sudut
yang terbentuk antara garis dengan jurus dari bidang yang memayat garis tersebut)
dengan kedudukan N 161˚E/31˚ dan pitch adalah 21˚. Pada soal nomor dua
menentukan kedudukan singkapan dan dip semu yaitu: N 183˚E 33˚ dan dip semunya
yaitu 12˚. Kesimpulan yaitu Geologi struktur hasil dari proses deformasi yang terdidri
dari Struktur garis adalah batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang.
Yang memeiliki Jurus (strike) dan Arah kemiringan (dip) besarnya sudut kemiringan
terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang
horizontal dan diukur tegak lurus terhadap strike/ jurus.
Kata kunci: Geologi Struktur; struktur garis; struktur bidang; strike; dip
PENDAHULUAN
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya ( force) yang terjadi
di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan prosestektonik yang terjadi di
dalam bumi. Di dalam Pengetian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari
tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
pembentukannya. Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih
ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, misalnya perlipatan
(fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu
TINJAUAN PUSTAKA
Pada praktikum ini membahas soal tentang mencari kedudukan struktur garis dan
struktur bidang pada suatu wilayah dan mengerjakannya didalam kertas grafis, berikut
soal soal yang dikaji:
Menentukan kedudukan struktur garis plunge dan pitch struktur garis
tersebut dari suatu struktur bidang memiliki kedudukan N 91º E / 27º SW. Pada
bidang tersebut terdapat struktur garis berarah N 161º E . Tentukan kedudukan
pitch struktur garis tersebut.
Dari dua lokasi singkapan kemiringan semu yaitu : Lokasi a. N 341 º E dan
lokasi b. 15º, N 227º E. Tentukan kedudukan singkapan ?
KESIMPULAN
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk atau (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Di dalam
Pengetian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan tantang proses
pembentukannya. Didalam struktur geologi ini terbagi atas dua struktur yaitu:
Struktur Garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis sesar dan lain
sebagainya.
Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri
bidang.Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari struktur bidang riil dan
struktur bidang semu. Istilah-istilah struktur bidang. Jurus (strike) arah garis
horizontal yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan
bidang bantu horizontal, dimana besarnya diukur dari arahutara, Kemiringan (dip)
besarnya sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang
bersangkutan dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus/strike
Kemiringan semu (apparent dip) sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan.
SAHID
09320210054
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Proyeksi Stereografis
*Email: sahidaliksan73@gmail.com
SARI
Geologi struktur merupakan salah satu aspek dalam ilmu geologi yang memiliki urgensi
besar. Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu
bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu
dalam satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi.
Proyeksi stereografi adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan
sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Praktikum ini
dilakukan bertujuan untuk agar praktikan dapat menggunakan proyeksi stereografis
dalam analisis deskripsi problem struktur geologi dan praktikum dapat memahami
penggunaan Wulff Net dan Scmidht Net dalam analisis deskriptif problema struktur.
Hasil dengan data trend S 72° W, kedudukan bidang S 56° W /36° adalah plunge = 120,
pitch = 160 dan titik = 1260. Hasil kedudukan bidang dan pitch pada arah N 285º E /
340 dan N 780 E / 340, kedudukannya 920 / 100 dan pitchnya adalah 130 dan 140. Hasil
dari kedudukan bidang dan pitch pada arah N 305° E/ 26° dan N 55° E/ 45°.,
kedudukannya 760 dan pitchnya adalah 490 dan 220. Hasil dari kedudukan bidang dari
dua kedudukan semu N 25 0 E / 550 dan N 350 E / 550 adalah N 1160 E / 540. Pada
praktikum kali ini dapat mengetahui bahwa, didalam kedudukan yang kita cari
terdapat trend serta terdapat plunge atau , pitch dan juga titik.
Kata kunci: Proyeksi Stereografi, Geologi Struktur, Kedudukan Bidang, Wulff Net,
Scmidht Net
PENDAHULUAN
Geologi struktur merupakan salah satu aspek dalam ilmu geologi yang memiliki
urgensi besar. Apabila pemahaman mengenai geologi struktur dan struktur geologi
telah baik, maka deskripsi dan interpretasi pada geologi suatu daerah akan semakin
lengkap dan dapat ercaya. Adapun dalam melihat struktur geologi suatu daerah, perlu
dilakukan analisis yang tidak hanya mengacu pada data lapangan, melainkan dari
berbagai himpunan data, baik secara regional, lokal bahkan mikroskopis. Hal ini
disebabkan sifat struktur geologi yang tidak hanya di kontrol oleh gaya endogen bumi,
melainkan berbagai faktor seperti sebaran mineral, litologi, morfologi, kerentanan
batuan, batas lempeng dan aspek lainnya. Sehingga, dalam studi suatu struktur geologi
daerah tertentu, perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek-
Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
aspek yang dijelaskan diatas, dimana kedua bagian ini digunakan sebagai tempat
lotkannya berbagai geologi data dilapangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
proyeksi stereografis akan dibahas empat macam proyeksi, yaitu Equal angle projection,
Equal area projection, Orthogonal projection, Polar projection. (Ii et al., n.d.)
Proyeksi stereografi merupakan proyeksi equal angle lebih umum disebut
dengan proyeksi stereografis. Proyeksi equal angle pada dasarnya memproyeksikan
titik-titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada satu titik yaitu pada zenith (P)
yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak (Ragan, 1973).
Equal angle projection, menghubungkan titik-titik permukaanbola ke zenith (P) Pada
proyeksi stereografis sebuah bidang dan garis akan memotong permukaan bola
imajiner. Titik/garis potong tersebut dihubungkan dengan zenith (P) memotong bidang
proyeksi. Bidang-bidang yang berjarak sama (misal 10°) akan digambarkan semakin
rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal angle adalah Wulff Net. Hasil penggambaran
pada Bidang, proyeksi disebut stereogram. Pada stereogram terdapat dua pola
lingkaran, yaitu yang membujur N-S disebut lingkaran besar dan yang melintang E-W
disebut lingkaran kecil (Ragan, 1973). Proyeksi stereografis sebuah bidang miring
(Ragan, 1973). Wulff Net, merupakan proyeksi equal angle (Ragan, 1973). Gambaran
tiga dimensi hubungan proyeksi permukaan bola, pembuatan lingkaran besar dan
lingkaran kecil (Badgley, 1957).
Equal area projection, Equal area projection adalah proyeksi titik-titik pada
permukaan bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak
sama akan digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama.
Proyeksi equal area ini lebih umum digunakan untuk analisis data statistik, karena
kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Stereogram proyeksi
equal area dikenal denqan Schmidt Net (Ragan, 1973). Schmidt Net, proyeksi equal
area (Ragan, 1973).
Orthogonal projection Dengan proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan
bola royeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi sehingga hasilnya kebalikan dari
equal angle projection, yaitu lingkaran besar akan semakin renggang ke arah pusat.
Stereogram dari proyeksi ortogonal disebut sebagai Orthographic Net. (Ragan, 1973).
Polar projection dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun bidang
digambarkan sebagai titik. Bila garis maka proyeksinya adalah proyeksi titik tembus
garis tersebut dengan permukaan bola. Bila yang royeksikan bidang, maka proyeksinya
berupaproyeksi titik tembus garis melalui pusat yang tegak lurus bidang tersebut.
Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar Net atau Billings Net Polar, net ini
peroleh dari equal area projection, sehingga apabila akan mengembalikan proyeksi
kutub yang berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar) harus digunakan Schmidt
Net (Ragan, 1973) Proyeksi kutub yaitu ada proyeksi kutub sebuah garis dan proyeksi
kutub sebuah bidang. Terdapat juga Polar Net atau Billings Net (Bidang et al., 2021)
Analisis proyeksi stereografis dilakukan untuk menentukan jumlah joint kekar
Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
pada lokasi penelitian. Proyeksi stereografis dilakukan pada 33 data kekar dengan
menggunakan schimdt net dan kalsbeek counting. Proyeksi stereografis adalah
penggambaran yang didasarkan pada perpotongan bidang/garis dengan suatu
permukaan bola. Unsur struktur geologi akan lebih nyata, lebih mudah dan cepat
penyelesaiannya bila digambarkan dalam bentuk proyeksi permukaan bola. Permukaan
bola tersebut meliputi suatu bidang dengan pusat bola yang terlihat pada bidang
tersebut maka bidang tersebut memotong permukaan bola sepanjang suatu lingkaran,
yaitu lingkaran besar. Yang akai sebagai gambaran posisi struktur di bawah
permukaan adalah belahan bola bagian bawah. Selanjutnya proyeksi permukaan bola
digambarkan pada permukaan bidang horisontal dalam bentuk proyeksi stereografis.
Hal tersebut didapat dari perpotongan antara bidang horisontal yang melalui pusat
bola dengan garis yang menghubungkan titik-titik pada lingkaran besar terhadap titik
zenithnya.
METODOLOGI
Untuk menentukan kedudukan dan pitch adalah, pertama-tama siapkan kertas
kalkir A4, pensil mekanik, mistar, busur 360°, jangka dan Schmidt Net. Buatlah
lingkaran menggunakan jangka untuk menimpe Schmidt Net pada kertas kalkir
ukuran A4. Lalu masukkan arah trend dan kedudukan bidang pada kertas kalkir yang
telah ditentukan menggunakan metode yang telah di ajarkan. Setelah menentukan
arah, utarakan arah dari kedudukan bidang lalu hitunglah dari arah timur. Setelah
menentukan dari arah timur selanjutnya buatlah garis yang mengikutigaris dari
Schmidt Net dan tarik garis lurus dari kedudukan bidang. Setelah itu tarik garis dari
trend ke titik tengah garis kedudukan bidang . Kemudian tentukan semunya dengan
metode yang di ajarkan.
Untuk menentukan semu dan adalah, pertama-tama siapkan kertas kalkir A4,
pensil mekanik, mistar, busur 360°, jangka dan Schmidt Net. Buatlah lingkaran
menggunakan jangkar untuk menimpe Schmidt Net pada kertas kalkir ukuran A4. Lalu
masukkan arah kedudukan bidang pada kertas kalkir yang telah di
tentukanmenggunakan metode yang telah di ajarkan. Setelah menentukan arah,
utarakan arah dari kedudukan bidang lalu hitunglah dari arah timur. Setelah itu
tambahkan 90 derajat pada yang di hitung dari arah timur untukmenentukan .
Selanjutnya buat lah garis yang mengikuti garis dari Schmidt Net pada yang belum
ditambahkan lalu tarik garis lurus pada kedudukan bidang yang di utarakan.
Kemudian tarik garis dari titik arah ke titik tengah dari kedudukan bidang.
Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahas soal tentang mencari kedudukan dari data
sesuai dengan soal yang diberikan dan kemudian mengerjakannya pada kertas kalkir,
berikut soal soal yang dikaji;
1. Tentukan plunge, pitch dan titik dengan data trend S 72° W, kedudukan
bidang S 56° W /36°.
2. Tentukan kedudukan bidang dan pitch pada arah N 285º E / 340 dan N 780 E /
340
Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
3.
STRUKTUR
Tentukan kedudukan bidang dan pitch pada arah N 305° E/ 26° dan N 55°
E/ 45°.
4. Tentukan kedudukan dua bidang dari data kedudukan semu, N 25° E / 550 dan
N 35° E / 55°.
Hasil dari soal di atas yaitu kedudukab bidangnya adalah N 1160 E / 540.
KESIMPULAN
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proyeksi stereografi
merupakan metode grafis yang digunakan. Kami dapat menggunakan mengunakan
proyeksi stereografis dalam analisis deskriptif problema struktur geologi dengan
menggunakan Schmidt Net dan Wulff Net, yang di gambarkan pada kertas kalkir A4.
Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
Kami dapat
STRUKTUR
memahami pengunaan Wulff Net dan Scmidht Net dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi yang mana. Bidang-bidang yang berjarak sama
(misal 10°) akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal
angle adalah Wulff Net. Schmidt Net merupakan proyeksi titik-titik pada permukaan
bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan
digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama.
Proyeksi Streografis -
2.3. PROBLEMA TIGA TITIK DAN
POLA PENYEBARAN
SINGKAPAN
SAHID
09320210054
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Problema Tiga Titik Dan Pola Penyebaran Singkapan
*Email: sahidaliksan73@gmail.com
SARI
Pada geologi struktur ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi)
seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup ( thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam
suatu unit tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder.
Tujuan dari praktikum yaitu dapat memahami definisi problema tiga titik ( three-point
problem), pola penyebaran singkapan, menentukan kedudukan bidang dari tiga titik
yang diketahui posisi dan ketinggiannya yang terletak pada bidang rata yang sama, dan
menentukan penyebaran dari singkapan yang telah diketahui kedudukannya dari satu
titik. Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. kegiatan ini
seperti memetakan suatu singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model
yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang. Jadi
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa probema tiga titik merupakan Pola
penyebaran singkapan adalah hubungan antara kedudukan lapisan batuan tersebut
dengan kontur topografinya. Salah satu cara memetakan suatu singkapan menjadi
sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah
bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. Berdasarkan problem set
yang kedua pada nomor 1 telah didapatkan hasil kedudukan adalah N 192˚ E/ 7˚ dan
pada nomor 2 telah didapatkan hasil kedudukannya adalah N 190˚ E/ 8˚.
PENDAHULUAN
Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal
bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti
antiklin-antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit
tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder. Struktur
primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan, misalnya struktur
sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi
pada batuan metamorf.
Struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat
TINJAUAN PUSTAKA
Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. kegiatan ini
seperti memetakan suatu singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model
yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang.
Kegiatan ini seperti memetakan suatu singkapan-singkapan yang terbentuk hingga
menjadi suatu model yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah
membentuk ruang.
Seringkali singkapan yang ada di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi
tertutupi soil yang tebal dan vegetasi yang lebat sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan singkapan yang segar. Namun dari minimal tiga singkapan perlapisan
batuan yang berbeda lokasi dan ketinggian dapat dicari kedudukan perlapisan batuan
sesungguhnya. Metode ini dikenal dengan metode problema tiga titik. Selain dari data
singkapan, metode ini juga dapat digunakan untuk mencari kedudukan lapisan batuan
dengan menggunakan data lubang bor. Kedudukan suatu singkapan umumnya terdapat
di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui kedudukan dari suatu
singkapan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metoda pengukuran tiga
titik. Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari dalam
penguasan ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat menunjukkan
1. Hasil dari suatu singkapan pada tiga titik pengamatan. Pada lokasi B yang
berjarak 650 m dari titik A dengan arah N 250 0 E dan lokasi C yang berjarak 800
m dari lokasi A dengan arah N 150 0 E. Ketinggian titik A = 299 m, titik B = 399 m,
dan titik C = 249 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 15).
Langkah pertama, kita membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu lalu
utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan. Kemudian gambar dari jarak A ke B dengan
arah N 250°E sebesar 6,5 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 8 cm dengan
arah N 150°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A.Setelah ditemukan
titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 11 cm. Selanjutnya
untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B totalnya dan
juga interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui B totalnya
yaitu titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari D
totalnya yaitu berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara
melihat hasil perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu
dengan cara mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu
tariklah garis. Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu
dan didapatkan hasil 0,1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik
tertinggi didapatkan 9°. Kemudian untuk mengetahui strike nya utarakan sebenarnya
lihatlah berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkanlah hasil yaitu kedudukan
N 360˚ E/ 6o.
Langkah pertama, mula-mula membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu lalu
utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan yaitu, 360°. Kemudian gambar dari jarak A ke
B dengan arah N 40°E sebesar 7.5 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 6 cm
dengan arah N 130°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A. Setelah
ditemukan titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 9,5 cm.
Selanjutnya untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B
totalnya dan juga interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui
B totalnya yaitu titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari
D totalnya yaitu berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara
melihat hasil perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu
dengan cara mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu
tariklah garis. Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu
dan didapatkan hasil 0,1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik
tertinggi didapatkan 10°. Kemudian untuk mengetahui strikenya utarakan sebenarnya
lihatlah berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkan hasil kedudukannya yaitu
N 107°/102.
1. Hasil dari sebuah lapisan batubara yang tersingkap pada tiga titik pengamatan
dengan lokasi B yang berjarak 450 m dari titik A dengan arah N 80o E dan
Langkah pertama, mula-mula membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu
lalu utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan yaitu, 360°. Kemudian gambar dari jarak A ke
B dengan arah N 80°E sebesar 4,5 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 6,3
cm dengan arah N 300°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A. Setelah
ditemukan titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 10,2 cm.
Selanjutnya untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B
totalnya dan juga interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui
B totalnya yaitu titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari
D totalnya yaitu berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara
melihat hasil perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu
dengan cara mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu
tariklah garis. Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu
dan didapatkan hasil 0,1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik
tertinggi didapatkan 7°. Kemudian untuk mengetahui strikenya utarakan sebenarnya
lihatlah berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkan hasil kedudukannya yaitu
N 119˚ E/ 11°.
2. Diketahui sebuah jarak dari A-B adalah 250 M dan memiliki arah N 200° E,
kemudian jarak dari A-C 400 M dan memiliki arah N 170° E, ketinggian dari
titik A adalah 245 M, titik B adalah 385 M, dan titik C adalah 268 M. kemudian
memiliki skala 1:10.000 dengan interval kontur nya 15.
Langkah pertama, mula-mula membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu
lalu utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan. Kemudian gambar dari jarak A ke B dengan
arah N 200°E sebesar 5,2 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 4 cm dengan
arah N 170°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A. Setelah ditemukan
titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 2,7 cm. Selanjutnya
untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B totalnya dan juga
interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui B totalnya yaitu
titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari D totalnya yaitu
berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara melihat hasil
perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu dengan cara
mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu tariklah garis.
Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu dan didapatkan
hasil 0.1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik tertinggi
didapatkan 10°. Kemudian untuk mengetahui strikenya utarakan sebenarnya lihatlah
berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkan hasil kedudukan bidangnya yaitu N
3580 E/100.
KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini kita sudah dapat menyimpulkan bahwa problema tiga
titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan menjadi sebaran
berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah bidang
lapisan atau mengikuti searah dengan dipnya. Kegiatan ini seperti memetakan suatu
singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model yang dapat diambil dan
SAHID
09320210054
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Ketebalan dan Kedalaman
*Email: sahidaliksan73@gmail.com
SARI
Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bangun ruang tubuh
batuan yang dihasilkan oleh proses deformasi. Pergerakan yang mempengaruhi tubuh
batuan padat dihasilkan dari tenaga endogen (asal dalam Bumi). Pada praktikum kali
ini adapun tujuannya yaitu memahami definisi dari ketebalan dan kedalaman,
memahami prinsip pengukuran ketebalan dan kedalaman secara langsung maupun
tidak langsung serta memahami pengukuran ketebalan dan kedalaman secara grafis
maupun matematis. Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang
merupakan lapisan batuan. Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu
(umumnya permukaan bumi) kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu mistar 30 cm, busur
360°, kalkulator ilmiah, kertas grafik A4 dan A3, alat tulis , palmer aligment diagram
dan Mertie aligment diagram untuk pengukuran ketebalan dan kedalaman. Adapun
hasil pembahasan dari soal pertama, berlawanan dengan lereng dengan ketebalan
batuan 240 m dan kedalaman batuan 300 m. Pada soal kedua, searah dengan lereng
dengan ketebalan batuan 115 m dan kedalaman 110 m. Pada soal ketiga, gambar 3D
didapatkan ketebalan dari lapisan batuan adalah 275 m dan kedalaman 280 m. Dapat
disimpulkan bahwa ketebalan dan kedalaman dapat diukur dengan cara langsung dan
tidak langsung serta seperti dengan cara matematis dan grafis. Dan kedalaman kita
dapat mengetahui jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau permukaan air laut ke
arah bawah suatu titik, garis atau bidang tertentu.
PENDAHULUAN
Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bangun ruang
tubuh batuan yang dihasilkan oleh proses deformasi. Pergerakan yang mempengaruhi
tubuh batuan padat dihasilkan dari tenaga endogen (asal dalam Bumi). Struktur
geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu daerah sebagai
akibat dari terjadinya perubahanperubahan pada batuan oleh proses tektonik atau
proses lainnya. Struktur geologi (makro) yang penting untuk diketahui antara lain
bidang perlapisan, sistem sesar, sistem perlipatan, sistem kekar dan bidang
ketidakselarasan. Dalam tahapan eksplorasi, kita perlu mengetahui sumberdaya
cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi
dan menemukan gambaran geologi.
TINJAUAN PUSTAKA
Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan
lapisan batuan. Ketebalan lapisan bisa ditentukan dengan beberapa cara, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara
langsung dilakukan pada daerah yang relatif datar dengan kedudukan perlapisan
hampir tegak, atau pada tebing terjal dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata
lain pengukuran ketebalan secara langsung diterapkan bila topografi tegak lurus
dengan kemiringan batuan. Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak
langsung dilakukan pada kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara
langsung sulit dilaksanakan. Secara umum, pengukuran-pengukuran ketebalan dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
b. Pengukuran Langsung
Ketebalan lapisan dapat diukur secara langsung dilapangan dengan kondisi
yang khusus misalnya lapisan horizontal yang tersingkap berada pada tebing vertikal
dan tebing horizontal sedangkan pada topografi yang miring dapat digunakan alat
“Jacob‟s Staff”, yaitu tongkat yang dilengkapi dengan “handlevel‟”, klinometer
atau kompas pada bagian atasnya.
c. Pengukuran Tidak Langsung
Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan
sederhana yang tersingkap pada permukaan yang horizontal, dimana lebar singkapan
KESIMPULAN
SAHID
09320210054
MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Analisis Struktur Geologi dan Software Dips
*Email: sahidaliksan73@gmail.com
SARI
Struktur geologi merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai akibat dari proses deformasi. Longsoran merupakan salah
satu jenis gerakan masa tanah atau batuan menuruni atau keluar lereng. Adapun
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa saja yang berhubungan dengan
analisis lipatan dan sesar. Analisis Struktur geologi dapat diukur dengan menggunakan
metode king, metode busk, diagram kipas, titik pool dan longsoran. Stuktur geologi
pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur sekunder dan struktur primer.
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu kedudukan bidang adalah N
83° E / 10° dengan pitch 1 yaitu 10° dan pitch 2 yaitu 50° dengan plunge 10°.
Kesimpulan pada praktikum ini kita dapat mengetahui apa saja yang berhubungan
lipatan dan sesar serta pengukuran menggunakan metode king, metode busk, diagram
kipas, titik pool dan longsoran.
PENDAHULUAN
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari unsur dari bentuk arsitektur
kulit bumi, serta gejala-gejala yang menyebabkan pembentukannya. Geologi adalah
ilmu pengetahuan tentang bumi, mengenai asal, struktur, komposisi, dan sejarahnya
(termasuk perkembangan kehidupan), serta proses-proses yang telah menyebabkan
keadaan bumi sekarang ini. Dengan belajar ilmu Geologi bisa mengetahui segala hal
tentang bumi dan isinya (Setiaji, 2019).
Analisa geologi struktur terkait dengan penyebaran batupasir kuarsa Formasi
Nanggulan (Bernadeta dkk., 2018). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik,
dilakukan beberapa tahapan dan metode penelitian mulai dari penafsiran foto
udara/landsat (Haryanto, 2019).
Pengumpulan data untuk mengetahui potensi ambrukan baji adalah dengan
dengan strike melakukan pengukuran terhadap dan dip (kemiringan) (kemenerusan)
discontinue atau dengan melakukan pengukuran langsung terhadap dip dan dip
direction (arah kemiringan) serta melakukan pengukuran terhadap arah penggalian
(azimuth) terowongan dengan menggunakan kompas geologi (Adeliana dkk., 2018)
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan masa tanah atau batuan
menuruni atau keluar lereng. Tanah longsor terjadi karena ada ganguan kestabilan
pada tanah dan batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi
penyebab yang berupa faktor pengontrol ganguan kestabilan lereng dan proses pemicu
longsoran. Ganguan Kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi ( terutama
kemiringan lereng ), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi
hidrologi pada lereng. Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk longsor,
namun lereng tersebut belum akan longsor tanpa dipicu oleh proses pemicu.
Terdapat beberapa parameter yang diajukan dalam riset ini untuk menjadi bobot
penentuan area rawan longsor, yaitu:
4. Kemiringan lereng. Lereng dengan derajat kemiringan yang tinggi lebih
memungkinkan terjadi longsor. Kemiringan juga dapat disajikan dalam %, dengan
mengacu bahwa 0⁰ setara dengan 0%, 45⁰ setara 100%.
5. Penyusun batuan induk (litologi). Pengelompokan batuan induk ditinjau
berdasarkan genesanya, waktu pembentukannya, estimasi kekerasan (hardness),
kekompakan batuan (compaction) untuk meninjau resistensi terhadap pelapukan.
Pengelompokan ini ditujukan untuk mengelompokan batuan induk berdasarkan
ketahanannya terhadap erosi serta pelapukannya menjadi soil. Batuan induk yang
tidak resisten, cenderung dapat menyebabkan terjadi longsor dibanding dengan
yang lebih resisten.
6. Keberadaan sesar. Bidang sesar menunjukan rekam terjadinya pergerakan pada
kerak bumi, yang menyebabkan diskontiuitas pada batuan induk, baik terjadi
dimasa lampau ataupun masih terjadi hingga saat ini. Pergerakan ini dapat
menyebabkan rekahan (fracture) pada batuan, bergantung pada energi getaran yang
muncul saat sesar itu terjadi. Rekahan seperti ini membuat batuan induk menjadi
tidak padu dan dapat terlepas dari material induknya. Oleh karena itu dalam
kejadian longsor, perlu ditinjau kedekatan suatu area dengan sesar yang telah
diinterpretasikan, dengan pula membedakan antara sesar mayor dan minor. Perihal
ini Sumatra mega-shear dikelompokan sebagai sesar mayor. (Agustina dkk, 2020)
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau
bidang dalam bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya bidang
perlapisan.
Bagian-bagian Lipatan
1. Hinge : titik pelengkungan maksimum pada lapisan yang terlipat.
2. Crest : titik puncak tertinggi dari lipatan.
3. Trough : titik dasar terendah dari lipatan.
3. Diagram Kipas
Tabel 1. Tabel Data Kekar
Tabel 2. Turus
Perse N Interva Perse
Interval Fre n (%) o l Fre n
No Turus Turus
(N-E) k k
(N-W) (%)
IIIIIIIII
1. 0-10 IIIII 5 7,61 1. 0-10 12 6,66
II
IIIIIIIII
2. 11-20 II 2 1,90 2. 11-20 10
I
IIIIIIIIII
5. 41-50 11 1,90 5. 41-50 III 3 4,76
I
4. Titik Pole
Gambar 4. Titik
Gambar pole (Dokumentasi,
4. Titik 2022)
Pole (Dokumentasi, 2022)
Pada penggambaran pada titik pole, Pertama-tama kita timpe polar net
menggunakan kertas kalkir Pada gambar polar net garis terluar disebut dengan strike
dan garis dalamnya disebut dip dengan titik pole. Cara mencari titik pool yaitu pertama
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penutup-
mempunyai arah dan kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu
lipatan, garis sesar dan lain sebagainya.
Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri
bidang.Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari struktur bidang riil
dan struktur bidang semu. Istilah-istilah struktur bidang. Jurus (strike) arah
garis horizontal yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang yang
bersangkutan dengan bidang bantu horizontal, dimana besarnya diukur dari
arahutara, Kemiringan (dip) besarnya sudut kemiringan terbesar yang
dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang horizontal dan
diukur tegak lurus terhadap jurus/strike Kemiringan semu (apparent dip)
sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan.
Dari hasil pembahasan diatas kita dapat mengatahui pada soal pertama
dari hasil percobaan suatu struktur bidang yang memiliki kedudukan N 91º
E / 27º SW dan struktur garis berarah N 161º E. Maka kedudukan dari
struktur bidang adalah plunge N 161º E/31º dan pitch 21º. Soal Kedua Dari
hasil penggambaran suatu lokasi singkapan kemiringan semu lokasi a. N 341º
E dan lokasi b. 15, N 227º E. maka didapatkan kedudukan singkapan adalah
N 183º E dan Dip Semu 12º.
2. Proyeksi Stereografis
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proyeksi stereografi
merupakan metode grafis yang digunakan. Kami dapat menggunakan mengunakan
proyeksi stereografis dalam analisis deskriptif problema struktur geologi dengan
menggunakan Schmidt Net dan Wulff Net, yang di gambarkan pada kertas kalkir A4.
Kami dapat memahami pengunaan Wulff Net dan Scmidht Net dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi yang mana. Bidang-bidang yang berjarak sama
(misal 10°) akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal
angle adalah Wulff Net. Schmidt Net merupakan proyeksi titik-titik pada permukaan
bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan
digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama.
3. Analisis Struktur Geologi dan Software Dips
Secara keseluruhan geologi struktur mempelajari arsitektur batuan yang di tekankan
pada studi tentang bentuk-bentuk struktur geologi, seperti lipatan ( fold), sesar (fault),
dan Kekar (joint) sesar atau patahan Petahan adalah rekahan pada batuan yang telah
mengalami pergeseran melalui bidang rekahnya. Sesar merupakan patahan/rekahan
tunggal atau suatu zona pecahan pada kerak bumi bersamaan dengan terjadinya
Penutup-
pergerakan yang cukup besar, pararel dengan rekahan atau zona pecahan. Stuktur
geologi pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur sekunder dan struktur
primer. Struktur primer adalah stuktur yang terbentuk bersamaan dengan
pembentukan batuan dan mencerminkan kondisi lokal dari genesa terbentuknya
batuan tersebut, sedangkan struktur sekunder adalah struktur yang tercipta pada
batuan akibat gaya (force) setelah batuan tersebut terbentuk.
4. Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan
Dalam praktikum kali ini kita sudah dapat menyimpulkan bahwa problema tiga titik
merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan menjadi sebaran berdasarkan
kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah bidang lapisan atau
mengikuti searah dengan dipnya. Kegiatan ini seperti memetakan suatu singkapan
yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model yang dapat diambil dan dihitung
dengan baik karena sudah mebentukruang. kegiatan ini seperti memetakan suatu
singkapan singkaan yang terbentukhingga menjadi suat model yang dapat diambil dan
dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang.
5. Ketebalan dan Kedalaman
Ketebalan yaitu jarak tegak lurus antara dua lapisan batuan yang
sejajar. Ketebalan dapat diukur baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Sedangkan kedalaman yaitu jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau
permukaan air laut ke arah bawah suatu titik, garis atau bidang tertentu.
Untuk melakukan pengukuran kedalaman ada 3. yaitu: pengukuran kedalaman
pada arah lintasan tegak lurus dengan jurus lapisan topografi tidak berelief,
arah lintasan yang tegak lurus dengan jurus pada topografi dengan slope dan
arah yang tidak tegak lurus dengan jurus lapisan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh dengan dua
cara, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah
yang relatif datar dengan kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing
terjal dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengukuran ketebalan
secara langsung diterapkan bila topografi tegaklurus dengan kemiringan
batuan. Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan
pada kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara langsung sulit
dilaksanakan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman juga diukur melalui
pengukuran secara matematis dan grafis. Perhitungan ketebalan dan
kedalaman dengan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut. Perhitungan
tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan kemiringan
lapisan (dip). Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan
Penutup-
adalah kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke
titik tertentu.
3.2 Saran
Penutup-
kakak selalu mempertahankan kebaikannya untuk kedepannya juga.
9. Dina Zulkarnaen
Agar tidak pernah bosan menghadapi praktikannya, pada saat
praktikum maupun asistensi. Semoga selalu menjadi asisten yang
menjalin hubungan baik kepada praktikannya dan bisa memberikan
motivasi- motivasi kepada praktikan agar lebih rajin belajar.
10. Nur Wahid Ashari
Mempertahankan sikap teliti, tetap tingkatkan caranya mengajar
dan selalu menjalin hubungan baik dengan praktikan.
11. Rachmat Adidaya
Kakak asisten yang selalu mempermudah praktikannya, saran
saya agar kakak rajin melakukan evaluasi supaya tidak ada praktikan
yang asal copy saja.
Penutup-
DAFTAR PUSTAKA
Andwina Rahma Sagita. 2020. “ Menentukan Jurus Dan Kemiringan Struktur Bidang
Dari Dua Buah Kemiringan Semu”. Bandung.
Atmaja, D. A. (2014). 6785-12856-1-Sm. September.
Audah, Taufik Toha, M., & Sudarmono, D. (2019). Analisis Kestabilan Lereng
Menggunakan Metode Slope Mass Rating Dan Metode Stereografis Pada Pit
Berenai Pt. Dwinad Nusa Sejahtera (Sumatera Copper And Gold) Kabupaten Musi
Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. JP Vol.1 No.5, 1(5), 37.
Azhari, A. P., Maryanto, S. And Rachmansyah, A. (2016) „Terhadap Suhu
Permukaan Tanah Berdasarkan Data Landsat 8 Di Lapangan Panasbumi Blawan (
Identification Of Geological Structure And Its Impact To Land Surface
Temperature Based On Landsat 8 Data On Blawan Geothermal Field )‟, Pp. 1–12.
Bernard, M. Et Al. (2018) „Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
SMP Kelas IX Pada Materi Bangun Datar‟, SJME (Supremum Journal Of
Mathematics Education), 2(2), Pp. 77–83. Doi: 10.35706/Sjme.V2i2.1317.
Dzulkafli, M. A., Sulaiman, N. And Harun, Z. (2019) „Geologi Struktur Formasi Kubang
Pasu Di Kawasan Hutan Aji, Perlis, Semenanjung Malaysia‟, Sains
Malaysiana, 48(1), Pp. 23–31. Doi: 10.17576/Jsm-2019-4801-04.Pembangunan, R.
Et Al. (2017)
„X Bab X‟, (1), Pp. 2020–2022.
Ikrima, U., Purwoko, B., Syafrianto, M. K., Teknik, J., Fakultas, P., Universitas, T.,
Pontianak, T., Pertambangan, D. T., & Pontianak, U. T. (2016). Analisa
Kestabilan Lereng Pada Bukit Peniraman Dengan Menggunakan Metode
Stereografis. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 1, 1–9.
Kombinasi, M., & Figure, P. (2012). Jurnal Sains Materi Indonesia Penentuan Basal-
Poles Pada Zircaloy-4 Metode Proyeksi Stereografi. 100, 91–96.
Muhammad Zuhdi. 2019. “Buku Pengantar Geologi”.
Nugraha, Andhika. 2021. “Menentukan Kedudukan Garis Potong Dua Bidang (
Determining The Two Position Of The Two-Plane.” Jurnal Kebumian: 3–6.
Nur Widi Astanto Agus Triheriyadi, Arie Noor Rakhman. 2016. “Vol . 9 No . 1Agustus
2016 ISSN : 1979-8415 Vol . 9 No . 1Agustus 2016.” 9(1).
Prasetyadi C. 2018. “Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas
Pembangunan Nasional Veteran”. Yogyakarta.
Priadi, R. Et Al. (2018) „Estimasi Kedalaman Sedimen Dan Batas Diskontinuitas
Sesar Palu Koro Menggunakan Metode Power Spectral Density‟, The 43rd
Annual Scientific Meeting Of Himpunan Ahli Geofisika Indonesia , (September),
Pp. 24– 27.
Sabila, Firman Sauqi Nur, And Mirzam Abdurrachman. 2020. “Mekanisme
Pembentukan Struktur Geologi Di Gunung Raung, Provinsi Jawa Timur.” Jurnal
Teknologi Sumberdaya Mineral 1(1): 1–10.
Setyorini, Dyah Ayu Et Al. 2020. “Analisis Struktur Geologi Untuk Perencanaan Dan
Pengembangan Wilayah Kota Sorong, Papua.” Journal Of Geoscience Engineering
& Energy: 104–16.
Sitorus, N. M. H., Purwanto, M. S. And Utama, W. (2017) Estimasi Ketebalan Lapisan
Sedimen Dan Amplifikasi Desa Olak Alen Blitar Menggunakan Metode
Mikrotremor HVSR, Jurnal Teknik ITS. Doi: 10.12962/J23373539.V6i2.27344.
Utama, Hari Wiki. 2020. “Struktur Geologi Dan Vulkanostratigrafi ; Analisis Model
Elevasi Digital Dan Citra Landsat 8 Structural Geology And Volcanostratigraphy ;
Digital Elevation Model And Landsat 8 Imagery Analysis.” 06(02): 156–68.
Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2019). Pengaruh Tektonik Kompresional
Baratlaut-Tenggara Terhadap Struktur Bidang Perlapisan, Kekar, Sesar Dan
Lipatan Di Pegunungan Kulon Progo-Yogyakarta. Jurnal GEOSAPTA, 5(2), 81.
Widagdo, A., Pramumijoyo, S. And Harijoko, A. (2020) „Kontrol Struktur Geologi
Terhadap Kemunculan Formasi Nanggulan Di Daerah Kecamatan Naggulan
Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta‟, Jurnal GEOSAPTA, 6(2), P. 97. Doi:
10.20527/Jg.V6i2.8282.
Widagdo, Asmoro, Subagyo Pramumijoyo, And Agung Harijoko. 2019. “Pengaruh
Tektonik Kompresional Baratlaut-Tenggara Terhadap Struktur Bidang
Perlapisan, Kekar, Sesar Dan Lipatan Di Pegunungan Kulon Progo-Yogyakarta.”
Jurnal GEOSAPTA 5(2): 81.
Vanadia. 2019. “Kumpulan Diktat Praktikum Geologi Struktur”. Semarang : Universitas
Diponegoro.
LAMPIRAN