Anda di halaman 1dari 97

JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

SAHID
09320210054
C2

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSA
R 2022
JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM
GEOLOGI STRUKTUR

SAHID
09320210054
C2

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSA
R 2022
HALAMAN PENGESAHAN

SAHID
09320210054

JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM


GEOLOGI STRUKTUR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Praktikum Geologi Struktur
Laboratorium Geologi Struktur Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia

Disetujui oleh,

ASISTEN PARAF

1. Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T. (....................................)

2. Deksarina, S.T. (....................................)

3. Indah Agriani, S.T. (....................................)

4. Nurfikri Haiqal, S.T. (....................................)

5. Nutfah Amalia, S.T. (...................................)

6. Ismul Hadi (.....................................)

7. Nurdanisa Zainuddin (...................................)

8. Vita Meilani (.....................................)

Halaman Pengesahan -
9. Dina Zulkarnaen (....................................)

10. Nur Wahid Ashari (.....................................)

11. Rachmat Adidaya (.......................................)

Menyetujui,
Koordinator Laboratorium Geologi Struktur
Program Studi Teknik Pertambangan FTI - UMI

Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T.

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Geologi Struktur
Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI

Ir. Firdaus, S.T., M.T.,IPP


NIPS. 109 18 1512

Halaman Pengesahan -
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim.
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kesehatan, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan lulus praktikum
Geologi Struktur.
Dalam kesempatan kali ini, penyusun menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian serta
penyusunan laporan ini. Baik secara langsung maupun tidak langsung yakni
kepada:
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPM., selaku Ketua Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Firdaus, S.T., M.T.,IPP., selaku Kepala Laboratorium Geologi
Struktur.
3. Bapak Ir. Hasbi Bakri, S.T., MT., IPM., ASEAN Eng., dan Bapak Ir.
Harwan, S.T., M.T., selaku Dosen Mata Kuliah Geologi Struktur.
4. Kakak Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T., selaku Koordinator
Laboraturium Geologi Struktur.
5. Kakak-kakak Asisten yang telah membimbing kami dengan baik.
6. Teman-Teman angkatan 2021 yang saya cintai. Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia.
7. Orang tua saya tercinta yang telah memberi dukungan baik secara moral
maupun secara materi.
Semoga Allah SWT memberikan hikmah atas amal dan ibadah serta
bantuan yang diberikan dengan ikhlas serta limpahan rahmat dan karunianya
yang senantiasa tercurahkan kepada kita, Aamiin.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 12 November 2022

Penulis,

Kata Pengantar-
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................... vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................ 2
1.3 Alat dan Bahan ....................................................................... 3
BAB II JURNAL TIAP PRAKTIKUM
2.1 Struktur Garis dan Struktur Bidang ..................................... 4
2.2 Proyeksi Stereografis .............................................................. 15
2.3 Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan ......... 23
2.4 Ketebalan dan Kedalaman ..................................................... 37
2.5 Analisis Struktur Geologi dan Software Dips........................ 48
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 63
3.2 Saran ....................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Daftar Isi -
DAFTAR

Gambar Halaman
1.1 Pitch dan Plunge .............................................................. 11
1.2 Kedudukan Singkapan dan Dip Semu ............................ 12
2.1 Hasil pengerjaan soal 1 Problem Set................................ 20
2.2 Hasil pengerjaan soal kedua Problem Set........................ 20
2.3 Hasil pengerjaan soal ketiga Problem Set....................... 21
2.4 Hasil pengerjaan soal keempat Problem Set .................. 21
3.1 Ilustrasi Tiga Titik........................................................... 26
3.2 Hasil Pemodelan Geologi ................................................. 26
3.3 Hasil Pengerjaan Soal 1................................................... 32
3.4 Hasil Pengerjaan Soal 2................................................... 33
3.5 Hasil Pengerjaan Soal 3................................................... 34
3.6 Hasil Pengerjaan Soal 4................................................... 35
4.1 Ketebalan Lapisan Batuan .............................................. 40
4.2 Hasil Problem Set 1 ......................................................... 45
4.3 Hasil Problem Set 2 ......................................................... 45
4.4 Hasil Problem Set 3 ......................................................... 46
5.1 Metode Busk..................................................................... 56
5.2 Metode Kink ..................................................................... 56
5.3 Diagram Kipas ................................................................. 59
5.4 Titik Pole .......................................................................... 59
5.5 Kalsbeek ........................................................................... 60
5.6 Longsoran ......................................................................... 60
5.7 Software Dips ................................................................... 61

Daftar Gambar -
DAFTAR

Tabel Halaman

4.1 Tabel Data Kekar ............................................................. 56


4.2 Tabel Data Turus.............................................................. 57

Daftar Gambar -
DAFTAR

Lampiran:
A. Tugas Pendahuluan;
B. Problem Set;
C. Catatan Praktikum;
D. Lembar Asistensi;
E. Kartu Kontrol;
F. Curriculum Vitae.

Daftar Gambar - viii


BAB I
PENDAHULUAN

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bentuk-bentuk permukaan bumi yang tampak saat ini tidak terjadi


dengan sendirinya, tetapi melalui berbagai proses pembentukan permukaan
bumi yang memaka waktu lama. struktur perubahan lapisan batuan sedimen
akibat kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum
superposisi disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak
bumi produk deformasi tektonik itu. Perubahan permukaan bumi disebabkan
oleh suatu tenaga geologi yang terdiri atas tenaga endogen (tenaga yang
berasal dari dalam bumi) dan tenaga eksogen (tenaga yang berasal dari luar
bumi). Tenaga endogen sering pula disebut sebagai tenaga tektonik. Tenaga
endogen terdiri atas proses diatropisme (proses struktural yang
mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan) dan vulkanisme (gejala alam
yang berhubungan dengan kegiatan gunung api.
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses
deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya
(force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan
prosestektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam Pengetian umum, geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian
dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih ditekankan
pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, misalnya perlipatan ( fold),
rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai
suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek
geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera,
dan sebagainya. Analisis struktur geologi dilakukan terhadap setiap unsur
produk deformasi batuan. Unsur struktur geologi ini meliputi bidang
perlapisan batuan, kekar, sesar dan lipatan yang dijumpai di lapangan. Unsur-
unsur struktur geologi ini dianalisis menggunakan diagram bunga, diagram
kutub,

Pendahuluan -
diagram kontur dan analisis stereografis (Widagdo, Pramumijoyo, and Harijoko
2019).
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal,
mengetahui dan menguasai ilmu tentang geologi struktur yang menjadi salah
satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
1. Struktur Bidang dan Struktur Garis
a. Praktikan dapat mengetahui unsur-unsur dalam struktur geologi;
b. Praktikan dapat memahami definisi sruktur garis dan struktur
bidang beserta unsur-unsurnya;
c. Praktikan dapat memahami penggambaran struktur garis dan
struktur bidang.
2. Proyeksi Streografis
a. Praktikan dapat menggunakan proyeksi streografis dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi;
b. Praktikan dapat memahami penggunaan Wulff Net dan Scmidht Net
dalam analisis deskriptif problema struktur
geologi.
3. Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan
a. Praktikan dapat memahami definisi problema tiga (trhee-point
problem) dan pola penyebaran singkapan;
b. Praktikan dapat menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang
diketahui posisi dan ketinggiannya yang terletak pada bidang rata
yang sama.
c. Menentukan penyebaran dari singkapan yang telah diketahui
kedudukannya dari satu titik.
4. Ketebalan dan Kedelaman
a. Praktikan dapat memahami definisi dari ketebalan dan kedelaman;
b. Praktikan dapat memahami prinsip pengukuran ketebalan baik
secara langsung dan tidak langsung;
c. Praktikan dapat memahami pengukuran ketebalan dan kedelaman
secara grafis maupun matematis.
5. Analisis Struktur Geologi dan Software Dips

Pendahuluan -
a. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian lipatan dan sesar;
b. Dapat menetukan nama-nama lipatan dan dapat menganalisis kekar
yang terjadi pada suatu daerah
c. Dapat memahami penggunaan polar net, schmidt net, dan kalsbeek
dalam analisis deskriptif problema struktur geologi;
d. Dapat menganalisis arah dan jenis longsoran;
e. Dapat mengaplikasikan penggunaan software dips 7.0 dalam
menganalis arah dan jenis longsoran

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Mistar 30 cm;
2. Busur 360˚;
3. Papan standart dan penjepit kertas;
4. ATM (terutama drawing pen);
5. Jangka;
6. Pensil Warna;
7. Laptop;
8. Kalkulator.
1.3.2 Bahan
1. Kertas kalkir min 20 Lembar;
2. Polar Net;
3. Wulff Net;
4. Schmidt Net;
5. Kalsbeek Net;
6. Buku Milimeter blok A4;
7. Kertas grafik A3 10 lembar;
8. Software Dips.

Pendahuluan -
BAB II
JURNAL TIAP PRAKTIKUM

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2.1 STRUKTUR BIDANG
DAN STRUKTUR
GARIS

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL PRAKTIKUM
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR
GARIS

SAHID
09320210054

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Struktur Garis dan Struktur Bidang

Sahid1, Nurdanisa Zainuddin2, Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: sahidaliksan73@gmail.com

SARI

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun latar belakang jurnal
ini dibuat untuk melakukan identifikasi geologi suatu wilayah, salah satu faktor utama
yang harus di pertimbangkan adalah Struktur Geologi untuk pengenalan Struktur
Geologi dan analisa struktur bidang dan struktur garis untuk mahasiswa Teknik
Pertambangan. Pada mata acara ini, adapun tujuan dari praktikum adalah kita dapat
mengetahui unsur unsur dalam struktur geologi, dapat memahami definisi struktur
garis dan struktur bidang beserta unsur-unsurnya dan juga dapat memamahi
penggambaran struktur garis dan struktur bidang. Adapun hasil dari pembahasan soal
pertama yaitu menentukan plunge (sebuah sudut yang terbentuk karena adanya
pertemuan poros dengan garis horizontal pada suatu bidang vertikal) dan pitch (sudut
yang terbentuk antara garis dengan jurus dari bidang yang memayat garis tersebut)
dengan kedudukan N 161˚E/31˚ dan pitch adalah 21˚. Pada soal nomor dua
menentukan kedudukan singkapan dan dip semu yaitu: N 183˚E 33˚ dan dip semunya
yaitu 12˚. Kesimpulan yaitu Geologi struktur hasil dari proses deformasi yang terdidri
dari Struktur garis adalah batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang.
Yang memeiliki Jurus (strike) dan Arah kemiringan (dip) besarnya sudut kemiringan
terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang
horizontal dan diukur tegak lurus terhadap strike/ jurus.

Kata kunci: Geologi Struktur; struktur garis; struktur bidang; strike; dip

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya ( force) yang terjadi
di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan prosestektonik yang terjadi di
dalam bumi. Di dalam Pengetian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari
tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
pembentukannya. Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih
ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, misalnya perlipatan
(fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu

Struktur Bidang dan Struktur Garis - 5


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti
cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.
Analisis struktur geologi dilakukan terhadap setiap unsur produk deformasi batuan.
Unsur struktur geologi ini meliputi bidang perlapisan batuan, kekar, sesar dan lipatan
yang dijumpai di lapangan. Unsur-unsur struktur geologi ini dianalisis menggunakan
diagram bunga, diagram kutub, diagram kontur dan analisis stereografis (Widagdo,
Pramumijoyo, and Harijoko 2019).
Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang.
Sedangkan Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis,
antara lain gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Dalam jurnal ini,
metode yang dilakukan lebih berdasarkan tatacara atau runutan dalam pembuatan
analisis suatu struktur geologi, yang mana dimulai dengan analisis data geologi
regional atau dalam hal ini berupa tectonic setting dari daerah telitian. Setelah itu
dilakukan pembahasan mengenai kenampakan singkapan, baik berupa kenampakan
secara luas maupun secara megaskopisnya. Hal ini dilakukan untuk mendukung
akurasi dan ketepatan data yang telah diambil sebelumnya baik dari data singkapan
maupun regional. Metode ini dilakukan secara urut-urutan guna mempermudah dalam
analisis data studio mengenai struktur geologi yang berlaku, berupa identifikasi
berdasarkan klasifikasi yang telah disediakan. Pada jurnal ini tidak terbatas pada satu
wilayah saja, melaikan pembahasannya mengacu dari berbagai publikasi yang mana
mendukung metode penelitian ini dan disusun secara runut dan deduktif/luas hingga
khusus (Nugraha 2021).
Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis sesar dan lain
sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya dapat
mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur garis. Struktur
garis dalam geologi struktur dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu struktur garis riil
dan struktur garis semu. Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan
kedudukannya dapat diamati secara langsung di lapangan, misalnya gores yang
terdapat pada bidang sesar. Struktur garis semu adalah struktur garis yang arah serta
kedudukannya ditafsirkan dari orientasi suatu unsur struktur yang membentuk pada
satu kelurusan atau liniasi. Berdasarkan pembentukannya, struktur garis dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur garis primer dan struktur garis
sekunder. Struktur garis primer meliputi liniasi atau penjajaran dari mineral yang
terdapat pada batuan beku tertentu dan arah liniasi dari struktur sedimen. Struktur
garis sekunder meliputi gores garis liniasi memanjang fragmen breksi sesar, kelurusan

Struktur Bidang dan Struktur Garis - 6


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
dari sungai, garis poros lipatan, topografi. Struktur bidang adalah struktur batuan yang
membentuk geometri bidang (Nur Widi Astanto Agus Triheriyadi 2016).

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat


kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping
itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik
itu. Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut geologi
struktur, dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai bentuk arsitektur kulit bumi. Deformasi batuan adalah perubahan bentuk
dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
Dalam jurnal ini, metode yang dilakukan lebih berdasarkan tatacara atau
runutan dalam pembuatan analisis suatu struktur geologi, yang mana dimulai dengan
analisis data geologi regional atau dalam hal ini berupa tectonic setting dari daerah
telitian. Setelah itu dilakukan pembahasan mengenai kenampakan singkapan, baik
berupa kenampakan secara luas maupun secara megaskopisnya.
Hal ini dilakukan selain untuk menghimpun data, juga untuk akuisisi secara
cepat di lapangan karena dasar yang telah diketahui dari analisis tektonik regional
sebelumnya. Lalu melihat kenampakan secara mikroskopis yang mana dikontrol oleh
sebaran mineral, kekar-kekar maupun foliasi apabila berada pada batuan malihan. Hal
ini dilakukan untuk mendukung akurasi dan ketepatan data yang telah diambil
sebelumnya baik dari data singkapan maupun regional. Pentingnya memahami
struktur geologi dan satuan vulkanostratigrafi. Pada jurnal ini tidak terbatas pada satu
wilayah saja, melaikan pembahasannya mengacu dari berbagai publikasi yang mana
mendukung metode penelitian ini dan disusun secara runut dan deduktif/luas hingga
khusus (Utama 2020).
Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri, misalnya
struktur garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu tubuh
batuan. Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya
sumbu perlipatan pada bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi
mineral pada bidang foliasi, dan perpotongan dua buah bidang edudukan sebuah
struktur garis diwakili oleh sepasang angka penunjaman (plunge) dan arah
penunjaman (trend). Jika struktur garis tersebut terbentuk pada sebuah struktur
bidang yang kedudukannya diketahui, maka orientasi struktur garis tersebut dapat
diwakili oleh sebuah angka yang disebut pitch. Penunjaman sebuah struktur garis
adalah sudut yang dibentuk oleh struktur garis tersebut dengan bidang horizontal,
diukur pada bidang vertikal nilai dari penunjaman berkisar antara 0º dan 90º,

Struktur Bidang dan Struktur Garis - 7


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
penunjaman 0º dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90º dimiliki oleh garis
vertikal. Arah penunjaman sebuah struktur garis adalah arah dari proyeksi struktur
garis tersebut ke bidang horizontal. Arah penunjaman dapat dideskripsikan dengan
menggunakan konvensi kuadran ataupun konvensi azimuth. Arah penunjaman harus
menunjuk pada arah ke mana struktur garis tersebut menunjam.
Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan struktur garis yang
menunjam ke barat. Kedua struktur garis ini berlawanan arah. Pitch sebuah struktur
garis adalah sudut antara struktur garis tersebut dengan horizontal, diukur pada
bidang di mana struktur garis tersebut terbentuk Kisaran nilai pitch adalah antara
0ºdan 90º. Jika arah penunjaman sejajar dengan garis jurus, maka pitch = 0º. Jika arah
penunjaman tegak lurus garis jurus, maka pitch = 90º.
Di lapangan, pitch dapat diukur langsung dengan menggunakan busur derajat,
dengan catatan bidang tersebut tersingkap baik. Kenyataannya kadang- kadang sulit
untuk mendapatkan bidang yang baik di lapangan, sehingga perlu dilakukan
perhitungan. Kedudukan sebuah struktur garis diwakili oleh sepasang angka :
penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend).
Jika struktur garis tersebut terbentuk pada sebuah struktur bidang yang
kedudukannya diketahui, arah kelurusan ( bearing) dan rake atau Pitch. Penunjaman
sebuah struktur garis adalah sudut yang dibentuk oleh struktur garis tersebut dengan
bidang horizontal, diukur pada bidang vertikal. Nilai dari penunjaman berkisar antara
0º dan 90º, penunjaman 0º dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90º dimiliki
oleh garis vertikal. Secara umum,penunjaman yang berkisar antara 0º dan 20º
dianggap landai (shallow), penunjaman yang berkisar antara 20º dan 50º dianggap
sedang (moderate), dan penunjaman yang berkisar antara 50º dan 90º dianggap terjal
(steep) (Setyorini et al. 2020).
Geologi struktur yang dimaksudkan pada praktikum ini lebih ditekankan
untuk mempelajari tentang struktur akibat dari deformasi. Walaupun demikian, pada
beberapa kasus, struktur primer akan berguna di dalam analisis struktur, misalnya
untuk menentukan arah sedimentasi, dan sebagainya (Azhari, Maryanto, and
Rachmansyah 2016).
Jenis-jenis struktur geologi dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai
pada batuan sebagai produk dari gaya-gaya yang bekerja pada batuan, yaitu kekar
(fractures), rekahan (cracks), perlipatan (folding) dan patahan/sesar (faulting). Ketiga
jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur struktur,
yaitu Kekar (fractures). Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan
akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami
pergeseran.

Struktur Bidang dan Struktur Garis - 8


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Secara umum dicirikan oleh Pemotongan bidang perlapisan batuan, biasanya terisi
mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dan sebagainya, kenampakan
breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Lipatan adalah
deformasi lapisan batuan yng terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan
bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Sesar adalah bidang
rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergesesaran (Sabila
and Abdurrachman 2020).
Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari struktur bidang riil dan
struktur bidang semu. Struktur bidang riil ini merupakan struktur yang bentuk dan
kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan. Berdasarkan pengertian geometri,
struktur geologi membedakan struktur garis dan struktur bidang. Yang termasuk
struktur bidang antara lain perlapisan batuan, urat (vein), kekar, sesar, lipatan,
ketidakselarasan, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk struktur garis antara lain
lineasi, gores-garis, hinge line, dan lain-lain (Sabila and Abdurrachman 2020).
Dalam jurnal ini, metode yang dilakukan lebih berdasarkan tatacara atau
runutan dalam pembuatan analisis suatu struktur geologi, yang mana dimulai dengan
analisis data geologi regional atau dalam hal ini berupa tectonic setting dari daerah
telitian. Setelah itu dilakukan pembahasan mengenai kenampakan singkapan, baik
berupa kenampakan secara luas maupun secara megaskopisnya. Hal ini dilakukan
selain untuk menghimpun data, juga untuk akuisisi secara cepat di lapangan karena
dasar yang telah diketahui dari analisis tektonik regional sebelumnya.
Lalu melihat kenampakan secara mikroskopis yang mana dikontrol oleh
sebaran mineral, kekar-kekar maupun foliasi apabila berada pada batuan malihan.
Pentingnya memahami struktur geologi dan satuan vulkanostratigrafi. Metode ini
dilakukan secara urut-urutan guna mempermudah dalam analisis data studio mengenai
struktur geologi yang berlaku, berupa identifikasi berdasarkan klasifikasi yang telah
disediakan. Pada jurnal ini tidak terbatas pada satu wilayah saja, melaikan
pembahasannya mengacu dari berbagai publikasi yang mana mendukung metode
penelitian ini dan disusun secara runut dan deduktif/luas hingga khusus (Utama 2020).
Faktor-faktor Skala penggambaran, ketelitian alas gambar dan tingkat
keterampilan si pengambar. namun dibandingkan dengan metode-metode proyeksi
yang lain (proyeksi perspektif dan proyeksi seterografi), metode ini lebih cepat untuk
memecakan masalah struktur bidang dan struktur garis, karena secara langsung
berhubungan dengan kenampakan tiga dimensi, sehingga mudah dipahami.
Didalam metode grafis ini, struktur bidang dan struktur garis digambarkan pada
bidang proyeksi (bidang horizontal dan vertikal) dengan cara menarik garis-garis

Struktur Bidang dan Struktur Garis - 9


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
proyeksi yang tegak lurus terhadap bidang proyeksi dan saling sejajar satu sama lain.
Definisi istilah-istilah dalam proyeksi orothogmfi Image Plane (IP) adalah bidang yang
tegak lurus garis pandang, terletak antara mata si pengamat dengan objek yang akan
digambar. Line Of Sight (LS) adalah suatu garis yang berasal dari mata si pengamat
sampai kesuatu titik tertentu dalam obyek, dan sifatnya saling sejajar. Horizontal Plane
(HP) adalah bidang khayal yang kedudukannya horizontal dan merupakan tempat
kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama Garis proyeksi dari suatu titik
sifatnya akan vertikal dan tegak lurus terhadap bidang ini. Front Plane (FP) adalah
bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak lurus terhadap bidang horizontal.
Garis proyeksi yang ditarik dari suatu titik sifatnya horizontal dan tegak lurus
terhadap bidang ini (Nur Widi Astanto Agus Triheriyadi 2016).
Profile plane (PP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak
lurus terhadap "Horizontal Plane" (HP) dan "Front Plane" (FP). Garis vertikal yang
ditarik dari suatu titik, sifatnya horizontal dan tegak lurus terhadap bidang ini. Folding
Line (FL) adalah garis khayal yang merupakan perpotongan dua bidang proyeksi. Garis
ini berfungsi sebagai sumber putar bidang proyeksi vertikal sehingga kedudukannya
menjadi horizontal.
Prinsip ini merupakan salah satu dasar dari proyeksi orthografi yang merubah
gambaran tiga dimensi menjadi dua dimensi. Struktur bidang struktur bidang dalam
geologi, struktur dapat dibedakan menjadi "struktur bidang rill " dan "struktur bidang
semu ". Struktur bidang riil artinya bentuk dan kedudukan dapat diamati secara
langsung dilapangan, antara lain adalah Bidang perlapisan, Bidang ketidakselarasan,
Bidang sesar, Foliasi, Bidang sayap lipatan, Bidang yang disebut terakhir ini
sebenarnya merupakan kedudukan bidang yang terlipat. Struktur bidang semu artinya
bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau didapatkan dari hasil analisa
struktur bidang riil yang lain (Utama 2020).
Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya, maka
dibedakan menjadi struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder. Bidang
foliasi bidang rekah kerut (Mud Crack), bidang kekar kolom (Colomnar Joint) pada
batuan beku, dan lain sebagainya. Jurus ( Strike) adalah Arah dan garis horizontal yang
merupakan perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
Kemiringan (Dip) adalah Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring
dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus. Kemiringan Semu
(Apparent Dip) adalah arah tegak lurus jurus sesuai dengan arah miringnya bidang
yang bersangkutan dan diukur dari arah utara (Widagdo, Pramumijoyo, and Harijoko
2019).

Struktur Bidang dan Struktur Garis -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri, misalnya
struktur garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu tubuh
batuan. Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya
sumbu perlipatan pada bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi
mineral pada bidang foliasi, dan perpotongan dua buah bidang edudukan sebuah
struktur garis diwakili oleh sepasang angka penunjaman (plunge) dan arah
penunjaman (trend).
Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati
secara langsung di lapangan, misalnya gores yang terdapat pada bidang sesar.
Struktur garis semu adalah struktur garis yang arah serta kedudukannya ditafsirkan
dari orientasi suatu unsur struktur yang membentuk pada satu kelurusan atau liniasi.
Struktur Garis Sekunder Struktur garis sekunder meliputi gores garis liniasi
memanjang fragmen breksi sesar. Struktur bidang adalah struktur batuan yang
membentuk geometri bidang. Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari
struktur bidang riil dan struktur bidang semu. Struktur bidang riil ini merupakan
struktur yang bentuk dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membahas soal tentang mencari kedudukan struktur garis dan
struktur bidang pada suatu wilayah dan mengerjakannya didalam kertas grafis, berikut
soal soal yang dikaji:
Menentukan kedudukan struktur garis plunge dan pitch struktur garis
tersebut dari suatu struktur bidang memiliki kedudukan N 91º E / 27º SW. Pada
bidang tersebut terdapat struktur garis berarah N 161º E . Tentukan kedudukan
pitch struktur garis tersebut.

Gambar 1. Pitch dan Plunge

Struktur Bidang dan Struktur Garis -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Dari gambar diatas kita dapatkan hasil percobaan suatu struktur bidang
yang kedudukan dari struktur bidang adalah plunge N 161º E/31º dan pitch 21º.
Dengan cara: Cara membuat pitch dan plunge pada kedudukan batuan. Pertama beri
notasi N pada kertas bagian atas dan titik pusat beri notasi A. Setelah itu cari
kedudukan yang telah diketahui N 91º E dan beri notasi B. Setelah itu buat garis
90º kita mengukur dari notasi B setelah di garis 90º beri notasi C. Kemudian cari
nilai 27º SW yang kita ukur dari C dan beri symbol C‟. Selanjutnya kita
cari struktur garis N 161º E kita mengukur dari titik pusat notasi B dimana N tetap
mengarah keatas setelah N 161º E digaris beri notas D. Untuk mencari D‟ maka
kita garis 1 cm. Nilai D ke D‟ kita mendapatkan 31º maka itu adalah nilai
plungenya. Setelah itu buat garis sejajar dari garis 1 cm C ke C‟ sampai ke D.
Setelah itu buat garis tegak lurus dari garis tersebut sebesar 90º. Kemudian ukur
untuk mendapatkan nilai pitchnya maka nilai pitch dari kedudukan batuan yaitu
21º.
Dari hasil percobaan suatu struktur bidang yang memiliki kedudukan N 91º E / 27º
SW dan struktur garis berarah N 161º E. Maka kedudukan dari struktur bidang
adalah plunge N 161º E/31º dan pitch 21º.

Dari dua lokasi singkapan kemiringan semu yaitu : Lokasi a. N 341 º E dan
lokasi b. 15º, N 227º E. Tentukan kedudukan singkapan ?

Gambar 2. Kedudukan Singkapan Dan Dip Semu


Dari hasil gambar diatas kita dapat mengatahui kedudukan dari singkapan
yaitu N 198º E dan Dip Semu 33º. Dengan Cara: Cara membuat kedudukan
singkapan dan dip semu. Pertama buat garis bantu 10 cm NS dan WE, setelah itu
cari kedudukan semu dari semua lokasi yang telah diketahui. Pertama kedudukan
semu dari lokasi A yaitu N 341º E untuk mencari dip semu A ke A‟ makan ukur garis
1 cm dari A ke A‟ dari gambar diatas kita mendapatkan 12º. Selanjutnya

Struktur Bidang dan Struktur Garis -


LABORATORIUM
GEOLOGI
kita cari STRUKTUR

Struktur Bidang dan Struktur Garis -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
kemiringan semu dari lokasi B yaitu 15º N 188º E kemudian garis 188º E dan beri
notasi B kemudian cari kembali notasi B sebesar 15º dan beri notasi B‟. Setelah
kita telah mengatahui semua notasi AA‟ BB‟ maka kita membuat garis tegak
lurus masing-masing 1 cm kemudian beri symbol siku-siku. Setelah membuat
garis tegak lurus dan A dan B kemudian satukan garis sudut siku-siku A ke B
kemudian berikan notasi Q‟ dan P‟. Untuk mendapatkan kedudukan singkapan,
cari dip semu dari kedudukan singkapan tersebut dari Q‟ dan P‟ dengan
cara membuat tegak lurus sampai titik tengah pusat membentuk 90º maka
diketahuilah nilai C untuk selanjutanya garis 1 cm dari C dan beri notasi
C‟ kemudian beri sudut siku-siku. Untuk mendapat strike dari kedudukan
singkapan kita membuat garis sejajar Q‟ dan P‟ pada titik tengah kemudian
garis dan beri notasi Q dan P. Terakhir kita telah mendapatkan arah strike dari N ke
P dengan besar sudut N 183º E arah strike.

Dari hasil penggambaran suatu lokasi singkapan kemiringan semu lokasi a. N


341º E dan lokasi b. 15, N 227º E. maka didapatkan kedudukan singkapan adalah N
183º E dan Dip Semu 12º.

KESIMPULAN

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk atau (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Di dalam
Pengetian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan tantang proses
pembentukannya. Didalam struktur geologi ini terbagi atas dua struktur yaitu:
Struktur Garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai arah dan
kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis sesar dan lain
sebagainya.
Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri
bidang.Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari struktur bidang riil dan
struktur bidang semu. Istilah-istilah struktur bidang. Jurus (strike) arah garis
horizontal yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan
bidang bantu horizontal, dimana besarnya diukur dari arahutara, Kemiringan (dip)
besarnya sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang
bersangkutan dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus/strike
Kemiringan semu (apparent dip) sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan.

Struktur Bidang dan Struktur Garis -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Dari hasil pembahasan diatas kita dapat mengatahui pada soal pertama dari
hasil percobaan suatu struktur bidang yang memiliki kedudukan N 91º E / 27º SW
dan struktur garis berarah N 161º E. Maka kedudukan dari struktur bidang adalah
plunge N 161º E/31º dan pitch 21º. Soal Kedua Dari hasil penggambaran suatu
lokasi singkapan kemiringan semu lokasi a. N 341º E dan lokasi b. 15, N 227º E. maka
didapatkan kedudukan singkapan adalah N 183º E dan Dip Semu 12º.

Struktur Bidang dan Struktur Garis -


2.2. PROYEKSI STREOGRAFIS

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL PRAKTIKUM
PROYEKSI STREOGRAFIS

SAHID
09320210054

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Proyeksi Stereografis

Sahid1, Indah Agriani2, Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: sahidaliksan73@gmail.com

SARI

Geologi struktur merupakan salah satu aspek dalam ilmu geologi yang memiliki urgensi
besar. Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu
bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu
dalam satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi.
Proyeksi stereografi adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan
sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Praktikum ini
dilakukan bertujuan untuk agar praktikan dapat menggunakan proyeksi stereografis
dalam analisis deskripsi problem struktur geologi dan praktikum dapat memahami
penggunaan Wulff Net dan Scmidht Net dalam analisis deskriptif problema struktur.
Hasil dengan data trend S 72° W, kedudukan bidang S 56° W /36° adalah plunge = 120,
pitch = 160 dan titik = 1260. Hasil kedudukan bidang dan pitch pada arah N 285º E /
340 dan N 780 E / 340, kedudukannya 920 / 100 dan pitchnya adalah 130 dan 140. Hasil
dari kedudukan bidang dan pitch pada arah N 305° E/ 26° dan N 55° E/ 45°.,
kedudukannya 760 dan pitchnya adalah 490 dan 220. Hasil dari kedudukan bidang dari
dua kedudukan semu N 25 0 E / 550 dan N 350 E / 550 adalah N 1160 E / 540. Pada
praktikum kali ini dapat mengetahui bahwa, didalam kedudukan yang kita cari
terdapat trend serta terdapat plunge atau , pitch dan juga titik.

Kata kunci: Proyeksi Stereografi, Geologi Struktur, Kedudukan Bidang, Wulff Net,
Scmidht Net

PENDAHULUAN

Geologi struktur merupakan salah satu aspek dalam ilmu geologi yang memiliki
urgensi besar. Apabila pemahaman mengenai geologi struktur dan struktur geologi
telah baik, maka deskripsi dan interpretasi pada geologi suatu daerah akan semakin
lengkap dan dapat ercaya. Adapun dalam melihat struktur geologi suatu daerah, perlu
dilakukan analisis yang tidak hanya mengacu pada data lapangan, melainkan dari
berbagai himpunan data, baik secara regional, lokal bahkan mikroskopis. Hal ini
disebabkan sifat struktur geologi yang tidak hanya di kontrol oleh gaya endogen bumi,
melainkan berbagai faktor seperti sebaran mineral, litologi, morfologi, kerentanan
batuan, batas lempeng dan aspek lainnya. Sehingga, dalam studi suatu struktur geologi
daerah tertentu, perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek-

Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
aspek yang dijelaskan diatas, dimana kedua bagian ini digunakan sebagai tempat
lotkannya berbagai geologi data dilapangan.

Proyeksi merupakan metode sebagai penggambaran bentuk tertentu menjadi


suatu bentuk lain dengan cara yang tertentu dalam satu bidang atau garis yang disebut
sebagai bidang proyeksi ataupun bidang garis proyeksi. Proyeksi stereografi
merupakan sebuah metode pengkhayalan bola sebagai bidang datarnya, syarat-syarat
tertentu. Dari pengertian lain proyeksi stereografi merupakan metode yang digunakan
dalam kristalografi dan ilmu geologi khususnya struktur geologi untuk
menggambarkan hubungan antarasudut wajah kristal dan struktur geologi, masing-
masing. Adapun pengertian lain dari ahli geologi yaitu Ragan (1985), menurutnya
“Proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan
sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis” Proyeksi stereografi
yaitu proyeksi yang pada dasarnya merupakan sebuah perpotongan antara bidang atau
garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui
sebuah bola bidang tersebut dinamakan lingkaran primitive. Cara untuk
mempermudah membuat proyeksi stereografik dengan menggunakan alat yaitu jaring
stereografik atau stereonet digunakan atau sering disebut dengan jaring worf. Utara
(N) dan (S) Selatan kutub yang ditampilkan pada stereonet, ini tidak sesuai dengan
Kutub Utara dan Selatan sebenarnya. Namun, data yang terarah pada struktur geologi,
akan mewakili Utara dan Selatan arah geografis. Proyeksi stereografi sebuah metode
pendekatan terhadap suatu deskripsi geometri yang berhubungan dengan besar sudut
dan kedudukan dari garis ataupun bidang (Stereografi, 2014).

TINJAUAN PUSTAKA

Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien


untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung. Pada
proyeksi stereografi, unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi didalam suatu
permukaan bola (sphere). Biasanya yang akai adalah permukaan setengah bola bagian
bawah (lower hemisphere) proyeksi stereografi merupakan suatu aplikasi dalam
geometri yang memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang
bersinggungan dengan kutub selatan. Secara intuitif, proyeksi stereografi adalah cara
membayangkan sebuah bola sebagai bidang datar sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan. Poyeksi Stereografi dalam prakteknya sering dilakukan menggunakan
komputer atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik yang biasa
disebut Stereonet atau Wulff Net dan juga Schmidtt Net. (Ragan, 1973). Dalam acara

Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
proyeksi stereografis akan dibahas empat macam proyeksi, yaitu Equal angle projection,
Equal area projection, Orthogonal projection, Polar projection. (Ii et al., n.d.)
Proyeksi stereografi merupakan proyeksi equal angle lebih umum disebut
dengan proyeksi stereografis. Proyeksi equal angle pada dasarnya memproyeksikan
titik-titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada satu titik yaitu pada zenith (P)
yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak (Ragan, 1973).
Equal angle projection, menghubungkan titik-titik permukaanbola ke zenith (P) Pada
proyeksi stereografis sebuah bidang dan garis akan memotong permukaan bola
imajiner. Titik/garis potong tersebut dihubungkan dengan zenith (P) memotong bidang
proyeksi. Bidang-bidang yang berjarak sama (misal 10°) akan digambarkan semakin
rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal angle adalah Wulff Net. Hasil penggambaran
pada Bidang, proyeksi disebut stereogram. Pada stereogram terdapat dua pola
lingkaran, yaitu yang membujur N-S disebut lingkaran besar dan yang melintang E-W
disebut lingkaran kecil (Ragan, 1973). Proyeksi stereografis sebuah bidang miring
(Ragan, 1973). Wulff Net, merupakan proyeksi equal angle (Ragan, 1973). Gambaran
tiga dimensi hubungan proyeksi permukaan bola, pembuatan lingkaran besar dan
lingkaran kecil (Badgley, 1957).
Equal area projection, Equal area projection adalah proyeksi titik-titik pada
permukaan bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak
sama akan digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama.
Proyeksi equal area ini lebih umum digunakan untuk analisis data statistik, karena
kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Stereogram proyeksi
equal area dikenal denqan Schmidt Net (Ragan, 1973). Schmidt Net, proyeksi equal
area (Ragan, 1973).
Orthogonal projection Dengan proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan
bola royeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi sehingga hasilnya kebalikan dari
equal angle projection, yaitu lingkaran besar akan semakin renggang ke arah pusat.
Stereogram dari proyeksi ortogonal disebut sebagai Orthographic Net. (Ragan, 1973).
Polar projection dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun bidang
digambarkan sebagai titik. Bila garis maka proyeksinya adalah proyeksi titik tembus
garis tersebut dengan permukaan bola. Bila yang royeksikan bidang, maka proyeksinya
berupaproyeksi titik tembus garis melalui pusat yang tegak lurus bidang tersebut.
Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar Net atau Billings Net Polar, net ini
peroleh dari equal area projection, sehingga apabila akan mengembalikan proyeksi
kutub yang berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar) harus digunakan Schmidt
Net (Ragan, 1973) Proyeksi kutub yaitu ada proyeksi kutub sebuah garis dan proyeksi
kutub sebuah bidang. Terdapat juga Polar Net atau Billings Net (Bidang et al., 2021)
Analisis proyeksi stereografis dilakukan untuk menentukan jumlah joint kekar

Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
pada lokasi penelitian. Proyeksi stereografis dilakukan pada 33 data kekar dengan
menggunakan schimdt net dan kalsbeek counting. Proyeksi stereografis adalah
penggambaran yang didasarkan pada perpotongan bidang/garis dengan suatu
permukaan bola. Unsur struktur geologi akan lebih nyata, lebih mudah dan cepat
penyelesaiannya bila digambarkan dalam bentuk proyeksi permukaan bola. Permukaan
bola tersebut meliputi suatu bidang dengan pusat bola yang terlihat pada bidang
tersebut maka bidang tersebut memotong permukaan bola sepanjang suatu lingkaran,
yaitu lingkaran besar. Yang akai sebagai gambaran posisi struktur di bawah
permukaan adalah belahan bola bagian bawah. Selanjutnya proyeksi permukaan bola
digambarkan pada permukaan bidang horisontal dalam bentuk proyeksi stereografis.
Hal tersebut didapat dari perpotongan antara bidang horisontal yang melalui pusat
bola dengan garis yang menghubungkan titik-titik pada lingkaran besar terhadap titik
zenithnya.

METODOLOGI
Untuk menentukan kedudukan dan pitch adalah, pertama-tama siapkan kertas
kalkir A4, pensil mekanik, mistar, busur 360°, jangka dan Schmidt Net. Buatlah
lingkaran menggunakan jangka untuk menimpe Schmidt Net pada kertas kalkir
ukuran A4. Lalu masukkan arah trend dan kedudukan bidang pada kertas kalkir yang
telah ditentukan menggunakan metode yang telah di ajarkan. Setelah menentukan
arah, utarakan arah dari kedudukan bidang lalu hitunglah dari arah timur. Setelah
menentukan dari arah timur selanjutnya buatlah garis yang mengikutigaris dari
Schmidt Net dan tarik garis lurus dari kedudukan bidang. Setelah itu tarik garis dari
trend ke titik tengah garis kedudukan bidang . Kemudian tentukan semunya dengan
metode yang di ajarkan.
Untuk menentukan semu dan adalah, pertama-tama siapkan kertas kalkir A4,
pensil mekanik, mistar, busur 360°, jangka dan Schmidt Net. Buatlah lingkaran
menggunakan jangkar untuk menimpe Schmidt Net pada kertas kalkir ukuran A4. Lalu
masukkan arah kedudukan bidang pada kertas kalkir yang telah di
tentukanmenggunakan metode yang telah di ajarkan. Setelah menentukan arah,
utarakan arah dari kedudukan bidang lalu hitunglah dari arah timur. Setelah itu
tambahkan 90 derajat pada yang di hitung dari arah timur untukmenentukan .
Selanjutnya buat lah garis yang mengikuti garis dari Schmidt Net pada yang belum
ditambahkan lalu tarik garis lurus pada kedudukan bidang yang di utarakan.
Kemudian tarik garis dari titik arah ke titik tengah dari kedudukan bidang.

Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini membahas soal tentang mencari kedudukan dari data
sesuai dengan soal yang diberikan dan kemudian mengerjakannya pada kertas kalkir,
berikut soal soal yang dikaji;

1. Tentukan plunge, pitch dan titik dengan data trend S 72° W, kedudukan
bidang S 56° W /36°.

Gambar 1. Hasil pengerjaan soal satu


Hasil dari soal di atas adalah kedudukannya plunge yaitu 120, pitch adalah
160 dan titik adalah 1260

2. Tentukan kedudukan bidang dan pitch pada arah N 285º E / 340 dan N 780 E /
340

Gambar 2. Hasil pengerjaan soal dua


Hasil dari soal di atas adalah kedudukannya yaitu 920/100 dan pitchnya yaitu 130
dan 140

Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
3.
STRUKTUR
Tentukan kedudukan bidang dan pitch pada arah N 305° E/ 26° dan N 55°
E/ 45°.

Gambar 3. Hasil pengerjaan soal tiga


Hasil dari soal di atas yaitu kedudukannya adalah 760 dan pitchnya adalah 490 dan
220

4. Tentukan kedudukan dua bidang dari data kedudukan semu, N 25° E / 550 dan
N 35° E / 55°.

Gambar 4. Hasil pengerjaan soal empat

Hasil dari soal di atas yaitu kedudukab bidangnya adalah N 1160 E / 540.

KESIMPULAN
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proyeksi stereografi
merupakan metode grafis yang digunakan. Kami dapat menggunakan mengunakan
proyeksi stereografis dalam analisis deskriptif problema struktur geologi dengan
menggunakan Schmidt Net dan Wulff Net, yang di gambarkan pada kertas kalkir A4.

Proyeksi Streografis -
LABORATORIUM
GEOLOGI
Kami dapat
STRUKTUR
memahami pengunaan Wulff Net dan Scmidht Net dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi yang mana. Bidang-bidang yang berjarak sama
(misal 10°) akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal
angle adalah Wulff Net. Schmidt Net merupakan proyeksi titik-titik pada permukaan
bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan
digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama.

Proyeksi Streografis -
2.3. PROBLEMA TIGA TITIK DAN
POLA PENYEBARAN
SINGKAPAN

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL PRAKTIKUM
PROBLEMA TIGA TITIK DAN POLA PENYEBARAN
SINGKAPAN

SAHID
09320210054

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Problema Tiga Titik Dan Pola Penyebaran Singkapan

Sahid1, Deksarina, S.T.2, Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: sahidaliksan73@gmail.com

SARI

Pada geologi struktur ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi)
seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup ( thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam
suatu unit tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder.
Tujuan dari praktikum yaitu dapat memahami definisi problema tiga titik ( three-point
problem), pola penyebaran singkapan, menentukan kedudukan bidang dari tiga titik
yang diketahui posisi dan ketinggiannya yang terletak pada bidang rata yang sama, dan
menentukan penyebaran dari singkapan yang telah diketahui kedudukannya dari satu
titik. Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. kegiatan ini
seperti memetakan suatu singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model
yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang. Jadi
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa probema tiga titik merupakan Pola
penyebaran singkapan adalah hubungan antara kedudukan lapisan batuan tersebut
dengan kontur topografinya. Salah satu cara memetakan suatu singkapan menjadi
sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah
bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. Berdasarkan problem set
yang kedua pada nomor 1 telah didapatkan hasil kedudukan adalah N 192˚ E/ 7˚ dan
pada nomor 2 telah didapatkan hasil kedudukannya adalah N 190˚ E/ 8˚.

Kata kunci: problema tiga titik, pola penyebaran singkapan, kedudukan.

PENDAHULUAN

Secara umum geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal
bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi) seperti
antiklin-antiklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi dan lainnya dalam suatu unit
tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder. Struktur
primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan, misalnya struktur
sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi
pada batuan metamorf.
Struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan.
Contoh struktur sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan. Bagian terbesar dari geologi
struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini. Informasi-informasi geologi
permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan (deskripsi)
singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh
batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi
(pengikisan) lapisan tanah penutupnya.
Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. Bumi terdiri atas
berbagai komponen penyusun, baik itu komponen paling luar yang disebut kerak bumi
yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kedudukan batuan-batuan tersebut pada
setiap tempat tidak sama tergantung kekuatan tektonik yang mempengaruhinya.
Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi suatu daerah serta dari
fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut,
baik berupa penyebaran batuan (litologi), penyebaran struktur serta bentuk
morfologinya (Audah, Taufik Toha & Sudarmono, 2017).

TINJAUAN PUSTAKA

Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur searah dengan dipnya. kegiatan ini
seperti memetakan suatu singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model
yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang.
Kegiatan ini seperti memetakan suatu singkapan-singkapan yang terbentuk hingga
menjadi suatu model yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah
membentuk ruang.
Seringkali singkapan yang ada di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi
tertutupi soil yang tebal dan vegetasi yang lebat sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan singkapan yang segar. Namun dari minimal tiga singkapan perlapisan
batuan yang berbeda lokasi dan ketinggian dapat dicari kedudukan perlapisan batuan
sesungguhnya. Metode ini dikenal dengan metode problema tiga titik. Selain dari data
singkapan, metode ini juga dapat digunakan untuk mencari kedudukan lapisan batuan
dengan menggunakan data lubang bor. Kedudukan suatu singkapan umumnya terdapat
di bawah permukaan bumi. Sehingga untuk mengetahui kedudukan dari suatu
singkapan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metoda pengukuran tiga
titik. Permukaan bumi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari dalam
penguasan ilmu geologi, karena ekspresi topografi terkadang dapat menunjukkan

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
keadaan geologi
STRUKTUR
baik struktur maupun geologinya. Penyebaran batuan singkapan
batuan dapat diperkirakan dari hubungan antara kedudukan lapisan batuan tersebut
dengan topografinya.

Gambar 1. Ilustrasi Tiga Titik (Prasetyadi C, 2016).


Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pengumpulkan data-data hasil
survei lapangan berdasarkan analisis geologi pada analisa permukaan dimana
menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta yang dapat memeberikan gambaran
berupa peta tentang susunan perlapisan batuan pada suatu daerah. Selain itu biasanya
peta geologi juga memuat suatu bentuk perubahan permukaan lapisan batuan akibat
adanya gejala struktur yang terjadi dan pola-pola penyebaran batuan akibat struktur
atau biasa disebut zona mineralisasi.

Gambar 2. Hasil Pemodelan Geologi (Prasetyadi C, 2016).


Hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi ketelitian dari peta geologi.
Pengamatan lapangan tentu merupakan faktor utama dari ketelitian tersebut.
Kesalahan pengamatan di lapangan tentu akan menghasilkan output yang salah pula
sedangkan skala jika semakin kecil maka informasi yang digambarkan pada peta akan
semakin mendetail. Dalam metode tiga titik sebaran batuan yang berada dibawah

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
permukaan digambarkan seperti penggambaran metode topografi permukaan namun
pada sebaran garis kontur strukturnya ditarik secara linear yang menandakaan adanya
kontur yang rata-rata namun memiliki kemiringan. Garis cropline dari batas sebaran
akan didapatkan ketika elevasi kontur struktur bertemu dengan garis topografi dengan
elevasi yang sama. Peta topografi merupakan salah satu jenis peta yang mempunyai ciri
khusus yang ditandai dengan skala besar dan juga detail. Peta topografi biasanya
menggunakan garis kontur dalam pemetaan moderen. Peta topografi ini pada
umumnya terdiri atas dua atau lebih peta yang kemudian digabung untuk membentuk
suatu keseluruhan peta. Garis kontur sendiri merupakan komponen peta yang tidak
lepas dari peta topografi. Garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis
yang saling berhubungan namun tidak saling berpotongan. Ini merupakan titik elevasi
pada peta topografi.
1. Karakteristik Peta Topografi
Peta topografi merupakan peta khusus yang tidak memberikan banyak
informasi. Infromasi yang disampaikan oleh peta topografi adalah hanya sebatas
kenampakan alam atau tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi saja. Setiap jenis
peta memiliki ciri khusus yang mencerminkan karakteristik dari peta tersebut. Ciri
khusus atau karakteristik peta ini tentu saja berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Demikian halnya dengan peta topografi ini. Peta topografi ini merupakan peta
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Tidak berwarna-warni
Apabila kita melihat peta-peta umum, yang sering kita lihat adalah peta yang
berwarna hijau dan diselingi warna kuning maupun coklat. Peta tersebut
merupakan jenis peta umum yang menggambarkan suatu wilayah atau peta
Chorografi. Namun tidak demikian dengan peta topografi. Peta topografi
merupakan peta yang tidak kaya warna. Peta topografi merupakan peta yang
memiliki warna sangat sedikit, justru biasanya hanya warna putih dan kuning
dengan garis-garis yang tercetak jelas. Peta topografi mempunyai warna yang
tidak banyak karena kebutuhan informasi yang dia berikan. Informasi pokok
yang diberikan oleh peta topografi ini sebatas kontur tanah sehingga garis-garis
kontur harus tercetak jelas supaya pembaca dapat memahami isi dari peta
tersebut.
b. Menggunakan skala besar dan disajikan secara detail.
Salah satu ciri khusus yang dimiliki oleh peta topografi adalah penggunaan
skala besar. Skala merupakan perbandingan ukuran antara yang ada di gambar
dengan keadaan sebenarnya. Semakin kecil skala maka informasi yang
disampaikan semakin tidak mendetail. Sebaliknya apabila skala peta tersebut
besar, maka informasi yang disampaikan yang disampaikan akan semakin

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
detail dan juga akurat. Hal ini berarti gambar peta yang tersaji semakin besar
pula. Nah, peta topografi merupakan peta yang menggunakan skala besar.
Mengapa peta topografi menggunakan skala besar? Hal ini karena kebutuhan
informasi yang disampaikan. Peta topografi menginformasikan mengenai
kontur tanah sehingga harus digambar secara teliti supaya kita mengetahui
dengan jelas keadaan topografi tanah yang sesungguhnya.
c. Menggunakan garis-garis kontur.
Peta topografi meiliki ciri khusus yang barangkali tidak dimiliki oleh jenis peta
lainnya. Ciri khusus ini adalah adanya garis-garis halus namun tegas di dalam
peta tersebut. Garis- garis tersebut merupakan garis kontur. Garis kontur ini
jumlahnya ada banyak dan memenuhi peta. Garis kontur merupakan kombinasi
dari dua segmen garis yang saling berhubungan namun tidak saling
berpotongan. Ini merupakan titik elevasi pada peta topografi supaya kita
mengetahui dengan jelas keadaan pada wilayah yang dimaksud.
Menyajikan informasi mengenai keadaan tinggi rendahnya permukaan bumi
atau kontur tanah. Karakteristik dari peta topografi yang selanjutnya adalah
menjelaskan mengenai kontur tanah atau keadaan tanah yang ada di suatu wilayah,
termasuk tinggi rendahnya jenis tanah yang ada di suatu wilayah. Hal ini akan sangat
berguna bagi peruntukkannya. Itulah beberapa karakteristik dari peta topografi yang
sering kita temukan di badan-badan atau lembaga tertentu. Karakteristik dari peta
topografi tersebut ada di dalam peta topografi yang merupakan peta khusus dan belum
tentu akan kita temukan di peta lain.
Peta khusus memiliki fungsi yang khusus pula. Peta topografi memiliki fungsi
memberikan informasi mengenai kontur tanah di suatu wilayah. Peta topografi
berisikan garis- garis kontur yang akan memberikan informasi mengenai kontur tanah.
Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan
juga jarak seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi ini
tidak digunakan oleh masyarakat umum namun digunakan oleh lembaga tertentu.
(Vanadia, 2017).
Bumi terdiri atas berbagai komponen penyusun, baik itu komponen paling luar
yang disebut kerak bumi yang tersusun oleh berbagai lapisan batuan. Kedudukan
batuan-batuan tersebut pada setiap tempat tidak sama tergantung kekuatan tektonik
yang mempengaruhinya. Gaya-gaya yang bekerja menyebabkan batuan terangkat dan
terlipat serta jika terkena pelapukan dan erosi, maka batuan akan tersingkap di
permukaan bumi. Analisa singkapan batuan mampu menjelaskan keadaan geologi
suatu daerah serta dari fungsi itu dapat dibuat peta yang menggambarkan keadaan
geologi daerah tersebut, baik berupa penyebaran batuan (litologi), penyebaran
struktur serta bentuk morfologinya.

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Peta semacam itu disebut dengan peta geologi. Karena adanya kedudukan yang
tidak sama dari berbagai batuan dan bentuk relief permukaan bumi, maka bentuk
penyebaran serta struktur batuan yang tergambar dalam peta akan menciptakan pola
tertentu.
Bentuk penyebaran batuan tersebut dikenal dengan pola singkapan. Besar dan
bentuk dari pola peyebaran atau singkapan tergantung dari beberapa hal, yaitu :
1. Tebal lapisan
Dalam hal ini suatu singkapan dengan tebal yang berbeda walaupun pada
kemiringan yang sama, tetapi keadaan topografi besar dan lebar pada peta
singkapan akan berbeda.
2. Topografi/ morfologi
Tebal kemiringan suatu lapisan pada suatu peta topografi menggambarkan
suatu peta singkapan batuan yang relatif besar, sedangkan peta morfologi
adalah kenampakan pada pemukaan kulit bumi yang relatif memperlihatkan
bentuk ketidakselarasan secara vertikal baik dalam ukuran besar maupun
ukuran yang sangat kecil dari permukaan litosfer.
3. Besar kemiringan lapisan
Lapisan yang tebalnya sama dengan topografi, tetapi bila suatu kemiringan
yang tebalnya berbeda dimana arah kemiringan suatu lapisan batuan.
4. Bentuk struktur lipatan
Struktur lipatan akan membentuk pola singkapan yang sangat berlainan, untuk
lipatan yang menunjam terdiri dari sinklin dan antiklin akan membentuk pola
zig-zag serta mempunyai ekspresi topografi punggung.
Bila setiap singkapan batuan yang sama dihubungkan dengan yang lain, dan
batas satuan digambarkan pada peta topografi maka akan terlihat suatu bentuk
penyebaran batuan. Bentuk penyebaran tersebut dikenal dengan pola singkapan.
Hubungan antara kedudukan lapisan batuan, penyebaran singkapan dan topografi
dirumuskan dalam suatu aturan tertentu yang lebih dikenal dengan hukum V. Pola
penyebaran singkapan dapat digambarkan dalam peta topografi apabila :
a. Diketahui letak titik singkapan pada peta topografi;
b. Diketahui jurus dan kemiringan batuan;
c. Ada peta topografi (garis tinggi);
d. Singkapan dengan jurus dan kemiringan yang tetap, atau dengan kata
lain belum terganggu struktur patahan atau lipatan.
Pola penyebaran singkapan batuan dipengaruhi oleh kemiringan lapisan batuan
dan topografi daerah. Hubungan antara kemiringan aliran batuan dan topografi daerah
dirumuskan dengan Hukum “V”. Ada beberapa macam pola penyebaran singkapan :
1. Bidang horizontal. Pola penyebaran singkapan seluruhnya mengikuti pola garis

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
kontur. Pola singkapan membentuk “V” dengan ujung ke arah hulu.
2. Bidang miring ke arah hulu. Pola penyebaran singkapan membentuk “V”
dengan ujung ke arah hulu. Makin besar kemiringan bidang, pola “V” makin
membuka.
3. Bidang vertikal. Pola penyebaran singkapan tidak membentuk “V‟, tetapi garis
lurus yang sejajar dengan jurus lapisan dan memotong lembah.
4. Bidang miring ke arah hilir
a. Kemiringan bidang lebih besar daripada gradien lembah. Pola penyebaran
singkapan membentuk “V” dengan ujung ke arah hilir.
b. Kemiringan bidang sama dengan gradien lembah pola penyebaran
singkapan tidak memotong lembah dan tidak ada “V”.
c. Kemiringan bidang lebih kecil dari pada gradien lembah pola penyebaran.
Pola penyebaran singkapan batuan berdasarkan topografi dan kemiringan
lapisan batuan (hukum V) seperti lapisan horisontal, lapisan miring ke arah hulu
lembah, lapisan tegak, lapisan miring ke arah hilir lembah, lapisan dan lembah
memiliki kemiringan yang sama, lapisan miring ke arah hilir lembah dengan sudut
yang lebih kecil dari pada kemiringan lembah (kemiringan lapisan kemiringan
lembah).
Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan
penyebaran suatu singkapan batuan :
1. Lapisan yang memiliki kedudukan horizontal akan mempunyai kontak yang
konstan terhadap ketinggian. Kontak akan tepat dengan atau paralel terhadap
kontur topografi.
2. Tetapi ketika lapisan memiliki kedudukan vertical, kontak akan memotonng
topografi secara tegas dan lurus tanpa mengkuti kontur topografi.
3. Lapisan dengan kemiringan yang kecil akan membentuk kontak batuan yang
agak mengikuti kontur topografi,sedangkan lapisan dengan kemiringan yang
besar akan kurang mengikuti kontur topografi.
Kontak akan membentuk huruf V apabila kontak memotong pegunungan atau
lembah. Kontak yang membentuk huruf V akan mengarah ke downlip dimana kontak
itu memotong lembah.
Pemataan geologi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data-data hasil
survey lapangan berdasarkan analisis geologi pada analisa geologi pada analisa
permukaan dimana menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta yang dapat
memberikan gambaran berupa peta tentang susunan perlapisan batuan pada suatu
daerah. Selain itu biasanya peta geologi juga memuat suatu bentuk perubahan
permukaan lapisan batuan akibat adanya gejala struktur yang terjadi dan
menggambarkannya pula dalam peta kedalam bentuk lapisan yang terpotong,tergeser,

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
atau dengan lambing adanya pergerakan. Yang terpenting data dalam peta geologi juga

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
memuat pola-pola penyebaran batuan akibat struktur atau biasa disebut dengan zona
mineralisasi.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi ketelitian dari suatu peta
geologi. Ketelitian peta geologi tergantung pada beberapa aspek diantaranya :
1. Kelitian pengamatan lapangan
2. Penggunaan skala
Hal-hal tersebut diatas sangat memengaruhi ketelitian dari peta geologi.
Pengamatan lapangan tentu merupakan faktor utama dari ketelitian tersbut.
Kesalahan pengamatan dilapangan tentu akan menghasilkan output yang salah pula.
Sedangkan skala jika semakin kecil maka informasi yang digambarkan pada peta akan
seemakin mendetail. Dalam metode tiga titik sebaran baatuan yang berada dibawah
permukaan digambarkan seperti penggambaran metode topografi permukaan namun
pada sebaran garis kontur strukturnya ditarik secara linear yang menandakan keadaan
kontur yang rata namun memiliki kemiringan. Garis cropline dari batas sebaran akan
didapatkan ketika elevasi kontur struktur bertemu dengan garis topografi dengan
elevasi yang sama.
Dalam pengerjaan peta serta pendataan yang diambil saat dilakukan kegiatan
pemetaan geologi akan menentukan ketelitian dari hasil kegiatan tersebut. Skala peta
tersebut mewakili identitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh. Tingkat
ketelitian pada peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang
dilakukan. Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan)
dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan
posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali kompas.
Namun pada tahapan eksplorasi lanjut sampai dengan detail, pengamatan
singkapan dapat diperjelas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji
sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger, Sedangkan penentuan posisi
dilakukan dengan menggunnakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane
table atau dengan theodolite. Untuk mengetahui sebaran batuan disuatu daerah
tentunya kita dapat menggunakan peta geologi. Peta geologi dibuat berdasarkan
pemetaan secara langsung dengan batuan data hasil survei ke lapangan.
Pemetaan geologi dalam definisi adalah suatu kegiatan mencari data mengenai
informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan
berupa peta geologi yang dapat memberikkan gambaran mengenai penyebaran dan
susunan batuannya atau (lapisan batuan). Serta memuat informasi gejala-gejala
struktur yang mungkin memengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.
Dalam pengerjaannya peta serta pendaftaran yang diambil saat dilakukan kegiatan
pemetaan geologi akan menentukan ketelitian dari hasil kegiatan tersebut. skala peta
tersebut mewakili intensitas dan ketapan data singkapan yang ada. Tingkat ketelitian

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
peta
STRUKTUR

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahapan
eksplorasi awal, pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan
Kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil dari suatu singkapan pada tiga titik pengamatan. Pada lokasi B yang
berjarak 650 m dari titik A dengan arah N 250 0 E dan lokasi C yang berjarak 800
m dari lokasi A dengan arah N 150 0 E. Ketinggian titik A = 299 m, titik B = 399 m,
dan titik C = 249 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur = 15).

Gambar 3. Hasil Pengerjaan Soal Satu. ( Dokumentasi 2022 )

Langkah pertama, kita membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu lalu
utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan. Kemudian gambar dari jarak A ke B dengan
arah N 250°E sebesar 6,5 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 8 cm dengan
arah N 150°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A.Setelah ditemukan
titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 11 cm. Selanjutnya
untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B totalnya dan
juga interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui B totalnya
yaitu titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari D
totalnya yaitu berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara
melihat hasil perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu
dengan cara mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu
tariklah garis. Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu
dan didapatkan hasil 0,1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik
tertinggi didapatkan 9°. Kemudian untuk mengetahui strike nya utarakan sebenarnya
lihatlah berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkanlah hasil yaitu kedudukan
N 360˚ E/ 6o.

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
2.
STRUKTUR
Pada suatu daerah ditemukan suatu lapisan batu pasir yang tersingkap pada tiga
titik pengamatan. Pada lokasi B yang berjarak 750 m dari titik A dengan arah N 40 0 E
dan lokasi C yang berjarak 600 m dari lokasi A dengan arah N 130 0E. Ketinggian titik
A = 265 m, titik B = 370m, dan titik C = 240 m, dengan skala 1 : 10.000 (Interval Kontur
= 15).

Gambar 4. Hasil Pengerjaan Soal Dua. (Dokumentasi 2022)

Langkah pertama, mula-mula membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu lalu
utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan yaitu, 360°. Kemudian gambar dari jarak A ke
B dengan arah N 40°E sebesar 7.5 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 6 cm
dengan arah N 130°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A. Setelah
ditemukan titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 9,5 cm.
Selanjutnya untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B
totalnya dan juga interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui
B totalnya yaitu titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari
D totalnya yaitu berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara
melihat hasil perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu
dengan cara mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu
tariklah garis. Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu
dan didapatkan hasil 0,1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik
tertinggi didapatkan 10°. Kemudian untuk mengetahui strikenya utarakan sebenarnya
lihatlah berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkan hasil kedudukannya yaitu
N 107°/102.

1. Hasil dari sebuah lapisan batubara yang tersingkap pada tiga titik pengamatan
dengan lokasi B yang berjarak 450 m dari titik A dengan arah N 80o E dan

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
lokasi C yang berjarak 630 m dari lokasi A dengan arah N 300 0E. Ketinggian
titik A = 315m, titik B = 400 m, dan titik C = 242m, dengan skala 1 : 10.000
(Interval Kontur = 15).

Gambar 5. Hasil pengerjaan soal 3. (Dokumentasi 2022)

Langkah pertama, mula-mula membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu
lalu utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan yaitu, 360°. Kemudian gambar dari jarak A ke
B dengan arah N 80°E sebesar 4,5 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 6,3
cm dengan arah N 300°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A. Setelah
ditemukan titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 10,2 cm.
Selanjutnya untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B
totalnya dan juga interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui
B totalnya yaitu titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari
D totalnya yaitu berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara
melihat hasil perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu
dengan cara mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu
tariklah garis. Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu
dan didapatkan hasil 0,1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik
tertinggi didapatkan 7°. Kemudian untuk mengetahui strikenya utarakan sebenarnya
lihatlah berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkan hasil kedudukannya yaitu
N 119˚ E/ 11°.

2. Diketahui sebuah jarak dari A-B adalah 250 M dan memiliki arah N 200° E,
kemudian jarak dari A-C 400 M dan memiliki arah N 170° E, ketinggian dari
titik A adalah 245 M, titik B adalah 385 M, dan titik C adalah 268 M. kemudian
memiliki skala 1:10.000 dengan interval kontur nya 15.

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR

Gambar 6. Hasil pengerjaan soal 4. (Dokumentasi 2022)

Langkah pertama, mula-mula membuat titik pada kertas grafik terlebih dahulu
lalu utarakan kertas yang akan digunakan. Letakkan busur pada titik yang telah
ditentukan sebelumnya dan diutarakan. Kemudian gambar dari jarak A ke B dengan
arah N 200°E sebesar 5,2 cm. Selanjutnya, tentukan jarak A ke C sebesar 4 cm dengan
arah N 170°E dengan mengutarakan kembali busur pada titik A. Setelah ditemukan
titik C, ukur jarak dari titik B ke C dengan menarik garis sebesar 2,7 cm. Selanjutnya
untuk mengetahui interval kontur, terlebih dahulu harus diketahui B totalnya dan juga
interval konturnya. Interval kontur sebesar 15 dan untuk mengetahui B totalnya yaitu
titik tertinggi A dikurangi titik terendah B, sedangkan untuk mencari D totalnya yaitu
berapa jarak A ke B. Setelah itu lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
tertentu, kemudian kita menentukan garis kontur dengan cara melihat hasil
perhitungan tadi. Selanjutnya untuk menentukan kedudukan yaitu dengan cara
mencari titik tertinggi dan tentukan 90° dan 180° nya kemudian itu tariklah garis.
Setelah itu, untuk mencari dipnya kita menggunakan rumus tertentu dan didapatkan
hasil 0.1 cm ditentukan dari dip direction dan tariklah garis dari titik tertinggi
didapatkan 10°. Kemudian untuk mengetahui strikenya utarakan sebenarnya lihatlah
berapa besar sudut yang terbentuk dan didapatkan hasil kedudukan bidangnya yaitu N
3580 E/100.

KESIMPULAN

Dalam praktikum kali ini kita sudah dapat menyimpulkan bahwa problema tiga
titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan menjadi sebaran
berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah bidang
lapisan atau mengikuti searah dengan dipnya. Kegiatan ini seperti memetakan suatu
singkapan yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model yang dapat diambil dan

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang. kegiatan ini seperti memetakan
suatu singkapan singkaan yang terbentukhingga menjadi suat model yang dapat
diambil dan dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang.

Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan -


2.4 KETEBALAN DAN KEDALAMAN

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL PRAKTIKUM
KETEBALAN DAN KEDALAMAN

SAHID
09320210054

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Ketebalan dan Kedalaman

Sahid1, Rachmat Adidaya2, Muhammad Ikhlasul Amal Nur , S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: sahidaliksan73@gmail.com

SARI

Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bangun ruang tubuh
batuan yang dihasilkan oleh proses deformasi. Pergerakan yang mempengaruhi tubuh
batuan padat dihasilkan dari tenaga endogen (asal dalam Bumi). Pada praktikum kali
ini adapun tujuannya yaitu memahami definisi dari ketebalan dan kedalaman,
memahami prinsip pengukuran ketebalan dan kedalaman secara langsung maupun
tidak langsung serta memahami pengukuran ketebalan dan kedalaman secara grafis
maupun matematis. Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang
merupakan lapisan batuan. Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu
(umumnya permukaan bumi) kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu mistar 30 cm, busur
360°, kalkulator ilmiah, kertas grafik A4 dan A3, alat tulis , palmer aligment diagram
dan Mertie aligment diagram untuk pengukuran ketebalan dan kedalaman. Adapun
hasil pembahasan dari soal pertama, berlawanan dengan lereng dengan ketebalan
batuan 240 m dan kedalaman batuan 300 m. Pada soal kedua, searah dengan lereng
dengan ketebalan batuan 115 m dan kedalaman 110 m. Pada soal ketiga, gambar 3D
didapatkan ketebalan dari lapisan batuan adalah 275 m dan kedalaman 280 m. Dapat
disimpulkan bahwa ketebalan dan kedalaman dapat diukur dengan cara langsung dan
tidak langsung serta seperti dengan cara matematis dan grafis. Dan kedalaman kita
dapat mengetahui jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau permukaan air laut ke
arah bawah suatu titik, garis atau bidang tertentu.

Kata Kunci: Geologi; Struktur; Ketebalan; Kedalaman; Jarak.

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bangun ruang
tubuh batuan yang dihasilkan oleh proses deformasi. Pergerakan yang mempengaruhi
tubuh batuan padat dihasilkan dari tenaga endogen (asal dalam Bumi). Struktur
geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu daerah sebagai
akibat dari terjadinya perubahanperubahan pada batuan oleh proses tektonik atau
proses lainnya. Struktur geologi (makro) yang penting untuk diketahui antara lain
bidang perlapisan, sistem sesar, sistem perlipatan, sistem kekar dan bidang
ketidakselarasan. Dalam tahapan eksplorasi, kita perlu mengetahui sumberdaya
cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi
dan menemukan gambaran geologi.

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang
merupakan batas antara dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suatu
ketinggian tertentu terhadap suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu titik,
garis atau bidang. Ketebalan dan kedalaman dapat diukur dengan cara langsung dan
tidak langsung serta seperti dengan cara matematis dan grafis. Jadi ketebalan kita
dapat mengetahui dapat diukur baik secara langsung ataupun tidak langsung cara
langsung dapat diaplikasikan jika singkapan batuan atau lapisan horizontal sedangkan
secara tak langsung yang paling sederhana yaitu lapisan sederhana yang tersingkap
pada permukaan horizontal yang lebarnya tegak lurus dengan singkapan tersebut. Dan
kedalaman kita dapat mengetahui jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau
permukaan air laut ke arah bawah suatu titik, garis atau bidang tertentu.
Tujuan dari praktikum ini yaitu dapat memahami definisi dari ketebalan dan
kedalaman, dapat memahami prinsip pengukuran ketebalan baik secara langsung dan
tidak langsung, serta pengukuran kedalaman baik secara langsung dan tidak langsung,
dapat memahami pengukuran ketebalan dan kedalaman secara grafis maupun secara
matematis.

TINJAUAN PUSTAKA

Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan
lapisan batuan. Ketebalan lapisan bisa ditentukan dengan beberapa cara, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara
langsung dilakukan pada daerah yang relatif datar dengan kedudukan perlapisan
hampir tegak, atau pada tebing terjal dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata
lain pengukuran ketebalan secara langsung diterapkan bila topografi tegak lurus
dengan kemiringan batuan. Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak
langsung dilakukan pada kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara
langsung sulit dilaksanakan. Secara umum, pengukuran-pengukuran ketebalan dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu:
b. Pengukuran Langsung
Ketebalan lapisan dapat diukur secara langsung dilapangan dengan kondisi
yang khusus misalnya lapisan horizontal yang tersingkap berada pada tebing vertikal
dan tebing horizontal sedangkan pada topografi yang miring dapat digunakan alat
“Jacob‟s Staff”, yaitu tongkat yang dilengkapi dengan “handlevel‟”, klinometer
atau kompas pada bagian atasnya.
c. Pengukuran Tidak Langsung
Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan
sederhana yang tersingkap pada permukaan yang horizontal, dimana lebar singkapan

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
diukur tegak
STRUKTUR
lurus, yaitu w dengan mengetahui kemiringan lapisan () maka
ketebalannya t = W. Sin  dan apabila pengukuran tidak tegak lurus, maka W = l. Sin α
sehingga ketebalan menjadi t = l. Sin α. Sin (180 – β - ).
Tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara langsung.
Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring,
tersingkap pada permukaan horizontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus
jurus, yaitu W. Dengan mengetahui kemiringan lapisan (δ) maka ketebalannya.
Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan mengatur jarak antara titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan
tegak lurus jurus. Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur. Bisa
juga menghitung ketebalan lapisan dari peta geologi. Beberapa kemungkinan posisi
terhadap lereng dan perhitungan ketebalannya.
Apabila keadaan medan, struktur yang rumit atau ketebalan alat yang dipakai
tidak memungkinkan pengukuran secara langsung, tetapi sebaiknya diusahakan
pengukuran mendekati secara langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling
sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap pada permukaan horisontal, dimana
lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w dengan menggunakan kemiringan
lapisan (δ) maka ketebalannya T = w sin δ. Dengan kata lain pengukuran ketebalan
secara langsung diterapkan bila topografi tegak lurus dengan kemiringan batuan.
Kemungkinan lain dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik, dan ini
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam penerapannya.

Gambar 1 Ketebalan lapisan batuan (Billings, 1977)


Contoh diagram blok di atas menunjukkan perlapisan batupasir (diarsir)
diantara batu serpih (tidak diarsir). t = ketebalan batupasir; d = kedalaman bagian atas
batupasir pada titik a; d' = kedalaman bagian atas batupasir pada titik b; a = dip
perlapisan. Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar
yang merupakan batas antara dua lapisan.
Ketebalan dan Kedalaman -39
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Kedalaman adalah jarak vertikal dari Suatu ketinggian tertentu terhadap
suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu titik, garis atau bidang.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah yang
relatif datar dengan kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing terjal
dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengukuran ketebalan secara
langsung diterapkan bila topografi tegak lurus dengan kemiringan batuan (Azhari,
Maryanto, and Rachmansyah, 2016).
Kemungkinan lain dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik, yang
merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus. Pengukuran ini dilakukan
apabila bentuk lereng tidak teratur bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta
geologi. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu,
misalnya lapisan horisontal yang tersingkap pada tebing vertikal atau lapisan vertikal
yang tersingkap pada topografi datar.
Apabila keadaan medan, struktur yang rumit atau ketebalan alat yang dipakai
tidak memungkinkan pengukuran secara langsung, tetapi sebaiknya diusahakan
pengukuran mendekati secara langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling
sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap pada permukaan horisontal, dimana
lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w dengan menggunakan kemiringan
lapisan (δ) maka ketebalannya T = w sin δ.
Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (I) maka lebar
sebenarnya harus dikoreksi lebih dulu w = I sin β, dimana β adalah sudut antara jurus
dengan arah pengukuran. Ketebalan yang didapat adalah T = I sin β sin δ panjang.
Dengan cara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar singkapan
dilakukan permukaan miring. Dalam hal ini ketebelan merupakan fungsi dari sudut
miring dan sudut lereng. Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan cara mengukur jarak antara titik, yang merupakan
batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Pengukuran ini dilakukan apabila
bentuk lereng tidak teratur. Bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta geologi.
Untuk mengukur ketebalan pada lereng, apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus
digunaka persamaan trigonometri berikut T = I [ sin δ cos σ sin β = sin σ cos δ ].
Dimana: δ = Kemiringan lereng terukur d = Sudut kemiringan lapisan σ = Sudut lereng
terukur β
= Sudut antara jurus dan arah pengukuran.(Priadi et al., 2018)
Fungsi dari sudut miring dan sudut lereng pendekatan lain untuk mengukur
ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara mengukur jarak antara
titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Perhitungan
ketebalan dengan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut. Perhitungan
tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan kemiringan lapisan (dip).

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Perhitungan secara matematis dapat dilakukan pada medan datar, lapisan miring dan
medan berlereng.
1. Medan datar atau lapisan miring
Medan datar, lapisan miring dapat dilakukan dengan pengukuran tegak lurus
terhadap jurus lapisan dan pengukuran menyudut terhadap jurus lapisan.
2. Medan berlereng (sloping)
Untuk medan berlereng, pengukuran dapat dilakukan dengan cara pengukuran
tegak lurus jurus lapisan dan lapisan searah dengan lereng sebesar σ, pengukuran
tegak lurus jurus lapisan dan kemiringan lapisan berlawanan dengan slope,
pengukuran tidak tegak lurus jurus dan dip berlawanan dengan slope dan pengukuran
tidak tegak tegak lurus jurus dan dip searah dengan slope.
Perhitungan ketebalan secara grafis menggunakan alignment diagram. Diagram
ini digunakan bila pengukuran lebar singkapan tegak lurus jurus lapisan dan
pengukuran pada medan yang datar. Diagram ini dapat juga digunakan untuk mencari
kemiringan lapisan, bila lebar singkapan dan ketebalan diketahui.
Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan
bumi) kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang. Menghitung ketebalan
lapisan ada beberapa cara, diantaranya:
a. Menghitung secara matematis.
b. Alignment diagram.
c. Secara grafis.
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah
kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu.
Pada permukaan horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus: D =
m tag δ Dimana: M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu δ = ketinggian
lapisan Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai adalah
kemiringan semu D = m [sin σ = cos σ tan δ] m = jarak σ = kemiringan lereng δ =
kemiringan lapisan jarak vertikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah
bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang. Pada permukaan horizontal, kedalaman
lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus d = m Tan .
Cara pengukuran kedalaman:
1. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada
medan datar atau topografi tidak berelief.
2. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada
medan atau topografi dengan slope.
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah
kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik
tertentu. Adapun bagian-bagian kedalaman yaitu:

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
1.
STRUKTUR
Spatial Depth (Kedalaman Ruang)
Pada kondisi tertentu, seluruh komponen dalam foto diharapkan untuk nampak
tajam, karenanya kedalaman ruang akan dibuat besar. Pada kondisi yang lain,
kedalaman ruang yang lebih kecil menjadi efektif untuk penekanan subyek foto grafik
pada latar depan (foreground) atau latar belakang (background).
Pada sinematografi, kedalaman ruang yang besar sering disebut deep focus dan
kedalaman ruang yang kecil disebut shallow focus. Perubahan kedalaman ruang
dipengaruhi oleh tiga faktor: Jarak fokus (focus distance) dari kamera, lebar ruang
tajam berbanding lurus dengan kuadrat jarak objek. Jika kita mengubah jarak antara
kamera dengan objek sebesar 3x (lebih jauh dengan menggeser kamera mundur dari
posisi semula) maka lebar ruang tajam akan menjadi 9x lebar semula. Dengan kriteria
lingkaran gamang (circle of confusion). kedalaman ruang akan berkisar antara
setengah dari jarak hiperfokal hingga tak berhingga, dan merupakan kedalaman ruang
terbesar untuk sebuah nilai bukaan. Bukaan ( f-number) dari rana, lebar ruang tajam
berbanding lurus dengan rana.
Contoh: jika rana dinaikkan 2 stop dari f/8 ke f/16, maka lebar ruang tajam akan
menjadi 2x lebar semula. Panjang Fokus (focal length) dari lensa yang digunakan,
lebar ruang tajam berbanding terbalik dari kuadrat panjang fokus. Dengan kata lain,
lebar ruang tajam akan menjadi 4x lebar semula jika kita mengubah lensa dari 100 mm
ke 50 mm (panjang fokus lensa setengah dari semula).
Besar format (format size) bidang fokal, dengan subyek pada jarak moderat,
kedalaman ruang ditentukan oleh pembesaran (magnification ratio) subyek dan
bukaan rana (f-number). Pada bukaan tertentu, penambahan pembesaran, baik dengan
bergerak mendekati subyek maupun dengan penggunaan lensa dengan panjang fokus
yang lebih besar, akan menurunkan kedalaman ruang; sebaliknya menurunkan
pembesaran akan membesarkan kedalaman ruang. Pada pembesaran tertentu,
menaikkan nilai bukaan (mengecilkan diameter rana) akan membesarkan kedalaman
ruang; menurunkan nilai bukaan akan membesarkan kedalaman ruang. Sebuah foto
dibuat dengan dua besar format yang berbeda pada bukaan dan lensa yang
memberikan sudut pandang yang sama, besar format yang lebih kecil akan
memberikan kedalaman ruang yang lebih besar. Ketika sebuah foto dibuat dengan dua
besar format yang berbeda pada bukaan, panjang fokus lensa dan jarak fokus (focal
distance), jarak antara subyek dengan bidang fokal) yang sama, besar format yang
lebih kecil akan menghasilkan kedalaman ruang yang lebih dangkal.
2. Focus Depth (Kedalaman fokus)
Focus Depth (Kedalaman fokus) adalah suatu istilah optika yang mengukur
toleransi ketajaman ( sharpness) subyek foto grafik terhadap pergeseran bidang fokal
(focal plane) yang berkaitan dengan lensa. Kedalaman fokus terkadang disebut

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
jugalens-to-film tolerance. Walaupun frasa kedalaman fokus dahulu, dan sampai
sekarang masih digunakan untuk menjelaskan kedalaman ruang, pada era modern
kedalaman fokus digunakan sebagai ukuran pergeseran ( displacement) bidang fokal
dengan mempertahankan ketajaman fokus subyek pada bidang fokusnya. Pada kamera
format kecil, kecilnya jarak antara lingkaran gamang ( circle of confusion) berakibat
pada kecilnya kedalaman fokus. Pada kamera sinematografi, montase lensa yang
berbeda mempunyai ukuran flange focal depth untuk kalibrasi lensa.
3. Dimensi Kedalaman
Pada kondisi tertentu, seluruh komponen dalam foto diharapkan untuk nampak
tajam, karenanya kedalaman ruang akan dibuat besar. Pada kondisi yang lain,
kedalaman ruang yang lebih kecil menjadi efektif untuk penekanan subyek fotografi
pada latar depan (foreground) atau latar belakang (background). Pada sinematografi,
kedalaman ruang yang besar sering disebut deep focus dan kedalaman ruang yang
kecil disebut shallow focus. Perubahan kedalaman ruang dipengaruhi oleh tiga faktor:
Jarak fokus (focus distance) dari kamera, lebar ruang tajam berbanding lurus dengan
kuadrat jarak objek. Jika kita mengubah jarak antara kamera dengan objek.(Widagdo,
Pramumijoyo dan Harijoko, 2020)
Ada tiga macam perlapisan batuan di lapangan yang dapat diukur ketebalan
dan kedalamannya, yaitu:
1. Perlapisan horizontal, yaitu bentuk perlapisan batuan yang sejajar atau
mendatar dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
2. Perlapisan vertikal, yaitu bentuk perlapisan yang tegak lurus dari atas ke
bawah atau sebaliknya membentuk garis tegak lurus dengan permukaan bumi
(sudut 90) garis horizontal atau bidang datar.
3. Perlapisan miring (tilted), yaitu bentuk perlapisan batuan yang miring, tidak
lagi mendatar.
Analisis geometri akuifer atau lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan
air dalam jumlah yang ekonomis. Contohnya pasir, kerikil, batu pasir dan betugamping
rekahan juga melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan. Jadi, jelaslah bahwa
sangat bermanfaat karena mempelajari bumi berarti mempelajari segala yang ada di
dalamnya dan itu berhubungan langsung dengan ketebalan dan kedalaman.
Adapun unsur-unsur yang dapat kita jumpai di lapangan dan dapat dipakai
sebagai data dari suatu perhitungan, yaitu:
a. Lebar Singkapan (S)
b. Kedudukan dan Kemiringan Lapisan batuan (dip)
c. Besar sudut lintasan terhadap arah dari suatu jurus lapisan
d. Besar sudut kemiringan lereng atau slope (Sitorus, Purwanto dan Utama,
2017)

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita mencari Ketebalan dan Kedalaman dari suatu lapisan
dan mengerjakannya dalam kertas grafik A3 dan A4, berikut soal-soal yang dikaji:
1. Diketahui Suatu Kedudukan yang berlawanan lerang dengan arah N 19º E/29º.
Dengan Slope 72º. Dengan jarak tebal semu 250 m dan jarak lapangan 259 m.
Dengan Skala perbandingan 1 : 4000. Ditanyakan Ketebalan dan Kedalaman ?

Gambar 2. Hasil Problem Set 1 (Dokumentasi, 2022).


Dari percobaan ini didapatkan hasil ketebalan 240 m dan kedalaman 300 m.
Pertama-tama kita menentukan titik tengah dan membuat garis vertikal dan
horizontal masing-masing 2 cm. Kemudian, menentukan garis slope 72⁰
menggunakan busur derajat yang diukur dari arah east sepanjang 7 cm yaitu
nilai dari tebal semu. Setelah itu membuat garis vertikal dan horizontal masing-
masing 2 cm pada titik bantu. Kemudian, menentukan dip 29º pada titik awal.
2. Diketahui suatu kedudukan searah lereng dengan arah N 31 º E/33º dengan
Slope 58º. Dan diketahui jarak tebal semu dengan Panjang 229 m dan arak
Lapangan sepanjang 329 m. Dengan perbandingan skala 1 : 5000. Ditanyakan
Ketebalan dan Kedalaman ?

Gambar 3. Hasil Problem Set 2 (Dokumentasi, 2022).

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Dari percobaan ini didapatkan hasil ketebalan 115 m dan kedalaman 110 m.
Pertama-tama kita menentukan titik tengah dan membuat garis vertikal dan
horizontal masing-masing 2 cm. Kemudian, menentukan garis slope 58⁰
menggunakan busur derajat yang diukur dari arah east sepanjang 7 cm yaitu
nilai dari tebal semu. Setelah itu membuat garis vertikal dan horizontal masing-
masing 2 cm pada titik bantu. Kemudian, menentukan dip 33⁰ pada titik awal
dan titik bantu. Adapun ketebalan yang didapatkan yaitu 115 m dan kedalaman
110 m. Adapun didapatkan hasil ketebalan 115 m dan kedalaman 110 m.
3. Diketahui suatu kedudukan dengsn arah N 0 ° E/30° dan Slope 72°. Dan jarak
tebal semu sebesar 65° ( tidajk tegak lurus dengan strrike ) dan jarak tebal
semu 629 m dan Jarak Lapangan sepanjang 529 m dan perbandingan skala 1 :
10000. Ditanyakan Ketebalan dan Kedalaman?

Gambar 4. Hasil Problem Set 3 (Dokumentasi, 2022).


Dari percobaan ini didapatkan hasil ketebalan 275 m dan kedalaman 280 m.
Pertama-tama menentukan titik bantu dan memberinya sudut 30⁰ pada tiap-
tiap sudut 3 dimensinya. Kemudian mencari nilai x untuk menentukan panjang
garis 3 dimensinya dengan nilai yang didapatkan 32,5 cm dan mencari sudut x
dengan menggunakan N 65⁰ E didapatlah nilai 33⁰ . sisi miringnya 2,5 dan
sudutnya 33⁰ dan kemudian menentukan nilai D dengan nilai yang didapatkan
yaitu 280 cm dan juga menentukan nilai t dengan nilai yang didapatkan
ketebalan yaitu 275 m.

KESIMPULAN

1. Kita dapat memahami definisi ketebalan dan kedalaman. Ketebalan adalah


jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang merupakan batas
antara dua lapisan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suatu ketinggian

Ketebalan dan Kedalaman -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
tertentu terhadap suatu titik (misalnya muka air laut) terhadap suatu titik,
garis atau bidang.
2. Kita dapat memahami prinsip pengukuran ketebalan dan kedalaman baik
secara langsung maupun tidak langsung. Jadi ketebalan kita dapat mengetahui
dapat diukur baik secara langsung cara langsung dapat diaplikasikan jika
singkapan batuan atau lapisan horizontal sedangkan secara tak langsung yang
paling sederhana yaitu lapisan sederhana yang tersingkap pada permukaan
horizontal yang lebarnya tegak lurus dengan singkapan tersebut. Dan
kedalaman kita dapat mengetahui jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau
permukaan air laut ke arah bawah suatu titik, garis atau bidang tertentu.
3. Kita dapat mengatahui pengukuran ketebalan dan kedalaman melalui
pengukuran secara matematis dan grafis. Perhitungan ketebalan dan
kedalaman dengan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut.
Perhitungan tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan
kemiringan lapisan (dip). Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu
diperhatikan adalah kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus
dari singkapan ke titik tertentu.
4. Adapun hasil pembahasan dari soal pertama, berlawanan dengan lereng
dengan ketebalan batuan 240 m dan kedalaman batuan 300 m. Pada soal kedua,
searah dengan lereng dengan ketebalan batuan 115 m dan kedalaman 110 m.
Pada soal ketiga, gambar 3D didapatkan ketebalan dari lapisan batuan adalah
275 m dan kedalaman 280 m.

Ketebalan dan Kedalaman -


2.5. ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
DAN SOFTWARE DIPS

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL PRAKTIKUM
ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAN SOFTWARE
DIPS

SAHID
09320210054

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Analisis Struktur Geologi dan Software Dips

Sahid1, Nutfah Amalia, S.T.2, Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T.3

1. Praktikan Laboratorium Geologi Struktur


2. Asisten Laboratorium Geologi Struktur
3. Koordinator Laboratorium Geologi Struktur

*Email: sahidaliksan73@gmail.com

SARI

Struktur geologi merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai akibat dari proses deformasi. Longsoran merupakan salah
satu jenis gerakan masa tanah atau batuan menuruni atau keluar lereng. Adapun
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apa saja yang berhubungan dengan
analisis lipatan dan sesar. Analisis Struktur geologi dapat diukur dengan menggunakan
metode king, metode busk, diagram kipas, titik pool dan longsoran. Stuktur geologi
pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur sekunder dan struktur primer.
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu kedudukan bidang adalah N
83° E / 10° dengan pitch 1 yaitu 10° dan pitch 2 yaitu 50° dengan plunge 10°.
Kesimpulan pada praktikum ini kita dapat mengetahui apa saja yang berhubungan
lipatan dan sesar serta pengukuran menggunakan metode king, metode busk, diagram
kipas, titik pool dan longsoran.

Kata Kunci: Kekar; Lipatan; Longsoran; Struktur Geologi.

PENDAHULUAN

Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari unsur dari bentuk arsitektur
kulit bumi, serta gejala-gejala yang menyebabkan pembentukannya. Geologi adalah
ilmu pengetahuan tentang bumi, mengenai asal, struktur, komposisi, dan sejarahnya
(termasuk perkembangan kehidupan), serta proses-proses yang telah menyebabkan
keadaan bumi sekarang ini. Dengan belajar ilmu Geologi bisa mengetahui segala hal
tentang bumi dan isinya (Setiaji, 2019).
Analisa geologi struktur terkait dengan penyebaran batupasir kuarsa Formasi
Nanggulan (Bernadeta dkk., 2018). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik,
dilakukan beberapa tahapan dan metode penelitian mulai dari penafsiran foto
udara/landsat (Haryanto, 2019).
Pengumpulan data untuk mengetahui potensi ambrukan baji adalah dengan
dengan strike melakukan pengukuran terhadap dan dip (kemiringan) (kemenerusan)
discontinue atau dengan melakukan pengukuran langsung terhadap dip dan dip
direction (arah kemiringan) serta melakukan pengukuran terhadap arah penggalian
(azimuth) terowongan dengan menggunakan kompas geologi (Adeliana dkk., 2018)

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
TINJAUAN PUSTAKA

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan masa tanah atau batuan
menuruni atau keluar lereng. Tanah longsor terjadi karena ada ganguan kestabilan
pada tanah dan batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi
penyebab yang berupa faktor pengontrol ganguan kestabilan lereng dan proses pemicu
longsoran. Ganguan Kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi ( terutama
kemiringan lereng ), kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi
hidrologi pada lereng. Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk longsor,
namun lereng tersebut belum akan longsor tanpa dipicu oleh proses pemicu.
Terdapat beberapa parameter yang diajukan dalam riset ini untuk menjadi bobot
penentuan area rawan longsor, yaitu:
4. Kemiringan lereng. Lereng dengan derajat kemiringan yang tinggi lebih
memungkinkan terjadi longsor. Kemiringan juga dapat disajikan dalam %, dengan
mengacu bahwa 0⁰ setara dengan 0%, 45⁰ setara 100%.
5. Penyusun batuan induk (litologi). Pengelompokan batuan induk ditinjau
berdasarkan genesanya, waktu pembentukannya, estimasi kekerasan (hardness),
kekompakan batuan (compaction) untuk meninjau resistensi terhadap pelapukan.
Pengelompokan ini ditujukan untuk mengelompokan batuan induk berdasarkan
ketahanannya terhadap erosi serta pelapukannya menjadi soil. Batuan induk yang
tidak resisten, cenderung dapat menyebabkan terjadi longsor dibanding dengan
yang lebih resisten.
6. Keberadaan sesar. Bidang sesar menunjukan rekam terjadinya pergerakan pada
kerak bumi, yang menyebabkan diskontiuitas pada batuan induk, baik terjadi
dimasa lampau ataupun masih terjadi hingga saat ini. Pergerakan ini dapat
menyebabkan rekahan (fracture) pada batuan, bergantung pada energi getaran yang
muncul saat sesar itu terjadi. Rekahan seperti ini membuat batuan induk menjadi
tidak padu dan dapat terlepas dari material induknya. Oleh karena itu dalam
kejadian longsor, perlu ditinjau kedekatan suatu area dengan sesar yang telah
diinterpretasikan, dengan pula membedakan antara sesar mayor dan minor. Perihal
ini Sumatra mega-shear dikelompokan sebagai sesar mayor. (Agustina dkk, 2020)
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang
ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau
bidang dalam bahan tersebut. Unsur bidang yang disertakan umumnya bidang
perlapisan.
Bagian-bagian Lipatan
1. Hinge : titik pelengkungan maksimum pada lapisan yang terlipat.
2. Crest : titik puncak tertinggi dari lipatan.
3. Trough : titik dasar terendah dari lipatan.

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
4. Core : pusat lipatan.
5. Inflection : pertengahan antara dua pelengkungan maksimum.
6. Axial line : garis khayal yang menghubungkan titik-titik pelengkungan
maksimum pada setiap permukaan lapisan. Disebut juga hinge line.
7. Axial surface : disebut juga hinge surface; bidang khayal yang memuat semua
axial line atau hinge line. Bidang ini pada beberapa lipatan dapat merupakan
bidang planar sehingga dinamakan axial plane.
8. Crestal line : suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik tertinggi pada
setiap permukaan suatu antiklin.
9. Crestal surface : bidang khayal yang memuat semua crestal line suatu antiklin.
10. Trough line : adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik- titik terendah
pada suatu sinklin.
11. Trough surface : bidang khayal yang memuat seluruh trough line suatu sinklin.
12. Plunge : sudut penunjaman dari axial line yang diukur terhadap bidang
horisontal. Sudut ini terletak pada bidang vertikal.
13. Bearing : sudut horisontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan menyatakan
arah penunjaman axial line.
14. Pitch : sudut antara axial line dengan bidang atau garis horisontal yang diukur
pada axial plane/surface.
Klasifikasi Lipatan Untuk menamakan suatu lipatan harus sesuai dengan
klasifikasi yang ada, tergantung dari dasar yang digunakan.
1. Klasifikasi Billings (1977).
2. Klasifikasi menurut Fleuty (1964).
Rekonstruksi lipatan, umumnya dilakukan berdasarkan hasil pengukuran pada
suatu lintasan penelitian di lapangan atau pembuatan penampang pada suatu peta
geologi. Beberapa cara rekonstruksi berdasarkan bentuk dan sifat batuan adalah:
1. Metoda tangan bebas (free-hand method) Metoda ini dipakai untuk lipatan pada
batuan incompetent di mana terjadi penipisan dan penebalan yang tidak teratur.
Rekonstruksinya dengan jalan menghubungkan batas lapisan dengan mengikuti
orientasi kemiringannya.
2. Metoda busur lingkaran ( arc method) Metoda ini digunakan pada batuan yang
competent, misalkan pada lipatan paralel. Dasar metoda ini adalah anggapan
bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya
adalah perpotongan antara garisgaris normal sumbu kemiringan yang
berdekatan. Dalam metoda ini, rekonstruksi dilakukan dengan menghubungkan
busur lingkaran secara langsung bila data yang ada hanya kemiringan dan batas
lapisan hanya setempat.

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (BMB) pada makalah ini mungkin tidak dapat
mengakomodasi bentuk-bentuk muka bumi tertentu yang sangat khas dan sulit untuk
dimasukkan ke dalam salah satu dari kotak penamaan di atas. Namun demikian,
Klasifikasi BMB sudah sedemikian rupa mengadopsi berbagai bentuk muka bumi baik
itu dari hasil pengamatan geomorfologi di Indonesia oleh penulis, maupun dari contoh-
contoh pada buku-buku geomorfologi yang ada di Indonesia dapat diketahui melalui
dengan contoh-contoh internasional yang ada diberbagai negara didunia. Beberapa
bentuk muka bumi yang spesifik yang belum tercantum pada Klasifikasi BMB dapat
ditambahkan dengan analogi geomorfologi . ( Bandono, 2006).
Adapun jenis-jenis longsor yang dikenal dalam tambang terbuka adalah :
1. Longsoran bidang
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi sepanjang
bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa bidang
kekar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan batuan. Longsoran bidang
merupakan longsoran yang terjadi jika massa batuan bergerak menuruni lereng
sepanjang bidang gelincir.
2. Longsoran baji
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang lemah
yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan antara bidang lemah
tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya. Longsoran baji
merupakan longsoran yang terjadi akibat adanya dua diskontinuitas yang
berpotongan dan longsoran terjadi di sepanjang diskontinuitas tersebut sehingga
menghasilkan bentuk membaji.
3. Longsoran busur
Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama pada
batuan yang lunak (tanah). Longsoran busur merupakan jenis longsoran yang
terjadi pada batuan yang berbutir halus atau terlapukkan secara intensif maupun
pada batuan dengan bidang diskontinuitas yag rapat dengan orientasi tidak
teratur.
4. Longsoran guling
Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng terjal
dengan bidang-bidang lemah yang tegak atau hampir tegak dan arahnya
berlawanan dengan arah kemiringan lereng.
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai
produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: (1). Kekar (fractures) dan
Rekahan (cracks); (2). Perlipatan (folding); dan (3). Patahan/Sesar (faulting). Ketiga
jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur struktur,
yaitu:

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
1. Kekar
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi
mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi.
2. Lipatan (Fold)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan
sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.
Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu, Lipatan
Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan
antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
3. Patahan (Fault)
Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di
lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui gawir sesar atau
bidang sesar, breksiasi, gouge, milonit, deretan mata air, sumber air panas,
enyimpangan/pergeseran kedudukan lapisan, gejala-gejala struktur minor seperti
cermin sesar, gores garis, lipatan. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe
tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap
sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai,
dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan
ditentukan.
Struktur geologi sangat mempengaruhi kestabilan lereng pada tambang terbuka
Grasberg PT. Freeport Indonesia (PTFI). Struktur geologi terbentuk akibat deformasi
atau perubahan bentuk yang terjadi akibat adanya gaya-gaya endogen dan eksogen.
Kedua gaya tersebut akan membentuk tegangan-tegangan dari segala arah. Tegangan-
tegangan ini menjadi parameter yang dapat menghasilkan deformasi. Proses
terbentuknya deformasi terjadi pada zona di bidang diskontinu, dimana pada zona
tersebut gaya-gaya terdistribusi. Adanya bidang diskontinu pada batuan akan
mempengaruhi aktifitas penambangan, diantaranya berpengaruh terhadap kekuatan
batuan. Semakin kecil kekuatan batuan maka semakin banyak bidang diskontinu yang
memotong massa batuan.(Anwar et al., 2018)
Untuk memecahkan masalah-masalah geologi struktur yang kompleks digunakan
metoda pemetaan detail unsur geologi struktur. Secara umum yang paling penting
dalam mempelajari struktur geologi adalah geometri dari unsur struktur. Hal ini sangat
penting, karena menyangkut lokasi pembentukannya, karakteristik, orientasi dan juga
evolusi dari unsur-unsur struktur tersebut. Untuk lebih mengerti proses yang terjadi di
bumi ini kita perlu mengerti 18 bagaimana proses pembentukan geometri unsur

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
struktur tersebut, sebagai contoh adalah struktur lipatan. Sehingga berdasarkan
pendekatan geometri analisa geologi struktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu analisa
deskriptif, kinematika dan dinamik(Prastisto dkk., 2015).
Faktor-faktor penyebab terjadinya longsoran yaitu kelerengan secara umum,
geomorfologi terbentuk oleh perbukitan sedang sampai terjal. Di bagian lereng dan
bawah perbukitan ini dipergunakan sebagai tempat pemukiman penduduk dan
perkebunan. Pengamatan pada puncak mahkota longsor di Dusun Tangkil, Desa
Banaran, ditunjukkan tebing dengan kelerengan sekitar 70-140%, yang termasuk
katagori sangat curam(very steep) menurut klasifikasi Zuidam (1985). Kemiringan
lereng di bawahnya lebih landai lagi yang digunakan untuk permukiman dan
perladangan. Ketinggian mahkota longsor adalah 990-1.010 meter di atas permukaan
laut (dpal). Jarak antara mahkota longsor dengan titik akhir terpanjang ke arah barat
laut sekitar 1.500 meter.Arah dari posisi tengah mahkota longsor ke arah selatan dan
berbelok ke arah timur. Keterbatasan Keterbatasan data topografi yang detail sebelum
kejadian longsor menyebabkan kendala dalam interpretasi. Berdasarkan pengolahan
kontur yang diperoleh dari data rupabumi skala 1:25.000 tahun 2016 maka dapat
diidentifikasi wilayah ketinggian dan kemiringan lereng sebelum terjadi longsor.
Ketinggian di lokasi longsor dan sekitarnya terbagi menjadi 4 kelas yaitu 0-800 m, 800-
900 m, 900-1000 m dan 1000-1200 m. Lokasi longsor didominasi oleh ketinggian 800-
900 meter.(Naryanto dkk., 2019)
Berdasarkan arah gerakan, kekar pada batuan diklasifikasikan menjadi
extension and shear fracture. Shear fracture ditandai oleh pergerakan sejajar dari
bidang kekar, sedangkan extension fracture bergerak tegak lurus dengan bidang kekar
(Sapiie dkk., 2017). Shear fracture memiliki ciri rekahan yaitu dijumpai berpasang-
pasangan, arahnya sejajar, dan mempunyai bidang bidang kekar yang rata. Kekar ini
terdiri atas kekar tarik dan kekar gerus. Kekar tarik bentuk berpasangan,
permukaannya kasar, berbentuk seperti kotak dan jajargenjang, serta mempunyai
bukaan kekar yang besar. Kekar gerus mempunyai ciri-ciri berupa bentuk kekarnya
yang membentuk garis horisontal, mempunyai bukaan kekar yang kecil, serta
permukaan yang licin karena sering terjadi gerusan. DIPS adalah program yang
dirancang untuk menganalisis struktur geologi. Perangkat lunak ini didasari oleh
proyeksi stereografik yang menggambarkan arah tegasan dari data strike dan dip
sebagai data geologistuktur. DIPS digunaka n untuk berbagai macam kepentingan.
Selain pada bidang geologi, DIPS juga sering digunakan pada bidang pertambangan
dan teknik sipil. Aplikasi ini mampu menganalisis struktur batuan yang berasal dari
berbagai jenis orientasi basis data. Pada penelitian ini, DIPS digunakan untuk
penentuan arah tegasan dengan menggunakan Diagram Rosette. Dua fungsi utama
DIPS, adalah:

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
1. Spreadsheet atau lembar kerja yang dapat diatur sedemikian rupa sebagai data
masukan. Fungsi ini terdiri dari kolom dan baris.
2. Plot pada DIPS ada banyak sesuai jenis dan tampilan yang diinginkan yaitu Pole,
Contour, Scatter, Rosette, dan Major Planes Plot (Jariah dkk., 2019)
Patahan sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sesar
mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar mungkin dapat
mencapai ratusan kilometer panjangnya atau hanya beberapa sentimeter saja. Arah
singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku. Pengenalan sesar dilapangan
dapat dilihat melalui kelurusan bentang alam (gawir, lembah, jalur vegetasi, rona),
ketidak selarasan bentang alam (pembelokan sungai yang tajam), bidang atau jalur
sesar, sumber air, penyimpangan pada struktur (hilangnya lapisan, berhenti secara
mendadak dan adanya perulangan dan sebagainya). Sesar dapat berupa bidang sesar
(fault plane), atau rekahan tunggal, jalur sesar ( fault zone) yang terdiri dari lebih dari
satu sesar, jalur sesar atau jalur penggerusan (shear zone), mempunyai dimensi
panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai puluhan kilometer (Fattah
dkk., 2020).
Bentuk lahan lipatan sangat dominan ditemukan di berbagai tempat di suluruh
belahan dunia. Hal tersebut disebabkan oleh tenaga pembentuknya yang kurang
dipengaruhi oleh faktor iklim. Faktor iklim lebih berpengaruh pada pembentukan lahan
fluvial, glasial, dan aeolian. Distribusi yang merata di seluruh dunia inilah yang
menjadikan bentuk lahan lipatan sangat penting untuk dikaji. Pada dasarnya, bentuk
lahan lipatan dan patahan termasuk pada bentuk lahan
struktural. Patahan atau sesar merupakan bentuk lahan berupa gawir yang
memiliki keterkaitan dengan gawir lainnya dalam hal pergerakan. Setiap patahan
memiliki perbedaan intensitas pergerakan, ada patahan yang terakhir bergerak pada
lebih lama dari periode tersier, tetapi adapula patahan yang bergerak pada periode
kuarter hingga saat ini. Patahan yang masih bergerak hingga saat ini merupakan
indikasi bahwa patahan tersebut termasuk patahan aktif. Patahan aktif dapat
menimbulkan pengaruh terhadap beberapa deformasi bentuk lahan. Lipatan akan
menimbulkan kenampakan yang khas, yang membedakannya dengan bentuk lahan
lain. Selain itu, lipatan memiliki tipologi perlapisan batuan yang unik dengan ukuran
yang tidak terlalu tebal jika dibandingkan dengan pembentukan lahan vulkanik.
Perbedan tersebut pula yang menyebabkan dampak yang berbeda kepada masyarakat
di sekitar lipatan (Kurnianto, 2019).
dapat mengontrol pembelokan aliran sungai yang cukup tajam dan mengikuti
arah patahan (Azhari dkk., 2016).
Bentang alam yang terbentuk di daerah penelitian dipengaruhi oleh karakteristik
litologi yang menyusunnya. Hal ini dicirikan dengan bentukan bentang alam yang khas

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
untuk jenis litologi tertentu. Daerah penelitian sebagian besar disusun oleh batuan
vulkanik dengan persebaran berupa breksi (aliran) di bagian lembahan dan tuf
(jatuhan) di bagian puncakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kontruksi Lipatan dengan Metode Busk

Gambar 1. Metode Busk (Dokumentasi, 2022)


Pertama-tama yang dilakukan yaitu kita membuat garis tegak lurus dengan
Delta 1 begitupun pada Delta 2 dan 3 sebesar 90°, kemudian kita membuat garis
setengah lingkaran dengan menggunakan jangka pada sumbu A, B, C, D, E dan F
dengan titik perpotongan, yang dimana titik berpotongan ini dianggap sebagai gaya
yang menyebabkan lipatan terjadi.

2. Rekontruksi Lipatan dengan Metode Kink

Gambar 2. Metode Kink (Dokumentasi, 2022)

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
Pertama-tama yang dilakukan yaitu kita membuat garis tegak lurus seperti pada
metode busk pada delta 1, 2 dan 3 kemudian menetentukan titik tengah dengan
menggunakan busur derajat dari delta 1 ke delta 2 dan delta 2 ke delta 3 selanjutnya
kita menarik garis putus-putus kemudian buat garis tegak lurus dari sumbu A ke garis
tegak lurus delta 1 setelah membentuk tegak lurus delta 2 dan tegak lurus delta 3
begitupun pada sumbu A, B, C, D, E dan F.

3. Diagram Kipas
Tabel 1. Tabel Data Kekar

Kedudukan Kedudukan Kedudukan


No. No. No.
Strike Dip Strik Dip Strik Dip
e e
1. 355 25 36. 30 43 71. 40 71
2. 211 24 37. 351 30 72. 282 73
3. 259 16 38. 359 45 73. 175 58
4. 169 40 39. 340 40 74. 44 44
5. 179 32 40. 339 59 75. 45 62
6. 144 35 41. 280 62 76. 43 63
7. 281 28 42. 339 54 77. 30 62
8. 335 34 43. 291 34 78. 38 52
9. 343 43 44. 350 57 79. 33 61
10. 336 48 45. 278 33 80. 45 50
11. 356 40 46. 145 55 81. 357 31
12. 241 43 47. 139 41 82. 46 62
13. 338 38 48. 260 30 83. 53 60
14. 328 38 49. 350 41 84. 60 58
15. 310 34 50. 380 42 85. 57 61
16. 319 36 51. 360 56 86. 63 55
17. 353 46 52. 335 69 87. 49 47
18. 344 47 53. 339 56 88. 37 76
19. 345 53 54. 348 44 89. 39 75
20. 348 52 55. 352 32 90. 55 60
21. 347 39 56. 351 43 91. 55 73
22. 336 45 57. 35 49 92. 60 68
23. 359 32 58. 357 48 93. 63 68
24. 349 53 59. 350 32 94. 65 70
25. 356 58 60. 50 59 95. 84 59
26. 345 50 61. 235 24 96. 75 70
27. 337 47 62. 205 12 97. 85 63

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
28. 330 38 63. 200 19 98. 90 69
29. 337 53 64. 250 18 99. 188 50
30. 332 45 65. 247 20 100. 215 47
31. 351 34 66. 232 29 101. 48 78
32. 333 44 67. 114 50 102. 59 68
33. 345 34 68. 212 26 103. 69 65
34. 201 35 69. 187 24 104. 48 85
35. 355 39 70. 340 41 105. 59 59

Tabel 2. Turus
Perse N Interva Perse
Interval Fre n (%) o l Fre n
No Turus Turus
(N-E) k k
(N-W) (%)

IIIIIIIII
1. 0-10 IIIII 5 7,61 1. 0-10 12 6,66
II

IIIIIIIII
2. 11-20 II 2 1,90 2. 11-20 10
I

3. 21-30 IIII 4 4,76 3. 21-30 IIIIIIIII 9 6,66

4. 31-40 IIIIIIIIII 10 5,71 4. 31-40 III 3 2,85

IIIIIIIIII
5. 41-50 11 1,90 5. 41-50 III 3 4,76
I

6. 51-60 IIIIIIIII 9 1,90 6. 51-60 II 2 5,71

7. 61-70 IIIIIIIII 8 0,95 7. 61-70 III 3 5,71

8. 71-80 IIII 4 6,66 8. 71-80 III 3 12,38

9. 81-90 IIII 4 11,42 9. 81-90 III 3 12,38

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR

Gambar 3. Diagram Kipas (Dokumentasi, 2022)

Pertama-pertama membuat setengah lingkaran menggunakan busur atau jangka


kemudian beri tanda N-E dan N-W, kemudian buat interval dengan titik 0 ° pada N dan
900 pada E dan W dengan kenaikan 10 0 dan tarik garis slope kearah dip 0 kemudian
pada arah E-W beri tanda pada jarak 1 cm kemudian sambungkan 1 cm dari N-W
dengan 1 cm dari N-E selanjutnya kita melihat pada tabel turus dari N-E pada nilai
frek karena membuat diagram kipas diambil dari nilai frekuensinya kemudian kita
melihat lagi nilai frek tertinggi pada N-E yaitu 12 dengan interval 0-10 dan beri warna
sesuai dengan keinginan dan begitupun pada interval selanjutnya ataupun pada N-W.

4. Titik Pole

Gambar 4. Titik
Gambar pole (Dokumentasi,
4. Titik 2022)
Pole (Dokumentasi, 2022)
Pada penggambaran pada titik pole, Pertama-tama kita timpe polar net
menggunakan kertas kalkir Pada gambar polar net garis terluar disebut dengan strike
dan garis dalamnya disebut dip dengan titik pole. Cara mencari titik pool yaitu pertama

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
liat tabel data kekar contoh pada no. 1 dengan kedudukan strike 332 dan dip 25 tandai
atau beri titik pada strike 332 dan kita kemudian menghitung Dipnya dari titik tengah
dengan interval 10 dan beri titik atau penanda Begitupun seterusnya.
5. Kalsbeek

Gambar 5. Kalsbeek (Dokumentasi, 2022)


Pertama-pertama yang dilakukan yaitu menimpe kalsbek dengan titik pool dan kertas
kalkir kemudian buat pola dengan bentuk segienam dan hitung berapa titik pool yang
ada di dalam dan yang terkena garis segienam, buat bentuk segienam sampai semua
titik pole berada dalam segienam.
6. Longsoran

Gambar 6. Longsoran (Dokumentasi, 2022)


Pada penggambaran yang terakhir yaitu mengetahui longsoran menggunakan kalsbek,
Pertama-pertama lingkari angka tertinggi yang ada pada gambar dimana angka
tertinggi adalah pusat longsornya dan lingkari semua angka yang termasuk dengan
tidak menyentuh angka-angka lainnya begitupun seterusnya. Warnai sesuai dengan
ketentuan yaitu merah untuk nilai tertinggi, orange untuk tertinggi kedua, kuning
untuk tertinggi ke tiga, hijau untuk nilai tertinggi selanjutnya, biru untuk nilai

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
terendah dan putih untuk bagian luarnya. Untuk menentukan arah longsoran, pertama-
tama tandai N 322° E lalu utarakan kemudian cari dip 25°, tandai dan hubungkan titik
tersebut, setelah itu dip 25° ditambah dengan 90° tandai lalu utarakan sebenarnya.
Titik yang sudah ditandai tadi hubungkan lagi dari N ke S. kemudian cari nilai plunge
dan pitch dengan cari tarik garis di titik perpotongan sehingga didapatkan nilai plunge
10°, Pitch 1 10° dan pitch 2 50°.
7. Software Dip

Gambar 7. Software Dip (Dokumentasi, 2022)


Software Dips merupakan software dalam geologi yang dapat digunakan untuk
analisis struktur geologi meliputi struktur kekar, sesar dan lipatan. Berikut langkah
kerja penggunaan software dips untuk analisis struktur kekar. Pertama, copy software
dips ke laptop/pc anda. Kedua, pilih aplikasi dips yang terdapat warna biru muda. Pilih,
maka akan muncul kotak dialog. Jika ada pertanyaan yang muncul, maka klik ok.
Selanjutnya, klik “new” yang ada di pojok kiri atas. Untuk menginput data strike dan
dip dari kekar, sebelumnya atur dip dengan memilih opsi DIPR pada logo palu.
Kemudian akan muncul pilihan DIPR. Klik ok. Selanjutnya masukkan data strike dip
kekar yang anda temukan. Penyajian analisis kekar dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu dengan digram roset maupun secara strereografis. Dapat disajikan secara
stereografis, dengan memilih logo contour plot. Titik tertinggi dari kedua pusat kontur
tersebut adalah maksimal 1 dan maksimal 2. Nilai maksimal 1 dan maksimal 2 dapat
dibaca di sudut kanan bawah dengan meletakkan kursor di pusat konturnya.
Selanjunya klik pada kedua puncak kontur, lalu akan muncul kotak label, isi kotak
dengan angka maupun tulisan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui garis kontur
tersebut diperoleh dari titik yang mana. Setelah dilakukan pembuatan plane pada
kedua maksimal, maka akan menghasilkan 2 plane yang saling memotong. Titik
pertemuan antara 2 plane disebut σ2. Nilainya dapat diketahui dipojok kanan bawah.
Selanjutnya buat plane dari titik σ2. Titik tengah diketiga busur merupakan σ1

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


LABORATORIUM
GEOLOGI
STRUKTUR
apabila sudutnya kurang dari 90°, dan apabila lebih dari 90° maka disebut σ 3.
Nilainya dapat dibaca dipojok kanan bawah. Untuk analisis sesar dan lipatan juga
sama caranya. Untuk lipatan hanya memasukkan strike/dip sayap kanan dan kiri
lipatan.

KESIMPULAN

Secara keseluruhan geologi struktur mempelajari arsitektur batuan yang di


tekankan pada studi tentang bentuk-bentuk struktur geologi, seperti lipatan (fold),
sesar (fault), dan Kekar (joint) sesar atau patahan Petahan adalah rekahan pada
batuan yang telah mengalami pergeseran melalui bidang rekahnya. Sesar merupakan
patahan/rekahan tunggal atau suatu zona pecahan pada kerak bumi bersamaan dengan
terjadinya pergerakan yang cukup besar, pararel dengan rekahan atau zona pecahan.
Stuktur geologi pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur sekunder dan
struktur primer. Struktur primer adalah stuktur yang terbentuk bersamaan dengan
pembentukan batuan dan mencerminkan kondisi lokal dari genesa terbentuknya
batuan tersebut, sedangkan struktur sekunder adalah struktur yang tercipta pada
batuan akibat gaya (force) setelah batuan tersebut terbentuk.

Analisis Struktur Geologi Dan Software Dips -


BAB III PENUTUP

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Secara Umum


Geologi struktur adalah suatu ilmu yang memepelajari perihal bentuk
arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak
bumi) seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup ( thrust), sesar-sesar, liniasi dan
lainnya dalam suatu unit tektonik. Geologi struktur adalah meliputi struktur
primer dan sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat
pembentukkan batuan, misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen,
struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf.
Geologi Stuktur membahas mengenai dasar proses deformasi pada batuan,
pengertian strain, stress dan force dalam deformasi tektonik, mengenal unsur-
unsur struktur geologi seperti rekahan, sesar, lipatan, foliasi, belahan dan
lineasi serta hubungannya satu sama lain dalam proses tektonik.
Geologi struktur sangat penting di pelajari terutama untuk mengetahui
tentang batuan ataupun singkapan. Pada praktikum geologi struktur kita
diajarkan bagaimana teknik menggambar dan mengolah data juga mengetahui
unsur-unsur geologi yang ada, serta akan sangat berguna untuk masa depan
nant agar kita tidak tertipu dengan data yang telah ada karena kita telah
menegtahui tentang hal tersebut.
3.1.2 Kesimpulan Tiap Mata Acara
1. Struktur Bidang dan Struktur Garis
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk atau (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Di
dalam Pengetian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari
tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan
tantang proses pembentukannya. Didalam struktur geologi ini terbagi atas dua
struktur yaitu: Struktur Garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang

Penutup-
mempunyai arah dan kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu
lipatan, garis sesar dan lain sebagainya.
Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri
bidang.Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari struktur bidang riil
dan struktur bidang semu. Istilah-istilah struktur bidang. Jurus (strike) arah
garis horizontal yang dibentuk oleh perpotongan antara bidang yang
bersangkutan dengan bidang bantu horizontal, dimana besarnya diukur dari
arahutara, Kemiringan (dip) besarnya sudut kemiringan terbesar yang
dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang horizontal dan
diukur tegak lurus terhadap jurus/strike Kemiringan semu (apparent dip)
sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan.
Dari hasil pembahasan diatas kita dapat mengatahui pada soal pertama
dari hasil percobaan suatu struktur bidang yang memiliki kedudukan N 91º
E / 27º SW dan struktur garis berarah N 161º E. Maka kedudukan dari
struktur bidang adalah plunge N 161º E/31º dan pitch 21º. Soal Kedua Dari
hasil penggambaran suatu lokasi singkapan kemiringan semu lokasi a. N 341º
E dan lokasi b. 15, N 227º E. maka didapatkan kedudukan singkapan adalah
N 183º E dan Dip Semu 12º.
2. Proyeksi Stereografis
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proyeksi stereografi
merupakan metode grafis yang digunakan. Kami dapat menggunakan mengunakan
proyeksi stereografis dalam analisis deskriptif problema struktur geologi dengan
menggunakan Schmidt Net dan Wulff Net, yang di gambarkan pada kertas kalkir A4.
Kami dapat memahami pengunaan Wulff Net dan Scmidht Net dalam analisis
deskriptif problema struktur geologi yang mana. Bidang-bidang yang berjarak sama
(misal 10°) akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil proyeksi equal
angle adalah Wulff Net. Schmidt Net merupakan proyeksi titik-titik pada permukaan
bola bidang proyeksi hingga titik-titik pada permukaan bola yang berjarak sama akan
digambarkan pada bidang proyeksi dengan jarak yang sebanding dan sama.
3. Analisis Struktur Geologi dan Software Dips
Secara keseluruhan geologi struktur mempelajari arsitektur batuan yang di tekankan
pada studi tentang bentuk-bentuk struktur geologi, seperti lipatan ( fold), sesar (fault),
dan Kekar (joint) sesar atau patahan Petahan adalah rekahan pada batuan yang telah
mengalami pergeseran melalui bidang rekahnya. Sesar merupakan patahan/rekahan
tunggal atau suatu zona pecahan pada kerak bumi bersamaan dengan terjadinya

Penutup-
pergerakan yang cukup besar, pararel dengan rekahan atau zona pecahan. Stuktur
geologi pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur sekunder dan struktur
primer. Struktur primer adalah stuktur yang terbentuk bersamaan dengan
pembentukan batuan dan mencerminkan kondisi lokal dari genesa terbentuknya
batuan tersebut, sedangkan struktur sekunder adalah struktur yang tercipta pada
batuan akibat gaya (force) setelah batuan tersebut terbentuk.
4. Problema Tiga Titik dan Pola Penyebaran Singkapan
Dalam praktikum kali ini kita sudah dapat menyimpulkan bahwa problema tiga titik
merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan menjadi sebaran berdasarkan
kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang searah bidang lapisan atau
mengikuti searah dengan dipnya. Kegiatan ini seperti memetakan suatu singkapan
yang terbentuk hingga menjadi pada suatu model yang dapat diambil dan dihitung
dengan baik karena sudah mebentukruang. kegiatan ini seperti memetakan suatu
singkapan singkaan yang terbentukhingga menjadi suat model yang dapat diambil dan
dihitung dengan baik karena sudah membentuk ruang.
5. Ketebalan dan Kedalaman
Ketebalan yaitu jarak tegak lurus antara dua lapisan batuan yang
sejajar. Ketebalan dapat diukur baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Sedangkan kedalaman yaitu jarak vertikal dari ketinggian tertentu atau
permukaan air laut ke arah bawah suatu titik, garis atau bidang tertentu.
Untuk melakukan pengukuran kedalaman ada 3. yaitu: pengukuran kedalaman
pada arah lintasan tegak lurus dengan jurus lapisan topografi tidak berelief,
arah lintasan yang tegak lurus dengan jurus pada topografi dengan slope dan
arah yang tidak tegak lurus dengan jurus lapisan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh dengan dua
cara, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah
yang relatif datar dengan kedudukan perlapisan hampir tegak, atau pada tebing
terjal dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengukuran ketebalan
secara langsung diterapkan bila topografi tegaklurus dengan kemiringan
batuan. Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan
pada kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara langsung sulit
dilaksanakan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman juga diukur melalui
pengukuran secara matematis dan grafis. Perhitungan ketebalan dan
kedalaman dengan cara matematis menggunakan ilmu ukur sudut. Perhitungan
tergantung besar dan arah dari kemiringan lereng (slope) dan kemiringan
lapisan (dip). Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan

Penutup-
adalah kemiringan lereng, kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke
titik tertentu.

3.2 Saran

3.2.1 Saran untuk Asisten

1. Muhammad Ikhlasul Amal Nur, S.T.


Agar sedikit bisa tegas kepada praktikan maupun yang ada dilab,
serta memberikan motivasi kepada praktikan agar senantiasa diingat
sebagai koordinator yang bijaksana.
2. Deksarina, S.T.
Kakak ter-ter agar mempertahankan keramahannya. Kakak
asisten pertama yang paling humble, dewasa, tidak pernah meninggikan
nada kepada praktikan. Saran saya agar selalu dan selalu menjadi yang
seperti diatas.
3. Indah Agriani, S.T.
Kakak asisten terbaik pertama yang saya dapat di lab, semoga
cepat sembuh kak serta bisa bersama saat seminar nanti. Saran saya
agar sesekali membawakan materi pada saat praktikum.
4. Nurfikri Haiqal, S.T.
Kakak asisten yang menjadi motivator dalam pembelajaran,
karena setiap memberikan penjelasan atau masukan dari idenya selalu
mantap. Saran saya agar mempertahankan metode pembelajarannya.
5. Nutfah Amalia, S.T.
Kakak asisten terbaik kedua yang ada di lab, kakak asisten yang
tidak ingin membiarkan praktikannya batal. Saran saya agar
mempertahankan metode kakak seperti itu serta selalu murah hati.
6. Nurdanisa Zainuddin
Agar mengurangi cueknya serta senantiasa mempermudah praktikan.
7. Ismul Hadi
Agar selalu mempermudah praktikannya serta mengurangi sifat
mempermainkannya kepada praktikan.
8. Vita Meilani
Kakak asisten terbaik ketiga yang ada di lab, karena selalu membuat
nyaman praktikan, serta sefrekuensi dengan praktikan. Saran saya agar

Penutup-
kakak selalu mempertahankan kebaikannya untuk kedepannya juga.
9. Dina Zulkarnaen
Agar tidak pernah bosan menghadapi praktikannya, pada saat
praktikum maupun asistensi. Semoga selalu menjadi asisten yang
menjalin hubungan baik kepada praktikannya dan bisa memberikan
motivasi- motivasi kepada praktikan agar lebih rajin belajar.
10. Nur Wahid Ashari
Mempertahankan sikap teliti, tetap tingkatkan caranya mengajar
dan selalu menjalin hubungan baik dengan praktikan.
11. Rachmat Adidaya
Kakak asisten yang selalu mempermudah praktikannya, saran
saya agar kakak rajin melakukan evaluasi supaya tidak ada praktikan
yang asal copy saja.

3.2.2 Saran untuk Laboratorium


Saran saya untuk laboratorium yaitu agar tetap mempertahankan
kebersihan laboratorium. Dan melengkapi alat praktikum atau alat peraga
yang sudah rusak.
3.2.3 Saran untuk Praktikum Selanjutnya
Saran saya untuk praktikum selanjutnya yaitu agar melaksanakan
praktikum secara terstruktur dan searah, maksudnya menyelesaikan seluruh
mata acara sebelum turun fieldtrip, agar apa yang dipelajari semua dapat di
aplikasikan dilapangan.

Penutup-
DAFTAR PUSTAKA

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Andwina Rahma Sagita. 2020. “ Menentukan Jurus Dan Kemiringan Struktur Bidang
Dari Dua Buah Kemiringan Semu”. Bandung.
Atmaja, D. A. (2014). 6785-12856-1-Sm. September.
Audah, Taufik Toha, M., & Sudarmono, D. (2019). Analisis Kestabilan Lereng
Menggunakan Metode Slope Mass Rating Dan Metode Stereografis Pada Pit
Berenai Pt. Dwinad Nusa Sejahtera (Sumatera Copper And Gold) Kabupaten Musi
Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. JP Vol.1 No.5, 1(5), 37.
Azhari, A. P., Maryanto, S. And Rachmansyah, A. (2016) „Terhadap Suhu
Permukaan Tanah Berdasarkan Data Landsat 8 Di Lapangan Panasbumi Blawan (
Identification Of Geological Structure And Its Impact To Land Surface
Temperature Based On Landsat 8 Data On Blawan Geothermal Field )‟, Pp. 1–12.
Bernard, M. Et Al. (2018) „Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
SMP Kelas IX Pada Materi Bangun Datar‟, SJME (Supremum Journal Of
Mathematics Education), 2(2), Pp. 77–83. Doi: 10.35706/Sjme.V2i2.1317.
Dzulkafli, M. A., Sulaiman, N. And Harun, Z. (2019) „Geologi Struktur Formasi Kubang
Pasu Di Kawasan Hutan Aji, Perlis, Semenanjung Malaysia‟, Sains
Malaysiana, 48(1), Pp. 23–31. Doi: 10.17576/Jsm-2019-4801-04.Pembangunan, R.
Et Al. (2017)
„X Bab X‟, (1), Pp. 2020–2022.
Ikrima, U., Purwoko, B., Syafrianto, M. K., Teknik, J., Fakultas, P., Universitas, T.,
Pontianak, T., Pertambangan, D. T., & Pontianak, U. T. (2016). Analisa
Kestabilan Lereng Pada Bukit Peniraman Dengan Menggunakan Metode
Stereografis. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 1, 1–9.
Kombinasi, M., & Figure, P. (2012). Jurnal Sains Materi Indonesia Penentuan Basal-
Poles Pada Zircaloy-4 Metode Proyeksi Stereografi. 100, 91–96.
Muhammad Zuhdi. 2019. “Buku Pengantar Geologi”.
Nugraha, Andhika. 2021. “Menentukan Kedudukan Garis Potong Dua Bidang (
Determining The Two Position Of The Two-Plane.” Jurnal Kebumian: 3–6.
Nur Widi Astanto Agus Triheriyadi, Arie Noor Rakhman. 2016. “Vol . 9 No . 1Agustus
2016 ISSN : 1979-8415 Vol . 9 No . 1Agustus 2016.” 9(1).
Prasetyadi C. 2018. “Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas
Pembangunan Nasional Veteran”. Yogyakarta.
Priadi, R. Et Al. (2018) „Estimasi Kedalaman Sedimen Dan Batas Diskontinuitas
Sesar Palu Koro Menggunakan Metode Power Spectral Density‟, The 43rd
Annual Scientific Meeting Of Himpunan Ahli Geofisika Indonesia , (September),
Pp. 24– 27.
Sabila, Firman Sauqi Nur, And Mirzam Abdurrachman. 2020. “Mekanisme
Pembentukan Struktur Geologi Di Gunung Raung, Provinsi Jawa Timur.” Jurnal
Teknologi Sumberdaya Mineral 1(1): 1–10.
Setyorini, Dyah Ayu Et Al. 2020. “Analisis Struktur Geologi Untuk Perencanaan Dan
Pengembangan Wilayah Kota Sorong, Papua.” Journal Of Geoscience Engineering
& Energy: 104–16.
Sitorus, N. M. H., Purwanto, M. S. And Utama, W. (2017) Estimasi Ketebalan Lapisan
Sedimen Dan Amplifikasi Desa Olak Alen Blitar Menggunakan Metode
Mikrotremor HVSR, Jurnal Teknik ITS. Doi: 10.12962/J23373539.V6i2.27344.
Utama, Hari Wiki. 2020. “Struktur Geologi Dan Vulkanostratigrafi ; Analisis Model
Elevasi Digital Dan Citra Landsat 8 Structural Geology And Volcanostratigraphy ;
Digital Elevation Model And Landsat 8 Imagery Analysis.” 06(02): 156–68.
Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2019). Pengaruh Tektonik Kompresional
Baratlaut-Tenggara Terhadap Struktur Bidang Perlapisan, Kekar, Sesar Dan
Lipatan Di Pegunungan Kulon Progo-Yogyakarta. Jurnal GEOSAPTA, 5(2), 81.
Widagdo, A., Pramumijoyo, S. And Harijoko, A. (2020) „Kontrol Struktur Geologi
Terhadap Kemunculan Formasi Nanggulan Di Daerah Kecamatan Naggulan
Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta‟, Jurnal GEOSAPTA, 6(2), P. 97. Doi:
10.20527/Jg.V6i2.8282.
Widagdo, Asmoro, Subagyo Pramumijoyo, And Agung Harijoko. 2019. “Pengaruh
Tektonik Kompresional Baratlaut-Tenggara Terhadap Struktur Bidang
Perlapisan, Kekar, Sesar Dan Lipatan Di Pegunungan Kulon Progo-Yogyakarta.”
Jurnal GEOSAPTA 5(2): 81.
Vanadia. 2019. “Kumpulan Diktat Praktikum Geologi Struktur”. Semarang : Universitas
Diponegoro.
LAMPIRAN

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PROBLEM SET

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
CATATAN TIAP PRAKTIKUM

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI

LABORATURIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KARTU KONTROL

LABORATURIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
CURRICULUM VITAE

LABORATURIUM GEOLOGI STRUKTUR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai