Anda di halaman 1dari 38

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Geos (yang berarti
bumi) dan Logos (yang berarti Ilmu). Jadi, geologi itu adalah studi mengenai bumi
dan fenomena yang telah atau yang sedang terjadi dalamnya. Geologi secara umum
membahas mengenai suatu material pembentuk bumi dan segala proses yang terjadi
baik di dalam bumi (bawah permukaan) maupun yang terjadi diatas permukaan
bumi.
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi. Agar dapat
diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan
dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan
memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak memasukkan
senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik. Bagaimanapun
juga, The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan
definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa
yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi.
Studi yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral disebut “Mineralogi”,
didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang “Kristal”, yang merupakan unsur
utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar
sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelummempelajari dasar-dasar geologi atau
“Geologi Fisik”, dimana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama
yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat
mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah
dengan cara mengenal mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud
Adapun maksud diadakannya praktikum ini agar supaya praktikum dapat
mengetahui jenis-jenis mineral.
1.1.2 Maksud
1. Praktikan dapat menjelaskan definisi mineral
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral
3. Praktikan dapat mendeskripsi sifat fisik mineral

1.2 Alat dan Bahan

1.2.1 Alat
1. Lup
2. Porselen
3. Alat penguji kekerasan
a. Kikir baja
b. Kuku manusia
c. Kawat tembaga
d. Paku baja
e. Pecahan kaca
1.2.2 Bahan
1. Mineral

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mineral

Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat
secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis.
Mineral dapat kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat berwujud sebagai
batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada
mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah
yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak.
Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila
kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan
diasumsikan sebagai bentukbentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Dengan
demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang
homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang
khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat
tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat
mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar
yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan,
dengan mengambil lithos dari bahasa latin yang berarti batu, dan sphere yang berarti
selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa
daripadanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana.
Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu
Karbon. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur
Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-
unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu.
Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut
Mineralogi, didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang Kristal, yang
merupakan unsur dan utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar-
dasar geologi atau Geologi Fisik, dimana batuan, yang terdiri dari mineral,
merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu
syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang
membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang
membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah
mengenal dan memahami mineralogi, maka untuk selanjutnya akan diulas secara
garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.
Mineral adalah senyawa anorganik terbentuk secara alamia padat,
mempunyai komposisi struktur Kristal tertentu. Mineral ialah suatu benda padat
homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi
kimia pada batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.  
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik tersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral merupakan benda padat homogen yang
terbentuk secara anorganik, yang memiliki komposisi kimia pada batasan terentu,
dan tersusun oleh atom-atom yang teratur.
2. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Miineral adalah bahan padat yang secara
struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dan dibentuk oleh
peristiwa anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 Mineral adalah suatu zat atau bahan yang
homogen yang mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan
memiliki sifat tetap dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.

2.2 Sifat-sifat Fisik Mineral

Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal
mineral secara cepat, yaitu:
1. Bentuk kristal (crystall form)
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.


Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk
kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk
kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi
sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam.
Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri
dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan
suatu cairan panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama
suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan
tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun,
maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka
mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan Natrium
Chlorida. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin,
kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral Halit
yang padat. Mineral kuarsa, dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun
umumnya pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak
teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang
ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa
prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar
karena pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan
besarnya sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal
mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau oktahedron
dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya
mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya terdiri dari unsur
Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom
karbonnya yang berbeda.
2. Berat jenis (specific gravity)
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Dan dapat ditentukan unsur
pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan
kristalnya. Umumnya mineral-mineral pembentuk batuan, mempunyai berat
jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar
antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

3. Bidang belah (fracture)


Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang
mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari
atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang lemah
yang dimiliki oleh suatu mineral.
4. Warna (color)
Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada
warnawarna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur
tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral,
mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna
terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekerasan (hardness)
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu
mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores
(scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral
saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah
mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala
kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala
10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
6. Goresan pada bidang (streak)
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada
mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap
Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas,
kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.

2.3 Sifat-sifat Kimiawi Mineral

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Berdasarkan senyawa kimiawinya, minerasl dapat dikelompokkan menjadi


mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral
Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid,
Karbonat, Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur
SiO) yang umum dijumpai dalam batuan. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak
kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya
beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral
tersebut dinamakan Mineral pembentuk batuan, atau Rock-forming minerals, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk
batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4)
Karbonat dan Sulfat.

1. Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan.
Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Berikut adalah Mineral
Silikat:
a. Kuarsa: ( SiO2 )
b. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
c. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
d. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
e. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
f. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
g. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
h. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
Bagian a sampai d adalah mineral non-ferromagnesium dan e hingga h adalah
mineral ferromagnesium.
2. Mineral ferromagnesium
MUH. FATHURRAHMAN S FADLY
09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang olive. Berat jenis berkisar antara 3.27
3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna. Augitit : warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar
antara 3.2 - 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus.
Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral
hornblende.
Hornblende : warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang
belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56° dan 124° yang sangat
membantu dalam cara mengenalnya.
Biotite : adalah mineral mika bentuknya pipih yang dengan mudah dapat
dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8
- 3.2.
3. Mineral non-ferromagnesium
Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda,
coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 3.1.
Feldspar : Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak .
Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap
lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya
didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada feldspar
adalah plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua,
albit dan anorthit. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit
mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.
Orthoklas : mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah
jambu. BD. 2.57.
Kuarsa : Kadang disebut silika. Adalah satu-satunya mineral pembentuk
batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul
dengan warna seperti asap atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-
kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa
yang demikian disebut amethyst, merah massip atau merah-muda, kuning hingga
coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur
lain yang tidak bersih.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4. Mineral Oksida
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya
lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat
kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom,
mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum
adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
5. Mineral Sulfida
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu
dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan
sphalerit (ZnS).
6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2−, dan disebut karbonat,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3
dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen.

2.4 klasifikasi Mineral Berdasarkan Berzelius

Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut Berzelius, dapat


digolongkan menjadi 8, yaitu Native Elements unsur-unsur murni adalah unsur-unsur
bebas, bukan merupakan unsur-unsur gabungan.
Digolongkan menjadi 3 kelompok :
1. Logam/Metal,
Mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Cooper (Cu),
Gold (Au), Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron (Ni-Fe), Mercury (Mg). Unsur-
unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya (yang umum
ditemui) berbentuk masif-dendritik, bidang belahan yang jelas jarang ditemui
merupakan penghantar listrik yang baik.
2. Semi Logam

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

3. Mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah Arsenic (As),


Antimony (Sb), Bismuth (Bi). Merupakan penghantar listrik yang kurang baik,
biasanya terdapat pada massa nodular. Non Logam, mineral-mineral yang
tergolong dalam kelompok ini adalah Sulfur (S), dan Carbon (C), Diamond (C),
Graphite (C). Tidak dapat menghantarkan arus listrik, berwarna transparant
(jernih dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai
nidang belahan kristal yang jelas.
4. Sulfides dan Sulfosalt
Sulfides adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur Sulfur (S)
bergabung/bersenyawa dengan unsur-unsur logam dan semi logam. Sulfosat
adalah adalah persenyawaan kimia dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur sulfur dan semi logam (seperti Antimony dan Arsenic). Sifat
dari sulfosalts mirip dengan sulfides.
5. Halides
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine).
Golongan Halides bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5),
mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung
rendah.
6. Oxiden dan Hydroxiden
Oxides tersusun oleh unsur-unsur yang bersenyawa dengan oksigen. Contoh
utama yang umum adalah Iron Oxide Hematite, dimana Iron bersenyawa dengan
Oksigen, dan Sifat dari golongan Oxides tidak tetap/dapat beruba-ubah. Sifat dari
golongan oxides tidak tetap/dapat beruba-ubah. Terbentuk atau ditemui pada
banyak lingkungan geologi dan pada tipe batuan yang bermacam-macam.
Hydroxiden adalah persenyawaan antara unsur-unsur logam dengan air dan
hydroksil (OH), dapat ditegaskan bahwa hydroxides dapat terbentuk melalui
reaksi kimia antara oksida dan air, sehingga biasanya mempunyai kekerasan
mineral yang rendah/lunak (2 - 2,5).
7. Carbonates, Nitrates, dan Borates
Carbonates Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam atau semilogam bersenyawa dengan Carbonate radical (CO3)-2. Contoh

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

mineralnya Nitratine (NaNO3). Terjadi pada daerah yang kering/gersang sebagai


endapan yang berkembang pada permukaan, berasosiasi dengan gypsum,
nitratine seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah. Sifat
golongan Nitrates/Nitratine mudah larut dalam air, bila diletakkan pada nyala api
dapat dengan mudah melebur, mempunyai bentuk kristal rhombohedral,
umumnya kebanyakan berbentuk massive atau granular.
Nitrates Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam atau semilogam bersenyawa dengan Nitrate radical (NO2)-1. Contoh
mineralnya Nitratine (NaNO3). Terjadi pada daerah yang kering/gersang sebagai
endapan yang berkembang pada permukaan, berasosiasi dengan Gypsum,
Nitratine seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah. Sifat
golongan Nitrates/Nitratine, mudah larut dalam air, bila diletakkan pada nyala
api dapat dengan mudah melebur, mempunyai bentuk kristal rhombohedral,
umumnya kebanyakan berbentuk massive atau granular.
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsure logam bersenyawa dengan
borate radical (BO3)-3. Terjadi/terdapat pada endapan-endapan evaporite dan
lapisan-lapisan mineral.
8. Sulfates, Chromates, Molybdates, dan Tungstates.
Sulfates Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur
logam bersenyawa dengan Sulfates radical (SO4)-2.. Gypsum adalah sulfates
yang paling banyak terdapar dalam golongan ini yang terjadi pada endapan-
endapan evaporite, sedangkan Barite khusus terjadi pada lapisan-lapisan
hidrotermal. Sifat dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang/muda
dan cenderung mempunyai Berat Jenis yang rendah/ringan. Contoh mineral-
mineral yang termasuk golongan Sulfates antara lain Gypsum (CaSO4.2H2O),
Celestine (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4).
Chromates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam bersenyawa
dengan Chromates radical (CrO4)-2. Golongan Chromates terdapat dalam
jumlah yang sedikit dan cenderung jarang ditemui, contoh mineralnya Crocoite
(PbCrO4) mempunyai warna yang cemerlang/terang, berwarna orange atau
orange kemerahan. Terbentuk pada zona oxidasi dari lapisan-lapisan dan
endapan-endapan yang mengandung Chromium dan Lead/Timah.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Molybdatesa dalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan


Molybdates radical (MoO4)-2. Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh,
berwarna cemerlang/hidup, misalnya mineral Wulfenite (PbMoO4). Sifat dari
golongan Molybdates : mudah melebur, dapat larut dalam asam hydrochloric,
bila dalam kondisi panas, berwarna cemerlang mulai dari orange, kuning atau
coklat keabu-abuan.
Tungstates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Tungstate radical (WO4)-2. Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh,
berwarna cemerlang. Contoh mineral-mineral dalam golongan Tungstates antara
lain Wolframite.
9. Phopates, Arsenates dan Vanadates
Phospates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Phospate radical (PO4)-8. Sifat dari golongan ini: berubah-ubah, tetapi
umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik,
kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Arsenates adalah persenyawaan kimia  antara unsur-unsur logam dengan
Arsenate radical (AsO4)-8. Golongan arsenates cenderung mempunyai Berat
Jenis antara 3 – 5, kecuali Mimetite yang mempunyai B.J. 7 – 7,3. Karena
mengandung Lead/Timah serta mempunyai kekerasan yang rendah (lunak antara
1,5 - 4,5).
Vanadates adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1. Sifat dari golongan ini : cenderung lunak,
rapuh, berwarna cemerlang seperti yang terlihat pada mineral Vanadinite
[Pb5(VO4)3Cl], merupakan mineral terbaik yang dikenal pada kelompok
Vanadates, dimana terbentuk kristal-kristal hexagonal merah – orange.
Mempunyai kekerasan berkisar antara 2 – 3,5.
10. Silicates
Silicates adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-
limpah keberadaannya, dalam hal ini silicat adalah unsur pokok penyusun batuan
beku dan batuan metamorf. Mineral-mineral silicates cenderung bersifat keras,
berwarna transparant (jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus
cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam semua

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

struktur silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk
pada tekanan yang ekstrim).

Dari strukturnya (sudut bangunnya) silicat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :


a. Nesosilicate
b. Sorosilicate
c. Cyclocilicate
d. Inosilicate
e. Phylosilicate
f. Tectosilicate

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Dalam melakukan pengujian mineral, pertama-tama kami mempersiapkan


alat dan bahan. Lalu kami mengamati mineral mulai dari warna segarnya dan
menentukannya. Kemudian kami menentukan warna lapuknya serta ceratnya. Dalam
menenukan ceratnya kami menggunakan porselen dengan cara direskan. Warna yang
timbul pada porselen itulah yang merupakan ceratnya.
Setelah itu, dilanjutkan kembali dengan menguji kekerasannya. Alat penguji
pertama, kami menggunakan kuku manusia, dimana tingkat kekerasannya sebesar
2,5. Apabila tidak terjadi goresan pada mineral dilanjutkan lagi dengan kawat
tembaga dengan tingkat kekerasan 3, kaca 5-5, kikir baja 6,5-7. Setelah
menggoreskan dan mengamati maka dpat ditentukan kekerasannya. Hasil dari
kekerasannya dapat digunakan untuk menentukan nama mineralnya. Pada penentuan
tenacitynya atau daya tahan mineral apabila diberikan tekanan dapat diketahui jika
mineral tersebut hancur atau tidak ini tergantung pada kekeran mineral tersebut.
Setelah itu kami kembali menenukan belahannya, apakah belahan tersebut sempurna
atau tidak sempurna. Kemudian, kami menentukan pecahannya. Setelah semua
prosedur dilakukan selanjutnya kami mencatatnya dilembar problem set. Prosedur ini
dilakukan disetiap bentuk mineralnya. Lalu kami juga menentukan jenis mineral
tersebut dengan melihat kilap pada mineral. Terkahir, kami mengambil gambar dari
setiap bentuk mineral.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Mineral 1

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180100
Warna Lapuk : Putih
Warna segar : Putih
Cerat : Putih
Sistem Kristal : Orthorombik
Kilap : Non Logam (Kaca)
Kekerasan : 6,5 -7 (Kikir Baja)
Belahan : Sempurna
Pecahan : Even
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,65
Rumus Kimia : SiO2
Nama Mineral : Kuarsa
Keterdapatan : Banyak didaerah Hypotermal
Asosiasi : Berasosiasi dengan talc,
Genesa : Terbentuk melalui proses Hypotermal
Pemanfaatan : Melapisi brang-barang yang terbuat dari baja
dan tembaga

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


4.1.2 Mineral 2

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Putih
Cerat : Putih
Kilap : Non Logam, Kilap Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasan : 2,5 kuku manusia
Berat Jenis : 4,8 Gr/Cm3
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : CaSO4.2H2O
Sistem Kristal : Monoklin
Nama mineral/ rumus kimia : Gipsum/ CaSO4
Keterdapatan : Endapan-endapan evavorite dari danau yang
kuning, sepanjang dengan laut.
Asosiasi : Berasosiasi dengan mineral sulfat lainnya
Genesa : Terbentuk dengan endapan air
Pemanfaatan : Sebagai bahan perekat

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.3 Mineral 3

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU, 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Merah Muda
Cerat : Putih
Sistem Kristal : Triogonal
Kilap : Non Logam (Damar)
Kekerasan : 5,5 – 6 (Kawat Tembaga)
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Even
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,71
Nama mineral/ rumus kimia : Feldspar
Keterdapatan : sebagian besar terbentuk di laut
Asosiasi : dengan kuarsa
Genesa : Terbentuk pada lingkungan batuan beku
Kegunaan : sebagai bahan kontruksi/kasar

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.4 Mineral 4

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Kuning
Warna Segar : Hijau
Sistem Kristal :
Kilap : Non Logam (Kaca)
Kekerasan : 5,5 – 6 (Kawat Tembaga)
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 3,3
Nama mineral/ rumus kimia : FLORIT/C4F2
Keterdapatan : Sebagai mineral dengiring
Asosiasi : Berasosiasi dengan kalsit
Genesa : Terbentuk melalui proses hidrtotermal
Kegunaan : sebagai perhiasan

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.5 Mineral 5

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Abu-abu
Warna Segar : Kuning
Cerat : Hitam
Kilap : Logam
Kekerasan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : uneven
Tenacity : Melleable
Berat Jenis : 4,2
Sistem Kristal : Tetragonal
Nama mineral/ rumus kimia : KALKOPIRIT/CuFeS2
Keterdapatan : Banyak bersama tembaga
Asosiasi : Berasosiasi dengan pyrit
Genesa : terbentuk di bawah epitermal.
Kegunaan : Sebagai bijian utama

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.6 Mineral 6

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna lapuk : Cokelat
Warna segar : Hitam
Cerat : Hitam
Kilap : Non Logam, Kilap Tanah
Kekerasan : 7 kikir baja
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Uneven
Tenacity : Britlle
Berat Jenis : 7,58
Sistem Kristal :
Nama mineral/ rumus kimia : MANGAN/ MnO2
Keterdapatan : dalam cebakan sedimen residu
Asosiasi : Berasosiasi dengan batu gemping
Genesa : berasal dari cebakan sedimen yang terpisah dan
aktivitas vulkanik
Pemanfaatan : Sebagai Industri baterai kimia

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.7 Mineral 7

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Putih
Sistem Kristal : Triogonal
Kilap : Non Logam (Damar)
Kekerasan :3
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : even
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,71
Nama mineral/ rumus kimia : KALSIT/CaCo3
Keterdapatan : sebagian besar terbentuk di laut
Asosiasi : dengan kuarsa
Genesa : Terbentuk pada lingkungan batuan beku
Kegunaan : sebagai bahan kontruksi/kasar

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.8 Mineral 8

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Hijau
Cerat : Putih
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Non Logam (kaca)
Kekerasan : 6,5-7
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : even
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 3,3
Nama mineral/ rumus kimia : GRANIERIT/Al3B2(Si4)3
Keterdapatan : Banyak di daerah hipotermal
Asosiasi : dengan talk,klorit
Genesa : Terbentuk melalui proses hipotermal
Kegunaan : melapisi barang-barang yang terbuat dari
baja

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.9 Mineral 9

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU, 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Kuning
Warna segar : Hitam
Cerat : Hitam
Kilap : Logam
Kekerasan : 6,5 – 7 (Kikir Baja)
Belahan : Tidak sempurna
Pecahan : Unevon
Tenacity : Meneablle
Berat Jenis : 4,5
Komposisi kimia : FeCr2O4
Nama mineral/ rumus kimia : KROMIT
Keterdapatan : Di dalam batuan beku ultra basa seperti peridptit
Asosiasi : Dengan kalsit, talk, olivin
Genesa : Berasal dari pembekuan magma

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.1.10 Mineral 10

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA : PENGENALAN MINERAL NAMA : FADLY
HARI/TGL : MINGGU, 06 OKTOBER 2019 STB : 09320180102
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : Abu-abu
Sistem Kristal : Isometrik
Kilap : Logam
Kekerasan : 6,5-7 (Kikir Baja)
Belahan : Tidak Sempurna
Pecahan : Uneven
Tenacity : Meneablle
Berat Jenis : 7,2
Nama mineral/ rumus kimia : GALENA/ PbS
Keterdapatan : Banyak di temukan dalam batuan beku
Asosisasi : splerite,kalkopirit,klasic
Genesa : terbentuk karena endapan Mesotermal.
Kegunaan : Biji produksi Timbal

ASISTEN PRAKTIKAN

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.2 Pembahasan

4.2.1 Mineral 1

Gambar 4 .1 Kuarsa
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan sifat fisik mineral kuarsa yaitu
memiliki warna segar putih dan warna lapuk coklat dengan kilap logam, kekerasan
5,5-6, tenacity brittle, berat jenis 2,65. keterdapatannya dalam cebakan sedimen
residu dan memiliki kegunaan sebagai industri baterai dan kimia dan berasosiasi
dengan batu gamping, memiliki genesa berasal dari cebakan sedimenter. .
Komposisi kimianya yaitu SiO2 dimana tergolong dalam kelompok mineral
silikat. Adapun sistem kimianya yaitu sistem Kristal hexagonal. Dilihat dari ciri
mineral diatas dapat diketahui bahwa mineral tersebut adalah mineral kuarsa.
Kuarsa merupakan mineral paling umum ditemukan dalam mineral gang dari
urat-urat hidrotermal. Proses pembentukan mineral ini yaitu melalui pembekuan
magma yang bersifat asam,setelah proses magmatisme dan memasuki fase
pegmatisme(bersifat granitic dan memiliki ukuran Kristal yang kasar) dan fase
pneumatolisis(perubahan batuan dan mineral dengan gas atau cairan magmatic dalam
gunung berapi) pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah(berkisar 200o-400o .
Mineral kuarsa dapat dijumpai pada batuan beku asam seperti
granit,granudiorit,tonalit,ryolit. Pada batuan sedimen klastik sebagai detrital material.
Pada batuan metamorf yaitu kuarzit granilit dan eklogit. Daerah persebarannya di
MUH. FATHURRAHMAN S FADLY
09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Indonesia dapat ditemukan di Banda Aceh,sungai asahan dan kisaran sumatera


selatan,Bengkulu,lampung,martapura,dan provinsi Kalimantan timur.
Kegunaan mineral kuarsa dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk alat
optik,batu asah(gerinda) dan kaca. Bila berbentuk pasir kuarsa digunakan untuk
sandpaper,dalam industry sebagai cat,bahan pengisi,industrial keramik(kaca dan
gelas),industri semen,elektronik dan arloji.
4.2.2 Mineral 2

Gambar 4.2 Gypsum

Berdasarkan hasil pengamatan, pada mineral yang diamati mineral tersebut


memiliki warna putih untuk warna segarnyanya,sedangkan warna lapuknya coklat
kekuningan. Ceratnya warna putih . Kilap atau cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan mineral yaitu kilap kaca. Belahannya sempurna. Pecahannya berupa
pecahan Even. Tingkat kekerasannya sebesar 2,5. Berat jenisnya 2,32 gr/cm 3 .
Tenacity atau daya tahan mineral terhadap pemukulan yaitu Brittle,yang berarti
mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Komposisinya yaitu CaSO 4,2H2O.
Sistem kristalnya berupa sistem kristal Monoklin. Dilihat dari ciri diatas dapat
diketahui bahwa mineral tersebut adalah mineral Gypsum.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.2.3 Mineral 3

Gambar 4.3 Feldspar

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan sifat fisik mineral feldsfar yaitu


berwarna merah daging dengan kilap non logam (kilap sutera), kekerasan 6 (skala
mosh), gores putih, belahan sempurna (concoidal), tenacity brittle, berat jenis 2,55-
2,63, , memiliki sistem kristal monoklin dan termasuk golongan mineral silika.
Feldsfar terbentuk dari proses kristalisasi magma, feldspar biasanya
berasosiasi dengan batuan granitis dan metamorfis, paling umum dijumpai pada
batuan beku korok pegmatis. Pegmatit yang mempunyai nilai komersial umumnya
mempunyai bentuk seperti lensa. Karena terbentuk langsung dari proses kristalisasi
magma, jenis feldspar ini disebut feldspar primer, berukuran kasar dan terdapat
berasosiasi dengan kuarsa.
Sebagai industri yang banyak mengkonsumsi feldspar, industri keramik
mensyaratkan beberapa hal untuk feldspar olahan agar bisa digunakan. Untuk
pembuatan glasir dengan bahan feldspar, tergantung kelasnya yang mengharuskan
memiliki kandungan oksida natrium dan besi dalam jumlah tertentu. Industri
kaca/gelas, gelas amber dan kaca lembaran mempunyai spesifikasi tertentu pula yang
harus dipenuhi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pasar.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Sebaran feldspar di Indonesia, sebaran batuan ini hampir terdapat di seluruh


negara Indonesia dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah
lain tergantung jenis endapan.
Cara penambangannya tergantung dimana bahan galian feldspar itu berada.
Bisa dengan cara penambangan terbuka (open pit mining) atau quarying operation,
dan dapat juga dengan penambangan dalam (underground mining).

4.2.4 Mineral 4

Gambar 4 .4 Flourit

Didapatkan sifat fisik mineral Florit yaitu memiliki warna segar hitam dan
memiliki warna lapuk coklat, kilapnya non logam (tanah) dan belahannya tidak
sempurna memiliki kekerasan 6,5 – 7 (baja). Memiliki siatem Kristal kubik,
keterdapatannya sebagai mineral pengiring dalam formasi hidrotermal akhir dari
granit berasosiasi dengan kalsit, kuarsa, pirit dan juga memiliki kegunaan sebagai
perhiasan, genesanya terbentuk melalui proses hidrotermal
Terbentuk pada urat Hydrotermal pada suhu sedang sampai suhu tinggi Pada
fase Hypotermal pada suhu 300-500 C. Terdapat pada pegmatit.berasosiasi dengan
barite,kuarsa, zinc, timbal, topas, tourmalin, cassiterit,dan apatit.kegunaannya

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

sebagai pembuatan asah Hydrofluoric,industri plastik dan Alat Optik, dan pada
Metalurgi pembuatan bauksit

4.2.5 Mineral 5

Gambar 4.5 Kalkopirit

Dalam melakukan pengujian terhadap mineral, kami pertama-tama


menentukan warna segar terhadap mineral, kemudian di tentukan lagi warna
lapuknya kemudian ditentukan lagi ceratnya dengan menggunakan porselen,
kemudian kami mengamati pecahannya dan dilanjutkan penentuan nama dari mineral
tersebut dengan menggunakan aturan tingkat kekerasan dari rendah hingga ke atas
lalu di berikan tekanan keras dan kita menentukan nama dari mineral tersebut.Nama
yang kami dapat dari mineral tersebut yaitu kalkopirit, Ganesa kalkopirit biasanya
terbentuk dari endapan air garam yang merupakan proses norasi, kalkopirit ini
berasosiasi dengan mineral sulfat dan juga memiliki Kegunaan sebagai biji utama
tembaga. Pirit biasanya ditemukan berasosiasi dengan sulfida atau oksida dalam urat
kuarsa, batuan sedimen, dan batuan metamorf, serta di lapisan batubara dan sebagai
mineral pengganti di dalam fosil, selain itu pirit juga telah diidentifikasi dalam
sklerite dari gastropoda berkaki sisik.[11] Meskipun dijuluki emas palsu, pirit kadang-
kadang ditemukan berasosiasi dengan sejumlah kecil emas. Emas dan arsenik

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

terbentuk sebagai pasangan pengganti di dalam struktur pirit. Di dalam deposit emas
tipe Carlin, pirit arsenian terkandung hingga seberat 0.37% dari emas.
Pirit digunakan untuk membuat marcasite perhiasan. Marcasite perhiasan,
yang terbuat dari ragam potongan pirit, sering diatur dalam perak, dikenal sejak
zaman kuno dan sangat populer di era Victoria.[21] Pada saat menjadi istilah umum
dalam pembuatan perhiasan, "marcasite" disebut semua besi sulfida seperti pirit, dan
tidak orthorhombic FeS2 mineral marcasite yang lebih ringan dalam warna, rapuh
dan kimia yang tidak stabil, dan dengan demikian tidak cocok untuk pembuatan
perhiasan. Marcasite perhiasan tidak benar-benar mengandung mineral marcasite.

4.2.6 Mineral 6

Gambar 4.6 Manganit


Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan sifat fisik mineral mangan yaitu
memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya warna Abu-abu, dengan kilap
logam, kekerasan 3,5, belahan baik, tenacity brittle, berat jenis 4,8 dan memiliki
komposisi kimia Mn dan juga, pemanfaatannya di butuhkan dalam industri baterai
dan berasosiasi dengan gamping. Memiliki genesa berasal dari cebakan sedimen
yang terpisah.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

4.2.7 Mineral 7

Gambar 4 .7 Kalsit

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan sifat fisik mineral kalsit yaitu


berwarna putih dengan kilap non logam (kilap kaca), kekerasan 6,5-7 (kirir baja),
gores putih, belahan sempurna (concoidal), tenacity brittle, berat jenis 2,65, ditolak
oleh magnet (diamagnetik), tidak dapat ditambus cahaya (opaque) dan memiliki
rumus kimia SiO2, sistem kristal hexagonal dan termasuk mineral golongan karbonat.
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling
stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus
kimia CaCO3. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di dalam batuan
sedimen, batuan metamorf, maupun batuan beku. Mineral kalsit merupakan mineral
utama pembentuk batu kapur (batugamping) ataupun batu marmer.
Kalsit dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, material abrasif, pupuk
pertanian, agregat untuk konstruksi bangunan, pigmen, farmasi, dan masih banyak
lagi kegunaan lainnya. Kalsit memiliki lebih banyak kegunaan dibandingkan
mineral-mineral lainnya.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Pada umumnya penambangan kalsit dilakukan secara sistem terbuka.


Pembuangan tanah penutup yang tipis, kemudian tahap selanjutnya adalah
penambangan batuan secara berjenjang dengan pengeboran dan peledakan atau
dengan menggunakan peralatan sederhana. Di Indonesia, penambangan kalsit
dilakukan secara tambang terbuka, karena endapannya berupa perbukitan dan dataran
dilingkungan pegunungan kapur. Ada juga penambangan kalsit didaerah gua-gua
kapur yang keberadaanya bersamaan dengan endapan posfat.

4.2.8 Mineral 8

Gambar 4.8 Garnierit

Berdasarkan hasil pengamatan, mineral yang diamati mempunyai warna segar


atau warna cerahnya hijau,warna lapuknya coklat,ceratnya berwarna putih. Kilap
atau kemampuan mineral memantulkan cahaya yaitu kilap non logam. Belahannya
tidak sempurna. Pecahan berupa uneven(pecahan yang memberi kesan permukaan
kasar tidak teratur). Tingkat kekerasannya 5-6. Berat jenisnya 2,54 gr/cm. Komposisi
kimianya yaitu (Ni,Mg)6Si4O10 (OH)8 . Adapun sistem kristalnya yaitu sistem Kristal
Orthorombik. Dilihat dari pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa mineral
tersebut adalah mineral Garnierit.
Garnierit terbentuk karena adanya pencampuran antara senyawa SiO4 dan
H,proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafic (peridotite,dunit,serpentinitit)

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

dimana batuan ini banyak mengandung mineral olivine,piroksen,magnesium silikat


dan besi silikat yang pada umumnya mengandung 0,30% Nikel. Batuan tersebut
sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritic. Umunya pembentukan endapan
nikel laterit terjadi pada daerah tropis atau subtropis .Garnerit digunakan untuk
melapisi barang-barang yang terbuat dari besi,baja,dan tembaga
4.2.9 Mineral 9

Gambar 4.9 Kromit

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan sifat fisik mineral kromit yaitu


memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya warna coklat, dengan kilap Non
logam, kekerasan 2,5 (kuku) belahan tidak sempurna, tenacity brittle, berat jenis 4,5
dan memiliki komposisi kimia FeCr2O4 dan juga memiliki keterdapatan dalam
batuan beku ultra basa seperti periodit, pemanfaatannya di butuhkan dalam industry
stainless dan berasosiasi dengan kalsit, talk, olivine. Memiliki genesa berasal dari
pembekuan magma.
Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer, yaitu tipe cebakan stratiform
dan podiform, atau sebagai endapan sekunder berupa pasir hitam dan tanah laterit
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, 2005).
Potensi kromit di Indonesia berupa endapan primer tipe podiform yaitu berbentuk
seperti lensa meskipun lebih banyak ditemukan berbentuk seperti pensil, terbentuk di

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

ofiolit yang merupakan lapisan litosfer yang telah tergeser ke continental plate.
Kromit tipe podiform kaya akan Cr (Krom) dan Al (Alumunium).
Kromit banyak dimanfaatkan untuk produksi ferokrom (FeCr: campuran besi
dan krom) sebagai “agen” anti-korosi dan pemberi kesan mengkilap untuk
pembuatan stainless steels, campuran baja, baja cor, dan besi cor. Konsentrat kromit
yang telah mengalami proses roasting akan menjadi sodium dikromat yang berguna
dalam pembuatan logam krom (Cr2O3), asam kromat, sulfat kromat, dan kromat,
serta untuk campuran baja, pembuatan logam, sebagai katalis dalam penyamakan
kulit, dan sebagai bahan dasar pembuatan pewarna atau cat. Selain itu, biji kromit
juga digunakan untuk pembuatan mortar, batu bata, dan cetakan untuk pengecoran

4.2.10 Mineral 10

Gambar 4.10 Galena

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan sifat fisik mineral Galena yaitu


memiliki warna segar abu-abu dengan warna lapuk coklat dan memiliki kilap logam
kekerasan nya 5,5-6 dan belahannya tidak sempurna, tenacity brittle, berat jenis 7,2
memiliki keterdapatan biji produksi timbal dan berasosiasi dengan kalsit,kalkopirit.
Genesanya terbentuk karena proses endapan mesotermal pada suhu 2000c.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Galena atau galenit merupakan mineral berwarna abu-abu kebiruan dengan


kilap logam yang tersusun atas senyawa Pbs. Kristalnya berbentuk kubus. Terdapat
sebagai himpunan dalam batu gamping, batu pasir, atau batuan sedimen lain. Galena
merupakan bijih timbal terpenting, juga merupakan sumber utama logam perak.
Apabila unsur sulfida dominan pada batuan galena, aroma sulfida akan terasa dilokasi batuan
tersebut. Mineral yang dapat ditemukan disekitar galena antara lain sphalerit, pirit dan
kalkopirit. Mineral galena ini banyak berguna dalam industri pengolahan besi dan baja,
terutama bila terdapat unsur tembaga (Cu) di dalamnya. Batuan galena Indonesia saat ini
kebanyakan diekspor untuk memenuhi kebutuhan industri di China.
Metode penambangan galena umumnya menggunakan peledakan atau
membuka singkapan dengan alat berat kemudian mengambil secara manual. Galena
juga merupakan salah satu mineral yang cukup berbahaya. Kandungan belerang
dalam galena membuat mineral ini sangat rapuh dan reaktif untuk pengobatan kimia.
Jika seseorang mengalami kontak dengan Galena dapat menghadapi risiko tinggi
keracunan dengan mineral dan debu yang mematikan. Jika diekstrak, konten dari
mineral ini akan berdampak pada lingkungan dan menimbulkan ancaman kesehatan.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Mineral adalah bahan anorgnik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan


komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur kristal
karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifatnya. Mineral adalah senyawa
anorganik terbentuk secara alamia padat, mempunyai komposisi struktur Kristal
tertentu. Mineral ialah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan mempunyai
atom-atom yang tersusun secara teratur.   Semua mineral mempunyai susunan
kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral
mempunyai sifat-sifat fisik tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka
setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya
dalam batas-batas tertentu. Mineral merupakan sebuah factor penting puadalam
kehidupan karena memiliki beberapa manfaat.
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang
mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari atom-
atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang lemah yang
dimiliki oleh suatu mineral.
Adapun sifat fisik mineral antara lain, bentuk kristal (perawakan), warna,
gores, kilap, belahan, kekerasan, densitas, dan keliatan. Adapaun kelompok mineral
berdasarkan tingkat kekerasan berdasarkan skala mohs yaitu, talk, gypsum, kalsit,
florit, apatite, feldspar, kuarsa, topaz, korundum,dan intan.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

Berdasarkan senyawa kimiawinya, minerasl dapat dikelompokkan menjadi


mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral
Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid,
Karbonat, Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur
SiO) yang umum dijumpai dalam batuan. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak
kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang.
Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2)
Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.
5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Saran saya untuk laboratorium adalah agar ala-alat peraga maupun alat
praktikum di perlengkap lagi agar kegiatan praktikum berjalan lancer.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Saran saya kepada asisten yaitu agar asisten selalu memberikan motivasi
kepada para praktikan agar tidak mudah menyerah dalam menjalani praktikum.

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN
MINERAL

DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan Dan Mineral. Bandung : Nova

Tim Asisten Laboratorium Batuan. 2019. Penuntun Praktikum Geologi Dasar 2019.
FTI UMI Makassar

https://fhm13fas.wordpress.com/2010/08/13/pengenalan-mineral/

http://geografi-geografi.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-fisik-mineral.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral

https://id.wikipedia.org/wiki/Pirit

MUH. FATHURRAHMAN S FADLY


09320170108 09320180240

Anda mungkin juga menyukai