.1 Geomorfologi Regional
relative sempit dan dibatasi oleh selat makasar.Daerah ini menyempit ke Utara dan
dibatasi oleh perbukitan dengan pola struktur yang rumit,kemudian di sebelah selatan
bumi baik secara fisik secara fisik maupun kimia (THORNBURY 1954) penyebab
1. Tenaga Eksogen
2. Tenaga Endogen
struktur dan vulkanisme akibat dari adanya tenaga endogen maka dapat terbentuk
dengan kenampakan yang berbeda satu sama lainnya sesuai dengan tenaga yang
mempengaruhi pembentukannya.
telah berlangsung dan akhirnya menghasilkan kenampakan bentang alam seperti yang
daerah Barru dapat dibagi berdasarkan pada struktur geologi dan batuan penyusunnya
serta proses geomorfologi yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi yang nampak
Penamaan satuan morfologi ini didasarkan atas struktur geologi yang lebih
sudut kemiringan lereng antara 5-20 %.Satuan morfologi ini umumnya membentuk
jalur gawir sesar turun,menempati daerah-daerah bagian utara daerah penelitian yang
gawirnya telah mengalami proses erosi lebih lanjut yang ditandai dengan adanya
sesar dapat pula terlihat pada kenempakan permukaan gawir yang memotong
Sungai yang mengalir pada daerah satuan morfologi ini adalah sungai watu
dengan beberaa anak sungai yang mengalir dari arah timur ke barat dengan tipe
genetic sungai Obsekuen.Satuan batuan yang menyusun satuan morfologi ini adalah
Breksi,Batugamping,dan Napal.
Proses erosi yang bekerja pada daerah ini relative besar karena sifat batuannya
yang kurang resisten dan adanya aktivitas penduduk setempat yang mengadakan
bentuk morfologi dan keadaan fisik batuan sebagai hasil dari aktivitas denudasi yang
terjadi dan dominant terdapat pada derah tersebutAktivitas denudasi berupa proses
timur laut B.Laposso (931 m).Penyebaran satuan morfologi ini meliputi beberapa
daerah pegunungan yang memenjang dari arah barat ke timur yaitu B.Matjekke
(431 m),B.dua (938 m) danm B.Musula (819 m).B.Matonrong (903 m).B.Pitu (342
m),dan Kalukku (407 m) dengan sudut kemiringan antara 10-70 % Terdapat bebrapa
sisa erosi dan pelapukan yang mengikis senagian pegunungan tersebut.Pada beberapa
tempat ditemukan adanya bukit-bukit kecil tumpul yang terbentuk akibat adanya
pengaruh erosi dan pelapukan dimana keadaan soil pada bagian puncak bukit sangat
tipis namun pada bagian lembah yang mempunyai soil yang tebal.
Sungai yang mengalir pada satuan morfologi ini adlah S.Birunga dengan
beberapa anak sungainya yang mempunyai pola aliran dentritik dengan tipe genetik
denudasi ini pada umumnya terdiri dari breksi vulkanik kecuali pada daerah B.dua
dan B.Matjekke batuan penyusunnya terdiri dari dari batuan beku andesit dan diorite
yang merupakan satuan intrusi bentuk sill.Satuan morfologi ini sebagian digunakan
Sungai yang mengalir didaerah ini adalah sungai watu yang terletak didaerah
barat laut dan mengalir dari arah timur ke barat dengan aliran tang tidak teratur
urunga dengan beberapa anak sungainya terdapat disebelah selatan dengan aliran
tegak lurus dengan sungai utama.Sungai umpung yang mengalir dari arah barat ke
timur dan sungai ule mengalir dari arah utara ke selatan.Sungai tersebut mengalir
dapatlah disimpulkan bahwa pola aliran sungainya adalah aliran rectangular dan
dentritik.
kuantitas airnya besar,pada musim hujan tetapi pada musim kemarau airnya kecil atau
kering.
F. Stadia Daerah
perbukitan dan pegunungan yang sebagian sudah tampak meruncing dan setempat-
Sebagian sungai nampak menempati dasar lembah dan relative lurus dengan
aliran yang tidak begitu deras,disamping itu pula dataran pedaratan belum begitu
meluas.
Berdasarkan pada kenampakan dari cirri-ciri bentang alam seperti yang telah
disebutkan maka dapatlah disimpulkan bahwa stadia daerah termasuk dalam stadia
2. Stratigrafi Regional
Daerah Barru disusun oleh beberapa satuan batuan dan tersebar pada jenis
bentang alam yang berbeda atau berfariasi dan telah mengalami gangguan struktur
dilpangan, jenis batuan, posisi stratigrafi dan hubungan tektonik antar batuan dapat
dikorelasikan secara vertical maupun lateral dan dapat dipetakan dalam skala
1 : 25.000.
dalam 5 (lima) satuan,mulai dari satuan batuan yang muda sampai yang ke tertua
2. Satuan breksi
3. Satuan napal
Pembahasan lebih lanjut dari setiap satuan batuan dari yang tertua ke yang
Penyebaran batuan ini tidak terlalau meluas yang menempati bagian sungai umpung
dengan arah umum perlapisan baratdaya-timur laut. Ciri litologi berwarna segar ungu
dan jika lapuk berwarna abu-abu dengan tekstur klastik halus berukuran lempung, dan
ketebalan perlapisan berukuran antara 1-10 cm. Ukuran butir lempung dan struktur
berlapis.
Lingkungan pengendapannya dari satuan serpih ini didasarkan ciri-ciri
litologi dimana dijmpai perlapisan tipis dengan ukuran butir lempung yang
batuan penyusunnya serta cirri-ciri litologi. Penyebaran satuan batupasir ini meliputi
bagian barat daerah Barru dengan arah umum perapisan berarah Utara-Selatan.
Umur satuan batuan ini diperkirakan antar Paleosen sampai Eosen Bawah,
hubungan stratigrafi dengan satuan batuan dibawahnya adaklah tidak selarasa dengan
Penamaan satuan batuan ini didasarakan pada dominasi dan pelemparan batuan
penyusunnya. Ciri litologi kompak dan keras serta bersifat karbonatan. Batruan ini
matriks berupa lempung. Berdasarkan hal tersebut diatas makasatuan batuan ini
Penyebaranm satuan ini meliputi sebelah barat alut dan sebagaian didaerah
Buludua, yang pada umumnya menempati daerah satuan morfologi perbukitana gawir
sesar Aleojang Buludua denga nsudut kemiringan lereng antara 10-20 %. Arah umum
perlapisan umum namun adapula yang terdapat dalam bentuk bongkahan. Tebal
lapisan antara 16-60 cm. berwarna putikh kekuning-kuningan dalam keadaan segar
dan lapuk berwarna abu-abu kehitaman. Klastik kasar dengan sortasi jelek dan
litologi dimana ada dijumpai perlapisan dengan tebal yang berbeda, disusun oleh
mineral mineral berbutier kasar dengan pemilahan jelek dan kehadiran mineral
glaukonit.
Penetuan umur dari satuan ini dari satuan ini didasarkan atas kandungan
fosil yang dijumpai antar Eosen Awal sampai Eosen Tengah. Hubungan stratigrafi
antar satuan breksi batugamping dengan satuan di bawahnya adalah selaras adan
menjemari denga nsatuan Batunapal yang tidak selaras dengan breksi vulkaik yang
D. Satuan Napal
Penyebaran satuan ini meliputi daerah Galungsalawe, Bale, dan Ampele dan
sebagian terdapat di daerah timur laut.Sebagian dar isatuan batuan ini menempati
daerah satuan morfologi perbukitan sesar,gawir aledjang buludua dan sebagian lagi
terdapat pada daerah yang daerahnya relative datar arah umum perlapisan batuan
anatar 25-50 cm. dalam keadaan segar, batuan ini berwarna putih keabuan dan lapuk
plantonik yaitu Globigerina boweci HOLL dan Glubegeris indeks FINLAY sedang
kandungan fosi lini ditentukan lingkungan pengendapanya yaitu pada inner neritik-
Umur satuan ini yaitu Eosen Tengah bagian bawah(POSTUMA 1970) yang
batuan yang ada disekitarnya yaitu ssatuan breksi batugamping menjemari dan
dengan satuan breksi vulkanik yang berada diatatasnya adalah tidak selaras. Satuan
aliran sungai kampong Litae, satuan ini menempati daerah satuan morfologi
perlapisan denag nkletebalan lapisan antara 35-100 cm. Fragmen batuan breksi
vulkainik berupa batuan beku yaitu Basalt, andesit, matriks tufa yang disemen oleh
silica denga nsortasi buruk. Ukuran fragmen yaitu antara 5-60 cm dan bentuk
menyudut tanggung.
Pada satuan ini tidak dijumpai adanya fosil mikro dan makro sehingga
satuan ini disebandingkan dengan batuan vulkanik camba yang barumur Miosen
Tengah sampai Miosen Akhir. Hubungan stratigrafi dengan batuan yang ada di
Satuan in terdiri dar idua anggota yaitu batuan diorite dan batuan andesit.
Batuan beku diorite penyebarannya meliputi daerah B. Matjekke dan sebagian kecil
terdapat disebelah selatan barat laut. Batuan ini menempati daerah satuan morfologi
pegunungan denudasi B.masula, B.pitu, dalam keadaa segar batua ini berwarna abu-
terdahulu (RA SUKAMTO 1982) yaitu berumur Miosen. Kenampakan batuan ini
andesit ini adalah Miosen berdasarkan hasil radiometri K/Ar terhadap mineral
Hornblende.
3. Struktur Regional
1. Struktur lipatan
2. Struktur sesar
a. Struktur lipatan
Struktur lipatan adalah suatu bentuk deformasi pada batuan sediment,batuan
Struktur sesar waruwue sebagian besar terletak dibagian memanjang dari arah
kyan relative melengkung dan merupakan suat usinklin asimetris. Satuan batuan yang
menglami perlipatan adalah satuan batu breksi vulkanik yang diperkirakan ikut pula
terlipat adalah satuan napal dan satuan breksi batugamping. Umur dari batuantersebut
adal;ah Eosen Awal – Miosen Akhir ingga diperkirakan bahwa struktur sinklin
b. Struktur sesar
Sesar merupakan suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sejajar denga nbidang patahan (Sukendar Asikin 1979). Struktur sesar yang dijumpai
Sesar normal terletak disebelah utara dengan panjang sesar sekitar 250 m. sesar
ini memanjang dari arah barat ke timur melalui dusun Bale,Galunsawae dan Buludua
diptong oleh sesar geser Buludua. Bentuk sesar normal Bale ini relative melengkung
dimana blok bagian selatan ralatif bergerak turun terhadap blok bagian utara satuan
batuan yang tersesarkan terdiri dari satuan napal dan breksi batugamping
Berdasarkan pada umur batuan termuda yang dilalui satuan napal dengan umur
Eosen Tengah maka diperkirakan sesar normal Bale terbentu ksetelah Eosen Tengah.
Sesar geser Aledjang terdapat adi sebelah barat laut dan merupakan sesar
geser yang bersifat dexiral. Sesar geser ini mempunyai arah pergeseran relative ke
timur laut-baratdaya denga npanjang pergeseran sekitar 200 m. sesar geser ini
dicirikan oleh zona-zona hancuran batuan pada satuan napal yang ditemukan pad
Berdasarkan pada umur batuan yang termuda yan gdilalui maka diperkirakan
Sesar geser Buludua terdapat disebelah baratlaut dan merupakan sesar geser
bersifat adextral. Sesar geser ini arah pergeseranya relative berarah baratlaut, tenggara
dengan panjang pergeseran sekitar 2 km. satuan batuan yang dilaluinya terdiri atas
napal dan satuan breksi gampingan akibat adanya sesar ini banyak ditemukan mata air
Berdasarkan pada batuan termuda yang dilauinya yaitu satuan breksi vulkanik